164
SILABUS DAN DESAIN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN LATIHAN MANAJEMEN KEWILAYAHAN (KAPOLSEK) BAHAN BELAJAR (HANJAR) Disusun dalam rangka Pelatihan Manajemen Kewilayahan Para Kapolsek TIM GADIK GEL. III (TIGA) KA TIM AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. 1

Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

SILABUS DAN DESAIN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN

LATIHAN MANAJEMEN KEWILAYAHAN (KAPOLSEK)

BAHAN BELAJAR (HANJAR)

Disusun dalam rangka Pelatihan Manajemen Kewilayahan Para Kapolsek

TIM GADIK GEL. III (TIGA)KA TIM AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH.

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBIJAMBI 2016

KATA PENGANTAR

1

Page 2: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Alhamdulillah, Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyusun materi bahan belajar (hanjar) pelatihan

manajemen kewilayahan bagi para kapolsek yang berjudul “Pelatihan Manajemen Kewilayahan (

Kapolsek) ”.

Penulisan materi Hanjar ini bertujuan untuk memenuhi atau sebagai prosedur, syarat

dan ketentuan yang harus dilengkapi oleh tenaga pendidik (Gadik) SPN Polda Jambi, sebelum

menyampaikan program latihan pembelajaran kepada siswa latihan para Kapolsek pada waktu

yang telah ditentukan. Perlu diketahui bersama bahwa materi ini adalah materi hanjar perdana,

artinya baru pertama kali diselenggarakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran manajemen

kewilayahan bagi para Kapolsek, dan sebagai dasar ataupun rujukan materi belum ada serta

belum dibuat. Oleh karena itu sebagai wujud rasa tanggung jawab dan pengabdian pada dunia

pendidikan terutama pendidikan Polri, maka penulis / penyusun memberanikan diri untuk tampil

mempersembahkan naskah bahan belajar (Hanjar) ini

Tersusunnya bahan belajar (hanjar) ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak, maka penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Kepala Sekolah Polisi Negara (KA SPN) Polda Jambi, AKBP TJUK WINARKO,SH,MH.

selalu motivator yang secara tulus dan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan dalam

dalam penyelesaian penulisan bahan belajar (Hanjar) ini;

2. Rekan para tenaga pendidik (Gadik) SPN Polda Jambi, yang turut memberikan saran

masukan untuk lebih berbobotnya bahan belajar ini;

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua rekan-

rekan tenaga pendidik (gadik) , yang telah memberikan semangat dan motivasi yang diiringi doa

tulus-ikhlas, sehingga kegiatan pendidikan Penulis berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas pengertiannya,

semua tim yang telah mempercayakan kepada ketua tim untuk menyelesaikan bahan mengajar

tersebut. Berkat kesabaran dan ketulusannya selalu memberikan semangat agar segera

menyelesaikan hanjar tepat pada waktunya.

Dengan semua dorongan semangat dan doanya sehingga kegiatan pembelajaran,

pengajaran dan pelatihan yang Penulis selenggarakan berjalan sesuai dengan rencana.

Akhirnya materi bahan belajar (hanjar) pelatihan manajemen kewilayahan bagi para kapolsek

yang berjudul “Pelatihan Manajemen Kewilayahan ( Kapolsek)” ini Penulis persembahkan

2

Page 3: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

kepada semua pihak / rekan Gadik SPN Polda Jambi yang berkenan untuk menggunakan bahan

belajar (hanjar) ini.

Penulis berusaha berbuat nyata untuk dunia pendidikan Polri, dengan semboyan “

Berbuat, dan berbuat daripada berdiam diri, lebih baik menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

daripada merenungkan diri dan tidak bergerak alias tidak menghasilkan sesuatu apapun”, “Tidak

ada gading yang tak retak”, artinya penulis merasa jauh dari kesempurnaan dan itulah apa

adanya saya berusaha untuk mempersembahkan karya Hanjar ini. Semoga amal dan partisipasi

semua pihak, baik yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dapat mendapatkan keridhoan

dari Allah SWT.

Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

walaupun hanya berupa pemikiran-pemikiran yang sederhana, namun paling tidak dapat

menambah cakrawala pemikiran, pandangan dalam penyempurnaan materi bahan belajar

(hanjar) pelatihan manajemen kewilayahan bagi para kapolsek yang berjudul “Pelatihan

Manajemen Kewilayahan ( Kapolsek) Amin.

Jambi, 7 April 2016

GADIK MADYA selaku

Ketua Tim

Dadang Djoko Karyanto,SIP,SH,MH. AKBP NRP.72120646

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR…....…........…….......……….....…….....….........…...................................2

3

Page 4: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

DAFTAR ISI……………………………………….……….............. ............................................3

BAB I TUGAS POKOK FUNGSI DAN PERAN-PERAN KAPOLSEK DAN PARA

PEJABATNYA PADA LEVEL POLSEK/TAA. Kompetensi Dasar ................................................................................................11

B. Indikator Hasil Belajar ...........................................................................................11

C. Apa Tugas Pokok Kapolsek/ Ta?..........................................................................12

D. Apa fungsi Kapolsek?..........................................................................................12

E. Apa saja kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta?................................13

BAB II PENJABARAN PEMAHAMAN KAPOLSEK TENTANG MANAJEMEN OPERASIONAL POLSEK

A. Kompetensi Dasar................................................................................................19

B. Indikator Hasil Belajar...........................................................................................19

C. Jelaskan bagian-bagian apa saja yang menunjukkan Manajemen Operasional

Polsek tugas pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari Perkap No. 23 Tahun

2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata

Kerja(SOTK) : ................................................................................

..............................................20

D. Apakah itu manajemen, Jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC) menurut teori

dan konsep George R Terry? ..............................................................................34

E. Pertanyaan berikutnya adalah jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC) George R

Terry terkait manajemen operasional polsek?..35

1. Planning (Perencanaan)..................................................................................36

2. Organizing (Pengorganisasian).......................................................................37

3. Actuating (Penggerakan).................................................................................39

4. Controlling (Pengendalian/ Pengawasan).......................................................39

F. Jelaskan manajemen operasional Polri (MOP) mendasari Perkap No.9 tahun 2011

tentang manajemen operasi kepolisian; .............................................................42

BAB III KEPEMIMPINAN A. Kompetensi Dasar...........................................................................................78

B. Indikator Hasil Belajar.....................................................................................78

C. Jelaskan teori, dan prinsip kepemimpinan .....................................................79

1. Teori-teori kepemimpinan............................................................................79

2. Prinsip Kepemimpinan................................................................................81

E. Pendekatan Kepemimpinan...............................................................................82

4

Page 5: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

F. Jelaskan tentang arti pemimpin dan kepemimpinan..........................................83

1. Faktor-faktor penting...................................................................................87

2. Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan.............................................88

J. Jelaskan tugas, dan peranan pemimpin.............................................................90

1. Tugas pemimpin.........................................................................................90

2. Peranan Pemimpin.....................................................................................91

BAB V KARAKTERISTIK WILAYAH TUGASA. Kompetensi Dasar................................................................................................101

B. Indikator Hasil Belajar...........................................................................................101

C. Jelaskan Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi, Letak Wilayah dan Topografi, Klimatologi, Penggunaan Lahan, Potensi Wilayah, Demografi Penduduk............................................................................................................102

1. Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi...................................102

2. Letak Wilayah dan Topografi...................................................................103

3. Klimatologi...............................................................................................105

4. Penggunaan Lahan..................................................................................106

5. Potensi Wilayah........................................................................................107

6. Demografi Penduduk................................................................................108

D. Mengapa Polisi perlu mengetahui Adat Istiadat suatu daerah/tempat....................109

1. Pengertian Adat Istiadat............................................................................110

2. Polisi perlu ( harus ) mengetahui Adat Istiadat suatu daerah /

setempat...................................................................................................110

3. Latar Belakang Hukum Adat Jambi...........................................................110

4. Tujuan Hukum Adat Jambi.......................................................................112

5. Dasar-dasar Hukum Adat Jambi...............................................................113

6. Hukum Tanah Adat..................................................................................116

7. Tanah Margo...........................................................................................117

8. Semboyan masing-masing daerah dalam wilayah Provinsi Jambi

................................................................................................................119

BAB VI TERAMPIL MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KAPOLSEKA. Kompetensi Dasar...............................................................................................120

B. Indikator Hasil Belajar..........................................................................................121

C. Jelaskan apa itu Polsek dan mengapa perlu adanya komunikasi sosial serta

manajemen kesan.............................................................................................122

D. Polsek menerapkan Sistem manajemen bagi pelayanan umum.........................126

E. Penerapan Analisa SWOTdalam Menganalisa Permasalahan..................127

5

Page 6: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

1. Strenghts (kekuatan)..........................................................................128

2. Weaknesses (Kelemahan)..................................................................128

3. Opportunity (kesempatan)..................................................................129

4. Threat (ancaman)...............................................................................129

5. SWOT untuk organisasi......................................................................130

F. Perihal Terampil dalam melaksanakan tupoksi Kapolsek.....................................131

1. Kapolsek.........................................................................................................131

2. Kanit Intel Polsek............................................................................................132

3. Kanit Binmas (Babinkamtibmas).....................................................................132

4. Kanit Sabhara (Turjawali)...............................................................................132

5. Kanit Reskrim (Upaya Pengalihan Hukum)..................................................132

G. Studi kasus sebagai bahan diskusi.....................................................................133

1. Sengketa Lahan.............................................................................................133

2. Sengketa Agama............................................................................................134

3. Sengketa Adat................................................................................................134

4. Konflik Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Sumber Mulya Dengan Desa Kota

Raja Kecamatan Pelepat Ilir, Bungo...............................................................135

5. Konflik Agama Kehadiran Tarekat Naqsabandiah..........................................136

BAB V P E N U T U PA. Kesimpulan...............................................................................................137

B. Saran........................................................................................................137

DAFTAR PUSTAKA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAMBI SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

LATIHAN MANAJEMEN KEWILAYAHAN (KAPOLSEK)

Umum

Bahwa berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Polres dan Polsek, kesatuan Polri tingkat Polsek/Ta sebagai kesatuan tingkat

kewilayahan menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

6

Page 7: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Terkait peran strategis Polsek/Ta sebagai salah satu unsur pelaksana tugas tingkat

Kewilayahan yang berada di bawah Kapolres/Ta, yang bertugas menyelenggarakan tugas pokok

Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain

dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka tugas

Polsek saat ini dan kedepan dihadapkan kepada tantangan tugas yang tidak semakin ringan

namun sebaliknya semakin multi kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas

Polres/Ta kedepan, antara lain menyangkut peran Polsek/Ta sebagai pelaksana tugas pokok

Polri ditingkat kewilayahan.

Dalam rangka kesamaan visi persepsi dan pola tindak yang sama terhadap

implementasi penyelenggaraan dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat,

serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, maka dipandang perlu membuat/ menyusun naskah Latihan Manajemen

Kewilayahan (Kapolsek), artinya bagaimana tentang tata cara menerapkan strategi manajemen

dalam pengelolaan Polsek, bagaimana cara bertindaknya Kapolsek, bagaimana personil

seksi/fungsi polsek/ta, selain itu juga membahas bagaimana cara mengatur secara tegas dan

jelas reaktualisasi kegiatan harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat secara terpadu,

tertib dan terkoordinasi setiap seksi dan fungsi/unit Polsek.

Dengan penyusunan membuat/ menyusun naskah Latihan Manajemen Kewilayahan

(Kapolsek), terkait manajemen operasional polsek (MOP)” dimaksud adalah terkandung sebagai

media pembelajaran dan pedoman dasar manajemen untuk mengatur polsek/Ta , kemudian

sebagai acuan / kerangka kerja bagi unsur pelaksanaan dilapangan maupun staf pada tingkat

Polsek dalam melaksanakan berbagai kegiatan harkamtibmas dan pelayanan terhadap

masyarakat untuk menciptakan situasi yang kondusif dan meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat yang mempedomani kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

terintegrasi.

Sebagai dasar dan pedoman implementasi bagi unsur pelaksana tugas tingkat

Kewilayahan Polsek/ Ta dalam pelaksanaan manajemen operasional (MOP) dan tata cara

bertindak bagi personil seksi/fungsi pada tingkat Polsek, sehingga lebih terkoordinasi, efektif,

efisien dan dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat umum di wilayah hukum Polsek/ta

pada Polres/ta jajaran Polda Jambi.

Selain itu untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari Manajemen Operasional Polsek

(MOP) ini agar dapat dengan mudah dipahami oleh seluruh personil Polsek/ Ta.

7

Page 8: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Dengan diberikannya materi Pelatihan Manajemen Operasional Polsek (MOP)

diharapkan mampu menerapkan dasar manajemen untuk mengatur polsek/Ta , kemudian

sebagai acuan / kerangka kerja bagi unsur pelaksanaan dilapangan maupun staf pada tingkat

Polsek dalam melaksanakan berbagai kegiatan harkamtibmas dan pelayanan terhadap

masyarakat.

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menjamin pemahaman tentang Manajemen

Operasional Polsek (MOP) hubungan tata cara kerja dan bertindak personil Seksi/Fungsi Polsek/

Ta, sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan. Untuk memastikan penerapan Prinsip

dasar Manajemen Operasional Polsek (MOP) guna terwujudnya persamaaan Visi, Persepsi,

Kesatuan Tindak dan Keseragaman dalam tindakan dilapangan pada pelaksanaan Tata Cara

Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek/ Ta.

