10
1. Apa hubungan anak umur 7 th dengan keluhan utama yang diderita? 2. Bagaimana patofisiologi diplopia? Jawab: Mekanisme Diplopia Dua mekanisme utama diplopia adalah misalignment okuler dan aberasiokuler (misal defek kornea, iris, lensa, atau retina). Kunci paling penting untukmengidentifikasi mekanisme diplopia adalah d engan menentukan termasukdiplopia monokuler atau diplopia binokuler. Misalignment okuler pada pasiendengan penglihatan binokuler yang normal akan menimbulkan diplopiabinokuler. Misalignment okuler menyebabkan terganggunya kapasitas fusionalsistem binokuler. Koordinasi neuromuskuler yang normal tidak dapat menjagakorespondensi visual objek pada retina kedua mata. Dengan kata lain, sebuahobjek yang sedang dilihat tidak jatuh pada fovea kedua retina, maka objek akantampak pada dua tempat spasial berbeda dan diplopia pun terjadi. Pada hampir semua keadaan, diplopia monokuler disebabkan oleh aberasilokal pada kornea, iris, lensa, atau yang jarang yaitu retina. Diplopia monokuler tidak pernah disebabkan oleh misalignment okuler. Mekanisme diplopia yang ketiga dan jarang terjadi adalah disfungsi korteksvisual primer atau sekunder. Disfungsi ini akan menimbulkan diplopiamonokuler bilateral dan harus dipertimbangkan saat tidak ditemukan aberasiokuler pada pasien.

Anmal Li Blok 19 Ske A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis masalah dari blok 19 smester 4

Citation preview

1. Apa hubungan anak umur 7 th dengan keluhan utama yang diderita?2. Bagaimana patofisiologi diplopia? Jawab: Mekanisme DiplopiaDua mekanisme utama diplopia adalah misalignment okuler dan aberasiokuler(misaldefek kornea,iris, lensa, atauretina).Kunci paling pentinguntukmengidentifikasimekanismediplopiaadalahdenganmenentukantermasukdiplopia monokuler atau diplopia binokuler. Misalignment okuler pada pasiendengan penglihatan binokuler yang normal akan menimbulkan diplopiabinokuler. Misalignment okuler menyebabkan terganggunya kapasitas fusionalsistem binokuler. Koordinasi neuromuskuler yang normal tidak dapat menjagakorespondensi visual objek pada retina kedua mata. Dengan kata lain, sebuahobjek yang sedang dilihat tidak jatuhpada fovea kedua retina, maka objek akantampak pada dua tempat spasial berbeda dan diplopia pun terjadi.Pada hampir semua keadaan, diplopia monokuler disebabkan oleh aberasilokal pada kornea, iris, lensa, atau yang jarang yaitu retina. Diplopia monokulertidak pernah disebabkan oleh misalignment okuler.Mekanisme diplopia yang ketiga dan jarang terjadi adalah disfungsi korteksvisual primer atau sekunder. Disfungsi ini akan menimbulkan diplopiamonokuler bilateral dan harus dipertimbangkan saat tidak ditemukan aberasiokuler pada pasien.Terakhir,diplopiayang terjaditanpa penyebabpatologis, biasadisebutdiplopia fungsional/ fisiologis. Pasien dengan diplopia fungsional juga seringmengeluhkan berbagai gejala somatik atau neurologis.Pembagian Diplopia1.DiplopiaMonokulerDiplopiamonokuleradalahpenglihatangandayangtimbulpadamata yang sakitsaat mata yanglain ditutup. Diplopia monokulermerupakan keluhan yang dapat diberikan oleh penderita dan sebaiknyadiperhatikanadalahadanyakelainanrefraksi.Bilaterjadigangguanpembiasan sinar pada mata, maka berkas sinar tidak homogen sampaidi makula yang akanmenyebabkan keluhan ini. Aberasi optik dapat terjadi pada kornea yang ireguler akibatmengkerutnya jaringan kornea atau permukaan kornea yang tidak teratur.Halinijugaterjadipadapemakaianlensakontaklamaatautekanan kalazion. Diplopia monokuler sering dikeluhkan oleh penderitakatarak dini. Hal ini juga akibat berkas sinar tidak difokuskan dalam satuper satu. Kadang-kadang iridektomi sektoral juga memberikan keluhan diplopia.

