31
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SDN 011 BANJAR XII KECAMATAN TANAH PUTIH Eliana, Erlisnawati, Hamizi [email protected], [email protected], [email protected] Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru Abstract The problem this research is the student achievement of social studies fifth graderes SDN 011 Banjar XII still low with an average value of 55,25 and minimum completenness criteria (KKM) social studies is 65. Between students, amounting to 20 people only 8 students who achieve classical KKM with 40%. This research is Classroom action Research (CAR), wich aims to improve the learning process in the classroom. Formulation of the problem : is the implementation of cooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) can improve students achievment of social studies at SDN 011 Banjar XII. The research was conducted on march 18, 2014 to april 17, 2013by 2 cyclees. Subjects were students of SDN 011 Banjar XII, totalling 20 people who use the data source. The data collection instruments in this research is a teacher and students activities sheets and students achievement. Based on the conduct of research with the implementation of learning models obtained results koopertif NHT type of activity the teacher in the lerning process in cycle I frist meeting was 58,3% and at the second meeting of teacher activity increased by 12,5% to 70,8%. cycle II firs meeting and the second meeting of activity increased by 12,5% to 83,3% and the second meeting of activity increased by 12,5% to 95,8%. Result of data analysis of students activities in the first meeting cycle with the first meeting of an avarage of 54,2% and at second meeting of activity increased 8,3% to 62,5%% and a second meeting of activity increased 16,7% improve to 79,2%. At the firs meeting of the second meeting of activity increased 12,5% to 91,7%%. This research presents the results obtained each before the implementation an improve in base score sycle with the average being, 55,25. In the first cycle improve an average of 69,75 with increase as 26,24% and an impove in the second Wisuda Oktober 2014 Karya Ilmiah 28 Mei 2014

CONTOH JURNAL.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CONTOH JURNAL.docx

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUKMENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SDN 011 BANJAR XIIKECAMATAN TANAH PUTIH

Eliana, Erlisnawati, [email protected], [email protected], [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIPUniversitas Riau, Pekanbaru

Abstract

The problem this research is the student achievement of social studies fifth graderes SDN 011 Banjar XII still low with an average value of 55,25 and minimum completenness criteria (KKM) social studies is 65. Between students, amounting to 20 people only 8 students who achieve classical KKM with 40%. This research is Classroom action Research (CAR), wich aims to improve the learning process in the classroom. Formulation of the problem : is the implementation of cooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) can improve students achievment of social studies at SDN 011 Banjar XII. The research was conducted on march 18, 2014 to april 17, 2013by 2 cyclees. Subjects were students of SDN 011 Banjar XII, totalling 20 people who use the data source. The data collection instruments in this research is a teacher and students activities sheets and students achievement. Based on the conduct of research with the implementation of learning models obtained results koopertif NHT type of activity the teacher in the lerning process in cycle I frist meeting was 58,3% and at the second meeting of teacher activity increased by 12,5% to 70,8%. cycle II firs meeting and the second meeting of activity increased by 12,5% to 83,3% and the second meeting of activity increased by 12,5% to 95,8%. Result of data analysis of students activities in the first meeting cycle with the first meeting of an avarage of 54,2% and at second meeting of activity increased 8,3% to 62,5%% and a second meeting of activity increased 16,7% improve to 79,2%. At the firs meeting of the second meeting of activity increased 12,5% to 91,7%%. This research presents the results obtained each before the implementation an improve in base score sycle with the average being, 55,25. In the first cycle improve an average of 69,75 with increase as 26,24% and an impove in the second with an average of 81,75 with increase as 47,96%. Result in the research that the implementation of cooperative learning model of Numbered Heads Together (NHT) can improve students achievement of social Studies at fifth graderes SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih.

Key Words : Model Learning Think Pair Share (TPS), Fave graderes students Achievement.

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 2: CONTOH JURNAL.docx

2

PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) UNTUK MENINGKATKAN UNSUR INTRINSIK CERITA ANAK

BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 66 HARAPAN BARU

Radesmi, Erlisnawati, SyahrifuddinRadesmi8449 @yahoo.com , [email protected]

syarifuddin [email protected] Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Riau, Pekanbaru

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 66 Harapan Baru dengan rata-rata 40,35, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahassa Indonesia adalah 65. Jumlah siswa kelas V adalah sebanyak 13 orang, yang mencapai KKM hanya 3 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 23%. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Rumusan masalah : Apakah penerapan strategi directed reading thinking activity dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia memahami unsur intrinsik cerita anak bagi siswa kelas V SDN 66 Harapan Baru. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014 sampai dengan 8 April 2015 dengan 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 66 Harapan baru, yang berjumlah sebanyak 13 orang siswa yang dijadikan sumber data. Instrumen pengumpulan data pada sikripsi ini adalah lembar aktivitas guru dan siswa serta soal tes hasil belajar. Berdasarkan pelaksanaan penelitian dengan penerapan strategi directed reading thinking activity diperoleh hasil aktivitas guru Aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama adalah 45,83% dan pada pertemuan kedua aktivitas guru meningkat sebanyak 16,67% menjadi 62,5%. Pada siklus II aktivitas guru lebih meningkat dari pada siklus I, pada pertemuan pertama siklus II meningkat sebanyak 16,66% menjadi 79,16% dan pada pertemuan kedua siklus II meningkat sebanyak 12,5% menjadi 91,66%. Hasil analisis data aktivitas siswa siklus I pada pertemuan pertama adalah 50% dan pertemuan kedua meningkat sebanyak 12,5% menjadi 62,5%. Pada siklus II pertemuan pertama aktivitas siswa adalah meningkat sebanyak20,83% menjadi 83,33% dan pada pertemuan kedua siklus II meningkat sebanyak 8,33% menjadi 91,66%. Skripsi ini menyajikan hasil belajar yang diperoleh dari nilai ulangan harian sebelum tindakan dengan rata-rata 40,35, meningkat sebanyak 52,39% menjadi 61,49 pada siklus I, dan pada siklus II meningkat sebanyak 90,55 menjadi 76,87. Berdasarkan hasil penelitian penerapan Strategi Directed Reading Thinking ctivity (DRTA). Dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia memahami Unsur Intrinsik Cerita Anak bagi siswa kelas V SDN 66 Harapan Baru.

