20
“ANALISIS BANJIR SUNGAI BIALO KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS” Hardianti Rita Tahir Lopa, Riswal Karamma Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas hasanuddin Email: [email protected] ABSTRAK Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang sering kali terjati.banyak sekali kerugian yang ditimbulkan akibat banjir. Bencana alam seperti banjir dapat terjadi setiap saat, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia.telah banyak kejadian bencana baik yang terekam maupun yang tidak menimpa negara kita,termasuk di Sulawesi Selatan ini. Sebagai contoh yaitu kejadian banjir pada Kabupaten Bulukumba sebagai akibat Banjir bandang yang terjadi pada 20 juni 2006 lalu, menyebabkan beberapa korban jiwa, rumah penduduk hanyut, rusaknya lingkungan (areal pertanian) menimbulkan kerugian harta benda dan sebagainya. Analisis banjir yang dilakukan adalah mengolah data curah hujan yang ada. Setelah itu menentukan parameter statistic (X, Sd, Cs, Ck dan Cv) untuk pemilihan metode distribusi frekuensi curah hujan. Distribusi frekuensi curah hujan yang dimaksud dalam hal ini adalah metode normal, log normal, log person tipe III. Kemudian mensimulasikan sedimen dengan mengunakan aplikasi HEC-RAS 5.1 untuk memodelkan kondisi banjir. Hasil perhitungan rencana debit banjir diperoleh Periode ulang 2 tahun 43,98 m 3 /detik Periode ulang 50 Tahun 91,66 m 3 /detik dan Periode ulang 100 tahun 97,96 m 3 /detik. Berdasarkan hasil simulasi software HEC-RAS

repository.unhas.ac.id › ... › 24245 › JURNAL.docx?sequence=2 · Web view repository.unhas.ac.idSebagai contoh yaitu kejadian banjir pada Kabupaten Bulukumba sebagai akibat

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

“ANALISIS BANJIR SUNGAI BIALO KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS”

Hardianti Rita Tahir Lopa, Riswal Karamma

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas hasanuddinEmail: [email protected]

ABSTRAK

Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang sering kali terjati.banyak sekali kerugian yang ditimbulkan akibat banjir. Bencana alam seperti banjir dapat terjadi setiap saat, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia.telah banyak kejadian bencana baik yang terekam maupun yang tidak menimpa negara kita,termasuk di Sulawesi Selatan ini. Sebagai contoh yaitu kejadian banjir pada Kabupaten Bulukumba sebagai akibat Banjir bandang yang terjadi pada 20 juni 2006 lalu, menyebabkan beberapa korban jiwa, rumah penduduk hanyut, rusaknya lingkungan (areal pertanian) menimbulkan kerugian harta benda dan sebagainya.

Analisis banjir yang dilakukan adalah mengolah data curah hujan yang ada. Setelah itu menentukan parameter statistic (X, Sd, Cs, Ck dan Cv) untuk pemilihan metode distribusi frekuensi curah hujan. Distribusi frekuensi curah hujan yang dimaksud dalam hal ini adalah metode normal, log normal, log person tipe III. Kemudian mensimulasikan sedimen dengan mengunakan aplikasi HEC-RAS 5.1 untuk memodelkan kondisi banjir.

Hasil perhitungan rencana debit banjir diperoleh Periode ulang 2 tahun 43,98 m3/detik Periode ulang 50 Tahun 91,66 m3/detik dan Periode ulang 100 tahun 97,96 m3/detik. Berdasarkan hasil simulasi software HEC-RAS 5.1, dapat diketahui kondisi banjir. Pada periode ulang 2 tahun Sungai Bialo diprediksi tidak mengalami banjir. Pada periode ulang 50 tahun Sungai Bialo diprediksi mengalami banjir dibeberapa Sta. Dan Pada periode ulang 100 tahun Sungai Bialo diprediksi mengalami banjir dibeberapa Sta.Kata Kunci : Debit Banjir, HEC-RAS 5.1

ABSTRACT

Flood is one of the natural disasters that often occur. The amount of loss caused by the floods. Natural disasters such as floods can occur at anytime, especially in tropical areas such as Indonesia. There have been many disasters both recorded and unrecorded of our country, including in South Sulawesi. Examples of flooding in Bulukumba as a result of the flash flood that occurred on 20 June 2006 ago, causing some casualties, houses was drift, damage of environment (agricultural area) and lost of wealth and so forth.

