18
Jantung Merupakan Salah Satu Organ Penting dalam Tubuh Claudia Husin (102012183) Fakultas Kedokteran Ukrida Alamat korespondensi: Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510 E-mail: [email protected] Pendahuluan Jantung merupakan organ terpenting setelah otak, karena jantung mengatur segala macam pertukaran darah, pertukaran gas yang ada dalam tubuh kita. Seseorang masih bisa dikatakan hidup jika jantung masih berdetak walaupun ia terbaring tidak sadarkan diri. Aliran darah sangat penting karena darah membawa nutrisi dan oksigen yang sangat berguna untuk tubuh manusia, jika tidak ada aliran darah maka tubuh akan kekurangan nutrisi dan udara bersih. 1. Organ Jantung Secara makroskopis jantung adalah organ berongga dan berotot dengan ukuran menyerupai ukuran kepalan tangan. Organ ini terletak di rongga thorax sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di bagian posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan runcing membentuk tiitk di ujungnya yang disebut apex, di bagian bawah. Ketika jantung 1

PBL blok 8.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Jantung Merupakan Salah Satu Organ Penting dalam TubuhClaudia Husin (102012183)Fakultas Kedokteran UkridaAlamat korespondensi: Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510E-mail: [email protected] merupakan organ terpenting setelah otak, karena jantung mengatur segala macam pertukaran darah, pertukaran gas yang ada dalam tubuh kita. Seseorang masih bisa dikatakan hidup jika jantung masih berdetak walaupun ia terbaring tidak sadarkan diri. Aliran darah sangat penting karena darah membawa nutrisi dan oksigen yang sangat berguna untuk tubuh manusia, jika tidak ada aliran darah maka tubuh akan kekurangan nutrisi dan udara bersih.1. Organ JantungSecara makroskopis jantung adalah organ berongga dan berotot dengan ukuran menyerupai ukuran kepalan tangan. Organ ini terletak di rongga thorax sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di bagian posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan runcing membentuk tiitk di ujungnya yang disebut apex, di bagian bawah. Ketika jantung berdenyut kuat, apex sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi kiri.1-4Jantung memiliki berat sekitar 230-350 gram. Jantung adalah organ terbesar dalam mediastinum dan terletak di antara kedua paru. Jantung dilapisi oleh 3 bagian : 2,4a. Epicardium Merupakan lapisan terluar dinding jantung. Tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada lapisan ini, terdapat pembuluh darah besar dan saraf.b. MyocardiumMerupakan lapis tengah otot jantung. Tersusun dari beberapa lapis otot jantung. Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya. Sel-sel otot yang terdapat pada jaringan ini tersusun dalam pola sirkular dan spiral.c. Endocardium Merupakan lapis terdalam dinding jantung. Endokardium merupakan lapisan sel squamosal endothelial dan melanjut pada endotel pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung.Jantung terdiri dari beberapa ruang jantung. Ada 4 ruang yang terdapat pada jantung, yaitua. Atrium dextra b. Atrium sinistra c. Ventrikel dextrad. Ventrikel sinistra.

