42
Kardiovaskular Alitha Rachma Oktavia 102010278 Kelompok E-1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011 Pendahuluan Jantung atau heart merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia yang termasuk dalam sistem sirkulasi dan penting dalam kelangsungan hidup kita. Telah kita ketahui bahwa jantung memompa darah ke seluruh tubuh untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, jantung menyediakan oksigen beserta zat-zat lain untuk kepentingan seluruh sel dalam tubuh kita. Karena kepentingan itu jantung terus menerus berkontraksi memompa darah tanpa henti sepanjang hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi kerja jantung dan penyebab dari faktor tersebut. Struktur Jantung A. Makroskopis 1

pbl blok 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kardiovaskuler

Citation preview

Page 1: pbl blok 8

Kardiovaskular

Alitha Rachma Oktavia

102010278

Kelompok E-1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2011

Pendahuluan

Jantung atau heart merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia yang termasuk

dalam sistem sirkulasi dan penting dalam kelangsungan hidup kita. Telah kita ketahui bahwa

jantung memompa darah ke seluruh tubuh untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme

yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk

dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, jantung menyediakan oksigen beserta zat-zat lain untuk

kepentingan seluruh sel dalam tubuh kita. Karena kepentingan itu jantung terus menerus

berkontraksi memompa darah tanpa henti sepanjang hidup. Banyak faktor yang

mempengaruhi kerja jantung dan penyebab dari faktor tersebut.

Struktur Jantung

A. Makroskopis

Mediastinum

mediastinum adalah ruangan yang terletak di antara pleura mediatinalis sinistra dan

dextra.

Batas-batas mediatinum:

Ventral : sternum

Dorsal : columna vertebralis

Lateral : pleura mediastinalis kanan dan kiri

1

Page 2: pbl blok 8

Cranial : apertura thoracis superior

Inferior : diaphragm

Mediastinum dibagi oleh bidang khayal yang terbentang dari angulus sternalis ke tepi

bawah corpus vertebra thoracalis IV melewati tepi atas pericardiuam menjadi 2 bagian, yakni:

Mediastinum superior

bagian retrosternal

Thymus, jaringan lymphoid yang terdiri dari atas dua lobus yang

dihubungkan oleh jaringan ikat.

Vena-vena besar

v. anonyma

sinistra, merupakan persatuan V. Jugularis interna dextra dan V.

Subclavia sinistra yang menerima darah dari vena-vena bagian

sinistra kepala, leher, dan ekstermitas superior.

dextra, dibentuk oleh pertemuan V. Jugularis interna dan V.

Subclavia dextra di posterior ujung clavicula dextra.

v. cava superior

V. Cava superior extra pericardial

Terletak dalam mediatinum superior. Pada sisi dextra berjalan N.

Phrenicus.

V. Cava superior intra pericardial

Terletak di anterior radix pulmonum dextra di dalam mediastinum

inferior.

bagian tengah

Arcus aortae, letak : setinggi angulus sternalis berjalan ke posterior

tepi bawah vertebra thoracalis IV.

N. vagus.

Sebagian terletak di mediatinum superior dan sebagian di

mediatinum posterior.

N. phrenicus

Nervus ini berjalan di anatar A.V.subclavia di sebelah lateral dari

N. Vagus dan berjalan di seblah lateral truncus thyreocervicalis untuk

berjalan bersama dengan A. Peripericardiacophrenica ke arah caudal, di

sebelah ventral radix pulmoinum.

2

Page 3: pbl blok 8

bagian prevertebralis

Mediastinum inferior

mediastinum anterior : jaringan lemak dan lymphonodi.

mediastinum media:

o pericardium yang meliputi cor.

o pangkal pembuluh darah besar dari dan ke jantung

mediastinum posterior

o aorta thoracica.

o ductus thoracicus.

o v. azygos dan hemiazygos.

o Esophagus.

Jantung

Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan

berbentuk kerucut (conus) sebesar kepal / tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada

diaphragama di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus yang

disebut pericardium. Jantung terletak di mediastinum media. 2/3 bagian jantung terletak

disebalah sinistra bidang media. Berat jantung manusia dewasa adalah antara 230-350 gram.

Lapisan jantung:

Pericardium

Merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi jantung dan pangkal

pembuluh darah besar.

Pericardium terdiri dari dua saccus yang berhubungan erat satu sama lain tetapi

berbeda struktur, yaitu :

o pericardium fibrosum. Merupakan kantong berbentuk conus, ke superior

menyempit dan melanjutkan sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan facies

pretrachealis, ke arah inferior melekat pada sentrum tendineum dan pars

muslkularis diaphragma sinistra. Terdiri dari jaringan ikat fibrosa.

3

Page 4: pbl blok 8

o pericardium serosum. Merupakan membran halus yang berbatasan dengan saccus

fibrosa dan meliputi jantung. Bagian pericardium serosum yang menutupi

pembuluh darah seolah-olah tersusun dalam bentuk 2 tabung, yaitu:

aorta, truncus pulmonalis sinus transversus pericardii

v. cava superior et inferior, vv. pulmonales sinus obliquus pericardii

Dinding jantung.

Terdiri dari 3 lapisan, yaitu :

Epicardium, merupakan lamina visceralis pericardium serosum, lapisan terluar dinding

jantung.

Myocardium, merupakan lapisan tengah dinding jantung, terdiri dari kumpulan sel otot

jantung yang tersusun dalam pola sirkular dan spiral.

Endocardium, merupakan lapisan terdalam dinding jantung, berupa lapisan

endothelium yang melekat pada selapis jaringan ikat.