Flood analysis that conducted process the existing rainfall data. After that determine the parameters of statistics (X, Sd, Cs, Ck, and Cv) for the selection of frequency distribution method of rainfall. In this case, the frequency distribution of rainfall referred to the normal method, log normal, log person type III. Then simulate sediment using HEC-RAS 5.1 to model flood conditions.

The results of design flood for 2 years return period is 43,98 m3/second. In 50 years return period is 91,66 m3/second and for 100 years return period 97,96 m3/sec. Based on a simulation result of HEC-RAS 5.1, we can know the condition of the flood. In 2 years return period of Bialo River is predicted not flooded. In 50 years return period of Bialo River is predicted flooded in several stations. And in 100 years return period of Bialo River is predicted flooded in several stations also.Keywords: Flood Flows, HEC-RAS 5.1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSungai Sangat berperan dalam

kehidupan manusia, dapat digunakan untuk keperluan komersil dan mempunyai nilai ekonomis sebagai sumber air di perkotaan,sebagai sarana rekreasi, sebagai sarana transportasi dan lain sebagainya. namun tak dapat disangkal pada saat-saat tertentu sungai dapat merugikan masyarakat sekitarnya, yaitu pada saat terjadinya banjir yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah pertanian dan bangunan disekitarnya.

Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang sering kali terjati.banyak sekali kerugian yang ditimbulkan akibat banjir. Bencana alam seperti banjir dapat terjadi setiap saat, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia.telah banyak kejadian bencana baik yang terekam maupun yang tidak menimpa negara kita,termasuk di Sulawesi Selatan ini. Sebagai contoh yaitu kejadian banjir pada Kabupaten Bulukumba sebagai akibat Banjir bandang yang terjadi pada 20 juni 2006 lalu, menyebabkan

beberapa korban jiwa, rumah penduduk hanyut, rusaknya lingkungan (areal pertanian) menimbulkan kerugian harta benda dan sebagainya.

Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi,intensitas atau degradasi penggunaan lahan yang salah.untuk mengcegah hal itu terjadi, digunakanlah berbagai cara untuk mengendalikan aliran sungai yang mana memerlukan analisa aliran banjir yang mencakup juga penelusuran banjir.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dalam penulisan ini bertujuan untuk menggetahui penelusuran banjir pada Sungai Bialo oleh karena itu kami merasa perlu mengangkat masalah tersebut kedalam penulisan tugas akhir dengan judul:

“ Analisis Banjir Sungai Bialo Kabupaten Bulukumba Dengan

Menggunakan Aplikasi HEC-RAS “.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini bagaimana penanganan banjir pada Sungai Bialo Kabupaten Bulukumba.

C. Tujuan PenelitianSesuai dengan permasalahan

dalan penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi banjir yang terdapat pada Sungai Bialo dengan menggunakan bantuan aplikasi HEC-RAS 5.1 (Hydrologic Engineering Center - River Analysis System).

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi merupakan proses kontinyu dimana air bergerak dari dari bumi ke atmosfer dan kemudian kembali ke bumi lagi. pada gambar 2.1 menunjukan siklus hidrologi (Chow, V.T.,1988). Dalam Gambar 2.1 ditunjukan pula komponen komponen dari siklus hidrologi. Neraca air tahunan diberikan dalam nilai relatif terhadap hujan yang jatuh di daratan (100%). Air dipermukaan tanah, sungai, danau dan laut menguap ke udara. Uap air tersebut bergerak dan naik ke afmosfer, yang kemudian mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik titik air yang berbentuk awan.selanjutnya titik titik air tersebut jatuh sebagai hujan ke permukaan laut dan daratan. Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh tumbuh tumbuhan (intersepsi) dan selebihnya sampai kepermukaan tanah. Sebagian air hujan yang sampai ke permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (Infiltrasi) dan sebagian lainnya mengalir diatas permukaan tanah (aliran permukaan atau surface runoff) mengisi cekungan tanah, danau, dan masuk ke sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Air ini meresap kedalam tanah sebagian mengalir di

dalam tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian keluar sebagian mata air atau mengalir ke sungai.akhirnya aliran air sungai akan sampai kelaut. proses tersebut berlangsung terus menerus yang disebut siklus hidrologi.(Bambang Triatmodjo)