Sebagai Pedoman atau kerangka kerja Polsek /Ta pada Polres/Ta jajaran Polda Jambi

agar selalu mendasari prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Naskah Latihan Manajemen

Kewilayahan (Kapolsek) mendasari pedoman manajemen operasional polsek (mop) dan

hubungan tata cara kerja dan bertindak personil Seksi/Fungsi Polsek/Ta ” dalam setiap kegiatan,

tugas pokok, fungsi dan perannya. Untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan harkamtibmas dan

pelayanan yang diberikan oleh Polsek/ Ta yang sudah sesuai dengan keinginan masyarakat

dalam mendukung terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif dan mendapatkan pelayanan

yang prima.

Harapannya semoga dengan dibuatnya Bahan Ajar Latihan Manajemen Kewilayahan

(Kapolsek), ini dapat menghasilkan personel yang memiliki kemampuan mengendalikan, menata,

menjalankan manajemen operasional polsek secara tertib dan profesional.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi untuk lulusannya yang diharapkan adalah :

1. Memahami tugas pokok dan fungsi para Kapolsek.

2. Memahami dan mampu melaksanakan Manajemen Operasional Polri (MOP), baik dalam

kegiatan Kepolisian dan operasional Kepolisian;

3. Memahami teori dan prinsip kepemimpinan.

4. Memahami manajemen fungsi teknis Polri.

5. Memahami karakteristik wilayah tugas.

6. Terampil melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai Kapolsek.

8

Page 9: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

BAB I

TUGAS POKOK FUNGSI DAN PERAN-PERAN KAPOLSEK DAN PARA PEJABATNYA PADA LEVEL POLSEK/TA

A. Kompetensi DasarMemahami tentang memahami tugas pokok dan fungsi para Kapolsek/Ta, artinya para

Kapolsek harus mengetahui tupoksinya dan memiliki kemampuan dasar Manajemen Operasional

Polsek bagi para Kapolsek dalam mengendalikan peran dan tugas personilnya serta

harkamtibmas pada wilayah hukumnya di tingkatan kewilayahan.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas rambu-rambu atau

parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai (capaian dalam proses) dalam

peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan dan telah ditentukan dalam program

pendidikan dan pelatihan tahun anggaran (prodiklat T.A.) antara lain :

1. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan, apa tugas pokok Kapolsek/ Ta?

2. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan, apa fungsi Kapolsek?

3. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan, apa saja kegiatan yang harus

dilakukan oleh Kapolsek/Ta?

9

Page 10: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

4. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan apa Tugas Pokok Polsek/ Ta jajaran

Polres/Ta diwilayah hukum Polda Jambi?

5. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan masing-masing Seksi dan Unit?

Polsek adalah lini institusi Polri terdepan pada satuan kewilayahan, yang bersentuhan

langsung dengan masyarakat, berkewajiban untuk memberikan pelayanan terdepan setiap ada

kejadian pelanggaran masyarakat, kasus kriminal, permasalahan konflik sosial, sengketa lahan

dan pertanahan, termasuk segala aktifitas undangan dan perijinan yang menyangkut urusan

dinamika kegiatan masyarakat.1

Polsek adalah institusi Polri yang berada pada tingkat kecamatan yang berkewajiban

memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat, dan melalui perangkat

Babinkamtibmas berperan untuk menampung segala permasalahan dan memberikan solusinya

sehingga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dapat terjaga.

C. Apa Tugas Pokok Kapolsek/ Ta?Tugas pokok Kapolsek/Ta adalah bertugas memimpin, membina, mengatur dan

mengendalikan satuan Organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksanaan kewilayahan

dalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan markas serta memberikan saran pertimbangan

kepada Kapolres yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.2

D. Apa fungsi Kapolsek?Fungsi Kapolsek adalah Pengawasan, pengendalian, pemimpin dan pembina satuan

organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana kewilayahan dalam jajarannya termasuk

kegiatan pengamanan markas. Kemudian memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres

yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.

E. Apa saja kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta?Kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta antara lain adalah sebagai berikut:

1. Memberikan arahan dan kebijakan strategis Polsek di bidang pembinaan maupun

operasional di lingkungan unsur Pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas

pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

2. Memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan pembantu pelaksana pimpinan,

unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

1 AKBP Dadang Djoko Karyanto, Latihan Manajemen Kewilayahan (Kapolsek), SPN Polda Jambi,Jambi, 2016, hal. 14.

2 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort Dan Kepolisian Sektor, Mabes Polri, Jakarta.

10

Page 11: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

3. Menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di bidang

operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok,

unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

4. Pimpinan Gelar Tingkat Polsek : Kapolsek/Waka/Kaunit (disesuaikan dengan kebutuhan dan

kepentingan gelar perkara).

F. Tugas Pokok Polsek/Ta jajaran Polres/Ta jajaran diwilayah hukum Polda Jambi. Tugas pokok Polsek/Ta adalah bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain

dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.3

Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Polsek/ Ta Polres/Ta diwilayah

hukum Polda Jambi tersebut diatas, diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan efektif

selaras dengan kewenangan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak

Personil Seksi/Fungsi Polsek /Ta dengan perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan

Unit. Pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek /Ta dengan perincian

tugas selektif di masing-masing Seksi dan Unit sebagai berikut :4

1. Unit Provos memiliki peran dan fungsi antara lain adalah:

a. Berfungsi sebagai unsur pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri.

b. Berfungsi sebagai unsur penegakan disiplin dan ketertiban personel Polsek.

c. Berfungsi sebagai unsur pengamanan internal, dalam rangka penegakan disiplin

dan kode etik profesi Polri.

d. Berfungsi sebagai unsur pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap

personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan hukuman disiplin dan kode

etik profesi.

e. pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah melaksanakan hukuman

berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian yang dilakukan

2. Seksi Umum memiliki fungsi antara lain adalah:

a. perencanaan kegiatan, pelayanan administrasi umum serta ketatausahaan dan

urusan dalam antara lain kesekretariatan dan kearsipan di lingkungan Polsek.

b. pelayanan administrasi personel dan sarpras.

c. pelayanan markas antara lain pelayanan fasilitas kantor, rapat, protokoler untuk

upacara, dan urusan dalam di lingkungan di lingkungan Polsek.

3 Ibid, hal 32.4 Ibid, hal 36.

11

Page 12: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

d. perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.

3.Seksi Humas memiliki fungsi antara lain adalah: :

a. pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan dan dokumentasi kegiatan

yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Polsek.

b. pengelolaan dan penyajian informasi sebagai bahan publikasi kegiatan Polsek.

6. Seksi Hukum :

a. pemberian pelayanan bantuan hukum kepada kesatuan dan personel Polsek

beserta keluarganya.

b. pemberian pendapat dan saran hukum.

c. penyuluhan hukum kepada personel Polsek dan masyarakat serta pembinaan

hukum di lingkungan Polsek.

5. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) :

a. pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara lain dalam

bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat

Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan

Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian

(SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat Izin Keramaian.

b. pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain

Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), Turjawali, dan

pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah.

c. pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi, antara lain telepon,

pesan singkat, faksimile, jejaring sosial (internet).

d. pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian laporan harian

kepada Kapolsek.

6. Unit Intelkam :

a. pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan dan produk intelijen di

lingkungan Polsek.

b. pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya

deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning), pengembangan

jaringan informasi melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen.

c. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau

informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat

kecamatan/kelurahan.

d. pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan

serta penyusunan produk intelijen.

12

Page 13: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

e. penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil

analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

f. pemberian pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan

masyarakat lainnya, penerbitan SKCK kepada masyarakat yang memerlukan,

serta melakukan pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya.

7. Unit Reskrim :

a. pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.

b. pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik

sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

c. pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan.

8. Unit Binmas :

a. pelaksanaan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam

rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan

peraturan perundang-undangan.

b. pembinaan dan penyuluhan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen

masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak.

c. pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan Polmas yang meliputi

pengembangan kemitraan dan kerja sama antara Polsek dengan masyarakat

dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan serta organisasi non pemerintah.

9. Unit Sabhara :

a. pelaksanaan tugas Turjawali;

b. penyiapan personel dan peralatan untuk kepentingan tugas patroli, pengamanan

unjuk rasa, dan pengendalian massa.

c. pemeliharaan ketertiban umum berupa penegakan hukum Tipiring dan

pengamanan TPTKP.

d. penjagaan dan pengamanan markas.

10. Unit Lantas :

a. pembinaan partisipasi masyarakat di bidang lalu lintas melalui kerja sama lintas

sektoral dan Dikmaslantas.

b. pelaksanaan Turjawali lalu lintas dalam rangka Kamseltibcarlantas

c. pelaksanaan penindakan pelanggaran serta penanganan kecelakaan lalu lintas

dalam rangka penegakan hukum.

11. Unitpolair :

13

Page 14: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

a. menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan, yang meliputi patroli perairan,

penegakan hukum di perairan, pembinaan masyarakat pantai dan perairan

lainnya.

b. Unitpolair menyelenggarakan fungsi pelaksanaan patroli, pengawalan,

penegakan hukum di wilayah perairan, dan pembinaan masyarakat pantai di

daerah hukum Polsek, dan pelaksanaan transportasi kepolisian di perairan.

Unitpolair dipimpin oleh Kanitpolair yang bertanggung jawab kepada Kapolsek

dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

BAB II

14

Page 15: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

PENJABARAN PEMAHAMAN KAPOLSEK TENTANG MANAJEMEN OPERASIONAL POLSEK

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami dan mampu melaksanakan Manajemen Operasional

Polri (MOP), baik dalam kegiatan Kepolisian dan operasional Kepolisian. Artinya para Kapolsek

wajib memahami dan memiliki kemampuan dasar Manajemen Operasional Polri serta mampu

melaksanakan dalam mengendalikan peran dan tugas personilnya serta harkamtibmas pada

wilayah hukumnya di tingkatan kewilayahan baik dalam kegiatan Kepolisian dan operasional

Kepolisian.

B. Indikator Hasil Belajar. Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas rambu-rambu atau

parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai (capaian dalam proses) dalam

peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan dan telah ditentukan dalam program

pendidikan dan pelatihan tahun anggaran (prodiklat T.A.) antara lain :

1. Mampu menjelaskan bagian-bagian yang menunjukkan Manajemen Operasional Polsek,

tugas pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja(SOTK)?

2. Mampu menjelaskan fungsi dasar Manajemen (POAC) George R Terry, terkait manajemen

operasional polsek(MOP);

3. Mampu menjelaskan manajemen operasional Kepolisian (MOK) mendasari Perkap No.9

tahun 2011 tentang manajemen operasi kepolisian;

Polsek merupakan lini institusi Polri terdepan pada satuan kewilayahan, yang

bertugas bersentuhan langsung dengan masyarakat, berkewajiban untuk memberikan pelayanan

terdepan setiap ada kejadian pelanggaran masyarakat, kasus kriminal, permasalahan konflik

sosial, sengketa lahan dan pertanahan, termasuk segala aktifitas undangan dan perijinan yang

menyangkut urusan dinamika kegiatan masyarakat. Sehubungan perihal diatas maka Polsek

sengaja dibentuk dan patut berada di tengah kehidupan masyarakat pada tingkatan kecamatan,

maka Polsek tersebut memiliki perangkat organisasi.

Karena Polsek adalah sebuah organisasi pada tataran kewilayahan tingkat kecamatan,

maka Polsek harus diisi dengan personil yang memiliki kualifikasi kemampuan komunikasi

sosial (komsos).

Polsek merupakan institusi Polri yang berada pada tingkat kecamatan yang

berkewajiban memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat, dan melalui

perangkat Babinkamtibmas berperan untuk menampung segala permasalahan dan memberikan

solusinya sehingga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Sehubungan dengan bahasan

15

Page 16: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

tersebut diatas, maka keberadaan organisasi Polsek juga memiliki dasar yang tertera di dalam

Peraturan Kaplri Nomor. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja(SOTK)

tingkat Polres.

C. Jelaskan bagian-bagian apa saja yang menunjukkan Manajemen Operasional Polsek tugas pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja(SOTK) :

Bagian yang menunjukkan Manajemen Operasional Polsek tugas pokok dan fungsi

Polsek/ta mendasari Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja

(SOTK) adalah sebagai berikut Manajemen Operasional Polsek/ta tertera di dalam Bagian

Kedua, tentang Susunan Organisasi pada pasal 80, susunan organisasi Polsek terdiri dari,

unsur pimpinan, unsur pengawas, unsur pelayanan dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana

tugas pokok, dan unsur pelaksana tugas Kewilayahan.

Pada pasal 81, unsur pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf a, terdiri dari

Kepala Polsek (Kapolsek) dan Wakil Kepala Polsek (Wakapolsek).

Pasal 82 unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf b, yaitu Unit Provos.

Pasal 83, unsur pelayanan dan pembantu pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80

huruf c, terdiri dari, Seksi Umum (Sium), Seksi Hukum (Sikum), dan Seksi Hubungan

Masyarakat (Sihumas).

Pasal 84 unsur pelaksana tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf d, terdiri

dari SPKT, Unit Intelijen Keamanan (Unitintelkam), Unit Reserse Kriminal (Unitreskrim), Unit

Pembinaan Masyarakat (Unitbinmas), Unit Samapta Bhayangkara (Unitsabhara), Unit Lalu Lintas

(Unitlantas), dan Unit Polisi Perairan (Unitpolair).

Pasal 85 unsur pelaksana tugas Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf e

yaitu Kepolisian Subsektor (Polsubsektor).

Bagian ketiga unsur pimpinan paragraf 1 Kapolsek pasal 87(1) Kapolsek sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 81 huruf a merupakan pimpinan Polsek yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kapolres. (2) Kapolsek bertugas memimpin, membina, mengawasi, mengatur dan

mengendalikan

satuan organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana kewilayahan dalam jajarannya

termasuk kegiatan pengamanan

markas, dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres yang terkait dengan

pelaksanaan tugasnya.

