of 139 /139
MEKANISME PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT. UMAT POWER (Pada: Notaris & PPAT Dradjat Darmadji, S.H., di Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : AHMAD FAUZI NIM: 1110048000051 K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436H/2015M

AHMAD FAUZI-FSH.pdf

  • Author
    haanh

  • View
    257

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of AHMAD FAUZI-FSH.pdf

  • MEKANISME PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

    PT. UMAT POWER

    (Pada: Notaris & PPAT Dradjat Darmadji, S.H., di Jakarta)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

    Oleh :

    AHMAD FAUZI

    NIM: 1110048000051

    K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

    P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    J A K A R T A

    1436H/2015M

  • iv

    ABSTRAK

    AHMAD FAUZI, NIM: 1110048000051. MEKANISME PENDIRIAN

    PERSEROAN TERBATAS PT. UMAT POWER pada Notaris & PPAT Dradjat

    Darmadji, S.H., di Jakarta. Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum

    Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta, 1436 H/2015 M. xi + 97 halaman + halaman lampiran. Skripsi ini bertujuan

    untuk mengetahui pengaturan mekanisme pendirian perseroan terbatas pada notaris.

    Latar belakang penelitian ini adalah pesatnya usaha yang diminati dalam bentuk

    Perseroan Terbatas di Indonesia. Dengan pendiriannya yang dianggap mudah melalui

    notaris, hal ini sering di selewengkan oleh para pendiri yang beritikad tidak baik.

    Penelitian ini menggunakan tipe penelitian library research, yang mengkaji berbagai

    dokumen yang terkait dengan penelitian. Metode yang digunakan penulis adalah

    metode penulisan yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-

    undangan (statute approach) dan pendekatan data dengan menggunakan akta

    pendirian perseroan terbatas. Selanjutnya ada tiga bahan hukum yang digunakan

    dalam penelitian ini, yakni bahan hukum primer, bahan hukum skunder, dan bahan

    hukum tersier. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa pendirian Perseroan

    Terbatas PT. Umat Power sudah sesuai atau tidak ada yang bertentangan dengan

    peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

    Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Meski penulis menganggap adanya

    ketidaksesuaian dengan apa yang tersirat dalam Undang-Undang tersebut.

    Kata Kunci : Perseroan Terbatas, Notaris, Akta Notaris

    Pembimbing : Prof, Dr. Abdullah Sulaiman, S.H., M.H.

    Daftar Pustaka : 1978 2014

  • v

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmannirrahim

    Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah sang pemilik jagat raya. Tiada daya dan

    upaya kecuali dengan pertolongan, bimbingan dan berkah dariNya. Shalawat seta

    salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta

    keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tiada cipta karya yang

    dapat terlaksana melainkan atas petunjuk dariNya. Berkat rahmat dan ridho dariNya,

    penulis dapat mengenyam pendidikan sampai jenjang ini, dan akhirnyapun penulis

    sampai pada saat yang membahagiakan dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

    MEKANISME PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT. UMAT POWER pada

    Notaris&PPAT Dradjat Darmadji, SH., di Jakarta

    Dalam penulisan dan penyelesaian ini tentu tidaklah mudah. Namun, segala

    hambatan menjadi ringan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga, kepada:

    1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

    Dr. H. Asep Saepudin Jahar, MA.

    2. Ketua dan Sekertaris Program Studi Ilmu Hukum, Bapak Dr. Djawahir

    Hejazziey, S.H., M.A. dan Bapak Arip Purkon, S.H.I., M.A.

    3. Pembimbing Skripsi Penulis, Bapak Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, S.H., M.H.

    terima kasih telah berupaya meluangkan waktu bimbingan dan sarannya,

    semoga Pembimbing selalu diberi kesehatan.

    4. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., M Yasir SH., MH.

    selaku penguji Skripsi penulis, terima kasih atas masukan, saran, koreksi dan

    perbaikan guna lebih baik lagi dalam penyempurnaan Skripsi ini.

    5. Dosen JM Muslimin, Ph.D., Aliya Sandra Dewi, S.H., M.Kn., yang selalu

    bersedia direpotkan oleh penulis, terima kasih banyak masukan dan

    bimbingannya. Dr. Alfitra, S.H., M.H., terimakasih ilmu analisis Undang-

    Undangnya, Ibu H. Hafni Muchtar, S.H., M.H.,MM Nurrohim Yunus, LLM,

    Ismail Hasani, S.H., M.H., Nahrowi, S.H., M.H. dan seluruh civitas

    akademika UIN Jakarta FSH. Tidak lupa pula Ibu Dian, Bpk Sadeli, Bpk

    Alex. Dan semua staf juga karyawan yang telah banyak mendukung.

  • vi

    6. Orang tua penulis Ayahanda A. Suyono Hasan dan Ibunda Khotimi tercinta,

    karena keduannyalah penulis bisa sepaerti saat ini. terima kasih atas Doa-

    doa yang selalu dipanjatkan, nasehat dan teladan kejujuran serta semangat

    untuk terus menuntut Ilmu. Pesen yang selalu penulis ingat, jangan khawatir

    soal uang dalam menuntut Ilmu, Allah pasti akan membukakan jalan bagi

    mereka yang menuntut Ilmu. sekali lagi terima kasih, baru ini yang bisa

    anakmu persembahkan.

    7. Kakak Penulis Ahmad Mustangin, S.H., M.H., (Mustang&Parthner) My

    Inspiration yang selalu menyuport baik materil maupun moril, dari

    kakandalah banyak dipetik pelajaran tentang kehidupan dan tetap survive

    dalam menghadapi badai yang menerjang sekalipun. Kiptiyah beserta suami,

    terima kasih pengorbanannya, Imam Syafii terima kasih atas pengorbanannya

    dan kesabarannya semuanya pasti akan terbalaskan, Adinda Masfufah, S.Pd.,

    Rayhana, S.Pd. Ahmad Zainuri dan Eni Farhatun, railah cita-cita kalian

    setinggi-tingginya, tetap rendah hati dan selalu ingat orang tua, saudara, dan

    sekeliling kalian. Nenek tercinta terima kasih Doa dan semua cerita-

    ceritanya, sehat selalu. Keponakan-keponakan tercinta yang selalu membuat

    ceria suasana, Vivi Oktaviani, M. Alif Tamlika, Adnan, tumbuh besar dan

    menjadilah orang-orang yang bercita-cita tinggi dan raihlah.

    8. Ayu Komariah, S.E.,-Mas Sukarman, S.Sos., terima kasih telah menjembatani

    hingga bisa seperti saat ini. terima kasih banyak telah membimbing saat SMA

    baik moril lebih-lebih materil. Tanpa dimulai dari kalian mustahil rasanya

    penulis bisa seperti saat ini. Maaf selalu membuat salah. Terima kasih juga

    Ika Sukmawati, Dias Sukmarini, Tri Ade Madhina yang sedia bertukar pikiran

    dan bercanda. Thanks for all

    9. Bapak Jajat Bahtiar dan Ibu Yusmawati, S.Pd.I yang sudah seperti orang tua

    penulis, terima kasih telah selalu mempersilahkan persinggahan dan santapan

    buat penulis, jangan pernah bosan ya... Irfan, Indra terima kasih sudah

    membantu mendiktekan saat menulis Skripsi ini, dan terima kasih sudah sedia

    dibecandain terus.

    10. Sahabat penulis, terutama sahabat sejati yang telah pulang kehadapanNya,

    Alm. Ilham Yudiyansyah, S.Kom.I, terima kasih yang tak terhingga telah

    menemani penulis dari sejak SMA dan menghantarkan untuk masuk UIN

    Jakarta, jasa dan kebaikanmu akan selalu teringat. Terima kasih sahabat,

    semoga amal ibadahmu diterima disisi Allah SWT.

    11. Teman-teman dalam penulisan Skripsi ini; Faizal, Galuh, Anti, Gerry, Mona,

    Sarah, Azhari dan semua sahabat Ilmu Hukum Angkatan 2010 M Caesal

  • vii

    Regia and friends, serta adik angkatan Muhammad Hanafi dan Vazzari

    Ahmad Shafa. kenangan selama Mahasiswa bersama kalian tidak akan pernah

    terlupakan.

    12. Teman-teman organisai HMI Komfaksy Cab. Ciputat tempat dimana penulis

    berproses, tempat dimana menjadikan penguat karakter dan perjuangan.

    Teman-teman PMII, KAMMI, IMM terima kasih telah menjadi teman dalam

    mencerdaskan untuk terus berfikir.

    13. Teman-teman di HMJ Ilmu Hukum 2012. Teman-teman BEM FSH 2013-

    2014 Nur Mujahiddin, Waldan Mufathir, Sri Andriyani, Fanny Fatwati Putri,

    Juliansyah, Hilda, Teguh Trisna Dewa, Abdul Ghofur, Dzikri Ghousul,

    Maftuh, Hasbi siraj, Bunga, Suci, Rina, Eko Siswandanu dan tentunya Thanks

    for my the best friend Ahmad Zakial Pajri Nas yang selalu bersama-sama

    penulis dalam 2 tahun belakangan yang indah ini, yang memberi banyak

    manfaat, membuka cakrawala yang luas, dan terima kasih yang tak terhingga

    atas kesempatannya menjadikan penulis dalam delegasi acara Pekan Syariah

    Nusantara di Makassar. Dan tak lupa juga Mega Andini yang selalu berbagi

    kebahagiaan dalam setiap hidangan.

    14. Teman-teman Mahasiswa Syariah dari Sabang sampai Merauke yang

    tergabung dalam Konferensi Mahasiswa Syariah se-Indonesia, Puput Fitri

    Fajrin, Khaidir Hasram, Iin, Ibnu, Syahril Laya, Indah, Husni, Hakim,

    Najmuddin, Alawi, Evin, Wawan, Rifqi dan yang lainnya.

    15. Teman-teman YSI (Youth Studies Institute) Eddy Najmuddin, yang bersedia

    menemani ke-perpustakaan, thanks for saran and spirit, Avicenna, Ghiyats,

    dan Risris, terima kasih diskusinya.

    16. Teman-teman sejak SMA yang selalu menjaga tali silaturrahim, Naila

    Rizkiyah, SP.d., Sita DJ, S.Pd., Syalis Ibni Melati I, S.Kom., R Okky

    Maulana, Azwardi, Zainuddin dan semua angkatan 2009 MAN 11 Jakarta.