B. Daerah aliran SungaiDaerah Aliran Sungai (DAS)

Adalah daerah yang dibatasi oleh pungung-punggung gunung/pengunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju sungai uatama pada suatu titik/statiun yang ditinjau. DAS ditentukan dengan menggunakan peta topografi yang dilengkapi dengan garis garis kontur. Suatu DAS mempunyai karakteristik yang spesifik dan berhubungan erat dengan jenis tanah, tata guna lahan, topografi, kemiringan dan panjang lereng sebagai unsur utamanya,sehingga dalam merespon curah hujan yang jauh dapat memberikan pengaruh terhadap besar kecilnya evapotranspirasi, infiltrasi,perkolasi, air larian, air permukaan, kandungan air tanah dan aliran sungai.C. Curah Hujan

Curah hujan merupakan tinggi air hujan selama periode pengukuran yang pada umumnya lebih panjang dari satuan waktu yang dipergunakan dalam mendefinisikan intesitas hujan. Hujan yang terukur selama periode pengukuran belum tentu bersifat kontinyu. pada umumnya diberi nama sesuai lamanya waktu pengukurannya seperti curah hujan harian, curah hujan

mingguan, curah hujan bulanan, curah hujan tahunan dan seterusnya.

Besarnya curah hujan diperhitungkan untuk mengetahui curah hujan ekstrim yang dapat menimbulkan bencana banjir atau runtuhnya bangunan dan curah hujan adalah untuk mengetahui besarnya ketersediaan air bersih pada suatu daerah atau kawasan.

D. Aliran LimpasanLimpasan adalah apabila

intensitas hujan yang jatuh di suatu

DAS melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju inflitrasi terpenuhi air akan mengisi cekungan cenkungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah.

Komponen Komponen limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber:1. Aliran Permukaan2. Aliran Antara

3. Aliran Air Tanah

E. Banjir dan karakteristiknyaBanjir biasanya dianggap

sebagai kenaikan tinggi permukaan air sungai yang melebihi keadaan normalnya atau dalam pengertian umum meluapnya air melewati batas kapasitas saluran yang normal. Banjir juga didefinisikan sebagai aliran air yang besar yaitu air yang mengalir menggenangi dan meluapi dataran yang biasanya kering.F. Penelusuran Banjir

Penelusuran banjir adalah merupakan teknik yang penting untuk menentukan corak banjir pada bagian hilir berdasarkan corak banjir di daerah hulu yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang lengkap mengenai masalah pengendalian banjir dan peramalan banjir.G. Program Aplikasi HEC-RAS

HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center River Analysis

System (HEC-RAS) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model). HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi: 1. hitungan profil muka air aliran

permanen2. simulasi aliran tak permanen3. hitungan Banjir4. hitungan kualitas air.

Satu elemen penting dalam HEC-RAS adalah keempat komponen tersebut memakai data geometri yang sama, routine hitungan hidraulika yang sama, serta beberapa fitur desain hidraulik yang dapat diakses setelah hitungan profil muka air berhasil dilakukan.

HEC-RAS merupakan program aplikasi yang mengintegrasikan fitur graphical user interface, analisis hidraulik, manajemen dan

penyimpanan data, grafik, serta pelaporan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitianDalam penyusunan Tugas Akhir

ini diestimasi selama 3 (tiga) bulan. Lokasi penelitian berada di Sungai Bialo yang terletak di Kabupaten Bulukumba Propinsi.

Gambar. 3.1 Peta Sungai Bialo Kabupaten Bulukumba

(sumber : Google Earth Pro, 2016)

1. Pemodelan HEC–RAS 5.1 (Hydrologic Engineering Center - River Analysis System)

Sebelum mulai analisis hidrolika ini, data-data yang diperlukan harus dipersiapkan terlebih dahulu.

