View
260
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
1/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGDidalam tubuh kita terdapat banyak kelenjar-kelenjar yang bekerja bagi
memaksimumkan fungsi organ yang ada dan salah satunya adalah kelenjar prostat.
Kelenjar prostat merupakan organ tubuh pria yang paling sering mengalami
pembesaran, baik jinak maupun ganas. Dengan bertambahnya usia, kelenjar prostat
juga mengalami pertumbuhan, sehingga menjadi lebih besar. Pada tahap usia tertentu
banyak pria mengalami pembesaran prostat yang disertai gangguan buang air kecil.
Gejala ini merupakan tanda awal Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).1
Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna
pada populasi pria lanjut usia. Hiperplasia prostat sering terjadi pada pria diatas usia
50 tahun (50-79tahun) dan menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang.
Sebenarnya perubahan-perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah
dimulai sejak dini, dimulai pada perubahan-perubahan mikroskopik yang kemudian
bermanifestasi menjadi kelainan makroskopik (kelenjar membesar) dan kemudian
bermanifes dengan gejala klinik.
Dengan adanya hiperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran
kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan berbagai cara mulai dari
tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif) sampai tindakan
yang paling berat yaitu operasi
.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
2/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 2
1.2 TUJUANTujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas dan meningkatkan
pengetahuan mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit pada saluran kemih
kita seperti BPH. Selain itu, amat penting untuk bedakan penyakit ini dengan
diagnosis banding yang lain karena mempunyai gejala yang hampir sama iaitu
kesulitan berkemih.
Semakin dalam kita mengkaji mengenai penyakit ini, semakin banyakkan
perbandingan yang spesifik yang kita bisa ketemu untuk memudahkan kita
mengdiagnosis penyakit dari gagal jantung ini.Antara tujuan untuk melakukan penelitian terhadap penyakit ini adalah untuk;
Mengetahui penyakit-penyakit dengan gejala kesulitan berkemih. Mampu menjelaskan etiologi dari BPH Mampu menjelaskan patofisiologi terjadinya BPH. Mampu menjelaskan penegakan diagnosis dari BPH. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari BPH.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
3/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Skenario 2
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sulit
berkemih. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya kesulitan
berkemih tidak dirasakan begitu mengganggu, namun 2 minggu belakangan ini ketika
berkemih, pancaran air kencing pasien terasa semakin melemah dan tidak bisa berkemih
dengan tuntas. Pasien juga mengatakan bahwa 4 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di
RS dan selama perawatan itu pernah dipasang kateter. Pada pemeriksaan fisik tampak
pasien sakit sedang, TD: 120/80 mm Hg, Frekuensi nadi: 84x/menit. Frekuensi nafas:
20x/menit.
Langkah 1-Identifikasi istilah yang tidak diketahui
- Tidak ada
Langkah 2-Rumusan masalah
A. Laki-laki 60 tahun sejak 2 tahun yang lalu mengalami kesulitan berkemih, 2minggu belakangan pancaran air kencing semakin melemah dan tidak bisa
berkemih dengan tuntas.
B. Pasien pernah dipasang kateter 4 tahun yang lalu.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
4/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 4
Langkah 3-Analisis masalah
Laki-laki,55 tahun
sesak nafas yangtimbul saat
beraktivitas dan
timbul terus-menerus
Diagnosis Banding
Epideomologi
Etiologi
Patofisiologi
PatogenesisPemeriksaan
PenunjangFisikAnamnesis
Pengobatan
PrognosisDiagnosis Kerja
Pencegahan
Strictur urethra,ISK,
Batu saluran kemih.
Bening Prostate
Hyperplasia
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
5/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 5
Langkah 4-Hipotesis
Laki-laki 60 tahun dengan keluhan sulit berkemih, sejak 2 bulan yang lalu,serta
pancaran air kencing melemah dan tidak tuntas sejak 2 minggu belakangan
merupakan gejala klinis Bening Prostate Hyperplasia.