Kelainan di luar bola mata yang dapat menyebabkan diplopiamonokuler adalah bila melihat melalui tepi kaca mata, koreksiastigmatisme tinggi yang tidak sempurna, sedang kelainan optik di dalam mata yang memberikan keluhan diplopia monokuler adalah miopia tinggi, astimati reguler,dislokasilensa,udaraataubendatransparandalam mata, spasme ireguler dari badan silier dan megalokornea, makulopatia, ablasi retina, iridodialis, ireguler tear film, dan katarak

Diplopiabinokuleradalahpenglihatangandaterjadibilamelihatdengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup. Padaesotropia atau satu mata bergulir ke dalam maka bayangan di retinaterletak sebelah nasal makula dan benda seakan-akan terletak sebelahlateral mata tersebut sehingga pada esotropia atau strabismuskonvergen didapatkan diplopia tidak bersilang (uncrossed) atauhomonimus. Sedang pada eksotropia atau strabismus divergensebaliknya diplopia bersilang (crossed) atau heteronimus.Penyebab diplopia binokuler dapat terjadi karena miastenia gravis,parese atau paralisis otot penggerak mata ekstraokuler. Saraf kranial III yang mengenai satu otot kemungkinan adalah lesi nuklear.

3. Apa dampak menonton TV terlalu dekat pada anak-anak?Televisi memancarkan sinar biru yang berbahaya bagi anak. Sinar biru menyebabkan degenerasi (kerusakan) retina. Ada dua hal yang mempengaruhi jumlah sinar biru yang diterima anak, yaitu lamanya menonton tv dalam satu hari dan jarak saat menonton tv.bahwa semakin lama waktu menonton tv, skor fungsi retina semakin rendah. Mata anak sangat rentan akibat sinar biru, karena lensa mata mereka relative jernih sehingga tidak dapat meredam sinar biru dengan maksimal. Mereka menyimpulkan bahwa lama total waktu menonton tv sehari yang disarankan adalah 60 menituntuk anak berumur 6-9 tahun, dan 90 menit untuk anak berumur 9-13 tahun.

Selain itu, jarak menonton tv juga berpengaruh terhadap fungsi retina anak. Meski tidak signifikan secara statistik, ada tendensi bahwa semakin dekat jarak menonton tv, skor fungsi retina semakin menurun. Maka dari itu, peneliti menganjurkan jarak menonton tv lebih dari 4 meter, karena anak-anak yang menonton tv dengan jarak lebih dari 4 m memiliki skor fungsi retina lebih baik.Menyebabkan anak dapat menderita rabun dekat serta mata silinder pada anak.

4. Bagaimana cara pemeriksaan:a. Kedudukan bola mata Pergerakan bola mata:bola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata (otot ekstra okuler), yaitu: m. rektus superior, m. rektus lateral, m. rektus inferior, m. rektus medial, m. oblikus superior, dan m. oblikus inferior.Otot ekstra okuler masing-masing memainkan peran dalam menentukan kedudukan bola mata karena adanya 3 (tiga) sumbu rotasi (yaitu sumbu vertikal, transversal, dan sagital), dan keseimbangan posisi tarikan keenam otot tersebut.Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis berkontraksi dan menggulir mata kearah tersebut, sedangkan otot antagonisnya mengendor. Gerak horizontal pada sumbu vertikal meliputi gerak adduksi dan abduksi. Gerak vertikal pada sumbu transversal meliputi gerak elevasi dan depresi, sedangkan gerak pada sumbu sagital menyebabkan siklorotasi bola mata berupa insikloduksi dan eksikloduksi.Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari lapang pandangan perifer (retina perifer) ke titik pusat yang mempunyai tajam penglihatan paling baik (fovea), dan juga mempertahankan fiksasi fovea pada obyek yang bergerak. Fungsi ini bersama dengan fungsi mempertahankan bayangan obyek di fovea serta stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan kepala adalah merupakan fungsi dasar gerakan mata pada manusia.Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang berpusat di korteks frontalis, korteks oksipitoparietalis, jalur dari kedua korteks tadi ke batang otak, formatio retikularis paramedian pontis (FRPP) di batang otak, dan fasikulus longitudinalis medialis (FLM) di batang otak. FLM menghubungkan nukleus ketiga saraf penggerak bola mata (N III, IV dan VI) baik antara nuklei homolateral maupun kontra lateral, sehingga gerakan bola mata dapat terkoordinasi dengan baik dan maksud gerak bola mata seperti tersebut diatas dapat terlaksanaCara melakukan pemeriksaan gerak bola mata :gerak bola diperiksa satu persatu / monokuler (duksi) dimulai mata kanan lebih dahulu. Setelah masing-masing bola mata selesai diperiksa, dilakukan pemeriksaan gerak dua mata / binokuler secara bersama-sama (versi). Pemeriksaan dilakukan dengan cara penderita duduk berhadapan dengan pemeriksa. Penderita diminta mengikuti obyek pemeriksaan (penlight/ ujung jari pemeriksa) ke beberapa arah tanpa menggerakkan kepala.Arah gerak obyek pada pemeriksaan adalah 9 posisi primer yaitu : atas, kanan atas, kanan, kanan bawah, bawah, kiri bawah, kiri, kiri atas, dan pandangan lurus ke depan. Pada pemeriksaan dua mata bersama sama, perhatikan arah kedua mata ketika melihat jauh dan melihat dekat, normal pada saat melihat jauh kedua mata mempunyai posisi lurus sejajar, sedang saat melihat dekat akan terjadi konvergensi (kedua mata saling mendekat).

