Upload
warmadewa
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MAKANAN DANMINUMAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA SHAPPIRE BAR,THE LAGUNA A LUXURY COLLECTION RESORT & SPA NUSA DUA BALI
TAHUN 2012
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini Indonesia sedang
menghadapi era globalisasi, dimana teknologi sedang
berkembang dengan pesat, ditambah lagi dengan
semakin berkembangnya sistem perekonomian yang
menembus batasan wilayah antar negara membuat
persaingan semakin ketat. Situasi yang demikian
mengharuskan Indonesia untuk terus membangun
industrinya supaya dapat bersaing dengan negara-
negara lain sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya. Begitu juga dengan Bali yang
merupakan salah satu daerah tujuan wisata di
Indonesia. Perkembangan pariwisata di Bali memicu
banyaknya industri – industri penunjang wisata.
Industri tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu
mencari keuntungan atau laba. Dengan kondisi yang
demikian tersebut maka setiap usaha yang ingin
2
bertahan harus memiliki daya saing jangka panjang
atas produk-produk yang dihasilkan. Persaingan tentu
membuat suatu perusahaan harus mempunyai suatu
metode dalam menghadapi kompetitor salah satunya
metode harga jual produk.
Salah satu penentuan harga jual yang
memiliki tingkat kepastian relatif tinggi
adalah harga pokok produksi. Dalam penentuan harga
pokok produksi banyak faktor yang mempengaruhinya di
antaranya biaya produksi dan laba yang diharapkan.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual. Biaya produksi merupakan unsur
dari harga pokok produksi dimana salah satu
penentuan harga jual. Penentuan harga pokok produksi
dapat menggunakan dua metode yaitu metode full costing
dan variable costing. Perbedaan antara kedua metode
tersebut terletak pada perlakuan biaya overhead
pabrik. Menurut metode full costing, biaya overhead
tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan
3
pada metode variable costing biaya overhead tetap
diperlakukan sebagai biaya periodik.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok
produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual
pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat
mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu
tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan
perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis
yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk
terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang
diperoleh perusahaan rendah pula. Kedua hal tersebut
dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi
dan harga jual yang tepat.
Shappire Bar merupakan salah satu Bar yang
dimiliki oleh The Laguna a Luxury Collecion Resort & Spa Nusa
Dua, Bali. Bar ini berada dibelakang lebih tepatnya
di sebelah selatan hotel, ini memang diperuntukkan
bagi tamu yang ingin menikmati keheningan dan
4
ketenangan. Penghasilan Shappire Bar berasal dari menu
yang ditawarkan yaitu menu internasional. Namun
didalam menentukan harga jual produk pihak manajemen
perusahaan menggunakan dasar harga pesaing.
Perhitungan harga pokok penjualan merupakan salah
satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab
apabila manajemen perusahaan kurang tepat menentukan
perhitungan harga pokok penjualan dimana harga pokok
penjualan terlalu tinggi, maka otomatis harga jual
akan tinggi pula. Dengan tingginya harga jual
kemungkinan tamu akan beralih ke perusahaan lain.
Akibatnya dari hal tersebut volume penjualan akan
berkurang sehingga tujuan perusahaan yang tidak
tercapai. Oleh sebab itu penentuan harga pokok
merupakan masalah penting bagi setiap jenis usaha
khususnya usaha yang bergerak dibidang kuliner,
sebab kesalahan dalam penentuan harga pokok dapat
menyebabkan kegagalan dalam mencapai tujuannya.
Shappire Bar menyediakan aneka minuman baik itu
minuman yang mengandung alkohol maupun minuman yang
5
tidak mengandung alkohol. Minuman yang mengandung
alkohol yang disediakan oleh bar ini seperti cocktail,
beer, spirit, liqueurs, wines, dan champagne. Minuman yang
tidak mengandung alkohol seperti aneka mocktail,
smoothies, healty juice, soft drink, lemonade, teh, kopi, milkshake,
natural dan sparkling water. Selain minuman Shappire Bar
juga menyediakan berbagai makanan, mulai dari
makanan ringan seperti kacang (free of charge), sampai
makanan yang bisa digunakan untuk makan siang oleh
tamu. Untuk lebih jelas mengenai daftar minuman dan
daftar makanan yang dijual di bar ini (tidak
mengikutsertakan minuman beralkohol: cocktail, beer, spirit,
liqueurs, wines, dan champagne), dapat dilihat secara
lebih rinci dalam tabel berikut ini.
Tabel 1 Daftar Menu Shappire Bar
No Menu Net Price(Rp)
A. SALADS 1. Classic Chef’s salad 110.000
2. Ceasar salad with grilled
chicken breast 120.000
3. Tomato mozzarella (v) 120.000 4. Warm prawns and chicken salad 120.000
6
B. BURGERS AND SANDWICHES 1. The Laguna beef burger 150.000 2. Club sandwich 135.000 3. Pita bread 115.000C. FAVORITES 1. Spaghetti bolognaise 135.000 2. Spaghetti marinara 135.000 3. Fish & chips 135.000
4. Satay 155.000 5. Nasi Goreng 150.000 6. Bakmi Goreng 150.000D. DESIGNER PIZZA 125.000
Please choose 5 of thefollowing toppings:Ham, Chicken meat, Beefstrips, Tuna chunks, Seafood,Onions, Red chilli, Eggplant All Pizza’s are prepared with a base of Italian tomato sauceand topped with Mozzarella cheese.
