Upload
iramayaulfah
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dahcbgvaibva
Citation preview
PENDAHULUAN
Peradangan apendiks merupakan kausal laparotomi tersering
pada orang dewasa. Insidens apendisitis di Negara maju lebih tinggi
daripada di Negara berkembang, namun dalam tiga dasawarsa terakhir
menurun secara bermakna. Kejadian ini diduga disebabkan oleh
meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam sehari-hari.
Insidens pada laki-laki dan perempuan pada umumnya
seimbang, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens laki-laki lebih
tinggi. Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, insidens
tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-30 tahun.
Keterlambatan diagnosis, merupakan factor yang berperan
dalam terjadinya perforasi apendiks. Dialporkan insidens perforasi 60%
pada penderita diatas usia 60 tahun.
Factor yang mempengaruhi tingginya insidens perforasi apendiks
ialah pada orang tua dikarenakan disertai dengan gejala yang samara,
keterlambatan berobat, adanya perubahan anatomi apendiks berupa
penyempitan lumen. 1,2
1
DEFINISI
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini
dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi
lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10-30 tahun.1,2,3
ETIOLOGI
Berbagai hal yang berperan sebagai factor pencetusnya
terjadinya apendisitis ialah Sumbatan lumen apendiks merupakan
factor tersering sebagai factor pencetus dari apendisitis dan disamping
factor hyperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing
arcaris yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pada apendiks.
Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis
adalah ialah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.
histolitika. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan
makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap
timbulnya apendisitis. Dimana bila terjadi konstipasi sehingga
meningkatkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan
fungsional apendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora
kolon biasa.1,2,3,4,5,6
Anatomi Dan Fisiologi
2
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-
kira 10 cm, dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian
proksimal dan melebar di bagian distal. Pada 65% kasus, apendiks
terletak intraperitoneal. Pada kasus selebihnya apendiks terletak
retroperitoneal, yaitu dibelakang sekum, dibelakang kolon asendens.
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir tersebut
secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir
ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya
berperan pada patogenesis apendisitis.1,2,5,6
PATOGENESIS
Apendiks vermiformis merupakan sisa apeks sekum yang pada
manusia fungsinya tidak diketahui. Apendiks merupakan tabung
panjang, sempit. Pada apendiks ini terdapat arteri apendikularis yang
merupakan end-artery.
3
Apendisitis merupakan suatu peradangan yang mengenai semua
lapisan dinding organ apendiks. Tanda patogenetik primer diduga
karena obstruksi lumen, biasanya oleh fekolit ( feses keras ).
Penyumbatan dan pengeluaran secret mucus memngakibatkan
pembengkakan, infeksi dan ulserasi. Peningkatakan tekanan
intraluminal dapat menyebabkan oklusi end-artery apendikularis. Bila
keadaan ini dibiarkan berlangsung lama, biasanya mengakibatkan
nekrosis, gangrene, dan perforasi.
Dalam penelitian terakhir telah ditemukan bahwa ulserasi
mukosa merupakan langkah awal terjadinya apendisitis. Pada separuh
kasus apendisitis, lebih sering diakibatkan oleh sumbatan lumen.3,5
PATOLOGI
Patologi yang didapat pada apendisitis dapat mulai dari mukosa
dan kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam
waktu 24-45 jam pertama. Usaha pertahanan tubuh adalah dengan
membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan
omentum, usus halus sehingga terbentuk massa periapendikuler yang
dikenal dengan infiltrate apendiks.
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna
tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan
perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat
menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah.2
4
GEJALA KLINIS
Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri,
spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda
peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, demam, malaise, dan
leukositosis semakin jelas.
Perforasi apendiks disertai gejala peritonitis berupa; demam
yang tinggi, nyeri makin hebat serta meliputi seluruh perut dan perut
menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuker
diseluruh lapangan perut, peristaltic usus menurun sampai menghilang
karena ileus paralitik.
Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan
adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain
sebagai penunjang berupa; tirah baring dalam posisi fowler medium.
Pemasangan NGT, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang,
pemberian antibiotika berspektrum luas.1,2,3,4,5,6
Diagnosis Dan Pemeriksaan
Diagnosis apendisitis biasanya berdasarkan gejala klinis dan
hasil dari pemeriksaan. Pada gejala apendisitis akut dijumpai demam
yang ringan , dengan suhu 37,5°C - 38,5°C. bila suhu lebih tinggi,
mungkin sudah terjadi perforasi.
5
Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada region iliaka
kanan, biasanya disertai nyeri lepas. Defans muskuler menunjukkan
adanya rangsangan peritoneal. Nyeri tekan perut kanan bawah
merupakan kunci dari diagnosis apendisitis. Pada penekanan perut kiri
bawah akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang disebut tanda
Rovsing.
Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi
bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada apendisitis pelvika.
Foto barium kurang dapat dipercaya. Ultrasonografi bisa
meningkatkan akurasi diagnosis.1,2,5,6
FIGURE 1A. FIGURE 2A.
Figure 1A. Tes Psoas. Ketika fokus yang meradang terletak berdekatan dengan
muskulus psoas, untuk mengurangi rasa sakit, penderita sering memfleksikan pahanya.
