acara 6 : Klasifikasi Iklim Untuk Pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

klasifikasi menurut schmidth-ferguson dan oldeman

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGIKELASIFIKASI IKLIM UNTUK BIDANG PERTANIAN

Oleh:

Nikmatul QoriahNIM A1L014032

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2015

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengklasifikasian iklim untuk bidang pertanian adalah

1. Menetapkan kelas iklim suatu daerah berdasarkan data curah hujan suatu stasiun cuaca menurut Schmidth-Ferguson, dan Oldeman.

2. Menetapkan keadaan ikim berdasarkan kelas iklim menurut Schmidth-Ferguson, dan Oldeman.

B. Alat dan Bahan

Dalam klasifikasi iklim alat yang digunakan adaah mesin hitung (kalkulator) dan pulpen. Bahan yang digunakan terdiri atas data curah hujan 10 tahun bberapa stasiun cuaca yang terdiri atas data curah hujan pada beberapa lokasi di Indonesia dan data curah hujan bulanan di berbaga lokasi.

C. Prosedur Kerja1. Klasifikasi iklim menururt Schmidth-Fergusona. Data curah hujan bulanan selama 10 tahun diurutkan menurut bulan.

b. Ditentukan bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) di setiap tahunnya.

c. Dijumlahkan bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) kemudian dicari rata-ratanya.

d. Ditentukan nilai Q berdasarkan rumus perhitungan dengan membandingkan jumlah BK dan BB.

e. Ditentukan kelas iklimnya.

2. Klasifikasi iklim menurut Oldeman

a. Pada data curah hujan bulanan di berbagai lokasi di Indonesia dihitung jumlsh periode kering dan periode basahnya pada setiap lokasi.

b. Ditentukan tipe iklim utama dan sub-divisi.

c. Pada data curah hujan bulanan pada lokasi tertentu dicari rata-rata curah hujan setiap bulan.

d. Dari data rata-rata curah hujan pada tiap bulan itu kemudian dihiung jumlah periode basah dan periode keringnya.

e. Ditentukan tipe iklim utama dan sub-divisinya.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Tabel 1. Curah Hujan Bulanan pada beberapa Lokasi di IndonesiaLokasiJan.Feb.Mar.Apr.MeiJun.Jul.Agst.Sept.Okt.Nov.Des.TahunanBBBKZona Agroklimat

(mm)

Melolo (NTT) 154 154 165 86 39 38 18 9 2 8 34 112 817 0 8 E4

Singaraja (NTB) 245 238 221 109 59 74 16 6 3 14 68 177 1192 3 7 D4

Rembang (Jateng) 257 195 188 123 100 66 32 21 30 61 122 205 1408 25E3

Mojokerto (Jatim) 330 344 330 176 98 80 27 11 17 43 130 259 1831 4 6 D3

Madiun (Jatim) 303 277 265 223 129 133 34 21 30 73 193 258 1886 5 5 C3

Donggala (Sulteng) 203 155 147 117 110 103 101 95 69 66 111 147 2854 0 3 E2

Tg. Karang (Sumsel) 271 274 238 173 126 90 86 84 81 120 110 217 2883 4 3 D2

Surakarta (Jateng) 332 330 304 212 137 149 49 43 47 112 223 262 2141 6 4 C3

Banyumas (Jateng) 350 294 346 261 190 116 79 64 89 312 416 433 2983 7 3 B2

Tg. Balai (Sumut) 157 94 96 117 129 192 107 141 183 256 198 150 1744 0 2 E2

RantauPanjang(kaltim) 242 214 171 196 188 155 155 115 157 160 282 244 2316 4 0 D1