E. RIPE SEASONAL FRUIT PLATTER 60.000F. BEACH COCKTAIL RUNNER 160.000 1. Classic Mojito 2. Caipirinha
3. Frozen Mango Daiquiri 4. Frozen Strawberry Margarita 5. Tropical Pina ColadaG. SMOOTHIE 80.000 1. Sunset Dream Smoothie 2. Paradise Smoothie
Sumber : Shappire Bar, 2013
7
No Menu Net Price(Rp)
H. MOCKTAIL 80.000 1. Fruit Delight 2. Jungle JuiceI. FRESH YOUNG COCONUT 65.000J. LONG ICED BEVERAGE 55.000
1. Iced Cappuccino2. Iced Coffe Latte3. Iced Caramel Coffee4. Iced Chokies Coffee5. Iced Vanilla Coffee
G. BEER
1. Local BeerBintang draft smallBintang bottle small
2. Imported BeerCorona
65.000
H. LONG DRINKVodka, Gin, Bacardi With a mixer of your choice
Single 120.000 Double 160.000
I. SOFT DRINK 55.000Coke, Diet Coke, Sprite, Fanta
J. WATER 55.000
1. Equil mineral water sparkling
380ml2. Equil mineral water natural
380ml K. GIANT ICE TEA 55.000
1. Lemongrass and ginger2. Guava and strawberry3. Rasberry4. Coconut and passion5. Apple and mint
L. REFRESHING 60.000
8
Juice apple, mango, tomato, grapefruit,orange, lemon, guava, banana, pineapple, papaya, watermelon
M. COFFEE 50.000
Regular coffee, Espresso, Ristretto, Macchiato, Café latte,Decaffeinated coffee, Cappuccino
Sumber : Shappire Bar, 2013
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa varian menu
tersebut diatas telah dijelaskan satu persatu dan
dari tabel tersebut diatas dapat dilihat Net Price
yang merupakan harga untuk pelanggan Shappire Bar.
Tetapi setiap menu yang ditawarkan mempunyai points
yang dimana points ini diperuntukan bagi tamu yang
menginap di hotel. Bagi tamu yang points nya sudah
mencukupi dapat memilih menu secara gratis sesuai
dengan jumlah points di setiap menu tersebut.
Berdasarkan prapenelitian diperoleh informasi
bahwa metode penentuan harga jual produk yang
ditetapkan oleh Shappire Bar belum memadai untuk
memberikan informasi yang relevan kepada manajer
untuk dapat mengambil keputusan seperti menentukan
harga jual produk secara tepat. Perhitungan tersebut
9
tidak disertai dengan pengalokasian biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam aktivitas penjualan produk secara
teliti dan dengan metode yang tepat. Hal ini
menyebabkan manajemen Shappire Bar mengalami kesulitan
dalam menentukan seberapa besar harga jual pokok
makanan dan minuman dikarenakan harga pokok produksi
Shappire Bar belum mencakup semua biaya-biaya
operasional perusahaan yang dikeluarkan.
Dengan demikian untuk memecahkan masalah
tersebut, setiap usaha memerlukan perhitungan harga
pokok produksi yang tepat dan benar dan penelitian
ini mengambil judul "Analisis Penentuan Harga Pokok
Produksi Makanan Dan Minuman Untuk Menentukan Harga
Jual Pada Shappire Bar, The Laguna A Luxury Collection Resort &
Spa Nusa Dua Bali Tahun 2012".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan
di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang
dirumuskan sebagai berikut:
10
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi
menurut teori dengan perhitungan menurut Shappire
Bar untuk menentukan harga jual produk dengan
menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing ?
2. Metode apakah yang seharusnya diterapkan oleh
Shappire Bar untuk menentukan harga jual produk?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan dilakukannya penelitian terhadap
permasalahan ini adalah untuk:
a Mengetahui perhitungan harga pokok produksi
dengan perhitungan menurut Shappire Bar, untuk
menentukan harga jual produk dengan
menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing.
b Mengetahui metode apakah yang seharusnya
diterapkan oleh Shappire Bar untuk menentukan
harga jual produk.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
11
a Bagi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk mengembangkan dan
mempraktekkan teori secara nyata khususnya
untuk mengetahui secara pasti bagaimana
menetapkan harga pokok produk dalam kaitannya
dengan penetapan harga jual produk. Dan
diharapkan dapat bermanfaat untuk melakukan
penelitian lebih mendalam, sebagai bahan
referensi dan sebagai penambah wawasan bagi
para pembaca pada khususnya.
b Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan
perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi perusahaan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan lebih
lanjut, terutama yang menyangkut masalah
penentuan harga produk.
c Bagi Fakultas Ekonomi
12
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pemikiran, masukan maupun bahan
referensi dalam mengembangkan institusi
pendidikan tersebut menjadi lebih baik
kedepannya sehingga dapat menjadi perguruan
tinggi yang unggul dalam segi pendidikan serta
memberikan masukan dalam rangka menyempurnakan
sistem yang diterapkan dalam jurusan atau
program studi akuntansi tersebut dalam
menciptakan seorang akuntan yang berkualitas.
D. Landasan Teori
1.Konsep Biaya
Menurut Mulyadi (dalam Aldhika Darajat,
2008:16), Perusahaan yang bertujuan mencari laba
maupun perusahaan nirlaba bertujuan mengolah
masukan berupa sumber ekonomi lain yang nilainya
harus lebih tinggi dari nilai masukannya. Dengan
demikian perusahaan akan mampu mempertahankan
eksistensinya dan berkembang.
13
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga,
sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup
biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya
apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya,
baik biaya produksi, biaya operasi, maupun biaya
non operasi, akan menghasilkan keuntungan. Menurut
Hansen (dalam Aldhika Darajat, 2008:16), biaya
merupakan uang atau nilai setara uang yang
dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan
akan memberikan keuntungan sekarang atau yang akan
datang bagi perusahaan.
Mulyadi (2005:8) memberikan pengertian dalam
arti luas terhadap biaya sebagai pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit
biaya merupakan pengorbanan sumber ekomoni untuk
memperoleh aktiva.
14
Berdasarkan pengertian biaya diatas dapat
disimpulkan bahwa biaya mengandung empat (4) unsur
pokok sebagai berikut :
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
b. Diukur dalam satuan uang.
c. Yang telah terjadi atau yang secara
potensial akan terjadi.