Gambar 1. JantungHubungan antara Atrium dan Ventrikel maupun Ventrikel dan pembuluh darah diperantai oleh katup. Katup-katup ini berkerja menjaga agar proses pengaliran darah secara normal tidak terbalik. Itulah fungsi dari 4 buah katup yang ada pada jantung, tepatnya dua katup terakhir merupakan katup antara jantung dan pembuluh darah. Jadi aliran darah jantung hanya satu arah saja saat jantung berkontraksi.5Secara mikroskopis, sistem kardiovaskular dibagi atas sistem pembuluh darah, jantung, dan sistem sirkulasi limfe. Sistim pembuluh darah mempunyai selapis sel endotel yang selalu melapisi lumennya dimanapun. Pada pembuluh kapiler, lapisan sel endotel ini merupakan bagian utama dindingnya. Dengan meningkatnya kaliber pembuluh, akan terlihat penambahan lapisan pada dindingnya. Yang pertama dibahas adalah kapiler. Pembuluh kapiler merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari peredaran darah, membentuk jaring-jaring halus. Dinding kapiler sendiri terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang dipisahkan dari jaringan sekitarnya oleh lamina atau membran basal. Setiap sel endotel berupa lempeng tipis dengan inti lonjong dengan sitoplasma yang jernih. Kapiler kelilingi selubung tipis terdiri atas serat kolagen dan elastin tipis dan disertai sel perivaskular atau perisit disana sini. Perisit tersebut kemungkinan merupakan sel yang belum berkembang dan dapat berkembang menjadi sel jenis lain, termasuk otot polos.6Kapiler digolongkan menjadi tiga jenis utama yaitu (1) Kapiler sempurna, kapiler ini dijumpai di otot, saraf, paru, dan kulit. Ciri khas dari kapiler ini adalah sitoplasma menebal ditempat yang berinti, terdapat filamen halus dan vesikel kecil. (2) Kapiler bertingkap, kapiler ini dijumpai pada mukosa usus, berbagai kelenjar endokrin, glomerulus ginjal, dan pankreas. Ciri khasnya adalah sitoplasma sel endotel pada sekeliling ini sangat tipis dan ditembusi pori-pori besar. (3) Kapiler sinusoidal (tidak sempurna), kapiler ini dijumpai pada hati dan organ haemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa. Ciri khasnya adalah lapisan endotel yang bercelah besar dan lumen kapiler yang lebih besar dari normal.6Pembuluh darah selanjutnya adalah arteri. Dinding arteri umumnya terdiri dari tiga lapis yaitu (dari dalam keluar) tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia. Tunika intima adalah lapisan yang terdiri atas selapis sel endotel. Tunika media terdiri atas berlapis jaringan otot dan serat kolagen serta elastin yang cukup banyak. Yang terakhir adalah tunika adventisia yang paling luar, terdiri atas jaringan ikat. Penggolongan arteri dapat dibagi menjadi arteriol/arteri kecil, arteri sedang, dan arteri besar. Dimulai dari arteriol. Arteriol merupakan pembuluh terkecil yang tunika intimanya terdiri atas endotel dan membran elastika interna saja. Jumlah lapisan ototnya hanya 1-2 di tunika medianya.6

Gambar 2. Perbedaan Struktur Mikroskopis Dinding Arteri dan Vena

Yang kedua adalah arteri sedang. Arteri sedang termasuk dalam arteri muskular karena keberadaan lapisan otot yang semakin tebal. Mereka disebut juga arteri distribusi karena mereka membagi darah ke berbagai organ dan mengatur suplai arteri ini adalah pada tunika intima, membrana elastika interna tampak jelas, pada tunika media lapisan otot tampak tebal, dan pada tunika adventisia dapat ditemukan membrana elastika interna.6Yang terakhir adalah arteri besar. Arteri ini digolongkan sebagai arteri elastis. Disebut demikian karena tampak serat elastis pada potongan segar arteri ini, kekuningan warnanya. Yang membedakannya dengan arteri sedang adalah tidak tampaknya membrana elastika interna maupun eksterna. Hal ini disebabkan banyaknya serat elastin pada jaringan dan tersebar merata, akibatnya tidak dapat dibedakan dari jaringan muskular ataupun jaringan ikat sekitarnya.6Jenis pembuluh yang ketiga adalah pembuluh vena. Vena terbagi