Tingkatan spasme psoas yang lebih ringan dipastikan dengan cara berikut. Ketika
penderita berbaring pada sisi kiri, lakukan hiperekstensi persendian panggul kanan. Jika
otot psoas teriritasi, manuver ini akan menimbulkan nyeri.
6
Figure. 2A. Tes Obturator. Fleksikan paha kanan, lalu rotasikan persendian panggul ke
arah dalam. Ini akan meregangkan otot obturatorius internus. Apendiks yang meradang
yang bersinggung dan melekat pada otot ini akan teriritasi akibat gerakan ini ; nyeri akan
dirasakan di daerah hipogastrium
PENATALAKSANAAN
Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan
adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain
sebagai penunjang berupa; tirah baring dalam posisi fowler medium.
Pemasangan NGT, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang,
pemberian antibiotika berspektrum luas.
Perlu dilakukan laparatomi dengan insisi yang panjang, supaya
dapat dilakukan pencucian rongga peritoneum dari pus maupun
pengeluaran fibrin secara adekuat dan dapat pula dilakukan
pembersihan kantong nanah secara baik.1,2,3,4,5,6
7
DAFTAR RUJUKAN
1. Staf Pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 1995; 109-111
2. R. Sjamsuhidajat Dan Win De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Penerbit EGC. 1997.866-872
3. Sylvia A.Price. Lorraine. M.wilson. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit EGC.1995.401-402
4. Arief M. Suprahaita. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit media
Aeskulapius. 2000.307-310
5. Usus Buntu Sering Timbulkan Keluhan. Available From.
URL://www.solusi sehat. Net
6. Acute Appendicitis. Available From. URL://www.American
academi and family Physician.
STATUS ORANG SAKIT
8
ANAMNESA PRIBADI OS
Nama : Maria
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Lubuk Pakam
ANAMNESA MENGENAI PENYAKIT O.S
Keluhan Utama : Nyeri pada perut kanan bawah
Telaah : - Hal ini dialami OS sejak ±2 minggu yang lalu, nyeri
bertambah bila OS melakukan aktivitas
- Demam ( + ) dialami OS 10 hari sebelum masuk rumah
sakit
- OS merasakan perut tegang hal ini dialami OS sejak
1 minggu ini
- Mual (+) muntah (-) dialami OS sejak 1 minggu ini
- BAK dan BAB (+), Normal
RPT : Tidak jelas
RPO : Obat Maag
PEMERIKSAAN FISIK
1. STATUS PRESENT
Sensorium : Composmentis Anemis : (-)
Tek darah : 130/90 mmhg Dispnoe : (-)
Frek nadi : 88 x/i, t/v cukup Ikterik : (-)
Frek nafas : 24 x/i Edema : (-)
Temperature : 38,2°C Cyanosis : (-)
9
2. STATUS LOKALISATA
a. KEPALA :
Mata : Dalam batas normal
Wajah : Oedema (-)
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), secret (-)
Mulut : Dalam batas Normal
b. LEHER : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-),
c. TORAK :
Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi (-)
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler
Suara tambahan (-)
Jantung : HR : 88 x/I, reg, desah
Paru : RR : 24 x/1, reg, ronchi (-)
d. ABDOMEN :
Inspeksi : simetris,
Palpasi : Nyeri tekan pada kanan bawah abdomen,
perut distensi (+)
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik usus ( lemah )
e. EKTREMITAS :
Superior : Pols : 88x/I, reg, T/V cukup
Inferior kanan : Oedem (-)
f. GENETALIA : Perempuan, tidak ada kelainan
10
Pemeriksaan laboratorium
Darah : - Hb : 11,8 gr%
- Leukosit : 17.500 /mm3
- LED : 30 / 1 jam
- Trombosit : 175.000/mm3
- Hitung jenis : 4/1/1/72/25/2
- KGD ad random : 155 mg%
RESUME
Seorang pasien bernama maria umur 20 tahun datang ke RSUD
Deli Serdang dengan keluhan utama : : Nyeri pada perut kanan bawah,
Hal ini dialami OS sejak ±2 minggu yang lalu, nyeri bertambah bila OS
melakukan aktivitas. Demam ( + ) dialami OS 10 hari sebelum masuk
rumah sakit. Perut OS terasa tegang hal ini dialami OS sejak 1 minggu
ini. Mual (+) muntah (-) dialami OS sejak 1 minggu ini
STATUS LOKALISATA
ABDOMEN :
Inspeksi : simetris,
Palpasi : Nyeri tekan pada kanan bawah abdomen,
perut distensi (+)
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik usus ( lemah )
Pemeriksaan laboratorium
Darah : - Hb : 11,8 gr%
- Leukosit : 17.500 /mm3
- LED : 30 / 1 jam
- Trombosit : 175.000/mm3
11
DIAGNOSA KERJA
1. Apendisitis kronis
2. Peritonitis ec apendisitis perforasi
PENATALAKSANAAN
• Bed rest
• IVFD RL 20 gtt/i
• Amoxicillin 3 x 1 500mg
• Asam mefenamat 2x1 500mg
USUl :
1. Pemeriksaan foto polos abdomen
2. Laparatomi
12