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk
mengembangkan data biaya yang dapat membantu pihak
manajemen dalam mencapai tujuannya. Untuk tujuan
perhitungan biaya produk dan jasa, biaya dapat
diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau
fungsi-fungsi. Menurut Hansen dan Mowen (2006:50),
biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori
fungsional utama, antara lain :
15
1) Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya
yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Biaya produksi dapat
diklasifikasikan lebih lanjut sebagai :
a. Bahan baku langsung, adalah bahan yang
dapat di telusuri ke barang atau jasa
yang sedang diproduksi. Biaya bahan
langsung ini dapat dibebankan ke produk
karena pengamatan fisik dapat digunakan
untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi
oleh setiap produk. Bahan yang menjadi
bagian produk berwujud atau bahan yang
digunakan dalam penyediaan jasa pada
umumnya diklasifikasikan sebagai bahan
langsung.
b. Tenaga kerja langsung, adalah tenaga
kerja yang dapat ditelusuri pada barang
atau jasa yang sedang diproduksi.
Seperti halnya bahan langsung,
pengamatan fisik dapat digunakan dalam
16
mengukur kuantitas karyawan yang
digunakan dalam memproduksi suatu produk
dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan
baku menjadi produk atau menyediakan
jasa kepada pelanggan diklasifikasikan
sebagai tenaga kerja langsung.
c. Overhead. Semua biaya produksi selain
bahan langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan ke dalam kategori biaya
overhead. Kategori biaya overhead memuat
berbagai item yang luas. Banyak input
selain dari bahan langsung dan tenaga
kerja langsung diperlukan untuk membuat
produk. Bahan langsung yang merupakan
bagian yang tidak signifikan dari produk
jadi umumnya dimasukkan dalam kategori
overhead sebagai jenis khusus dari bahan
tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas
dasar biaya dan kepraktisan. Biaya
penelusuran menjadi lebih besar
17
dibandingkan dengan manfaat dari
peningkatan keakuratan. Biaya lembur
tenaga kerja langsung biasanya
dibebankan ke overhead. Dasar
pemikirannya adalah bahwa tidak semua
operasi produksi tertentu secara khusus
dapat diidentifikasi sebagai penyebab
lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur
adalah hal yang umum bagi semua operasi
produksi, dan merupakan biaya manufaktur
tidak langsung.
2) Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah
biaya yang berkaitan dengan fungsi
perancangan, pengembangan, pemasaran,
distribusi, layanan pelanggan, dan
administrasi umum. Terdapat dua kategori
biaya nonproduksi yang lazim, antara lain :
a. Biaya penjualan atau pemasaran, adalah
biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
18
mendistribusikan, dan melayani produk
atau jasa.
b. Biaya administrasi, merupakan seluruh
biaya yang berkaitan dengan penelitian,
pengembangan, dan administrasi umum pada
organisasi yang tidak dapat dibebankan
ke pemasaran ataupun produksi.
Administrasi umum bertanggung jawab
dalam memastikan bahwa berbagai
aktivitas organisasi terintegrasi secara
tepat sehingga misi perusahaan secara
keseluruhan dapat terealisasi.
Mulyadi (2005:13) menggolongkan biaya sebagai
berikut :
1. Berdasarkan fungsi pokok dari kegiatan atau
aktivitas perusahaan :
a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi
19
produksi/pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi. Contohnya adalah biaya
depresiasi mesin, biaya bahan baku, biaya
gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-
bagian, baik yang langsung maupun yang
tidak langsung berhubungan dengan proses
produksi.
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan
produk jadi yang siap dijual dengan cara
memuaskan pembeli dan dapat memperoleh
laba sesuai yang diinginkan perusahaan
sampai dengan pengumpulan kas hasil
penjualan. Contohnya adalah biaya iklan,
biaya gaji karyawan yang melaksanakan
kegiatan pemasaran.
c. Biaya Administrasi dan Umum, yaitu semua
biaya yang terjadi dalam mengkoordinasikan
kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Contohnya adalah: biaya gaji karyawan
20
bagian keuangan, akuntansi, personalia dan
humas, biaya akuntan, fotocopy.
2. Berdasarkan atas jangka waktu manfaatnya :
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures),
adalah biaya yang memberikan manfaat pada
beberapa periode akuntansi atau lebih dari
satu periode akuntansi (biasanya satu
periode akuntansi adalah satu tahun
kalender). Contohnya pengeluaran untuk
aktiva tetap, untuk reparasi besar
terhadap aktiva tetap, untuk promosi
besar-besaran.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures),
yaitu biaya yang hanya memberikan manfaat
pada periode akuntansi dimana pengeluaran
tersebut terjadi. Pada saat terjadinya,
pengeluaran pendapatan ini dibebankan
sebagai biaya dan dipertemukan dengan
pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran
21
biaya tersebut. Contohnya biaya iklan,
biaya tenaga kerja.
3. Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume aktifitas :
a. Biaya tetap, biaya yang jumlah totalnya
tetap konstan pada kisar volume kegiatan
tertentu. Contoh biaya tetap adalah biaya
gaji direktur produksi.
b. Biaya Variabel, biaya yang jumlah totalnya
berubah sesuai dengan perubahan volume
kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah
totalnya akan berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi
perubahannya tidak sebanding. Semakin
tinggi volume kegiatan semakin besar total
biayanya, semakin rendah volume kerja
semakin rendah pula total biayanya. Biaya
22
semivariabel mengandung unsur biaya tetap
dan biaya unsur variabel.
4. Berdasarkan hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai :
a. Biaya Langsung (direct cost), biaya yang
terjadi karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Biaya langsung dapat
diidentifikasikan kepada objek atau
sesuatu yang dibiayainya. Contohnya adalah
biaya bahan baku biaya tenaga kerja
langsung.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya
yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung merupakan biaya yang manfaatnya
dinikmati oleh objek atau pusat biaya.