menjadi venula, vena sedang, dan vena besar. Venula memiliki tunika intima yang terdiri dari endotel dan serat elastin saja dan otot polos pada tunika medianya tidak tersusun serapat pada arteriol. Sementara itu, vena sedang tunika intimanya lebih tipis dan tidak memiliki membrana elastika interna seperti arteri yang sertara dengannya. Tunika medianya juga lebih tipis dengan serat otot polos melingkar dan dipisahkan oleh serat kolagen dan elastin, sedangkan tunika adventisianya berkembang sehingga tampak tebal. Yang terakhir adalah vena besar, dengan tunika intima serupa dengan milik vena sedang, namun lebih tebal. Tunika medianya kurang berkembang, bahkan bisa saja tidak mengandung otot polos. Sedangkan tunika adventisianya sangat tebal, dengan lapisan fibroelastis, serat kolagen kasar, dan jaringan ikat. Pada arteri maupun vena dengan diameter lebih dari 1 mm, mendapat suplai dari pembuluh nutrisi kecil yang disebut vasa vasorum. Pembuluh ini masuk kedalam tunika adventisia dan berakhir sebagai jalinan kapiler padat yang merasuk jauh kedalam lapisan terdalam tunika media. Selain vasa vasorum sebagai perdarahan pembuluh darah, pembuluh darah juga dilengkapi oleh saraf vasomotor yang masuk kedalam tunika adventisia untuk selanjutnya berakhir di tunika media. Saraf ini biasanya memili akson yang tidak bermielin dan berasal dari gangglion simpatis.6Selanjutnya adlah jantung. Dimulai dari dinding jantung terdapat tiga lapisan utama. Lapisan terdalam disebut endokardium, miokardium, dan lapisan terluar disebut epikardium. Endokardium terdiri atas lapisan endotel yang terdiri atas sel endotel, lapisan subendotel yang terdiri atas lapisan tipis kolagen, dan lapisan subendokardial yang menyatu dengan bagian miokardium dan terdiri atas jaringan ikat longgar. Selanjutnya miokardium. Miokardium terdiri atas otot jantung. Ketebalannya beragam di berbagai tempat. Yang paling tipis dapat ditemukan pada kedua atrium dan yang paling tebal ada di ventrikel kiri. Di permukaan dalam, serat otot menonjol membentuk banyak tabung tak beraturan yang disebut m. pectinati dibagian dalam auricula atrium. Dibagian dalam, terdapat berkas yang disebut trabecula carneae yang terdiri atas serat kolagen, elastin, dan retikulin.6Yang terakhir adalah epikardium. Selubung luarnya berupa suatu membran serosa. Permukaan luarnya dilapisi selapis sel mesotel. Dibawah mesotel terdapat lapisan tipis jaringan ikat yang mengandung banyak serat elastin. Suatu lapisan subperikardial terdiri atas jaringan ikat longgar mengandung pembuluh darah, saraf, dan lemak, menyatukan epikardium dan miokardium. Bagian lain dari jantung dalah katupnya. Katup atrioventrikuler (mitral dan trikuspidalis) merupakan lipatan endokardium bertulangkan jaringan ikat fibrosa yang menyatu ndegan annulus fibrosus. Semua katup dihubungkan ke m. papillaris ventrikel oleh chorda tendineae. Sementara itu, katup semilunar memiliki struktur yang serupa dengan katup atrioventrikular. Yang membedakan adalah adanya penebalan di tepi bebas katup yang disebut nodulus Arantius. Jantung memiliki sistim hantar rangsang yang spesial. Ada serat-serat otot yang berubah menjadi penghantar, disebut serat Purkinje. Purkinje umumnya bergaris tengah lebih besar dari otot pada umumnya. Sedangkan, untuk persarafannya, jantung menerima rangsang dari vagus dan divisi simpatis susunan saraf otonom.6Sistem pembuluh limfe terdiri atas kapiler limfe, pembuluh limfe kecil, dan pembuluh limfe utama. Kapiler limfe, seperti kapiler darah, merupakan tabung halus namun agak lebih lebar dan garis tengahnya tidak seragam. Dindingnya hanya terdiri dari endotel utuh dengan banyak vesikel pinositotik kecil. Pembuluh ini membentuk jalinan padat dan berjalan seiring pembuluh darah. Didekat setiap permukaan mereka sering membentuk tonjolan melebar, melengkung, dan buntuk. Selanjutnya adalah pembuluh limfe kecil. Pembuluh ini memiliki endotel yang