View
16
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
tropis
Citation preview
Arsitektur tropis adalah jenis arsitektur yang memberikan
jawaban/ adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh
iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu
yang disebabkan oleh panas matahari, kelembapan yang
cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan
sebagainya. Pengaruhnya otomatis terhadap suhu,
kelembapan, kesehatan udara yang harus di antisipasi oleh
arsitektur yang tanggap terhadap hal-hal tersebut. Selain itu
pandangan baru mencakup pada penggunaan material yang
memberikan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang
lebih sesuai daripada material impor.
Gaya ini umumnya memiliki ciri-ciri:
· Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 30
derajat. Ruang di bawah atap berguna untuk meredam
panas.
· Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar untuk
mengurangi efek tampias dari hujan yang disertai angin.
Selain itu, uga untuk menahan sinar matahari langsung yang
masuk ke dalam bangunan.
· Mempunyai lubang untuk ventilasi udara secara silang,
sehingga suhu di dalam ruangan bisa tetap nyaman.
· Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama
yang kuat untuk antisipasi bencana alam dan ancaman
binatang buas.
· Desain tropis umumnya menggunakan material alam yang
sumbernya bisa didapat di sekitarnya.
Perbedaan antara Arsitektur Tropis dengan Arsitektur Tradisional Arsitektur tropis merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional merupakan kebudayaan arsitektur yang turun-menurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan. Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur
tradisional masyarakat sudah sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi sudah terlihat melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa menggunakan penanganan modern terhadap iklim, misalnya bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk itu. Karena arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur yang berkaitan dengan iklim seperti mempertahankan suhu nyaman, kelembapan, dan sebagainya juga menggunakan potensi dari iklim tropis tersebut.
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat kenyamanan dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembangdalm masyarkat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.
Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-factor spesifikasi yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan yang berbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah :
1. Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.
Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai daya tahan terhadap panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain :1. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat2. Melindungi dinding dengan alat peneduh. Peroleh panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antar kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.
2. Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara/ventilasi adalah :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernapasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.2. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.
3. Radiasi Panas Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panasdari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebih 40C. Hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit/ permukaan bawah dari atap.
(Beberapa jenis shading device) Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :1. Cahaya matahari langsung.2. Cahaya matahari difus
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :1. Komponen langit.2. Komponen refleksi luar3. Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :1. Luas dan posisi lubang cahaya.2. Lebar teritis3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain yang dilakukan, baik pada model bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sederhana, faktor penerangan siang hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian normal pada langit, lebar sekitar 1 meter, faktor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan dalam ruang sekitar 50% – 60% tidak ada penghalang dimuka lubang dan kaca penutup adalah kaca bening.
Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur, kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, “Desain dengan Iklim”, mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah iklim yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang sebuah rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari rumah sampai ke warna.
Pemahaman Arsitektur & Iklim Aritektur dan iklim dikenal salah
satunya sebagai pendekatan arsitektur bioklimatik. Bioklimatik
menggambarkan suatu pendekatan desain bangunan yang
diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan logika yang
berkelanjutan didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan
pada optimasi dan penggunaan lingkungan. Logika –logika tersebut
meliputi kondisi peruntukan lahan, ekonomi, konstruksi, manajemen
bangunan, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia melalui
keadaan fisik bangunan
Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan sebagi
berikut :
a) Pola rancangan beradaptasi penuh terhadap iklim Kaidah
arsitektur tropis (tradisional) secara cermat diikuti, secara bersamaan
digunakan pula rancangan arsitektur modern hingga detail elemen
bangunan.
b) Pola rancangan beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat
kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis diikuti, namun dengan
pertimbangan tertentu digunakan alat kenyamanan suhu.
c) Pola rancangan menggunakan sebagian kaidah adaptasi
terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur
tropis pada beberapa elemen rancangan diterapkan, pada bagian
lain
d) Pola rancangan mengunakan bentuk tradisional tanpa
memperhatikan kaidah iklim pola rancangan tidak menggunakan
kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka arsitektur
bioklimatik, skripsi A. 2008)
Adapun defenisi lainnya adalah :
Rancangan bangunan suatu karya arsitektur yang
mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis.
