15. BAB III.doc

Preview:

Citation preview

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

sectional, dimana pengumpulan data yang terkait dengan variabel bebas dan

terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Subjek yang akan diteliti

hanya diobservasi sebanyak satu kali dan pengukuran dilakukan bersamaan

(Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan

kader, dan variabel terikatnya adalah sikap kader dalam perawatan pada pasien

gangguan jiwa.

3.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep-konsep atau variabel-

variabel yang akan diamati melalui penelitian yang akan dilaksanakan

(Notoadmodjo, 2010). Kerangka konsep pada penelitian ini :

Keterangan :

Diteliti :

Tidak diteliti :

Berpengaruh :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

18Universitas Muhammadiyah Magelang

Variabel IndependenPengetahuan kader tentang

perawatan ganguan jiwa

Variabel DependenSikap kader dalam perawatan

pasien gangguan jiwa

Variabel Confounding

1. Jenis Kelamin2. Tingkat Pendidikan

19

3.3 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional menurut Saryono (2011) adalah mendefinisikan variabel

secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi, atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional masing-masing

variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Confounding

Variabel ConfoundingVariabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Jenis Kelamin Perbedaan gender yang dibawa responden sejak lahir.

Pertanyaan mengenai jenis kelamin responden.

Responden melingkari salah satu dari :1.Laki-laki2.Perempuan

Dinyatakan dengan : 1.Laki-laki2.Perempua

n

Nominal

Tingkat Pendidikan

Pendidikan terakhir yang ditempuh Responden

Pertanyaan mengenai pendidikan terakhir yang ditempuh klien

Responden melingkari salah satu dari :1. SD2. SMP3. SMA/SMK4. Perguruan

Tinggi

Dinyatakan dengan :

1.SD2.SMP3.SMA/SMK4.Perguruan

Tinggi

Ordinal

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen

Variabel IndependenVariabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan kader

Kemampuan responden dalam mengetahui dan memahami apa itu gangguan jiwa sertabagaimana perawatan pada pasien gangguan jiwa , meliputi pengertian, penyebab, ciri-ciri gangguan jiwa.

Kuesioner Pengetahuan

kuesioner berjumlah 20 pernyataan dengan pilihan jawaban setuju dan tidak setuju. Apabila responden menjawab dengan benar maka nilainya 1 point dan jika jika jawaban responden salah maka nilainya 0.

a. Baik : Apabila jawaban benar 14-20 point.

b.Cukup :Apabila jawaban benar 8- 13 point.

c. Kurang :Apabila jawaban benar < 7 point.

Ordinal

Universitas Muhammadiyah Magelang

20

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Dependen

Variabel DependenVariabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Sikap kader dalam perawatan pasien gangguan jiwa.

Tanggapan atau penilaian responden terhadap perawatan pasien ganguan jiwa.

Kuesioner Sikap

Kuesioner berjumlah 18 pernyataan dengan jawaban ya atau tidak. Apabila responden menjawab dengan benar maka nilainya adalah 1 dan jika jawaban responden salah maka nilainya 0.

Nilai tertinggi adalah 18, nilai terendah adalah 0.- Baik

Jika skor 13-18.

- CukupJika skor 7-12.

- KurangJika skor 0-6.

Ordinal

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2010). Menurut Sugiyono (2009), populasi merupakan keseluruhan sumber data

yang diperlukan dalam suatu penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah kader

kesehatan jiwa di wilayah puskesmas Kota Mungkid, Kecamatan Mungkid,

Grabag II, Mertoyudan I, Kajoran II, dan Sawangan. Jumlah keseluruhan kader

kesehatan jiwa di lima wilayah puskesmas tersebut 227 orang (Upaya Kesehatan

dan Rujukan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, 2014).

Tabel 3.4 Data Jumlah Kader

No Puskesmas Jumlah Kader

1 Kota Mungkid 6 Kader

2 Kecamatan Mungkid 21 Kader

3 Mertoyudan I 72 Kader

4 Grabag II 15 Kader

5 Kajoran II 19 Kader

6 Sawangan I 94 Kader

TOTAL 227 Kader

Sumber: Puskesmas (data dari perawat CMHN)

Universitas Muhammadiyah Magelang

21

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Purwanto, 2007). Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian menggunakan Proportional stratified random sampling.

Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari

setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek

dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 2006). Sampel yang akan

diambil dalam penelitian ini adalah kader kesehatan jiwa yang ada di enam

puskesmas yaitu Kota Mungkid, Kecamatan Mungkid, Mertoyudan I, Grabag II,

Kajoran II, dan Sawangan I yang telah ditentukan dengan jumlah 227 kader dan

harus memenuhi kriteria inklusi ataupun kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Kader yang sudah diberi pelatihan dan bimbingan tentang gangguan jiwa.

b. Kader yang mampu berkomunikasi dengan baik

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

b. Kader yang tidak bisa baca tulis.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini akan dihitung menggunakan

rumus menurut Nursalam (2011), rumus tersebut adalah:

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d =0,1) menurut Santjaka (2009)

Zα = Nilai standar normal untuk α =0,1 (1,64)

p = Proporsi kejadian jika belum diketahui dianggap 50%

q = proporsi selain kejadian yang diteliti q = 1- p

Universitas Muhammadiyah Magelang

22

Jadi sampel minimal yang diteliti adalah :

Menurut Nursalam (2011), untuk mengantisipasi apabila terjadi data yang kurang

lengkap atau responden berhenti di tengah penelitian, maka peneliti menambah

jumlah sample sejumlah 10%. Rumus yang digunakan untuk koreksi jumlah

sampel adalah:

Keterangan:

n' = besar sampel setelah dikoreksi

n = jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya

f = prediksi presentase sampel drop out, diperkirakan 10% ( )

Jadi sampel minimal setelah di tambahi dengan perkiraan sampel drop out adalah:

Tabel 3.5

Perhitungan Sampel menggunakan Proporsional stratified random sampling

NoNama

PuskesmasJumlah Kader

Perhitungan Sampel

Hasil Pembulatan

1 Kota Mungkid 6 1,53 2

Universitas Muhammadiyah Magelang

23

2Kecamatan Mungkid

21 5,36 5

3 Mertoyudan I 72 18,39 18

4 Grabag II 15 3,83 4

5 Kajoran II 19 4,85 5

6 Sawangan I 94 24,01 24

TOTAL 58

Setelah dilakukan perhitungan, responden atau sampel pada penelitian ini adalah

58 orang. Peneliti mengambil sampel kader yang berada di 6 wilayah puskesmas

Kabupaten Magelang yang sesuai dan memenuhi kriteria inklusi.

3.5 Waktu dan Tempat

3.5.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai Januari- Juli 2015. Kegiatan penelitian telah dilaksanakan

sesuai waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan pengambilan data.

3.5.2 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di enam puskesmas wilayah Kabupaten Magelang yaitu

puskesmas Kota Mungkid, Kecamatan Mungkid, Mertoyudan I, Grabag II,

Kajoran II, dan Sawangan I.

3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Alat Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner untuk

penilaian sikap kader memodifikasi dari instrumen penelitian Masdaria Saragih

dengan judul “Pengetahuan Dan Sikap keluarga dalam Merawat Pasien Depresi

Di Poliklinik RSJ Daerah Provsu Medan” tahun 2009, kemudian dikembangkan

menjadi 5 pernyataan. Sementara kuesioner untuk mengukur pengetahuan kader

dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi

Universitas Muhammadiyah Magelang

24

responden, tingkat pengetahuan dan sikap kader. Kuesioner berupa pertanyaan

tertutup yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden

dan juga mudah untuk diolah.

Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner :

a. Data demografi responden.

Dalam kuesioner ini menanyakan data responden. Jenis Kelamin, pekerjaan,

penghasilan.

b. Pengetahuan kader.

Kuesioner untuk mengukur pengetahuan kader disusun sendiri oleh peneliti.

Jumlah keseluruhan pernyataan dalam kuesioner ini adalah 20 pernyataan.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Kader

PernyataanNomor Soal

JumlahFavorable Unfavorable

Definisi gangguan jiwa. 1 - 1

Faktor penyebab munculnya

gangguan jiwa.

3, 4 2 3

Ciri seseorang mengalami

gangguan jiwa

5, 6, 7, 13,

14

8, 11, 19, 20 9

Jenis atau macam gangguan

jiwa.

9, 10 - 2

Penatalaksanaan gangguan

jiwa

12, 16, 17,

18

15 5

TOTAL 14 6 20

c. Sikap kader terhadap perawatan pasien gangguan jiwa

Kuesioner untuk penilaian sikap kader memodifiksai dari instrumen penelitian

Masdaria Saragih, kemudian dikembangkan menjadi 5 pernyataan.

Universitas Muhammadiyah Magelang

25

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Kader

PernyataanNomor Soal

JumlahFavorable Unfavorable

Sikap dalam merawat pasien

gangguan jiwa

1, 2, 3, 4, 7,

8, 9, 10, 12,

13, 15, 16,

17, 18

5, 6, 11, 14 18

TOTAL 14 4 18

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,

2008). Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan observasi, wawancara

dan juga kuesioner. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah kader kesehatan jiwa yang ada

di enam wilayah puskesmas Kabupaten Magelang.

Proses pengambilan data yaitu sebagai berikut :

a. Peneliti meminta izin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

b. Peneliti meminta izin kepada Puskesmas tempat penelitian.

c. Pengumpulan data dari puskesmas terkait.

d. Peneliti memilih responden berdasarkan kriteria inklusi atau kriteria eksklusi

yang sudah ada.

e. Peneliti mendatangi rumah responden.

f. Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dan hak

responden untuk bersedia menjadi responden atau tidak.

g. Apabila responden bersedia berpartisipasi, peneliti memberikan lembar

persetujuan/informed consent untuk ditandatangani.

h. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner

penelitian.

i. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

Universitas Muhammadiyah Magelang

26

j. Setelah selesai, peneliti memeriksa kejelasan dan kelengkapan jawaban

kuesioner.