Langkah 5- Sasaran pembelajaran
Mengkaji penyakit yang mempunyai gejala klinis seperti mengalami kesulitan
berkemih dan pancaran air kencing semakin lemah dengan menggunakan 10 perkara penting
yaitu;
Pemeriksaan Patogenesis Patofisiologis Etiologi Epideomologi Diagnosis Banding Diagnosis Kerja Pengobatan Prognosis Pencegahan
2.2 Pemeriksaan2,3
Anamnesis
Anamnesis merupakan wawancara antara dokter, penderita atau keluarga penderita yang
mempunyai hubungan dekat dengan pasien, mengenai semua data tentang penyakit. Dalam
anamnesis, harus diketahui adalah identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang
dan dulu, riwayat kesihatan keluarga, riwayat peribadi dan riwayat ekonomi. Dalam rekam
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
6/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 6
medik, perlu ada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja,
penatalaksanaan dan prognosis.2
Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke dokter adalah sejak 2 bulan yang
lalu pasien mengalami kesulitan berkemih dan 2 minggu belakangan pancaran air kencing
semakin melemah dan tidak biasa kenceng dengan tuntas. Hasil anamnesis juga ditemukan
pasien pernah dipasang kateter 4 tahun yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien terdiri daripada empat bahagian iaitu; inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
Inspeksi2
Inspeksi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan hanya melihat sama ada
terdapat kelainan atau tidak pada badan pasien. Hal-hal yang dilihat adalah sama ada terdapat
masa di abdominal atas atas masa yang keras. Kita juga perlu melihat adakah pasien
mempunyai bekas-bekas luka dan warna kulit pasien.
Palpasi
Palpasi adalah teknik perabaan untuk mengetahui sama ada terdapat kawasan yang nyeri atau
kawasan yang mempunyai massa. Palpasi pada ginjal biasanya amat sukar tetapi ianya mudah
dilakukan pada pasien anak dan orang yang sangat kurus. Periksa sama ada terdapat nyeri
tekan atau teraba masa pada ginjal.
Perkusi
Perkusi dilakukan dengan cara mengetuk tempat-tempat tertentu untuk mengetahui kelainan
pada gingal. Ianya akan menunjukkan nilainya yang tersendiri. Pada pasien anak dibawah 1
tahun biasanya transiluminasi. Dilakukan juga pemeriksaan nyeri renal pada costae verterbrae
angle yang biasanya disertai mual,muntah dan nyeri akan menjalar ke kawasan depan
kelamin..
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
7/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 7
Auskultasi
Auskultasi adalah bertujuan untuk mendengar bunyi jantung patologis pada pasien dengan
masalah ginjal. Contohnya terdapat bunyi bruit pada pasien dengan stenosis arteri renal.
Rectal Toucher3
Teknik ini dilakukan jika ada kecurigaan pasien terdapat tumor atau BPH. BPH bisa teraba
iaitu dengan konsistensi lunak dan kenyal manakala jika terdapat tumor hasil rectal toucher
adalah masa yang keras.
Pemeriksaan Penunjang3
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Ureum, kreatinin, elektrolit, Blood urea nitrogen, Prostate Specific Antigen
(PSA), Gula darah
Urine
Kultur urin dan test sensitifitas, urinalisis dan pemeriksaan mikroskopis, sedimen
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
8/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 8
Pemeriksaan pencitraan
a.Foto polos abdomen (BNO)
Dari sini dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya batu saluran
kemih, hidronefrosis, atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk menghetahui
adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat
b.Pielografi Intravena (IVP)
Pembesaran prostat dapat dilihat sebagai filling defect/indentasi prostat pada dasar
kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas berbentuk seperti mata kail
(hooked fish). Dapat pula mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun ureter
berupa hidroureter ataupun hidronefrosis serta penyulit (trabekulasi, divertikel atau
sakulasi bulibuli). Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin.
c.Sistogram retrograde
Memberikan gambaran indentasi pada pasien yang telah dipasang kateter karena
retensi urin.
d.Transrektal Ultrasonografi (TRUS)
Deteksi pembesaran prostat dengan mengukur residu urin
e.MRI atau CT scan
Jarang dilakukan. Digunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan
bermacammacam potongan
Pemeriksaan lain
Uroflowmetri
Untuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran ditentukan oleh daya
kontraksi otot detrusor, tekanan intravesika, resistensi uretra. Angka normal laju
pancaran urin ialah 12 ml/detik dengan puncak laju pancaran mendekati 20 ml/detik.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
9/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 9
Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah menjadi 6 8 ml/detik dengan
puncaknya sekitar 1115 ml/detik.
Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies)
Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uroflowmetri tidakdapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot
detrusor yang melemah. Untuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan
pemeriksaan tekanan pancaran dengan menggunakan Abrams-Griffiths Nomogram.
Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju pancaran urin dapat
diukur.
