Upload
istiqomah96
View
147
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dasar teori praktikum meteorologi klimatologi bab klasifikasi iklim
Citation preview
IKLIM
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi.
Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).
l http://id.wikipedia.org/wiki/Iklim
30 4 2015 15:07
Iklim koppen
Klasifikasi iklim Köppen
Klasifikasi iklim Köppen adalah salah satu sistem klasifikasi iklim yang paling banyak digunakan secara luas. Sistem ini dikembangkan oleh Wladimir Köppen, seorang ahli iklim Jerman, sekitar tahun 1884 (dengan beberapa perubahan oleh Köppen, tahun 1918 dan 1936). Kemudian, seorang ahli iklim Jerman yang bernama Rudolf Geiger bekerjasama dengan Köppen untuk mengubah sistem klasifikasi, sehingga sistem ini kadang-kadang disebut sebagai sistem klasifikasi Köppen–Geiger .
Iklim Koppen adalah iklim yang berdasarkan suhu bulanan, tahunan, dan curah hujan rata-rata. Penyebaran iklim secara horizontal. Batas pembagian iklim ditentukan oleh batas tumbuh-tumbuhan. Curah hujan dan penguapan sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan vegetasi. Tingginya intensitas penguapan menyebabkan air tanah dan tanaman hilang.
Klasifikasi iklim Köppen membagi iklim menjadi lima kelompok dan beberapa jenis dan subjenis. Setiap jenis iklim diwakili oleh simbol 2 hingga 4 huruf.
Kelompok A: iklim tropis/megatermal
Iklim tropis berkarakter temperatur tinggi (pada permukaan laut atau ketinggian rendah) — dua belas bulan memiliki temperatur rata-rata 18 °C (64.4 °F) atau lebih tinggi. Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-rata 70 m3/ tahun), dan suhu udara bulanan rata-rata di atas 18oC. curah hujan tahunan lebih dari penguapan tahunan, tidak ada musim dingin Terbagi menjadi:
Iklim hutan hujan tropis (Af):
Mengalami kelembaban 60 mm (2.4 in) ke atas sepanjang 12 bulan. Iklim ini terjadi pada garis lintang 5-10° dari khatulistiwa. Di beberapa wilayah pantai timur, dapat pula mencapai 25° dari khatulistiwa. Iklim ini didominasi oleh Sistem Tekanan Rendah Doldrums sepanjang tahun, oleh sebab itu tidak mengalami perubahan musim.Contoh; Indonesia, Kuala Lumpur, Malaysia, Belém, Brasil, Hilo, Hawaii, Amerika Serikat, Singapura
Iklim monsun tropis (Am)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga pada daerah ini masih terdapat hutan yang sangat lebat dan curah hujan yang lebat.Contoh: Conakry, Guinea, Chittagong, Bangladesh
Iklim basah dan kering atau sabana tropis (Aw).
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga vegetasi yang ada hanyalah padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.Contoh: Bangalore, India, Veracruz, Meksiko, Townsville, Australia
Kelompok B: iklim kering (gersang dan semigersang)
Ciri iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar dari pada curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen
1.Stepa (Bs):
Daerah setengah kering yang terletak antara daerah sabana dan daerah padang pasir pada lintang rendah.
2. Iklim padang pasir
Contoh: Yuma, Arizona (BWh), Almería, Spanyol (BWh), Cobar, New South Wales, Australia (BSh), Murcia, Spanyol (BSh), Medicine Hat, Alberta, Kanada (BSk), Enna, Italia (BSh)
Kelompok C: iklim sedang/mesotermal
Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin adalah (-3)oC – (-8)oC. terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10oC. Terbagi menjadi:
Iklim Mediterania (Csa, Csb)
Iklim Mediterania adalah iklim pada kebanyakan wilayah cekungan Mediterania sebagai bagian dari iklim subtropis. Di luar Mediterania, iklim jenis ini terdapat di wilayah California, sebagian Australia barat dan selatan, Afrika Selatan bagian barat daya dan sebagian dari Chili tengah.Contoh: Split, Kroasia (Csa), Madrid, Spanyol (Csa), Marseille, Perancis (Csa), Yalta, Ukraina (Csa), Los Angeles, California (Csa), Barcelona, Spanyol (Csa), Santiago, Chili(Csb), Adelaide, Australia (Csa), Perth, Australia (Csa), Risan, Montenegro (Csb), Porto, Portugal (Csb), San Francisco, California (Csb), Victoria, British Columbia (Csb)
Iklim subtropis (Cfa, Cwa)
Kondisi iklim subtropis diwarnai dengan gangguan dan rintangan dari alam seperti badai, hujan salju, atau tornado. Daerah beriklim subtropis memiliki 4 musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.Contoh: New York City, New York (Cfa), Dallas, Texas (Cfa),Milan, Italia (Cfa), Buenos Aires, Argentina (Cfa), Brisbane, Australia (Cfa), Atlanta, Georgia (Cfa), Porto Alegre, Brazil (Cfa), Luodian, Guizhou, Cina (Cwa),Sydney, Australia (Cfa).