Dalam hubungannya dengan produk, biaya
tidak langsung disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya
overhead pabrik (factory overhead cost).
23
5. Berdasarkan objek pengeluaran
Penggolongan biaya berdasarkan objek
pengeluaran, nama objek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar
disebut “biaya bahan bakar”. Contohnya biaya
bensin, gas elpiji.
3.Metode Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel
Menurut William K. Carter (2009:72), ada dua
pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya, yaitu
:
1. Pendekatan historis (historied approach), yaitu
suatu pendekatan penentuan fungsi biaya yang
ditentukan dengan cara menganalisis perilaku
biaya di masa lalu dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan di masa sama. Ada
tiga metode untuk memperkirakan fungsi biaya
dengan pendekatan historis diantarannya:
24
a. Metode titik tertinggi dan terendah (high
and low point method), yaitu metode perkiraan
fungsi biaya dengan jalan membandingkan
biaya pada tingkat kegiatan yang paling
tinggi dengan biaya pada tingkat kegiatan
terendah di masa lalu. Selisih biaya yang
dihitung merupakan unsur biaya variabel
dalam biaya tersebut.
b. Biaya metode berjaga (standby cost method),
yaitu metode perkiraan fungsi biaya dengan
jalan menghitung biaya yang harus tetap
dikeluarkan andaikata perusahaan ditutup
untuk sementara, jadi produknya sama
dengan nol. Perbedaan antara biaya yang
dikeluarkan selama produksi berjalan
dengan berjaga merupakan biaya variabel.
c. Metode kuadrat terkecil (least-square method),
yaitu metode perkiraan biaya dengan
menganggap bahwa hubungan antara biaya
dengan volume kegiatan berbentuk hubungan
25
garis lurus dengan persamaan garis regresi
y = a + bx, dimana y merupakan variabel
tidak bebas (dependent variable) yaitu
variabel yang perubahannya ditentukan oleh
perubahan pada variabel x yang merupakan
variabel bebas (independent variable).
Variabel y menunjukan biaya, sedangkan
variabel x menunjukan volume kegiatan.
2. Pendekatan analisis (analytical approach), yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan mengadakan
kerjasama diantara orang-orang teknik dan staf
penyusun anggaran untuk mengadakan penyelidikan
terhadap tiap-tiap fungsi (kegiatan atau
pekerjaan) guna menentukan pentingnya fungsi
tersebut, metode pelaksanaan yang paling
efisien, dan jumlah biaya yang bersangkutan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada
berbagai tingkat kegiatan.
Metode pemisahan dibagi menjadi 3 cara,
yaitu:
26
1. High Low Method, metode analisa biaya campuran
ini, memerlukan penelitian sampai tingkat mana
tinggi dan rendahnya aktivitas perusahaan dalam
jarak yang relevan. Perbedaan biaya pada kedua
tingkat itu diobservasi dengan kedua tingkat
yang ekstrim itu, dibagi dalam jumlah
kegiatannya, guna menentukan besarnya biaya
variabel yang dipergunakan.
2. Scattergraph Method, dalam penganalisisan biaya
campuran ini, manajer mencoba untuk menemukan
tarif rata-rata dari variabilitas biaya
campuran itu. Cara lain untuk itu adalah
memasukkan seluruh costs data untuk dianalisis
dengan menggunakan sebuah grafik.
3. Least Squares Method atau metode regresi kuadrat
terkecil adalah metode yang memisahkan biaya
semi variabel menjadi komponen biaya tetap dan
biaya variabel dengan menggunakan seluruh data.
Garis regresi dengan rumus Y = a+bX disesuaikan
dengan data yang ada.
27
4.Pengertian dan Penentuan Harga Pokok Produk
Menurut Mulyadi (2005:18) harga pokok
dibedakan menjadi harga pokok produksi dan harga
pokok produk total. Dimana harga pokok produksi
merupakan akumulasi dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead tetap maupun biaya
overhead variabel. Sedangkan harga pokok produk
total adalah harga pokok produksi ditambah dengan
biaya komersial yaitu biaya administrasi dan umum
serta biaya pemasaran.
Hariadi (dalam Riki Martusa dan Agnes
Fransisca Adie, 2011) mengemukakan konsep different
cost for different purposes. Konsep ini mendasari arti
harga pokok, yaitu tergantung pada untuk
kepentingan apa manajemen menggunakan informasi
tersebut. Atas dasar konsep tradisional yang
dimaksudkan untuk keperluan penyusunan laporan
keuangan menyatakan bahwa yang disebut harga pokok
suatu produk hanya mencakup biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
28
pabrik. Sementara itu atas dasar konsep
kontemporer, untuk kepentingan manajemen yang
bersifat taktis operasional maka yang dimaksud
dengan harga pokok suatu produk adalah selain
meliputi biaya produksi tradisional juga mencakup
pula biaya pemasaran dan biaya pelayanan pada
konsumen.
Penentuan harga pokok produk bertujuan untuk
mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan
dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi yang siap untuk dipakai dan
dijual. Adapun tujuan perhitungan atas penentuan
harga pokok produksi didalam suatu perusahaan,
menurut Mulyadi (2005:65) adalah :
1) Menentukan harga jual produk
Perusahaan yang berproduksi massa memproses
produknya untuk memenuhi persediaan digudang
dengan demikian biaya produksi dihitung untuk
jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan
informasi biaya produksi persatuan produk.
29
2) Memantau realisasi biaya produksi
Jika rencana produksi untuk jangka panjang
waktu tertentu telah diputuskan untuk
dilaksanakan manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
dalam jangka waktu tertentu untuk memantau
apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya
produksi sesuai dengan yang diperhitungkan
sebelumnya.
3) Menghitung laba atau rugi tiap periode
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan
pemasaran perusahaan dalam periode tertentu
mampu menghasilkan laba bruto atau
mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan
untuk memproduksi produk dalam periode
tertentu.
