33
Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Appendisitis Khusna Rahmawan Baskoro Abdiansyah

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

Konsep Asuhan Keperawatan

Pasien Dengan Appendisitis

Khusna RahmawanBaskoro Abdiansyah

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

KONSEP DASAR PENYAKIT

• Appendicitis adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing usus.

• Definisi lain Apendisitis merupakan peradangan pada appendiks, sebuah kantung buntu yang berhubungan dengan bagian akhir secum yang umumnya disebabkan oleh obstruksi pada lumen appendiks (Luxner, 2005)

• Williams dan Wilkins (dalam Indri, et al, 2014) menyatakan apendisitis merupakan peradangan pada Apendiks yang berbahaya jika tidak ditangani dengan segera di mana terjadi infeksi berat yang bisa menyebabkan pecahnya lumen usus.

PENGERTIAN

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

ETIOLOGI• Apendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri.

Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan.

• Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit apendisitis.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

1. Appendisitis AkutMerupakan peradangan pada appendiks dengan gejala khas yang memberikan tanda setempat. Gejala apendisitis akut antara lain nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral di daerah epigastrium di sekitar umbilicus. Keluhan ini disertai rasa mual muntah dan penurunan nafsu makan. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik McBurney. Pada titik ini nyeri yang dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat (Sjamsuhidayat, 2005).

KLASIFIKASI

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

2. Appendisitis KronisDiagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika ditemukan 3 hal yaitu; pertama, pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen selama paling sedikit 3 minggu tanpa alternative diagndosis lain. Kedua, setelah dilakukan appendiktomi gejala yang dialami pasien akan hilang dan yang ketiga, secara histopatologik gejalanya dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi kronis yang aktif pada dinding appendiks atau fibrosis pada appendiks, (Santacroce & Craig, 2006).

KLASIFIKASI

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

• Nyeri perut, Beberapa tanda nyeri yang terjadi pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa tanda nyeri antara lain; Rovsing’s sign, Psoas sign, dan Jump Sign

• Nyeri perut ini sering disertai mual serta satu atau lebih episode muntah dengan rasa sakit

• Umumnya nafsu makan akan menurun

• Konstipasi

MANIFESTASI KLINIS• Nilai leukosit yang biasanya

meningkat dari rentang nilai normal

• Pada auskultasi, bising usus normal atau meningkat pada awal apendisitis dan bising melemah jika terjadi perforasi

• Demam• Temuan dari hasil USG

berupa cairan yang berada di sekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik penting

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

• Tanda patogenetik primer diduga karena obstruksi lumen dan ulserasi mukosa menjadi langkah awal terjadinya appendicitis.

• Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimal. Selanjutnya, terjadi peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi secara terus menerus karena multiplikasi cepat dari bakteri

• Obstruksi juga menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung. semakin lama, mukus tersebut semakin banyak. Namun, elastisitas dinding apendiks terbatas sehingga meningkatkan tekanan intralumen.

PATOFISIOLOGI

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

• Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia, hambatan aliran limfe, ulserasi mukosa, dan invasi bakteri. Infeksi memperberat pembengkakan apendiks (edema). Trombosis pada pembuluh darah intramural (dinding apendiks) menyebabkan iskemik. Pada saat ini, terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium

• Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.

• Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren

PATOFISIOLOGI

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

• Tata laksana apendisitis sebelum terjadinya perforasi antara lain; rehidrasi, pemberian antibiotik, dan tindakan bedah appendiktomi (pengangkatan appendiks)

• Antibiotik diberikan sebelum prosedur operasi

• Cairan intra vena dan elektrolit diberikan sebelum operasi

• Tindakan bedah biasanya dilkukan pada kuadran kanan bawah perut dengan dilakukan insisi

PENATALAKSANAAN• Pada apendisitis perforasi

atau yang telah mengalami rupture appendiks memiliki tata laksana antara lain; rehidrasi intra vena, antibiotic sistemik, dan dekompresi saluran gastro intestinal dengan menggunakan selang naso gastric sebelum operasi, serta tindakan bedah laparatomi appendiktomi.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

1. Anamnesis• Identitas Pasien

• Jenis Kelamin : Kesalahan diagnosa appendicitis 15-20% terjadi pada perempuan karena munculnya gangguan yang sama dengan appendicitis seperti pecahnya folikel ovarium, salpingitis akut, kehamilan ektopik, kista ovarium, dan penyakit ginekologi lain.