    17. Tak lupa pula untuk Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan Fakultas

    Syariah&Hukum, Perpustakaan Utama Universitas Indonesia, Perpustakaan

    Freedom Institute, Perpustakaan FH Universitas Lampung. terima kasih tak

    terhingga atas buku/referensi yang banyak membantu dalam penulisan ini.

    Demikian secercah kata-kata yang menurut penulis tidak bisa terlewatkan

    untuk berbagi kebahagian yang penulis rasakan atas kekayaan khazanah selama

    Mahasiswa. Kiranya dalam penulisan ini banyak memberi manfaat kepada khalayak

    banyak dan mencucurkan pahala untuk kita semua.

  • viii

    Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

    Pengorbanan adalah lautan luas yang lahir dari mata

    air cinta.

    Cinta kepada Allah adalah Sumber mata airnya

    Cinta kepada Rasul adalah telaganya

    Cinta kepada sesama insan beriman adalah muaranya

    Jakarta 2 April 2015

    Ahmad Fauzi

  • ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ iii

    ABSTRAK ...................................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 8

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 9

    D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu .................................................... 12

    E. Kerangka Teoritis dan Konsepsional .................................................... 13

    F. Asumsi .................................................................................................. 15

    G. Metode Penelitian ................................................................................. 16

    H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 19

    BAB II : PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PADA NOTARIS

    A. Pengertian Notaris ............................................................................... 22

    B. Tinjauan Dalam Pelaksanaan Jabatan Notaris ..................................... 23

    1. Notaris Sebagai Pejabat Umum ...................................................... 24

  • x

    2. Bentuk dan Jenis Serta Fungsi Akta Notaris ................................... 26

    3. Kode Etik Notaris ............................................................................ 31

    4. Wewenang dan Tanggung Jawab Notaris ........................................ 38

    5. Pelaksanaan Kewajiban Notaris Dalam Menjalankan Jabatannya ... 45

    BAB III : MEKANISMEN PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

    A. Tinjauan Umum Tentang Perseroan Terbatas ..................................... 49

    1. Perseroan Terbatas ........................................................................... 49

    2. Sumber Hukum Perseroan Terbatas ................................................. 62

    3. Pendirian Perseroan Terbatas ........................................................... 67

    4. Legalitas Bentuk dan Kegiatan Usaha .............................................. 70

    5. Kewajiban Pengurusan Oleh Direksi Sebagai Organ Perseroan ....... 72

    B. Prosedur Perizinan Perseroan Terbatas ................................................ 74

    BAB IV : ANALISIS MEKANISME PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT.

    UMAT POWER

    A. Peran dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas PT.

    Umat Power .................................................................................... 79

    1. Peran Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat Power.. . 79

    2. Tanggung Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas

    PT. Umat Power.................................................................................... 85

  • xi

    B. Upaya yang dapat dilakukan oleh Notaris untuk mengatasi hambatan-hambatan

    dalam melakukan Peran dan Tanggung Jawab sebagai Notaris dalam pendirian

    PT. Umat Power ........................................................... 89

    C. Analisis .................................................................................................... 91

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 95

    B. Saran ..................................................................................................... 97

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    1. Struktur Perusahaan PT. Umat Power

    2. Lembar Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

    3. Akta Notaris Pendirian PT. Umat Power

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Seiring perkembangan perekonomian, menimbulkan dampak perkembangan

    berbagai jenis usaha yang mulai dijalankan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini

    dapat terjadi pada dasarnya masalah ekonomi adalah masalah meningkatkan

    kemakmuran rakyat, dengan menambah barang dan jasa yang dihasilkan. Berbagai

    perkembangan jenis usaha yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia tidak luput

    dari adanya campur tangan pemerintah, tujuannya adalah semata-mata untuk

    memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat itu sendiri, juga diharapkan

    agar terpenuhi kewajiban membayar pajak serta menghindari terjadinya tindakan

    kecurangan yang mungkin terjadi.

    Perseroan Terbatas merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling

    disukai saat ini, karena disamping pertanggung jawabannya yang bersifat terbatas,

    Perseroan Terbatas juga memberi kemudahan bagi pemilik (pemegam saham)

    untuk mengalihkan perusahaannya (kepada setiap orang) dengan menjual seluruh

    saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut, serta keuntungan-keuntungan

    lainnya.1

    1 Ahmad Yani dan Gunawan Wijaya, Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

    Persada, 2003), hal. 1

  • 2

    Perseroan Terbatas sebagai badan hukum didukung dengan adanya berbagai

    macam peraturan perundnag-undangan yang juga merupakan indikasi partisipasi

    atau keterlibatan pemerintah dalam menunjang dunia perekonomian sebagai

    fundamen tumbuh kembangnya suatu negara. Campur tangan pemerintah adalah

    mengharuskan adanya wajib daftar bagi suatu jenis usaha yang akan didirikan oleh

    setiap orang dimana pendaftaran dapat dilakukan pada kantor ataupun instansi

    tempat pendaftaran yang telah disediakan pemerintah agar keberadaan usaha

    tersebut dapat diketahui secara umum. Bentuk usaha yang diperlukan dalam

    menunjang pembangunan ekonomi nasional adalah badan usaha berbentuk badan

    hukum yang disebut juga sebagai perseroan terbatas.2

    Undang-undang Perseroan Terbatas secara tegas menyatakan bahwa

    perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum, yaitu suatu badan yang dapat

    bertindak dalam laulintas hukum sebagai subjek hukum dan memiliki kekayaan

    yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pengurusnya. Karena itu, perseroan terbatas

    juga merupakan subjek hukum, yaitu subjek hukum mandiri atau personastandi in

    judicio.3 Dia bisa mempunyai hak dan kewajiban dalam hubungan hukum sama

    seperti manusia biasa atau natural person atau naturliijke persoon, dia bisa

    menggugat ataupundigugat, bisa membuat keputusan dan bisa mempunyai hak dan

    kewajiban, utang-piutang, mempunyai kekayaan seperti layaknya manusia.

    2Tesis: Devie Lambe, Peran dan Tanggung Jawab Notaris Dihubungkan dengan Kinerja

    Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) dalam Pendirian PT. (UI, 2011), hal.1 3Rachmadi Usman,Dimensi Hukum Perusahan Perseroan Terbatas, (Bandung: Alumni,

    2004), hal. 50

  • 3

    Nama asli dari PT (Perseroan Terbatas) adalah Naamloze Vennotschap yang

    disingkat NV. Istilah NV dahulu digunakan Pasal 36 KUHD yang secara harfiah

    bermakna persekutuan tanpa nama dan hal ini merupakan pengecualian dari

    ketentuan Pasal 16 KUHD. Dalam pengembangannya, ketentuan larangan

    penggunaan nama seperti ditentukan Pasal 36 KUHD itu di Belanda sudah

    ditinggalkan. Beberapa istilah PT dalam beberapa negara:4

    Pasal 2.64.1 NBW (BW Belanda yang baru) mendefinisikan NV sebagai:

    Badan hukum yang didirikan dengan penyerahan saham yang terbagi dalam

    modal dasar dimana pemegang saham tidak bertanggung jawab secara pribadi

    terhadap kerugian yang diderita perseroan, kecuali hanya sebatas modal yang

    disetor.

    Di prancis menggunakan istilah Society Anoynyme yang lebih menonjolkan

    pada keterikatan badan itu dengan orang-orangnya.

    Di Inggris menggunakan istilah Limited Company

    - Company: menonjolkan lembaga usaha yang diselenggarakan itu tidak seorang

    diri, namun terdiri dari beberapa orang yang tergabung dalam suatu badan.

    - Limited: terbatasnya tanggung jawab pemegang saham, dalam arti bertanggung

    jawab tidak lebih dari dan semata-mata dengan harta kekayaan yang terhimpun

    dalam badan itu.

    Dengan kata lain, hukum Inggris lebih menampilkan segi tanggung jawabnya.

    4 Handri Raharjo, Hukum Perusahaan: Step by Step Prosedur Pendirian Perusahaan,

    Cet ke-1 (Yogyakarta: Penerbit Pusaka Yustisia, 2013), hal. 69

  • 4

    Di Jerman menggunakan istilah Aktien Gasellschaft

    - Aktien, artinya saham

    - Gasellschaft, artinya himpunan

    Di Indonesia Menurut Rudy Prasetyo, istilah Perseroan Terbatas sebenarnya

    mengawinkan antara sebutan yang digunakan hukum Inggris (menampilkan segi

    tanggung jawab) dan Jerman (menonjolkan segi saham)

    - Perseroan, artinya modal Perseroan Terbatas yang terdiri dari sero-sero atau

    saham-saham. Hal ini dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-

    Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut

    UUPT).

    - Terbatas, artinya tanggung jawab pemegang saham terbatas pada nilai nominal

    semua saham yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 3

    (1) UUPT.

    Dari uraian diatas sudah dijelaskan tentang istilah PT dari beberapa negara,

    di Indonesia sendiri seperti sudah di singgung di atas Perseroan Terbatas di atur

    dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

    Pasal 1 (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas, yaitu:5

    Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan

    hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

    perjanjian, melakukan kegiatan usaha dan modal dasar yang seluruhnya

    5Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas, cet. 1, (Bandung: PT. Cipta Aditya Bakti,

    2007), hal. 174

  • 5

    terbagi dalam saham-saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

    dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya.

    Bagaimana Cara Mendirikan PT.6Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada

    baiknya sedikit menengok ke masa lalu pada saat masih berlakunya peraturan lama

    mengenai PT yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Buku Kesatu

    Bab III Bagian 3, mulai Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 tentang Perseroan

    Terbatas (atau sebelum berlakunya UU No.1 Tahun 1995). Seharusnya ada dua

    pasal lagi, namun Pasal 57 dan 58 telah dihapuskan dengan staatsblad 1938 No.

    276. Berdasarkan undang-undang tersebut, mendirikan suatu perusahaan yang

    berbentuk PT, diperlukan suatu proses atau tahapan-tahapan yang harus ditempuh.

    Apabila semua tahapan tersebut telah dilalui, artinya telah dipenuhi sesuai

    dengan ketentuan persyaratan yang berlaku, maka barulah suatu perusahaan berdiri

    dan memperoleh status sebagai badan hukum yang sah. Bila dianalogikan

    misalnya seperti bayi yang baru lahir, pada tahap awal, dia dibuatkan akta

    kelahiran sebagai bukti tentang keberadaannya. Hal ini penting untuk menentukan

    bahwa di kemudian hari setelah berusia tertentu, bisa dinyatakan dewasa dalam

    pengertian hukum dan sebagai subjek hukum dia dinyatakan cakap(bekwaam)

    untuk melakukan perbuatan hukum.