4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi
dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca
30
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat
pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen
harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca
dan laporan laba-rugi. Didalam neraca,
manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok yang
pada tanggal neraca masih diproses.
5.Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk
Menurut Mulyadi (2005 : 199) ada berbagai
macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk diantaranya
adalah :
1. Satuan produk
Metode ini adalah yang paling sederhana dan
langsung membebankan kepada produk sebab biaya
overhead pabrik setiap produk harus dihitung
tarif biaya overhead pabrik per saham dapat
dihitung dengan rumus debagai berikut :
31
2. Biaya bahan baku
Apabila biaya overhead pabrik yang akan
dibebankan bervariasi dengan nilai bahan baku,
maka dasar yang dipakai untuk membebankannya
kepada produk adalah biaya bahan baku yang
dipakai tarif biaya overhead pabriknya adalah
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
3. Biaya tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja
langsung maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya
tenaga kerja langsung tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut :
32
4. Jam tenaga kerja langsung
Karena ada hubungan yang erat antar jumlah upah
dengan jumlah jam kerja tenaga maka disamping
biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar upah
tenaga kerja langsung dapat pula dibebankan
atas dasar jam tenaga kerja langsung. Tarif
biaya overhead pabrik per jam kerja langsung
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
5. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan
waktu penggunaan jam mesin, maka dasar yang
dipakai untuk membedakan adalah jam mesin.
Tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
6. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.
33
Setelah tingkat kapasitas yang akan dipakai
dalam periode budget ditentukan dan budget
biaya overhead pabrik telah disusun serta
pembebanannya terakhir adalah menghitung tarif
biaya overhead pabrik. Tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Menurut Brewer (dalam Kharizma Dianti,
2011:23), Dasar yang dapat digunakan dalam
pemilihan tarif biaya overhead ada lima, yaitu:
1. Output Fisik
Output fisik atau unit produksi adalah
dasar yang paling sederhana untuk
membebankan overhead pabrik. Penggunaannya
diilustrasikan sebagai berikut :
2. Dasar Biaya Bahan Baku Langsung
34
Dalam beberapa perusahaan, suatu studi atas
biaya masa lampau menunjukkan korelasi yang
tinggi antara biaya bahan baku langsung dan
overhead. Hal ini mungkin, misalnya, ketika
banyak pekerjaan produksi terdiri atas
penerimaan, inspeksi, penyimpanan,
pengambilan, dan penanganan banyak lot
bahan baku yang mahal. Dalam kasus semacam
ini, suatu tarif berdasarkan biaya bahan
baku mungkin sesuai. Tarif tersebut
dihitung dengan cara sebagai berikut :
= Overhead pabrik sebagai persentase dari biayabahan baku tidak langsung
3. Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menggunakan suatu dasar biaya tenaga kerja
langsung untuk membebankan overhead pabrik
ke pesanan atau produk memerlukan pembagian
estimasi overhead dengan estimasi biaya
35
tenaga kerja langsung untuk menghitung
suatu persentase:
= Overhead pabrik sebagai persentase dari biayatenaga kerja langsung
4. Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung
Dasar jam tenaga kerja langsung didesain
untuk mengatasi kelemahan kedua dari
penggunaan dasar biaya tenaga kerja
langsung. Tarif overhead pabrik yang
didasarkan pada jam tenaga kerja langsung
dihitung sebagai berikut :
= Overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung
5. Dasar Jam Mesin
Ketika mesin digunakan secara ekstensif,
maka jam mesin mungkin merupakan dasar yang
paling sesuai untuk pembebanan overhead.
Metode ini didasarkan pada waktu yang
36
diperlukan untuk melakukan operasi yang
identik oleh suatu mesin atau sekelompok
mesin. Total jam mesin yang diperkirakan
akan digunakan diestimasi, dan tarif per
jam mesin ditentukan sebagai berikut :
6. Dasar Transaksi
Sekelompok biaya mungkin dapat
diasosiasikan dengan suatu aktivitas
tertentu yang tidak terwakili oleh dasar
manapun yang telah dibahas sebelumnya.
Misalnya biaya persiapan dapat dibebankan
secara lebih sesuai ke produk berdasarkan
tarif persiapan. Setiap persiapan dengan
demikian dipandang sebagai suatu transaksi,
dengan biaya dibebankan ke suatu produk
atau batch berdasarkan jumlah transaksi yang
diperlukan.
37
6.Elemen-Elemen Harga Pokok Produksi
Elemen-elemen harga pokok tentu berbeda bagi
tiap macam barang. Menurut Mulyadi (2005:14)
menyatakan bahwa elemen-elemen harga pokok
produksi dibagi menjadi 3 unsur yaitu :
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk
bagian integral produk jadi. Semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh bahan baku atau untuk
menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah
merupakan elemen pokok bahan baku yang dibeli.
Berdasarkan pernyataan ini dapat dikatakan
bahwa harga pokok produk bahan baku meliputi
harga beli ditambah dengan pembelian dan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan
baku dalam keadaan siap untuk diolah.
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenanga kerja adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mengerjakan bahan baku sampai
berbentuk bahan jadi. Dalam hubungannya dengan
38
produk yang dihasilkan biaya tenaga kerja dapat
digolongkan menjadi:
a. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
secara langsung menangani pembuatan produk
dan bahan baku sampai produk jadi.
b. Tenaga kerja tidak langsung adalah biaya
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
ada hubungan dengan pembuatan produk dari
bahan baku menjadi produk jadi akan tetapi
secara langsung menangani pembuatan produk
tersebut.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya-biaya selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung yang diperlukan untuk memproduksi
barang disebut biaya overhead pabrik. Hubungan
biaya overhead pabrik terhadap produk adalah
hubungan tidak langsung.
