Upload
nuriakhilda
View
59
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
janngan asal copas tapi dibaca dan dilengkapi juga yaa..
Citation preview
LBM 1 Tropis
Step 1
Transmisi : media penularan , media yang memindahkan
Step 2
1. Mengapa pasien tersebut mengeluh demam mendadak dan tinggi ?2. Apa saja tipe- tipe demam ?3. Mengapa anak tsb mengeluh pusing, pegal, anorexia, nyeri sendi , perut sakit , dan
muntah ?4. Apa hubungan pasien dg tetangga yang menderita penyakit tsb ?5. Mengapa ketika diberi obat panasnya menurun dan apabila tidak mengonsumsi
meningkat kembali ?6. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh nyamuk? 7. Apa DD dan diagnosis ?8. Apa saja etiologi dan factor resiko ?9. Bagaimana pathogenesis dari scenario ?10. Apa pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien tsb ? 11. Bagaimana pencegahannya ? 12. Bagaimana penatalaksanaan ?
STEP 7
1. Mengapa pasien tersebut mengeluh demam mendadak dan tinggi ?
Infeksi dari luar ( virus , bakteri ) fagositosis pirogen endogen IL- 1, TNF alfa, INF gamma asam arakidonat di hipotalamus PGE ( oleh hipotalamus anterior
Demam sempat turun : Virus masuk tubuh bereplikasi Berkeringat
Mikroorganisme (pirogen eksogen) masuk dalam tubuh bertemu makrofagh bertarung dengan makrofagh makrofagh mengeluarkan pirogen endogen (IL 1 TNF dan TNF alfa ) sebagai anti infeksi . pirogen endogen merangsang se sel endotel hipotalamus mengeluarkan asam arakhidonat dibantu dengan enzim phospolipase A2 . as. Arakhidonat memacu pengeluaran prostaglandin E2 dibantu enzim COX mempengaruhi hipotalamus set poin meningkat .
Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed4. Jakarta.
Antigen masuk ke dalam tubuh, kemudian terjadi proses fagositosis. Dengan adanya proses fagositosis ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengeluarkan senjata, berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat dapat keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin dibantu oleh enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Biasanya sekitar 37 - 38 0 tidak sampai 40 0.
Umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti dengan fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.Gejala Demam Berdarah Dengue yaitu demam tinggi mendadak antara 38 – 40 % C selama 2 – 7 hari, demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penularan panas biasa, mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri sendi atau nyeri otot (pegal – pegal), sakit kepala, nyeri atau rasa panas di belakang bola mata, wajah kemerahan, sakit perut (diare), kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar.13
Gejala lanjutannya terjadi pada hari sakit ke 3 – 5, merupakan saatsaat yang berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue yaitu suhu badan akan turun, jadi seolah–olah anak sembuh karena tidak demam lagi.Perlu di perhatikan tingkah laku si anak, apabila demamnya menghilang, si anak tampak segar dan mau bermain serta mau makan atau minum, biasanya termasuk demam dengue ringan. Tetapi apabila demam menghilang tetapi si anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau makan atau minum apapun apabila disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya karena semua organ tubuh kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.Sumber : Jawetz E, Melnick J, Adelberg E. 1996. Medical Microbiology. Alih bahasa Edi Nugroho, R.F. Maulany. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
2. Apa saja tipe- tipe demam ?a. Demam septic : demam tinggi pada malam hari , normal pada pagi hari , disertai
keluhan menggigil dan berkeringat . kalo turun ke tingkat normal dissebut demam hektik
b. Demam hektik : meningkat naik pada malam hari , pagi hari turun tapi ga turun sampai normal
c. Demam remiten : suhu turun tiap hari tapi ga pernah mencapai batas normal d. Demam continue : demam typoid, malaria falciforum malignae. Demam interminten : suhu turun ke tingkat normal selama beberapa jam dalam satu
hari , terdapat pada malaria, lipoma, endocarditis f. Demam siklik : terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari diikuti periode
bebas demam untuk beberapa hari diikuti kenaikan suhu seperti semula
3. Mengapa anak tsb mengeluh pusing, pegal, anorexia, nyeri sendi , perut sakit , dan muntah ?
Virus masuk gigitan nyamuk replikasi pembuluh darah makrofag APC Thelper terbentuk komplek antigen antibody mediator inflamasi ( TNF alfa ) permeabilitas meningkat kebocoran plasma HT meningkat jaringan hipoksi metabolisime anaerob asam laktat pegal
TNF alfa meningkatan hormone leptin anorexia IL-6 vasoaktif meningkatkan tekanan intracranial pusing
Serotonin CTZ vomiting
4. Apa hubungan pasien dg tetangga yang menderita penyakit tsb ?- Di transmisikan oleh nyamuk yang terinfeksi virus - Sanitasi lingkungan yang tidak bersih - Pengaruh musim
5. Mengapa ketika diberi obat panasnya menurun dan apabila tidak mengonsumsi meningkat kembali ?Misalnya :- Paracetamol mnghambat COX 2 demamnya bisa turun - Karena hanya diberikan Terapi supportif ( perjalanan penyakit virus ga bisa
dipotong ) - Penyebabnya tidak ditangani
- DIBERI OBAT CUMA TURUN SEBENTAR LALU NAIK LAGI- Pasien tetap demam walaupun sudah minum obat Penurun panas (parasetamol).
Hal ini terjadi karena obat penurun panas (parasetamol) hanya menurunkan demam ( Mengatasi simtomnya saja ), dengan mekanisme menyerupai antagonis PGE2. Jika virus tetap memproduksi pirogen, maka jika pemberian parasetamol dihentikan suhu tubuh akan naik kembali.