Kata Kunci : Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), Hasil Belajar Baahasa Indonesia

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 3: CONTOH JURNAL.docx

3

A. PENDAHULUAN

Mata pelajaran IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan sosial baik itu sosial dilingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat yang bertujuan untuk mendidik siswa memiliki jiwa sosial yang baik dimata masyarakat. Melalui pengajaran IPS di SD dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang gejala-gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik masa lampau maupun masa kini.Menurut observasi peneliti di SD Negeri 011 Banjar XII, dalam proses belajar IPS masih banyak ditemukan kendala-kendala, diantaranya adalah guru cendrung menggunakan metode ceramah, mengakibatkan kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran seperti siswa tidak aktif dalam belajar dan siswa kurang bisa menjawab dan mennggapi pertanyaan.Dilihat dari nilai ulangan harian siswa, masih banyak siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Kriteria ketuntasan Minimum IPS di kelas Vb adalah 65. Hal ini diketahui bahwa siswa yang tuntas hanya 40% atau sekitar 8 orang siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas 60% atau 12 orang siswa dari 20 oarang siswa, dengan rata-rata kelas 55,25.Tabel 1. Hasil belajar Siswa Kelas Vb SDN 011 Banjar XII

No Jumlah Siswa Rata-rata KeteranganTuntas Tidak Tuntas

1. 20 orang 55,25 8 (40%) 12 (60%)Sumber data: Guru Kelas Vb SDN 011 Banjar XII

Berdasarkan tabel 1 hasil belajar IPS tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran didominasi oleh guru (pembelajaran berpusat pada guru), guru cendrung menggunakan metode ceramah, dan dalam diskusi kelompok siswa tidak dibagi secara heterogen. Hal ini dapat dilihat dari gejala dalam proses belajar mengajar siswa tidak aktif (pasif), kurang memperhatikan guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa ribut.pada saat pembentukan kelompok.Atas dasar inilah peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Vb SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih”. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih?”.Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih. Manfaat penelitian : (1) Bagi guru, pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat dijadikan sebagai salah satu alternative yang digunakan dalam meningkatkan proses dan hasil belajar selanjutnya. (2) Bagi peneliti , untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penulisan karya tulis khususnya didalam srategi pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). (3) Bagi siswa, penerapan model pembelajaran

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 4: CONTOH JURNAL.docx

4

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat membantu siswa termotivasi dalam belajar IPS, siswa lebih aktif, siswa merasa terlibatkan dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi, sehingga hasil belajar IPS meningkat.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SDN 011 Banjar XII kelas Vb semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d bulan April 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vb SD Negeri 011 Banjar XII yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari dari 9 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, yaitu satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Dua kali pertemuan digunakan guru untuk menyajikan materi pembelajaran sedangkan satu pertemuan lagi digunakan guru untuk ulangan harian.

Pengumpulan data dalam penelitian iniyang pertama observasi, ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, instrument yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Teknik yang kedua adalah teknik tes, tes yang diberikan kepada siswa berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 20 butir soal pada setiap UH, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru dan mendapatkan hasil belajar siswa. Teknik yang ketiga adalah dokumentasi digunakan sebagai bukti pendukung dalam penelitian berupa foto-foto kegiatan selama pembelajaran.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), peneliti menggunakan teknik analisis data,yaitu:1. Aktivitas guru dan siswa Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar diperoleh dengan menggunakan rumus:

NR = JS

SM× 100 % (dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011 : 114)

Keterangan :NR = Persentase aktivitas guru dan siswaJS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukanSM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa

Untuk mengetahui aktivitas guru/siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria seperti tabel berikut ini :Tabel 2. Interval dan kategori aktivitas guru dan siswa

% Interval Kategori81-100 Amat baik61-80 Baik51-60 Cukup

Kurang dari 50 KurangSumber: Purwanto (dalam Syahrilfuddin,dkk, 2011 : 115)

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 5: CONTOH JURNAL.docx

5

2. Hasil Belajar Siswa Analisis keberhasilan tindakan siswa ditinjau dari ketuntasan individual maupun klasikal.a. Untuk menghitung hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus :

HB = Jumlah jawaban yangbenar

Jumlah butir soal×100

b. Untuk menghitung ketuntasan klasikal dapat menggunakan rumus :

PK = N

ST×100% (dalam Syahrilfuddin,dkk, 2011 : 116)

Keterangan :PK : Ketuntasan KlasikalN : Jumlah seluruh siswa yang tuntasST : Jumlah siswa seluruhnya

3. Peningkatan hasil belajarRumus yang digunakan untuk mengetahui persentase peningkatan hasil

belajar adalah sebagai berikut :