Jayapura (Papua) 318 297 284 230 202 140 169 166 136 161 188 217 2523 6 0 C1

Lahat (Sumsel) 484 368 389 325 226 222 121 141 168 216 292 397 3267 8 0 B1

Pontianak (Kalbar) 277 208 242 278 282 64 164 204 228 365 388 322 3180 11 0 A1

Palu (Sulteng) 47 38 38 49 49 83 47 51 45 33 45 41 547 0 12 E4

SeribuDolok 164 109 196 173 153 68 60 118 170 242 198 238 190 0 2 E2

Ujung Pandang 719 531 425 166 92 634 34 10 13 40 174 590 2862 4 6 D3

Ambon 128 116 134 283 529 158 598 416 240 157 110 130 3475 6 0 C1

Polewali 155 158 208 246 230 166 114 79 89 190 215 198 1040 3 2 D2

Kutacana170 116 198 249 256 104 113 161 219 329 211 272 2560 4 0 D1

Sidikalang223 169 266 275 170 104 106 146 205 257 293 224 243850C1

Tabel 2. Curah hujan bulan pada Banjarnegara

TahunBulanTahunan

Jan.Feb.Mar.Apr.MeiJun.Jul.Agsts.Sept.Okt.Nov.Des.BBBK

1982 556 527 513 230 0 0 0 0 0 3 125 631 6 6

1983 453 544 336 474 574 101 0 0 12 329 455 433 9 3

1984 679 549 500 733 208 46 51 10 316 376 455 433 9 3

1985 606 523 532 506 231 149 27 80 56 229 433 425 9 2

1986 454 325 792 491 189 236 76 77 325 303 580 449 10 0

1987 641 697 409 213 10 59 34 0 0 0 495 614 6 6

1988 528 388 642 151 287 257 23 5 68 322 313 244 9 2

1989 503 432 413 270 277 341 161 64 42 302 530 271 10 1

1990 493 595 393 353 269 146 163 146 15 118 327 441 11 1

1991 251 355 460 376 104 0 0 0 0 167 359 386 8 4

Jumlah5164 4935 4990 3797 2149 1335 535 382 834 22124271 441387 28

Rata-rata516.5 493.5 499 379.7 214.9 133.5 53.5 38.2 83.4 221,2 427,1 441,3 8.7 2.8

a. Tipe Smith Ferguson:

Q = x 100 %

= x 100 % = 32,184 %

Tipe iklim = Bb. Tipe Oldeman:

BB = 8

BK = 3

Zona Agroklim B2

Tabel 3. Curah hujan bulan pada Klampok

TahunBulanTahunan

Jan.Feb.Mar.Apr.MeiJun.Jul.Agsts.Sept.Okt.Nov.Des.BBBK

198240423320815705100005044757

1983419331336257515820623337145584

198447931941236214649634837423420228992

19853032643523141601482839545409596213102

198623020568730423264842847217665942292

198737156214910417828Rusak00rusak13952573

198850925245521858528024858451752133291

19893393802123122913171076702111893492

19902622373964441141961551172062208351101

19915273851591140000009437256

Jumlah3843 3168 3366 2586 2012 1295 473 384 1501 1842 3029 3440 8130

Rata-rata384.3 316.8 336.6 258.6 201.2 129.5 47.3 38.4 150.1 184.2 302.9 344.0 8,13

a. Tipe Schmit Ferguson:

BB= 8.1 BK=3,2

Q = x 100 %

= x 100 %= 37,03%

Tipe iklim = C

b. Tipe Oldeman:

BB = 7

BK = 2

Zona Agroklimat : B2

Tabel 4. Curah hujan bulan pada Bukateja

TahunBulanTahunan

Jan.Feb.Mar.AprilMeijun.Jul.Agsts.Sept.Okt.Nov.DesBBBK

1982 355 229 250 291 0 0 14 0 0 0 57 27557

1983 475 335 269 332 513 5 0 0 12 325 382 43184

1984 549 259 397 492 130 83 128 60 350 247 197 265100

1985 297 396 263 376 209 102 55 33 24 330 472 24493

1986 194 520 618 328 84 275 74 23 249 237 555 25691

1987 320 714 321 235 78 46 29 0 0 0 605 74365

1988 506 220 385 178 441 237 20 132 77 331 550 393101

1989 491 601 341 471 294 458 114 60 0 294 355 254101

1990 408 309 286 317 646 230 196 162 79 221 312 525110

1991 662 496 227 318 0 0 0 0 0256 511 066

Jumlah 4257 4079 3347 3358 2395 1436 630 470791 2241 399633868428

Rat-rata425.7 407.9 334.7 335.8 239.5 143.6 63 4779.1 224.1 399,6338,68,42,8

a. Tipe Schmit ferguson:

BB = 8,4 BK=3

Q = x 100 %

= x 100 % = 33,3 %

*Tipe iklim = C

b. Tipe Oldeman

BB = 8

BK = 3

*Zona Agroklimat = B2Tabel 5. Curah hujan bulan di Wanadadi

TahunBulanTahunan

Jan.Feb.Mar.Apr.MeiJun.Jul.Agsts.Sept.Okt.Nov.Des.BBBK

1982 509 466 520 323 5 29 18 0 0 20 172 613 6 6

1983 464 474 450 331 733 156 8 1 16 394 498 661 9 3

1984 567 569 416 715 306 105 142 29 366 527 724 540 11 1

1985 640 472 169 515 345 222 28 177 102 430 513 578 11 1

1986 780 514 839 562 158 161 79 68 417 580 797 453 10 0

1987 718 518 394 304 250 101 83 2 4 8 290 813 8 3

1988 638 307 755 355 484 258 32 87 21 400 663 426 9 2

1989 492 424 378 139 142 366 293 57 75 218 295 544 10 1

1990 248 475 445 302 274 189 136 87 66 201 249 671 10 0

1991 54 491 271 218 78 0 0 0 0 239 683 619 6 5

Jumlah 5110 4710 4637 3764 2775 1587 819 508 1067 3017 4884 5918 90 22

Rata-rata511 471 463.7 376.4 277.5 158.7 81.950.8 106.7 301.7 488.4 591.8 9 2.2

a. Tipe Schmit Ferguson

Q = x 100 %

= x 100 % = 24,4 %

Tipe iklim = B

b. Tipe Oldeman :