Pemeriksaan Volume Residu Urin
Volume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan cara sangat
sederhana dengan memasang kateter uretra dan mengukur berapa volume urin yang
masih tinggal. Pemeriksaan sisa urin dapat juga diperiksa (meskipun kurang akurat)
dengan membuat foto post voiding atau USG
2.3 Diagnosis Kerja
Benign Prostat Hiperplasia6,7
Definisi
Benign Prostate Hyperplasia(BPH) sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar
periuretral prostat mengalami hyperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke
perifer dan menjadi simpai bedah. BPH merupakan juga pembesaran prostat yang bersifat
jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut. Pada
usia 40an seorang pria mempunyai kemungkinan terkena BPH sebesar 25%. Menginjak usia
60-70 tahun, kemungkinan menjadi 50%, dan pada usia diatas 70 tahun akan menjadi 90%.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
10/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 10
Anatomi kelenjar Prostat
Secara anatominya prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh
kapsul fibromuskuler yang terletak disebelaj inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian
proksimal uretra( uretra pars prostatika dan berada di sebelah anterior rectum. Bentuknya
sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan
jarak basis ke apex kurang lebih 3 cam, lebar yang paling jauh 4 cam dengan tebal 2.5 cm.
Menurut klasifikasi Lowsley, prostat terdiri dari lima lobus, anterior, posterior, medial, lateral
kanan dan lateral kiri.
2.4 Epidemiologi7
Hyperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum
usia 40 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir
sampai pubertas, waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran, yang kontinyu sampai usia
akhir 30-an. Pertengahan dasawarsa ke-5, prostat bisa mengalami perubahan hyperplasi. Pada
usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benign. Keadaan ini dialami oleh 50
% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun.
2.5 Etiologi6,7,13
Dipercayai BPH yang timbul merupakan pangaruh dari keseimbangan hormonal,
yaitu hormone androgen dan estrogen dan juga terkait dengan penuaan.Terdapat beberapa
hipotesis yang diduga menjadi penyebab timbulnya hyperplasia prostat antara lain adalah;
Teori Hormonal
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
11/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 11
Teori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas dilakukan kastrasi maka tidak terjadi BPH, juga
terjadinya regresi BPH bila dilakukan kastrasi. Selain androgen(testosterone/DHT), estrogen
juga berperan untuk terjadinya BPH. Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan
keseimbangan hormonal iaitu antar horomon testosterone dan hormone estrogen, karenaproduksi testosterone mnuurn dan terjadi konversi testosterone menjadi estrogen pada
jaringan adipose di perifer dengan pertolongan enzim aromatase, dimana sifat estrogen ini
akan menrangsang terjadinya hyperplasia pada stroma, sehingga timbul dugaan bahwa
testosterone diperlukan untuk inisiasi terjadinye proloferasi sel tetapi kemudian estrogenlah
yang berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah perubahan konsentrasi
relative testosterone dan estrogen akan menyebabkan produksi dan potensi faktor
pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat.
Dari berbagai percobaan dan penemuan klinis dapat diperoleh kesimpulan, bahwa dalam
keadaan normal hormone gonadotropin hipofise akan menyebabkan produksi hormone
endrogen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. Dengan makin bertambahnya
usia, akan terjadi penurunan dari fungis testikuler( spermatogenesis) yang akan menyebabkan
penurunan yang progresif dari sekresi androgen. Hal ini mengakibatkan hormone
gonadotropin yang sangat merangsang produksi hormone estrogen oleh sel sertoli. Dilihat
dari fungsional histologist, prostat terdiri dari dua bagian yang sentral sekitar ureter yangbereaksi terhadap estrogen dan bagian perifer yang tidak bereaksi terhadap estrogen.
Teori Growth Factor
Peranan dari growth faktor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
Terdapat empat peptic growth faktor iaitu, basic transforming GF, transforming
G1,transforming G2, dan epidermal GF.