P = Posrate−Baserate

Baserate×100 % (Zainal Aqib, 2011 : 53)

Keterangan :P : Persentase peningkatanPosrate : Nilai sesudah diberi tindakanBaserate : Nilai sebelum tindakan

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Penelitian

Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap siswa kelas Vb SD Negeri 011 Banjar XII yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Dua kali pertemuan digunakan guru untuk menyajikan materi pelajaran dan satu pertemuan lagi digunakan guru untuk ulangan harian. Adapun tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Tindakan Siklus I

Pertemuan PertamaPertemuan pertama siklus I dilakukan pada hari Selasa tanggal 18

Maret 2014 pada jam pertama dan kedua dari pukul 07.30 sampai pukul 08.40 WIB. Pada pertemuan pertama ini, siswa mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Materi yang akan diajarkan adalah Masa persiapan kemerdekaan Indonesia ( membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ). Seluruh siswa kelas

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 6: CONTOH JURNAL.docx

6

Vb hadir dan semua siswa mengikuti proses pembelajaran. Pelaksanaan ini dilaksanakan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat guru sebelumnya.

Kegiatan awal fase 1 dilaksanakan (±10 menit) sebelum memulai pembelajaran dalam proses mengajar, guru terlebih dahulu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan mengabsen siswa kelas Vb dan kemudian guru melakukan appersepsi (menghubungkan pelajaran dengan pengalaman anak) dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa “Kapan teks proklamasi kemerdekaan dibacakan?”. Setelah memberikan appersepsi guru memotivasi siswa dengan memajangkan media gambar tokoh pahlawan yang berperan pada Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari materi tersebut.

Setelah kegiatan awal selesai, dilanjutkan dengan kegiatan inti pada fase 2 (± 10 menit). Pada tahap ini guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sedangkan siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran tersebut, namun masih ada beberapa siswa yang masih melakukan aktivitas lain. Fase 3 (± 5 menit) guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil sebanyak 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa secara heterogen. Pada setiap anggota kelompok guru membagikan nomor 1, 2, 3, dan 4 untuk siswa dalam kelompok. Pada saat pembentukan kelompok siswa ribut, hal ini disebabkan karena siswa ingin memilih kelompoknya sendiri. Fase 4 (± 10 menit) pada fase ini guru membagikan LKS pada tiap kelompok yang akan dijawab oleh anggota kelompok sesuai dengan nomor yang diterimanya. Guru memberikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang diterimanya. Curu memberikan bimbingan kepada tiap kelompok dalam mengerjakan LKS. Siswa menjawab soal yang terdapat di LKS sesuai dengan nomor yang diterimanya, setelah menjawab sesuai dengan nomornya siswa berdiskusi atas hasil jawaban yang telah dibuatnya. Siswa menyatukan pendapat dalm menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Pada saat menjawab pertanyaan yang terdapat di LKS siswa banyak yang ribut karena tidak mengerti dan paham dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang diterimanya dan siswa tidak dapat menyatukan pendapatnya dalam mengerjakan pertanyaan yang terdapat dalam LKS karena sebagian siswa bersifat egois mempertahankan pendapatnya dan tidak mau mendengarkan pendapat teman kelompoknya. Fase 5 (± 20 menit) pada fase ini guru memanggil satu nomor pada salah satu kelompok untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang diterimanya. Kelompok lain yang nomornya sama menanggapi dengan cara menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan jawaban hasil diskusi kelompoknya. Pada saat mempresentasikan hasil

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 7: CONTOH JURNAL.docx

7

diskusi, siswa yang lain ribut dan tidak memperhatikan temannya saat membacakan hasil diskusinya. Untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang telah dibahas guru memberikan evaluasi berupa soal pertanyaan sebanyak 4 soal yang akan dikerjakan oleh tiap siswa secara individu.

Setelah kegiatan inti selesai masuk pada kegiatan akhir yaitu pada fase 6 dilakukan (± 15 menit). Guru memberikan penghargaan kepada siswa atas jawaban yang telah dibacakan berupa pujian (hebat, bagus, pintar). Penghargaan sesuai kriteria kooperatif disampaikan pada pertemuan berikutnya. Sebagian siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan guru pada saat memberikan penghargaan kepada siswa atas jawaban yang telah dijawabnya Guru bersama siswa menyimpulkan materi masa persiapan kemerdekaan Indonesia (Membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang pelajaran di rumah.

Pertemuan KeduaPada pertemuan kedua siklus I dilakukan pada hari Selasa

tanggal 25 Maret 2014 pada jam pertama dan kedua dari pukul 07.30 sampai pukul 08.40 WIB. Pada pertemuan kedua ini, siswa mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Materi yang akan diajarkan pada pertemuan kedua adalah Masa Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Seluruh siswa kelas Vb hadir dan mengikuti proses belajar mengajar dengan penuh semangat. Pelaksanaan ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat guru sebelumnya.

Kegiatan awal pada Fase 1 (±10 menit) sebelum memulai pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa kelas Vb dan guru melakukan appersepsi yaitu menghubungkan pelajaran dengan pelajaran yang telah lalu “Kapan BPUPKI dibubarkan?”dan”Mengapa BPUPKI di bubarkan?”.Setelah memberikan appersepsi guru memotivasi siswa dengan memajangkan media gambar tokoh pahlawan yang berperan dalam Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari materi tersebut.