7.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
39
Menurut Mulyadi (2005:17) dalam bukunya
Akuntansi Biaya, Metode penentuan harga pokok
produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga
pokok produksi, terdapat dua pendekatan : full costing
dan variable costing.
1) Metode full costing
Pengertian Full Costing diuraikan dalam buku
“Akuntansi Biaya” Mulyadi (2005:17) “Adalah
metode penentuan harga pokok produksi, yang
membebankan seluruh biaya produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku tetap maupun variabel kepada
produk.”
Dalam metode full costing, biaya overhead
pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun
variabel, dibebankan kepada produk yang
diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di
40
muka pada kapasitas normal atau atas dasar
biaya overhead pabrik sesungguhnya.
2) Metode variable costing
Variable Costing dalam buku Akuntansi Biaya
Mulyadi (2005:18) diuraikan sebagai berikut:
“Adalah metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya membebankan biaya-biaya produksi
variabel saja ke dalam harga pokok produk.”
Harga pokok produksi yang dihitung dengan
menggunakan pendekatan Variable Costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik) ditambah dengan biaya
non-produksi variabel (biaya pemasaran dan
biaya administrasi & umum) dan biaya tetap
(biaya overhead pabrik, biaya pemasaran dan
biaya administrai & umum).
8. Penentuan Laba/Rugi
1) Metode Full Costing
41
Menurut Mulyadi (dalam Aldhika Darajat,
2008:28) Laporan laba/rugi yang disusun dengan
metode full costing menitikberatkan pada penyajian
unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan
fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan.
Dengan demikian laporan laba/rugi metode full
costing adalah sebagai berikut:
Hasil penjualan xx
Harga pokok penjualan
(termasuk BOP tetap) xx
Laba/rugi bruto xx –
Biaya pemasaran xx
Biaya administrasi dan umum xx +
xx -
Laba/rugi bersih xx
Laporan laba/rugi tersebut menyajikan
biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan
fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu
42
fungsi produksi, pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum.
2) Metode Variable Costing
Laporan laba/rugi metode variable costing lebih
menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai
dengan perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan menurut Mulyadi (dalam
Aldhika Darajat, 2008:29). Laporan laba/rugi
dengan metode variable costing adalah sebagai
berikut:
Hasil penjualan xx
Dikurangi biaya-biaya variabel:
Biaya produksi variabel xx
Biaya pemasaran variabel xx
Biaya administrasi&umum variabel xx +
xx -
Laba/rugi kontribusi xx
Dikurangi biaya-biaya tetap:
Biaya produksi tetap xx
Biaya pemasaran tetap xx
43
Biaya administrasi&umum tetap xx +
xx -
Laba/rugi bersih xx
Dalam laporan laba/rugi variable costing
tersebut biaya tetap disajikan dalam kelompok
tersendiri yang harus ditutup dari laba
kontribusi yang diperoleh perusahaan, sebelum
timbul laba bersih. Dengan menyajikan semua
biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri
dalam laporan laba/rugi ini, manajemen dapat
memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap
ini dan dapat melakukan pengawasan terhadap
biaya tersebut, baik dalam perencanaan jangka
pendek maupun jangka panjang.
9. Pengertian Harga Jual
Menurut Kharizma Dianti (2011) Harga jual
adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah
dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan,
karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan
44
oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan
untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara
menentukan harga yang tepat untuk produk yang
terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai
dengan kualitas produk suatu barang, dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan terhadap
konsumen.
10. Metode Penentuan Harga Jual
Menurut Rudianto (2004:232) secara umum
terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan
untuk menetukan harga jual suatu produk dengan
berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan yaitu sebagai berikut :
1) Metode maksimal laba
Laba maksimal dalam jangka panjang bukanlah
tujuan yang baik dari perusahaan yang ingin
hidup berkesinambungan dalam jangka panjang.
2) Metode tingkat pengembalian modal
Terkadang perusahaan menetapkan terlebih
dahulu besarnya tingkat pengembalian atas
45
modal yang ditanamkan didalam suatu bidang
usaha sehingga dasar untuk menentukan harga
jual produk yang dihasilkan perusahaan
adalah:
Harga = total biaya + (tingkat pengambilan
modal X modal)
Volume penjualan
3) Metode biaya konversi
Jika suatu perusahaan tersebut dapat
dipertimbangkan untuk membuat pilihan
produksi yang paling menguntungkan bagi
perusahaan.
4) Metode margin kontribusi
Margin kontribusi adalah selisih antara harga
jual dengan biaya produksi variabel yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk
tersebut.
5) Metode biaya standar
46
Jika perusahaan telah memiliki biaya standar
yang disajikan tolak ukur dalam menentukan
besarnya biaya produksi maka penentuan harga
jual dapat pula ditentukan berdasarkan biaya
standar yang dimiliki perusahaan.
E. Publikasi Penelitian Sebelumnya
Wiaranata Kusuma (2002) meneliti tentang
“Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada CV.
Prima Kuta Tahun 2001”. Dalam penelitian ini objek
penelitiannya adalah harga pokok produksi pakaian
pria dan wanita pada perusahaan manufaktur garmen
CV. Prima, dan tujuan penelitiannya adalah untuk
mengetahui selisih harga pokok produksi sesungguhnya
yang dihitung oleh perusahaan dengan harga pokok
produksi sesuai teori. Dari penelitian ini diketahui
bahwa perhitungan harga pokok produksi sesungguhnya
di perusahaan lebih kecil dari perhitungan harga
pokok produksi seharusnya menurut teori. Perbedaan
ini disebabkan karena perusahaan tidak membebankan
47
biaya penyusutan kendaraan, reparasi kendaraan dan
reparasi alat-alat produksi ke dalam biaya overhead
pabrik.