(Ibid…)
Seni membangun di daerah yang temperaturnya tinggi di
atas 20 ºC. (George Lippmeir, Bangunan Tropis, Hal.1)
Ciri-ciri Daerah Tropis :
Curah hujan relatif tinggi dan tidak merata 2000-3000
mm/tahun, Jakarta : ±2000 mm/tahun.
Radiasi matahari relatif tinggi 1500-2500 kwh/m²/tahun,
Jakarta : ± 1800kwh/m²/tahun.
Kelembaban udara tinggi, Jakarta : ± 65-93%.
Suhu udara relatif tinggi, Jakarta : 24 ºC -34 ºC.
Kecepatan angin relatif rendah, Jakarta : rata-rata di
bawah 5 m/s.
Faktor-faktor Perencanaan :
Iklim : Meminimalkan pengaruh iklim terhadap
kenyamanan fisik manusia seperti kenyamanan ruang,
kenyamanan penglihatan, kenyamanan suara, dan
kenyamanan suhu. Faktor iklim yang mempengaruhi
kenyamanan suhu, yaitu suhu udara, pergerakan udara,
radiasi, dan kelembaban udara.
Manusia dan Kebutuhan : Erat hubungannya dengan
sosial-ekonomi dari sipemakai bangunan, sehingga harus
mempertimbangkan lingkungan sekitar tapak baik
masyarakat maupun ciri khas setempat.Arsitektur | UMB
Bahan Bangunan : Penggunaan material yang cerah leih
baik karena penyerapan panas kecil, penggunaan kaca
yang berlebih dan penempatan yang tidak sesuai akan
mengakibatkan pemanasan terhadap ruangan, perlunya
penanaman pohon yang lebih banyak sebagai penghasil
oksigen, penyerap polusi dan panas
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan
terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan
penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari
kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya
adalah pada tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat
kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh aliran
udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis.
Jika kita simpulkan dari hal-hal diatas, sebenarnya bangunan
tradisional kita adalah acuan yang paling sesuai untuk
menggambarkan bagaimana bangunan Tropis itu.
1. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing keatas, walaupun
ada pula yang melengkung.
2. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias dan
cahaya berlebihan.
3. Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lobang-lobang angin.
4. Banyak menggunakan material alam, seperti: Kayu, Batu, bambu,
dll.
5. Dinding, Lantai, dll biasanya menggunakan warna-warna alam.
6. Tumbuh-tumbuhan, Air, dll disekitar bangunan sedapat mungkin
didesain agar menjadi satu kesatuan dengan bangunan.
7. Ukuran dan tataruang bangunan disesuai dengan kebutuhan.
8. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.
Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab
akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim,
banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang
dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai
representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos,
dan material asli yang diekspos lainya.
Hotel yang menerapkan konsep arsitektur tropis
modern
1. Hotel Novotel
Hotel Novotel, Surabaya karya Duta Cermat Mandiri/DCM dirancang
untuk menghidupkan pola arsitektur disekitarnya. Rancangan
ditekankan pada ekspresi tampak muka bangunan. Geometri yang
dihadirkan merupakan eklektisisme radikal atas pola rancangan
bangunan disekitarnya, dengan transformasi bentuk lokal kedalam
kaidah arsitektur modern (menonjol dengan geometri rasional pola a-
b-c-b-a, serta back lighting). Ekspresi tampak muka tersebut juga
menghadirkan metafora seperti susunan gunungan (atau orang
berbaris?). Rancangan respons atas iklim dilakukan secara
tradisional dengan melindungi bukaan (pintu dan jendela) dengan
teritis lebar (dari elemen atap maupun beton) serta permainan bidang
(bukaan pada bidang masuk).Arsitektur Tata udara (memperhatikan
bukaan besar ditutup kaca) tampaknya mengunakan AC karena
pertimbangan fungsi bagi kenyamanan penghuni hotel.