Setelah kegiatan awal selesai, dilanjutkan dengan kegiatan inti pada fase 2 (± 10 menit). Pada tahap ini guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Siswa kurang memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran tersebut. Setelah menjelaskan materi pelajaran secara singkat, guru melanjutkan pada fase 3 (± 5 menit) yaitu membagi siswa ke dalam kelompok kecil sebanyak 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa secara heterogen. Pada setiap kelompok guru membagikan nomor 1, 2, 3, dan 4 pada tiap siswa dalam

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 8: CONTOH JURNAL.docx

8

kelompok. Masih ada sebagian siswa yang ribut karena ingin memilih kelompok sendiri. Pada fase 4 (± 10 menit) kegiatan yang dilakukan guru adalah membagikan LKS pada tiap kelompok yang akan dijawab oleh anggota kelompok sesuai dengan nomor yang telah dibagikan oleh guru. Guru memberikan bimbingan kepada tiap kelompok dalam mengerjakan LKS. Siswa menjawab pertanyaan di LKS sesuai dengan nomor yang diterimanya, setelah menjawab pertanyaan tersebut siswa berdiskusi atas jawaban yang dibuatnya, siswa menyatukan pendapat dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Masih ada sebagian siswa yang belum mengerti dalam mengerjakan tugas yang terdapat dalam LKS dan masih ada beberapa orang siswa yang sulit untuk menyatukan pendapat dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS karena masih mempertahankan pendapatnya. Guru melanjutkan pada fase 5 (± 20 menit) dengan memanggil satu nomor untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru pada salah satu kelompok. Kelompok lain yang nomornya sama menanggapi dengan cara menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan jawaban hasil diskusinya. Saat mempresentasikan hasil diskusi, sebagian siswa masih ada yang ribut dan kurang memperhatikan temannya saat membacakan hasil diskusinya. Untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang sudah dibahas guru memberikan evaluasi berupa soal objektif sebanyak 10 soal yang akan dikerjakan oleh tiap siswa secara individu.

Setelah kegiatan inti selesai masuk pada kegiatan akhir pada fase 6 (± 15 menit) guru memberikan penghargaan kepada siswa atas jawaban yang telah diberikan berupa pujian (pintar, ya, hebat, bagus). Guru membacakan penghargaan kelompok yang didapat setiap kelompok pada pertemuan pertama siklus I yaitu kelompok yang mendapat kategori baik ada tiga kelompok, kelompok 3, kelompok 4 dan kelompok 5. Kelompok yang mendapatkan kategori hebat ada satu kelompok yaitu kelompok 2. Kelompok yang mendapat kategori super ada satu kelompok yaitu kelompok 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi mengenai Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang pelajaran di rumahPertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini merupakan pelaksanaan ulangan harian siklus I pada hari Selasa tanggal 1 April 2014 dengan jumlah siswa 20 oarang, yang terdiri dari dua indikator dengan jumlah soal 20 butir dan berbentuk objektif yang dilaksanakan selama dua jam pelajaran. Sebelum melaksanakan ulangan harian guru terlebih dahulu membacakan penghargaan kelompok yang didapat siswa pada pertemuan kedua siklus I yaitu Kelompok yang mendapat kategori hebat ada dua kelompok yaitu kelompok 4 dan 5, dan kelompok yang mendapat kategori super ada tiga kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3.

Refleksi Siklus I

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 9: CONTOH JURNAL.docx

9

Refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan saat proses pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I, untuk dilakukan perbaikan pada siklus II. Berdasarkan pengamatan observer (guru kelas 1) terhadap guru selama dalam proses pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan dalam satu siklus, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terlihatnya peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini terbukti bahwa pada pertemuan pertama aktivitas guru dan siswa hanya dapat dikategorikan cukup. Sedangkan pertemuan kedua aktivitas guru dan siswa meningkat menjadi kategori baik.

Berdasarkan pengamatan observer terhadap guru tersebut maka guru sudah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran sedangkan siswa masih belum siap dalam mengikuti proses belajar meskipun sudah ada peningkatan dalam aktivitas siswa tersebut. Hal ini terjadi karena siswa bulum memahami model pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan hasil dari lembar observasi, maka guru melakukan perbaikan pada siklus II yaitu pada pertemuan keempat dan pertemuan kelima dengan cara memotivasi siswa pada saat belajar agar siswa lebih memahami dan mengerti dengan model yang diajarkan oleh guru. Mendorong siswa agar lebih meningkatkan kerja sama dalam kelompok belajar sehingga siswa dapat menghargai pendapat setiap anggota kelompok yang akan membuat diskusi berjalan dengan lancar.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Tindakan Siklus II

Pertemuan KeempatPertemuan keempat siklus II dilakukan pada hari Jumat tanggal 11

April 2014 pada jam kedua dan ketiga dari pukul 08.00 sampai pukul 09.10 WIB.Pada pertemuan ketiga ini, siswa sudah mulai bisa mengikuti pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilakukan oleh peneliti. Materi yang diajarkan pada pertemuan keempat ini adalah Peristiwa Menjelang Kemerdekaan Indonesia. Semua siswa kelas Vb hadair pada hari Jumat tersebut, siswa mengikuti proses belajar dengan penuh semangat. Pelaksanaan dilaksanakan peneliti sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah disiapkan peneliti sebelumnya.