Bagian-bagian jantung:

Terdiri dari 4 ruangan antara lain :

Atrium dextrum

o Terdiri dari 2 bagian yaitu:

Atrium propria (sinus venarum cavarum). Merupakan ruang di antara dua

vena cava dan ostium atrioventricularis, dindingnya menyatu dengan dinding

v.cava.

Auricula dextra, berbentuk seperti dsaun telingan anjing, merupakan kantong

di antara v.cava superior dan ventriculus dexter.

Atrium sinistrum

o Letak dorsosuperior, ukuran sedikit lebih kecil daripada yang dextra.

o Terdiri dari :

Atrium proprium

Terdapat 4 vv. pulmonales , pada masing-masing sisi bermuara 2 vena.

Muara vv. pulmonales tidak memiliki katup.

Ostium atrioventricularis sinistra dilekati oleh valvula mitralis

4

Page 5: pbl blok 8

Auricula, berbentuk panjang, sempit, dan lebih melengkung dibanding

yang dextra. Permukaan dalam auricula terdapat rigi muscular yang

disebut Mm. pectinati.

Ventrikel dextrum

o Tebal dindingnya 1/3 tebal dinding ventriculus sinister.

o Di dalam ventrikel dextrum dapat dijumpai beberapa lubang, yakni:

ostium atrioventriculare dextrum merupakan apertura berbentuk oval dan

dikelilingi oleh cincin fibrosa dan melekat pada valva tricuspidalis / valva

atrioventricularis dextra.

ostium trunci pulmonalis merupakan lubang yang bulat terdapat pada

puncak conus arteriosus, terletak di sebelah superior dan sinistra dari ostium

atrioventricularis dextrum. Pada ostium ini terdapat valvula pulmonalis.

o trabeculae carneae, merupakan kumpualn otot yang ireguler yang membentuk

permukaan dalam ventrikel, kecuali pada conus arteriosus.

o trabecula septomarginalis (moderator band), berisi cabang-cabang dari serabut

conductorium artrioventricularis.

o mm. papillares, merupakan otot berbentuk bulat (conus) yang puncaknya melekat

pada corda tendinae.

Ventrikel sinistrum

o Berperan dalam membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh

facies diaphragmatica. Puncaknya membetuk apex cordis.

o Bagian-bagian:

Ostium atrioventricularis sinistra. Odtium ini dikelilingi oleh cincin fibrosa

dan melekat valvula mitralis.

Chorda tendineae,

Trabecula carnae, jumlah lebih banyak dan tebal terutama di daerah apex

dan dinding dorsal.

Mm. papillares (anterior dan posterior),

Ostium aortiucum (valvula semilunaris), merupakan lubang bulat di sebelah

ventral dan dextra dari ostium atrioventricularis sinistra, mempunyai

valvula semiulnaris.

Skleton jantung

5

Page 6: pbl blok 8

Merupakan jaringan ikat fibrosa berbentuk cincin melingkari ostium

atrioventricularis dan ostium aorta dan pulmonalis dan masuk ke dalam septum pars

membranosa.

Di antara margo dextra anulus atrioventricularis sinistra, anulus aorticus, dan

anulus atrioventricularis dextra, jaringan tebal ini membentuk massa segitiga yang

disebut trigonum fibrosum dextra. Systema conduccente cordis, terdiri atas:

1. Nodus sinoatrialis

2. Nodus atrioventricularis

3. Fisiculus atriventricularis

4. Fibra purkinye

Walaupun bentuknya berbeda-beda, semuanya berasal dari modifikasi otot jantung

dan mempunyai kemapuan spontan untuk menimbulkan ritme dan koduksi yang lebih

dari otot jantung biasa

Vaskularisasi jantung

o Pendarahan jantung :

coronaria dextra.

a. coronaria sinistra.

o Terletak pada sulcus coronaries

o Dipercabangkan dari aorta ascendens

Persarafan jantung

o Perubahan denyut jantung dipengaruhi oleh faktor-faktor external

o Serabut saraf ke jantung meliputi :

- serabut sensorik visceral

- serabut parasimpatik dari N. vagus

- serabut simpatis dari ganglion yakni dari ganglia cervicale dan ganglia thoracica

bagian superior

Katup-Katup Jantung

Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya

yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai

katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai

6

Page 7: pbl blok 8

pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke

ventrikel.

1) Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup

ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel

kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju

atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan

namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2) Katup pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel

kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri

pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan

dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri

dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup

bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari

ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

3) Katup bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri

menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat

kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup

ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan

mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel

kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.3

B. Struktur Mikroskopis

7

Page 8: pbl blok 8

Sistem sirkulasi merupakan tempat pertukaran zat dari dan ke jaringan. Sistem ini

terdiri atas sistem vaskular darah dan limfatik. Sistem vaskular darah terdiri atas struktur

berikut ini:

Pembuluh darah

Susunan umum pembuluh darah:

Tunika Intima

- Endotel (epitel selapis gepeng).

- Subendotel (jaringan ikat areolar).

Tunika Media

- Jumlah jaringan ikat padat bervariasi

- Otot polos

Tunika Adventitia

- Jaringan ikat

- Serat saraf, pembuluh limfe

- Vasa vasorum

Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga, yakni:

1. Arteri

Arteri besar (tipe elastis)

Fungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung,

menjaga agar aliran darah berjalan mulus disebut conducting arteries.