Teori Sel (stem cell hypothesis)
Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada
dalam keadaan keseimbangan steady state, antara pertumbuhan sel dan sel yang mati,
keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang
dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproliferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel
stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proliferasi lebih cepat. Terjadinya proliferasi
abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proliferasi sel stroma dan sel epitel
kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
12/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 12
Teori Dihidro Testosteron (DHT)
Testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis (90%) dan sebagian dari
kelenjar adrenal (10%) masuk dalam peredaran darah dan 98% akan terikat oleh globulin
menjadi sex hormon binding globulin (SHBG). Sedang hanya 2% dalam keadaan testosteronbebas. Testosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam target cell yaitu sel prostat
melewati membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma, di dalam sel, testosteron
direduksi oleh enzim 5 alpha reductase menjadi 5 dyhidro testosteron yang kemudian
bertemu dengan reseptor sitoplasma menjadi hormone receptor complex. Kemudian
hormone receptor complex ini mengalami transformasi reseptor, menjadi nuclear
receptor yang masuk kedalam inti yang kemudian melekat pada chromatin dan
menyebabkan transkripsi m-RNA. RNA ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan
terjadinya pertumbuhan kelenjar prostat.
2.6 Patogenesis dan Patofisiologi8,14
Pada BPH terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu
komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan
adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga
terjadi gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen dinamik meliputi
tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan alpha adrenergik reseptor. Stimulasi
pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun
kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang juga
tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.
Berbagai keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan dan resistensi uretra.
Selanjutnya hal ini akan menyebabkan sumbatan aliran kemih. Untuk mengatasi resistensi
uretra yang meningkat, otot-otot detrusor akan berkontraksi untuk mengeluarkan
urine. Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli
berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-
buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi.
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran
kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan
gejala-gejala prostatismus.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
13/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 13
Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase
dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi
urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapatmenimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesico-ureter.
Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan
akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.
Gambaran Klinis12
Gejala klinis hyperplasia prostat menurut Boyarksky dibagi atas gejala obstruktif dan
gejala iritatif. Gejala obstruktif disebabkan karena penyempitan uretra pars prostatika karena
didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup
kuat dan atau cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus. Gejala antara lainnya adalah;
1. Harus menunggu pada permulaan miksi( hesistency)2. Pancaran miksi yang lemah( Poor stream)3. Miksi terputus( intermittency)4. Menetes pada akhir miksi( terminal dribbling)5. Rase belum puas sehabis miksi( sensation of incomplete bladder emptying.
Manifastasi klinis berupa obstruksi pada penderita hyperplasia prostat masih tergantung tiga
faktor iaitu;
a. Volume kelenjar periuretralb. Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostatc. Kekuatan kontraksi otot destrusor.
Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna pada
saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran
prostat menyebabkan ransangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun
belum penuh, gejalanya ialah:
1. Bertambahnya frekuensi miksi2. Nokturia
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
14/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 14
3. Miksi sulit ditahan4. Disuria
Untuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan penentuan jenis
pengobatan BPH dan untuk menilai keberhasilan pengobatan BPH, dibuatlah suatu
skoring yang validdan reliable. Terdapat beberapa sistem skoring, di antaranya
skorInternational Prostate Skoring System(IPSS) yang diambil berdasarkan
skorAmerican Urological Association(AUA). Sistem skoring yang lain adalah skorMadsen-Iversen dan skor Boyarski. Skor AUA terdiri dari 7 pertanyaan. Pasien diminta
untuk menilai sendiri derajat keluhan obstruksi dan iritatif mereka dengan skala 0-5. Total
skor dapat berkisar antara 0-35. Skor 0-7 ringan, 8-19 sedang, dan 20-35 berat.
Skor Madsen-Iversen terdiri dari 6 pertanyaan yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk
menilai derajat obstruksi dan 3 pertanyaan untuk gejala iritatif. Total skor dapat berkisar
antara 0-29. Skor 20 berat. Perbedaannya dengan skor AUA adalah dalam skor
Madsen Iversen penderita tidak menilai sendiri derajat keluhannya. Perbedaan ini yang
mendasari mengapa skor Madsen-Iversen digunakan di Sub Bagian Urologi RSUPN
Cipto Mangunkusumo.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnose diperlukan wawancara dan mempelajari riwayat medis
yang betul. Selain itu, diagnosis BPH bisa ditegakkan dengan perabaan melalui anus( digital
rectal examination,DRE). Karena letak kelenjat prostat di antara kandung kemih dan rectum,
dokter dapat dengan mudah memeriksanya dengan memasukkan jari bersarung tangan dan
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
15/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 15
berpelumas ke dalam anus pasien. Dokter akan meraba permukaan kelenjar prostat untuk
menilai ukuran, bentuk, dan teksturnya. Meskipun tidak nyaman, prosedur ini hanya
berlangsung satu atau kurang dan tidak menyakitkan.