2. St Regis Bali Resort (http://www.stregisbali.com/)
Resor tepi pantai ini menawarkan pemandangan laut yang indah,
123 suite indah diangkat dan villa dikelilingi oleh laguna air laut dan
taman yang rimbun, dipesan lebih dahulu Butler Service, tempat
makan pemenang penghargaan, bar, Remède Spa, dan Anak
Learning Center
3. Bali Tropic Resort & Spa
Bali Tropic Resort & Spa Hotel pantai eksklusif di Bali dibangun
dalam campuran halus Bali dan arsitektur modern dan menawarkan
suasana yang luar biasa untuk benar-benar indah dan santai pantai
liburan. Yang cantik di antara Frangipani dan Bougainville dengan
sebagian besar pandangan napas mengambil dari Samudera Hindia
yang hangat dan indah. Hotel ini terletak secara langsung dan sangat
terpusat pada terkenal di dunia Nusa Dua pantai di pantai selatan
Pulau Bali, Indonesia.Kombinasi unik dari Indah Kamar AC dan
kamar mandi mewah ditambah dengan Great Hospitality, napas
mengambil pemandangan dan iklim yang indah akan membuat Anda
ingin datang lagi dan lagi ke tempat ajaib ini.
Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah yang dominan yang pada
hampir keseluruhan waktu dalam satu tahun bangunan “bertugas” mendinginkan
pemakai, dari pada menghangatkan dan suhu rata-rata pertahun tidak kurang dari 200C
(Koenigsberger. 1975:3). Menurut Lippsmiere, iklim tropis Indonesia mempunyai
kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi (kadang-kadang mencapai 90%), curah hujan
yang cukup banyak, dan rata-rata suhu tahunan umumnya berkisar 230C dan dapat naik
sampai 380C pada musim “panas”. Pada iklim ini terjadi sedikit sekali perubahan
“musim” dalam satu tahun, satu-satunya tanda terjadi pergantian musim adalah banyak
atau sedikitnya hujan, dan terjadinya angin besar. Karakteristik warm humid
climate (iklim panas lembab) adalah sebagai berikut (Lippsmiere. 1980:28) :
Landscape, rain forest (hutan hujan) terdapat sepanjang pesisir pantai dan
dataran rendah daerah ekuator.
Kondisi tanah, merupakan tanah merah atau coklat yang tertutup rumput.
Tumbuhan, zona ini tumbuhan sangat bervariasi dan lebat sepanjang
tahun.Tumbuhan tumbuh dengan cepat karena pengaruh curah hujan yang
tinggi dan suhu udara yang panas.
Musim. Terjadi sedikit perbedaan musim. Pada bulan “panas” kondisi panas
dan lembab sampai basah. Pada belahan utara, bulan “dingin” terjadi pada
Desember-Januari, bulan”panas” terjadi pada Mei sampai Agustus. Pada
belahan selatan bulan “dingin” terjadi pada April sampai Juli, bulan “panas”
terjadi pada Oktober sampai Februari.
Kondisi langit, hampir sepanjang tahun keadaan langit berawan. Lingkungan
awan berkisar 60%-90%. Luminance (lumansi) maksimal bisa mencapai
7000 cd/m2 sedangkan luminasi minimal 850cd/m2.
Radiasi dan panas matahari, pada daerah tropis radiasi matahari
dikategorikan tinggi. Sebagian dipantulkan dan sebagian disebarkan oleh
selimut awan,meskipun demikian sebagian radiasi yang mencapai
permukaan bumi mempunyai dampak yang besar dalam mempengaruhi
suhu udara.
Temperatur udara, terjad fluktuasi perbedaan temperatur harian
dan tahunan.Rata-rata temperatur maksimum tahunan adalah 30,50C.
temperatur rata-rata tahunan untuk malam hari adalah 250C tetapi umumnya
berkisar antara 21-270C. sedangkan selama siang hari berkisar 27-320c.
kadang-kadang lebih dari 320C.
Curah hujan sangat tinggi selama satu tahun, umumnya menjadi sangat
tinggi dalam beberapa tahun tertentu. Tinggi curah hujan tahunan berkisar
antara 2000-5000 mm, pada musim hujan dapat bertambah. Sampai 500 mm
dalam sebulan. Bahkan pada saat badai bisa mencapai 100 mm per jam.