Iklim sedang maritim atau iklim laut (Cfb, Cwb)
iklim yang biasanya ditemukan di sepanjang pantai barat di area garis lintang tengah di beberapa benua di dunia, dan juga di area tenggara Australia. Iklim dekat lautan mengalami musim panas yang sederhana dingin dan musim dingin yang agak hangat dibandingkan musim dingin dalam iklim lain.Contoh: Limoges, Perancis (Cfb), Langebaanweg, Afrika Selatan (Cfb), Curitiba, Brazil (Cfb),Prince Rupert, British Columbia, Kanada (Cfb), Bergen, Norwegia (Cfb)
Iklim subarktik maritim atau iklim laut subkutub (Cfc)
Kawasan beriklim Samudera Subkutub bercirikan iklim lautan, cuma terletak lebih dekat dengan area Kutub. Oleh itu, area ini lebih dingin dibandingkan iklim lautan yang lain. Iklim Samudera Subkutub mengalami selebih-lebihnya tiga bulan suhu rata-rata bulanan melebihi 10 ° C (50 ° F). Seperti iklim lautan, tidak suhu rata-rata bulanan yang kurang dari -3 ° C (26.6 ° F).Contoh:Punta Arenas, Chili (Cfc), Monte Dinero, Argentina (Cfc), Reykjavík, Islandia (Cfc),Tórshavn, Kepulauan Faroe (Cfc), Harstad, Norwegia (Cfc).
Kelompok D: Iklim benua/mikrotermal, Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin <-3oC dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10oC. meliputi :
Iklim benua musim panas (Dfa, Dwa, Dsa)
Contoh:Chicago, Illinois (Dfa), Santaquin, Utah (Dfa), Seoul, Korea Selatan (Dwa) Cambridge, Idaho (Dsa) Saqqez, Iran (Csa)
Iklim benua musim panas hangat atau hemiboreal (Dfb, Dwb, Dsb)
Contoh:Ankara, Turki (Dsb),Moncton, New Brunswick, Kanada (Dfb), Minsk, Belarus (Dfb), Revelstoke, British Columbia, Kanada (Dfb), Fargo, North Dakota, (Dfb), Vladivostok, Rusia (Dwb).,Stockholm, Swedia (Dfb)
Iklim subarktik kontinental atau boreal (taiga) (Dfc, Dwc, Dsc)
contoh:Sept-Îles, Quebec, Kanada (Dfc), Anchorage, Alaska (Dfc), Mount Robson, British Columbia, Kanada (Dfc), Irkutsk, Rusia (Dwc)., Kirkenes, Finnmark, Norwegia (Dfc)
Iklim subarktik kontinental dengan musim dingin ekstrem (Dfd, Dwd)
Contoh :Verkhoyansk, Oymyakon
Kelompok E: iklim Kutub
Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10oC.
Iklim tundra (ET)
Tundra adalah suatu area dimana pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah tanpa pohon. Pada area ini, mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut, rerumputan,.Tundra biasanya hidup di daerah dingin. contoh: Iqaluit, Nunavut, Kanada, Provideniya, Rusia, Deception Island, Antarktika, Longyearbyen, Svalbard
Iklim kutub es (EF)
klim kutub adalah iklim dingin yang terdapat di daerah kutub. Di daerah itu musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering, tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, saat musim dingin seluruh tanah ditutupi es, memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak.Contoh :Antarktika (Scott Base), Greenland (Eismitte atau North Ice)
http://nugrohocahyo.blogspot.com/2012/03/pembagian-iklim-menurut-w-koppen.html#.VUHraEZ5rX8
30 4 2015 16:01
Kemudian kelima iklim tersebut dibagi menjadi beberapa subkelompok dengan huruf kedua sebagai berikut.