Tes darah juga dapat digunakan untuk mengecek kadar antigen prostat spesifik (PSA) pada
pasien yang dicurigai memiliki BPH. PSA adalah antigen khusus yang diproduksi oleh sel-sel
kapsul prostat( membrane yang menutupi prostat) dan kelenjat periuretral. Jumlah PSA dalam
darah dinyatakan dalam nanogram per milliliter(ng/mL). PSA sejumlah 4 ng/mL atau lebih
rendah adalah normal, 4-10 ng/mL adalah sedikit tinggi, 10-20 cukup tinggi dan 20-35 sangat
tinggi. Penderita BPH atau prostatitis menghasilkan sejumlah besar PSA. Tingkat PSA juga
ditentukan sebagian oleh ukuran dan berat prostat. Tingkat PSA yang sangat tinggi dapat
mengindikasikan adanya kanker.
Namun, tes PSA dapat memberikan hasil yang palsu. Hasil positif palsu terjadi ketika tingkat
PSA tinggi dan tidak ada kanker. Hasil negative palsu terjadi bila tingkat PSA normal dan
kanker prostat ada. Karena itu, biopsi biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi atau
menyingkirkan kemungkinan kanker ketika tingkat PSA tinggi.
2.7 Diagnosis Banding
1) Striktur Uretra4,5
Definisi
Pada striktur uretra terjadi penyempitan dair lumen uretra akibat terbentuknnya pada dinding
uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan berkemih, mulai dari aliran air kencing yang
mengecil sampai sama sekali tidak mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak keluar
dari tubuh dapat menyebabkan banyak komplikasi sehingglah sampai terdapat gagal ginjal.
Striktur uretra bisa terjadi di anterior dan juga posterior;
Anterior Posterior
Trauma atau inflamasi Spongiofibrosis Jaringan parut sekitar korpus
spongiosum
Disrupsi komplit atau parsial akibattrauma pelvis
Displacement aksis uretra danobliterasi ureter akibat fibrosis.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
16/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 16
Derajat penyempitan:
Sesuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktur uretra dibagi menjadi tiga tingkatan
derajat iaitu;
1. Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan diameter lumen uretra3. Berat: jika terdapat oklusi lebih besar dari diameter lumen uretra.
Gejala klinis:
Pancaran air seni yang kecil dan bercabang Iritasi Infeksi seperti urgensi disuria inkontinensia Urin yang menetes Penis yang membengkak Infiltrate abses Retensi urin
2) Infeksi Saluran Kemih(ISK)4
Definisi
Infeksi saluran kemih(ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di
praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. ISK
adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Bakteriuria
bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105colony forming
units(CFU/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi
klinis ISK dinamai bakteriuria asimtomatik. Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai
presentasi klinik ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
17/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 17
Faktor penyebab negative palsu pada pasien ISK:
Pasien telah mendapat terapi antimikroba Terapi diuretic Minum banyak Waktu pengambilan sampel tidak tepat Peranan bakteriofag
Terdapat dua jenis ISK yang masih dapat dibagikan iaitu ISK atas dan ISK bawah. ISK
bawah pada laki-laki mungkin terjadi sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis. ISK atas
pula terdapat pielonefritis akut dan pielonefritis kronik. Pielonefritis akut adalah proses
inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri manakala yang kronik pula adalah
akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi
saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikutipembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik spesifik.
Epidemiologi
ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteruria dan faktor
predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Selama
periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK
dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan kecuali disertai faktor
predisposes. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.
Prevalensi selama periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara
seksual. prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30 %, baik laki-laki maupun
perempuan bila disertai faktor predisposisi. Antara contoh faktor predisposisi adalah;
Litiasis Obstruksi saluran kemih Penyakit ginjal polikistik
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
18/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 18
Nekrosis papilar Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal Nefropati analgesic Penyakit sikle-cell Senggama Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesterone Kateterisasi
Gejala klinis
1. Pielonefritis akut: presentasi klinis PNA seperti panas tinggi( 39.5-40.5 derajat)disertai menggigil dan sakit pinggang. Biasanya gejala ini sering didahului gejala ISK
bawah(sistitis) seperti sakit suprapubik,polakisuria,nokturia,disuria dan stranguria.
2. Sindroma uretra akut: presentasi klinis ini sulit dibedakan dengan sistitis. Ianya seringditemukan pada pasien perempuan antara 20-50 tahun. Pasien ini dibagi 3 kelompok
iaitu;
a) Pasien dengan piuria, biakan urin dapat diisolasi E.coli dengan cfu/ml urin10^3-10^5. Sumber infeksi berasal dari kelenjar peri-uretral atau uretra
sendiri. Kelompok ini diberikan ampisilin.
b) Pasien lekosituri 10-50/ lapang pandang tinggi dan kultur urin steril.c) Pasien tanpa piuria dan biakan urin steril.