Kegiatan awal pembelajaran yaitu pada fase 1 dilaksanakan (±10 menit) sebelum memulai pembelajaran dalam proses mengajar peneliti terlebih dahulu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan appersepsi yaitu menghubungkan pelajaran dengan pelajaran yang lalu dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa “Siapa ketua PPKI?” dan “Apa hasil siding pertama PPKI?”. Appersepsi ini dilakukan peneliti untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap pelajaran

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 10: CONTOH JURNAL.docx

10

yang telah lalu. Setelah memberikan appersepsi peneliti memajangkan media gambar tokoh pahlawan dan teks proklamasi kemerdekaan supaya siswa termotivasi dalam belajar. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah belajar materi tersebut

Kegitan inti dilakukan pada fase 2 ( ± 10 menit). Pada tahap ini guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat. Pada saat guru menjelaskan pelajaran siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran tersebut meskipun masih ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran. Setelah menjelaskan materi, guru melanjutkan pada fase 3 (± 5 menit) membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa, setiap kelompok dibentuk secara heterogen. Guru menjelaskan dan membimbing siswa dalam membentuk kelompok.Pada setiap kelompok guru membagikan nomor 1, 2, 3, dan 4 pada tiap siswa dalam kelompok. Pada saat pembentukan kelompok siswa sudah bisa di atur tetapi belum seluruh kelompok. Pada fase 4 (± 10 menit) guru membagikan LKS pada tiap kelompok yang akan dijawab oleh anggota kelompok. Guru memberikan penjelasan cara menjawab pertanyaan di LKS sesuai dengan nomor yang diterimanya. Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat di LKS sesuai dengan nomor yang telah diterimanya. Setelah selesai menjawab, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyatukan pendapatnya atas jawaban yang telah dibuatnya. Peneliti memberikan bimbingan kepada tiap kelompok dalam mengerjakan LKS. Siswa sudah bisa menjawab pertanyaan dalam LKS sesuai dengan nomor yang diterimanya, dan beberapa kelompok sudah bisa menyatukan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Kegiatan yang dilakukan pada fase 5 (± 20 menit)adalah guru memanggil satu nomor untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan pada salah satu kelompok. Kelompok lain yang nomornya sama menanggapi dengan cara menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan jawaban hasil diskusinya. Saat mempresentasikan hasil diskusi, siswa yang lain sudah mulai kurang ribut dan memperhatikan temannya saat membacakan hasil diskusi. Untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang telah dibahas guru memberikan evaluasi berupa soal objektif sebanyak 10 soal yang akan dikerjakan oleh tiap siswa secara individu.

Setelah kegiatan inti selesai, masuk kegiatan akhir pada fase 6 (± 15 menit) guru memberikan penghargaan kepada siswa atas jawaban yang telah dibacakan berupa pujian. Guru bersama siswa menyimpulkan materi Peristiwa Menjelang Kemerdekaan Indonesia dan memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang pelajaran di rumah.

Pertemuan KelimaPada pertemuan kelima siklus II dilakukan pada hari Selasa tanggal

15 April 2014 pada jam pertama dan kedua dari pukul 07.30 sampai pukul 08.40 WIB. Pada pertemuan kelima ini, siswa mengikuti

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 11: CONTOH JURNAL.docx

11

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Materi yang akan diajarkan pada pertemuan kelima adalah Menghargai Jasa-jasa Tokoh Kemerdekaan. Semua siswa kelas Vb mengikuti pelajaran IPS yang diajarkan oleh guru dengan penuh semangat. Pelaksanaan ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya.

Kegitan awal pada fase 1 adalah (± 10 Menit) pada langkah awal ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah menyiapkan siswa untuk siap belajar seperti mengucapkan salam, berdoa, dan mengabsen siswa kelas Vb. Peneliti juga melakukan appersepsi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa mengingat pelajaran yang telah lalu dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa seperti “ Kapan naskah Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Ir.Soekarno ?” dan “ Apa gelar yang diberikan oleh pemerintah terhadap Bung Karno dan Bung Hatta atas jasa-jasanya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?”. Kemudian peneliti memajangkan media gambar makam pahlawan untuk memotivasi siswa dalam belajar serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari tentang materi tersebut.

Setelah membacakan kategori penghargaan kelompok yang didapat anak guru melanjutkan kegiatan inti fase 2 (± 10 menit). Langkah yang dilakukan guru pada kegiatan inti ini adalah guru menjelaskan materi secara singkat. Siswa sudah memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pelajaran tersebut. Setelah menjelaskan materi secara singkat, guru melanjutkan pada fase 3 (± 5 menit) membagi siswa ke dalam kelompok kecil sebanyak 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa yang dibentuk secara heterogen oleh guru. Pada setiap kelompok guru membagikan nomor 1, 2, 3, dan 4 pada tiap siswa dalam kelompok. Pada saat pembentukan kelompok siswa sudah dapat diatur, siswa berkelompok sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang diterimanya. Fase 4 (± 10 menit) kegiatan yang dilakukan guru adalah membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tiap kelompok. Siswa menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan nomor yang dibagikan guru. Setelah selesai menjawab, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyatukan pendapatnya atas jawaban yang telah dibuatnya dalam LKS. Guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok dalam mengerjakan LKS. Siswa sudah bisa menyatukan pendapatnya dalam berdiskusi, tidak ada lagi siswa yang mempertahankan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Setelah selesai mengerjakan LKS guru melanjutkan fase 5 (± 20 menit) dengan memanggil satu nomor pada salah satu kelompok untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Kelompok lain yang nomornya sama menanggapi dengan cara menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan jawaban hasil diskusinya. Saat mempresentasikan hasil diskusi, semua siswa dalam tiap kelompok mendengarkan dan

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 12: CONTOH JURNAL.docx

12

memperhatikan temannya saat membacakan hasil diskusi. Untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang telah dibahas peneliti memberikan evaluasi berupa soal objektif yang akan dikerjakan oleh tiap siswa secara individu.