3.6.3 Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner

tersebut memenuhi kriteria sebagai alat ukur, maka sebelum kuesioner dibagikan

kepada responden, harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.6.3.1 Validitas

Validitas adalah pernyatan alat ukur (kuesioner) sejauh mana dapat mengukur

yang ingin diukur atau sejauh mana hasil penelitian mencerminkan keadaan yang

sebenarnya (Hidayat, 2008). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2006). Nilai signifikasi

harus < 0,05 sehingga item pertanyaan dapat dikatakan valid atau dapat dilakukan

dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung > dari r tabel

dan nilai r positif maka kuesioner valid (Ghozali, 2009).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan dan sikap kader.

Poin untuk penilaian sikap kader memodifikasi dari instrumen penelitian

Masdaria Saragih, kemudian dikembangkan menjadi 5 pernyataan. Sementara,

untuk kuesioner untuk mengukur pengetahuan kader disusun sendiri oleh peneliti.

Kuesioner dalam penelitian ini merupakan pernyataan tertutup dengan

memberikan tanda centang pada pernyataan yang dipilih responden. Uji validitas

akan diuji cobakan kepada kader jiwa yang berada di wilayah puskesmas yang

tidak dilakukan penelitian dan sejumlah 30 responden.

3.6.3.2 Realibilitas

Realibilitas adalah derajat ketepatan atau ketelitian yang ditunjukkan oleh

instrumen pengukuran atau kuesioner (Umar, 2011). Uji realibilitas pada

penelitian ini menggunakan uji Cronbach Alpha. Nilai koofesien yang tinggi

Universitas Muhammadiyah Magelang

27

adalah 0,600 sampai 0,799 (Hidayat, 2008). Uji reliabilitas akan diuji cobakan

kepada kader jiwa di wilayah puskesmas yang tidak dilakukan penelitian dan

sejumlah 30 responden.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data menurut Hidayat (2009) dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Editing

Editing merupakan suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan dari responden.

b. Coding

Coding merupakan pemberian kode berupa angka terhadap data yang diperoleh.

Pemberian kode sangat penting bila pengolahan data menggunakan komputer.

Penggunaan kode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

c. Processing

Processing yaitu memasukkan data ke dalam komputer. Pada tahap ini jawaban

yang sudah diubah dalam bentuk kode di pindahkan ke dalam sebuah program

komputer.

d. Cleaning

Pada tahap ini data yang sudah di olah di periksa kembali untuk menghidari

terjadinya kesalahan dalam pengkodean. Kemudian langkah selanjutnya, adalah

menganalisa data yang sudah di masukkan.

3.7.2 Analisis Data

Data yang sudah di dapat, kemudian di analisa dengan menggunakan komputer.

Analisa yang digunakan adalah:

a. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data atau

variabel secara sederhana (Umar, 2011). Analisa univariat adalah analisa tiap

variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dalam

Universitas Muhammadiyah Magelang

28

bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel independen pada penelitian ini

adalah pengetahuan, sedangkan variabel dependennya adalah sikap kader dalam

perawatan pasien gangguan jiwa.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengetahui interaksi antara

dua variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada penelitian ini

adalah pengetahuan dan sikap kader, sedangkan variabel terikatnya adalah

perawatan pada paisen gangguan jiwa. Pada penelitian ini uji yang digunakan

adalah uji statistik Spearman rank test, karena kedua variabel pada penelitian ini

termasuk dalam jenis data kategorik bertingkat. Pegujian Spearman rank test

dilakukan dengan menggunakan SPSS dalam komputer.

3.8 Etika Penelitian

Hidayat (2009) menyebutkan bahwa etika penelitian merupakan hal yang penting

dalam sebuah penelitian, karena keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia. Prinsip etika penelitian yang harus diperhatikan adalah :

a. Prinsip manfaat (beneficence)

Penelitian yang akan dilakukan harus terdapat unsur beneficience di dalamnya.

Peneliti juga harus menjelaskan kepada responden bahwa penelitian yang akan

dilakukan tidak berbahaya dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kader

dalam perawatan pasien gangguan jiwa dan perkembangan ilmu keperawatan

jiwa.

b. Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya

mencantumkan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian.

c. Prinsip keadilan (justice)

Peneliti memperlakukan responden secara adil sebelum, selama dan sesudah

penelitian tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak bersedia sebagai

responden karena semua responden mempunyai hak yang sama dalam penelitian

ini tanpa terkecuali.

Universitas Muhammadiyah Magelang

29

d. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan antara peneliti dengan responden sebelum

melakukan suatu penelitian dengan cara memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang maksud, tujuan

penelitian, dan untuk mengetahui dampaknya. Apabila bersedia maka reponden

harus mengisi dan menandatangani lembar persetujuan tersebut.

Universitas Muhammadiyah Magelang