ISK recuren terdiri dari 2 kelompok iaitu re-infeksi yang pada umumnya episode infeksi
dengan interval > 6 minggu dengn mikroorganisme yang berlainan dan repalsing infection
yang disebabkan oleh infeksi dari microorganism yang sama dan tidak mendapat terapi yang
adekuat.
3) Batu Saluran kemih5
Definisi
Batu ginjal didalam saluran kemih adalah masssa keras seperti batu yang terbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran
kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk didalam ginjal(batu ginjal) maupun di dalam
kandung kemih(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis. Lokasi
batu ginjal dijumpai khas di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat terhenti di ureter
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
19/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 19
atau di kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu oksalat ,
batu fosfat atau kalsium fosfat secara bersama dapat dijumpai sampai 65-85% dari jumlah
keseluruhan batu ginjal.
Faktor predisposis:
Hiperkalsiuria absortifDitandai dengan adanya kenaikan absorpsi kalsium dari lumen usus. Paling banyak
dijumpai.
Hiperkalsiuria puasaDitandai dengan adanya kelebihan kalsium, diduga berasal dari tulang.
Hiperkalsiuria ginjalYang diakibatkan kelainan reabsorbsi kalsium di tubulus ginjal.
Gejala klinis
Batu yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis
maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis(nyeri kolik yang
hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya didaerah anta
tulang rusuk dengan tulang pinggang iaitu daerah costo vertebra angle, terus menjalar ke
perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut mengembung, demam, menggigil dan darah di
dalam air kemih(hematuria). Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
20/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 20
batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat
aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih
akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akanmenggelembungka ginjal( hindronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi krusakan ginjal.
1.8Penatalaksanaan BPH
Medika mentosa9
Pilihan terapi non-bedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa). Terdapat tiga
macam terapi dengan obat yang sampai saat ini dianggap rasional, yaitu dengan penghambat
adrenergik a-1, penghambat enzim 5a reduktase, dan fitoterapi
I. Penghambat adrenergik a-1Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor a-1 yang banyak ditemukan pada otot polos
ditrigonum, leher buli-buli, prostat, dan kapsul prostat. Dengan demikian, akan terjadi
relaksasi di daerah prostat sehingga tekanan pada uretra pars prostatika menurun dan
mengurangi derajat obstruksi. Obat ini dapat memberikan perbaikan gejala obstruksi relatif
cepat.
Efek samping dari obat ini adalah penurunan tekanan darah yang dapat menimbulkan keluhan
pusing (dizziness), lelah, sumbatan hidung, dan rasa lemah (fatique).
Pengobatan dengan penghambat reseptor a-1 masih menimbulkan beberapa pertanyaan,
seperti berapa lama akan diberikan dan apakah efektivitasnya akan tetap baik mengingat
sumbatan oleh prostat makin lama akan makin berat dengan tumbuhnya volume prostat.
Contoh obat: prazosin, terazosin dosis 1 mg/hari, dan dapat dinaikkan hingga 2-4 mg/hari.
Tamsulosin dengan dosis 0.2-0.4 mg/hari2.
II. Penghambat enzim 5a reduktaseObat ini bekerja dengan menghambat kerja enzim 5a reduktase, sehingga testosteron tidak
diubah menjadi dehidrotestosteron. Dengan demikian, konsentrasi DHT dalam jaringan
prostat menurun, sehingga tidak akan terjadi sintesis protein. Obat ini baru akan memberikan
perbaikan simptom setelah 6 bulan terapi.
Salah satu efek samping obat ini adalah menurunnya libido dan kadar serum PSA2. Contoh
obat : finasteride dosis 5 mg/hari.
III. Kombinasi penghambat adrenergik a- 1 dan penghambat enzim 5a reduktase
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
21/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 21
Terapi kombinasi penghambat adrenergik a-1 dan penghambat enzim 5a reduktase pertama
kali dilaporkan oleh Lepor dan kawan-kawan pada 1996. Terdapat penurunan skor dan
peningkatan Qmax pada kelompok yang menggunakan penghambat adrenergik a-1. Namun,
masih terdapat keraguan mengingat prostat pada kelompok tersebut lebih kecil dibandingkankelompok lain. Penggunaan terapi kombinasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut.9
Fisioterapi
Penggunaan ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk terapi BPH akhir-akhir ini menjadi popular.