Kharizma Dianti (2011) meneliti tentang
“Analisis Harga Pokok Penjualan Berdasarkan Metode
Full Costing Dan Variable Costing Untuk Menentukan
Harga Jual Pada PT. Sukses Dewata Dinamika Tahun
2010”. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif
dan deskripstif komparatif. Dalam penelitian ini
objek penelitiannya adalah harga pokok penjualan
pada PT. Sukses Dewata Dinamika, dan tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui harga pokok
treatment SPA yang dihitung berdasarkan metode full
costing dan variable costing. Hasil dari penelitian ini
adalah perhitungan harga pokok menurut metode full
costing lebih tinggi hasilnya daripada dengan metode
variable costing. Perbedaan ini disebabkan oleh
perhitungan harga pokok penjualan treatment SPA dengan
menggunakan metode full costing memasukkan semua unsur
48
biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun
variabel ke dalam perhitungan harga pokok. Sedangkan
perhitungan harga pokok dengan metode variable costing
hanya memasukkan biaya-biaya produksi yang bersifat
variabel saja.
Nienik H Samsul (2013) meneliti tentang
“Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing Dan
Variable Costing Untuk Harga Jual CV. Pyramid”. Dalam
penelitian ini objek penelitiannya adalah harga
pokok produksi bahan bangunan pada CV. Pyramid.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
perbandingan harga pokok produksi paving, genteng,
kanstein, hollow brick dan juga bois beton dengan
menggunakan metode full costing dan variable costing. Hasil
dari penelitian ini adalah metode full costing
memiliki angka nominal jauh lebih tinggi dalam
perhitungan harga pokok produksi daripada metode
variable costing, karena disebabkan dalam perhitungan
harga pokok produksi pada metode full costing
49
memasukkan semua akun biaya baik yang berjenis
variabel maupun tetap.
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah sama-
sama menghitung harga pokok produksi. Perbedaannya
terletak pada objek dan lokasi penelitian. Selain
itu penelitian ini juga bagaimana seharusnya metode
yang diterapkan untuk menentukan harga jual produk.
Tabel 2 Publikasi Penelitian Sebelumnya
NO Ket. WiaranataKusuma
KharizmaDianti
Nienik HSamsul
Penelitian Sekarang
1 Judul EvaluasiPerhitungan HargaPokokProduksiPada CV.Prima KutaTahun 2001
AnalisisHargaPokokPenjualanBerdasarkan MetodeFullCosting
Perbandingan HargaPokokProduksi FullCosting DanVariableCostingUntuk Harga
AnalisisPenentuanHarga PokokProduksiMakanan DanMinumanUntuk
50
DanVariableCostingUntukMenentukanHarga JualPada PT.SuksesDewataDinamikaTahun 2010
Jual CV.Pyramid
MenentukanHarga JualPada SapphireBar, TheLaguna ALuxuryCollectionResort & SpaNusa DuaBali Tahun2012
2 TahunPenelitian
PeriodeTahun 2002
PeriodeTahun 2011
PeriodeTahun 2013
PeriodeTahun 2013
3 Tempat Penelitian
CV. Prima Kuta
PT. SuksesDewata Dinamika Bali
CV. PyramidManado
Shappire Bar Nusa Dua Bali
4 Pokok Permasahan
Bagaimanakah perhitungan harga pokok produksi pakaian pria dan wanita pada perusahaanmanufakturgarmen CV.Prima?
Berapakah harga pokok produk berdasarkan metode full costing dan variablecosting untuk menentukanharga jualpada PT. Sukses Dewata Dinamika?
Bagaimanakah perbandingan metode full costing dan variablecosting dalam perhitunganharga pokok produksi untuk penentuan harga jual pada perusahaan?
1.Bagaimanaperhitunganharga pokokproduksimenurutteoridenganperhitunganmenurutSapphireBar untukmenentukanharga jualprodukdenganmenggunakanmetode FullCosting dan
51
VariableCosting ? 2. Metodeapakah yangseharusnyaditerapkanolehSapphireBar untukmenentukanharga jualproduk?
5 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahuiselisih harga pokok produksi sesungguhnya yang dihitung oleh perusahaandengan harga pokok produksi sesuai teori.
Untuk mengetahuiharga pokok treatment SPA yang dihitung berdasarkan metode full costing dan variablecosting.
Untuk mengetahui perbandingan harga pokok produksi paving, genteng, kanstein, hollow brick dan juga bois beton dengan menggunakanmetode full costing dan variable costing.
a.Untukmengetahuiperhitunganharga pokokproduksidenganperhitunganmenurutSapphireBar, untukmenentukanharga jualprodukdenganmenggunakanmetode FullCosting danVariableCosting.b.Untukmengetahuimetodeapakah yangseharusnyaditerapkan
52
olehSapphireBar untukmenentukanharga jualproduk.
6 Teknik AnalisisData
Analisiskuantitatif
Analisiskuantitatif, deskrisptif komparatif
Analisis Deskriptif
Analisis kuantitatif, deskrisptif komparatif
7 Hasil penelitian
Perhitungan hargapokokproduksiseungguhnya diperusahaanlebihkecil dariperhitungan hargapokokproduksiseharusnyamenurutteori
Perhitungan hargapokokmenurutmetode fullcostinglebihtinggihasilnyadaripadadenganmetodevariablecosting.
Metode fullcostingmemilikiangkanominaljauh lebihtinggidalamperhitunganharga pokokproduksidaripadametodevariablecosting,karenadisebabkandalamperhitunganhargapokokproduksi
Masih Diteliti
53
pada metodefull costingmemasukkansemua akunbiaya baikyangberjenisvariabelmaupuntetap.