Pelaksanaan pemodelan dilakukan setelah memahami teori yang diperlukan dalam paket modul HEC-RAS untuk menghindari kesalahan pemodelan yang akan dilakukan. Setelah itu dilakukan pengumpulan data

input yang berupa data primer maupun data sekunder. Data kemudian terlebih dahulu diolah sebelum menjadi data input model. Setelah itu, maka dapat dilakukan pemodelan HEC-RAS dengan cara sebagai berikut

a. Membuat File HEC-RAS Baru1) Start Hec-Ras

Setelah kita menginstall HEC-RAS, biasanya ikon HEC-RAS akan muncul di start menu, dan untuk mulai menggunakan HEC-RAS, silahkan klik ikon dan biasanya akan muncul tampilan awal seperti gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tampilan utama program HEC-RAS

2) Pilih new project Untuk mulai pekerjaan HEC-

RAS, klik menu “File” - “New Project”, seperti

Gambar 3.3 Pembuatan Jendela new project

Langkah pertama dipilih drive dan path tempat pekerjaan akan disimpan (untuk memilih, double click directory yang diinginkan pada kotak directories), kemudian masukan judul proyek dan nama file. Nama file harus

dengan ekstensi “.prj”. Kemudian tekan “Ok”. Maka muncul message box yang menampilkan judul dan directory tempat pekerjaan disimpan. Jika informasi dalam message box benar, tekan “Ok”. Jika sebaliknya tekan “cancel” untuk kembali ke tampilan New Project.

b. Input Data Geometri Sungai

Sebelum data geometrik dan data debit dimasukkan, harus ditentukan terlebih dahulu Sistem Satuan (English atau Metric) yang akan dipakai. Langkah ini dilakukan dengan memilih menu “Options”- “Unit System” kemudian pilih “System International (Metric System)” – “Ok”.

Gambar 3.4 Jendela unit system internationalLangkah selanjutnya

adalah memasukkan data geometrik yang diperlukan, yang terdiri dari skema sistem sungai dan data cross section. Data geometrik dimasukan dengan memilih menu “Edit” pada pada jendela utama, kemudian pilih “Geometric Data” atau klik ikon pada toolbar. Maka akan muncul

tampilan geometrik data seperti ini.

Gambar 3.5 Jendela geometrik Namun untuk data

geometrik pada penelitian ini, di ambil dari data hasil pengelohan aplikasi Autocad Civil 3D dengan cara mengeksport datanya ke HEC-RAS.

Gambar 3.6 Jendela geometrik datac. Menggambar Skema Alur Sungai

Langkah pertama dalam memasukkan data geometrik adalah menggambar skema sistem sungai. Ini dilakukan garis demi garis, dengan menekan tombol River Reach dan kemudian menggambar alur dari hulu ke hilir (dalam arah positif). Setelah alur digambar, masukkan nama sungai dan ruas (reach). Jika

terdapat pertemuan antara ruas sungai, masukan pula nama titik pertemuan (junction) tersebut.

d. Input data Cross SectionSetelah skema sistem sungai tergambar, selanjutnya memasukkan data cross-section. Tekan tombol Cross Section akan memunculkan editor cross section. Editor ini seperti ditampilkan pada Gambar 3.7. Seperti pada tampilan, setiap cross-section memiliki nama sungai (River), ruas (Reach), River Station, dan Description, yang berfungsi untuk mengambarkan letak cross section tersebut pada sistem sungai. “River Station” tidak secara aktual menunjukan letak cross-section pada sistem sungai (miles atau kilometer keberapa), tetapi hanya berupa angka (1,2,3,..dst.). Cross section diurutkan dari nomor river station terbesar ke nomor River Station terkecil. Pada sistem sungai, cross section dengan nomor river station terbesar akan terletak di hulu sungai.

Gambar 3.7 Jendela editor data cross section

Langkah-langkah dalam memasukkan data Cross Section adalah sebagai berikut :

1. Pilih sungai dan ruas sungai yang akan di-entry data cross section-nya, dengan cara menekan panah pada kotak River dan Reach.

2. Pada menu Options pilih Add a New Cross Section. Kotak input muncul, masukan nomor river station untuk cross section yang baru kemudian tekan OK.

3. Masukkan semua data yang diperlukan. Data-data yang diperlukan data yang terdapat pada layar editor cross section.

4. Masukan informasi tambahan yang diperlukan (misal : bendungan, penghalang aliran, dsb), melalui menu Options.

5. Tekan tombol Aplly Data. Setelah semua data geometrik dimasukkan, simpanlah melalui Save Geometrik Data As pada menu File yang terletak pada tampilan utama editor Geometrikc Data.