• Usia : Penelitian Addins (1996) di Amerika Serikat, appendicitis tertinggi pada usia 10-19 tahun

• Tempat Tinggal : Amerika Serikat pada anak umur 2-20 tahun didapat bahwa perforasi appendicitis lebih cenderung di pedesaan (69,6%) daripada perkotaan (30,4%)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN (FOKUS)

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

• Ras : Faktor ras berhubungan dengan pola makan terutama diet rendah serat dan pencarian pengobatan.

• Keluhan Utama : Nyeri perut adalah gejala utama dari apendisitis. Perlu diingat bahwa nyeri perut bisa terjadi akibat penyakit–penyakit dari hampir semua organ tubuh. Nyeri perut ini sering disertai mual serta satu atau lebih episode muntah dengan rasa sakit, dan setelah beberapa jam, nyeri akan beralih ke perut kanan bawah pada titik McBurney.

PENGKAJIAN (FOKUS)

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

2. Pemeriksaan Fisik• Tanda vital seperti peningkatan suhu jarang

>1oC (1.8oF) dan denyut nadi normal atau sedikit meningkat.

• Perforasi apendiks vermikularis akan menyebabkan peritonitis purulenta yang di tandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat berupa nyeri tekan dan defans muskuler yang meliputi seluruh perut, disertai pungtum maksimum di regio iliaka kanan, dan perut menjadi tegang dan kembung.

• Peristalsis usus dapat menurun sampai menghilang akibat adanya ileus paralitik.

PENGKAJIAN (FOKUS)

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

1. Pemeriksaan Fisik• Jika dilakukan palpasi akan didapatkan

nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, biasanya di sertai nyeri lepas.

• Tanda rovsing yaitu nyeri yang dirasakan pada kuadran kanan bawah perut ketika dilakukan penekanan dan pelepasan pada bagian kiri bawah perut

• Uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks vermiformis.

PENGKAJIAN (FOKUS)

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

UJI PSOAS

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

UJI OBTURATOR

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

3. Pemeriksaan Penunjang• Leukosit Darah : Pada kebanyakan kasus terdapat

leukositosis, terlebih pada kasus dengan komplikasi berupa perforasi.

• Urinalisis : Sekitar 10% pasien dengan nyeri perut memiliki penyakit saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium urin dapat mengkonfirmasi atau menyingkirkan penyebab urologi yang menyebabkan nyeri perut. Meskipun proses inflamasi apendisitis akut dapat menyebabkan piuria, hematuria, atau bakteriuria sebanyak 40% pasien, jumlah eritrosit pada urinalisis yang melebihi 30 sel per lapangan pandang atau jumlah leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan pandang menunjukkan terdapatnya gangguan saluran kemih.

PENGKAJIAN (FOKUS)

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

3. Pemeriksaan Penunjang• Radiologi

Pemeriksaan pencitraan yang mungkin membantu dalam mengevaluasi pasien dengan kecurigaan apendisitis adalah foto polos perut atau dada, ultrasonogram, enema barium, dan kadang-kadang CT scan.

• USG : dapat digunakan untuk membedakan antara appendisitis akut dan appendisitis perforasi

PENGKAJIAN (FOKUS)

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS

1. Pre Operatif• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan

usus akibat inflamasi apendiks.

• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks, pembentukan abses.

• Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, status hipermetaabolik, dan inflamasi peritonium dengan cairan asing.

• Ansietas berhubungan dengan prosedur persiapan tindakan operasi, kurang pengetahuan, dan perubahan status kesehatan

• Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS2. Post Operatif• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan

dengan adanya luka insisi post apendiktomi

• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya port de entry kuman pada luka insisi post apendiktomi

• Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan pembatasan post operasi

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

INTERVENSI1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan

dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks; adanya luka insisi post apendiktomiGangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka insisi post apendiktomi

TUJUAN :Setelah dilakukan perawatan, klien menunjukkan tingkat kenyamanan positif, mampu mengendalikan nyeri, tingkat nyeri berkurang

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

KRITERIA HASIL :• Pasien mampu untuk melakukan aktivitas yang

tidak menimbulkan nyeri; berbicara, makan, dan minum

• Terlihat rileks dapat tidur/ beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan

• Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dengan teknik yang telah diajarkan

• Pasien melaporkan tingkat nyeri berkurang

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

INTERVENSI• Observasi tingkat nyeri, tanyakan

lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, dan perhatikan faktor presipitasinya

• Berikan posisi nyaman, semifowler ataupun posisi miring, bila tidak ada kontraindikasi

• Ajarkan teknik pengendalian nyeri, teknik distraksi relaksasi, terapi mendengarkan musik, membaca, dan lainnya.

• Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai.

• Kolaborasi : pemberian obat-obat analgesik

RASIONAL• Membantu menentukan

intervensi yang tepat untuk mengurangi nyeri.

• Memberikan posisi nyaman dapat membantu dalam mengurangi rasa nyeri

• Teknik-tenik pengendalian nyeri dapat diajarkan agar klien mampu mengatasi rasa nyeri.

• Dapat membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.

• Agen-agen farmakologi dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

APLIKASI KASUS

Identitas Pasien

• Nama : Tn. K• Umur : 36 tahun• No Reg : 329621• Ruangan/Kamar : Ruang Seruni III A• Jenis Kelamin: Laki-laki• Status : Menikah• Golongan Darah : A• Agama : Islam• Pekerjaan : Pekerja Swasta• Alamat : Jalan Monginsidi

36, Surakarta• Suku Bangsa : Indonesia• Pendidikan : SLTA• Tgl MRS : 24 Juli 2014• TglPengkajian : 25 Juli 2014• Diagnosa Medis : Apendisitis akut

Keluhan Utama :Keluhan utama nyeri pada

perut sebelah kanan bawah, yang dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

Riwayat Penyakit Sekarang :P : Pasien mengatakan nyeri muncul ketika merubah posisi, bertambah nyeri saat batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba, terkadang nyeri muncul tidak diketahui apa sebabnya. Untuk mengatasinya pasien hanya menahannya saja dan beristirahat.

Q : Pasien mengatakan saat nyeri muncul seperti ditusuk-tusuk dan nyeri yang dirasakan hilang timbul. Ketika nyeri muncul pasien terlihat meringis menahan sakit

RIWAYAT KESEHATAN

R : Nyeri pada perut kanan bawah merambat sampai epigastrium seperti tanda-tanda maagS : Skala nyeri 7, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sangat menggangu aktivitas, sehingga aktivitas pasien harus dibantu istrinya.T : Nyeri terasa terus menerus bertambah nyeri saat batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

Riwayat Penyakit Dahulu :• Tidak ada riwayat penyakit serius

yang pernah dialami, tidak ada riwayat alergi, pasien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit.

RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat Penyakit Keluarga :• Keluarga tidak ada yang memiliki

riwayat penyakit keturunan.

Riwayat Psikososial:• Pasien mengatakan ingin cepat

sembuh dan pulang agar bisa kembali berkumpul dengan keluarganya khususnya anak-anaknya.

• Sejauh ini kondisi psikologis pasien cukup stabil

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

Pola Nutrisi & Cairan :• Dirumah (saat sakit) : Pasien juga

mengeluhkan nafsu makan berkurang, kadang mual dan muntah.

• di Rumah Sakit : Saat pengkajian pasien sudah makan 1 porsi habis yang disediakan rumah sakit. Sudah menghabiskan botol besar ±750cc air mineral. Terpasang Infus RL 20 tpm

POLA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Pola Nutrisi & Cairan :• Dirumah (saat sakit) : Pasien

mengatakan, BAK kurang lebih 9 gelas/hari berwarna kuning. Selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien belum BAB.

• di Rumah Sakit : Pasien sudah BAK kurang lebih 3 gelas dalam 6 jam berwarna kuning sedikit gelap. Pasien belum BAB selama di rumah sakitPola Istirahat :

• Pada saat pengkajian pasien mengatakan susah tidur karena tidak terbiasa dengan kondisi lampu yang menyala di rumah sakit

Personal Hygiene• Tidak ada masalah yang signifikan

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum:• Compos mentis (E4V5E5)

• Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri

• BB : 71 kg

• TB : 170 cm

Pemeriksaan Abdomen:• Inspeksi : Bentuk abdomen simetris,

Tidak ada lesi, Warna kulit kuning langsat

• Auskultasi : Bising usus 15 x/menit

• Palpasi : Nyeri tekan pada titik McBurney dan nyeri tekan sampai epigastrium, ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif. Pengkajian Alvarado terdapat tanda-tanda nyeri saat bergerak