    Demikian juga dengan Perseroan Terbatas yang baru didirikan atau baru

    lahir, maka sebagai artificial persoon atau persoon in law yang merupakan

    6 I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan dan Undan-Undang dan Peraturan Pelaksanaan

    di Bidang Usaha,cet. 3,(Jakarta: Kesaint Blanc, 2003), hal. 148

  • 6

    orang dalam pengertian hukum, di perlukan Akta Pendirian yang dibuat oleh

    Notaris. Dalam perjanjian pendirian PT diperlukan Akta Notaris karena UUPT

    mengharuskan pendirian PT dilakukan dalam bentuk Akta Notaris, selain karena

    Akta Notaris adalah Akta Atentik. Dalam hukum pembuktian, akta autentik

    dipandang sebagai suatu alat bukti yang mengikat dan sempurna.7 Artinya bahwa

    apa yang ditulis didalam akta tersebut harus dipercaya kebenarannya dan tidak

    memerlukan tambahan alat bukti lain. Jika yang diajukan bukan akta notaris maka

    permohonan pengesahan akta pendirian PT dapat ditolak oleh Menteri Hukum dan

    Hak Asasi Manusia, sehingga akan berakibat PT tersebut tidak pernah ada.

    Hal demikian sebagaimana diuraikan dalam Pasal 1 Peraturan Jabatan

    Notaris yang memberikan ketentuan tentang definisi notaris serta apa yang

    menjadi tugas notaris, yaitu ;8

    Notaris adalah pejabat umum (oenpenbaar ambtenaar) yang satu-satunya

    berwenang untuk membuat akta-akta tentang tindakan, perjanjian dan

    keputusan-keputusan yang oleh undang-undang umum diwajibkan, atau para

    yang bersangkutan supaya dinyatakan dalam suatu surat autentik,

    menetapkan tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan gross (salinan

    sah), salinan dan kutipannya, semua itu sepanjang pembuatan akta-akta itu

    tidak juga diwajibkan kepada pejabat atau khusus menjadi kewajiban.

    Dalam Pasal 1 (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan

    atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan,

    yaitu ;

    7R. Subekti, Hukum Pembuktian, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1978), hal. 27

    8http://www,jimlyschool.com/read/analisis/384/notaris-openbare-amtbtenaren-sofyan-

    sofyan/. Diakses 03 Juli 2014 pukul 21.00

    http://www,jimlyschool.com/read/analisis/384/notaris-openbare-amtbtenaren-sofyan-sofyan/http://www,jimlyschool.com/read/analisis/384/notaris-openbare-amtbtenaren-sofyan-sofyan/

  • 7

    Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik

    dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-

    undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.

    Dari ketentuan Peraturan Jabatan Notaris Maupun Undang-Undang Jabatan

    Notaris dapat diambil kesimpulan bahwa tugas pokok dari Notaris adalah

    membuat akta-akta autentik, dimana akta autentik menurut Pasal 1870 BW

    (Burgelijk Wetboek) memberikan kepada pihak-pihak yang membuatnya suatu

    perjanjian yang mutlak oleh undang-undang, dalam pengertian bahwa apa yang

    tersebut dalam akta otentik itu pada pokoknya dianggap benar. Hal ini sangat

    penting bagi pihak-pihak yang membutuhkan alat pembuktian untuk suatu

    keperluan, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan suatu usaha

    yaitu kegiatan dibidang usaha.9

    Kebutuhan akan notaris terutama pada bidang usaha, khususnya dalam

    tumbuh kembangnya Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, terutama pada

    pendiriannya. Oleh masyarakat global saat ini merupakan kebutuhan yang primer,

    karena dengan adanya campur tangan Notaris maka perlindungan hukum

    dapatdicapai disamping memenuhi ketentuan undang-undang, dalam hal ini

    khususnya Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Dengan demikian

    kehadiran akta autentik yang merupakan sebuah produk hukum yang dilahirkan

    9 R. Soegando Notodisoejo, Hukum Notarian di Indonesia Suatu Penjelasan, (Jakarta:

    CV. Rajawali), hal. 8

  • 8

    oleh notaris adalah terciptanya konsep kepastian hukum yang merupakan cikal

    bakal keadilan.

    Atas permasalahan-permasalahan tersebutlah penulis membuat karya ilmiah

    ini yang berjudulMEKANISME PENDIRIANPERSEROAN TERBATAS PT.

    UMAT POWER Pada Notaris & PPAT Dradjat Darmadji, S.H., di Jakarta

    B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Identifikasi Masalah

    a. Peran dan Tanggung JawabNotaris dalam PendirianPerseroan Terbatas PT.

    Umat Power

    b. Upaya yang dapat dilakukan oleh Notaris dalam mengatasi hambatan-

    hambatan dalam melakukan Peran dan Tanggung Jawab sebagai Notaris

    c. Peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

    2. Pembatasan Masalah

    Pembatasan mengenai Perseroan Terbatassangatlah luas. Agar

    pembahasan permasalahan karya ilmiah ini tidak melebar dan lebih fokus pada

    masalah, maka penulis membatasi masalah karya ilmiah ini hanya kepada Peran

    dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas, yang akan

    ditinjau dari, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

  • 9

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Melihat

    banyaknya Notaris di seluruh Indonesia, maka penulis menggunakan objek

    penelitian pada Notaris& PPAT Dradjat Darmadji, SH., di Jakarta.

    3. Perumusan Masalah

    Sesuai dengan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka

    pembahasan Skripsi ini akan membahas mengenai MEKANISME

    PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT. UMAT POWER Pada Notaris &

    PPAT Dradjat Darmadji, S.H., di Jakarta yang pembahasannya akan dibagi

    pada:

    a. Apa Perandan Tanggung JawabNotaris dalam PendirianPerseroan

    TerbatasPT. Umat Power ?

    b. Apa upaya yang dapat dilakukan oleh Notaris dalam mengatasi hambatan-

    hambatan dalam melakukan Peran dan TanggungJawabnya sebagai Notaris

    dalam Pendirian PT. Umat Power ?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Pada sub bab ini penulis membagi menjadi dua pembahasan, yaitu tujuan

    dan manfaat penelitian, yang penjelasannyasebagai berikut:

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan penulisan skripsi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan

    penulisan secara umum dan tujuan penulisan secara khusus. Adapun penjabaran

    dari tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 10

    a. Tujuan Umum

    Tujuan umum dari penelitian ini adalah memberikan gambaran umum

    mengenai Pendirian Perseroan Terbatas serta aspek hukum yang berkaitan

    dengan Peran dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan

    Terbatas.

    b. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1) Untuk mengetahui Peran dan tanggung jawab Notaris dalam pendirian

    Perseroan Terbatas

    2) Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan oleh Notaris dalam

    mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan Peran dan Tanggung

    Jawabnya sebagai Notaris

    3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan Notaris dalam

    pendirian Perseroan Terbatas

    2. Manfaat Penelitian

    Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat,baik secara teoritis

    maupun praktis sebagai berikut:

    a. Secara praktis :

    1) Akademis

    Memberikan tambahan pengetahuan mengenai Peran dan Tanggung

    Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas yangterindikasi

    bermasalah melalui analisa undang-undang serta memberikan

  • 11

    pengetahuan tentang akibat yang terjadi apabila terjadi hambatan-

    hambatan kondisi yang demikian.

    2) Masyarakat

    Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat

    mengenai prosedur dan tata cara pendirian Perseroan Terbatas dan

    langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pendiriannya. Hal ini juga

    diharapkan dapat memberikan rasa aman dan mudah sehingga

    meningkatkan daya kreatifitas masyarakat untuk lebih mengembangkan

    usahanya dalam bentuk Perseroan Terbatas.

    3) Pemerintah

    Memberikan saran untuk pengembangan dan/atau pembaharuan

    peraturan-peraturantentang Pendirian Perseroan Terbatas.

    4) Profesional

    Sebagai bahan tinjauan bagi Notaris sebagai pejabat yang

    berwenang dalam hal ini Pendirian Perseroan Terbatas, sehingga

    memperkaya pengetahuannya tentang langkah-langkah yang harus

    dilakukan dalm mengatasi hambatan-hambatan yang ada.

    b. Secara teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi,

    sumbangan dan manfaat teoritis bagi perkembangan ilmu hukum mengenai

    pendirian Perseroan Terbatas.

  • 12

    D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

    Penelitian dengan judul Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat

    Power yang diketahui berdasarkan penelusuranatas hasil-hasil penelitian hukum,

    khususnya di LingkunganFakultas Syariah dan HukumUniversitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta, belum pernah dilakukan.Namun demikian terdapat

    beberapa judul penelitian yang terkait denganjudul skripsi penulismelalui

    penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu:

    1. Devie Lambe, dengan judul Tesis: Peran dan Tanggung Jawab Notaris

    Dihubungkan dengan Kinerja Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH)

    dalam Pendirian PT.

    Akan tetapi, variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini

    sepertiperumusanmasalah, metode pendekatan, maupun lokasi penelitian berbeda.

    Walaupun ada pendapat melalui kutipan dalam penulisan ini, semata-mata adalah

    sebagai faktor pelengkap dalam usaha menyelesaikan penelitian, karenahal

    tersebut memang sangat dibutuhkan dalam penulisan.Jadipenelitian ini adalah asli

    karena sesuai dengan asas-asas keilmuanyaitu jujur,rasional, objektif dan

    terbuka.Sehingga penelitian ini dapatdipertanggungjawabkan kebenarannya secara

    ilmiah.

    Dalam Tesis diatas dengan Skripsi penulis, perbedaan terhadap karya penulis

    saat ini adalah pembahasan serta pendekatannya. Dimana pembahasan yang saat

  • 13

    ini penulis fokuskan adalah Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat

    Power yang dilakukan Pada Notaris & PPAT Dradjat Darmadji dimana penulis

    menjelaskan Peran dan Tanggung dimana penulis menjelaskan apa Jawab Notaris

    dalam Pendirian Perseroan Terbatas dan Upaya yang dapat dilakukan Notaris

    untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan peran dan Tanggung

    Jawab sebagai Notaris.