BB = 8

BK = 2

Zona Agroklimat : B2Tabel 6. Curah hujan bulan pada KrikilTahunBulanTahunan

Jan.Feb.Mar.Apr.MeiJun.Jul.Agsts.Sept.Okt.Nov.Des.BBBK

1982 678 142 454 92 0 0 14 0 0 6 695 304 5 6

1983 408 526 192 159 473 36 0 0 11 235 340 727 8 4

1984 500 320 428 510 114 114 31 35 335 209 365 219 10 2

1985 184 136 228 179 68 114 78 54 99 219 840 145 8 1

1986 217 241 763 230 70 70 66 79 294 168 772 288 8 0

1987 359 0 317 236 161 36 50 0 0 16 183 460 6 6

1988 368 233 344 96 148 148 20 36 88 207 220 174 8 2

1989 251 190 220 148 172 139 79 33 0 121 118 222 9 2

1990 225 213 193 197 117 131 102 79 24 107 153 384 10 1

1991 419 155 187 207 0 0 0 0 0 rusak 0 rusak 4 8

Jumlah 3609 2156 3326 2054 1323 818440 316 851 1288 3686 2923 7632

Rata-rata 360.9 215.6 332.6 205.4 132.3 81,8 44 31.6 85.1 128.8 368.6 292.3 7.63.2

a. Tipe Schmit Ferguson:

BB=7,6 BK=3,2

Q = x 100 %

= x 100 % = 42,10 %

Tipe iklim = C

b. Tipe Oldeman:

BB = 6

BK = 4

Zona agroklimat : C32. PembahasanIklim merupakan keadaan cuaca, yaitu perpaduan interaksi dari berbagai unsur cuaca dalam jangka waktu yang lama. Setiap tempat di belahan bumi memiliki iklim yang berbeda. Hal ini disebabakan adanya perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim di setiap daerah. Kedudukan matahari yang berubah-ubah menjadi faktor utama perbedaan iklim. Sementara itu, radiasi matahari merupakan pemicu utama terbentuknya cuaca atau iklim. Selain kedudukan matahari, perbedaan iklim juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat.

Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini akibat dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Iklim terbentuk karena interaksi dari unsur-unsur pembentuk iklim yaitu hujan, suhu, radiasi total dan lama penyinaran matahasi, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan evaporasi. Akibat dari perbedaan keadaan atau interaksi unsur-unsur pembentuk inilah sehingga setiap tempat memiliki iklim yang berbeda.

Salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi tanaman adalah iklim. Wilayah dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi oleh spesies tumbuhan tertentu, yakni yang dapat beradaptasi baik pada kondisi iklim tersebut. Berdasarkan keterkaitan yang erat antara kondisi iklim dengan spesies tumbuhan yang dominan, beberapa ahli telah membuat klasifikasi iklim berdasarkan jenis tumbuhan dominan pada wilayah tersebut (Supriyadi dkk, 2007). Dalam klasifikasi iklim dapat diterapkan dua pendekatan yaitu: pendekatan genetik dan pndekatan generik. Pendekatan genetik didasarkan pada faktor yang menentukan dan mneyebabkan iklim berbda, misalnya pola sirkulasi udara, radiasi bersih, dan flux kelembaban. Sementara itu, pendekatan generik berdasarkan pada unsur iklim yang diamati atau efek terhadap gejala lain.

Dalam pendekatan generik digunakan dua dasar pengkalisifikasian yaitu berdasarkan rational moisture budget dan pertumbuan vegetasi. Kemudian berdasarkan pertumbuhan vegetasi dikenal tiga sistem yaitu sistem Koppen, Schmidth-Ferguson, dan Oldeman.

Penggolongan iklim menurut Schmidt-Fergusson menggunakan prinsip bulan kering dan bulan basah seperti pada penggolongan menurut Mohr. Bulan basah yaitu bulan yang menerima curah hujan lebih besar dari 100mm, Bulan kering yaitu bulan yang menerima curah hujan kurang dari 60 (Waryono dkk. 1987). Kelas iklim menurut Ferguson ditentukan dengan menghitung nilai Q.

dari hasil penghitungan Q itulah kemudian ditentukan kelas iklimnya.

ZonaNilai QKondisi Iklim

A