Contoh: A.inominata, A. subklavia, A. karotis komunis, A. iliaka

Tunika Intima :

- Endotel dengan lamina basalis

- Subendotel terdiri dari jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos

- Lamina elastika interna

- Tight junction dan gap junction

Tunika Media :

- Lapisan lebih tebal

- Mengandung serat elastin, kolagen dan sel-sel otot polos

- Terdapat beberapa fibroblas

Tunika adventisia :

- Terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas

- Lebih tipis daripada tunika media

8

Page 9: pbl blok 8

- Beberapa serat elastin

- Terdapat vasa vasorum dan serat saraf

-

Arteri sedang (tipe muskular)

Fungsi

membagi darah ke organ yang membutuhkannya distributing arteries.

Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama interna.

Contoh: A. brachialis, A. ulnaris, A. Femoralis

Tunika Intima :

- Lapisan endotel dengan lamina basalis

- Subendotel terdiri dari sedikit jaringan ikat

- Terdapat lamina elastika interna

Tunika Media :

- Otot polos sirkular, kolagen, beberapa serat elastin

- Tidak ada fibroblas

- Terdapat lamina elastika eksterna

Tunika Adventisia :

- Tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunika medianya.

- Kandungan kolagen yang tinggi dengan fibroblas

- Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna

Arteri kecil dan arteriol

Fungsi : mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol

aliran darah ke dalam kapiler.

Tunika elastika interna terdapat pada arteriol besar, tidak ada pada arteriol

kecil.

Tidak memiliki tunika elastika eksterna

Arteri kecil/arteriol mempunyai 1-2 lapis otot polos pada tunika media

Arteri kecil mempunyai sampai 8 lapis otot polos pada tunika media

Arteri kecil mempunyai lamina elastika interna

Tunika adventitia bersifat tipis dan kurang berkembang

Arteriol merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah

2. Kapiler

9

Page 10: pbl blok 8

Fungsinya sebagai tempat pertukaran zat

Dinding selapis endotel atau hanya tunika intima

Diameternya sebesar 8-12 um, lebih besar sedikit daripada eritrosit

Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja.

Sel endotel menonjol kedalam lumen

Sel perisit menonjol keluar lumen

Ada 3 jenis kapiler:

o Kapiler tipe viseral yang berpori / bertingkap / berjendela (fenestrated

capillary)

- Beberapa sel endotel mempunyai pori-pori, banyak pori ditutupi

membran

- Sangat permeabel

- Terdapat di: pankreas, usus, kelenjar endokrin, ginjal

o Kapiler tipe muskular atau kapiler sempurna / utuh (continuous

capillary)

- Sel endotel yang kontinu

- Khusus di jaringan saraf pusat, ujung-ujung endotelnya dilekatkan satu

sama lain dengan taut kedap yang membentuk sawar darah otak

- Terdapat di otot, jar saraf, jar ikat

o Sinusoid (discontinous capillary)

- Sinusoid adalah bangunan yang berbentuk rongga

- Bentuk sinusoid mengikuti bentuk celah / ruang yang terdapat diantara

lempeng epitel organ.

- Terdapat di hati, lien, korteks adrenal, adenohipofisis

3. Vena

Fungsinya untuk membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung.

Vena memiliki tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia.

Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri

Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah kembali / balik

Dinding vena lebih tipis, lebih lunak dan kurang elastis daripada arteri

sehingga

pada potongan melintang, vena mirip ban kempis

Batas antara tunika intima, media dan adventisia tidak sejelas pada arteri

10

Page 11: pbl blok 8

Unsur jaringan ikatnya lebih mencolok, unsur otot polos dan elastinnya tidak

ada

Katup vena merupakan lipatan intima dan ditengahnya diperkuat oleh jaringan

ikat.

Tipe vena antara lain:

1. Venula

- Fungsi: pertukaran zat antara jaringan

- Diameterya lebih lebar daripada kapiler

- Dindingnya terdiri dari 1 lapis sel endotel

(mirip dengan kapiler darah)

- Permeabilitas dinding sangat tinggi

- Lumen venula lebih besar daripada lumen pada kapiler darah.

2. Vena kecil

- Diameter venula makin lama

makin besar vena kecil

- Sel otot polos mula-mula selapis,

- kemudian bertambah banyak

- mengelilingi endotel

3. Vena sedang

- Tunika intima: selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat

dibawahnya

- Tunika media: jauh lebih tipis daripada arteri sedang. Selain itu, serat

kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos.

- Tunika adventisia: lebih tebal daripada tunika media. Terdapat jaringan

ikat dan beberapa otot polos.

4. Vena besar

- Contoh : vena kava

- Tunika intima: sama seperti vena sedang

- Tunika media: kurang sempurna perkembangannya, kadang tidak ada. Bila

ada, struktur histologis mirip dengan vena sedang

- Tunika adventisia:

Lebih tebal daripada tunika medianya

terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal

11

Page 12: pbl blok 8

terdapat berkas otot polos yg sangat mencolok dan tersusun longitudinal.

Jantung

Dinding jantung

Terdiri dari 3 lapisan, yaitu:

- Endokardium

- Miokardium

- Epikardium

Rangka jantung

Merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup

jantung melekat.

Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat

Bagian utamanya antara lain:

1. Septum membranaseum

2. Trigonum fibrosum

3. Anulus fibrosus

Katup jantung

Katup jantung

Merupakan lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada anulus fibrosus

Katup atrioventrikular

- Katup mitral (menguhubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri)

- Katup trikuspid (menguhubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan)

Sistem hantar rangsang

Serat purkinye memiliki kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot

jantung biasa.

Serat purkinye merupakan modifikasi dari otot jantung, ukurannya lebih besar

daripada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma, jumlah miofibril sedikit dan terletak di tepi

serat.

Pembuluh darah jantung

Dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung dan vena jantung mengalirkannya

kembali.