Data-data yang dimasukkan pada input data:1. River Sta, Nama potongan

melintang, diisi dengan angka yang berurutan.

2. Station, Jarak kumulatif antara titik elevasi potongan dari titik paling pinggir yang bernilai 0.

3. Elevation = Elevasi titik pada station

4. Downstream reach length, Jarak tiap potongan melintang sungai dengan potongan melintang sebelumnya.

5. Manning’s n value, Nilai angka manning saluran

6. Main Channel Bank Station, Station titik saluran utama sungai

7. Cont/Exp Coeficients, Koefisien kontraksi dan ekspansi

e. Input data Debit

Setelah semua data geometrik dimasukkan, langkah selanjutnya adalah memasukkan data debit banjir rencana yang dibutuhkan. Pilih menu “Edit” pada tampilan utama kemudian pilih “steady flow” atau atau klik ikon

pada toolbar. Maka editor data steady flow akan muncul seperti ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.8 Jendela editor data steady flow (debit rencana)

f. Analisis data Setelah semua data

dimasukkan pada tampilan pilih steady flow analisis pada menu Run akan muncul seperti ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.9 Jendela analysis program HEC-RAS

Kemudian perhitungan dilakukan dengan menekan

tombol compute pada jendela steady flow Analysis. Ketika tombol ini ditekan, HEC-RAS mengemas semua data untuk plan yang dipilih dan menuliskannya pada run file.

g. Menampilkan Hasil Setelah perhitungan

model diselesaikan, anda dapat memulai menampilkan hasil. Beberapa fitur untuk menampilkan hasil tersedia pada menu View dari jendela utama. Seperti menu Cross Section (untuk menampilkan gambar profil melintang sungai hasil simulasi), X-Y-Z Perspective Plots (untuk menampilkan penampang sungai secara keseluruhan dalam model perspective),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data HidrologiDaerah aliran sungai (DAS)

Sungai Bialo Kab Bulukumba dengan luas 61,610 Km2 dan panjang sungai 31,07 Km. Di sekitar DAS sungai Bialo terdapat empat statiun curah hujan yaitu stasiun curah hujan Borong Rappoa, stasiun curah hujan Bayang-Bayang, stasiun curah hujan Bettu, dan stasiun curah hujan Paenre Lompoa.

Gambar 4.1 Lokasi statiun curah hujan disekitas DAS Sungai Bialo.

Analisis hidrologi bertujuan untuk mengetahui curah hujan rata-rata yang terjadi pada daerah tangkapan hujan yang berpengaruh pada besarnya debit Sungai Bialo Kab Bulukumba. Analisis dilakukan terhadap curah hujan harian 10 tahun terakhir mulai tahun 2006 s/d 2015 di Stasiun Bettu yang berada di sungai Bialo Kab Bulukumba.

Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum

1. Menghitung Parameter Statistik Curah Hujan

Untuk menentukan jenis parameter Statistik curah hujan yang akan digunakan dalam

mengolah data curah hujan rencana terlebih dahulu dilakukan perhitungan analisa statistik yakni Nilai rata-rata, standar deviasi, Koefisien variasi dan Koefisien Kurtosis.

a. Nilai Rata-Rata

X= 1n∑ Xmi

= 72,600b. Standar Deviasi

S=√∑( Xmi−X )n−1

=37,164c. Koefisien variasi

Cv=s/ X = 0,5119

d. Koefisien Skewness

Cs= n(n−1 )(n−2 )S3 ∑ ( Xmi−X )3

= 0,851e. Koefisien Kurtosis.

f.

Ck= n(n−1)(n−2)(n−3 )S4∑ ( Xmi−X )4

= 0,330

Syarat memilih jenis distribusi : Apabila Cs = 0, dan Ck = 3,

yang dipakai adalah Normal Apabila Cs/Cv = 3, yang dipakai

adalah LogNormal Apabila Cs = 1,4 dan Ck = 5,4

yang dipakai adalah Gumbel Apabila ketiga di atas tidak ada

yang memenuhi maka digunakan Log Person III

Jadi jenis distribusi yang digunakan adalah Log Pearson III

1. Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Metode Log Pearson III

a. Untuk Distribusi Frekuensi Periode 2 Tahun

XT = X+ K . Sd

XT = 72,600 + (-0,027) . (37,164)