Setelah kegiatan inti selesai selanjutnya guru melakukan kegiatan akhir fase 6 (± 15 menit) guru memberikan penghargaan kepada siswa atas jawaban yang telah diberikan berupa pujian dari guru. Guru membacakan hasil penghargaan kelompok yang didapat siswa pada pertemuan keempat siklus II. Kelompok yang mendapatkan kategori hebat ada satu kelompok yaitu kelompok 5. Sedangkan kelompok yang mendapatkan kategori super ada empat kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 4. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang Menghargai Jasa-jasa Tokoh Kemerdekaan dan memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang pelajaran di rumah.

Pertemuan KeenamPertemuan keenam ini merupakan pelaksanaan ulangan harian

siklus II pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 dengan jumlah siswa 20 oarang, yang terdiri dari dua indikator dengan jumlah soal 20 butir dan berbentuk objektif yang dilaksanakan selama dua jam pelajaran. Sebelum melaksanakan ulangan harian guru terlebih dahulu membacakan penghargaan kelompok yang didapat siswa pada pertemuan kelima siklus II. Pada pertemuan kelima tidak ada kelompok yang mendapatkan kategori baik dan hebat, semua kelompok mendapatkan kategori super yaitu kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5.

Refleksi Siklus IIBerdasarkan pengamatan yang dilakukan observer (wali kelas 1)

terhadap guru dan siswa pada siklus II pertemuan keempat dan pertemuan kelima ini sudah jauh mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil lembar aktivitas guru sudah mendapat kategori amat baik sedangkan aktivitas siswa baik.Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan untuk siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I. Guru telah mampu meningkatkan hasil belajar IPS dalam penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Semua tahapan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah dilaksanakan dengan baik dan pada aktivitas siswa selama pembelajaran sudah mengalami peningkatan, pembelajaran lebih efektif, rata-rata aktivitas siswa sudah sangat baik dan hasil belajar sudah memenuhi KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini disebabakan karena siswa kelas Vb sudah sering dilatih dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sehingga pengetahuan siswa lebih menjadi luas.

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 13: CONTOH JURNAL.docx

13

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah guru tidak perlu lagi melakukan siklus berikutnya karena hasil belajar siswa kelas Vb di SDN 0II Banjar XII sudah sangat baik dan jauh mangalami peningkatan dari hasil sebelum diberikan tindakan oleh guru.

Analisis Hasil Tindakana. Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di kelas Vb SDN 011 Banjar XII dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 3. Hasil observasi aktivitas guru dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT pada siklus I dan siklus II

No Aktivitas Guru

Aktivitas Guru (%)

Siklus 1 Siklus II

P1 P2 P1 P2

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

2 3 3 4

2. Menjelaskan materi yang akan dipelajari kepada siswa

3 4 4 4

3. Membagi siswa dalam kelompok dan mendapat nomor

2 3 3 4

4. Memberikan tugas LKS kepada setiap siswa berdasar nomor yang diterima siswa

2 2 3 4

5. Memanggil satu nomor dan menyuruh menjawab pertanyaan

3 3 4 4

6. Memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok

2 2 3 3

Jumlah 14 17 20 23

Persentase 58,3 % 70,8 % 83,3% 95,8%

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 14: CONTOH JURNAL.docx

14

Kategori Cukup Baik AmatBaik

Amat Baik

Dari tabel 3 dapat dilihat aktivitas guru pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama skor aktivitas guru dengan persentase sebesar 58,3% dengan kategori cukup. Pada pertemuan kedua dengan persentase 70,8% dengan kategori baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%. Pada siklus II pertemuan pertama persentase 83,3% dengan kategori amat baik mengalami peningkatan dari pertemuan kedua siklus I sebesar 12,5%, dan pada pertemuan kedua persentase sebesar 95,8% dengan kategori amat baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%. Peningkatan ini terjadi karena adanya perbaikan pada setiap pertemuan berdasarkan refleksi.

b. Aktivitas SiswaPeningkatan hasil belajar siswa dan nilai perkembangan siswa tidak

terlepas dari aktivitas siswa seperti terlihat pada tabel hasil observasi aktivitas siswa di bawah ini : Tabel 4. Hasil observasi aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT pada siklus I dan siklus II

No Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa (%)

Siklus 1 Siklus II

P1 P2 P1 P2

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

2 3 3 4

2. Menjelaskan materi pelajaran 3 3 3 3

3. Membagi siswa dalam kelompok dan mendapat nomor

2 2 3 4

4. Memberikan tugas LKS kepada setiap siswa

2 2 3 4

5. Memanggil satu nomor dan menyuruh menjawab pertanyaan

2 3 4 4

6. Memberikan penghargaan kelompok

2 2 3 3

Jumlah 13 15 19 22

Persentase 54,2 % 62,5 % 79,2% 91,7%

Kategori Cukup Baik Baik Amat

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 15: CONTOH JURNAL.docx

15

Baik

Dari tabel 4 terlihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mengalami peningkatan. Terlihat dari siklus I pertemuan pertama dengan persentase sebesar 54,2% dengan kategori cukup. Pada pertemuan kedua persentase menjadi 62,5% dengan kategori baik mengalami peningkatan sebesar 8,3%. Pada siklus II pertemuan pertama persentase sebesar 79,2% dengan kategori baik mengalami peningkatan dari pertemuan kedua siklus II sebesar 16,7% dan pada pertemuan kedua persentase sebesar 91,7% dengan kategori amat baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%. Peningkatan ini terjadi karena adanya perbaikan pada setiap pertemuan berdasarkan refleksi.