s : iklim stepa : iklim semiarid dengan curah hujan rata-rata tahunan antara 38-76 cm.
w : iklim gurun : iklim arid yang kebanyakan mendapat curah hujan rata-rata tahunan kurang dari 35 cm.
f : lembap, ditandai dengan hujan yang cukup di setiap bulan, tidak ada musim kering.
m : musim di tandai dengan kemarau lebih panjang daripada hujan.
http://www.sridianti.com/klasifikasi-iklim-menurut-koppen.html
30 4 2015 16:06
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/07/klasifikasi-iklim.html
30 4 2015 16:10
DIAGRAM IKLIM KOPPEN
IKLIM SCHMIDT FERGUSON
Klasifikasi Schmidt dan Ferguson
Klasifikasi ini sangat populer di Indonesia dan beberapa negara tetangga yang memiliki musim kering-musim hujan. Terdapat delapan kelompok iklim yang didasarkan pada nisbah bulan kering (BK) ke bulan basah (BB), yang disimbolkan sebagai Q (dalam persen). Kriteria yang digunakan untuk menentukan bulan basah, bulan lembab dan kering adalah sebagai berikut :
Bulan Basah (BB) : jumlah curah hujan < 100 mm/bulan.
Bulan Lembab (BL) : jumlah curah hujan 60-100 mm/bulan.
Bulan Kering (BK) : jumlah curah hujan > 60 mm/bulan
. Penentuan tipe iklim menggunakan nilai Q yaitu:
Q : Banyak Bulan Kering x 100%
Banyak Bulan Basah
Delapan kelompok iklim menurut Schmidt dan Ferguson adalah
Iklim A, Q < 14,3, daerah sangat basah, hutan hujan tropis;
Iklim B, 14,3 =< Q < 33,3, daerah basah, hutan hujan tropis;
Iklim C, 33,3 =< Q < 60,0, daerah agak basah, hutan rimba peluruh (daun gugur pada musim kemarau);
Iklim D, 60,0 =< Q < 100,0, daerah sedang, hutan peluruh;
Iklim E, 100,0 =< Q < 167,0, daerah agak kering, padang sabana;
Iklim F, 167,0 =< Q < 300,0, daerah kering, padang sabana;
Iklim G, 300,0 =< Q < 700,0, daerah sangat kering, padang ilalang;
Iklim H, Q >= 700,0, daerah ekstrim kering, padang ilalang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_iklim
30 4 2015 16;18
http://geograph88.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-iklim-schmidt-ferguson.html
30 4 2015 16;20
IKLIM MOHR
Mohr tahun 1933 mengajukan klasifikasi iklim di Indonesia yang didasarkan curah hujan. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang lama.
Klasifikasi Iklim Mohr berdasarkan hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan. Dasar penggolongan iklim menurut Mohr adalah adanya bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga derajat kelembapan yaitu :
Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya > 100 mm dalam 1 bulan. Jumlah curah hujan melampaui penguapan.
Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya < 60 mm dalam 1 bulan. Penguapan banyak berasal dari dalam tanah daripada curah hujan.
Di antara bulan basah dan bulan kering disebut bulan lembab. Bulan lembab tak masuk dalam hitungan. Curah hujan dan penguapan relatif seimbang.
Curah hujan rata-rata yang digunakan diperoleh dari pengamatan curah hujan selama minimal 10 tahun.
Asumsi untuk penguapan/ evaporasi (E) adalah 2 mm per hari.
BB (Bulan Basah) CH > 100 mm ; CH > E
BK (Bulan Kering) CH < 60 mm ; CH < E
BL (Bulan Lembab) 60 < CH < 100 mm.
Langkah pertama adalah mencari bulan kering dan bulan basah, kemudian langkah kedua menentukan rata-rata curah hujan bulanan. Langkah ketiga menentukan kelas iklim dari kombinasi BK dan BB.
Contoh : BK=3, BB=6 berarti termasuk kelas iklim III.