XT = 71,596

b. Untuk Distribusi Frekuensi Periode 5 Tahun

XT = X+ K . Sd

XT = 72,600 + (0,841) . (37,164)

XT = 103.854

c. Untuk Distribusi Frekuensi Periode 10 Tahun

XT = X+ K . Sd

XT = 72,600 + (1,284) . (37,164)

XT = 120,318

d. Untuk Distribusi Frekuensi Periode 20 TahunXT = X+ K . SdXT = 72,600 + (1,756) . (37,164)XT = 137,859

e. Untuk Distribusi Frekuensi Periode 50 TahunXT = X+ K . SdXT = 72,600 + (2,062) . (37,164)XT = 149,232

f. Untuk Distribusi Frekuensi Periode 100 TahunXT = X+ K . SdXT = 72,600 + (2,338) . (37,164)XT = 159,489

2. Uji kecocokan dengan cara Chi-Quadrat (Chi_Quadrat Test)

Uji Chi-Square dimana distribusi Chi-Square mempunyai rumus yaitu :

Xh2=∑i=1

G

(Oi−Ei )2 /E i

dimana :G = Jumlah kelas interval, tidak kurang dari 5

Oi = Observed berdasarkan hasil observasi

Ei = Expected berdasarkan distribusi teoritis

Xh2= Chi-square distribution, degree

of freedom is k-p-1

p = Number of parameter estimated from data

Uji Chi-Square menentukan nilai cr

2 untuk suatu tingkat signifikan tertentu (α = 5 %) dan derajat kebebasan. Nilai cr

2 ini dapat diperoleh dari tabel distribusi Chi-Square.Apabila nilai h

2

<cr2, maka kecocokan dapat

diterima, dan sebaliknya.Formula banyaknya kelas :G = 1 + 3.22 log n = 1 + 3,22 log 10

= 4.220 ≈ 5 kelasDk = G – (R + 1)

Untuk distribusi Log Pearson Tipe III digunakan R=2

Dk = 5 – (2 + 1) = 2

Ei = nG

= 105 = 2

∆R = Rmaks – Rmin / (G-1)= (43,9 – 18,0) / (5-1)= 6,475

Rawal = Rmin – (1/2 ∆R)= 18,0 – (1/2 6,475)= 14,763

Dimana :Dk = Derajat kebebasanYn = harga rata-rata reduce variateR = Banyaknya Parameter (log X)Ei = jumlah niali teoritis pada sub kelompok ke-iOi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-iPerhitungan metode Chi-Kuadrat dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4.2 Perhitungan metode Chi-Kuadrat

Dari tabel nilai Chi-Kuadrat untuk Dk = 2, dengan menggunakan signifikasi α=0.05, diperoleh harga Chi-

Kuadrat kritis XCr2 =5 , 991 .

Dari hasil perhitungan diatas

diperoleh X h2=2 , 667 maka

dapat disimpulkan bahwa distribusi memenuhi syarat.

1. Perhitungan Debit Banjir Rencana Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

Untuk menentukan debit rencana dengan menggunakan metode HSS nakayasu, terlebih dahulu perlu diketahui beberapa parameter yang ada di DAS Bialo. Dari data yang diperoleh dari dinas terkait luas DAS Bialo 18,020 km2 dan panjang sungai utama adalah 31,07 km.

a. Debit puncak banjir (Q p)

Q p=A x R0

3.6 x (0.3 T p+T 0.3)

Dimana :

Waktu konsentrasi

(t g ¿= 0,21 + (panjang sungai0,7)

= 0,21 + (31,07 0,7)

= 11,293 jam

Satuan waktu hujan

(t r ¿= 0,75 x t g

= 0,75 x 11,293

= 8,469 jam

Waktu mulai hujan sampai debit puncak

t p = t g + 0,8t r

= 11,293 + 0,8 x 8,469

= 18,939 jam

t 0.3 = 1,5 x t g

= 1,5 x 11,293

= 16,939 jam

Jadi debit puncak

(Qp) =61,61 x1

3.6 x (0.3 x 18,068+16,939)= 0,765 m3/det

b. Perhitungan ordinat hidrograf banjir

Untuk mencari ordinat hydrograph, maka harus dilakukan perhitungan sebagai berikut :