Fungsi utama adalah untuk menyediakan O2 secukupnya sesuai kebutuhan

miokardium

12

Page 13: pbl blok 8

Sistem Limfatik

Dimulai dari kapilernya yang berujung buntu, mengangkut cairan limfe dari ruang

ekstraselular ke pembuluh limfe yang lebih besar akhirnya bermuara ke duktus

torasikus dekster dan duktus limfatikus sinister.

Aliran sistem limfe hanya satu arah yaitu dari perifer ke jantung

Kapiler limfe:

Memiliki lumen yang tidak rata

Endotelnya lebih tipis dan tidak ada perisit

Dengan ME tidak ada lamina basal

Pembuluh Limfe besar / Ductus torasikus:

Pada potongan melintang pembuluh limfe terlihat struktur dinding yang tidak sama

tebalnya.

Tunika intima dibatasi endotel dan beberapa lapis serat kolagen, elastin

Tunika media otot polos tersusun dalam berkas

Tunika adventisia otot polos tersusun dalam berkas, ada vasa vasorum dan banyak

jaringan lemak.

Batas antara lapisan-lapisannya tidak jelas2

Sistem Pengendalian Kerja Jantung

Sistem Saraf Otonom

Efektivitas pompa jantung juga dikendalikan oleh saraf simpatis dan

parasimpatis (vagus), yang sangat banyak menyuplai jantung. Untuk jumlah nilai

masukan tekanan atrium, jumlah darah yang dipompa setiap menitnya (curah

jantung) sering dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100 persen melalui

perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung juga dapat diturunkan sampai

serendah nol atau hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis).

Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut

jantung pada manusia dewasa muda dari frekuensi normal sebesar 70 kali denyut

permenit menjadi 180-200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyut

permenit. Juga, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot

jantung sampe dua kali normal sehingga akan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi,

13

Page 14: pbl blok 8

perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung maksimum

sebanyak dua sampai tiga kali lipat.

Sebaliknya, penghambatan saraf simpatis ke jantung dapat menurunkan

pemompaan jantung menjadi sedang dengan cara sebagai berikut : Pada keadaan

normal, serabut-serabut saraf simpatik ke jantung secara terus menerus

melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan

kira-kira 30 persen lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena

itu, bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan

ini akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot

ventrikel sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai sebesar

30 persen dibawah normal.

Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam nervus vagus yang

kuat pada jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik,

tetapi biasanya jantung akan “mengatasinya” dan berdenyut dengan kecepatan 20

sampai 40 kali per menit selama perangsangan parasimpatis terus berlanjut.

Selain itu, perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi

otot jantung sebesar 20 sampai 30 persen.

Serabut-serabut vagus didistribusikan terutama ke atrium dan tidak

begitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya tenaga konstraksi yang sebenarnya.

Hal ini menjelaskan pengaruh perangsangan cagus yang terutama mengalami

frekuensi denyut jantung daripada sangat mengurangi kekuatan kontraksi jantung.

Meskipun demikian, penurunan frekuensi denyut jantung yang besar digabungkan

dengan penurunan kekuatan kontraksi jantung yang kecil akan dapat menurunkan

pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih.3

Faktor Refleks

Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali/menit. Denyutan jantung ini

dikontrol sendiri oleh jantung mlalui mekanisme regulasi nodus SA, nodus

AV,dan sistem Purkinje.

Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf

simpatis dan saraf parasimpatis melalui sistem saraf otonom.Mekanisme yang

terjadi adalah stimulasi saraf simpatis akan meningkatkan denyut jantung

14

Page 15: pbl blok 8

sedangkan stinuilasi saraf parasimpatis akan menghambat peningkatan denyut

jantung melalui saraf vagus. Empat refleks utama yang menjadi media sistem

saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor,

refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, dan refleks pernapasan.

A. Refleks Batoreseptor

Refleks baroreseptor mungkin merupakan refleks paling utama dalam

menentukan kontrol regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah. Baroreseptor

(mekanoreseptor)sensitif terhadap perubahan tekanan dan regangan arteri.

Baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan yang berlokasi

di arkus aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini dirangsang oleh distensi dan

peregangan dinding aorta atau arteri karotis

Pada saat tekanan darah arteri meningkat dan arteri meregang, reseptor-

reseptor ini dengan cepat mengirim impulsnya ke pusat vasomotor untuk

menghambat pusat vasomotor mengakibatkan vasodilatasi pada arteriol dan vena

dan menurunkan tekanan darah.

Dilatasi arteriol menurunkan tahanan perifer dan dilatasi vena

menyebabkan darah menumpuk pada vena sehingga mengurangi aliran balik vena

dan dengan demikian menurunkan curah jantung. Impuls aferen suatu

baroreseptor yang mencapai jantung akan merangsang aktivitas parasimpatis dan

menghambat pusat simpatis (kardioaselerator) sehingga menyebabkan penurunan

denyut jantung dan daya kontraksi jantung. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri

rata-rata menyebabkan refleks vasokonstriksi dan meningkatkan curah jantung,

dengan demikian meningkatkan tekanan darah. Refleks baroreseptor merupakan

mekanisme hemostasis dalam menjaga keseimbangan antara perubahan denyut

jantung dan tekanan darah.

B. Refleks Kemoreseptor

Refleks kemoreseptor sangat dipengaruhi oleh respons :

15

Page 16: pbl blok 8

1. Perubahan tekanan parsial oksigen dalam arteri (PO2)

2. Perubahan tekanan parsial karbon dioksida pada arteri (PCO2)

3. Perubahan konsentrasi serum ion hidrogen (pH)

Apabila kandungan oksigen atau pH darah turun atau kadar karbon

dioksida dalam darah meningkat, maka kemoreseptor yang ada di arkus aorta dan

pembuluh-pembuluh darah besar di leher rnengirim impuls ke pusat vasomotor

dan terjadilah vasokonstriksi.