Mohr mengemukakan lima golongan iklim yaitu:a. Golongan I: Daerah basah, yaitu daerah dimana hampir satupun bulan yang hujannya <60b. Golongan II: Daerah agak basah, yaitu daerah dengan periode kering yang lemah. Terdapat satu bulan kering.c. Golongan III: Daerah agak kering, yaitu daerah dengan bulun-bulan kering lebih banyak 3-4 bulan kering.d. Golongan IV: Daerah kering, yaitu daerah dimana jumlah bulan-bulan kering jauh lebih banyak, sampai 6 bulan kering.e. Golongan V: Daerah sangat kering dengan kekeringan yang panjang dan kuat.
http://ustadzklimat.blogspot.com/2012/11/beberapa-metode-klasifikasi-iklim.html
30 4 2015 17:31
http://andy7730.blogspot.com/2013/01/klimatologi-menentukan-iklim-suatu.html
30 4 2015 17:42
IKLIM SUYONO
404 NOT FOUND
IKLIM DI INDONESIA
IKLIM DI INDONESIA
Iklim di Indonesia terdiri atas iklim musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1. Iklim Musim (Iklim Muson)Iklim ini terjadi karena pengaruh angina musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas angina Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
a. Angin Musim Barat DayaAngun Musim Barat daya yang bertiup antara bulan Oktober sampai April, sifatnya basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalamu musim penghujan.
b. Angin Musim Timur LautAngin Musim Timur Laut yang bertiup antara bulan April sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.
2. Iklim Tropika (Iklim Panas)Indonesia terletak di sekitar garis katulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan Negara Indonesia beriklim tropika (panas). Iklim ini berakibat banyak bagi hujan yang disebut hujan naik tropika.
3. Iklim lautWilayah Negara Indonesia adalah Negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya, di Indonesia terdapat Iklim laut. Sifat iklim ini lembap dan banyak mendatangkan hujan.
http://negaraku-indonesiaku.blogspot.com/p/iklim-di-indonesia.html
30 4 2015 18:06
UNSUR UNSUR IKLIM
Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim Ahmad Budairi 20 November 2014 Geografi, Pendidikan komentar 7,868 Tampilan
Cuaca dan iklim memiliki unsure-unsur yang sama, antara lain:
1. Suhu udara (Temperatur)
Temperatur adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer
yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur.
Suhu udara tipa tempat berbeda-beda hal itu dipegaruhi oleh:
a) Sudut datang sinar matahari
Sudut dating sinar matahari terkecil pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut
terbesar pada wakt siang hari tepatnya puku 12.00 siang. Sudut datangnya
matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di
permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin
tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin
iring datangnya siinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
b) Tinggi rendahnya tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperature udara di tempat tersebut
akan semakin rendah, begitu juga sebaliknyasemakin rendah kedudukan suatu
tempat, temperature udara akan semaikn tinggi. Perbedaan tmperatur udara
disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitude.
c) Angin dan arus laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh temperature udara. Misalnya, angin dan
arus dari daerah dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut
juga akan menjadi dingin.
d) Lamanya penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis
lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah
tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran
matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang
terletak di daerah lintang rendah (6O LU – 11O LS) mendapatkan penyinaran
matahri relative lebih lamasehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.
e) Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah
terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relative sedkit, hal ini
disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap
panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula
melepaskan panas, sedagkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan
lambat pula melepaskna panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh
awan, maka temperature udara pada malam hari semakin dingin.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang ditimbulkan oleh beratnya lapisan udara.
Tekanan udara di suatu daerah dari wakytu ke waktu senantiasa mengalami
perubahan. Satuan yang digunakan untuk mngukur tekanan udara dinyatakan dengan
milibar (mb). Ahli meteorology mengukur tekanan udara dengan menggunakan
barometer. Ada beberapa macam barometer antara lain, barometer air raksa dan
barometer aneroid.
a) Barometer air raksa, merupakan hasil percobaan Torriceli pada tahun 1643.