Beberapa tumbuhan yang digunakan antara lain saw palmetto berry, kulit kayu tumbuhan
Pygeum africanum, akar Echinacca purpurea dan Hypoxis rooperi, serta ekstrak serbuk sari.
Mekanisme dari fisioterapi ini sebagian besar tidak diketahui dan belum dilakukan uji coba
mengenai efektivitas dan keamanan dari penggunaan obat ini.
Non medika mentosa13
Bedah konvensional
1. Pembedahan terbukaIndikasi absolute yang memerlukan pembedahan terbuka disbanding pilihan nedahlainnya adalah terdaptnya keterlibatan kandung kemih yang perlu diperbaiki seperti
adanya divertikel atau batu kandung kemih yang besar. Prostat yang melebihi 80-100
cm3 biasanya dipertimbangkan untuk dilakukan pengangkatan prostat secara terbuka.
Pembedahan terbuka mempunyai nilai komplikasi setelah operasi seperti tidak dapat
menahan air kencing dan impotensi. Perbaikan klinis yang terjadi sebesar 85-100%.
2. Transurethral resection of the prostate(TURP)TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat yang
menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra. Secara
umum indikasi untuk metode TURP adalah pasien dengan gejala sumbatan yang
menetap, progresif akibat pembesaran regional atau umum dan membutuhkan
perawatan inal selama 1-2 hari.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
22/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 22
3. Transuretrhral incision of the prostate(TUIP)Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran prostat yang tidak terlalu besar
dan umur relative muda.
4. Laser prostatekomiDengan teknik laser ini komplikasi yang ditimbulkan dapat lebih sedikit, waktu
penyembuhan lebih cepat, dan dengan hasil yang kurang lebih sama. Sayangnya
terapi ini membutuhkan terapi ulang setiap tahunnya. Penggunaan laser ini telah
berkembang pesat tetapi efek lebih lanjut dari pemakaian laser belum diketahui secara
pasti.
Terapi Invasi Minimal14
A. Transurethral needle ablation of the prostate(TUNA)
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
23/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 23
TUNA termasuk dalam teknik minimal invasive yang biasa digunakan pada pasien
yang gagal dengan pengobatan medika mentosa, pasien yang tidak tertarik pada
pengobatan medika mentosa atau tidak bersedia untuk tindakan TURP. Teknik ini
menggunakan kateter uretra yang didesain khusus dengan jarum yang menghantarkangelombang radio yang panas sampai mencapai 100 derajat di hujungnnya sehingga
dapat menyebabkan kematian jaringan prostat. Pasien dengan gejala sumbatan dan
pembesaran prostat kurang dari 60 gram adalah pasien yang ideal untuk tindakan
TUNA ini. kelebihan teknik TUNA disbanding dengan TURP antara lain pasien
hanya diberi anestesi local. Selain itu angka kekambuhan dan kematian TUNA lebih
rendah dari TURP.
B. Transurethral electrovalorization of the prostate.Teknik ini menggunakan rectoskop( teropong yang dimasukkan melalui anus)
standard an loop konvensional. Arus listrik yang dihantarkan menimbulkan panas
yang dapat menguapkan jaringan sehingga menghasilkan timbulnya rongga di dalam
uretra.
C. TermoterapiMetode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui kateter
transurethral. Namun terapi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui tingkat keefektivitasnnya.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
24/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 24
D. Intraurethral stentsAlat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih tetap terbuka. Setelah 4-6
bulan alat ini biasanya akan tertutup sel epitel. Biasanya digunakan pada pasien
dengan usia harapan hidup yang minimum dan pasien yang tidak cocok untukmenjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini metode ini sudah jarang
dipakai.
E. Transurethral balloon dilation of the prostatePada teknik ini, dilakukan dilatasi saluran kemih yang berada di prostat dengan
menggunakan teknik balon yang dimasukkan melalui kateter. Teknik ini efektif pada
pasien dengan prostat kecil, kurang dari 40 cam3. Meskipun dapat menghasilakn
perbaikan gejala sumbatan, namun efek ini hanya sementara sehingga cara ini
sekarang jarang digunakan.
2.9 Pencegahan dan Pengendalian
Pencegahan pada pasien BPH:
Pasien dinasihatkan agar mengurangi minum setelah makan malam agar menguranginokturia.