    E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

    Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan ini, maka penulis akan

    mencantumkan beberapa istilah yang sering digunakan atau dominan digunakan

    dalam penelitian ini. Istilah yang dicantumkan dalam tinjauan pustaka ini juga

    dapat dijadikan sebagai konsep/atau kerangka berpikir untuk memahami dan

    menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

    1. Kerangka Teoritis

    Notaris merupakan profesi di bidang hukum yang terkait erat dengan

    pembuatan alat bukti berupa akta. Keberadaannya di nusantara sejak zaman

    kolonial Belanda mendasarkan pada Reglement op Het Notaris Ambt in

    Indonesia(Stb. 1860 Nomor 3). Peraturan kolonial Belanda ini berlangsung

    hingga diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

  • 14

    Jabatan Notaris10

    yang saat ini telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 2

    Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.

    Notaris mempunyai tugas utama yang berat, karena harus memberikan

    pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Notaris melalui akta-akta

    yang dibuat oleh atau dihadapannya, terkandung suatu beban dan tanggung

    jawab untuk menjamin kepastian hukum bagi para pihak. Untuk itu dieperlukan

    suatu tanggung jawab baik individual maupun sosial, terutama ketaatan

    terhadap norma-norma hukum positif dan kesediaan untuk tunduk pada Kode

    Etik Profesi, sehingga akan memperkuat norma hukum positif yang sudah ada.

    Seorang notaris harus menjunjung tinggi tugasnya serta melaksanakannya

    dengan tepat dan jujur, yang berarti bertindak menurut kebenaran sesuai dengan

    sumpah jabatan notaris. Seorang notaris dalam memberikan pelayanan, harus

    mempertahankan cita-cita luhur profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati

    nurani.11

    Dalam Pasal 1 (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas menyebutkan Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut

    perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

    berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dan modal dasar yang

    seluruhnya terbagi dalam saham-saham dan memenuhi persyaratan yang

    ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya.

    10Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, (Yogyakarta: UII Press, 2010), hal. 101

    11

    Putri A.R, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris, cet. 1, (Jakarta: Softmedia, 2011), hal. 5

  • 15

    2. Kerangka Konseptual

    Sesuai dengan Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 2

    Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

    tentang Jabatan Notaris yaitu Kewenangan, Kewajiban, dan Larangan Notaris.12

    Tentang Pendirian Perseroan Terbatas seperti tertuang dalam Pasal 7,

    Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Undang-

    Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.13

    F. Asumsi

    Asumsi adalah anggapan tentang suatu masalah atau fakta yang sudah

    mengandung kebenaran tanpa melakukan pembuktian. Dengan kata lain masalah

    yang dipaparkan dalam asumsi tidak perlu lagi diuji kebenarannya, hal ini sesuai

    dengan pendapat yang mengatakan Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini

    kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang dipakai untuk

    tempat berpijak dalam melaksanakan penelitiannya. Anggapan dasar adalah suatu

    titik tolak pemikirannya diterima oleh penyelidik. Dalam penelitian yang berjudul

    Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat Power penulis

    mengemukakan asumsi sebagai berikut:

    12Lihat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris 13Lihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

  • 16

    1. Pendirian Perseroan Terbatas harus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40

    Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    2. Dalam Undang-Undang ini Pendiran Perseroan Terbatas harus lebih dari satu

    orang (minimal dua orang)

    3. Pendirian Perseroan Terbatas harus di buatkan Akta Pendirian, yang dalam hal

    ini pejabat yang berhak membuat Akta Pendirian yaitu Notaris

    G. Metode Penelitian

    Metode penelitian merupakan kegiatan guna memperoleh data yang

    sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan dengan cara menguraikan kegiatan

    pengumpulan dan analisis data secara rinci.Pada sub bab metode penelitian,

    penulis membagi dalam beberapa pembahasan, yaitu tipe penelitian, pengolahan

    dan analisa bahan hukum, teknik pengumpulan data, jenis data, sumber data dan

    pendekatan masalah, yang penjelasannya sebagai berikut;

    1. Tipe Penelitian

    Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

    analisis dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan

    konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu;

  • 17

    sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak

    adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.14

    Sedangkan penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah, yang

    didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan

    untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan

    menganalisanya, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

    permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan.15

    Dalam melekukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

    pendekatan yuridis normatif yang mengacu kepada peraturan-peraturan tertulis

    atau hukum positif dan Akta Pendirian PT serta bahan-bahan hukum lain, yang

    berkaitan dengan permasalahan. Data yang dipergunakan dalam penyusunan

    Skripsi ini adalah data skunder yaitu melalui litelatur kepustakaan.

    2. Pendekatan masalah

    Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis

    normatif, yaitu penelitian yang mengunakan peraturan perundang-undangan dan

    studi hukum (normative). Dalam studi hukum, pendekatan yang dilakukan

    adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan

    perundang-undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan yang membahas

    mengenai Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas.

    14

    Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. 3, (Jakarta : Universitas

    Indonesia Press, 1986) , hal.42

    15 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. 3I, hal. 42.

  • 18

    3. Jenis Data

    Data primer, yaitu Undang-Undang Dasar, Peraturan Perundang-

    Undangan, dan Putusan-putusan Hakim. Data hukum skunder, yaitu data atau

    informasi yang berasal dari kepustakaan dengan membaca dan menganalisa

    berbagai buku yang berkaitan dengan permasalahan. Data hukum tersier berupa

    bahan-bahan yang bersifat menunjang sumber hukum primer dan hukum

    sekunder seperti Kamus dan Ensiklopedia.

    4. Sumber data

    a. Yang dapat dijadikan sumber data primer dalam penelitian ini adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    2. Undang-UndangNomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-

    Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

    b. Sumber data skunder dalam penelitian ini adalah:

    1. Buku, Skripsi, tesis, Disertasi, Jurnaldan litelatur tentang permasalahan

    yang dibahas

    2. Tulisan para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas

    dan Kamus Hukum

    c. Sumber data tersier dalam penelitian ini adalah:

    1. Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Enslikopedia

    d. Teknik Pengumpulan data

    Didalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

    secara library research (studi kepustakaan). Baik bahan hukum primer

  • 19

    maupun bahan hukum skunder dikumpulkan berdasarkan topik

    permasalahan yang telah diklarifikasi menurut sumber dan hirarkinya untuk

    dikaji secara komprehensif.

    5. Pengolahan dan analisa bahan hukum

    Penelitian dalam menganalisis menggunakan metode secara kualitatif

    yaitu melakukan penelitian memahami Akta Notaris Pendirian PT. Umat

    Power, melakukan pengumpulan data dengan menggunakan studi dokumen,

    menghasilkan data perspektif analitis dari data yang diperoleh.

    H. Sistematika Penulisan

    Pada penulisan Skripsi ini disusun berdasarkan buku Petunjuk Penulisan

    Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012

    dengan sistematika yang terbagi dalam 5 (lima) bab.Dimanamasing-masing bab

    terdiri atas beberapa sub-bab sesuai pokok-pokok pembahasan dan materi yang di

    teliti. Adapun perinciannya sebagai berikut:

    Pada penulisan skripsi ini akan disusun keseluruhannya menjadi 5 (lima)

    bab, dimana bab-bab tersebut menggambarkan secara sistematis mengenai pokok-

    pokok permasalahan yang diambil, lebih lengkapnya sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan skripsi

    yaitu mengenai peranan Notaris dalam pengesahan pendirian

  • 20

    Perseroan Terbatas. Kemudian dirumuskan suatu permasalahan, tujuan

    penelitian, baik secara praktis maupun teoritis, manfaat penelitian

    BAB II PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PADA NOTARIS

    Pada bab ini berisi uraian-uraian dan Tinjauan Umum Tentang

    Notaris, Pengertian Notaris, Peran Notaris dan Tanggung Jawab

    Notaris

    BAB III MEKANISMEN PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

    Pada bab ini berisi uraian-uraian dan Tinjauan Umum Tentang

    Perseroan Terbatas, Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perseroan

    Terbatas

    BAB IV MEKANISME PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT.

    UMAT POWER Pada Notaris & PPAT Dradjat Darmadji, S.H.,

    di Jakarta

    Pada bab ini berisi uraian-uraian tentang hasil penelitian dan

    pembahasan yang dilakukan penulis sehubungan dengan permasalahan

    yang dirumuskan pada bab I, yang meliputi Peran dan Tanggung

    Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas, Tanggung Jawab

    Notaris apabila terjadi kesalahan dalam pengesahan pendirian

    Perseroan Terbatas dan kaitannya dengan keabsahan akta pendirian

    Perseroan Terbatas serta upaya yang dapat dilakukan oleh Notaris

    untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dalam melakukan Peran

    dan Tanggung Jawab sebagai Notaris

  • 21

    BAB V PENUTUP

    Pada bab terakhir ini berisi mengenai kesimpulan secara menyeluruh

    berdasarkan permasalahan dan saran-saran untuk melengkapi jawaban

    permasalahan yang ada sehingga dapat menghasilkan tulisan yang

    berguna bagi siapa saja yang ingin memperoleh pengetahuan

    mengenai Peranan Notaris dalam Pendirian Perseronan Terbatas.

  • 22

    BAB II

    PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS OLEH NOTARIS

    A. PENGERTIAN NOTARIS

    Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dalam Pasal 1

    angka 1 UUJN 2014 berbunyi;

    Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik

    dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-

    undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya.

    Notaris adalah sebuah profesi yang dapat dilacak balik ke abad ke 2-3 pada

    masa Roma kuno, dimana mereka dikenal sebagai scribae, tabellius atau notarius.

    Pada masa itu, mereka adalah golongan orang yang mencatat pidato. Istilah notaris

    diambil dari nama pengabdinya, Notarius, yang kemudian menjadi istilah/titel bagi

    golongan orang penulis cepat atau stenografer. Notaris adalah salah satu cabang

    dari profesi hukum yang tertua di dunia. Jabatan notaris ini tidak ditempatkan di

    lembaga eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif. Notaris diharapkan memiliki

    posisi netral, sehingga apabila ditempatkan di salah satu dari ketiga badan negara

    tersebut maka notaris tidak lagi dapat dianggap netral. Dengan posisi netral

    tersebut, notaris diharapkan untuk memberikan penyuluhan hukum untuk dan atas

    tindakan hukum yang dilakukan notaris atas permintaan kliennya. Dalam hal

  • 23

    melakukan tindakan hukum untuk kliennya, notaris juga tidak boleh memihak

    kliennya, karena tugas notaris ialah untuk mencegah terjadinya masalah.16

    B. TINJAUAN DALAM PELAKSANAAN JABATAN NOTARIS

    Notaris merupakan profesi di bidang hukum yang terkait erat dengan

    pembuatan alat bukti berupa akta. Keberadaannya di nusantara sejak zaman

    kolonial Belanda mendasarkan pada Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia

    (Stb. 1860 Nomor 3). Peraturan kolonial Belanda ini berlangsung hingga

    diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris17

    yang saat ini telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

    Jabatan Notaris.