Tekanan udara pada arometer air raksa dibaca dalam cm air raksa (cm Hg), yaitu
ukuran sesungguhnya tinggi raksa dalam tabung kaca. Pada skala ini standar
tekanan udara pada permukaan lau adalah 76,0 cm.
b) Barometer aneroid (barometer kering), disebut barometer kering karena tidak
menggunakan bahan cair. Barometer aneroid dapat berfungsi sebagai alat untuk
mengukur ketinggian dari permukaan laut, yang dinamakan alitimeter. Altimeter
pada umunya terdapat pada pesawat terbang yang dugunakan untuk mengetahui
posisi pesawat diatas permukaan laut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut:
1) Tinggi rendahnya tempat
Semakin tinggi suatu tempat, lapisan daranya semakin tipis dan semakin
renggang, akibatnya tekanan udara semakin rendah. Tekanan udara di suatu
tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Daerah yang
banyak mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara rendah dan daerah
yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara tinggi.
Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan
udara dinamakan biograf. Pada biograf tekanan udara sepanjang hari tergors pada
kertas yang dinamakan barograms. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka
tekanan udara tertinggi terjai pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam)
dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (sore).
2) Temperatur
Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul udara
berkembang, sehingga tekanan udara mnjadi rendah, sebaliknya jika temperature
udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.
3. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam
udara. Kelembaban udara dapat dibedakan menjai 2 yaitu:
1) Kelembaban udara Mutlak (Absolut)
Kelembaban udara mutlak adalah banyaknya uap air yang terkandung
dalam setiap 1 meter kubik udara. Udara mmpunyai kandungan jumlah uap air
yang bereda. Hal ini disebabkan karena adanyaperbedaan dari kekuatan udara
dalam memuat uap air dan hubungannya dengan tingginya suatu udara.
2) Kelembaban Relatif (Nisbi)
Kelembaban udara relative adalah perbandingan banyaknya uap air yang
terdapat dalam udara dengan jumlah uap air yang maksimum yang dapat
dikandung oleh udara dalam suhu yang sama (dalam persen).
Keadaan rata-rata udara di Indonesia adalah lembab. Di dataran rendah
dekat pantai, rawa-rawa dan sungai-sungai besar, kelembapan udaranya relative
tinggi yaitu diatas 60 %, sedangkan di daerah –daerah yang tinggi di lereng
gunung, kelembapan udara itu relative lebih rendah. Kelembapan udara yang
tinggi, lebih memungkinkan terjadinya hujan, dibandingkan dengan kelembapan
udara yang rendah.
4. Angin
Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak ke arah
horizontal atau vertical dengan kecepatan yang berbeda dan berubah secara dinamis.
Factor yang menjadi pendorong bergeraknya massa udara tersebut adalah adanya
perbedaan tekanan udara antar satu tempat dan tempat yang lain. Angin selalu
bertiup dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya
lebih rendah.
Sesuai dengan hokum Buys Ballot, “Angin bergerak dari daerah maksimum ke
daerah minimum dan di belahan bumi utara berbelok ke kanan, serta di belahan bumi
selatan berbelok ke kiri”. Apabila gerakan angin itu terjadi secara vertical disebut
current, sedangkan grakan angin yang tidak teratur disebut turbulensi.. Alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan angin dinamakan anemometer, satuan yang
digunakan adalah knot per jam.
Kecepatan angin mempunyai kekuatan yang berbeda, makin besar kekuatan angin,
makin tinggi kecepatannya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan angin
adalah sebagai berikut:
a) Gradien Barometer
Gradien Barometer adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar pada jarak
lurus 111 Km. Makin besar nilai gradient barometer, makin besar kekuatan angin
bertiup.
b) Ketinggian tempat
Makin tinggi kedudukan suatu tempat, maka kecepatan angin akan semakin cepat
pula, sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat maka kecepatan
anginnya semakin lambat.
c) Letak tempat di bumi
Letak tempat di bumi yang dimaksud adalah letak suatu tempat terhadap garis
lintang di bumi. Kecepatan arah angin di sekitar daerah ekuator lebih besar bila
dibandingkan dengan daerah yang terletak jauh dari daerah ekuator. Hal ini
disebabkan adanya rotasi bumi, dimana saat bumi berotasi menimbulkan gaya
dorong keluar lebih besar dari gaya dorong ke dalam.