• Perkusi : Tympani saat diperkusi

Tanda-Tanda Vital :• TD : 130/90 mmHg

• N : 104x/menit

• RR : 20x/menit

• S : 38,5oC

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Satuan Normal Hasil

*HEMATOLOGI*

Hemoglobin g/dL 12,0–14,0 (P)

13,0– 16,0 (L)

13,9

Leukosit 103/μl 5,0–10,0 15,7

Eritrosit Juta/μl 4,0–5,0 (P)

4,5–5,5 (L)

4,73

Hematokrit % 40–50 (P)

45–55 (L)

42

Trombosit 103/μl 150 – 400 238

Golongan Darah O Rhesus (+)

Hitung Jenis

Basofil % 0,0–1,0 0,20

Eosinofil % 1,0–2,0 0,30

Neutrofil % 54,0–62,0 85,70

Limfosit % 20,0–40,0 8,70

Monosit % 2,0–8,0 5,10

1. Laboratorium : Tabel disamping

2. Rontgent: Ditemukan bentukan infiltrat pada apendiks

3. USG: Hasil pemeriksaan USG diperoleh kesan apendisitis

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

PENGOBATAN/TERAPI

Terapi Parenteral :• Infuse RL 20 tpm

• Metronidazole 500 gr/8 jam

• Cefotaxim 1 gr/12 jam

• Ranitidine 25 mg/12 jam

• Norages 100 gr/8 jam

Terapi Oral :• Inadril sirup 3x1 sendok teh

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

No. Tanggal Kelompok Data Masalah Penyebab

1. 24/07/2014 DS :

1. Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan

bawah dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk

rumah sakit

2. Pasien mengatakan saat nyeri muncul seperti

ditusuk-tusuk dan nyeri yang dirasakan hilang

timbul

3. Nyeri terasa terus menerus bertambah nyeri saat

batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba

4. Nyeri pada perut kanan bawah merambat sampai

epigastrium seperti tanda-tanda maag

5. Skala nyeri 7, pasien mengatakan nyeri yang

dirasakan sangat menggangu aktivitas, sehingga

aktivitas pasien harus dibantu istrinya

DO :

6. Ketika nyeri muncul pasien terlihat meringis

menahan sakit

7. Nyeri tekan pada titik McBurney dan nyeri tekan

sampai epigastrium,

8. Ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif.

9. Pengkajian Alvarado terdapat tanda-tanda nyeri

saat bergerak

Gangguan rasa nyaman :

Nyeri

Apendisitis

Sekresi mukus meningkat

Terjadi pembengkakan

Ulserasi

Peningkatan tekanan intraluminal

Peningkatan tekanan intraabdominal

Nyeri

ANALISA DATA

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks.

• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks, pembentukan abses.

• Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, status hipermetabolik, dan inflamasi peritonium dengan cairan asing.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATANNo. Tanggal

Diagnosa

KeperawatanTujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. 24/07/2014Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien menunjukkan tingkat kenyamanan positif, mampu mengendalikan nyeri, tingkat nyeri berkurangKriteria Hasil :1. Pasien mampu untuk

melakukan aktivitas yang tidak menimbulkan nyeri; berbicara, makan, dan minum

2. Terlihat rileks dapat tidur/ beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan

3. Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dengan teknik yang telah diajarkan

4. Pasien melaporkan tingkat nyeri berkurang

Mandiri :1. Selidiki keluhan nyeri, catat

lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor- faktor yang mempercepat dan tanda tanda rasa sakit non verbal.

2. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatakan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.

3. Ajarkan penggunaan teknik pengendalian nyeri secara non-farmakologis, misalnya teknik napas dalam, mendengarkan musik, dsb.

4. Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai.

Kolaborasi :5. NSAID mis: Ibuprofen

(motrin) naproksen (naprosyin) sulindak (clinoril)

Mandiri :1. Membantu dalam menentukan

kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program .

2. Pada penyakit berat tirah baring sangat mungkin diperlukan (sampai perbaikan objektif dan subjektif di dapat) untuk membatasi nyeri

3. Teknik manajemen nyeri non-farmakologis dapat digunakan untuk mencegah pasien ketergantungan dengan obat-obatan jenis analgesik.

4. Dapat membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.

Kolaborasi :5. Dapat digunakan bila pasien tidak

dapat memberikan respon pada aspirin atau untuk meningkatakan efek dari aspirin.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

TERIMAKASIH