    Notaris mempunyai tugas utama yang berat, karena harus memberikan

    pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Notaris melalui akta-akta

    yang dibuat oleh atau dihadapannya, terkandung suatu beban dan tanggung jawab

    untuk menjamin kepastian hukum bagi para pihak. Untuk itu diperlukan suatu

    tanggung jawab baik individual maupun sosial, terutama ketaatan terhadap norma-

    norma hukum positif dan kesediaan untuk tunduk pada Kode Etik Profesi,

    sehingga akan memperkuat norma hukum positif yang sudah ada. Seorang notaris

    harus menjunjung tinggi tugasnya serta melaksanakannya dengan tepat dan jujur,

    yang berarti bertindak menurut kebenaran sesuai dengan sumpah jabatan notaris.

    16http://id.wikipedia.org/wiki/Notaris diakses 6 April 2015 pukul 12.49 17Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, (Yogyakarta: UII Press, 2010), hal. 101

    http://id.wikipedia.org/wiki/Notaris

  • 24

    Seorang notaris dalam memberikan pelayanan, harus mempertahankan cita-cita

    luhur profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati nurani.18

    1. Notaris Sebagai Pejabat Umum

    Salah satu tugas utama, kewenangan atau kekuasaan dari negara adalah

    memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Pelayanan negara kepada

    masyarakat itu dibagi menjadi dua bagian secara mendasar dan prinsipil yaitu:19

    1. Pelayanan kepada masyarakat umum dalam bidang publik; dan

    2.Pelayanan negara kepada masyarakat umum dalam bidang hukum perdata

    Negara didalam menjalankan fungsinya dan tugas utama didalam

    memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, mutlak diperlukan adanya

    organ negara, organ negara adalah suatu lembaga atau institusi yang

    menjalankan fungsi-fungsi negara untuk pelayanan dan kepentingan masyarakat

    umum. Organ negara yang mewakili, serta bertindak untuk dan atas nama

    negara, didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tadi, maka:

    a. Pelayanan kepada masyarakat umum dalam bidang hukum publik, dilakukan

    oleh organ negara yang disebut dengan pemerintah atau eksekutif, juga

    dikenal dengan istilah Pejabat Tata Usaha Negara atau Pejabat Administrasi

    Negara atau dalam arti khusus pegarawai negeri. Organ negara yang disebut

    pemerintah atau eksekutif juga dikenal sebagai Pejabat Tata Usaha Negara

    yang mempunyai kewenangan, hak dan kewajiban serta kekuasaan untuk

    18Putri A.R, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris, cet. 1, (Jakarta: Softmedia, 2011), hal. 5

    19

    Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1,

    (Bandung: Mandar Maju, 2011), hal. 53

  • 25

    memberikan pelayanan kepada dan untuk kepentingan masyarakat umum

    akan tetapi terbatas hanya dalam bidang hukum publik saja.

    b. Pelayanan kepada masyarakat umum dalam bidang hukum perdata suatu

    negara dilakukan oleh organ negara yang disebut pejabat umum, baik

    eksekutif atau pemerintah atau Pejabat Tata Usaha Negara maupun pejabat

    umum, sama-sama organ negara dan juga keduanya sama-sama menjalankan

    tugas publik, akan tetapi Pejabat Tata Usaha Negara mempunyai

    kewenangan memberikan pelayanan kepada masyarakat umum hanya dalam

    bidang hukum publik saja, sedangkan pejabat umum yang juga organ negara

    mempunyai kewenangan memberikan pelayanan kepada masyarakat umum

    hanya dalam bidang hukum perdata saja, karena pejabat umum bukan

    Pejabat Tata Usaha Negara dan sebaliknya Pejabat Tata Usaha Negara bukan

    pejabat umum. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya yurisprudensi dari

    Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 62/K/TUN/1998

    Pasal 1 angka 1 UUJN yang menyebutkan Notaris Pejabat Umum yang

    berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 15 UUJN. Kedudukan Notaris sebagai pejabat umum

    dalam arti kewenangan yang ada pada Notaris tidak pernah diberikan kepada

    pejabat-pejabat lain dalam membuat akta autentik dan kewenangan lainnya,

    maka kewenangan tersebut menjadikan kewenangan Notaris.20

    20Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UUJN, cet. 3, (Bandung:

    Refika Aditama, 2011), (selanjutnya disebut Buku 1), hal. 40

  • 26

    Kekuatan akta Notaris sebagai alat bukti terletak kepada kekhasan

    karakter pembuatnya, yaitu Notaris sebagai pejabat umum yang secara khusus

    diberi wewenang untuk membuat akta. Pada asasnya setiap orang yang diangkat

    sebagai Notaris adalah pejabat umum, yang berwenang untuk membuat akta

    otentik, tanpa kecuali sepanjang tidak ditunjuk pejabat lain oleh undang-undang

    yang secara tegas memberikan kewenangan kepada pejabat lain tersebut.21

    2. Bentuk dan Jenis Serta Fungsi Akta Notaris

    Hukum pembuktian mengenal adanya alat bukti yang berupa surat

    sebagai alat bukti tertulis. Surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda

    bacaan yang dimaksudkan untuk menyampaikan buah pikiran seseorang dan

    dipergunakan sebagai pembuktian. Surat sebagai bukti tertulis dibagi menjadi

    dua yaitu surat yang merupakan akta dan surat yang bukan akta. Sedangkan

    akta dibagi lebih lanjut menjadi akta autentik dan akta di bawah tangan.

    Membuat akta autentik inilah pekerjaan pokok sekaligus wewenang Notaris.22

    Syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya surat dapat disebut dengan akta

    dan memiliki kekuatan pembuktian terhadap adanya perbuatan hukum yang

    telah dilakukan oleh para pihak yang berkepentingan, maka akta tersebut harus

    memenuhi persyaratan sebagai berikut.23

    1. Surat itu harus ditandatangani;

    21Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet.1,

    hal. 9

    22

    Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, hal. 17

    23

    Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1, hal. 100

  • 27

    2. Surat itu harus memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar suatu hak

    atau perikatan; dan

    3. Surat itu diperuntukan sebagai alat bukti.

    Akta Notaris atau akta autentik, yaitu akta yang pembuatannya dari awal

    dimulai dari tindakan menghadap sampai pada akhir atau penandatanganan akta

    itu semuanya tunduk pada aturan-aturan hukum dalam hal ini tunduk pada

    Undang-Undang Jabatan Notaris. Sebagaimana disebutkan oleh ketentuan Pasal

    1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

    Mengenai unsur-unsur dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

    pembuatan akta autentik dapat di lihat di dalam ketentuan Pasal 1868 Kitab

    Undang-Undang Hukum Perdata yang dirumuskan sebagai berikut.24

    1. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang.

    Artinya jika bentuknya tidak ditentukan oleh undang-undang maka salah

    satu unsur akta autentik itu tidak terpenuhi dan jika tidak dipenuhi unsur dari

    padanya maka tidak pernah ada yang disebut dengan akta autentik.

    2. Akta itu harus dibuat oleh seorang pejabat umum.

    3. Bahwa akta itu dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang

    untuk membuatnya di tempat dimana akta itu dibuat.

    Sepanjang mengenai akta para pihak yang dijamin keabsahannya sebagai

    akta autentik harus memuat syarat-syarat sebagai berikut.25

    24Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1, hal. 107

  • 28

    1. Tanggal dari akta itu

    2. Tanda tangan yang ada dalam akta itu

    3. Identitas dari orang yang hadir

    4. Bahwa yang tercantum dalam akta itu adalah sesuai dengan apa yang

    diterangkan oleh para penghadap kepada Notaris untuk dicantumkan dalam

    bentuk akta itu, sedangkan kebenaran dari keterangan-keterangan itu sendiri

    hanya pasti antara pihak-pihak yang bersangkutan sendiri.

    Menurut pendapat yang umum mengenai keabsahan akta autentik,

    terdapat dua jenis akta autentik yaitu.26

    1. Akta pejabat ambtelijke acte atau akta relaas

    Akta pejabat merupakan akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi

    wewenang untuk itu dengan mana pejabat menerangkan apa yang dilihat

    serta apa yang dilakukannya, jadi inisiatif tidak berasal dari orang yang

    namanya diterangkan dalam akta, ciri khas yang tampak pada akta pejabat,

    yaitu tidak adanya komparisi dan Notaris bertanggung jawab penuh atas

    pembuatan akta ini. Notaris juga dilarang melakukan suatu justifikasi

    (penilaian) sepanjang pembuatan akta pejabat, contohnya adalah akta risalah

    rapat umum pemegang saham, akta penarikan undian.

    Pada akta ini, tanda tangan tidak merupakan keharusan bagi

    autentisitas dari akta. Apabila pihak yang hadir menolak untuk mendapatkan

    25G. H. S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, cet. 4, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal.

    53

    26

    Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1, hal. 109

  • 29

    akta, maka akta tetap merupakan akta autentik. Misalnya pada pembuatan

    akta berita acara rapat para pemegang saham dalam perseroan terbatas, para

    pihak yang hadir telah meninggalkan rapat sebelum menandatangani akta

    itu, maka yang menandatangani akta tersebut hanya saksi-saksi dan Notaris.

    Kebenaran isi dari akta pejabat ini tidak dapat digugat, kecuali dengan

    menuduh bahwa akta itu adalah palsu.

    2. Akta pihak atau akta penghadap (partic acte)

    Akta yang dibuat dihadapan pejabat yang diberi wewenang untuk itu

    dan akta itu dibuat atas permintaan pihak-pihak yang berkepentingan. Ciri

    khas akta dari akta ini adanya komparisi atas keterangan yang menyebutkan

    kewenangan para pihak dalam melakukan perbuatan hukum yang dimuat

    dalam akta, contoh akta jual beli, akta sewa menyewa, akta pendirian

    perseroan terbatas, akta pengakuan hutang dan lain sebagainya.

    Undang-undang mengharuskan bahwa akta partij, dengan diancam

    akan kehilangan autentisitasnya atau dikenakan denda, harus ditandatangani

    oleh para pihak yang bersangkutan atau setidak-tidaknya didalam akta itu

    diterangkan apa yang menjadi alasan tidak ditandatanganinya akta itu oleh

    pihak atau para pihak yang bersangkutan.