diliputi serat kolagen dan elastin dengan sedikit otot polos. Pada pembuluh yang lebih besar, tunika intima, media, dan adventisianya dapat dibedakan. Oleh karena memiliki katup hasil lipatan tunika intimanya, oleh sebab itu pembuluh ini tampak melembung dibagian katup dan menghasilkan gelombang disepanjang pembuluhnya. Yang terakhir adalah pembuluh limfe utama. Terdapat dua pembuluh limfe utama yaitu duktus thoracicus dan duktus limfatikus kanan. Strukturnya serupa dengan vena yang sederajat kecuali berkembangan tunika medianya saja yang lebih baik.62. Pompa JantungDi jantung, ada 2 jenis sirkulasi yaitu peredaran darah pulmonal dan peredarah darah sistemik.Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang menyalurkan darah dari jantung ke paru-paru dan dari paru-paru ke jantung. Sedangkan peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh (organ/jaringan) dan dibawa kembali ke jantung.1,3Peredaran darah kecil ( sirkulasi pulmonal ). Darah dari vena masuk ke ventrikel kanan yang berkontraksi dan memompanya ke dalam arteri pulmonalis.Arteri ini bercabang dua untuk menghantarkan darah ke paru-paru kanan dan kiri.Di dalam paru-paru, setiap arteri membelah menjadi arteriola dan akhirnya menjadi kapiler pulmonal yang mengitari alveol di dalam jaringan paru-paru untuk memungut oksigen dan melepaskan karbon dioksida.Kemudian kapiler pulmonal bergabung menjadi vena dan darah dikembalikkan ke jantung oleh empat vena pulmonalis.Kemudian darah akan masuk ke dalam atrium ke kiri dan selanjutnya berjalan ke ventrikel kiri yang akan dipompa menuju aorta.3Peredaran darah besar ( sirkulasi sistemik ). Darah meninggalkan ventrikel kiri jantung melalui aorta yaitu arteri terbesar dalam tubuh.Aorta ini bercabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang mengalirkan darah ke berbagai bagian tubuh.Arteri ini bercabang dan beranting lebih kecil lagi hingga sampai pada arteriola.Dinding kapiler sangat tipis sehingga dapat berlangsung pertukaran zat antara plasma dan jaringan interstisial. Kemudian kapiler ini akan bergabung menjadi pembuluh yang lebih besar bernama venula yang kemudian bersatu menjadi vena, untuk mengantarkan darah kembali ke jantung. Semua vena bersatu lagi dan membentuk dua batang vena yaitu vena cava superior dan vena cava inferior. Kedua vena ini memompakan isinya ke dalam atrium kanan.3

Gambar 3. Siklus Pompa Jantung3. Siklus JantungJantung terbagi menjadi bagian kanan dan kiri. Rongga-rongga atas ( atrium ) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke rongga bawah ( ventrikel ) yang memompa dari dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri.Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, yang merupakan suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O2.1Dalam pompa jantung, berlaku hukum starling yang menguraikan bahwa aliran fluida masuk dan keluar dari pembuluh darah kapiler. Gerakan zat cair melalui dinding kapiler merupakan hasil dari 2 jenis tekanan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik.Tekanan hidrostatik memaksa zat cair dan oksigen keluar dari kapiler, sedangkan tekanan osmotik membawa zat cair dan karbondioksida masuk ke dalam kapiler. Volume darah yang dipompakan jantung umumnya sebesar 80cc dengan tekanan pada pulmonalis sebesar kurang lebih 25 mmHg dan tekanan pada sistemik sebesar kurang lebih 125 mmHg. Usaha yang dilakukan jantung merupakan hasil kali tekanan dengan volume.3Tegangan yang dialami pembuluh darah diakibatkan adanya tekanan.Besarnya tegangan ini bergantung pada tekanan dan diameter pembuluh darah.Prinsip Bernoulli dapat diterapkan dalam sistem sirkulasi ini.Prinsip ini didasarkan pada hukum kekekalan energi.Tekanan fluida merupakan bentuk dari energi potensial dan gerakan fluida merupakan bentuk dari energi kinetik. Kecepatan rata-rata darah meninggalkan jantung umumnya kurang lebih 30 cm/detik, maka energi kinetik untuk 1cc darah