15
PENDAHULUAN Peradangan apendiks merupakan kausal laparotomi tersering pada orang dewasa. Insidens apendisitis di Negara maju lebih tinggi daripada di Negara berkembang, namun dalam tiga dasawarsa terakhir menurun secara bermakna. Kejadian ini diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam sehari-hari. Insidens pada laki-laki dan perempuan pada umumnya seimbang, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens laki-laki lebih tinggi. Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, insidens tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-30 tahun. Keterlambatan diagnosis, merupakan factor yang berperan dalam terjadinya perforasi apendiks. Dialporkan insidens perforasi 60% pada penderita diatas usia 60 tahun. 1

Apendisitis perforasi ira

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dahcbgvaibva

Citation preview

Page 1: Apendisitis perforasi ira

PENDAHULUAN

Peradangan apendiks merupakan kausal laparotomi tersering

pada orang dewasa. Insidens apendisitis di Negara maju lebih tinggi

daripada di Negara berkembang, namun dalam tiga dasawarsa terakhir

menurun secara bermakna. Kejadian ini diduga disebabkan oleh

meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam sehari-hari.

Insidens pada laki-laki dan perempuan pada umumnya

seimbang, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens laki-laki lebih

tinggi. Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, insidens

tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-30 tahun.

Keterlambatan diagnosis, merupakan factor yang berperan

dalam terjadinya perforasi apendiks. Dialporkan insidens perforasi 60%

pada penderita diatas usia 60 tahun.

Factor yang mempengaruhi tingginya insidens perforasi apendiks

ialah pada orang tua dikarenakan disertai dengan gejala yang samara,

keterlambatan berobat, adanya perubahan anatomi apendiks berupa

penyempitan lumen. 1,2

1

Page 2: Apendisitis perforasi ira

DEFINISI

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan

merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini

dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi

lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10-30 tahun.1,2,3

ETIOLOGI

Berbagai hal yang berperan sebagai factor pencetusnya

terjadinya apendisitis ialah Sumbatan lumen apendiks merupakan

factor tersering sebagai factor pencetus dari apendisitis dan disamping

factor hyperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing

arcaris yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pada apendiks.

Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis

adalah ialah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.

histolitika. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan

makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap

timbulnya apendisitis. Dimana bila terjadi konstipasi sehingga

meningkatkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan

fungsional apendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora

kolon biasa.1,2,3,4,5,6

Anatomi Dan Fisiologi

2

Page 3: Apendisitis perforasi ira

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-

kira 10 cm, dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian

proksimal dan melebar di bagian distal. Pada 65% kasus, apendiks

terletak intraperitoneal. Pada kasus selebihnya apendiks terletak

retroperitoneal, yaitu dibelakang sekum, dibelakang kolon asendens.

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir tersebut

secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya

berperan pada patogenesis apendisitis.1,2,5,6

PATOGENESIS

Apendiks vermiformis merupakan sisa apeks sekum yang pada

manusia fungsinya tidak diketahui. Apendiks merupakan tabung

panjang, sempit. Pada apendiks ini terdapat arteri apendikularis yang

merupakan end-artery.

3

Page 4: Apendisitis perforasi ira

Apendisitis merupakan suatu peradangan yang mengenai semua

lapisan dinding organ apendiks. Tanda patogenetik primer diduga

karena obstruksi lumen, biasanya oleh fekolit ( feses keras ).

Penyumbatan dan pengeluaran secret mucus memngakibatkan

pembengkakan, infeksi dan ulserasi. Peningkatakan tekanan

intraluminal dapat menyebabkan oklusi end-artery apendikularis. Bila

keadaan ini dibiarkan berlangsung lama, biasanya mengakibatkan

nekrosis, gangrene, dan perforasi.