    Dalam kaitan dengan pembuktian sebaliknya terhadap isi akta, pada

    akta ini dapat digugat isinya, tanpa menuduh akan kepalsuannya, dengan

    jalan menyatakan bahwa keterangan dari para pihak yang bersangkutan ada

    diuraikan menurut sesungguhnya dalam akta itu, akan tetapi keterangan itu

  • 30

    adalah tidak benar. Artinya terhadap keterangan yang diberikan itu

    diperkenankan pembuktian sebaliknya.

    Akta yang dibuat oleh Notaris mempunyai peranan penting dalam

    menciptakan kepastian hukum didalam setiap hubungan hukum, sebab akta

    notaris bersifat autentik, dan merupakan alat bukti terkuat dan terpenuh

    dalam setiap perkara yang terkait dengan akta notaris tersebut. Dalam

    berbagai macam hubungan bisnis, seperti kegiatan dibidang perbankan,

    pertanahan, kegiatan sosial dan lain-lain, baik dalam lingkup lokal, regional

    maupun nasional, kebutuhan akan akta autentik sebagai alat pembuktian

    semakin meningkat. Akta autentik menentukan secara jelas hak dan

    kewajiban, yang menjamin kepastian hukum sekaligus diharapkan dapat

    meminimalisasi terjadinya sengketa, walaupun sengketa tersebut pada

    akhirnya mungkin tidak dapat dihindari, dalam proses penyelesaian sengketa

    tersebut akta autentik yang merupakan alat bukti tertulis terkuat dan

    terpenuh memberi sumbangan yang nyata bagi penyelesaian perkara secara

    murah dan cepat. Sebagai alat bukti tertulis yang terkuat dan terpenuh apa

    yang dinyatakan dalam akta Notaris harus diterima, kecuali pihak yang

    berkepentingan dapat membuktikan hal yang sebaliknya secara memuaskan

    dihadapan persidangan pengadilan.

    Bahan dasar untuk membangun struktur akta Notaris yaitu berasal dari

    keterangan atau penjelasan para pihak atau hasil wawancara (tanya jawab)

    dengan para pihak dan bukti-bukti yang diberikan kepada Notaris, ataupun

  • 31

    berdasarkan hasil penelitian awal serta negoisasi awal untuk kemudian

    merumuskan dan dituangkan kedalam bentuk akta Notaris.27

    Ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk membangun

    struktur akta Notaris, antara lain:

    1. Latar belakang yang akan diperjanjikan

    2. Identifikasi para pihak (subjek hukum)

    3. Indentifikasi objek yang akan diperjanjikan

    4. Membuat kerangka akta

    5. Merumuskan substansi akta

    Akta otentik sekurang-kurangnya mempunyai tiga fungsi, yaitu:28

    1. Sebagai bukti bahwa para pihak yang bersangkutan telah mengadakan

    perjanjian tertentu

    2. Sebagai bukti kepada para pihak bahwa apa yang tertulis dalam perjanjian

    adalah menjadi tujuan dan keinginan para pihak

    3. Sebagai bukti kepada pihak ketiga bahwa pada tanggal tertentu kecuali

    apabila ditentukan sebaliknya para pihak telah mengadakan perjanjian

    dan bahwa isi perjanjian adalah sesuai dengan kehendak para pihak.

    3. Kode Etik Notaris

    Kode etik sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Sejak dahulu

    telah dilakukan usaha-usaha untuk mengatur tingkah laku moral suatu

    27Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, cet. 1, (Bandung: Refika Aditama,

    2011), (Selanjutnya disebut Buku II), hal. 37.

    28

    Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1, hal. 115.

  • 32

    kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan tertulis sehingga

    dapat menjadi pegangan pokok anggota profesi untuk tetap menjalankan

    hakikat moralitas profesinya. Dengan posisi yang demikian ini orang yang

    menjalin hubungan dengan sebuah profesi memiliki jaminan atas

    keperluannya berupa jaminan pelayanan-pelayanan sesuai dengan lingkup

    profesi. Kode etik dengan demikian memberikan jaminan dalam perolehan

    pelayanan profesi dan menghindarkan dari berbuatan tercela. Selain jaminan

    atas mutu profesi, kode etik merupakan sebuah kompas yang akan

    memberikan pencerahan moral dalam pelayanan.29

    Kode Etik Notaris merupakan suatu kaidah moral yang ditentukan oleh

    perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia berdasarkan Keputusan Kongres

    Perkumpulan dan/atau yang ditentukan dan diatur dalam peraturan

    perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi,

    serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota perkumpulan dan semua

    orang yang menjalankan tugas dan jabatan Notaris.30

    Kode Etik Notaris dilandasi oleh kenyataan bahwa Notaris sebagai

    pengemban profesi adalah orang yang memiliki kahlian dan keilmuan dalam

    bidang kenotariatan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat

    yang memerlukan pelayanan dalam bidang kenotariatan. Secara pribadi

    Notaris bertanggung jawab atas mutu pelayanan jasa yang diberikannya.

    29Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, hal. 161

    30

    Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, hal. 162

  • 33

    Menurut Munir Fuady kedudukan kode etik bagi Notaris sangatlah

    penting. Pertama, bukan hanya karena Notaris merupakan suatu profesi

    sehingga perlu diatur dengan suatu kode etik, melainkan juga karena sifat

    dan hakikat dari pekerjaan notaris yang sangat berorientasi pada legalisasi,

    sehingga dapat menjadi fundamen hukum utama tentang status harta benda,

    hak dan kewajiban seseorang klien yang menggunakan jasa Notaris tersebut.

    Kedua, agar tidak terjadi ketidak adilan sebagai akibat dari pemberian status

    harta benda, hak dan kewajiban yang tidak sesuai dengan kaidah dan

    perinsip-prinsip hukum dan keadilan, sehingga dapat mengacaukan

    ketertiban umum dan juga mengacaukan hak-hak pribadi dari masyarakat

    pencari keadilan, maka bagi dunia Notaris sangat diperlukan juga suatu kode

    etik profesi yang baik dan moderen.31

    Etika dapat diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral, filsafat

    moral, dan yang terpenting sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang

    menjadi pegangan manusia atau kelompok manusia dalam mengatur

    perilakunya.

    Kode Etik Notaris dapat diuraikan menjadi beberapa etika yang

    meliputi:32

    1. Etika Keperibadian Notaris

    Sebagai pejabat umum, Notaris:

    31Menurut Fuady, Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa, Advokat, Notaris, Kurator dan

    Pengurus, cet. 1, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005), hal. 133.

    32

    Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, cet. 4, hal. 89-92

  • 34

    a. Berjiwa Pancasila

    b. Taat kepada hukum, sumpah jabatan, Kode Etik Notaris

    c. Berbahasa Indonesia yang baik

    Sebagai Profesional, Notaris:

    a. Memiliki prilaku profesional

    b. Ikut serta pembangunan nasioanal di bidang hukum

    c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Notaris

    Selanjutnya dijelaskan bahwa Notaris harus memiliki perilaku

    profesional.

    Unsur-unsur prilaku profesional adalah sebagai berikut:

    a. Keahlian yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman tinggi

    b. Integritas moral artinya menghindari sesuatu yang tidak baik walaupun

    imbalan jasanya tinggi, pelaksanaan tugas profesi diselaraskan dengan

    nilai-nilai kemasyarakatan, sopan santun, dan agama

    c. Jujur tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga pada

    diri sendiri

    d. Tidak semata-mata pertimbangan uang, melainkan juga pengabdian,

    tidak membedakan antara orang mampu atau tidak mampu

    e. Berpegang teguh kepada kode etik profesi karena didalamnya

    ditentukan segala prilaku yang harus dimiliki oleh notaris, termasuk

    berbahsa Indonesia yang sempurna.

    2. Etika Melakukan Tugas Jabatan

  • 35

    Sebagai pejabat umumdalam melakukan tugas jabatannya, Notaris:

    a. Menyadari kewajibannya, bekerja sendiri, jujur, tidak berpihak, dan

    penuh rasa tanggung jawab

    b. Menggunakan satu kantor yang telah ditetapkan sesuai dengan undang-

    undang, tidak mengadakan kantor cabang perwakilan dan tidak

    menggunakan perantara

    c. Tidak menggunakan media massa yang bersifat promosi

    d. Harus memasang tanda papan nama menurut ukuran yang berlaku

    3. Etika Pelayanan Terhadap Klien

    Sebagai pejabat umum, Notaris:

    a. Memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang memerlukan

    jasanya dengan sebaik-baiknya

    b. Menyelesaikan akta sampai tahap pendaftaran pada Pengadilan Negeri

    dan pengumumam dalam Berita Negara, apabila klien yang

    bersangkutan dengan tegas menyatakan akan menyerahkan

    kepengurusannya kepada notaris yang bersangkutan dan klien telah

    memenuhi syarat-syarat yang diperlukan

    c. Memberitahu kepada klien perihal selesainya pendaftaran dan

    pengumuman, dan atau mengirim kepada atau menyuruh mengambil

    akta yang sudah didaftar atau Berita Negara yang sudah selesai dicetak

    tersebut oleh klien yang bersangkutan

  • 36

    d. Memberikan penyuluhan hukum agar masyarakat menyadari hak dan

    kewajibannya sebagai warga negara dan anggota masyarakat

    e. Memberikan jasa kepada anggota msyarakat yang kuarang mampu

    dengan cuma-cuma

    f. Dilarang menahan berkas seseorang dengan maksud memaksa orang

    itu membuat akta pada notaris yang menahan berkas tersebut

    g. Dilarang menjadi alat orang atau pihak lain untuk semata-mata

    menandatangani akta buatan orang lain sebagai akta buatan Notaris

    yang bersangkutan

    h. Dilarang mengirim minuta kepada klien atau klien-klien untuk

    ditandatangani oleh klien atau klien-klien yang bersangkutan

    i. Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien

    membuat akta padanya, atau membujuk-bujuk seseorang agar pindah

    dari Notaris lainnya

    j. Dilarang membentuk kelompok didalam tubuh Ikatan Notaris

    Indonesia dengan tujuan untuk melayani kepentingan suatu instansi

    atau lembaga secara khusu/eksklusif, apabila menutup kemungkinan

    anggota lain untuk berprestasi.

    4. Etika Hubungan Sesama Rekan Notaris

    Sebagai sesama pejabat umum, Notaris:

    a. Saling menghormati dalam suasana kekeluargaan

  • 37

    b. Tidak melakukan persaingan yang merugikan sesama rekan Notaris,

    baik moral maupun material

    c. Harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik Korp

    Notaris atas dasar rasa solidaritas dan sikap tolong menolong secara

    konstruktif.