setara dengan berkurangnya energi potensial sebesar 450 erg atau tekanan darah sebesar 0,4 mmHg. Saat seseorang melakukan latihan fisik, maka kecepatan aliran darah akan meningkat yang mengakibatkan energi potensial jantung akan berkurang.3Kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah sendiri tergantung pada tekanan, viskositas atau kekentalan darah, temperatur, oanjang dan diameter pembuluh darah. Temperatur semakin tinggi, maka viskositas darah sebaliknya akan semakin kecil, begitu sebaliknya semakin rendah temeratur maka viskositas darah akan semakin tinggi. Kecepatan aliran darah biasanya dihitung dengan menggunakan hukum Poisseuille.34. Curah JantungCurah jantung (cardiac output, CO) adalah volume darah yang dipompa tiap-tiap ventrikel per-menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Dua factor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung (denyut per-menit) dan volume sekuncup (volume darah yang dipompa per-denyut). Pengukuran curah jantung dilakukan dengan metode Fick (asas Fick). Perbedaan antara curah jantung saat istirahat dan volume maksimum darah yang dapat dipompa oleh jantung per-menit dikenal sebagai cadangan jantung (cardiac reserve). Pengaturan curah jantung di bagi dalam 2 cara, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Pada pengaturan intrinsik dipengaruhi oleh mekanisme hokum Starling (hukum heterometrik). Jika EDV naik, maka kontraksi pada jantung naik dan stroke volume ikut naik. Pengaturan ekstrinsik dipengaruhi oleh faktor saraf dan zat kimia dalam darah (mekanisme homometrik). Pengaturan ekstrinsik tidak bergantung pada panjang serat otot. Jenis zat kimia yang mengatur curah jantung adalah epinefrin, digitalis, tiroksin (menggiatkan), asetilkolin, barbiturate (menghambat).1,7,8

Pengaturan kerja jantung menyebabkan reflek jantung yang bisa menggiatkan dan menghambat kerja jantung.Rangsangan yang diterima oleh reseptor jantung adalah jenis rangsangan yang spesifik.2 macam reseptor yang ada pada jantung, yaitu baroreseptor dan kemoreseptor. Baroreseptor terletak pada dinding sinus karotikum dan arcus aorta.Sedangkan kemoreseptor pada glomus karotikum dan glomus aortikum.Reflek kardiovaskular mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Contohnya adalah ketika tekanan darah sistemik turun, maka akan terjadi reflek seperti frekuensi denyut jantung meningkat ataupun vasokontriksi pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah naik. Reflek tersebut dikenal dengan nama reflek Bainbridge yang merupakan reflek peningkatan frekuensi denyut nadi, bisa volume darah atrium naik. Selain reflek Bainbridge, ada pula reflek kemoreseptor yangpeka terhadap perubahan oksigen, karbon dioksida, dan ion H+ dalam darah.Pengaruh oksigen dan karbon dioksida sukar dinilai melalui percobaan sebab pengaruhnya langsung / local. Apabila kadar oksigen turun, akan merangsang kemoreseptor pembuluh darah besar dan kemudian impuls akan dikirim ke pusat jantung dan vasomotor sehingga menghasilkan respon yaitu peningkatan frekuensi denyut nadi.1Frekuensi denyut nadi normal ditentukan oleh frekuensi lepas muatan spontan dari simpul SA.Dalam tubuh manusia, jantung dipengaruhi oleh susunan saraf otonom yang dapat mengubah frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi.Ada 2 sistem, yaitu sistem parasimpatis dan sistem simpatis. Pada sistem parasimpatis, terutama mempersarafi simpul SA, simpul AV, atrium, dan hanya sedikit serat menuju ventrikel ( merupakan cardiac inhibitor ). Efek dari parasimpatis ini adalah kronotropik negative, inotropic negative, dromotropik negative.Sistem simpatis mempersarafi simpul SA, simpul AV, atrium, dan ventrikel.Sistem simpatis ini merupakan cardiac accelator. Efeknya adalah kronotoprik positif, inotropic positif, dan dromotropik positif.15. Enzim JantungEnzim pada sistem kardiovaskuler dibagi dalam 2 macam, yaitu enzim fungsional dan nonfungsional. Enzim