Dalam penelitian terakhir telah ditemukan bahwa ulserasi

mukosa merupakan langkah awal terjadinya apendisitis. Pada separuh

kasus apendisitis, lebih sering diakibatkan oleh sumbatan lumen.3,5

PATOLOGI

Patologi yang didapat pada apendisitis dapat mulai dari mukosa

dan kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam

waktu 24-45 jam pertama. Usaha pertahanan tubuh adalah dengan

membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan

omentum, usus halus sehingga terbentuk massa periapendikuler yang

dikenal dengan infiltrate apendiks.

Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna

tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan

perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat

menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah.2

4

Page 5: Apendisitis perforasi ira

GEJALA KLINIS

Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri,

spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda

peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, demam, malaise, dan

leukositosis semakin jelas.

Perforasi apendiks disertai gejala peritonitis berupa; demam

yang tinggi, nyeri makin hebat serta meliputi seluruh perut dan perut

menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuker

diseluruh lapangan perut, peristaltic usus menurun sampai menghilang

karena ileus paralitik.

Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan

adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain

sebagai penunjang berupa; tirah baring dalam posisi fowler medium.

Pemasangan NGT, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang,

pemberian antibiotika berspektrum luas.1,2,3,4,5,6

Diagnosis Dan Pemeriksaan

Diagnosis apendisitis biasanya berdasarkan gejala klinis dan

hasil dari pemeriksaan. Pada gejala apendisitis akut dijumpai demam

yang ringan , dengan suhu 37,5°C - 38,5°C. bila suhu lebih tinggi,

mungkin sudah terjadi perforasi.

5

Page 6: Apendisitis perforasi ira

Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada region iliaka

kanan, biasanya disertai nyeri lepas. Defans muskuler menunjukkan

adanya rangsangan peritoneal. Nyeri tekan perut kanan bawah

merupakan kunci dari diagnosis apendisitis. Pada penekanan perut kiri

bawah akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang disebut tanda

Rovsing.

Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi

bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada apendisitis pelvika.

Foto barium kurang dapat dipercaya. Ultrasonografi bisa

meningkatkan akurasi diagnosis.1,2,5,6

FIGURE 1A. FIGURE 2A.

Figure 1A. Tes Psoas. Ketika fokus yang meradang terletak berdekatan dengan

muskulus psoas, untuk mengurangi rasa sakit, penderita sering memfleksikan pahanya.

Tingkatan spasme psoas yang lebih ringan dipastikan dengan cara berikut. Ketika

penderita berbaring pada sisi kiri, lakukan hiperekstensi persendian panggul kanan. Jika

otot psoas teriritasi, manuver ini akan menimbulkan nyeri.

6

Page 7: Apendisitis perforasi ira

Figure. 2A. Tes Obturator. Fleksikan paha kanan, lalu rotasikan persendian panggul ke

arah dalam. Ini akan meregangkan otot obturatorius internus. Apendiks yang meradang

yang bersinggung dan melekat pada otot ini akan teriritasi akibat gerakan ini ; nyeri akan

dirasakan di daerah hipogastrium

PENATALAKSANAAN

Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan

adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain

sebagai penunjang berupa; tirah baring dalam posisi fowler medium.

Pemasangan NGT, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang,

pemberian antibiotika berspektrum luas.

Perlu dilakukan laparatomi dengan insisi yang panjang, supaya

dapat dilakukan pencucian rongga peritoneum dari pus maupun

pengeluaran fibrin secara adekuat dan dapat pula dilakukan

pembersihan kantong nanah secara baik.1,2,3,4,5,6

7

Page 8: Apendisitis perforasi ira

DAFTAR RUJUKAN

1. Staf Pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 1995; 109-111

2. R. Sjamsuhidajat Dan Win De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.

Penerbit EGC. 1997.866-872

3. Sylvia A.Price. Lorraine. M.wilson. Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Penerbit EGC.1995.401-402

4. Arief M. Suprahaita. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit media

Aeskulapius. 2000.307-310

5. Usus Buntu Sering Timbulkan Keluhan. Available From.

URL://www.solusi sehat. Net

6. Acute Appendicitis. Available From. URL://www.American

academi and family Physician.