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang masalah, konsep dan
landasan teori maka dapat diuraikan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
54
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Makanan Dan
Minuman Untuk Menentukan Harga Jual Pada Sapphire Bar,
The Laguna A Luxury Collection Resort & Spa Nusa Dua Bali
Tahun 2012
v
Perbandingan
SHAPPIRE BAR
Harga PokokProduksi
PenentuanHarga Pokok
MetodePerusahaan
Metode FullCosting
MetodeVariable Costing
PenentuanHarga PokokProduksi Yang
Rekomendasi
55
G. Metode Penelitian
1. Tempat Penelitian dan Objek
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Shappire Bar,
dimana merupakan bagian dari The Laguna A Luxury
Collection Resort & Spa yang berlokasi di Kawasan
BTDC Pariwisata Nusa Dua lot N.2 PO. Box 77
Nusa Dua, Bali 80363 Indonesia.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah harga pokok
produksi makanan dan minuman untuk menentukan
harga jual pada Shappire Bar. Objek ini diambil
karena harga pokok produksi Shappire Bar belum
mencakup biaya-biaya operasional perusahaan
yang dikeluarkan sehingga belum tepat dalam
penentuan harga jual produk perusahaan.
56
2. Identifikasi Variabel
Adapun variabel yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Harga pokok produksi. Dimana dalam penentuan
harga pokok produksi menggunakan metode full
costing dan variable costing.
b. Penentuan harga jual.
3. Definisi Operasional Variabel
a. Harga pokok produksi
Harga pokok produksi adalah seluruh biaya
baik secara langsung maupun tidak langsung
yang dikeluarkan untuk memproduksi barang
atau jasa yang merupakan operasi utama
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam
penentuan harga pokok produksi menggunakan:
Metode full costing
Metode penentuan harga pokok produk
dengan memasukkan seluruh komponen biaya
produksi sebagai unsur harga pokok, yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
57
langsung, biaya overhead pabrik variabel dan
biaya overhead pabrik tetap.
Metode variable costing
Konsep penentuan harga pokok yang hanya
memasukkan biaya produksi variabel sebagai
elemen harga pokok produk. Biaya produksi
tetap dianggap sebagai biaya periode atau
biaya period cost yang langsung dibebankan kepada
laba-rugi periode terjadinya dan tidak
diperlakukan sebagai biaya produksi.
b. Penentuan harga jual
Proses penentuan apa yang akan diterima
suatu perusahaan dalam penjualan produknya.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Data kualitatif
58
Data kualitatif merupakan data yang
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan
gambar (Sugiyono, 2007:14), seperti sejarah
perusahaan, struktur organisasi, uraian
tugas dan tanggung jawab masing-masing
departemen perusahaan.
2) Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang
berbentuk angka-angka atau data-data
kualitatif yang diangkakan (Sugiyono,
2007:14). Dalam penelitian ini berupa data-
data informasi biaya-biaya dalam
memproduksi produk makanan dan minuman yang
siap dijual.
b. Sumber Data
1) Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, diamati, dicatat
untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2007:129).
Data primer dalam penelitian ini
59
dikumpulkan berupa penjelasan mengenai
sejarah perusahaan, penjelasan mengenai
uraian tugas dan tanggung jawab masing-
masing departemen dan informasi biaya-biaya
dalam memproduksi produk makanan dan
minuman yang siap dijual.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media
perantara, seperti orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2007:129). Data sekunder yang
digunakan diperoleh dari laporan produksi
dan dokumen-dokumen perusahaan serta
lembaga-lembaga terkait, dan literatur yang
relevan dengan penelitian.
5. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan untuk
memperoleh data dari perusahaan adalah sebagai
berikut:
60
a. Wawancara, yaitu teknik memperoleh data dengan
melakukan tanya jawab secara langsung dengan
pihak-pihak yang berkaitan dengan data yang
dibutuhkan (Sugiyono, 2007:130). Dalam hal ini
dengan melakukan tanya jawab langsung
dengan pihak yang berkepentingan sesuai
dengan data dan informasi yang
diperlukan, yaitu dengan pimpinan
perusahaan dan juga dengan para staff
perusahaan.
b. Observasi adalah teknik pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan pada obyek
penelitian, baik melalui observasi
berpartisipasi maupun observasi nonpartisipan
(Sugiyono, 2007 : 138). Dalam hal ini data
yang dikumpulkan melalui teknik ini antara
lain laporan keuangan perusahaan, daily sales
report, job description list dan struktur organisasi
perusahaan.
61
c. Dokumentasi, yaitu penulis melihat laporan
data produksi produk yang telah dibuat
oleh bagian administrasi perkantoran
perusahaan.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik Analisis Kualitatif
Deskriptif Komparatif, yaitu menggambarkan
perhitungan harga pokok produksi dengan metode
perhitungan harga pokok produksi yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan dan dengan menggunakan
metode full costing dan variable costing.
Data dianalisis secara deskriptif komparatif,
yaitu suatu cara pengolahan data dengan jalan
menyusun secara teratur dan sistematis serta
mengklasifikasikan data yang satu dengan data
yang lainnya, kemudian membandingkan dengan teori
yang ada sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini membandingkan hasil
perhitungan harga pokok produksi dengan
62
menggunakan metode Shappire Bar dan metode full costing
dan variable costing serta melihat perbandingan dari
hasil perhitungan harga pokok produksi dengan
berdasar pada ketiga metode tersebut.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari
6 (enam) bab yaitu sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan, diuraikan
mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalahan, tujuan dan kegunaan
penelitian, serta sistematika masalah.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab II merupakan tinjauan pustaka
terdiri dari landasan teori, publikasi
penelitian sebelumnya dan kerangka
pemikiran.
BAB III : METODE PENELITIAN
63
Bab III merupakan metode penelitian yang
terdiri dari tempat dan objek
penelitian, identifikasi variabel,
definisi operasional variabel, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data,
serta teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
Bab IV terdiri dari gambaran umum tempat
perusahaan yang terdiri dari sejarah
singkat tempat penelitian dan struktur
organisasi.
BAB V : DATA DAN PEMBAHASAN
Bab V akan diuraikan mengenai deskripsi
data, analisis data dan pembahasan.
BAB VI : PENUTUP
Bab VI merupakan penutup terdiri dari
simpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian serta saran-saran yang