Reseptor yang paling berperan adalah reseptor yang berlokasi di karotis

dan badan aorta yang lokasinya berdekatan dengan baroreseptor pada sinus karotis

dan arkus aorta. Selanjutnya peningkatan tekanan darah membantu mempercepat

aliran darah kembali ke jantung dan ke paru.

Respons jantung terhadap stimulasi kemoreseptor dapat dibagi menjadi

mekanisme refleks primer dan sekunder. Bradikardi yang merupakan mekanisme

refleks primer terjadi untuk merespons penurunan tekanan parsial oksigen,

peningkatan tekanan parsial karbon dioksida, dan penurunan pH. Selanjutnya

refleks sekunder terjadi dengan meningkatkan kerja pernapasan dan juga

peningkatan denyut jantung.

Respons ini merupakan media antara kemoreseptor pusat dan

kemoreseptor perifer. Kemoreseptor merupakan kelompok sel saraf sensorik yang

terletak di badan karotis yaitu pada percabangan arteri karotis dan juga terletak di

badan aorta yaitu pada bagian dalam arkus aorta. Pusat serabut eferen terdapat di

pusat vasomotor yang ada di medula oblongata.

Meskipun efek utama dari refleks kemoreseptor terhadap pernapasan,

aktivitas yang ditingkatkan di dalam bahan kimia sel yang peka rangsangan ini

bertanggung jawab untuk hipertensi yang ditimbulkan akibat hipoksia jaringan.

Dalam kondisi normal, pengaruh kemoreseptor digunakan terutama pada

resistensi perifer, bukan pada fungsi jantung.

C. Refleks Bainbrige

Refleks Bainbrige akan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat

meningkatnya aliran balik vena.

16

Page 17: pbl blok 8

Lokasi dari reseptor ini terletak di vena cava. Ketika reseptor ini

mengalami peregangan akibat stimulasi dari peningkatan volume darah maka

saraf aferen akan meningkatkan denyutan kemudian mentransmisikan impuls ke

pusat pengatur kardiovaskular di medula oblongata. Pusat pengatur ini akan

merespons dengan meningkatkan saraf simpatis ke eferen agar terjadi peningkatan

denyut jantung dan peningkatan curah jantung. Adanva mekanisme refleks ini

bertujuan untuk mengatur frekuensi jantung dan agar seluruh isi pompa jantung

dapat dikembalikan secara sempurna menuju ke jantung.

D. Refleks Pernapasan

Refleks pernapasan (sinus aritmia) merupakan fenomena normal

(fisiologis). Fluktuasi normal denyut jantung terjadi bersamaan dengan fase-fase

pernapasan.

Saraf vagus terlibat dalam refleks ini. Selama fase inspirasi, tekanan dalam

dada menurun disebabkan aliran balik dari vena besar yang berada di samping

kanan jantung. Peningkatan aliran balik vena akan menstimulasi peregangan

reseptor di dalam paru dan meningkatkan pengiriman impuls menuju pusat

pengatur kardiovaskular.

Kemudian refleks vagal yang membuat denyut jantung stabil akan

dihambat sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan denyut jantung.

Peningkatan denyut jantung akan terus terjadi sampai kebutuhan tubuh akan darah

terpenuhi dan akan menurun bersamaan dengan fase ekspirasi. Peningkatan

tekanan dalam rongga dada akan menghambat aliran balik vena.4

Faktor Luar dan Dalam

- Pengaruh Ion Kalium dan Kalsium

Ion Kalium memiliki pengaruh yang bermakna terhadap potensial

membran dan ion kalsium itu sangat mempunyai peran yang khusus dan penting

dalam mengaktifasi timbulnya proses kontraksi otot oleh karena itulah diduga

bahwa besarnya konsentrasi masing-masing dari kedua ion ini di dalam cairan

ektrasel seharusnya juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap pompa

jantung.

17

Page 18: pbl blok 8

Pengaruh ion kalium, kelebihan ion kalium dalam cairan ektrasel akan

menyebabkan jantung menjadi mengembang dan lemas dan juga membuat

frekuensi denyut jantung menjadi lambat. Jumlah ion kalium yang terlalu besar

juga akan menghambat konduksi impuls jantung yang berasal dari atrium menuju

ke ventrikel melalui berkas A-V. Peningkatan konsentrasi ion kalium hanya dari 8

menjadi 12 mEq/liter; yaitu dua sampai tiga kali nilai normal, dapat menyebabkan

kelemahan jantung yang hebat dan timbulnya irama abnormal yang dapat

menimbulkan kematian.

Semua pengaruh ini sebagian berasal dari kenyataan bahwa tingginya

konsentrasi kalium di dalam cairan ekstrasel menurunkan potensial membran

istirahat di dalam serabut-serabut otot jantung. Sewaktu potensial membran turun,

intensitas potensial juga menurun, yang membuat kontraksi jantung secara

progresif melemah.

Pengaruh ion kalsium. Kelebihan ion kalsium akan menimbulkan akibat

yang hampir berlawanan dengan akibat yang ditimbulkan oleh ion kalium, yaitu

menyebabkan jantung mengalami kontraksi spastic. Hal ini disebabkan oleh

pengaruh langsung dari ion-ion kalsium dalam mengawali proses kontraksi

jantung.