Paragraf 2 Wakapolsek pasal 88 (1) Wakapolsek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 huruf

b merupakan unsur pimpinan Polsek yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

16

Page 17: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Kapolsek. (2) Wakapolsek bertugas membantu Kapolsek dalam melaksanakan tugasnya dengan

mengawasi, mengatur, mengendalikan, dan mengkoordinir pelaksanaan tugas seluruh satuan

organisasi Polsek, dalam batas kewenangannya memimpin Polsek dalam hal Kapolsek

berhalangan, dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolsek dalam hal pengambilan

keputusan berkaitan dengan tugas pokok Polsek.

Pasal 89 menyebutkan tipe polsek antara lain Polsek Tipe Metropolitan, Polsek Tipe Urban, dan

Polsek Tipe Rural, Kapolsek

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakapolsek.

Bagian Keempat adalah unsur pengawas yaitu Unit Provos pasal 90 (1) Unit Provos

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 merupakan unsur pengawas yang berada di bawah

Kapolsek. (2) Unit Provos bertugas melaksanakan pembinaan disiplin, pemeliharaan ketertiban,

termasuk pengamanan internal, dalam rangka penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri dan

pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri,

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unit Provos

menyelenggarakan fungsi pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku

dan tindakan personel Polri, penegakan disiplin dan ketertiban personel Polsek, pengamanan

internal, dalam rangka penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri, pelaksanaan pengawasan

dan penilaian terhadap personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan hukuman disiplin

dan kode etik profesi, dan pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah melaksanakan

hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian yang dilakukan.

Pasal 91Unit Provos dipimpin oleh Kanit Provos yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 93 Unit Provos dalam melaksanakan tugas dibantu oleh perwira, Unit Pengamanan

Internal (Unitpaminal), yang bertugas melakukan pengamanan internal dalam rangka penegakan

disiplin dan/atau kode etik profesi Polri, pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah

melaksanakan hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian, dan Unit Provos, yang

bertugas melakukan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan

tindakan personel Polri, penegakan

disiplin dan ketertiban personel Polsek, serta pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap

personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan hukuman disiplin dan/atau kode etik profesi

Polri. Pasal 94 Unit Paminal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 huruf a, hanya terdapat

pada Polsek Tipe Metropolitan.

Bagian Kelima unsur Pelayanan dan Pembantu Pimpinan Paragraf 1 Sium Pasal 95 (1) Sium

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf a merupakan unsur staf pembantu pimpinan dan

17

Page 18: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

pelayanan yang berada di bawah Kapolsek. (2) Sium bertugas menyelenggarakan perencanaan,

pelayanan administrasi umum, ketatausahaan dan urusan dalam, pelayanan markas, perawatan

tahanan serta pengelolaan barang bukti di lingkungan Polsek. (3) Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sium menyelenggarakan fungsi perencanaan kegiatan,

pelayanan administrasi umum serta ketatausahaan dan urusan dalam antara lain kesekretariatan

dan kearsipan di lingkungan Polsek, pelayanan administrasi personel dan sarpras, pelayanan

markas antara lain pelayanan fasilitas kantor, rapat, protokoler untuk upacara, dan urusan dalam

di lingkungan di lingkungan Polsek; dan perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.

Pasal 96 Sium dipimpin oleh Kasium yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 97 Sium dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Urusan Perencanaan Administrasi

(Urrenmin), yang bertugas melakukan

perencanaan kegiatan dan administrasi personel serta sarpras, Urusan Tata Urusan Dalam

(Urtaud), yang bertugas melakukan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan dan urusan

dalam, kearsipan, dan pelayanan markas di lingkungan Polsek. Kemudian Urusan Tahanan dan

Barang Bukti (Urtahti), yang bertugas melakukan perawatan tahanan dan pengelolaan barang

bukti.

Paragraf 2 Sikum Pasal 98 (1) Sikum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf b merupakan

unsur pelayanan dan pembantu pimpinan yang berada di bawah Kapolsek. (2) Sikum bertugas

memberikan pelayanan bantuan hukum, pendapat dan

saran hukum, penyuluhan hukum serta pembinaan hukum di lingkungan Polsek. (3) Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sikum menyelenggarakan fungsi

pemberian pelayanan bantuan hukum kepada kesatuan dan personel Polsek beserta

keluarganya, pemberian pendapat dan saran hukum, dan penyuluhan hukum kepada personel

Polsek dan masyarakat serta pembinaan hukum di lingkungan Polsek. Pasal 99 Sikum dipimpin

oleh Kasikum yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-

hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 100 Sikum dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sub Seksi Bantuan Hukum

(Subsibankum), yang bertugas memberikan

pelayanan bantuan hukum kepada kesatuan dan personel Polsek beserta keluarganya, dan Sub

Seksi Penerapan Hukum (Subsirapkum), yang bertugas memberikan pendapat dan saran

hukum, pembinaan serta penyuluhan hukum. Pasal 101 Sikum sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 83 huruf b, hanya terdapat pada Polsek Tipe Metropolitan dan Polsek Tipe Urban.

Paragraf 3 Sihumas Pasal 102 (1) Sihumas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf c

merupakan unsur pelayanan dan pembantu pimpinan yang berada di bawah Kapolsek. (2)

18

Page 19: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Sihumas bertugas mengumpulkan, mengolah data dan menyajikan informasi serta dokumentasi

yang berkaitan dengan tugas Polsek.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sihumas

menyelenggarakan fungsi pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan dan dokumentasi

kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Polsek; dan pengelolaan dan penyajian

informasi sebagai bahan publikasi kegiatan Polsek.

Pasal 103 Sihumas dipimpin oleh Kasihumas yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 104 Sihumas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sub Seksi Dokumentasi dan

Peliputan (Subsidokliput), yang bertugas mendokumentasikan dan meliput informasi yang

berkaitan dengan tugas Polsek, dan Sub Seksi Publikasi (Subsipublikasi), yang bertugas

melaksanakan pengelolaan informasi dan mempublikasikan informasi kegiatan yang berkaitan

dengan penyampaian berita di lingkungan Polsek. Pasal 105 Sihumas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 83 huruf c, hanya terdapat pada Polsek Tipe Metropolitan, Polsek Tipe Urban dan

Polsek Tipe Rural.

Bagian Keenam unsur Pelaksana Tugas Pokok Paragraf 1 SPKT Pasal 106 (1) SPKT

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf a merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang

berada di bawah Kapolsek. (2) SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara

terpadu terhadap laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta

memberikan pelayanan informasi. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), SPKT menyelenggarakan fungsi pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara

terpadu, antara lain dalam bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi

(STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan

Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda

Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat Izin Keramaian, pengkoordinasian dan pemberian

bantuan serta pertolongan, antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP),

Turjawali, dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, c. pelayanan

masyarakat melalui surat dan alat komunikasi, antara lain telepon, pesan singkat, faksimile,

jejaring sosial (internet), pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan penyiapan registrasi pelaporan,

penyusunan dan penyampaian laporan harian kepada Kapolsek. Pasal 107 SPKT dipimpin oleh

Ka SPKT yang bertanggung jawab kepada Kapolsek, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

di bawah kendali Wakapolsek.

Paragraf 2 Unitintelkam Pasal 108 (1) Unitintelkam sebagaimana dimaksud Pasal 84 huruf b

merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. (2) Unitintelkam

19

Page 20: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

bertugas menyelenggarakan fungsi intelijen di bidang keamanan meliputi pengumpulan bahan

keterangan/informasi untuk keperluan deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning), dalam rangka pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,

serta pelayanan perizinan, (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Unitintelkam menyelenggarakan fungsi pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan

dan produk intelijen di lingkungan Polsek, pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan

guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning),

pengembangan jaringan informasi melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen,

pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi

sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan, pendokumentasian dan

penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan serta penyusunan produk intelijen,

penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil analisis setiap

perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan, dan pemberian pelayanan dalam

bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya, penerbitan SKCK kepada

masyarakat yang memerlukan, serta melakukan pengawasan dan pengamanan atas

pelaksanaannya. Pasal 109 Unitintelkam dipimpin oleh Kanitintelkam yang bertanggung jawab

kepada Kapolsek, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 110 khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitintelkam dalam melaksanakan tugas

dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang bertugas melakukan pembinaan

kegiatan intelijen dalam bidang keamanan, dan mengumpulkan, menyimpan, dan melakukan

pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan

pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan, pendokumentasian dan penganalisisan terhadap

perkembangan lingkungan serta penyusunan produk intelijen untuk mendukung kegiatan Polsek,

dan pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen Perwira Unit Administrasi (Panitmin),

yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan, memberikan

pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya, surat

pemberitahuan kegiatan politik, dan SKCK kepada masyarakat yang membutuhkan, dan

melakukan pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya, dan Sub Unit (Subnit), yang

bertugas melaksanakan tugas-tugas operasional meliputi kegiatan operasional intelijen dasar

guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning),

pengembangan jaringan informasi dan penyusunan prakiraan intelijen dan menyajikan hasil

analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

Paragraf 3 Unitreskrim Pasal 111 (1) Unitreskrim sebagaimana dimaksud Pasal 84 huruf c

merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. (2) Unitreskrim

bertugas melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindakpidana, termasuk fungsi identifikasi.

20

Page 21: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitreskrim

menyelenggarakan fungsi, pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, pelayanan

dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagai pelaku maupun korban

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan pengidentifikasian untuk

kepentingan penyidikan. Pasal 112 Unitreskrim dipimpin oleh Kanitreskrim yang bertanggung

jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 113 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitreskrim dalam melaksanakan tugas

dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang bertugas melakukan pembinaan

pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, menganalisis kasus beserta

penanganannya, Perwira Unit Administrasi (Panitmin), yang bertugas melaksanakan kegiatan

administrasi penyidikan dan ketatausahaan, Sub Unit Identifikasi (Subnitident), yang bertugas

melakukan identifikasi untuk kepentingan penyidikan, dan Sub Unit, yang bertugas melakukan

penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di daerah hukum Polsek, dan memberikan pelayanan

dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagai pelaku maupun korban

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 4 Unitbinmas Pasal 114 (1) Unitbinmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf d

merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. (2) Unitbinmas

bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat meliputi kegiatan pemberdayaan Polmas,

ketertiban masyarakat dan kegiatan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa,

serta kegiatan kerja sama dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. (3) Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitbinmas menyelenggarakan

fungsi a. pelaksanaan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka

peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-

undangan, pembinaan dan penyuluhan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen

masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak, dan pemberdayaan peran serta

masyarakat dalam kegiatan Polmas yang meliputi pengembangan kemitraan dan kerja sama

antara Polsek dengan masyarakat dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan serta organisasi

non pemerintah.

Pasal 115 Unitbinmas dipimpin oleh Kanitbinmas yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 116 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitbinmas dalam melaksanakan tugas

dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang bertugas merencanakan dan

menyelenggarakan administrasi kegiatan operasional pembinaan Masyarakat, Sub Unit

Pembinaan Perpolisian Masyarakat (Subnitbinpolmas), yang bertugas memberdayakan peran

21

Page 22: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

serta masyarakat dan kegiatan Polmas, yang meliputi pengembangan kemitraan dan kerja sama

antara Polsek dengan masyarakat dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan serta organisasi

non pemerintah dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat. Sub Unit Pembinaan Ketertiban Masyarakat (Subnitbintibmas), yang

bertugas melakukan pembinaan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen

masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak; dan Sub Unit Pembinaan Keamanan

Swakarsa (Subnitbinkamsa), yang bertugas melaksanakan koordinasi dan pembinaan teknis

terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka meningkatkan kesadaran dan

ketaatan masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5 Unitsabhara Pasal 117 (1) Unitsabhara sebagaimana dimaksud Pasal 84 huruf e

merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. (2) Unitsabhara

bertugas melaksanakan Turjawali dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi

pemerintah, objek vital, TPTKP, penanganan Tipiring, dan pengendalian massa dalam rangka

pemeliharaan keamanan

dan ketertiban masyarakat serta pengamanan markas. (3) Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitsabhara menyelenggarakan fungsi pelaksanaan tugas

Turjawali, penyiapan personel dan peralatan untuk kepentingan tugas patroli, pengamanan unjuk

rasa, dan pengendalian massa, pemeliharaan ketertiban umum berupa penegakan hukum

Tipiring dan pengamanan TPTKP, dan penjagaan dan pengamanan markas. Pasal 118

Unitsabhara dipimpin oleh Kanitsabhara yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 119 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitsabhara dalam melaksanakan tugas

dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang bertugas mengendalikan kegiatan

Turjawali, penegakan hukum Tipiring, TPTKP dan pengamanan markas, Perwira Unit

Administrasi (Panitmin), yang bertugas merencanakan dan menyelenggarakan administrasi

umum yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Unitsabhara, Sub Unit Patroli

(Subnitpatroli), yang bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali, penegakkan hukum Tipiring dan

TPTKP, dan Sub Unit Pengendalian Massa (Subnitdalmas), yang bertugas melaksanakan

pengamanan unjuk rasa dan pengendalian massa serta melaksanakan kegiatan penjagaan dan

pengamanan markas.

Paragraf 6 Unitlantas Pasal 120 (1) Unitlantas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf f

merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. (2) Unitlantas

bertugas melaksanakan Turjawali bidang lalu lintas, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan

penegakan hukum di bidang lalu lintas. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

22

Page 23: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

pada ayat (2), Unitlantas menyelenggarakan fungsi, pembinaan partisipasi masyarakat di bidang

lalu lintas melalui kerja sama lintas sektoral dan Dikmaslantas, pelaksanaan Turjawali lalu lintas

dalam rangka Kamseltibcarlantas, dan pelaksanaan penindakan pelanggaran serta penanganan

kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum. Pasal 121 Unitlantas dipimpin oleh

Kanitlantas yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 122 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitlantas dalam melaksanakan tugas

dibantu oleh, Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang bertugas melaksanakan dan

mengendalikan Dikmaslantas dan kerja sama di bidang lalu lintas, Perwira Unit Administrasi

(Panitmin) yang bertugas merencanakan dan menyelenggarakan administrasi umum yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Unitlantas, Sub Unit Kecelakaan (Subnitlaka), yang

bertugas menangani kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum, dan Sub Unit

Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli (Subnitturjawali), yang bertugas melaksanakan

kegiatan Turjawali dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum dan Kamseltibcarlantas.

Paragraf 7 Unitpolair Pasal 123 Unitpolair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf g

merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. Unitpolair bertugas

menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan, yang meliputi patroli perairan, penegakan hukum

di perairan, pembinaan masyarakat

pantai dan perairan lainnya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Unitpolair menyelenggarakan fungsi pelaksanaan patroli, pengawalan, penegakan hukum di

wilayah perairan, dan pembinaan masyarakat pantai di daerah hukum Polsek, dan pelaksanaan

transportasi kepolisian di perairan. Pasal 124 Unitpolair dipimpin oleh Kanitpolair yang

bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

Bagian Ketujuh unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan Pasal 125

Polsubsektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 merupakan unsur pelaksana tugas

kewilayahan yang berada di bawah Kapolsek. Pasal 126 Polsubsektor bertugas

menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, dan pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pasal 127 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 126, Polsubsektor berfungsi penyelenggaraan patroli dan pengamanan kegiatan

masyarakat dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta penegakan

hukum Tipiring, pemberian pelayanan kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk penerimaan

23

Page 24: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

dan penanganan laporan/pengaduan, pemberian bantuan dan pertolongan termasuk

pengamanan kegiatan masyarakat, pemberdayaan peran serta masyarakat melalui Polmas

dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, guna terwujudnya kemitraan

serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri, dan penyelenggaraan administrasi

umum dan ketatausahaan. Pasal 128 Polsubsektor dipimpin oleh Kapolsubsektor yang

bertanggung jawab kepada Kapolsek.

Pasal 129 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Polsubsektor

dibantu oleh Urusan Administrasi (Urmin), yang bertugas menyelenggarakan administrasi umum

dan ketatausahaan di lingkungan Polsubsektor. Unit Patroli, yang bertugas melaksanakan patroli

dan pengamanan kegiatan masyarakat, serta penegakan hukum tindak pidana ringan, dan Unit

Pelayanan Masyarakat (Unityanmas), yang bertugas memberikan pelayanan kepolisian kepada

masyarakat, dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan, pemberian bantuan

dan pertolongan termasuk pengamanan kegiatan masyarakat, serta melakukan pemberdayaan

peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, guna terwujudnya kemitraan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap

Polri.

D. Apakah itu manajemen, Jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC) menurut teori dan konsep George R Terry?

Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau ketatalaksanaan untuk mencapai

suatu tujuan dengan melibatkan orang lain. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan

tertentu. Ada banyak fungsi manajemen yang diungkapkan oleh para ahli manajemen, seperti :

Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding (Pemberian Komando),

Coordinating (Pengkoordinasian), Controlling (Pengawasan) oleh Henry Fayol; Planning

(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan Pegawai), Directing

(Pembinaan Kerja), Coordinating (Pengkoordinasian), Reporting (Pelaporan), Budgeting

(Anggaran) oleh Luther Gullick; Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing

(Penyusunan Pegawai),Directing (Pembinaan Kerja), Controlling (Pengawasan) oleh Harold

Koontz dan Cyril O’Donnel; dan beberapa ahli manajemen lagi.

24

Page 25: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Namun dalam materi ini akan memuat fungsi manajemen yang lebih sederhana dan bersifat

menyeluruh oleh George R. Terry, yakni POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controlling).

Mengapa POAC ? Karena POAC merupakan fungsi manajemen yang bersifat umum dan meliputi

keseluruhan proses manajerial. Banyak para ahli yang menambah banyak pengertian dari fungsi-

fungsi manajemen, namun diantara banyak tambahan tersebut, didalamnya sudah termasuk

keempat fungsi yang diperkenalkan oleh George R Terry, yakni Perencanaan, Pengorganisasian,

Penggerak dan Pengawasan.

Menejemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui

usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan

sumber-sumber daya. Dengan kata lain menejemen tidak lain daripada usaha meleksanakan

hal-hal tertentu melalui manusia.5

Kapolsek harus berperan menjalankan manajemen dibidang pengorganisasian antara

lain berkewajiban menyatukan berbagai tipikal pemikiran manusia dalam hal ini adalah anggota

dan staf polsek yang dipimpinnya, Kapolsek harus mampu menumbuhkan pemikiran loyalitas

bawahan terhadap pekerjaannya, institusi dimana mereka bekerja (polsek), tumbuhnya loyalitas

anggota /staf kepada atasan/ Kapolsek, kemudian Kapolsek harus mampu membuat situasi

harmoni dalam kehidupan organisasi polsek.

E. Pertanyaan berikutnya adalah jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC) George R Terry terkait manajemen operasional polsek?

Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Polsek/ Ta Polres/Ta

diwilayah hukum Polda Jambi tersebut diatas, diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi

dan efektif selaras dengan kewenangan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan Tata Cara

Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek /Ta dengan perincian tugas selektif di masing-masing

Seksi dan Unit. Pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek /Ta dengan

perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan Unit sebagai berikut :

1. PLANNING (PERENCANAAN)Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk

mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan

sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala

keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah

awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan,

5 George R.Terry alih bahasa DR.Winardi,SE. by Richard D Irwin, Asas-Asas Menejemen, Edisi

Kedelapan, Penerbit Alumni/1986/Bandung Kota Pos 272.Bandung, 1977,hal.4

25

Page 26: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

maka segala sumber daya dalam organisasi polsek difokuskan pada pencapaian tujuan

organisasi.

Seksi Umum memiliki fungsi antara lain adalah: perencanaan kegiatan, artinya Sium

berupaya membantu Kapolsek/ Wakapolsek didalam menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan

dan sebagai bahan laporan masukan tentang berbagai rencana kebutuhan tingkat polsek ke

Kapolres terutama kepada Kabag perencanaan (Bagren Polres yang memiliki peran sebagai

subbagian Program dan Anggaran (Subbagprogar) membantu menyusun rencana jangka sedang

dan jangka pendek Polres, antara lain Renstra, Rancangan Renja, dan Renja; dan membantu

menyusun rencana kebutuhan anggaran Polres dalam bentuk RKA-KL, DIPA, penyusunan

penetapan kinerja, KAK atau TOR, dan RAB. Subbagian Pengendalian Anggaran

(Subbagdalgar), berperan membantu dalam membuat administrasi otorisasi anggaran tingkat

Polres dan menyusun LRA dan membuat laporan akuntabilitas kinerja Satker). Sium dipimpin

oleh Kasium yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-

hari di bawah kendali Wakapolsek

2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang

terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-

orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu

dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian

tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah

mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam

kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.

Artinya seorang pemimpin dalam hal ini adalah Kapolsek harus mampu

mengorganisir dan mengakomodir seluruh kepentingan-kepentingan anggota, staf Polsek, baik

yang sejalan/ kooperatif ataupun personil yang berseberangan dengan kebijakan Kapolsek,

memberdayakan segenap kemampuan, mengatur mekanisme kerjanya, sehingga seluruh

komponen menjadi guyup, selaras, teratur, bersedia diperintah dan harmonis.

Tugas Kapolsek/Ta adalah memimpin, membina, mengatur dan mengendalikan satuan

Organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksanaan kewilayahan dalam jajarannya termasuk

kegiatan pengamanan markas. Artinya Kapolsek menjalankan peran pengorganisasian

(Organizing), hal ini dapat dilihat secara rinci berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh

Kapolsek/Ta antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mempedomani dan melaksanakan Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja(SOTK) adalah sebagai berikut Manajemen Operasional Polsek/ta tertera di

26

Page 27: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

dalam bagian Kedua, tentang Susunan Organisasi pada pasal 80, susunan organisasi

Polsek terdiri dari, unsur pimpinan, unsur pengawas, unsur pelayanan dan pembantu

pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, dan unsur pelaksana tugas Kewilayahan. Aplikasi

dan wujud nyata dalam pelaksanaan tugas kesehariannya mendasari SOTK Perkap No. 23

tahun 2010 yang merupakan cerminan pelaksanaan struktur organisasi polsek yang

terpajang di dinding Mapolsek/Ta;

Pada pasal 81, unsur pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf a, terdiri dari

Kepala Polsek (Kapolsek) dan Wakil Kepala Polsek (Wakapolsek);

2. Memberikan arahan dan kebijakan strategis Polsek di bidang pembinaan maupun

operasional di lingkungan unsur Pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas

pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

3. Memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan pembantu pelaksana pimpinan,

unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

4. Menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di bidang

operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok,

unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

5. Pimpinan Gelar Tingkat Polsek : Kapolsek/Waka/Kaunit (disesuaikan dengan

kebutuhan dan kepentingan gelar perkara).

3. ACTUATING (PENGGERAKAN)Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan

pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya

Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja

organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap

pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan

kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang

telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk

bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

Kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta yang sejalan dengan fungsi actuating

(penggerak) antara lain adalah Memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan

pembantu pelaksana pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur

pelaksana tugas kewilayahan. Kapolsek menggerakkan unit-unit opsnal dalam menciptakan

situasi yang kondusif di wilayah hukum polsek tersebut.

4. CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas

organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila diperlukan dapat mengadakan koreksi. Dengan

27

Page 28: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud

pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan

pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka

dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata

tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak

dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan,

pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan

antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan

perkembangan lingkungan sekitar organisasi.

Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan

organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi

penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif

sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya

pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Polsek/Ta adalah sebuah organisasi, tugas Kapolsek adalah mengakomodir fungsi

pengawasan/ pengendalian (controlling) antara lain adalah Kapolsek menerima laporan

pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di bidang operasional dari unsur

pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur

pelaksana tugas kewilayahan. Melalui fungsi Unit Provos, Kapolsek melaksanakan peran dan

tugasnya antara lain adalah:

1. Berfungsi sebagai unsur pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku

dan tindakan personel Polri.

2. Berfungsi sebagai unsur penegakan disiplin dan ketertiban personel Polsek.

3. Berfungsi sebagai unsur pengamanan internal, dalam rangka penegakan disiplin dan kode

etik profesi Polri.

4. Berfungsi sebagai unsur pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel Polsek

yang sedang dan telah menjalankan hukuman disiplin dan kode etik profesi.

5. pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah melaksanakan hukuman berdasarkan

hasil pengawasan dan penilaian yang dilakukan

Melalui tugas dan fungsi Unit Intelkam, Kapolsek berperan :

1. pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan dan produk intelijen di lingkungan

Polsek.

2. pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya deteksi dini

(early detection) dan peringatan dini (early warning), pengembangan jaringan informasi

melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen.

28

Page 29: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

3. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal

organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan.

4. pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan serta

penyusunan produk intelijen.

5. penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil analisis setiap

perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

6. pemberian pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya,

penerbitan SKCK kepada masyarakat yang memerlukan, serta melakukan pengawasan dan

pengamanan atas pelaksanaannya.

Petunjuk bagi suksesnya menejerial terkait 4 (empat) macam saran sederhana antara

lain adalah sebagai berikut: 1. Ketahuilah tujuan-tujuan institusi/organisasi, 2.pilihlah bawahan

yang efektif, 3. Lakukan tindakan delegasi dengan jalan menyuruh para bawahan mengambil

keputusan-keputusan dalam bidang pekerjaan mereka masing-masing dan, 4. Lakukanlah

penelitian untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang dicapai, memuaskan.

Daftar lain meliputi tindakan-tindakan antara lain adalah sebagai berikut:1. Pilihlah

anggota-anggota kelompok saudara dengan cermat , 2.memotivasikan mereka,3.kembangkanlah

komunikasi yang baik, 4. Usahakanlah untuk mencapai hubungan antar perorangan yang efektif

antar mereka, 5. Usahakanlah agar konflik-konflik antara para anggota kelompok seminimal

mungkin.6

Kapolsek juga berperan menggerakkan unit-unit opsnal yang dimiliki oleh Polsek dalam

melakukan kegiatan pengawasan/ pengendalian (controlling) kegiatan masyarakat, artinya

pengawasan/ pengendalian (controlling) yang dilakukan oleh Kapolsek dan perangkat unit-unit

Polsek adalah dalam rangka cipta kondisi kamtibmas yang kondusif.

F. Jelaskan manajemen operasional Polri (MOP) mendasari Perkap No.9 tahun 2011 tentang manajemen operasi kepolisian;

Perkap Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen Operasi Kepolisian (Mok), Bab I

(satu) Ketentuan Umum Pasal 1 (ayat 2-16), dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

2. Manajemen Operasi Kepolisian adalah suatu proses penyusunan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalam rangka melaksanakan operasi

kepolisian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

3. Rencana Operasi yang selanjutnya disingkat Renops adalah suatu produk perencanaan

yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan operasi kepolisian yang berisi situasi,

tugas pokok, pelaksanaan, pengendalian, administrasi, personel, sarana prasarana dan

anggaran.

6 Ibid, hal.10

29

Page 30: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Operasi Kepolisian adalah serangkaian tindakan Polri dalam rangka pencegahan,

penanggulangan, penindakan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat

(Kamtibmas), serta penanganan bencana yang diselenggarakan dalam kurun waktu,

sasaran, cara bertindak (CB), pelibatan kekuatan dan dukungan sumber daya tertentu oleh

beberapa fungsi kepolisian dalam bentuk satuan tugas (Satgas).

4. Sasaran Operasi Kepolisian adalah bentuk potensi gangguan, ambang gangguan dan

gangguan nyata tertentu yang ditanggulangi dengan operasi kepolisian.

5. Potensi Gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah situasi/kondisi yang merupakan

akar masalah dan/atau faktor stimulan/pencetus yang berkorelasi erat terhadap timbulnya

AG atau gangguan Kamtibmas.

6. Ambang Gangguan yang selanjutnya disingkat AG adalah suatu situasi/kondisi Kamtibmas

yang apabila tidak dilakukan tindakan kepolisian, dikhawatirkan akan menimbulkan GN.

7. Gangguan Nyata yang selanjutnya disingkat GN adalah gangguan berupa kejahatan,

pelanggaran hukum atau bencana yang dapat menimbulkan kerugian harta benda, jiwa-

raga maupun kehormatan.

8. Target Operasi yang selanjutnya disingkat TO adalah sasaran yang dipertajam

berdasarkan skala prioritas dan dapat diukur untuk ditangani, dicapai dalam

penyelenggaraan operasi kepolisian.

10. Kontinjensi adalah suatu kejadian yang muncul secara tiba-tiba yang tidak dapat

diprediksikan (unpredictable), dapat menimbulkan gangguan Kamtibmas yang disebabkan

oleh faktor alam, manusia dan hewan.

11. Kuratif adalah CB yang dilakukan dalam operasi kepolisian berbentuk pertolongan dan

penyelamatan.

12. Rehabilitasi adalah suatu upaya yang dilakukan dalam operasi kepolisian untuk

memulihkan atau mengembalikan keadaan atau situasi keamanan dan ketertiban seperti

keadaan semula.

13. Direktif adalah persetujuan, petunjuk dan arahan dari penanggung jawab kebijakan operasi

mengenai bentuk operasi, sandi operasi, waktu operasi dan sumber anggaran yang akan

digunakan untuk menyelenggarakan operasi kepolisian.

14. Perintah Operasi yang selanjutnya disingkat PO adalah dokumen administrasi operasi

kepolisian yang berisikan jenis, sandi dan waktu dimulainya operasi kepolisian.

15. Surat perintah pelaksanaan operasi yang selanjutnya disingkat Sprinlakops adalah

perintah kepada para petugas yang dilibatkan dalam operasi kepolisian untuk

melaksanakan operasi kepolisian dengan sandi, waktu dan rincian tugas tertentu.

16. Latihan Praoperasi yang selanjutnya disingkat Latpraops adalah pelatihan yang berupa

teori dan praktek dalam rangka kesiapan sebelum pelaksanaan operasi kepolisian.

30

Page 31: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Tujuan peraturan MOK tertera di Pasal 2, Dapat kita lihat Tujuan peraturan MOK antara lain

adalah sebagai berikut:

a. sebagai pedoman bagi pelaksana fungsi operasional Polri dalam operasi kepolisian;

b. agar operasi kepolisian dapat terselenggara secara efektif dan efisien; dan

c. agar sasaran dan TO dapat dicapai sesuai rencana operasi.

Prinsip-prinsip dalam Manajemen Operasi Kepolisian tertera di dalam Pasal 3. Prinsip-prinsip

dalam Manajemen Operasi Kepolisian, meliputi:

a. integratif, yaitu melibatkan beberapa fungsi kepolisian dan unsur-unsur di luar Polri yang

dilandasi sikap saling memahami peran dan tugas masing-masing;

b. proporsional, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilakukan harus seimbang dengan

tugas, sasaran dan target dalam operasi kepolisian;

c. akuntabilitas, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan harus dapat

dipertanggungjawabkan;

d. efektif dan efisien, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan dengan

mempertimbangkan keseimbangan yang wajar antara hasil yang akan dicapai dengan

upaya, sarana prasarana dan anggaran yang digunakan;

e. proaktif, yaitu pelaksanaan tugas operasi kepolisian dilakukan secara lebih aktif untuk

menuntaskan TO yang telah ditentukan; dan

f. non diskriminatif, yaitu setiap anggota Polri wajib menghormati dan menjunjung tinggi hak

asasi manusia dan perlakuan yang sama kepada setiap orang yang dilayani.

Pedoman dasar manajemen operasi kepolisian, tertera didalam Bab 2 Manajemen Operasi

Kepolisian, Bagian Kesatu tentang , Pedoman Dasar , Pasal 4. Pedoman dasar manajemen

operasi kepolisian, meliputi:

a. penetapan sasaran;

b. waktu operasi;

c. penentuan CB;

d. pelibatan kekuatan;

e. dukungan anggaran; dan

f. pengawasan dan pengendalian.

Di dalam Pasal 5, ayat 1-4 antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Penetapan sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, merupakan kegiatan

yang direncanakan berdasarkan perkiraan khusus (Kirsus) intelijen, selanjutnya ditetapkan

sasaran atau objek yang akan dihadapi.

31

Page 32: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(2) Sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan melalui analisis bentuk

sasaran, waktu, tempat dan aspek-aspek yang menyertainya, selanjutnya dipertajam

dalam TO.

(3) TO sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. orang;

b. benda atau barang;

c. lokasi atau tempat;

d. kegiatan;

e. perkara; dan

(4) TO sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a. perkiraan keadaan khusus intelijen;

b. TO dapat dicapai dan dituntaskan selama operasi berlangsung; dan

c. TO dapat diukur secara kuantitatif dan/atau kualitatif.

Pasal 6, menjelaskan tentang waktu operasi, dan penetapan lama waktu operasi kepolisian,

antara lain tertera di dalam ayat :

(1) Waktu operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, merupakan jumlah hari

yang ditetapkan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian.

(2) Penetapan lama waktu operasi kepolisian disesuaikan dengan bentuk, sasaran, TO dan

anggaran yang tersedia.

Di dalam Pasal 7 membahas tentang penentuan CB, CB digolongkan dalam bentuk CB tehnis,

CB taktis antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Penentuan CB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, merupakan urutan tindakan

yang dipilih dalam pelaksanaan operasi kepolisian dengan memperhatikan resiko

kegagalan yang paling kecil.

(2) CB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. preemtif;

b. preventif;

c. represif;

d. kuratif; dan/atau

e. rehabilitasi.

(3) Cara Bertindak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digolongkan dalam bentuk :

a. Cara Bertindak tehnis; dan

b. Cara Bertindak taktis.

32

Page 33: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(4) CB tehnis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan CB yang telah diatur

dalam masing-masing Peraturan Fungsi Kepolisian.

(5) CB taktis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan CB dari Satgas yang

bersifat taktis kepolisian terhadap TO yang ditangani dan penerapannya disesuaikan

dengan situasi di lapangan.

Di dalam Pasal 8 menyatakan bahwa, Pelibatan kekuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

huruf d yang diorganisir dalam setiap operasi kepolisian, harus memperhatikan:

a. Sasaran atau TO;

b. Cara Bertindak (CB);

c. kemampuan personel;

d. sarana dan prasarana; dan

e. anggaran.

Di dalam Pasal 9 menyebutkan bahwa:

(1) Dukungan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, merupakan

anggaran yang mendukung kebutuhan operasi kepolisian.

(2) Anggaran penyelenggaraan operasi kepolisian sudah tersedia sebelum operasi

dilaksanakan (cash on hand).

Didalam Pasal 10 menyebutkan bahwa : Pengawasan dan pengendalian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf f, merupakan bagian dari kegiatan manajemen operasi agar

dinamika operasi kepolisian dapat terselenggara sesuai dengan perencanaan yang telah

ditetapkan.

Bagian Kedua, adalah Jenis, pada Pasal 11, menyatakan bahwa Jenis operasi kepolisian, terdiri

dari:

a. operasi kepolisian terpusat; dan

b. operasi kepolisian kewilayahan.

Didalam Pasal 12 menjelaskan bahwa

(1) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a merupakan

operasi kepolisian yang manajemen operasinya diselenggarakan oleh Mabes Polri.

(2) Operasi Kepolisian Terpusat meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Mabes Polri secara mandiri;

b. Mabes Polri yang melibatkan personel satuan kewilayahan (Satwil); dan

c. Mabes Polri dan Satwil.

33

Page 34: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(3) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan

operasi yang diselenggarakan oleh Mabes Polri tanpa melibatkan Satwil.

(4) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan

operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh Mabes Polri dengan melibatkan

personel dari Satwil sebagai anggota Satgas.

(5) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan

operasi yang diselenggarakan oleh Mabes Polri dan Satwil, yang masing-masing

melaksanakan fungsi manajemen dengan bentuk dan waktu operasi ditetapkan oleh

Mabes Polri.

Pada Pasal 13 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b

dilaksanakan pada tingkat:

a. Polda; dan

b. Polres.

(2) Operasi Kepolisian Kewilayahan merupakan operasi kepolisian yang manajemen

operasinya diselenggarakan oleh Polda dan Polres.

(3) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi

operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Polda secara mandiri;

b. Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkan personel Polres; dan

c. Polda dan Polres.

(4) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan

operasi yang diselenggarakan secara mandiri oleh Polda.

(5) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan

operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh Polda dengan back up dari Mabes

Polri dan/atau melibatkan personel Polres sebagai anggota Satgas.

(6) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c

merupakan operasi kepolisian yang manajemen operasinya diselenggarakan oleh Polda

dan Polres.

Pasal 14 menyebutkan bahwa :

(1) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b

meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Polres secara mandiri; dan

b. Polres yang diback up Polda.

(2) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan

operasi yang diselenggarakan secara mandiri oleh Polres.

34

Page 35: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(3) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan

operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh Polres dengan back up dari Polda

sebagai anggota Satgas.

Sifat, Pasal 15, artinya pada pasal tersebut menyatakan “Sifat operasi kepolisian”:

a. terbuka; atau

b. tertutup.

Didalam Pasal 16 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi Kepolisian Terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a merupakan

operasi kepolisian yang dapat dipublikasikan dan mengedepankan tindakan preemtif dan

preventif.

(2) Operasi Kepolisian Tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b merupakan

operasi kepolisian yang dapat dipublikasikan secara terbatas dengan mengedepankan

tindakan intelijen dan/atau represif.

Bagian Keempat, ,Bentuk, Pasal 17 menyebutkan bahwa:

(1) Bentuk operasi kepolisian, meliputi:

a. operasi intelijen;

b. operasi pengamanan kegiatan;

c. operasi pemeliharaan keamanan;

d. operasi penegakan hukum;

e. operasi pemulihan keamanan; dan

f. operasi kontinjensi.

(2) Operasi intelejen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diselenggarakan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

Didalam Pasal 18, menyebutkan bahwa :

(1) Operasi pengamanan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b

merupakan operasi kepolisian yang diselenggarakan oleh Polri berkaitan dengan kegiatan

masyarakat dan/atau pemerintah yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan

secara nyata dan dapat mengganggu/menghambat perekonomian dan/atau sistem

pemerintahan.

(2) Operasi pengamanan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan operasi

kepolisian yang bersifat terbuka dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan

pada sasaran AG, penentuan TO secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dengan CB

preventif.

35

Page 36: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Didalam Pasal 19 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi pemeliharaan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)

huruf c merupakan operasi kepolisian yang kegiatannya mengedepankan tindakan

pencegahan dan penangkalan, melalui kegiatan pembinaan masyarakat, simpatik, dalam

rangka meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.

(2) Operasi pemeliharaan keamanan merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbuka

dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan pada sasaran PG, AG, dan TO

kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CB preemtif, preventif, represif dan represif non

yustisial (persuasif edukatif).

Didalam Pasal 20 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi penegakan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d

merupakan operasi kepolisian yang dilaksanakan berkaitan dengan penanggulangan

berbagai gangguan keamanan berupa kejahatan konvensional, transnasional, kejahatan

terhadap kekayaan negara serta kejahatan yang berimplikasi kontinjensi.

(2) Operasi penegakan hukum merupakan operasi kepolisian yang bersifat tertutup dengan

mengedepankan polisi tidak berseragam, diarahkan pada sasaran GN, TO kuantitatif,

dengan CB represif (penegakan hukum).

Didalam Pasal 21 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi pemulihan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf e

merupakan operasi kepolisian yang diselenggarakan untuk pemulihan situasi Kamtibmas

yang terganggu akibat konflik sosial yang meluas, kejahatan yang berintensitas tinggi dan

dapat mengganggu stabilitas Kamtibmas.

(2) Operasi pemulihan keamanan merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbuka

dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan pada sasaran AG dan GN, TO

kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CB preventif dan represif (penegakan hukum).

Didalam Pasal 22 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi kontinjensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf f merupakan

operasi kepolisian yang dilaksanakan untuk menangani kejadian/ peristiwa yang muncul

secara mendadak, berkembang secara cepat dan meluas sehingga mengganggu stabilitas

keamanan dalam negeri.

(2) Operasi kontinjensi merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbuka dan/atau tertutup,

diarahkan pada sasaran AG, GN, TO kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CB preventif,

represif, kuratif dan rehabilitatif.

36

Page 37: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Pada Bagian Kelima, terdapat Fungsi Manajemen Operasi, Pasal 23 menyebutkan bahwa:

“Fungsi Manajemen Operasi Kepolisian diselenggarakan melalui tahap (Renorlakdal)”:

a. perencanaan;

b. pengorganisasian;

c. pelaksanaan; dan

d. pengendalian.

Pada Bab III Operasi Kepolisian Terpusat Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 24 yang

menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes

Polri secara mandiri, dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. penyusunan direktif Kapolri tentang rencana penyelenggaraan operasi kepolisian;

b. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Baintelkam Polri;

c. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

d. penyusunan rencana Teknologi Informasi (TI) dibuat oleh Divisi TI Polri;

e. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

f. penyusunan surat perintah pelaksanaan operasi (Sprinlakops);

g. penyusunan rencana latihan (Renlat) dan penyelenggaraan latihan praoperasi

(Latpraops);

h. penyusunan dan pengiriman PO;

i. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

j. penyusunan hubungan dan tata cara kerja (HTCK) operasi kepolisian;

k. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

l. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

m. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi kepolisian sesuai

kebutuhan; dan

n. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan panel data

dalam bentuk digital.

Didalam Pasal 25 menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes

Polri dengan melibatkan personel kewilayahan, dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. melaksanakan tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;

b. memerintahkan Kapolda untuk menyiapkan kebutuhan personel, sarana dan prasarana

yang akan dilibatkan dalam operasi;

37

Page 38: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

c. menerima penyerahan personel kewilayahan yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dari

Kapolda; dan

d. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian terpusat dengan surat

perintah yang ditandatangani oleh Asops Kapolri.

Didalam Pasal 26 menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes

Polri dan Satwil, dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Mabes Polri melaksanakan tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;

b. Satwil melaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. penyusunan Kirsus intelijen oleh Dit Intelkam Polda dan/atau Satintelkam Polres;

2. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

3. penyusunan rencana TI dibuat oleh Bid TI Polda dan TI Polres;

4. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

5. penyusunan Sprinlakops;

6. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

7. penyusunan dan pengiriman PO;

8. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

9. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

10. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

11. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

12. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi kepolisian

sesuai kebutuhan; dan

13. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan panel

data dalam bentuk digital.

Didalam Pasal 27 menyebutkan bahwa :

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian terpusat tercantum dalam lampiran “A”

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedua, adalah Pengorganisasian Pasal 28 menyebutkan bahwa:Pengorganisasian penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat meliputi:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Kepala Perencanaan dan Pengendalian Operasi (Karendalops);

d. Kepala Operasi (Kaops);

e. Wakil Kepala Operasi (Wakaops);

38

Page 39: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

f. Kepala Sekretariat Operasi (Kasetops);

g. Kepala Pusat Data Operasi (Kapusdataops); dan

h. Kepala Satuan Tugas (Kasatgas).

Didalam Pasal 29 menyebutkan bahwa:

Pejabat yang mengawaki operasi terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes Polri secara mandiri

dan/atau melibatkan personel kewilayahan, sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolri;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolri;

c. Karendalops dijabat oleh Asops Kapolri;

d. Kaops dijabat oleh fungsi yang dikedepankan pada tingkat Mabes Polri; dan

e. Wakaops, Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat fungsi yang

dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Didalam Pasal 30 menyebutkan bahwa:

(1) Sebutan pejabat operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes Polri dan

Satwil, untuk membedakannya di belakang nama jabatan dalam struktur organisasi

operasi ditambahkan pusat (pus), daerah (da), atau Polres (res).

(2) Pejabat operasi tingkat Mabes Polri dan Satwil pada operasi kepolisian terpusat sebagai

berikut:

a. tingkat Mabes Polri:

1. Penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Kapolri;

2. Wakil penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Wakapolri;

3. Karendalopspus dijabat oleh Asops Kapolri;

4. Kaopspus dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan; dan

5. Wakaopspus, Kasetopspus, Kapusdataopspus dan Kasatgaspus dijabat oleh

pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

b. tingkat Polda:

1. Kaopsda dijabat oleh Kapolda;

2. Wakaopsda dijabat oleh Wakapolda;

3. Karendalopsda dijabat oleh Karoops Polda; dan

4. Kasetopsda, Kapusdataopsda dan Kasatgasda dijabat oleh pejabat fungsi

yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

c. tingkat Polres:

1. Kaopsres dijabat oleh Kapolres;

2. Wakaopsres dijabat oleh Wakapolres;

3. Karendalopsres dijabat oleh Kabagopsres; dan

39

Page 40: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

4. Kasetopsres, Kapusdataopsres dan Kasatgasres dijabat oleh pejabat fungsi

yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pada Pasal 31 menyatakan:

Struktur organisasi operasi kepolisian terpusat tercantum dalam lampiran ”B” yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Ketiga Pelaksanaan Pasal 32, menyebutkan bahwa

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat dilaksanakan dengan tahapan

kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat rencana kegiatan (Rengiat) Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telah ditetapkan;

d. memonitor, memetakan, dan ploting kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat perkiraan cepat (Kirpat) apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan

CB dan pelibatan kekuatan bila diperlukan;

g. membuat analisa dan evaluasi (Anev) harian atau mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepada penanggung jawab

kebijakan operasi kepolisian melalui Karendalops.

Pada Bagian Keempat, Pengendalian, Pasal 33 menyebutkan bahwa:

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat dilaksanakan dengan tahapan

kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat atau voice data video

(teleconfrence);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian yang berpedoman pada standar keberhasilan operasi kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada penanggung jawab operasi melalui

Karendalops dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah operasi berakhir,

dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

40

Page 41: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Pada Bab IV, Operasi Kepolisian Kewilayahan Tingkat Polda, Bagian Kesatu, Perencanaan,

Pasal 34 menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polda secara mandiri dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. melaporkan kepada Kapolri tentang rencana penyelenggaraan operasi kepolisian;

b. penyusunan dan pengiriman direktif Kapolda kepada Kasatwil dan/atau Kasatker yang

akan dilibatkan dalam operasi kepolisian;

c. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Ditintelkam Polda;

d. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

e. penyusunan rencana TI dibuat oleh Bidang TI Polda

f. penyusunan Renops atau Renops kontinjensi;

g. penyusunan Sprinlakops;

h. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

i. penyusunan dan pengiriman PO;

j. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

k. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

l. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

m. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

n. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi kepolisian sesuai

kebutuhan; dan

o. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan panel data

dalam bentuk digital.

Pada Pasal 35, menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkan personel Polres, dengan tahapan

kegiatan sebagai berikut:

a. operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda yang diback up Mabes Polri:

1. Kapolda mengajukan permohonan bantuan kekuatan kepada Kapolri, terlebih

dahulu dikoordinasikan dengan Asops Kapolri;

2. permohonan disampaikan secara tertulis yang ditandatangani oleh Kapolda;

3. dalam hal permohonan disampaikan secara lisan, segera ditindaklanjuti dengan

permohonan secara tertulis;

4. menerima penyerahan personel Mabes Polri yang dilibatkan dalam operasi

kepolisian dari Asops Kapolri; dan

41

Page 42: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

5. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dengan surat

perintah yang ditandatangani oleh Kapolda.

b. operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda dengan melibatkan personel

Polres:

1. Kapolda memerintahkan Kapolres untuk menyiapkan sarana prasarana dan

personel yang akan dilibatkan;

2. menerima penyerahan personel Polres yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dari

Kapolres; dan

3. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dengan surat

perintah yang ditandatangani oleh Kapolda.

Pada Pasal 36, menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polda dan Polres dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. Polda melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34;

b. Polres melaksanakan kegiatan:

1. penyusunan Kirsus intelijen oleh Satintelkam Polres;

2. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

3. penyusunan rencana TI oleh Seksi Teknologi Informasi Kepolisian (SITIPOL);

4. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

5. penyusunan Sprinlakops;

6. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

7. penyusunan dan pengiriman PO;

8. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

9. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

10. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

11. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

12. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi kepolisian

sesuai kebutuhan; dan

13. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan panel

data dalam bentuk digital.

Pasal 37

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda tercantum

dalam lampiran “C” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedua, Pengorganisasian, Pasal 38 menyebutkan bahwa:

Pengorganisasian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan meliputi:

42

Page 43: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Karendalops;

d. Kaops;

e. Wakaops;

f. Kasetops;

g. Kapusdataops; dan

h. Kasatgas.

Pada Pasal 39 menyebutkan bahwa:

Pejabat operasi tingkat Polda pada operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda

secara mandiri dan Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkan personel Polres

sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolda;

b. Wakil penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolda;

c. Karendalops dijabat oleh Karoops Polda;

d. Kaops dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan pada tingkat Polda; dan

e. Wakaops, Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat fungsi yang

dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pada Pasal 40, menyebutkan bahwa :

(1) Sebutan pejabat operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda dan Polres,

untuk membedakannya di belakang nama jabatan dalam struktur organisasi operasi

ditambahkan daerah (da) atau Polres (res).

(2) Pejabat operasi tingkat Polda dan Polres pada operasi kepolisian kewilayahan sebagai

berikut:

a. tingkat Polda, meliputi:

1. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolda;

2. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolda;

3. Karendalopsda dijabat oleh Karoops Polda;

4. Kaopsda dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan; dan

5. Wakaopsda, Kasetopsda, Kapusdataopsda dan Kasatgasda dijabat oleh

pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

b. tingkat Polres, meliputi:

1. Kaopsres dijabat oleh Kapolres;

2. Wakaopsres dijabat oleh Wakapolres;

3. Karendalopsres dijabat oleh Kabagopsres; dan

43

Page 44: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

4. Kasetopsres, Kapusdataopsres dan Kasatgasres dijabat oleh pejabat fungsi

yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pasal 41

Struktur organisasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda tercantum dalam lampiran ”D”

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Ketiga, Pelaksanaan, Pasal 42 menyebutkan bahwa :

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan dilaksanakan dengan

tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat Rengiat Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telah ditentukan;

d. memonitor, memetakan, dan ploting semua kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat Kirpat apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan CB dan pelibatan

kekuatan, bila diperlukan;

g. membuat Anev harian atau mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepada penanggung jawab

kebijakan operasi kepolisian melalui Karendalops.

Pada Bagian Keempat, Pengendalian, Pasal 43 menyatakan bahwa:

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan dilaksanakan dengan

tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung melalui surat dan/atau voice data video

(teleconference);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi kekuatan yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian keberhasilan operasi kepolisian berpedoman pada standar keberhasilan operasi

kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada Kapolri melalui Asops Kapolri dalam waktu

paling lambat 14 (empat belas) hari setelah operasi berakhir, dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

44

Page 45: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Pada Bab V, Operasi Kepolisian Kewilayahan Tingkat Polres, Bagian Kesatu, Perencanaan,

Pasal 44, menyatakan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polres secara mandiri dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemberitahuan kepada Polda tentang rencana penyelenggaraan operasi kepolisian;

b. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Satintelkam Polres;

c. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

d. penyusunan rencana TI dibuat oleh Seksi TI Polres

e. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

f. penyusunan Sprinlakops;

g. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

h. penyusunan dan pengiriman PO;

i. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

j. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

k. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

l. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

m. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi kepolisian sesuai

kebutuhan; dan

n. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan panel data

dalam bentuk digital.

Pasal 45

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polres yang diback up Polda, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. Kapolres mengajukan permohonan bantuan kekuatan kepada Kapolda, yang terlebih

dahulu dikoordinasikan dengan Karoops Polda;

b. permohonan disampaikan secara tertulis yang ditandatangani oleh Kapolres;

c. dalam hal permohonan disampaikan secara lisan, segera ditindaklanjuti dengan

permohonan secara tertulis;

d. menerima penyerahan personel Polda yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dari

Karoops Polda; dan

e. menetapkan personel Polda yang dilibatkan, dengan surat perintah yang ditandatangani

oleh Kapolres.

Pasal 46

45

Page 46: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres tercantum

dalam lampiran “E” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedua, Pengorganisasian, Pasal 47, menyatakan bahwa:

Pengorganisasian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Kaops;

d. Wakaops;

e. Karendalops;

f. Kasetops;

g. Kapusdataops; dan

h. Kasatgas.

Pada Pasal 48, menyebutkan bahwa:

Pejabat operasi tingkat Polres pada operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polres secara mandiri dan Polres yang diback up Polda sebagai berikut:

a. Penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Kapolda;

b. Wakil penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Wakapolda;

c. Kaops dijabat oleh Kapolres;

d. Karendalops dijabat oleh Kabagops; dan

e. Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan

atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pada Pasal 49, menyebutkan bahwa:

Struktur organisasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres tercantum dalam lampiran ”F”

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Ketiga, Pelaksanaan, Pasal 50 menyebutkan bahwa:

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres

dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat Rengiat Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telah ditentukan;

d. memonitor, memetakan dan ploting semua kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

46

Page 47: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

f. membuat Kirpat apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan CB dan pelibatan

kekuatan, bila diperlukan;

g. membuat Anev harian/mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepada penanggung jawab

kebijakan operasi kepolisian melalui Karoops Polda.

Pada Bagian Keempat, Pengendalian, Pasal 51 menyebutkan bahwa:

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres

dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat dan/atau voice data video

(teleconference);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian keberhasilan operasi kepolisian berpedoman pada standar keberhasilan operasi

kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada Kapolda melalui Karoops Polda dalam

waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah operasi berakhir, dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

Pada Bab VI, Tugas Dan Tanggung Jawab, Bagian Kesatu, Penanggung Jawab Kebijakan

Operasi, Pasal 52, menyebutkan bahwa:

Penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan mempunyai tugas

dan tanggung jawab:

a. menetapkan arah kebijakan operasi kepolisian; dan

b. memberikan direktif penyelenggaraan operasi kepolisian.

Bagian Kedua, Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi, Pasal 53:

Wakil penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan mempunyai

tugas dan tanggung jawab:

a. membantu tugas penanggung jawab kebijakan operasi dalam penetapan arah kebijakan

operasi kepolisian;

b. memberikan saran pertimbangan dan membantu pelaksanaan tugas penanggung jawab

kebijakan operasi; dan

47

Page 48: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

c. mewakili tugas penanggung jawab kebijakan operasi apabila berhalangan dan

melaporkan hasilnya pada kesempatan pertama.

Pada Bagian Ketiga, Karendalops, Pasal 54, menyebutkan bahwa:

Karendalops operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menerima arahan atau petunjuk dari penanggung jawab operasi untuk diteruskan kepada

jajaran pelaksana operasi;

b. membantu penanggung jawab operasi dalam pengendalian operasi;

c. melaksanakan rapat koordinasi dengan fungsi yang dilibatkan/instansi terkait;

d. menyusun Renops;

e. menyusun Sprinlakops;

f. menyusun Renlat dan menyelenggarakan Latpraops;

g. menyusun dan mengirim PO;

h. menyiapkan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

i. menyusun HTCK operasi kepolisian;

j. menyiapkan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

k. menyalurkan anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

l. melaksanakan pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi

kepolisian sesuai kebutuhan;

m. melaksanakan supervisi dan/atau asistensi;

n. memantau setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

o. memberikan petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat dan/atau voice data

video (teleconference);

p. melakukan konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

q. melakukan penilaian terhadap keberhasilan operasi kepolisian dengan berpedoman pada

standar keberhasilan operasi kepolisian; dan

r. melaporkan hasil kepada penanggung jawab kebijakan operasi/ Kaops sesuai struktur

organisasi.

Pada Pasal 55, menyebutkan bahwa:

(1) Karendalops tingkat Mabes Polri bertanggung jawab kepada penanggung jawab kebijakan

operasi Mabes Polri.

(2) Karendalops tingkat Polda bertanggung jawab kepada penanggung jawab kebijakan

operasi Polda atau Kaopsda.

(3) Karendalops tingkat Polres bertanggung jawab kepada Kaops atau Kaopres.

Pada Bagian Keempat, Kaops, Pasal 56, menyebutkan bahwa:

48

Page 49: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(1) Kaops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. melaksanakan Latpraops;

b. menyiapkan ruang pengendalian operasi yang berisi tentang peta situasi, tugas

pokok, pelaksanaan, administrasi, dan Kodal operasi kepolisian yang ditempatkan

di ruang pengendalian operasi dalam bentuk digital;

c. melaksanakan dan mengendalikan operasi; dan

d. memimpin kegiatan Anev dan melaporkan hasilnya kepada penanggung jawab

kebijakan operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kaops dibantu oleh

Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas.

Pada Pasal 57, menyebutkan bahwa:

(1) Kaops tingkat Mabes Polri bertanggung jawab kepada penanggung jawab kebijakan

operasi Mabes Polri.

(2) Pada operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan Mabes Polri dan Satwil, Kaops

tingkat Polda bertanggung jawab kepada Kaopspus, dan Kaopsres bertanggung jawab

kepada Kaopsda atau Kapolda.

(3) Pada operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda yang dilaksanakan secara bersama

oleh Polda dan Polres, Kaopsda bertanggung jawab kepada penanggung jawab kebijakan

operasi Polda atau Kapolda, dan Kaopsres bertanggung jawab kepada Kaopsda.

(4) Pada operasi kepolisian kewilayahan secara mandiri yang dilaksanakan oleh Polres, dan

Polres yang diback up oleh Polda, Kaops tingkat Polres bertanggung jawab kepada

penanggung jawab kebijakan operasi Polda atau Kapolda.

Pada Bagian Kelima, Wakaops, Pasal 58, menyebutkan bahwa:

(1) Wakaops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. memberikan saran pertimbangan dan membantu pelaksanaan tugas Kaops;

b. mewakili dan mengendalikan pelaksanaan operasi, bila Kaops berhalangan dan

melaporkan hasilnya kepada Kaops pada kesempatan pertama;dan

c. mengkoordinir tugas yang dilaksanakan Karendalops, Kasetops dan Kapusdataops.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Wakaops bertanggung jawab kepada Kaops.

Pada Bagian Keenam, Kasetops, Pasal 59, menyebutkan bahwa:

(1) Kasetops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menyelenggarakan administrasi operasi;

b. menyusun Rengiat harian dan mingguan Kaops;

49

Page 50: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

c. menghimpun Rengiat harian dan mingguan Kasatgas; dan

d. membuat laporan Anev harian/mingguan dan laporan akhir hasil operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kasetops dibantu oleh unsur administrasi dan sarpras,

dan bertanggung jawab kepada Kaops.

Pada Bagian Ketujuh, Kapusdataops, Pasal 60, menyebutkan bahwa:

(1) Kapusdataops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menyiapkan posko dan perlengkapannya;

b. menghimpun dan mencatat laporan harian dari para Kasatgas;

c. memantau perkembangan situasi; dan

d. menyiapkan akses komunikasi (voice data video/teleconference, internet, faximile, handy talky dan telepon).

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kapusdataops bertanggung jawab kepada Kaops.

Pada Pasal 61, menyebutkan bahwa:

Kelengkapan ruang posko operasi kepolisian tercantum dalam lampiran “G” yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedelapan, Kasatgas, Pasal 62, menyebutkan bahwa:

(1) Kasatgas pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. membuat Rengiat;

b. menetapkan CB teknis dan taktis;

c. memimpin pelaksanaan operasi dalam pengungkapan atau penyelesaian TO;

d. mengendalikan operasional Satgas; dan

e. melaporkan kegiatan dan hasil operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kasatgas bertanggung jawab kepada Kaops.

Pada Bab VII, Sarana Prasarana Dan Anggaran, Bagian Kesatu, Sarana Prasarana, Pasal

63, menyebutkan bahwa:

(1) Sarana prasarana menggunakan inventaris yang ada dan sarana prasarana lain sesuai

kebutuhan rencana operasi kepolisian.

(2) Sarana prasarana operasi kepolisian disiapkan oleh pengemban fungsi pendukung bidang

sarana prasarana yang dikoordinasikan dengan Karendalops.

(3) Penetapan spesifikasi teknis sarana prasarana ditentukan oleh pengguna akhir yang

dikoordinasikan dengan Karendalops.

50

Page 51: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

(4) Pembiayaan operasionalisasi sarana prasarana khusus untuk operasi kepolisian

dibebankan pada anggaran operasi kepolisian.

Pada Bagian Kedua, Anggaran, Pasal 64, menyebutkan bahwa :

(1) Dukungan anggaran operasi kepolisian bersumber dari:

a. anggaran bersyarat Kapolri;

b. anggaran kontinjensi Satker Mabes atau Polda;atau

c. DIPA.

(2) Dalam hal satuan kewilayahan menerima bantuan kekuatan personel dari kesatuan

atas, anggarannya ditanggung oleh :

a. yang memberikan bantuan; dan/atau

b. yang menerima bantuan.

(3) Mekanisme penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

ditetapkan sesuai alokasi anggaran yang tersedia.

(4) Dukungan anggaran operasi kepolisian meliputi:

a. latihan pra operasi;

b. penggelaran personel operasi;

c. dukungan operasional perorangan berupa uang saku, uang makan/ektra puding,

dana satuan, jasa angkutan, bekal kesehatan dan kodal;

d. supervisi dan/atau asistensi;

e. perencanaan operasi;

f. pergeseran personel operasi;

g. operasional Satgas;

h. BBM;

i. akomodasi dan transportasi;

j. operasional kapal, pesawat dan/atau satwa;

k Kodal penanggung jawab kebijakan operasi;

l. administrasi operasi;

m. Anev operasi kepolisian;

n. penyelidikan dan penyidikan;

o. dukungan operasional TI;

p. penggelaran peralatan;

q. dokumentasi dan publikasi; dan

r. sarana kontak.

Pada ketentuan Bab VIII, Ketentuan Penutup, Pasal 65, menyebutkan bahwa:

51

Page 52: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan yang berkaitan dengan Manajemen

Operasi Kepolisiaan dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

ini.

Pada Pasal 66 menyebutkan bahwa:

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya,

Peraturan Kapolri diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 22 Juni 2011, oleh Kapolri Jenderal Drs.

Timur Pradopo. Dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor . Diundangkan di

Jakarta, pada tanggal 2011, oleh Menteri Hukum Dan Ham Republik Indonesia,

Patrialis Akbar

BAB IIIKEPEMIMPINAN

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami teori dan prinsip kepemimpinan dalam mengendalikan

peran dan tugas personilnya serta harkamtibmas pada wilayah hukumnya di tingkatan

kewilayahan.

52

Page 53: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Para Kapolsek berkewajiban memahami konsep pemimpin dan kepemimpinan,

memahami teori, pendekatan, tipe-tipe dan syarat-syarat kepemimpinan, memahami karakteristik

pemimpin, memahami tugas, fungsi dan peranan pemimpin.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas rambu-rambu atau

parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai (capaian dalam proses) dalam

peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan dan telah ditentukan dalam program

pendidikan dan pelatihan tahun anggaran (prodiklat T.A.) antara lain :

1. Mampu memahami dan menjelaskan teori, dan prinsip kepemimpinan

2. Mampu memahami dan menjelaskan tipe-tipe dan pendekatan kepemimpinan;

3. Mampu memahami dan menjelaskan arti pemimpin dan kepemimpinan

4. Mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor penting dan Unsur-Unsur Mendasar

kepemimpinan, serta Kepemimpinan berdasarkan pendapat para ahli;

5. Mampu memahami dan menjelaskan tugas, fungsi dan peranan pemimpin

Kebanyakan pemimpin-pemimpin efektif merupakan orang-orang yang bermotivasi

tinggi. Mereka dengan sukarela berusaha mencapai sasaran-sasaran tinggi dan menetapkan

standard-standard prestasi tinggi bagi mereka sendiri. Mereka ingin mengetahui banyak hal,

bersifat enersik dan ditantang oleh problem-problem yang terpecahkan sekitar mereka.

Seseorang pemimpin menggugah keinginan seseorang untuk melaksanakan sesuatu

hal , ia menunjukkan arah yang harus ditempuh dan ia membina anggota kelompok kearah

penyelesaian hasil kerja kelompok. 7

Seorang Kapolsek adalah seorang pemimpin, maka sudah seharusnya kapolsek

berusaha dan berjuang untuk menjadi pemimpin yang efektif, memiliki sasaran yang tinggi,

berupaya untuk menetapkan standard prestasi tinggi dan berani menghadapi berbagai tantangan

problem yang menghadangnya.

C. Jelaskan teori, dan prinsip kepemimpinan !1.Teori-teori kepemimpinan

Teori-teori kepemimpinan, yang sering dipergunakan dan dikenal dilingkungan

akademisi, disajikan dalam proses pembelajaran terdiri dari :

a. Teori sifat ( Traits Theory )

b. Kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat-sifat atau perangai tertentu yang

menjamin keberhasilan pada setiap situasi. Oleh karena itu pemimpin dianggap

memilik sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan ia menjadi pemimpin karena memiliki

bakat-bakat kepemimpinan.

7 Ibid, hal 343.

53

Page 54: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

c. Teori lingkungan ( Environmental theory )

d. Pemimpin akan timbul dalam situasi tertentu, dimana sekelompok orang sangat

memerlukan seseorang yang memilki kelebihan dan ketrampilan tertentu untuk dapat

mengatasi masalah-masalah yang ada pada situasi tertentu.

e. Teori pribadi dan situasi ( Personal-situational theory )

f. Kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya dengan menyesuaikan

kepada situasi yang dihadapi.

g. Teori interaksi dan harapan ( Interaction-Expectation theory )

h. Teori ini mendasarkan diri pada variabel-variabel : aksi, reaksi, interaksi dan

perasaan. Seorang pemimpin menggerakkan pengikut dengan harapan bahwa ia

akan berhasil, ia akan mencapai tujuan organisasi, ia akan mendapatkan

keuntungan, penghargaan dan sebagainya.

i. Teori humanistik ( Humanistic theory )

j. Teori berdasarkan bahwa “ manusia karena sifatnya adalah organisme yang

dimotivasi, sedangkan organisasi karena sifatnya tersusun dan terkendali “. Teori ini

memberi kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang

potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan memberikan sumbangan bagi

pencapaian tujuan organisasi.

k. Teori tukar-menukar ( Exchange theory )

l. Antara pemimpin dan yang dipimpin harus saling menerima dan memberi(tukar-

menukar pendapat ), sehingga akan selalu terjadi gerak, yaitu gerak dari pengikutnya

yang digerakkan oleh pemimpin.

Kemudian teori kepemimpinan yang terkenal yang sering ditampilkan oleh George R

Terry antara lain adalah Teori keadaan (The Situasional Theory), teori kelakuan pribadi (The

personal behavior theory), teori supportif (The supportive theory, teori sosiologi (The sociological

theory), teori psikologi (The psichological theory), teori otokratis (The autocratic theory).8

2. Prinsip Kepemimpinan.

Prinsip Kepemimpinan yang sering disebut dan disampaikan di dalam kegiatan

seminar kepemimpinan sebagai pada saat ini antara lain adalah berikut :

a. Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan unsur-unsur

pelayanan dalam kegiatan operasional organisasinya.

b. Prinsip persuasi, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan

situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan keberhasilan kepemimpinannya yang

sedang dan yang akan dilaksanakan.

8 Ibid, hal 352.

54

Page 55: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

c. Prinsip bimbingan, pemimpin organisasi hendaknya membimbing personilnya kearah

tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi.

d. Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan pengeluaran

sedikit untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

e. Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan tidak hanya pada

satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.