Menghindari obat-obat parasimpatolitik( dekongestan)
Mengurangi kopi Melarang minum minuman alcohol agar tidak terlalu sering buang air kecil Penderita dianjurkan untuk control setiap tiga bulan untuk periksa, scoring,
uroflowmetri dan TRUS.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
25/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhannya, dengan adanya pengetahuan mengenai penyakit BPH
ini kita akan dapat mendignosis penyakit yang disebabkan oleh kesulitan berkemih
dengan mudah. Dengan hanya melalukan anamnesis dan pemeriksaan fisik,kita sudah
bisa mengatakan bahawa pasien itu menghidap BPH karena telah ada gejala klinis
yang mengcukupi. BPH ini biasanya terjadi pada orang yang lanjut usia, jadi kita
hendaklah selalu mencurigai jika ianya adalah pasien laki-laki dan tau bisa menjurus
kepada BPH dan terus bisa menolak diferential diagnosis yang lainnya.
3.2 Saran
Dengan mempelajari etiologi dan epidemiologi BPH ini kita bisa
memudahkan kerja dalam membuat diagnosis. Skop untuk menentukan diagnosis
kerja akan lebih berkurang dengan adanya faktor gender dan usia. Jadi, kita bisa
menghindari terjadinya BPH ini dengan mengamalkan gaya hidup yang sihat dan
pencegahan dari awal amatlah perlu supaya prognosisnya akan bisa menjadi lebih
baik. Hindarilah pengguannaan alcohol dan merokok karena semua itu bisa
mengpengaruhi hormone tubuh kita dan meningkatkan resiko kita mendapat BPH.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
26/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 26
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, Kamus Kedokteran,W.B Saunders Company, Philadelphia, Pennsylvanis,edisi 29, 2009,-diunduh pada 21 Oktober 2011.
2. Lynn S. Bickley, Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates, edisi 8,Penerbit Buku Kedokteran ECG, 2003, - diunduh pada 21 Oktober 2011.
3. Jane Dacre, Peter Kopelman, Keterampilan Klinis, Anamnesis dan pemeriksaan,Manson Publishing. Ltd, 2005, - diunduh pada 21 Oktober 2011.
4. Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, SitiSetiati etc, Ilmu Penyakit Dalam, Infeksi saluran kemih, edisi 5, Balai penerbit
Interna Publishing,2009,pg 1008-15,- diunduh pada 22 Oktober 2011.
5. Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, SitiSetiati etc, Ilmu Penyakit Dalam, Batu saluran kemih, edisi 5, Balai penerbit Interna
Publishing,2009,pg 1025-32,- diunduh pada 22 Oktober 2011.
6. John Blandy,Amir Kaisary, Lecture Notes Urology, Benign ProstateHyperplasia,edisi 6, Wiley-blackwell,2009, pg 174-87,- diunduh pada 22 Oktober
2011.
7. Pierce A.Grace,Neil R.Bordley, Ilmu Bedah at a Glance, Hipertrofi prostat jinak,edisi3,Erlangga Publishing Ltd,2006,pg 168-169, - diunduh pada 22 Oktober 2011.
8. Thomas C.King, Elseviers Intergrated Pathology, Renal and Urinary Tract, MosbyElsevier, 2007,pg 291-303- diunduh pada 22 Oktober 2011.
9. Sulista Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafriandi, Elysabeth, Diuretic danantidiuretic, edisi 5, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta, 2009, pg 389-409, diunduh pada
22 Oktober 2011.
10.Widodo,Frieda, Arnold, Marina, Yasavati Kurnia, Wiwi Kertadjaya, etc, Blok 20Sistem urogenital 2, Ilmu Penyakit Dalam, Benign Prostate Hyperplasia, Penerbit
UKRIDA, 2011, -diunduh pada 22 Oktober 2011.
7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
27/28
Makalah Mandiri D8
Universitas Kristen krida Wacana Page 27
11.Robbins,Cotran,Kumar, Dasar Patologi Penyakit,Saluran kemih, edisi 7, PenerbitBuku Kedokteran ECG, 2003,pg 563-97- diunduh pada 22 Oktober 2011.
12. http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/- diunduh pada 22 Oktober 2011.
13. http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.html-diunduh pada 22 Oktober 2011.
14.http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdf - diunduhpada 22 Oktober 2011.
http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx
28/28
Makalah Mandiri D8
Recommended