STATUS ORANG SAKIT

8

Page 9: Apendisitis perforasi ira

ANAMNESA PRIBADI OS

Nama : Maria

Umur : 20 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Lubuk Pakam

ANAMNESA MENGENAI PENYAKIT O.S

Keluhan Utama : Nyeri pada perut kanan bawah

Telaah : - Hal ini dialami OS sejak ±2 minggu yang lalu, nyeri

bertambah bila OS melakukan aktivitas

- Demam ( + ) dialami OS 10 hari sebelum masuk rumah

sakit

- OS merasakan perut tegang hal ini dialami OS sejak

1 minggu ini

- Mual (+) muntah (-) dialami OS sejak 1 minggu ini

- BAK dan BAB (+), Normal

RPT : Tidak jelas

RPO : Obat Maag

PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS PRESENT

Sensorium : Composmentis Anemis : (-)

Tek darah : 130/90 mmhg Dispnoe : (-)

Frek nadi : 88 x/i, t/v cukup Ikterik : (-)

Frek nafas : 24 x/i Edema : (-)

Temperature : 38,2°C Cyanosis : (-)

9

Page 10: Apendisitis perforasi ira

2. STATUS LOKALISATA

a. KEPALA :

Mata : Dalam batas normal

Wajah : Oedema (-)

Telinga : Dalam batas normal

Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), secret (-)

Mulut : Dalam batas Normal

b. LEHER : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-),

c. TORAK :

Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi (-)

Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler

Suara tambahan (-)

Jantung : HR : 88 x/I, reg, desah

Paru : RR : 24 x/1, reg, ronchi (-)

d. ABDOMEN :

Inspeksi : simetris,

Palpasi : Nyeri tekan pada kanan bawah abdomen,

perut distensi (+)

Perkusi : Timpani (+)

Auskultasi : Peristaltik usus ( lemah )

e. EKTREMITAS :

Superior : Pols : 88x/I, reg, T/V cukup

Inferior kanan : Oedem (-)

f. GENETALIA : Perempuan, tidak ada kelainan

10

Page 11: Apendisitis perforasi ira

Pemeriksaan laboratorium

Darah : - Hb : 11,8 gr%

- Leukosit : 17.500 /mm3

- LED : 30 / 1 jam

- Trombosit : 175.000/mm3

- Hitung jenis : 4/1/1/72/25/2

- KGD ad random : 155 mg%

RESUME

Seorang pasien bernama maria umur 20 tahun datang ke RSUD

Deli Serdang dengan keluhan utama : : Nyeri pada perut kanan bawah,

Hal ini dialami OS sejak ±2 minggu yang lalu, nyeri bertambah bila OS

melakukan aktivitas. Demam ( + ) dialami OS 10 hari sebelum masuk

rumah sakit. Perut OS terasa tegang hal ini dialami OS sejak 1 minggu

ini. Mual (+) muntah (-) dialami OS sejak 1 minggu ini

STATUS LOKALISATA

ABDOMEN :

Inspeksi : simetris,

Palpasi : Nyeri tekan pada kanan bawah abdomen,

perut distensi (+)

Perkusi : Timpani (+)

Auskultasi : Peristaltik usus ( lemah )

Pemeriksaan laboratorium

Darah : - Hb : 11,8 gr%

- Leukosit : 17.500 /mm3

- LED : 30 / 1 jam

- Trombosit : 175.000/mm3

11

Page 12: Apendisitis perforasi ira

DIAGNOSA KERJA

1. Apendisitis kronis

2. Peritonitis ec apendisitis perforasi

PENATALAKSANAAN

• Bed rest

• IVFD RL 20 gtt/i

• Amoxicillin 3 x 1 500mg

• Asam mefenamat 2x1 500mg

USUl :

1. Pemeriksaan foto polos abdomen

2. Laparatomi

12