- Samuelson, John. 2008. Patologi Umum Penyakit Infeksi dalam Brooks, G.F., Butel, Janet S., Morse, S.A. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
6. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh nyamuk? DD ? - Chikungunya : vector nyamuk , virus chikungunya , inkubasi 12 hari , disertai
menggigil 2-5 hari , demam mendadak tinggi lebih dari 40 derajat celcius . manifestasi : sakit kepala, nyeri abdomen , nyeri sendi
- Zika : virus zika , manifestasi : mata mrah, nyeri sendi, inkubasi 2-7 hari . - DBD :
Criteria klinis : demam tinggi mendadak, inkubasi 2-7 hari , ada tanda-tanda petekie, ekimosis, perdarahan hematemesis , melena ,
Criteria lab :Trombositopenia HT meningkat
- Demam Dengue : demam akut sampai 7 hari, nyeri kepala, leucopenia, tetapi tidak ada trombositopenia, tidak ada tanda – tanda trombositopenia
7. Bagaimana pathogenesis dari scenario ?- DSS
Demam dengue primary infection dan secondary infection
Agregasi Trombosit ( di cari ya penyebabnya )
Tanda klinis kebocoran plasma : efusi pleura Nilai normal hematrokit !
8. Apa saja etiologi dan factor resiko ?
3.4.3.1 Risk Factors for DHF/DSS
The following are various host and virus factors believed to convert a benign and
self-limiting disease, dengue, into the severe syndrome, DHF/DSS. This list comes
from Halstead (40).
1. Infection parity: An overriding risk factor for DHF/DSS in individuals >1 yr
old is history of one prior dengue infection.
2. Passively acquired dengue antibody: Antibodies to dengue acquired transplacentally
place infants at high risk for DHF/DSS during a first dengue
infection during the first year of life.
3. Enhancing antibodies: Dengue virus infection-enhancing antibody activity
in undiluted serum is strongly correlated with DHF/DSS in individuals who
experience a subsequent secondary dengue infection.
4. Absence of protective antibodies: Low levels of crossreactive neutralizing
antibody protect, but DHF/DSS occurs in their absence.
5. Viral strain: DHF/DSS is associated with secondary infections with dengue
viruses of Asian origin.
6. Age: DHF/DSS is usually associated with children.
7. Sex: Shock cases and deaths occur more frequently in female than male
children.
8. Race: During the 1981 Cuban epidemic, Blacks had lower hospitalization rates
for DHF/DSS than Asians or Whites.
9. Nutritional status: Moderate to severe protein-calorie malnutrition reduces
risk of DHF/DSS in dengue-infected children.
10. Preceding host conditions: Menstrual periods and peptic ulcers are risk
factors for the severe bleeding in adults, which occurs during some dengue
infections.
Vassil St. Georgiev, Infectious DiseaseNational Institute of Allergy and Infectious DiseasesNational Institutes of Health
9. Apa pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien tsb ?
Uji laboratorium meliputi :
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes seorologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody totaltotal, IgM maupun IgG.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain:
Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (< 45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3 – 8 Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibronogen, D-Dimer, atau FDP pada
keadaan yang dicurigai perdarahan atau kelainan pembekuan darah. Protein / albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. SGOT/ SGPT (serum alanin aminotransfer) : dapat meningkat Ureum, Kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi) : bila akan diberikan transfuse darah
atau komponen darah. Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
o IgM : terdeteksi mulai hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60 – 90 hari.
o IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
1. Isolasi virusDapat dilakukan dengan menanam spesimen pada :
Biakan jaringan nyamuk atau biakan jaringan mamalia.Pertumbuhan virus ditunjukan dengan adanya antigen yang ditunjukkan dengan immunoflouresen, atau adanya CPE (cytopathic effect) pada biakan jaringan manusia.
Inokulasi/ penyuntikan pada nyamukPertumbuhan virus ditunjukan dengan adanya antigen dengue pada kepala nyamuk yang dilihat dengan uji immunoflouresen.
2. Pemeriksaan Serologi Uji HI (Hemaglutination Inhibition Test)
Uji Pengikatan komplemen (Complement Fixation Test) Uji Netralisasi (Neutralization Test) Uji Mac.Elisa (IgM capture enzyme-linked immunosorbent assay) Uji IgG Elisa indirek
PEMERIKSAAN RADIOLOGIPada pemeriksaan radiologi dan USG Kasus DBD, terdapat beberapa kerlainan yang dapat
dideteksi yaitu :
1. Dilatasi pembuluh darah paru2. Efusi pleura3. Kardiomegali dan efusi perikard4. Hepatomegali, dilatasi V. heapatika dan kelainan parenkim hati5. Caran dalam rongga peritoneum6. Penebalan dinding vesika felea
- Penegakkan diagnosis
Kriteria klinis :
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas seperti anoreksia, lemah, nyeri pada punggung, tulang, persendian , dan kepala, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji tourniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena.
3. Hepatomegali4. Syok, nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi ≤ 20 mmHg, atau hipotensi disertai
gelisah dan akral dingin.Kriteria laboratoris :
1. Trombositopenia (≤ 100.000/µl)2. Hemokonsentrasi (kadar Ht ≥ 20% dari orang normal)
Dua gejala klinis pertama ditambah 2 gejala laboratoris dianggap cukup untuk menegakkan diagnogsis kerja DBD.
10. Bagaimana pencegahannya ? 11. Bagaimana penatalaksanaan ? sampai resep ya dosis terutama untuk anakanak