c. Hasil Belajar Untuk melihat perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa berdasarkan data awal, UH I, dan UH II pada materi Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT baik secara individu maupun klasikal di kelas Vb SDN 011 Banjar XII tahun ajaran 2013/2014, dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5. Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa pada Tiap Pertemuan dari Data Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Data Ketuntasan Individu KetuntasanKlasikal KeteranganTuntas Tidak Tuntas

1. Data Awal 8 (40%) 12 (60%) 40% Tidak Tuntas2. UH I 13 (65%) 7 (35%) 65% Tidak Tuntas3. UH II 19 (95%) 1 (5%) 95% Tuntas

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar IPS dari data awal yang diperoleh hanya 8 orang siswa yang tuntas dan 12 orang siswa tidak tuntas. Data ini diperoleh dari guru kelas Vb SDN 011 Banjar XII. Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I secara individu 13 orang siswa yang tuntas dengan persentase 65%, yang tidak tuntas 7 orang siswa dengan persentase 35%. Jika diperhatikan pada siklus I masih ada 7 orang siswa yang tidak tuntas. Tidak tuntas 7 orang siswa ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dan belum mengerti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Siklus II siswa yang tuntas berjumlah 19 orang siswa dengan persentase 95% sedangkan siswa yang tidak tuntas 1 orang siswa dengan persentase 5%. Secara klasikal ketuntasan belajar siswa dikatakan telah tuntas pada siklus II yaitu 95%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII dapat dilihat pada tabel peningkatan nilai rata-rata berikut ini:

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 16: CONTOH JURNAL.docx

16

Tabel 6. Rata-rata Peningkatan hasil belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan pada Materi Pokok Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia

No Data Jumlah Siswa Rata-rata

Persentase PeningkatanSD-UH I SD-UH II

1. SD 20 55,2526.24% 47,96%2. UH 1 20 69,75

3. UH 2 20 81,75 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas Vb SDN 011

Banjar XII sebelum diberikan tindakan rata-ratanya hanya 55,25. Karena selama ini proses pembelajaran yang dilakukan guru cendrung menggunakan metode ceramah, diskusi, dan Tanya jawab yang pembelajarannya hanya berpusat kepada guru. Siswa lebih banyak diam sewaktu proses pembelajaran berlangsung sehingga guru tidak mendapatkan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran tersebut. Setelah diberikan tindakan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat daripada sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peningkatan hasil belajar dari skor dasar ke UH I yaitu dari rata-rata 55,25 menjadi 69,75 dengan peningkatan 26,24%. Peningkatan hasil belajar IPS dari skor dasar ke UH II yaitu 55,25 menjadi 81,75 dengan peningkatan sebesar 47,96%. Peningkatan ini terjadi karena adanya perbaikan pada setiap pertemauan berdasarkan refleksi. Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih.

d. Nilai Perkembangan KelompokPenghargaan kelompok diberikan pada tiap kelompok sesuai dengan

hasil evaluasi yang diperoleh siswa. Nilai penghargaan kelompok pada evaluasi pertama sampai pertemuan keempat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7Rata-rata Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok

Pada Siklus I dan Siklus II

PenghargaanKelompok

Pertemuan I

siklus IPertemuan II

Siklus IPertemuan I

Siklus IIPertemuan II

Siklus II

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Baik 3 0 0 0

Hebat 1 2 1 0

Super 1 3 4 5

Pada evaluasi pertama siklus I kelompok yang mendapat penghargaan baik ada tiga kelompok yaitu kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5. Kelompok yang mendapat penghargaan hebat ada satu kelompok yaitu

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 17: CONTOH JURNAL.docx

17

kelompok 2, dan kelompok yang mendapatkan penghargaan super ada satu kelompok yaitu kelompok 1. Pada evaluasi kedua siklus I Kelompok yang mendapatkan penghargaan hebat ada dua kelompok yaitu kelompok 4 dan kelompok 5. Kelompok yang mendapat penghargaan super ada tiga kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Pada evaluasi pertama siklus II kelompok yang mendapat penghargaan hebat ada satu kelompok yaitu kelompok 5. Kelompok yang mendapat penghargaan super ada empat kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 4. Pada evaluasi kedua siklus II semua kelompok mendapat penghargaan super dan tidak ada kelompok yang mendapat penghargaan baik atau hebat. Kelompok yang mendapat penghargaan super ada lima kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5.