b. Pemeriksaan FunduskopiTujuan: Tes untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan pada fundus okuliDasar: Cahaya yang dimasukkan kedalam fundus akan memberikan refleks fundus.Gambaran fundus mata akan terlihatbila fundus diberi sinar.Alat: 1. Oftalmoskop2. Obat melebarkanpupil- tropicamide 0.5%-1% (mydriacyl)- fenilefrin hidroklorida 2.5% (kerja lebih cepat)Perhatian: Sebaiknya sebelum melebarkan pupil diukur tekanan bola mata terlebih dahulu.Sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan pupil dilebarkan, kecuali bila : -Bilik mata yang dangkal -Trauma kepala-Implan fiksasi pada iris-Pasien pulang mengendarai kendaraan sendiri-Pasienglaukoma sudutsempit

TehnikOftalmoskopi direkMata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, mata kiri pasien dengan mata kiri pemeriksa kecuali bila pasien dalam keadaan tidur dapat dilakukan dari atas.

Mula-mula diputar rodalensa oftalmoskop sehingga menunjukkan angka +12D

Oftalmoskop diletakkan 10 cm dari mata pasien. Pada saat ini fokus terletak padakornea atau padalensa mata.

Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat bayangan yanghitam pada dasar yang jingga.( oftalmoskop jarak jauh)Selanjutnya oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien dan roda lensaoftalmoskop diputar, sehingga roda lensa menunjukkan angka mendekati nol.

Sinar difokuskan padapapil saraf optik.Diperhatikan warna, tepi, dan pembuluh darah yangkeluar dari papil saraf optik.Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang dipegangpemeriksa, dan pemeriksa dapat melihat keadaan makula lutea pasienDilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian retina.

Oftalmoskopi indirekPemeriksa menggunakan kedua mataAlat diletakkan tepat didepan kedua mata dengan bantuan pengikat di sekeliling kepalaPada celah oftalmoskop dipasang lensa konveks +4D yang menghasilkanbayangan jernih bila akomodasi diistirahatkanJarak dengan penderita kurang lebih 40cmPemeriksaan juga membutuhkan suatu lensa tambahan , disebut lensa objektifyang berkekuatan S +13 D, ditempatkan 7-10 cm didepan mata penderitaBila belum memproleh bayangan yang baik, lensa objektif ini digeser mendekatdan menjauh.DirekIndirek

Sifat bayanganTegak Terbalik

Pembesaran 15x4-5x

Lapangan pandangKecil Lebih besar

Hal-hal khusus Reflex macula dan detail retina lebih jelasNon streoskopik Tidak berfungsi pada kekeruhan mediaGeneral view

Stereoskopik, penting pada ablation retinaMasih dapat memperlihatkan gambaran fudus meskipun media keruh

NilaiDapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata kelainan yang dapat dilihat1. Pada papil saraf optic Papiledema (normal C/D ratio 0,3-0,5) Hilangnya pulsasi vena saraf optic Eksavasi papil saraf optic pada glaucoma Atrofi saraf optic2. Pada retina Perdarahan subhialoid Perdarahan intra retina, lidah api, dots, blots Edema retina Edema macula3. Pembuluh darah retina Perbandingan atau ratio arteri vena (normal=2:3) Perdarahan dari arteri atau vena Adanya mikroaneurisma dari vena

How to diagnose: Epidemiologi: Prognosis: