21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan wilayah lain. Wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal. Dalam wilayah terdapat perwilayahan dan pusat pertumbuhan. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud region, dan bagaimanakah konsep region ? 2. Apa yang dimaksud perwilayahan, dan apa saja jenis-jenisnya ? 3. Apa itu pusat pertumbuhan, terori pusat pertumbuhan dan factor wilayah tersebut dianggap sebagai pusat pertumbuhan ? C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang dapat ditarik adalah : 1. Kita bisa mengetahui konsep region 2. Kita bisa mengetahui tentang perwilayahan 3. Kita bisa mengetahui pusat pertumbuhan

Konsep region dan kewilayahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep region dan kewilayahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki

karakteristik tertentu dan berbeda dengan wilayah lain. Wilayah

didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria

tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal. Dalam

wilayah terdapat perwilayahan dan pusat pertumbuhan.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud region, dan bagaimanakah konsep region ?

2. Apa yang dimaksud perwilayahan, dan apa saja jenis-jenisnya ?

3. Apa itu pusat pertumbuhan, terori pusat pertumbuhan dan factor

wilayah tersebut dianggap sebagai pusat pertumbuhan ?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang dapat

ditarik adalah :

1. Kita bisa mengetahui konsep region

2. Kita bisa mengetahui tentang perwilayahan

3. Kita bisa mengetahui pusat pertumbuhan

Page 2: Konsep region dan kewilayahan

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Region

Dalam berbagai kesempatan baik secara resmi ataupun tidak resmi

sering kali orang mengucapkan kata region, daerah, wilayah,

t e m p a t , space, dan area. Kelima kata tersebut secara bahasa

merupakan sinonim, tetapi mempunyai penerapan yang berbeda yakni

menyesuaikan dengan konteksnya. Istilah yang sering dipakai dalam

terminology berbagai dsiplin ilmu terutama ilmu kebumian dan teknik

perencanaan, seperti ilmu geografi, geodesi, planologi dan lain-lain

adalah region dan spasial. Dalam bahasa Inggris Anglosaxon, lebih

banyak digunakan istilah region, sedangkan istilah spasial (space) yang

berbentuk kata sifat kini popular bersamaan munculnya berbagai teknik

analisis keruangan (spatial analysis) dengan menggunakan berbagai

perangkat lunak. Tempat merupakan bagian ruang di Bumi, baik

berukuran luas atau sempit yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Wujud tempat dapat berupa benua, pulau, negara, kota, desa, dusun, dan

daerah tidak ber- penghuni. Tempat tersebut biasanya mempunyai nama

dan batas-batas serta ciri-ciri yang bersifat fisik maupun sosial. Ciri fisik

suatu tempat misalnya iklim, bentuk lahan, tanah, hidrosfer, flora, dan

fauna. Ciri sosial suatu tempat misalnya bahasa, agama, sistem ekonomi,

sistem politik, dan penyebaran penduduk.

Menurut Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu

kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan

secara fungsional. Wilayah berasal dari bahasa Arab “wālā-yuwālī-

wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong menolong, saling

berdekatan baik secara geometris maupun similarity”.

Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan

Page 3: Konsep region dan kewilayahan

3

geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan

sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek

fungsional. Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan

sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana

komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi

secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik

dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen - komponen wilayah

mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur),

manusia serta bentuk- bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah

wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-

sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis

tertentu.

Wilayah memiliki karakteristik, arealnya bisa sangat kecil atau

sangat besar. Suatu wilayah diklasifikasikan berdasarkan satu atau

beberapa karakteristik, misalnya berdasarkan iklim, relief, tipe batuan, pola

pertanian, tumbuhan alami, kegiatan ekonomi, dsb. Sebagai contohnya,

gurun sahara disebut suatu wilayah gurun berdasarkan kondisi iklimnya.

Jakarta disebut wilayah kota berdasarkan kegiatan ekonomi dan kondisi

penduduknya.

Wilayah memiliki ciri-ciri keseragaman gejala internal (internal

uniformity) atau fungsi yang membedakan wilayah tersebut dengan

wilayah lain. Ciri-ciri keseragaman tersebut dapat berupa kenampakan

sosial maupun kenampakan fisik. Kenampakan sosial antara lain berupa

kegiatan prekonomian (mata pencaharian), bentuk pemerintahan, bentuk

kebudayaan, atau kenampakan fisik, yang dapat berupa keseragaman iklim,

kesamaan topografi (dataran, pegunungan, lembah, dan lain-lain),

kesamaan lokasi geografis, dan lain-lain.

Region yang penentuannya didasarkan pada keseragaman gejala

internal sebagaimana tersebut di atas disebut dengan formal region.

Sementara region juga dapat dilihat sebagai bagian dari suatu sistem,

Page 4: Konsep region dan kewilayahan

4

dalam arti bahwa suatu region berhubungan dengan region lainnya sebagai

suatu sistem, dalam hal ini region disebut sebagai functional region.

Sebagai contoh functional region, suatu region dapat berfungsi

sebagai pusat perkotaan dan berhubungan dengan region lainnya yang

berfungsi sebagai perdesaan. Jadi kota menjadi pusat perdagangan dan

desa sebagai pensuplai bahan mentah/komoditi yang diperdagangkan

(Suparmat, 1989).

1. Konsep Region

Berdasarkan adanya perbedaan karakteristik tertentu yang

terdapat pada suatu wilayah, permukaan bumi dapat dikelompokkan

menjadi beberapa wilayah. Setiap wilayah memiliki ciri khas yang

berbeda dengan wilayah lain. Dapat dipahami bahwa wilayah adalah

sebagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dengan

wilayah-wilayah disekitarnya. Oleh karena itu, dapat kita jumpai

misalnya wilayah pertanian, wilayah perkebunan, dan wilayah industry.

Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,

1977 dalam Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah,

mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu :

a. Wilayah homogeny merupakan wilayah yang memiliki satu

barometer dengan sifat atau cirri yang hamper sama. Misalnya

wilayah yang memiliki kesamaan disektor ekonomi, seperti

daerah yang memiliki tingkat produksi dan konsumsi yang sama,

daerah yang memiliki kesamaan kondisi geografis, misalnya

wilayah pertanian, savana atau padang rumput.

b. Wilayah nodal

Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungionl

memiliki sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan

daerah disekitarnya. Besarnya ketergantungan antara pusat dan

daerah dapat dilihat dari factor produksi, penduduk, barang, dan

Page 5: Konsep region dan kewilayahan

5

jasa, maupun perhubungan diantara keduanya. Suatu

wilayah/region dapat diidentifikasi sebagai suatu satuan wilayah

yang terbentuk karena adanya jaringan interaksi antar pusat-

pusat kegiatan, dalam hal produksi, distribusi, dan

pelayanan. Dalam konsep geografi, nodal biasa digunakan

untuk menggambarkan system kota-kota atau system pusat-

pusat permukiman. Dalam system ini, pusat-pusat kegiatan

mempunyai hierarkhi, orde, atau eselon (Son Diamar dalam

Jacub Rais, 2004).

c. Wilayah perencanaan

Dapat diartikan sebagai wilayah yang menggambarkan kesatuan-

kesatuan kepusatan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki

ciri-ciri sebagai berikut, masyarakat yang berada di wilayah

perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang

dihadapu daerahnya. memiliki kemampuan untuk merubah

industry yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang

tersedia. Contoh dari wilayah perencanaan yaitu, perencanaan

wilayah daerah aliran sungai (DAS), dalam perencanaan suatu

DAS harus dikelola scara menyeluruh mulai daru hulu sampai

hilir karena pengelolaan di hulu dapat menyebabkan banjir

wilayah Jabotabek merupakan wilayah perencanaan dalam

pembangunan dari segi fisik dan ekonomi di daerah Jabotabek.

Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan,

2005) berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan

region/wilayah menjadi :

a. Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan

keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu

wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu,

seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan politik.

Page 6: Konsep region dan kewilayahan

6

b. Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan

koherensi dan interdependensi fungsional, saling hubungan

antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut. Kadang juga

disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari

satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara

fungsional saling berkaitan.

c. Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan

koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi.

2. Wilayah Fungsional dan Formal

a. Wilayah formal

dicirikan oleh sesuatu yang dimiliki atau melekat pada

manusia dan alam secara umum, seperti bahasa tertentu

yang digunakan penduduk, agama, kebangsaan, budaya,

dan identitas politik serta tipe iklim tertentu, bentuk lahan,

dan vegetasi. Kesatuan ideologi seperti negara, bangsa,

provinsi, adalah wilayah formal karena mereka ditentukan

oleh identitas politik. Wilayah for- mal lain, misalnya

wilayah iklim (contoh: daerah hutan hujan tropis), wilayah

bentuk lahan (contoh: daerah karst, Gunung Kidul,

Yogyakarta), dan wilayah ekonomi (contoh: daerah

perdagangan Glodok, Jakarta). Wilayah formal dapat

ditentukan dengan ukuran- ukuran penduduk, pendapatan

per kapita, latar belakang suku bangsa, hasil pertanian,

penyebaran dan kepadatan penduduk, hasil industri, serta

juga pemetaan karakteristik fisik seperti temperatur, curah

hujan, dan jenis musim.

b. Wilayah Fungsional

Wilayah fungsional berada di sekeliling titik pertumbuhan

dan terjalin dengan titik pertumbuhan melalui sistem

Page 7: Konsep region dan kewilayahan

7

transportasi, sistem komunikasi, atau kelompok ekonomi,

seperti manufaktur serta perdagangan. Salah satu bentuk

wilayah fungsional adalah kota metropolitan. Sebagai

contoh, kota metropolitan Jakarta mendukung

pengembangan daerah lain melalui jalur transportasi,

jalur perdagangan dan bisnis, serta siaran radio dan televisi.

Kota-kota seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi adalah

wilayah fungsional yang terjadi akibat perkembangan kota

metropolitan Jakarta. Wilayah fungsional lain yang

berskala kecil adalah pusat perbelanjaan yang berbentuk

mal atau supermarket, daerah yang dilayani oleh sebuah

bank, bandar udara, dan daerah kegiatan yang sibuk.

B. Regionalisasi

Indonesia merupakan region dalam skala besar yang

dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya lebih umum, sehingga apabila

kita hendak membagi region Indonesia menjadi beberapa region yang

lebih detail sangat dimungkinkan, misalnya region Indonesia dapat

dibagi menjadi region/rezim iklim, region budaya, region persebaran

binatang, region berdasarkan struktur geologisnya, dan lain-lain.

Secara umum perwilayahan atau pembagian wilayah

dipermukaan bumi didasarkan atas keadaaan alamiah (natural regions)

dan keadaan tingkat kebudayaan penduduknya atau curtural regions.

Perwilayahan yang berdasarkan keadaan alamiah antara lain sbeagai

berikut :

a. Berdasarkan variasi iklim, terdapat wilayah tropic, subtropik,

sedang, kutub, arid.

b. Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdapat

wilayah daratan rendah dan daratan tinggi.

Page 8: Konsep region dan kewilayahan

8

c. Berdasarkan persebaran vegetasi, terdapat wilayah hutan hujan

tropic, hutan musim, hutan campuran, hutan berdaun jarum,

tundra, savanna, dan stepa.

Perwilayahan yang didasarkan atas tingkat kebudayaan

penduduknya antara lain, terdapat wilayah agraris dan wilayah industry.

Penggolongan wilayah yang didasarkan atas cirri-ciri khusus yang

ditentukan lokasinya sehingga memperlihatkan kekhasan dibandingkan

dengan daerah lain disebut spesifik regions, misalnya wilayah asia

tenggara dengan wilayah timur tengah. Berdasarkan penjelasan tersebut

dapat dipahami bahwa konsep wilyah merupakan konsep dasar yang

penting dalam geografi. Hal ini karena konsep wilayah merupakan alat

yang penting untuk memahami dan menganalisis interaksi keruangan,

gerakan orang, barang dan jasa, serta perubahan-perubahan yang terjadi

sebagai hasil interaksi antara manusia dan alam.

Tujuan dari diadakannya perwilayahannya dalam geografi adalah :

a. Untuk memberikan makna atau perwilayahan dalam geografi

b. Untuk memudahkan dalam melihat potensi suatu wilayah atau

region guna pengembangan lebih lanjut

1. Regionalisasi Indonesia Dalam Berbagai Aspek

a. Region Administrasi

Secara administratif wilayah Indonesia dibagi menjadi

33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan

melepasnya Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif,

dan sejak tahun 1999 dengan lahirnya Undang-undang Nomor

22 tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region propinsi

telah menjadi 33 region). Penambahan jumlah propinsi

sebanyak 7 buah, yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri),

Propinsi Banten, Propinsi Gorontalo, Propinsi Sulawesi Tengah,

Propinsi Maluku Utara, Propinsi Irian dipecah menjadi 3

Page 9: Konsep region dan kewilayahan

9

(Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga Pulau Papua

bertambah 2 propinsi. Secara administrative luas wilayah

Indonesia adalah 5.000.000 m2, terdiri dari 2.206.833 km2

berupa daratan dan 3.000.000 km 2 berupa lautan.

b. Region Geologis

Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya

Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal kepulauan

nusantara ini. Rutten yang didukung oleh Van Bemellen

menyatakan bahwa awal pemebentukan kepulauan nusantara

dapat ditelusuri dari bukti-bukti, yakni dimulai dengan

tenggelamnya Zone Anambas, yang merupakan Kontinen

Asal, diperkirakan terjadi pada pada 300 juta tahun yang lalu

(pada kurun geologi Devon).

c. Region Fauna dan flora

Region fauna menurut para ahli berkaitan dengan kondisi

geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara dunia binatang dan

dunia tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara. Ada

3 daerah fauna di Indonesia yang pembagiannya dibatasi oleh

garis Wallace, Weber, dan Lydeker. Orang pertama yang

melakukan regionalisasi flora dan fauna di Indonesia adalah

Alfred Russel Wallace seorang ahli ilmu alam yang selama

8 tahun (1854-1862) melakukan penjelajahan di kepulauan

nusantara. Ia membatasi region berdasarkan tempat

persebarannya, yakni untuk wilayah Landas Kontinen Sunda

(wilayah Indonesia bagian barat) yang dibedakan dari region

fauna-flora di sebelah timurya. Sesuai dengan nama pemberi

batasnya, garis tersebut dinamakan Garis Wallace. Batas region

flora-fauna di sebelah timur dibuat oleh Weber, yakni untuk

membedakan flora-fauna yang berada di landas kontinen Sahul

Page 10: Konsep region dan kewilayahan

10

dengan flora-fauna di bagian timurnya. Garis tersebut

dinamakan garis Weber. Namun demikian, ternyata di landas

kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi, terutama di

Maluku-Halmahera, sehingga diberi batas dengan garis Lydeker

d. Region Budaya

Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar

budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya

Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-

lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region

budaya dapat dibuat berdasarkan unsure budaya tersebut

missal : unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-

istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.

e. Region Aktivitas Penduduk

Aktivitas utama penduduk suatu wilayah kemungkinan

berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah lainnya. Oleh

karena itu aktivitas penduduk yang biasanya diidentikkan

dengan mata pencaharian dapat dijadikan dasar untuk

melakukan regionalisasi, misalnya ada region pertanian, region

perdagangan, region nelayan, dan lain-lain.

f. Region iklim

Ada empat sifat dasar iklim di yang ditentukan oleh

faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni : pertama,

Indonesia mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan

tinggi), karena letaknya di sekitar garis katulistiwa. Kedua,

kondisi Indonesia yang berupa kepulauan, yang tentu saja

diselingi laut dan selat yang menyelingi pulau-pulau tersebut

menyebabkan perbedaan suhu harian (amplitudo) antara siang

dan malam relative kecil, mengakibatkan pula kelembaban

udara selalu tinggi. Ketiga, letak kepulauan Indonesia yang

berada diantara posisi silang Benua Asia dan Australia, dengan

Page 11: Konsep region dan kewilayahan

11

musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya angin

musim di atasnya, serta membawa pergiliran musim hujan dan

musim kemarau di kepulauan Indonesia. Di Indonesia hanya

terdapat dua musim, karena letak Indonesia yang berada

diantara garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu

matahari (disebut peredaran semu karena sesungguhnya bukan

posisi mataharinya yang berubah, tetapi posisi bumi yang

berubah terhadap matahari ketika bumi sedang berrevolusi

mengitari matahari), dimana posisi matahari ini

mempengaruhi sistem tekanan udara dan penguapan air laut

yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (hujan). Keempat,

Indonesia bebas dari angin siklon dan anti siklon, karena

angin siklon terjadi di daerah lintang ≥100 LU/LS.

C. Pusat Pertumbuhan

Ide awal tentang pusat pertumbuhan (growth poles) mula-mula

dikemukakan oleh Francois Perroux, seorang ekonom bangsa Perancis, pada

tahun 1955. Pemikiran ini muncul sebagai reaksi terhadap pandangan para

ekonom pada waktu itu seperti (Casel dan Schumpeter, dalam Sjafrizal,

2008) yang berpendapat bahwa transfer pertumbuhan antar wilayah

umumnya berjalan lancar, sehingga perkembangan penduduk, produksi dan

capital tidaklah selalu proporsional antar waktu. Akan tetapi kenyataan

menunjukkan kondisi dimana transfer pertumbuhan ekonomi antar daerah

umumnya tidaklah lancar, tetapi cenderung terkonsentrasi pada daerah-

daerah tertentu yang mempunyai keuntungan-keuntungan lokasi (Sjafrizal,

2008).

Pusat perumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang

pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dapat dijadikan sebgai pusat

pembangunan bagi daerah sekitarnya. Contoh nyata dari pusat pertumbuhan

adalah suatu kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan suami, social, dan

Page 12: Konsep region dan kewilayahan

12

budaya bagi wilayah sekitarnya. Ada beberapa factor yang mempengaruhi

pusat pertumbuhan antara lain sebagai berikut :

a. Factor lokasi/fisiografis

Merupakan factor yang menentukan perkembangan pusat

pertumbuhan. Daerah yang lokasinya strategis mempeunyai

kemungkinan lebih cepat berkembang. Factor lokasi dibedakan

menjadi dua macam yaitu, site merupakan factor yang

berhubungan dengan kondisi internal dari suatu wilayah, antara

lain bentuk wilayah, kondisi iklim, tata air, kesuburan tanah.

Situasi adalah daya jangkauan dari suatu wilayah untuk

memberikan pelayanan social terhadap wilayah-wilayah lain

disekitarnya.

b. Sumber daya alam

Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam

berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Sebagai contoh,

penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi

tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi,

memberikan kesempatan kerja, dan meningkatkan

pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap

munculnya kegiatan ekonomi penunjang.

c. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan

pusat pertumbuhan di suatu wilayah. Tenaga kerja yang

ahli, terampil, andal, kapabel, dan profesional

dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam. Pusat

pertumbuhan akan berkembang dan pembangunan

berjalan lancar apabila tersedia sumber daya manusia

yang andal.

d. Fasilitas Penunjang

Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila

Page 13: Konsep region dan kewilayahan

13

didukung oleh fasilitas penunjang yang memadai.

Beberapa fasilitas penunjang antara lain jalan, jaringan

listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut dan udara,

fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar, serta

prasarana kebersihan.

Suatu wilayah dikatakan sebagai pusat pertumbuhan apabila

wilayah tersebut memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang sangat

pesat, pembangunan serta kegiatan ekonomi yang sangat menonjol, dan

dapat memberikan pengaruh terhadap wilayah atau daerah disekitarnya.

Perkembangan ekonomi yang terjadi dapat memberikan peluang kerja

diberbagai sector dan adanya gerakan atau barang yang membawa dampak

terhadap alat transportasi, perdagangan dan jasa.

Fungsi pusat pertumbuhan secara umum yaitu, memudahkan

koordinasi, melihat perkembangan wilayah, meratakan pembangunan

diseluruh wilayah

1. Teori yang mendasari pusat pertumbuhan

a. Teori tempat yang sentral (central place theory)

Pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli geografi yang

berkebangsaan jerman pada tahun 1933 bernama Walter Cristaller.

Teorinya menitik beratkan pada menentukan banyaknya kota,

besarnya kota, dan persebaran kota dengan menggunakan 2 konsep

yaitu, jangkauan (range) yaitu, jarak yang perl ditempuh orang

untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan, ambang (threeshold)

yaitu, jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran

dan keseimbangan suplai barang. Tempat yang sentral merupakan

titik simpul dari suatu bntuk hexagonal, tempat yang sentral dapat

Page 14: Konsep region dan kewilayahan

14

berupa kota besar, pusat pembelanjaan, pasar rumah sakit, ibukota

provinsi dan kabupaten.

b. Teori kutub pertumbuhan

Teori kutub pertumbuhan atau dikenal dengan istilah growth poles

theory. Pertama kali dikemukakan oleh Perroux pada tahun 1965.

Perroux dalam penelitiannya lebih menekankan pada proses-proses

pembangunan. Pendapat teori kutub pertumbuhan adalah

pembangunan bukanlah merupakan suatu prosees yang terjadi

secara serentak, tetapi muncul di tempat-tempat tertentu dengan

kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Wilayah yang

dijadikan pusat pembangunan disebut kutub pertumbuhan

c. Teori pusat pertumbuhan

Konsep ini dikembangkan oleh seorang geograf Jerman, Jacques

Boudeville pada tahun 1966, merupakan pengembangan dari

konsep kutub pertumbuhan yang dikemukakan oleh seorang

ekonom Prancis, yaitu Francois Ferroux pada tahun 1955.

Perbedaan utama antara kedua konsep tersebut adalah konsep kutub

pertumbuhan yang membicarakan tentang kegiatan ekonomi

khususnya industry, sedangkan konsep pusat pertumbuhan yang

membicarakan tentang lokasi kegiatan ekonomi tersebar. Konsep

ini diawali pendapat bahwa kemajuan pembangunan pada suatu

Negara senantiasa berada pada kondisi yang tidak seimbang. Ada

wilayah yang mengalami kemajuan yang cepat, tetapi ada juga

wilayah yang mengalami kemajuan sangat lambat. Perbedaan

kemajuan ini disebabkan oleh perbedaan potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, maupun sumber daya keuangan.

Upaya untuk mendorong kemajuan di wilayah-wilayah yang kurang

maju dan terbelakang dapat dilakukan melalui kegiatan

pembangunan atau investasi secara besar-besaran pada salah satu

wilayah yang dianggap paling maju, yang kemudian disebut dengan

Page 15: Konsep region dan kewilayahan

15

pusat pertumbuhan. Konsep pusat pertumbuhan memperkenalkan

istilah yang berkaitan dengan timbulnya dampak positif dan

dampak negaatif interaksi tersebut yaitu :

1. Efek penetesan ke bawah (trickle down effect)

Yaitu, menjelaskan dampak positif dari kemajuan

pembangunan di pusat pertumbuhan akan mendorong

kemajuan di wilayah pingggirannya, artinya keuntungan

yang berasal dari pusat pertumbuhan. Contohnya adalah

terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang

masuk, upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat

memasarkan bahan mentah.

2. Efek perputaran ke atas (backwash effect)

Yaitu menjelaskan adanya dampak negative yang dirasakan

oleh wilayah pinggirannya. Contohnya adalah adanya

ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan

lingkungan, dan lain sebagainya.

d. Teori polarisasi ekonomi

Menurut Gunard Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat

pertumbuhan yang memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh

pinggiran. Pusat pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik

terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang

menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Dengan demikian secara

terus menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama makin

pesat (polarisasi pertumbuhan ekonomi atau polarization of

economic growth). Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini

menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep

pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi

dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal

dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan

membangun wilayah pedesaan.

Page 16: Konsep region dan kewilayahan

16

2. Pembangunan Wilayah

Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan

berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat

menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi

setiap warga yang paling humanistik.

Sedangkan menurut Anwar (2005), pembangunan wilayah

dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang

mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan

yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek

sosial ekonomi wilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan

strateginya telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi

pembangunan yang menekankan kepada pertumbuhan ekonomi,

kemudian pertumbuhan dan kesempatan kerja, pertumbuhan dan

pemerataan, penekanan kepada kebutuhan dasar (basic need approach),

pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan pembangunan yang

berkelanjutan (suistainable development). Tujuan-tujuan pembangunan

terkait dengan lima kata kunci, yaitu pertumbuhan, penguatan

keterkaitan, keberimbangan, kemandirian dan keberlanjutan.

Jakarta, Surabaya, Medan dan Makasar merupakan kota-kota di

Indonesia yang dijadikan pusat pertumbuhan. Untuk mengoordinasi dan

memantau laju pembangunan di masing-masing wilayah, Indonesia

dikelompokkan menjadi 4 wilayah pembangunan utama, keempat

wilayah pembangunan utama tersebut antara lain :

a. Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di

Medan

b. Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat

di Jakarta

c. Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat

di Surabaya

Page 17: Konsep region dan kewilayahan

17

d. Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X

berpusat di Makassar

Untuk mendukung pembangunan ekonomi yang adil dan

merata di seluruh pelosok nusantara, Indonesia dibagi menjadi sepuluh

wilayah pembangunan :

a. Wilayah I : Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan.

b. Wilayah II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di

Pekanbaru.

c. Wilayah III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka

Belitung, berpusat di Palembang.

d. Wilayah IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di

Jakarta.

e. Wilayah V : Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak.

f. Wilayah VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya.

g. Wilayah VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan

Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda.

h. Wilayah VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar.

i. Wilayah IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo,

berpusat di Manado.

j. Wilayah X : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat,

berpusat di Sorong.

3. Pengaruh pusat pertumbuhan

Kota merupakan pusat segala aktifitas baik dalam pemerintahan,

perdagangan, pendidikan, kesenian, pariwisata, dan berbagai kegiatan

lainnya. Kota sebagai pusat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang

luas terhadap perkembangan dan kemajuan bagi daerah disekitarnya.

Beberapa pengaruh tersebut dapat terlihat dari adanya perubahan yang

Page 18: Konsep region dan kewilayahan

18

terjadi di daerah hinterland termasuk desa yang lokasinya dekat dengan

kota. Pengaruh yang ditimbulkan dari pusat pertumbuhayang

berkembang di suatu wilayah sebagai berikut :

a. Pemusatan Sumber Daya Manusia

Munculnya pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan

menarik tenaga kerja yang banyak. Para pekerja dari luar

wilayah akan pindah dan menetap di wilayah pusat

pertumbuhan sehingga terjadi pemusatan penduduk atau

sumber daya manusia. Arus migrasi penduduk dari daerah

pedesaan menuju pusat per- tumbuhan atau kota di

Indonesia menunjukkan peningkatan seiring dengan

perkembangan pusat pertumbuhan atau kota itu. Sebagai

contoh, penambangan batu bara di wilayah Kalimantan

memerlukan banyak tenaga kerja dari luar wilayah.

b. Perkembangan Ekonomi

Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan

meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah itu.

Kesempatan kerja yang banyak dari berbagai bidang dan arus

barang kebutuhan hidup berdampak pada perkembangan

usaha-usaha ekonomi lain. Sebagai contoh, munculnya pusat

pertumbuhan yang berawal dari kegiatan penambangan batu

bara merangsang tumbuhnya kegiatan- kegiatan ekonomi lain,

seperti warung makan, pasar, penginapan, toko kelontong,

usaha transportasi, dan tempat hiburan. Dari usaha

transportasi sendiri akan mendorong tumbuhnya penjualan

alat-alat transportasi dan perbengkelan.

Banyak penduduk pendatang dan penduduk lokal membuka

usaha atau melakukan kegiatan ekonomi di wilayah

pusat pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Mereka bekerja sebagai wiraswastawan, pedagang,

Page 19: Konsep region dan kewilayahan

19

karyawan, buruh, dan penjualan jasa. Kawasan industri,

perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan pertanian

merupakan wilayah yang dapat dikembangkan menjadi

pusat-pusat pertumbuhan. Kegiatan ekonomi yang

berkembang di wilayah pusat pertumbuhan akan

meningkatkan kesejahteraan penduduk.

c. Perubahan Sosial Budaya

Wilayah pusat pertumbuhan cenderung memiliki penduduk

yang makin padat. Kepadatan penduduk yang meningkat

serta kemajuan komunikasi dan transportasi akan

berpengaruh pada ke hidupan sosial budaya

penduduknya .

Page 20: Konsep region dan kewilayahan

20

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Wilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang

mempunyai sifat khas sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara

kompleks lahan , air udara flora .fauna dan manusia.

Perwilayahan adalah usaha untuk membagi permukaan bumi

tertentu dan tujuan tertentu pula. Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang

mempunyai pertumbuhan sangat pesat disegala bidang yang dapat

mempengaruhi kawasan sekelilingnya. Faktor yang mempengaruhi pusat

pertumbuhan, Faktor alam: iklim, tanah, air,mineral, faktor budaya :

IPTEK, industri, sarana transportasi, faktor sosial : pendidikan, kesehatan.

B. Saran

Berdasarkan penjelasan makalah di atas, penulis sangat bangga

menjadi warga negara Indonesia, dengan beribu-ribu pulau, kebudayaan

dan daerah-daerah yang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Oleh

karena itu penulis menyarankan agar kita semua sebaiknya menjaga

kelestarian kehidupan kita, agar tercipta suasana yang damai, tenang dan

sejahtera, dan untuk masa depan anak cucu kita nanti.

Page 21: Konsep region dan kewilayahan

21

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Robinson. (2008). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Edukatif HTS. (2008). Modul Geografi. Surakarta; Hayati Tumbuh subur.

http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-74983.pdf (diakses, 12 Maret

2014)

http://eprints.undip.ac.id/32955/1/JURNAL.pdf (diakses, 12 Maret 2014)

http://www.damandiri.or.id/file/sulistionoipbbab2.pdf (diakses, 12 Maret

2014)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35082/3/Chapter%20II.pdf

(diakses, 12 Maret 2014)