Kelembaban, dikenal sebagai RH (Relative humidity), umumnya rata-rata
tingkat kelembaban adalah sekitar 75%, tetapi kisaran kelembabannya
adalah 55% sampai hampir 100%. Absolute humidity antara 25-30 mb.
Pergerakan udara, umumnya kecepatan angin rendah, tetapi angin kencang
dapat terjadi selama musim hujan. Arah angin biasanya hanya satu atau dua.
Karakteristik khusus, tingginya kelembaban mempercepat pertumbuhan alga
dan lumut, bahan bangunan organik membusuk dengan cepat dan
banyaknya serangga. Evaporasi tubuh terjadi dalam jumlah kecil karena
tingginya kelembaban dan kurangnya pergerakan udara (angin). Rata-rata
badai adalah 120-140 kali dalam satu tahun.
Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan iklim tropis kering,
sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah, Meksiko, dan sekitarnya, serta
daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat pada sebagian besar negara-negara di
Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk beberapa daerah di Indonesia, misalnya
beberapa bagian pulau Nusa Tenggara mengarah pada kondisi tropis kering. Berikut ciri-
ciri dari iklim tropis kering dan iklim tropis lembab :
Ciri-ciri iklim tropis kering:
1. Kelembaban rendah
2. Curah hujan rendah
3. Radiasi panas langsung tinggi
4. Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45o dan -
10oCelcius)
5. Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan.
6. Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung
(cepat dingin bila dibandingkan tanah basah/lembab).
7. Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik
sudah habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi
tertinggi pukul 15.00. Sering terjadi badai angin pasir karena dataran yang
luas.
8. Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena
perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.
9. Di daerah benua atau daratan yang cukup luas, banyak terdapat gurun pasir
karena di tempat itu jarang terjadi hujan, bahkan dapat dikatakan tidak terjadi
sama sekali, karena angin yang melaluinya sangat kering, tidak mengandung
uap air. Uap air yang terkandung di udara sudah habis dalam perjalanan
menuju ke pedalaman benua itu, atau juga karena terhalang oleh daratan
tinggi atau gunung, sehingga daerah itu menjadi sangat panas dan tidak ada
filter pada tanah dari sengatan sinar matahari, yang mengakibatkan
bebatuan hancur menjadi pasir. Suhu di padang pasir dapat mencapai 50o C
hingga 60o C di siang hari, dan di malam hari dapat mencapai -1o C.
1.Ciri-ciri Iklim Tropis Lembab:
DR. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim tropis lembab
sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang tinggi dan
temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. Kelembaban udara rata-
rata adalah sekitar 80% akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00 dengan
minimum sekitar pukul 14.00. Kelembaban ini hampir sama untuk dataran rendah
maupun dataran tinggi.Daerah pantai dan dataran rendah temperatur maksimum
rata-rata 320C.makin tinggi letak suatu tempat dari muka laut, maka semakin
berkurang temperatur udaranya. Yaitu berkurang rata-rata 0,60C untuk setiap
kenaikan 100 m. ciri lainnya adalah curah hujan yang tinggi dengan rata-rata
sekitar 1500- 2500 mm setahun. Radiasi matahari global horisontak rata-rata
harian adalah sekitar 400 watt/m2 dan tidak banyak berbeda sepanjang tahun,
keadaan langit pada umumnya selalu berawan. Pada keadaan awan tipis
menutupi langit, luminasi langit dapat mencapai 15.00 kandela/m2.Tinggi
penerangan rata-rata yang dihasilkan menurut pengukuran yang pernah
dilakukan di Bandung untuk tingkat penerangan global horizontal dapat mencapai
60.000 lux. Sedangkantingkat penerangan dari cahaya langit saja, tanpa cahaya
matahari langsung dapat mencapai 20.000 lux dan tingkat penerangan minimum
antara 08.00 – 16.00 adalah 10.000 lux. Iklim tropis lembab dilandasi dengan
perbedaan suhu udara yang kecil antara siang hari dan malam hari, kelembaban
udara yang tinggi pada waktu tengah malam serta cukup rendah pada waktu
tengah hari. Kecepatan angin ratarata pada waktu siang hari dapat digambarkan
sebagai memadai untuk kenyamanan, yaitu sekitar 1.0 m/det. Pada waktu musim
hujan yaitu sekitar 2.0 m/det. Pada waktu musim panas akan memberikan
gambaran tersendiri mengenai upaya pencapaian pendinginan pasif bangunan.