Arah angin selalu berubah-ubah, oleh Karena itu angin sering diiberi nama
menurut arahnya. Arah angin bisa diketahui dengan menggunakan bendera angin dan
kantong angin. Angin memutar bendera kea rah tiupan angin sehingga menunjukkan
arah datangnya angin. Pada kantong angin, arah datangnya angin ditunjukkan oleh
arah menghadapnya kantong. Arah angin dinyatakan dalam derajat, angin utara
dinyatakan sebagai arah 360o , angin timur 90o , angin selatan 270o , dan lain-lain.
Manfaat penentuan arah dan kecepatan angin antar lain sebagai berikut:
a. Untuk penerbangan, dengan mengetahui arah dan kecepatan angin di permukaan
bumi membantu penentuan arah dan panjang landasan pesawat terbang.
b. Untuk ramalan cuaca, dengan cara pengumpulan data mengenai arah dan
kecepatan angin, suhu dan kelembaban udara pada setiap lapisan atmosfer,
dipancarkan ke stasiun penerima di bumi oleh satelit. Data ini digunakan untuk
meramlkan keadaan cuaca.
c. Untuk tenaga penggerak. Angin dimanfaatkan untuk menggerakkan kincir angin
dan mendorong perahu atau kapal layar.
Jenis-jenis angin yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Angin darat dan angin laut
Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat ke laut, dan terjadi pada
malam hari. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin, sehingga bertekanan
maksimum dan lautan lebih panas, sehingga bertekanan minimum. Angin
bertiup dari tempat yang bertekanan maksimum (darat) menuju ke tempat yang
bertekanan minimum (laut), maka terjadilah angin darat.
Angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat, dan terjadi pada
siang hari. Pada siang hari lautan lebih cepat dingin, sehingga bertekanan
maksimum dan daratan masih panas, sehingga bertekanan minimum. Angin
bertiup dari tempat bertekanan maksimum (laut) ke tempat bertekanan
minimum (darat), maka terjadilah angin laut.
b. Angin Fohn
Angin Fohn mempunyai sifat panas dan kering. Hal ini dikarenakan angin
yang bertiup dari arah laut membawa uap air yang banyak. Angin itu setelah
mencapai daratan terhalang oleh pegunungan dan suhunya semakin dingin. Uap
air yang dikandungnya berubah menjadi awan dan hujan. Hujan dijatuhkan pada
lereng gunung yang menghadap laut. Setelah angin itu sampai ke puncak
pegunungan, turun kembali dibalik pegunungan. Angin yang turun ini sudah
tidak mengandung uap air, karena telah dijatuhkan sebagai hujan. Oleh karena
angin ini turun, maka suhunya makin panas pada waktu samapi dibawah. Angin
ini sifatnya menjadi panas dan kering.
Angin Fohn di Sumatra Utara disebut angin bahorok, di Jawa Barat disebut
angin kumbang, di Jawa Timur disebut angin Gending, dan di Biak Papua
disebut angin wambrau.
c. Angin pasat
Angin pasat adalah angin yang bertiup dari wilaah subtropik kea rah
khatulistiwa. Dibelahan bumi utara bertiup angin pasat timur laut, dan di
belahan bumi selatan bertiup angin pasar tenggara.
d. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bergerak dari lembah ke gunung. Terjadi
pada waktu siang hari, dimana pemanasan udara bergerak ke atas sepanjang
lereng, akibat perbedaan temperature maka tekanan udara juga berbda, sehingga
terjadi aliran udara dari lembah ke gunung.
e. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bergerak dari gunung ke lembah. Terjadi
pada malam hari, karena adanya perbedaan temperature yang mengakibatkan
perbedaan tekanan, dimana gunung mempunyai tekanan maksimum dan lebah
tekanan minimum, sehingga angin bergerak dari gunung menuju lembah.
f. Angin muson
Angin muson terjadi karena perbedaan tekanan udara antara daratan
(benua) dengan samudra. Ada dua macam angin muson, yaitu angin muson
timur dan angin muson barat.
1) Angin muson timur
Angin muson timur terjadi pada bulan April samapai Oktober. Pada bulan
tersebut matahari seakan-akan beradadi belahan bumi utara. Benua Asia lebih
banyak menerima panas dari matahari, sehingga Benua Asia merupakan daerah
yang bertekanan minimum. Angin yang brtiup dari tempat yang bertekanan
maksimum (Australia) ke tempat yang bertekanan minimum (Asia). Pada saat
itu di Indonesia mengalami musim kemarau.