0 < t < t p ---------- 0 < t < 18,939

Qt = Qmax (t/t p) ^ 2,4 t p < t < (t p + t 0.3) ----------18,939 <t < 35,007Qt = Qmax (0,3) ^ (t-t p/(t 0.3))(t p + t 0.3) < t < (t p + 2,5t 0.3) ) ---------- 35,007 < t < 60,415Qt = Qmax (0,3) ^ ((t-t p) + 0,5t 0.3/1.5t 0.3) t > (t p + 2.5 t 0.3) ---------- t > 60,415Qt = Qmax (0,3) ^ ((t-t p) + 1,5t 0.3/2t 0.3)

Gambar 4.2 Grafik Ordinat HSS Nakayasu

c. Perhitungan debit aliran dasar (Baseflow Qb)

Diketahui parameter dari DAS Bialo sebagai berikut :Luas DAS (A) = 61,610 km2

Panjang sungai (L) = 31,07 kmQb = 0,4751 x (A0,6444) x (D0,9430) Dengan kecepatan jaringan kuras (D) yaitu :

D= LA

= 31,0761,610

=0,50 4

Jadi debit aliran dasar (baseflow) yaitu

Qb = 0,4751 x (A0,6444) x (D0,9430)

Qb = 0,4751 x (61,6100,6444) x (0,5040,9430)

= 3,543 m3/detik

Tabel 4.4 Rekapitulasi debit banjir rencana

Gambar 4.3 Grafik Hidrograf banjir rencana

Berdasarkan hasil dari grafik untuk periode ulang 2 tahun besaran debit yang dicapai 43.98 m3

/detik ,

untuk periode ulang 50 tahun besaran debit yang dicapai 91.66 m3

/detik dan untuk periode 100 tahun besaran debit yang dicapai 97.96 m3

/detik sedan.gkan aliran dasar (baseflow) memiliki debit 3,543 m3

/detik.A. Hasil Permodelan HEC-RAS

Dari data yang di input pada HEC-RAS, maka dapat ditunjukkan kondisi penampang melintang sungai Bialo tiap segmennya dimana WS (water surface) bervariasi dan tampilan perspektif penampang memelintang sungai Bialo juga menunjukkan bahwa terjadi perbedaan luas area pengaliran (flow area) yang signifikan antara periode ulang 2 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Sebagaimana yang terdapat pada gambar dibawah ini :

3107.65 3004.51 2905.16 2807.46

2708.54 2609.42 2512.27

2354.09 2291.63

2232.28

2148.51 2101.16

2013.79 1909.28

1862.56

1763.69

1671.61

1540.1

1487.15

1427.86 1383.94

1317.96 1267.89

1223.84 1169.85

1117.35 1066.41

1009.54 954.04 899.78

855.66 729.32

640.71 591.31

538.95 489.29

434.96

381.95 278.69

146.08

24.93

Sungai Bialo Bulukumba Plan: sungai bialo 2/28/2017

Legend

WS 20 Tahun

WS 50 Tahun

WS 100 Tahun

Ground

Bank Sta

Gambar 4.77 Tampilan perspective penampang memanjang sungai

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang yelah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebaga berikut:

1. Hasil perhitungan debit rencana untuk beberapa periode ulang adalah sebagai berikut :a. Periode ulang Q 2tahun = 43,98

m3/detikb. Periode ulang Q 50tahun = 91,66

m3/detikc. Periode ulang Q 100tahun = 97,96

m3/detik2. Dari hasil simulasi software HEC-RAS 5.1, terlihat ada beberapa potongan melintang yang mengalami banjir :a. Pada periode ulang 2 tahun

Sungai Bialo diprediksi tidak mengalami banjir.

b. Pada periode ulang 50 tahun Sungai Bialo diprediksi mengalami banjir dibeberapa cross section.

c. Pada periode ulang 100 tahun Sungai Bialo diprediksi mengalami banjir dibeberapa cross section.

B. Saran1. Studi hidrologi yang dilakukan

harus lebih detail yang berkaitan dengan statiun hujan, panjang waktu pengamatan dan data hujan yang terbarukan menghasilkan studi lebih baik.

2. perlu dilakukan studi lebih lanjut tentang analisis pengedalian banjir Sungai Bialo Kab Bulukumba.