fungsional umumnya dibuat dalam Hati dan terdapat dalam sirkulasi. Enzim ini kontinu/intermiten dan kadarnya lebih besar dalam jaringan. Contoh enzim ini adalah lipoprotein lipase, pseudocholinestrase, proenzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah. Enzim nonfungsional dalam keadaan normal, tidak berfungsi dalam darah melainkan dalam sel. Karena tidak berfungsi dalam darah, substratnya tidak ada dalam darah. Kadar enzim ini sangat rendah bila dibandingkan dengan kadar di jaringan. Apabila terjadi kelainan, seperti kerusakan sel, enzim tersebut akan berdifusi lepas ke darah. Maka kadar enzim ini dalam plasma darah akan menjadi meningkat. Contoh enzim ini antara lain amilase pankreas, lipase, sekresi eksokrin.9

Macam-macam Enzim Kardiovaskuler, yaitu:9 GOT (glutamic oxaloacetic transaminase)Terlokalisasi dalam mitokondria dan sitoplasma. GPTTerlokalisasi dalam sitoplasma. Apabila terkadi kerusakan jaringan, maka enzim ini akan dibebaskan ke serum darah. CK / CPK (creatine phospokinase)Enzim ini banyak terdapat dalam otot lurik.Enzim ini mempunyai beberapabentuk isozim. Isozim merupakan sekelompok enzim yang mempunyai mekanisme sama namun dengan struktur yang berbeda. Bentuk isozim tersebut antara lain: CPK 1 (BB) pada otak, CPK 2 (MB), dan CPK 3 (MM) pada ototskelet. LDH (lactic dehidrogenase)Terdiri atas 5 jenis protein yang bisa dipisahkan dan masing-masing terbentuk dari sejumlah tetramer dengan 2 tipe, atau subunit H dan M. Kelima isoenzim tersebut dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat kinetika, elektroforesis, kromatografi, dan imunologiknya.6. EKGEKG dapat membantu menetapkan apakah kontraksi prematur berasal dari atrium, nodus atau ventrikel. EKG juga dapat memberi keterangan yang memungkinkan kita untuk memastikan apakah hipertrofi disebabkan oleh karena jantung harus memompa volume darah yang meningkat, atau akibat jantung harus memompa volume darah yang meningkat. Penggunaan EKG adalah meletakkan sejumlah elektroda pada permukaan badan dan dihubungkan dengan elektrokardiograf, maka hasil yang didapat akan dicatat pada kertas yang disebut elektrokardiogram. Pada EKG terdapat 3 fase; gelombang P yang merupakan depolarisasi atrium, kompleks QRS yang menutupi repolarisasi atrium (kembalinya gradien potensial istirahat pada membran sel jantung) merupakan depolarisasi ventrikel dan gelombang T yang merupakan repolarisasi ventrikel. Pola elektrokardiogram normal adalah pola tiga gelombang yang berulang sesuai masing-masung denyutan. Pada catatan biasanya diperlihatkan skala waktu sehingga kita dapat menentukan kecepatan denyut jantung dengan menghitung lama salah satu gelombang berlangsung. 4,10Gambar 4. Elektrokardiogram Normal7. KesimpulanEKG dapat memeriksa fungsi dan kerja jantung apakah berkerja secara normal atau tidak, normal atau tidaknya fungsi suatu jantung dapat dilihat dari grafik yang ada pada elektrokardiogram, ada perbedaan bentuk grafik antara orang yang memiliki jantung yang normal dan abnormal.Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta. EGC; 2012. h. 327-672. Slonane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta. EGC; 2012. h. 2293. Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama; 2005. h. 1214. Corwin E. Patofisiologi. Jakarta. EGC; 2012. h. 4415. Nurachmach E. Pengantar Asuhan Keperawan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta. Penerbit Salemba Medika; 2009. h.6-86. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar, teks dan atlas. Ed 10. Jakarta: EGC; 2007. p. 153-78.7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta. EGC; 2008.h.108-16.8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed22. Jakarta. EGC; 2008.9. Murray KR, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper.ed 27. Jakarta. EGC; 2006.10. Watson R. Anatomy and physiology for nurse. 10th ed. Diterjemahkan oleh Syabariyah S. Jakarta. EGC; 2002.

5