2) Angin muson barat
Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April. Pada
bulan tersebut matahari seakan-akan berada di belahan bumi selatan. Benua
Australia lebih banyak menerima panas dari matahari, sehingga Benua Australia
mrupakan daerah yang bertekanan minimum. Angin bertiup dari tempat yang
bertekanan maksimum (Asia) ke tempat yang bertekanan minimum (Australia).
Pada saat itu di Indonesia mengalami musim penghujan.
g. Hujan Zenital karena pengaruh angi zenital
Angin zenital yaitu angin yang naik di daerah khatulistiwa karena
pemanasan matahari. Angin ini menyebabkan di daerah khatulistiwa banyak
turun hujan yang disebut hujan zenital.
5. Awan
Awan adalah kumpulan tetesan air di udara. Awan terjadi karena adanya
pengembunan (kondensasi) uap air di udara yang melampaui titik jenuh. Awan
mempunyai bentuk yang bermacam-macam, yaitu sebagai berikut:
a. Awan bulu (cirrofom) adalah awan tipis seperti serat atau bulu yang terdiri
atas Kristal-kristal es pada udara yang tinggi.
b. Awan berlapis (stratifom), adalah awan yang rata, hampir tidak mempunyai
bntuk tertentu, biasanya berwarna kelabu dan meliputi daerah yang luas.
c. Awan berkumpul (cumilifom), adalah awan tebal dengan gerakan vertical,
pada bagian atas terbentuk setengah bulatan (dome) atau seperti kubah dan
bagian bawahnya rata.
Berdasarkan letak atau ktinggian awan dibedakan sebagai berikut:
a. Awan tinggi, yaitu awan awan dengan ketinggian mencapai 6 – 12 Km.
Karena tingginya, awan ini dapat berupa Kristal-kristal es. Awan ini
dikelompokkan menjadi:
1) Cirrus berwarna putih, tipis seperti bulu ayam
2) Cirro stratus, berwarna putih merata
3) Cirrocumulus, berkelompok putih seperti domba atau sisik ikan
b. Awan Menengah, yaitu awan denngan ketinggian 3 – 6 Km. Awan ini
dikelompokkan menjadi:
1) Alto cumulus, bentuknya bergumpal-gumpal
2) Alto stratus, bentuknya berlapis-lapis tebal
c. Awan rendah, yaitu awan dengan ketinggian kurang dari 3 Km. Awan ini
dikelompokkan menjadi:
1) strato cumulus, bentuknya bergumpal-gumpal, berwarna putih sampai
abu-abu kehitaman dan tebal
2) stratus, awan rendah merata dan berlapis-lapis
3) nimbus stratus, berwarna abu-abu putih meluas sudah berupa titik-titik air
hujan.
6. Hujan (presipitasi)
Hujan adalah peristiwa jatuhnya butir-butir air dalam bentuk cair atau
padat dari udara menuju bumi. Bentuk hujan di daerah tropis pada umumnya cair
sedangkan bentuk hujan di daerah kutub adalah berupa es atau salju.
a. Terjadinya hujan
Panas matahari menyebabkan air di permukaan bumi menguap. Air di
permukaan bumi yang terdapat di laut, danau, rawa, sungai, salju, kolam,
tambak, sawah, dan tanah basah mengalami penguapan menyebabkan udara
menjadi lembab. Apabila penguapan ini terjadi terus-menerus, uap air akan
berubah menjadi awan. Pembentukan awan yang terjadi terus-menerus
menyebabkan awan menjadi semakin tebal, lau berubah menjadi butir-butir air
dan akhirnya jatu ke prmukaan bumi sebagai hujan.
b. Curah hujan
Curah hujan adalah sedikit banyaknya air hujan yang jatuh pada suatu
tempat di permukaan bumi. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi, rata-rata
lebih dari 200 mm per tahun, daerah dengan curah hujan tertinggi di Indonesia
terdapat di Kranggan (Tenjo) di Jawa Tengah yang mencapai 6.680 mm,
sedanngkan daerah yang menerima curah hujan terendah terdapat di Lembah
Palu (Sulawesi Tengah), yaitu kurang lebih 546 mm per tahun.
c. Pengukuran curah hujan
Curah hujan dapat diketahui melalui alat penakar curah hujan yaitu
fluxiometer, curah hujan dicatat setiap 24 jam dinyatakan dalam millimeter
atau inci. Alat penakar hujan ini harus diletakkan di tempat terbuka, sehingga
tidak ada air yang masuk baik yang berasal ari tumbuhan atau bangunan
disekitarnya.