Dengan demikian, hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis yang diajukan yaitu jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) maka akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas guru dan aktivitas siswa.a. Aktivitas Guru

Persentase aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I setiap pertemuan mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama skor aktivitas guru dengan persentase sebesar 58,3% dengan kategori cukup. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan persentase 70,8% dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan pertama persentase meningkat menjadi 83,3% dengan kategori dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 95,8% dengan kategori amat baik.

b. Aktivitas SiswaUntuk aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan lebih aktif dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ini dapat dilihat pada pada persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama dengan persentase sebesar 54,2% dengan kategori cukup. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan persentase menjadi 62,5% dengan kategori baik. Pada siklus II Pada pertemuan pertama meningkat dengan persentase sebesar 79,2% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 91,7% dengan kategori amat baik. Pada siklus II ini siswa sudah dapat memahami kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 18: CONTOH JURNAL.docx

18

c. Hasil Belajar Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dari skor dasar 55,25 meningkat pada siklus I menjadi 69,75 mengalami peningkatan sebesar 26,24%. Pada siklus II meningkat menjadi 81,75 mengalami peningkatan sebesar 47,96%.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

a. SimpulanDari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pneliti

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih tahun ajaran 3013/2014 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan proses pembelajaran dimana terjadi peningkatan aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama persentase sebesar 58,3% dengan kategori cukup, pada pertemuan kedua persentase menjadi 70,8% dengan kategori baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%. Pada pertemuan ketiga persentase sebesar 83.3% dengan kategori amat baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%, dan pada pertemuan keempat persentase sebesar 95,8% dengan kategori amat baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase sebesar 54,2% dengan kategori cukup, pada pertemuan kedua persentase menjadi 62,5% dengan kategori baik mengalami peningkatan sebesar 8,3%. Pada pertemuan ketiga persentase sebesar 79,2% dengan kategori baik mengalami peningkatan sebesar16,7% dan pada pertemuan keempat persentase sebesar 91,7% dengan kategori amat baik mengalami peningkatan sebesar 12,5%.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas Vb SDN 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih dari skor dasar ke UH I dengan rata-rata 55,25 menjadi 69,75 mengalami peningkatan sebesar 26,24%. Peningkatan hasil belajar IPS dari skor dasar ke UH II dengan rata-rata 55,25 menjadi 81,75 mengalami peningkatan sebesar 47,96%.

b. Saran Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian yang telah dilakukan peneliti,

maka penulis menyarankan sebagai berikut :1. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat dijadikan salah satu alternative model pembelajaran pada mata pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPS siswa kelas Vb karena dengan model ini dapat menarik minat belajar siswa, berani menyampaikan pendapat dengan teman kelompoknya, meningkatkan

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 19: CONTOH JURNAL.docx

19

kerja sama siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan.

2. Sebaiknya dalam menerapkan model pembelajaran koopertif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih mengefisienkan waktu dalam proses pembelajaran terutama pada pembagian kelompok, mengerjakan LKS, dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang dipanggil guru. Bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) agar mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi atau bahan yang diajarkan, sehingga penelitiannya memperoleh hasil yang maksimal.

E. UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, masukan dan sumbangan pemikiran serta petunjuk berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak, diantaranya :1. Prof. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Unipersitas Riau.2. Drs. Zairul Antosa. M.Sn., selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Riau3. Drs. Lazim N, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Riau4. Erlisnawati, S.Pd. M.Pd., sebagai pembimbing I yang tulus, ikhlas dan penuh

kesabaran memberikan waktu dan ilmunya dalam memberikan bimbingan baik yang berhubungan dengan penulisan skripsi maupun hal lainnya akan menjadi penghargaan tinggi bagi penulis.

5. Drs. Hamizi, S.Pd., sebagai pembimbing II yang telah banyak membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih.

6. Hendri Marhadi, S.E.,M.Pd., sebagai penguji I, Zetra Hainul Putra, SSi., M. Sc., yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

7. Dosen-dosen yang mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis bisa menyempurnakan skripsi ini sampai selesai.

9. Razali, S.Pd., sebagai kepala sekolah SD Negeri 0II Banjar X11 dan Ibu Saromah, S.Pd., selaku pengamat yang telah memberikan bantuan tenaga dan pemikiran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

10. Untuk suami tercinta Aznur dan untuk anak tersayang Nurlia Syatira yang telah banyak berkorban dengan tulus ikhlas memberikan doa, bantuan moril maupun materil, waktu, semangat, dan motivasi atas berjalannya dan selesainya skripsi ini.

11. Kedua orang tua tercinta Nurmin dan Syarifah serta abang, kakak, dan adik yang penulis sayangi yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014

Page 20: CONTOH JURNAL.docx

20

12. Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

DAFTAR PUSAKA

Agus Suprijono, 2009. Cooperatif Learning (Teori dan aplikasi paikem). Pustaka Belajar: Surabaya

Dimyati, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: JakartaGimin, dkk, 2008. Model-model Pembelajaran. Cendikia Insani: PekanbaruHamdani, 2010. Srategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia Bandung: BandungIsjoni, 2004. Konsep Dasar IPS. Cendikia Insani: PekenbaruIstarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada: MedanMiftahul Huda, 2011. Cooperative Learning. Pustaka Belajar: YogyakartaNana Sudjana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT

Remaja Rosda Karya: BandungOemar Hamalik, 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: BandungSlavin Robert, 2008. Cooperatif Learning (Teori riset dan praktik). Nusa Media:

BandungSaromah, 2008. Penggunaan Metode Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

IPS Siswa Kelas V SDN 011 Banjar XII (Skripsi)Soedarmo, dkk. 1996. Ilmu Pengetahuan Sosial. Balai Pustaka: JakartaSlameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta:

JakartaSuharsimi Arikunto, dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: JakartaSyahrilfuddin, dkk, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Cendikia Insani: PekanbaruTrianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana

Prenada Media Group: SurabayaAnnisa Fitri, 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas V SDN 177 Bukit Raya Pekanbaru (Proposal)

Zainal Aqib, 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Yrama Widya: Bandung

Rima yuningsih, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 170 Pekanbaru (Jurnal)

Wisuda Oktober 2014Karya Ilmiah28 Mei 2014