    5. Etika Pengawasan

    a. Pengawasan terhadap Notaris melalui pelaksanaan Kode Etik Notaris

    dilakukan oleh Majelis Kehormatan Daerah atau Pusat Ikatan Notaris

    Indonesia

    b. Tata cara pelaksanaan kode etik, sanksi-sanksi dan eksekusi diatur

    dalam peraturan tersendiri yang merupakan lampiran dari Kode Etik

    Notaris ini.

    c. Tanpa mengurangi ketentuan mengenai tata cara maupun pengenaan

    tingkatan sanksi-snaksi berupa peringatan dan teguran, maka

    pelanggaran-pelanggaran yang oleh Pengurus Pusat secara mutlak

    harus dikenakan sanksi pemberhentian sementara sebagai anggota

    Ikatan Notaris Indonesia disertai usul Pengurus Pusat kepada Kongres

    untuk memecat anggota yang bersangkutan adalah pelanggaran-

    pelanggaran yang disebut dalam Kode Etik Notaris dan Peraturan

    Jabatan Notaris, yang berakibat bahwa anggota yang bersangkutan

    dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah

    memperoleh kekuatan hukum tetap.

  • 38

    4. Wewenang dan Tanggung Jawab Notaris

    Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta autentik

    dapat dibebani tanggung jawab atas perbuatannya sehubungan dengan

    pekerjaannya dalam membuat akta tersebut. Ruang lingkup pertanggung

    jawaban Notaris meliputi kebenaran materil atas akta yang dibuatnya.

    Mengenai tanggung jawab Notaris selaku pejabat umum yang berhubungan

    dengan kebenaran materil maka:

    1. Tanggung jawab notaris secara perdata terhadap kebenaran materil

    terhadap akta yang dibuatnya.

    Konstruksi yuridis yang digunakan dalam tanggung jawab perdata

    terhadap kebenaran materil terhadap akta yang dibuat oleh notaris adalah

    konstruksi perbuatan melawan hukum. Konstruksi yuridis mengenai

    perbuatan melawan hukum ini memang memiliki jangkauan yang begitu

    luas sehingga memungkinkan untuk menjangkau perbuatan apapun

    asalkan merugikan pihak lain dan kerugian tersebut memiliki hubungan

    kausalitas dengan perbuatan apapun tersebut. Apa yang disebut dengan

    perbuatan melawan hukum memiliki sifat aktif maupun pasif. Aktif dalam

    arti melakukan suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian pada pihak

    lain. Pasif dalam artian tidak melakukan suatu perbuatan namun

    sesungguhnya perbuatan tersebut merupakan kewajiban baginya atau

    dengan tidak melakukan suatu perbuatan tertentu yang menjadi

    keharusan, maka pihak lain dapat menderita suatu kerugian.

  • 39

    2. Tanggung jawab Notaris secara pidana terdapat kebenaran materil dalam

    akta yang dibuatnya.

    Mengenai ketentuan pidana tidak diatur di dalam UUJN, namun tanggung

    jawab Notaris secara pidana dikenakan apabila Notaris melakukan

    perbuatan pidana. UUJN hanya mengatur sanksi atas pelanggaran yang

    dilakukan oleh Notaris terhadap UUJN. Sanksi tersebut dapat berupa akta

    yang dibuat oleh Notaris tidak memiliki kekuatan autentik atau hanya

    mempunyai kekuatan sebagai akta dibawah tangan. Terhadap Notarisnya

    sendiri dapat diberikan sanksi yang berupa teguran hingga pemberhentian

    dengan tidak hormat.

    3. Tanggung jawab Notaris berdasarkan UUJN terhadap kebenaran materil

    dalam akta yang dibuatnya.

    Kebutuhan akan jasa Notaris dalam masyarakat moderen tidak mungkin

    dihindarkan. Notaris sebagai pejabat umum diangkat oleh pemerintah dan

    pemerintah sebagai organ negara mengangkat Notaris bukan semata

    untuk kepentingan Notaris itu sendiri, melainkan juga kepentingan

    masyarakat luas. Jasa yang diberikan Notaris terkait erat dengan

    persoalan kepercayaan antara para pihak, artinya negara memberikan

    kepercayaan yang besar terhadap Notaris dan dengan demikian dapat

    dikatakan bahwa pemberian kepercayaan kepada Notaris berarti Notaris

    tersebut mau tidak mau telah dapat dikatakan memikul pula tanggung

  • 40

    jawab atasnya. Tanggung jawab ini dapat berupa tanggung jawab secara

    hukum maupun moral.

    4. Tanggung jawab Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya

    berdasarkan kode etik notaris.

    Profesi Notaris sebagaimana telah diterangkan dapat dilihat dalam

    perspektifnya secara integral melalui perspektif terintegrasi ini maka

    profesi Notaris merupakan profesi yang berkaitan dengan individu,

    organisasi profesi, masyarakat pada umumnya dan negara. Tindakan

    Notaris akan berkaitan dengan elemen-elemen tersebut, oleh karenanya

    suatu tindakan yang keliru dari Notaris dalam menjalankan pekerjaannya

    tidak hanya akan merugikan Notaris itu tersendiri namun dapat juga

    merugikan organisasi profesi, masyarakat, dan negara.

    Terdapat hubungan antara kode etik dengan UUJN. Hubungan pertama

    dalam Pasal 4 mengenai sumpah jabatan. Notaris melalui sumpahnya

    berjanji menjaga sikap, tingkah lakunya dan akan menjalankan

    kewajibannya sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan, martabat dan

    tanggung jawabnya sebagai Notaris. Kode etik profesi Notaris ditetapkan

    dan ditegakkan oleh organisasi Notaris.

    Notaris dalam menjalankan tugas kewenangannya sebagai pejabat

    umum memiliki ciri utama, yaitu pada kedudukannya (posisinya) yang

    tidak memihak dan mandiri (independen), bahkan dengan tegas dikatakan

    bukan sebagai salah satu pihak Notaris sebagai pejabat umum hanyalah

  • 41

    mengkonstartir kehendak para pihak berdasarkan keterangan yang

    diberitahukan para pihak kepada Notaris atau merekam secara tertulis atas

    sesuatu yang dilihat, disaksikan dan didengar oleh Notaris. Mengenai

    kebenaran perkataan atau keterangan mereka yang disampaikan

    dihadapan Notaris seperti yang termuat dalam akta adalah bukan

    merupakan tanggung jawab Notaris.

    Jabatan Notaris tersebut dapat disebut sebagai profesi jika didalam

    melaksanakan sesuatu pekerjaan dilakukan secara terus menerus dan

    dilakukan dengan suatu standar bidang ilmu tertentu dengan suatu

    keahlian khusus yang mengutamakan kemampuan fisik dan intelektual

    yang dilakukan secara bertanggung jawab, profesional, bersifat tetap

    dengan tujuan memperoleh pendapatan.

    Pekerjaan Notaris sebagai suatu profesi mempunyai kriteria sebagai

    berikut:33

    1. Meliputi bidang tertentu saja (spesialisasi)

    Pekerjaan bidang tertentu adalah spesialisasi yang dikaitkan dengan

    bidang keahlian yang dipelajari dan ditekuni. Biasanya tidak ada

    rangkapan dengan pekerjaaan lain diluar keahliannya itu.

    2. Berdasarkan keahlian dan keterampilan khusus

    Pekerjaan bidang tertentu itu berdasarkan keahlian dan keterampilan

    khusus, yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan

    33Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, cet. 4, hal. 58-61

  • 42

    dan latihan itu ditempuhnya secara resmi pada lembaga pendidikan

    dan latihan yang diakui oleh pemerintah berdasarkan undang-undang.

    Keahlian dan keterampilan yang diperolehnya itu dibuktikan oleh

    sertifikasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau lembaga lain

    yang diakui oleh pemerintah.

    3. Bersifat tetap atau terus menerus

    Pekerjaan bidang tertentu itu bersifat tetap atau terus menerus. Tetap

    artinya tidak berubah-ubah pekerjaannya. Terus menerus berlangsung

    untuk jangka waktu lama sampai pensiun, atau berakhir masa kerja

    profesi yang bersangkutan.

    4. Lebih mendahulukan pelayanan daripada imbalan (pendapatan)

    Pekerjaan bidang tertentu itu lebih mendahulukan pelayanan daripada

    imbalan (pendapatan). Artinya mendahulukan apa yang harus

    dikerjakan bukan beberapa bayaran yang diterima. Kepuasan

    konsumen atau pelanggan lebih diutamakan. Pelayanan itu diperlukan

    karena keahlian profesional, bukan amatir. Seorang profesional selalu

    bekerja dengan baik, benar, dan adil. Baik artinya teliti, tidak asal

    bekerja. Benar artinya diakui oleh profesioanal yang bersangkutan.

    Adil artinya tidak melanggar hak pihak lain. Sedangkan imbalan

    dengan sendirinya akan dipenuhi secara wajar apabila konsumen atau

    pelangggan merasa puas dengan pelayanan yang diperolehnya.

    5. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat

  • 43

    Dalam memberikan pelayanannya, profesional itu bertanggung jawab

    kepada diri sendiri, artinya dia bekerja karena integritas moral,

    intelektual dan profesional sebagai bagian dari kehidupannya. Dalam

    memberikan pelayanan, seorang profesional selalu mempertahankan

    cita-cita luhur profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati

    nuraninya, bukan karena sekedar hobi belaka.

    Bertanggung jawab kepada masyarakat artinya kesediaan memberikan

    pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan profesinya, tanpa

    membedakan antar pelayanan bayaran dan pelayanan cuma-cuma serta

    menghasilkan layanan yang bermutu, yang berdampak positif bagi

    masyarakat. Pelayanan yang diberikan tidak semata-mata bermotif

    mencari keuntungan, melainkan juga pengabdian kepada sesama

    manusia. Bertanggung jawab juga berarti berani menanggung segala

    resiko yang timbul akibat pelayanan itu. Kelalaian dalam

    melaksanakan profesi menimbulkan dampak yang membahayakan atau

    merugikan diri sendiri, orang lain dan berdosa kepada Tuhan.

    6. Terkelompok dalam suatu organisasi

    Para profesional itu terkelompok dalam suatu organisasi, biasanya

    organisasi profesi menurut bidang keahlian dari cabang ilmu yang

    disukai. Bartens menyatakan, kelompok profesi merupakan masyarakat

  • 44

    moral (moral community) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai

    bersama. Kelompok profesi memiliki kekuasaan sendiri dan tanggung

    jawab khusus. Sebagai profesi, kelompok ini mempunyai acuan yang

    disebut kode etik profesi.