Ada dua jenis penakar hujan, yaitu penakar hujan biasa dan pencatat hujan
otomatis. Penakar hujan pada umunya mengukur banyak hujan yang jatuh
selama 24 jam dengan menggunakan gelas ukur. Penakar hujan otomatis
langsung mencatat curah hujan pada kertas yang dipasang pada alat terebut.
d. Persebaran curah hujan di Indonesia
Berdasarkan data curah hujan rata-rata per tahun yang diambil dari stasiun
dan pengamatan cuaca, dapat kita lihat petadan data persebaran curah hujan
pada suatu daerah. Dari data tersebut kita dapat mengetahui wilayah-wilayah
yang memiliki curah hujan yang tinggi ataupun rendah.
Tabel curah hujan rata-rata per tahun dan cirri iklim di Indonesia
Kota Curah hujan rata-rata per tahun
(mm)
Ciri Iklim
Palu 604 mm Kering
Waingapu 768 mm Kering
Luwak 955 mm Kering
Ende 1138 mm Kering
Larantuka 1176 mm Kering
Kupang 1413 mm Kering
Atambua 1417 mm Kering
Singaraja 1192 mm Kering
Denpasar 1737 mm Lembab
Surabaya 1533 mm Lembab
Yogyakarta 2181 mm Lembab
Pekalongan 2210 mm Lembab
Jakarta 1793 mm Lembab
Sabang 2141 mm Lembab
Medan 2015 mm Lembab
Tanjung
Karang
1883 mm Lembab
Banjarmain 2369 mm Lembab
Pontianak 3180 mm Sangat Lembab
Sintang 3549 mm Sangat Lembab
Sorong 2850 mm Sangat Lembab
Fak-fak 3437 mm Sangat Lembab
Padang 4453 mm Sangat Lembab
Banjarnegara 3701 mm Sangat Lembab
e. Jenis-jenis hujan
1) Hujan Zenital (hujan khatulistiwa)
Hujan zenital terjadi di daerah tropika, disbut juga hujan naik ekuator.
Hujan ini terjadi pada sore hari setelah pemanasan maksimal. Di daerah tropis
hujan ini terjadi pada saat matahari berada pada titik zenitnya.
Wilayah disekitar khatulistiwa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi
Tengah,, dan Papua bagian utara mempunyai curah hujan yang lebih merata
sepanjang tahun, dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
2) Hujan orografik
Hujan ini terjadi di daerah pgunungan. Udara yang mengandung uap air
bergerak naik ke atas pegunungan. Akibat penurunan suhu, udara tersebut
terkondensasi dan turun sebagai hujan pada lereng yang berhadapan dengan
datangnya angin, maka di balik pegunungan angin turun kembali dengan
kondisi kering, karena uap airnya sudah dijatuhkan dilereng ketika angin itu
naik. Di balik pegunungan ini disebut daerah baying-bayang hujan. Daerah
bayangan hujan sangat sedikit menerima curah hujan.
3) Hujan Frontal (hujan muson)
Hujan frontal umumnya lebat dan disertai petir. Hujan lebat semacam ini
sering terjadi bila ada pertemuan antara massa udara panas yang basah bertmu
dengan massa udara yang dingin, dan tiba-tiba suhunya turun dengan cepat,
sehingga terjadilah pengembunan yang luar biasa akhirnya menjadi hujan
lebat disertai Guntur dan petir. Hujan semacam ini disebut hujan frontal.
Contoh daerah-daerah yang mengalami hujan frontal antara lain angin pasat
yang menurunkan hujan di pantai timur Australia dan Brasilia dan angin barat
di pantai Amerika Serikat, Cile Selatan, dan Eropa Barat.
Kawasan hujan frontal di Indonesia terjadi di daerah yang terletak di
daerah perbatasn antara daerah angin barat dan angin timur sekitar lintang 60o
yaitu daerah Sulawesi Tengah (Palu).
http://geodik.com/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim/#ixzz3Yn1rPGo7
30 4 2015 18:09