Sebaliknya kekurangan ion kalsium akan menyebabkan kelemahan

jantung, yang mirip dengan pengaruh ion kalium. Namun, secara normal kadar

ion kalsium didalam darah diatur dalam kisaran yang sangat sempit. Sehingga,

pengaruh konsentrasi kalsium yang abnormal terhadap jantung sering tidak

mempunyai arti klinis yang penting.

- Pengaruh Suhu

Peningkatan suhu tubuh, seperti yang terjadi sewaktu seseorang

menderita demam, akan sangat meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-

kadang dua kali lebih cepat dari frekuensi denyut normal. Penurunan suhu sangat

menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga turun sampai serendah beberapa

denyut permenit seperti pada seseorang yang mendekati kematian akibat

hipertermia suhu tubuh dalam kisaran 60o sampai 70o F (15,5o sampai 21,2oC).

Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas

18

Page 19: pbl blok 8

membran otot jantung terhadap ion yang mengatur frekuensi denyut jantung

menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri.

Kekuatan kontraksi jantung sering dipercepat secara temporer melalui

suatu peningkatan suhu yang sedang, seperti yang terjadi saat tubuh olahraga,

tetapi peningkatan suhu yang lama akan melemah sistem metabolic jantung dan

akhirnya menyebabkan kelemahan. Karena itu, fungsi optimal jantung sangat

bergantung pada pengaturan suhu tubuh oleh mekanisme pengaturan suhu.3

Mekanisme Kerja Jantung

Fisiologi Jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang

menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama

akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan

otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu sembilan puluh sembilan

persen sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel – sel

pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya,

sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri

mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel –

sel pekerja.

a. Potensial Aksi

Aktivitas listrik dari jantung, merupakan akibat daru perubahan permeabilitas

membran sel, yang memungkinkan terjadinya pergerakan ion-ion melalui membran sel

tersebut dan mengubah muatan listrik relatif sepanjang membran. Ion diduga mengalir

melalui saluran-saluran ion sepanjang membran. Saluran-saluran ini digambarkan sebagai

saluran “lambat” atau saluran “cepat”, yang dibedakan berdasarkan perbedaan kecepatan

aliran ion dan mekanisme yang menggiatkan saluran-saluran tersebut.

Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik.

Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum

diperkirakan bahwa hal itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang

langsung bersamaan dengan kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung,

19

Page 20: pbl blok 8

antara potensial – potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel

otot rangka.

Permeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena

saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti

penurunan gradien konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak

berubah, bagian dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang.

Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap

pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan

influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan

seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+

akibat pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini

akan mengawali depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami

otortmisitas ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.5,7

b. Aktivitas Listrik jantung

Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan

depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar

ke seluruh atrium kanan melalui traktus internodal dan ke atrium kiri, melalui branchman's

bundle. Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar khusus,

tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls

berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik

antara kedua bilik tersebut.

Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi

atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna.

Impuls kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His (bundle

of His) dan secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-

sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap

junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi

sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Proses tersebut dapat disingkat seperti berikut :

1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan

2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur

20

Page 21: pbl blok 8

3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan

4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang

Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:

1. Nodus SA (sino atrial)

- Traktus Internodal

- Brachman bundle

2. Nodus AV (atrio ventrikel)

3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):

- Right bundle branch

- Left bundel brach

Potensial aksi ini terdiri dari 5 fase yang sesuasi dengan peristiwa electrofisiologi

tertentu, yaitu :

Fase Istirahat (fase 4) -- Pada keadaan istirahat maka, sel jantung

memperlihatkan suatu perbedaan potensial listrik atau voltase membran selnya.

Bagian dalam sel relatif negatif sedangkan bagian luarnya relatif positif, dengan

demikian, sel tersebut mengalami Polarisasi. Perbedaan ini timbul akibat

permeabilitas relatif dari membran sel terhadap ion-ion disekitarnya, terutama K+ dan

Na+.

Dalam keadaan istirahan, membran sel lebih permeable terhadap K+

dibandingkan terhadap Na+. karena itu, sejumlah kecil K+ merembes keluar sel dari

daerah yang mempunyai kadar K+ yang tinggi menuju cairan ekstrasel dimana kadar

K+ nya lebih rendah. Dengan hilangnya K+ yang bermuatan positif dari dalam sel,

maka muatan listrik bagian dalam sel tersebut menjadi relatif negatif.

Fase Depolarisasi Cepat (fase 0- Upstroke) --- Depolarisasi sel adalah akibat

permeabilitas membran terhadap Na+ sangat meningkat. Na+ yang terdapat di luar sel

mengalir cepat masuk ke dalam sel melalui saluran cepat, didorong oleh perbedaan

kadar Na+ itu sendiri. Masuknya Na+ yang bermuatan positif, mengubah muatan

21

Page 22: pbl blok 8

negatif di sepanjang membran sel, bagian luar dari sel menjadi negatif, sedangkan

bagian dalamnya menjadi positif.

Fase Repolarisasi Parsial (fase 1- Spike) – Segera setelah terjadi

depolarisasi, maka terjadi sedikit perubahan mendadak dari kadar ion dan timbul

suatu muatan listrik relatif. Tambahan muatan negatif di dalam sel itu menyebabkan

muatan positifnya agak berkurang. Sebagai efeknya, sebagian dari sel itu mengalami

repolarisasi. Fase ini diduga mencerminkan inaktivasi mendadak saluran cepat Na+

yang memmungkinkan terjadinya influks cepat dari Na+.