Sekalipun terdapat kondisi yang luar batas kenyamanan thermal manusia,
sebenarnya terdapat potensi iklim natural yang dapat mewujudkan terciptanya
kenyamanan dengan strategi lain. Kenyamanan tersebut tercapai dengan
interaksi antar fungsi iklim dengan lingkungan maupun dengan pemanfaatan
teknologi.
Nah, inilah yang mesti diperhatikan dalam perancangan pembangunan pada
iklim tropis. Kita perlu memperhatikan bagaimana kondisi suhu maupun cuaca
dalam melakukan perancangan bangunan. Berikut ini strategi yang harus
diperhatikan saat perancangan pembangunan.
Untuk strategi perancangan bangunan pada iklim tropis kering yaitu :
Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang
diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari.
Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak langsung masuk ke dalam
bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas menyimpan
panas tinggi.
Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan
angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan kelembaban.
Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar dan
rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi, jalan-jalan
sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk menghindari angin kencang,
karena curah hujan rendah.
Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa angin
sejuk.
Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus angin
Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.
Untuk strategi perancangan bangunan pada iklim tropis lembab yaitu :
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan
bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-faktor spesifik
yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori
arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika
bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah
lain yang berbeda kondisi iklimnya,Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo,kondisi yang
berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :
1. Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia
bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan
dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
Kriteria dan Prinsip Kenyamanan Thermal
Standar internasional mengenai kenyamanan thermal ( suhu) “ISO 7730 : 1994”
”menyatakan bahwa sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi
dari 4 faktor iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin,
serta faktor-faktor individu yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta
pakaian yang di gunakan.”
Untuk mencapai kenyamanan thermal haruslah di mulai dari Kualitas udara di
sekitar kita yang harus memiliki kriteria :
1. Udara di sekitar rumah tinggal tidak mengandung pencemaran yang berasal
dari asap sisa pembakaran sampah, BBM, sampah industru, debu dan
sebagainya.
2. Udara tidak berbau, terutama bau badan dan bau dari asap rokok yang
merupakan masalah tersendiri karena mengandung berbagai cemaran
kimiawi walaupun dalam variable proporsi yang sedikit.
Prinsip dari pada kenyamanan thermal sendiri adalah, teciptanya keseimbangan
antara suhu tubuh manusia dengan suhu tubuh sekitarnya.
2. Sirkulasi udara
Prinsip upaya perancangan bangunan pada daerah beriklim tropis yang benar
harus mempertimbangkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondisi alam,
diantaranya adalah pengupayaan pemikiran penghawaan alami untuk memenuhi
kebutuhan udara dan kelancaran sirkulasi udara pada bangunan tersebut.
3. Penerangan Alami pada Siang Hari
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk
penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya
matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan
menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari.
4. Radiasi Panas Sinar Matahari.
Disamping memancarkan sinar/cahaya, matahari juga akan mengeluarkan
panas. Panas inilah yang harus ditanggulangi dalam upaya perancangan
bangunan, setidak-tidaknya dikurangi sehingga suhu ruangan bisa sesuai
dengan yang diharapkan.
Beberapa pemikiran perancangan ruang sebagai upaya untuk mengurangi efek
panas yang disebabkan oleh radiasi panas sinar matahari adalah berdasarkan
suatu prinsip memasang lubang cahaya didaerah bayang-bayang/bias cahaya
matahari.
Itulah beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam perancangan bangunan
pada iklim tropis baik itu iklim tropis kering maupun iklim tropis lembab. Semoga
tips ini bermanfaat untuk anda :)
Recommended