    Pengakuan terhadap organisasi profesi didasarkan pada nilai moral

    yang tercermin pada keahlian dan keterampilan anggota profesi yang

    bersangkutan bukan karena ketentuan hukum positif.

    Berdasarkan uraian tersebut diatas dan berdasarkan pengertian Notaris

    yang terdapat dalam UUJN, Notaris dalam memangku jabatan dan

    melaksanakan tugas atau pekerjaannya berdasarkan pengangkatan oleh

    Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang

    mendapat kewenangan dari negara secara atributif. Artinya, profesi

    Notaris merupakan jabatan dan merupakan seorang yang secara

    akademik memiliki kapasitas untuk mengemban jabatan Notaris, oleh

    karena itu profesi Notaris merupakan jabatan kepercayaan yang

    bermartabat. Hal inilah yang membedakan profesi notaris dengan

    profesi-profesi lainnya. Oleh karena itu untuk notaris digunakan istilah

    profesi jabatan Notaris, karena pada hakekatnya Notaris adalah pejabat

    yang diangkat oleh menteri yang membidangi, dalam hal ini adalah

    Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

  • 45

    5. Pelaksanaan Kewajiban Notaris Dalam Menjalankan Jabatannya

    Beberapa asas yang harus dijadikan pedoman dalam menjalankan tugas

    jabatan Notaris, yaitu sebagai asas-asas pelaksanaan tugas jabatan Notaris

    yang baik, dengan substansi dan pengertian untuk kepentingan Notaris, asas-

    asas tersebut adalah sebagai berikut:34

    1. Asas Kepastian Hukum

    Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib berpedoman secara

    normatif kepada aturan hukum yang berkaitan dengan segala tindakan

    yang akan diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta. Bertindak

    berdasarkan aturan hukum yang berlaku tentunya akan memberikan

    kepaastian kepada para pihak, bahwa akta yang dibuat dihadapan atau

    oleh Notaris telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga

    jika terjadi permasalahan, akta Notaris dapat dikjadikan oleh para pihak.35

    2. Asas Persamaan

    Notaris dalam memberikan pelayanann kepada masyarakat tidak

    membeda-bedakan satu dengan yang yang lain berdasarkan keadaan

    sosial-ekonomi atau alasan lainnya. Bahkan Notaris wajib memberikan

    jasa hukum dibidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada orang yang

    tidak mampu, yang mana hal ini diatur dalam Pasal 37 UUJN. Hanya

    34Putri A.R, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris, cet. 1, hal. 21

    35

    Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan tulisan

    tentang Notaris dan PPAT), cet. 1, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2009), (selanjutnya disebut Buku

    III), hal. 185

  • 46

    alasan hukum yang boleh dijadikan dasar bahwa Notaris tidak dapat

    memberikan jasa kepada yang menghadap Notaris.36

    3. Asas Kepercayan

    Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan yang harus selaras

    dengan mereka yang menjalankan tugas jabatan Notaris sebagai orang

    yang yang dapat di percaya. Notaris sebagai jabatan kepercayaan, wajib

    untuk menyimpan rahasia mengenai akta yang dibuatnya dan keterangan

    atau pernyataan para pihak yang di peroleh dalam pembuatan akta,

    kecuali undang-undang memerintahkannya untuk membuka rahasia dan

    memberikan keterangan atau pernyataan tersebut kepada pihak yang

    memintanya.37

    Kewajiban ingkar dapat dilakukan dengan batasan

    sepanjang Notaris di periksa oleh instansi mana saja yang berupaya untuk

    meminta pernyataan atau keterangan dari Notaris sehubungan dengan

    akta yang telah atau pernah dibuat oleh atau dihadapan Notaris tersebut.

    4. Asas Kehati-hatian

    Asas ini merupakan peranan dari Pasal 16 ayat (1) huruf a UUJN, antara

    lain dalam menjalankan tugas jabatannya Notaris wajib bertindak

    seksama. Notaris mempunyai peranan untuk menentukan suatu tindakan

    dapat dituangkan dalam bentuk akta atau tidak, Notaris harus

    36Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,

    cet. 2, (Bandung: Refika Aditama, 2009), (Selanjutnya disebut Buku IV), hal. 83

    37

    Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,

    cet. 2, hal. 87

  • 47

    mempertimbangkan dan melihat semua dokumen yang diperlihatkan

    kepada Notaris, meneliti semua bukti yang diperlihatkan kepadanya,

    menerangkan keterangan atau pernyataan para pihak. Keputusan tersebut

    harus didasarkan kepada alasan hukum yang harus djelaskan kepada para

    pihak. Pertimbangan tersebut harus memperhatikan semua aspek hukum

    termasuk masalah hukum yang akan timbul di kemudian hari.38

    Selain itu,

    setiap akta yang dibuat dihadapan atau oleh Notaris harus mempunyai

    alasan dan fakta yang menndukung akta yang bersangkutan atau ada

    pertimbangan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak atau

    penghadap.39

    5. Asas Profesionalitas

    Asas ini merupakan suatu persyaratan yang diperlukan untuk menjabat

    suatu pekerjaan (profesi) tertentu, yang dalam pelaksanaannya

    memerlukan ilmu pengetahuan, keterampilan, wawasan dan sikap yang

    mendukung sehingga pekerjaan profesi tersebut dapat dilaksanakan

    dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian dapat

    dipahami oleh seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu

    dalam melaksanakan pekerjaan yang diserahkan kepadanya.40

    38Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan tulisan

    tentang Notaris dan PPAT), cet. 1, (Buku III), hal. 188

    39

    Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan tulisan

    tentang Notaris dan PPAT), cet. 1, (Buku III), hal.186

    40

    Abdul Manan, Aspek-aspek pengubah Hukum, cet. 1, (Jakarta: Kencana Prenada Media,

    2006), hal. 151

  • 48

    Profesionalisme dalam profesi Notaris mengutamakan keahlian seseorang

    Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan UUJN dan

    Kode Etik Jabatan Notaris. Tindakan profesionalitas Notaris dalam

    menjalankan tugas jabatannya di wujudkan dalam melayani masyarakat

    dan akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris. Dalam Notaris

    tersebut harus didasari atau dilengkapi dengan berbagai ilmu pengetahuan

    hukum dan ilmu-ilmu lainnya yang harus dikuasai secara terintegrasi oleh

    notaris, sehingga akta yang dibuat dihadapan atau oleh Notaris tersebut

    mempunyai kedudukan sebagai alat bukti yang sempurna dan kuat.

  • 49

    BAB III

    MEKANISME PENDIRIAN PERSEROANTERBATAS

    A. TINJAUAN UMUM PERSEROAN TERBATAS

    1. Perseroan Terbatas

    Perseroan Terbatas bukan merupakan bentuk usahan yang secara spontan

    terbentuk dan ada, melainkan merupakan hasil perencanaan, kreasi maupun

    tindakan pendiri yang sering kali dilanjutkan dengan tindakan untuk mengawasi

    dan/atau menjalankan perusahaan setelah Perseroan Terbatas memperoleh

    status sebagai badan hukum.41

    Menurut Henn dan Alexander, aktifitas pendirian Perseroan Terbatas dapat

    dipilih menjadi 3 (tiga) langkah, yaitu penemuan (discovery), penyelidikan

    (investigation) dan penyusunan (assembly). Discovery, merupakan langkah-

    langkah yang meliputi upaya untuk menemukan kesempatan bisnis apa yang

    akan dikembangkan, bagaimana prospek bisnis tersebut, apa tantangan yang

    dihadapi untuk mengembangkan bisnis tersebut. Investigation, merupakan

    analisis terhadap rencana bisnis yang telah dipilih untuk mendapatkan kepastian

    apakah suatu aktifitas bisnis tertentu itu memiliki kelayakan ekonomis atau

    tidak. Assembly, merupakan langkah terakhir yang mencakup pada tindakan

    konkrit sebagai tahapan mewujudkan berdirinya Perseroan Terbatas. Langkah

    ini mencakup bagaimana kebutuhan modal baik modal tetap maupun modal

    41Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, cet. 1, (Salatiga: Griya Media, 2011), hal. 35

  • 50

    berjalan diperoleh, bagaimana menyediakan kebutuhan tenaga kerja,

    perencanaan detail maupun lanjutan dari suatu perusahaan.42

    Untuk dapat mencapai pendirian Perseroan Terbatas tersebut, ada kalanya

    pendiri memerlukan jasa dari orang-orang yang memiliki keahlian tertentu,

    misalnya ahli hukum seperti Notaris dan Konsultan Hukum, Akuntan,

    Perbankan, dan lain sebagainya.

    a. Definisi

    Perseroan Terbatas di definisikan sebagai badan hukum yang

    merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

    kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham,

    dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta

    peraturan pelaksananya.

    Berdasarkan rumusan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun

    2007 tentang Perseroan Terbatas tersebut, maka dapat dirinci unsur-unsur

    konsep Perseroan Terbatas yaitu:

    a. Badan Hukum

    b. Didirikan Berdasarkan pada Perjanjian

    c. Melakukan Kegiatan Usaha

    d. Modal Dasar

    e. Memenuhi Persyaratan Undang-undang

    42Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, cet. 1, hal. 35-36

  • 51

    Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut PT adalah badan usaha

    yang sudah memiliki status sebagai badan hukum. Dengan setatus badan

    hukum tersebut, PT mempunyai harta kekayaan sendiri, dan tanggung jawab

    sendiri. Ini berarti setiap kewajiban atau utang PT hanya dilunasi dari harta

    kekayaan PT itu sendiri. Harta pemegang saham, Direktur dan /atau

    Komisaris PT tidak dapat dipergunakan untuk melunasi kewajiban PT,

    kecuali terjadi kesalahan, kelalaian, perbuatan melawan hukum dan/atau

    pertentangan kepentingan yang merugikan pasar dan/atau kreditor

    perseroan.43

    Sebagai badan hukum, PT memiliki kedudukan sebagai subjek hukum.

    Kedudukan ini membawa konsekuensi hukum bahwa PT menjadi

    pendukung hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Menurut Pasal 1653

    Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terdapat empat jenis badan hukum,

    yaitu.44

    a. Badan hukum yang didirikan oleh pemerintah. Yang termasuk dalam

    kategori badan hukum ini adalah badan hukum publik seperti provinsi,

    kabupaten, kota, dan lain-lain.

    b. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah, misalnya gereja atau badan

    keagam