Fase Plateu (Fase 2) -- Suatu plateu sesuai dengan periode refrakter absolut

myocardium. Selama fase ini, tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui

membran sel. Jumlah ion bermuatan positif yang masuk dan keluar berada dalam

keseimbangan. Plateu terutama disebabkan oleh aliran Ca2+ ke dalam sel secara

perlahan-lahan. Kecuali itu juga dibantu oleh gerakan Na+ ke dalam sel melalui

saluran lambat sedikit demi sedikit. Gerakan muatan positif ke dalam ini diimbangi

oleh gerakan K+ ke luar sel.

Fase Repolarisasi Cepat (fase 3- Down Stroke) -- Selama repolarisasi cepat,

maka aliran muatan Ca2+ dan Na+ ke dalam sel secara lambat diinaktifkan dan

permeabilitas membran terhadap K+ sangat meningkat. K+ keluar dari dalam sel

dengan demikian mengurangi muatan positif dalam sel. Bagian dalam sel akhirnya

kembali ke keadaan yang relatif negatif dan bagian luar sel kembali ke keadaan yang

relatif positif. Distribusi ion pada keadaan istirahat dipulihkan kembali melalui

kegiatan kontinyu pompa Na-K yang dengan aktif memindahkan K+ ke dalam sel dan

Na+ ke luar sel.

Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang

berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama,

untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh

pengaktifan saluran Ca2+ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan

fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin

terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang

berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik

ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat

memberi informasi penting mengenai status jantung.6

22

Page 23: pbl blok 8

c. Siklus Jantung

Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri

dari 5 fase. Kelima fase-fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:

Diastole Awal – Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium

ventrikel, dan ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka

tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya katup

semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan istirahat ini

berlangsung terus sampai tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan atrium,

sehingga katup AV membuka. Periode antara penutupan katup semilunaris dan

pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi Isovolumetrik, karena volume

ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventricular terus menurun. Dengan

terbukanya katup AV ini, maka dengan “cepat” ventrikel terisi oleh darah vena yang

telah terkumpul dalam atrium. Kira-kira 70%-80% dari pengisian ventrikel terjadi

selama tahap ini.

Mid-diastole – Fase pengisian “lambat” ventrikel atau diastasis. Baik atrium

maupun ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium

melalui pembuluh vena, mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup AV

yang terbuka. Katup semulunaris dalam keadaan tertutup.

Diastole Lanjut – Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan

berhenti sementara pada AV Node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan

20%-30% pada isi ventrikel.

Sistole Awal – Depolarisasi menyebar dari AV Node melalui cabang berkas

menuju myocardium ventrikel. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole dikenal

sebagai volume distolik akhir (EDV), yang besarnya sekitar 135 mL. Ketika

ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan

dalam atrium. Akibatnya katup AV menutup, dan penutupan inilah yang

menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel terus meningkatkan tekanannya;

namun selama fase ini, tekanan dalam aorta dan arteria pulmonalis melebihi tekanan

dalam ventrikel, dengan demikian katup semilunaris tetap dipertahankan dalam

keadaan tertutup. Ini disebut Kontraksi Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap

23

Page 24: pbl blok 8

konstan akibat dari tertutupnya semua katup maka tidak ada darah yang masuk atau

keluar ventrikel selama waktu ini.

Sistole Lanjut – Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam

pembuluh darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi

ventricular ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat dibagi

menjadi fase awal “ejeksi cepat” yang singkat, dan fase lanjutan “ejeksi lambat” yang

lebih panjang. Jumlah darah yang dipompa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap

kontraksi dikenal sebagai volume isi sekuncup (stroke volume, SV) yang setara

dengan volume diastolik akhir dikurangi volume sistolik akhir, yaitu 70 mL.

Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang

terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol.

Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut

sebagai volume sistolik akhir (ESV), yang besarnya sekitar 65 mL. Ini adalah

jumlah darah paling sedikit di dalam ventrikel.6

d. Bunyi Jantung

Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan

stetoskop selama siklus jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan

relatif lama-sering dikatakan terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki

nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam- sering dikatakan dengan terdengar

seperti “dup”. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV,

sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar.

Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran

yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan

oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi

ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi

jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris

terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di

bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua

menandakan permulaan diastol ventrikel.

24

Page 25: pbl blok 8

Terkadang terdenganr bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyi

jantung kedua. Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dalam jumlah

besar dengan aliran darah yang deras. Keadaan tersebut tetap dianggap keadaan

fisiologis pada waktu kerja fisik yang berat.

Bunyi jantung keempat merupakan bunyi jantung pada keadaan patologis yaitu

terdengar sebelum unyi jantung pertama pada kontraksi atrium. Hal tersebut terjadi

karena darah yang masuk ventrikel dari atrium dengan jumlah besar, yaitu sering

terjadi pada pembesaran atrium. (modul)

Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bising jantung), biasanya berkaitan

dengan penyakit jantung walaupun tidak selalu demikian. Murmur dapat terjadi

akibat malfungsi katup. Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit

dengan kecepatan yang sangat tinggi. Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat

menutup secara sempurna. Murmur yang tidak berkatitan dengan patologi jantung,

yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda.

Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan bunyi jantung kedua

disebut sebagai murmur sistolik. Sedangkan murmur yang terjadi antara bunyi

jantung kedua dan bunyi jantung pertama dari siklus berikutnya disebut sebagai

murmur diastolik.

e. Curah Jantung

Curah jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompa

oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium

yang berirama dan sinkron, sehingga darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi

pulmonary dan sistemik. Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung

kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Cardiac output tergantung dari

hubungan yang terdapat antara dua buah variable, yaitu: frekuensi jantung (kecepatan

denyut jantung) dan stroke volume (volume darah yang dipompa per denyut).

Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun

dipengaruhi oleh salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada

variable yang lain.6

Mekanisme Pompa Jantung

25

Page 26: pbl blok 8

Pertukaran O2 & C O2 dalam sistem kapiler d apat diterangkan dengan teori difusi

yaitu molekul-molekul gas akan bergerak dari konsentrasi yang lebih besar ke konsentrasi

yang lebih kecil sehingga konsentrasinya akan merata. Molekul bertumbukan kira-kira 1012

kali per detik. Molekul yang bergerak dari titik awal sesudah N tumbukan adalah

dimana : D = jarak lintasan bebas rata-rata (m)

N = jumlah molekul

λ = jarak rata-rata tumbukan antar molekul (m)

Hukum Starling menguraikan bahwa aliran fluida masuk dan keluar dari pembuluh

darah kapiler Gerakan zat cair melalui dinding kapiler merupakan hasil dari 2 jenis tekanan,

yaitu:

Tekanan Hidrostatik : memaksa zatcair ke luar dari kapiler

Tekanan Osmotik : membawa zat cair masuk ke dalam kapiler

Usaha yang dilakukan oleh jantung:

Volume darah yang dipompakan jantung sebesar 80 cc

Tekanan pada pulmonalis : ± 25 mmHg

Tekanan pada sistemik : ± 125 mmHg

Tekanan darah normal saat maksimum (sistole) : ± 120 mmHg

Tekanan darah normal saat minimum (diastole) : ± 80 mmHg

Tekanan darah rata-rata: 100 mmHg

Untuk menghitung usaha yang dilakukan jantung, maka kita menggunakan

rumus:

W = p. V dimana : W = Usaha

p = tekanan

V = volume

Tegangan yang dialami pembuluh darah diakibat adanya tekanan. Besar tegangan (T)

tergantung pada tekanan (p) dan diameter (d) pembuluh darah Yang dapat dirumuskan

menjadi: T = p . d/2 = p . R

Penerapan prinsip Bernoulli pada sistem kardiovaskuler

26

Page 27: pbl blok 8

Prinsip Bernoulli didasarkan pada hukum kekekalan energi. Tekanan fluida merupakan

bentuk dari energi potensial (Epot). Sedangkan gerakan fluida merupakan bentuk dari energi

kinetis (Ekin). Jika fluida mengalir dalam pipa tanpa gesekan.dengan rumus:

Pada latihan fisik, kecepatan aliran darah akan meningkat yang mengakibatkan energi

potensial jantung berkurang.

Kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah tergantung pada tekanan (p), viskositas

(n), temperatur, panjang(l) dan diameter pembuluh darah(d/2 = r). Temperatur makin tinggi

maka viskositas darah akan semakin kecil, dan sebaliknya. Kecepatan aliran darah dihitung

dengan menggunakan hukum Poisseuille:

Aliran laminer terdapat pada hampir semua pembuluh darah. Aliran turbulen terjadi

ketika darah mengalir cepat melewati katup-katup jantung atau terjadinya

sumbatan/penyempitan pada pembuluh darah. Bila kecepatan aliran ditambah dengan

mengurangi diameter pembuluh darah, maka akan dicapai kecepatan kritis (vk) dimana

aliran laminer berubah menjadi aliran turbulen. Berdasarkan penelitian Osborne Reynolds

diperoleh rumus:

Vk= K . μρ .R

dimana, v : kecepatan kritis (m/det)

K : bilangan Reynolds (1000)

η : viskositas (Pas, poise, centipoise)

r : jari-jari (m)

1 Pas = 1 Pascal-second = 1 Nm-2 s satuan internasional

1 Pas = 10 poise

1 poise = 100 cp (centipoise)

viskositas darah sebesar 3 – 4 cp7

Kesimpulan

27

p+12

ρ . v2+ρ .g . h=kons tan

Q=Δp∗π8∗1

η∗r 4

l

Page 28: pbl blok 8

Hipotesis kelompok benar, karena terkejut dapat menyebabkan pingsan dan

mempengaruhi mekanisme kerja jantung. Semua mekanisme kerja jantung tidak boleh

terganggu sedikitpun, karena itu akan mempengaruhi semuanya. Seperti mekanisme fisiologi

terpenting dalam tubuh karena dari sini lah semua gerakan berasal, karena tanpa potensial

aksi atau kelistrikan di jantung maka sistem transportasi darah pun akan terganggu maupun

sebaliknya, potesial aksi tidak akan terjadi jika peredaran darah terganggu karena lewat

peredaran darah maka oksigen untuk bahan bakar tubuh kita akan terganggu.

Daftar Pustaka

1. Wati WW, Kindangen K. Buku Ajar Anatomi Kardiovaskuler 1. Jantung. 3th

ed. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana; 2009.

2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Dany F, editor.

System Sirkulasi. 10th ed. Jakarta :EGC; 2007.p.336-52

3. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In:. Otot Jantung: Jantung

Sebagai Pompa dan Fungsi Katub-Katub Jantung. 20th ed. Jakarta: EGC;

2003.p.107-19

4. Mutaqqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika, 2009.h.9-11

5. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC,

2011.h.256-68

6. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. In : Widyastuti P, editor. Sistem

Sirkulasi. Jakarta : EGC; 2004.p.266-75.

7. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In : Rachman LY,

Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N, editors.Jantung Sebagai Pompa. 11st

ed. Jakarta : EGC ; 2008.p.542-7.

8. Sherwood, laura.Fisiologi jantung.Beatricia I.Santoso.Fisiologi Manusia dari

Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.2001;257- 83.

28