D. Jelaskan tipe-tipe dan pendekatan kepemimpinan!Tipe-Tipe Kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ingin memperlihatkan kekuasaan dan tanggung jawabnya,

sehingga maju mundurnya organisasi tergantung pada kepemimpinannya. Oleh sebab itu

pengawasan terhadap bawahannya sangat ketat, karena ia khawatir kalau pekerjaan

bawahannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Kepemimpinan yang pseudo-demokratis

Pemimpin memperlihatkan kesan demokratis dalam kepemimpinanya namun sebenarnya

bersifat otokratis. Pemimpin memberi hak dan kuasa kepada staff dibawahnya untuk

menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan

perhitungan, ia mengatur siasat agar supaya kemauannya juga yang terwujud.

3. Kepemimpinan yang “ Laissez-faire “

Kepemimpinan ini menghendaki supaya pada bawahannya diberikan banyak kebebasan.

Pemimpin membiarkan para staff dibawahnya bekerja sesuka hati, berinisiatif dan tidak

diawasi dalam melaksanakan tugasnya. Pemimpin ini bekerja tanpa rencana sehingga

pekerjaan secara keseluruhan diorganisasinya tersebut menjadi tidak teratur dan kacau

balau.

4. Kepemimpinan yang demokratis

Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya, yang

bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggung jawab tentang tercapainya

tujuan bersama. Staff organisasinya bekerja dengan secara suka cita untuk memajukan

program-program kerja lembaganya. Semua program organisasinya dilaksanakan sesuai

rencana, yang disusun dan disepakati bersama, akhirnya tercapailah suasana kekeluargaan

yang harmonis dan menyenangkan.

E. Pendekatan Kepemimpinan;Kepemimpinan adalah suatu konsep yang kompleks sehingga para ahli mengkaji

masalah ini dari aneka sisi. Masing-masing sisi memiliki keunggulan dan kelemahan masing-

55

Page 56: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

masing. Peter G. Northouse membagi pendekatan kepemimpinan menjadi beberapa pendekatan

antara lain adalah sebagaiberikut :

1. Pendekatan Sifat (Trait);2. Pendekatan Keahlian (Skill);3. Pendekatan Gaya (Style);

4. Pendekatan Situasional;

5. Pendekatan Kontijensi;

6. Teori Path-Goal;7. Teori Pertukaran Leader-Member;8. Pendekatan Transformasional;

9. Pendekatan Otentik;

10. Pendekatan Tim;

11. Pendekatan Psikodinamik.

F. Jelaskan tentang arti pemimpin dan difinisi kepemimpinan! 1. Arti pemimpin

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,

khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-

orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau

beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan -

khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain

untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa

tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181). Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut

penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua,

kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam

konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi

orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya

berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam

konteks yang berbeda.

2. Difinisi kepemimpinan

Difinisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan

tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk

memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga untuk mempengaruhi interprestasi

mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk

mencapai sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan dukungan,

dan kerjasama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.

56

Page 57: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan

memengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk

membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/ sukacita. Ada beberapa

faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas, dan

bujukan.9

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang

dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu

memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan,

dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh

orang yang bukan "pemimpin".

Pemimpin jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang

mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya adalah pemimpin, maka seorang

pemimpin pastilah leader. Sedangkan makna LEAD sendiri adalah

Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya, artinya

seorang pemimpin harus memiliki kemampuan menumbuhkan kesetiaan kepada organisasi atau

kesatuan dan pekerjaannya, bawahan menjadi loyal kepada atasan, kemudian

memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

Educate, seorang pemimpin harus mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan

tacit knowledge pada rekan-rekannya.

Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.

Discipline, yaitu seorang pemimpin harus mampu memberikan keteladanan dalam berdisiplin

dan menegakkan kedisiplinan

dalam setiap aktivitasnya. Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang terdapat di dalam

otak/pikiran kita sesuai dengan pemahaman, keahlian dan pengalaman seseorang biasanya

pengetahuan ini tidak terstruktur, susah untuk didefinisikan dengan bahasa formal dan isinya

mencakup pemahaman pribadi. Pengetahuan ini umumnya belum terdokumentasikan karena

pengetahuan ini masih ada pada keahlian atau pengalaman seseorang.

G. Pengertian KepemimpinanKepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya

mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut

Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok

untuk mencapai tujuan.

9 Prof.Dr.Veithzal Rivai,MBA, Prof.Dr.Deddy Mulyadi,Msi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi

Ketiga. Rajawali Pers. Jakarta, 2012, hal. 2.

57

Page 58: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan

dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan

untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau

dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh

semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan

merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

organisasi.

Pengertian kepemimpinan, kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses

mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan

para anggota kelompok. 3(Tiga) implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1)

kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2)

kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota

kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya

kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi

tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.10

H. Jelaskan faktor-faktor penting dan Unsur-Unsur Mendasari kepemimpinan! 1. Faktor-faktor penting

Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Pendayagunaan Pengaruh;

b. Hubungan Antar Manusia;

c. Proses Komunikasi dan;

d. Pencapaian Suatu Tujuan.

2. Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan

Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di

atas, adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan);

b. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok;

c. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

I. Tentang Kepemimpinan berdasarkan pendapat para ahli :1. “Perilaku individu ketika dia mengarahkan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan

bersama kelompok tersebut.” (Hemphill & Coons, 1957)10 Ibid, hal.2.

58

Page 59: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

2. “Pengaruh antarpersonal, dilakukan dalam suatu situasi, dan diarahkan melalui proses

komunikasi, untuk pencapaian suatu tujuan atau lebih.” (Tannenbaum, Weshler & Masarik, 1961).

3. “Suatu interaksi di antara sejumlah persona. salah seorang persona memberikan

informasi sedemikian rupa sehingga orang lain merasa yakin terhadap apa yang

disarankan atau diinginkan.” (Jacob, 1970)4. Adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan (Dubin, 1951) 5. Adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten

dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang berkaitan (Humphill, 1954) 6. Adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan

pencapaian tujuan (Stogdill, 1948)7. Adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh

kemauan untuk tujuan kelompok (George Terry) 8. Adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. (Koontz

Dan O’donnell) 9. Adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam

usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu (Blanchard) 10. Adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai

beberapa tujuan yang mereka inginkan (Ordway Tead) 11. Adalah suatu kemampuan untuk mengajak atau mengarahkan orang-orang tanpa

memakai perlawanan atau kekuatan formal jabatan atau keadaan luar (Reuter).12. Adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi

dengan efektivitas maksimum dan kerja sama dari tiap-tiap individu (G.L. Freeman & E.K. Taylor).

13. Adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain (F.A. Nigro) 14. Adalah kemampuan mengajak orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu dengan

penuh semangat (Keith Davis) 15. Beberapa istilah (terms) yang selama ini dikenal adalah : pemimpin (leader), pimpinan,

manajer. pemimpin (leader) adalah orang yang melakukan atau menjalankan

kepemimpinan (leadership). Sedangkan “Pimpinan” mencerminkan kedudukan

seseorang atau sekelompok pada hierarki tertentu dalam suatu organisasi, yang

mempunyai bawahan, karena kedudukannya dimana yang bersangkutan mendapatkan

atau mempunyai kekuasaan formal (wewenang, authority), dan tanggung jawab. istilah

lain yang mempunyai makna sama dengan pimpinan adalah “atasan” atau “kepala” dan

sebagaimana telah banyak dikenal “manajer”. sedangkan khusus dalam lingkup

publik/pemerintahan, pimpinan dikenal dengan sebutan “pejabat” yaitu seseorang yang

diangkat untuk menduduki/ memangku suatu jabatan.

59

Page 60: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

J. Jelaskan tugas, dan peranan pemimpin!1. Tugas pemimpin

Tugas pemimpin antara lain menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang

pemimpin adalahsebagai berikut:

a. Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk

bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau

atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi;

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas);

c. Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,

mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin

bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan;

d. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan

dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan

mendahulukan

prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan

tugas-

tugasnya kepada staf;

e. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara

efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif;

f. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus

menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat

mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan

seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain;

g. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan

organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator

(penengah);

h. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak

dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus

dapat mewakili tim atau organisasinya;

i. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat

memecahkan masalah.

2. Peranan Pemimpin

Peranan pemimpin menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah sebagai

berikut:

a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin

yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi;

60

Page 61: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

b. Fungsi peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara;

c. Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,

sumber alokasi, dan negosiator.

BAB IVMANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami tentang manajemen fungsi teknis Polri. Kemampuan

untuk menguasai manajemen fungsi teknis Polri sangat diperlukan oleh seluruh personil Polri

terutama yang bertugas pada kewilayahan. Permasalahannya adalah keterbatasan jumlah

personil pada jajaran polsek, oleh karena itu seluruh personil polsek harus mampu dan

menguasai seluruh fungsi teknis Polri, mereka harus saling membantu (back up) seluruh unit

operasional yang ada.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas rambu-rambu atau

parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai (capaian dalam proses) dalam

peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan dan telah ditentukan dalam program

pendidikan dan pelatihan tahun anggaran (prodiklat T.A.) antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis Shabara;

2. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis Binmas ;

3. Mampu memahami dan memjelaskan fungsi teknis Intelkam

4. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis reskrim;

5. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis lantas.

Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat

negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan

hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat dalam

rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.11

11 Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo. 2011. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor

9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian. Mabes Polri, Jakarta, 2011, hal 2.

61

Page 62: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Oleh karena itu berkaitan dengan program latihan manajemen kewilayahan dimana

para Kapolsek sebagai sasaran dalam prolat maka sudah barang tentu materi dan pokok

bahasannya tidak terlepas dari keberadaan peran Polres kewilayahan. Sehubungan dengan

perihal tersebut diatas maka perlu diketahui tentang apa tugas Polres? Maka dapat dijelaskan

bahwa Polres bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan tugas-tugas Polri lainnya dalam daerah hukum

Polres, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dijelaskan diatas, maka Polres menyelenggarakan

fungsinya yaitu memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk penerimaan

dan penanganan laporan/pengaduan, dengan kata lain pelayanan kepolisian kepada masyarakat

secara terpadu, antara lain dalam bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi

(STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan

Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda

Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat Izin Keramaian.

Polsek juga memiliki unit intelkam sebagai pelaksanaan fungsi intelijen dalam bidang keamanan

guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning) di

wilayah hukum polsek terutama tingkat kecamatan.

Polsek juga mengemban tugas penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, fungsi

identifikasi dan fungsi laboratorium forensik lapangan dalam rangka penegakan hukum, serta

pembinaan, koordinasi, dan pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); pembinaan

masyarakat, yang meliputi pemberdayaan masyarakat melalui perpolisian masyarakat,

pembinaan dan pengembangan bentuk–bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka

peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan ketentuan

peraturan perundang-undangan, terjalinnya hubungan antara Polri dengan masyarakat,

koordinasi dan pengawasan kepolisian khusus; pelaksanaan fungsi Sabhara, meliputi kegiatan

pengaturan, penjagaan pengawalan, patroli (Turjawali) serta pengamanan kegiatan masyarakat

dan pemerintah, termasuk penindakan tindak pidana ringan (Tipiring), pengamanan unjuk rasa

dan pengendalian massa, serta pengamanan objek vital, pariwisata dan Very Important Person (VIP); pelaksanaan fungsi lalu lintas, meliputi kegiatan Turjawali lalu lintas, termasuk

penindakan pelanggaran dan penyidikan kecelakaan lalu lintas serta registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor dalam rangka penegakan hukum dan pembinaan keamanan, keselamatan,

ketertiban, dan kelancaran lalu lintas; pelaksanaan fungsi kepolisian perairan, meliputi kegiatan

patroli perairan, penanganan pertama terhadap tindak pidana perairan, pencarian dan

penyelamatan kecelakaan di wilayah perairan, pembinaan masyarakat perairan dalam rangka

pencegahan kejahatan, dan pemeliharaan keamanan di wilayah perairan.

62

Page 63: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Dari uraian dan penjelasan diatas maka dapat dijabarkan bahwa tugas pokok dan 5

(lima) fungsi teknis kepolisian yang mana ruang lingkup dan tugasnya, Polres berkewajiban

menjalan fungsi tersebut. Kemudian peranan jajaran kewilayahan termasuk di dalamnya polsek

secara total harus melaksanakan peran tugas dan 5 (lima) fungsi teknis kepolisian itu.

A. Jelaskan tugas pokok dan fungsi teknis Shabara! 1. Tugas Pokok Sabhara

a. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat.

b. Mencegah dan menangkal seagala bentuk gangguan kamtibmas baik berupa

kejahatan maupun pelanggaran serta gangguan ketertiban umum lainnya.

c. Melaksanakan tindakan Refresif Tahap Awal ( Repawal ) terhadap semua bentuk

gangguan kamtibmas lainnya guna memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat.

d. Melindungi keselamatan orang, harta benda dan masyarakat.

e. Melakukan tindakan refresif terbatas (Tipiring dan pengakan Perda)

f. Pemberdayaan dukungan satwa dalam tugas operasional Polri.

g. Melaksanakan SAR terbatas.

2. Fungsi Sabhara

Fungsi Sabhara merupakan sebagian Fungsi Kepolisian yang bersifat preventif

yang memerlukan keahlian dan keterampilan khusus yang telah dikembangkan lagi

mengingat masing-masing tugas yang tergabung dalam fungsi Samapta perlu

menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Perumusan dan

pengembangan Fungsi Samapta meliputi pelaksanaan tugas polisi umum, menyangkut

segala upaya pekerjaan dan kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli,

pengamanan terhadap hak Penyampaian Pendapat Dimuka Umum (PPDU), Pembinaan

polisi pariwisata, pembinaan badan usaha jasa pengamanan ( BUJP ), SAR terbatas,

TPTKP, TIPIRING dan GAK PERDA, pengendalian massa ( dalmas ), negosiasi,

pengamanan terhadap proyek vital / obyek vital dan pemberdayaan masyarakat,

pemberian bantuan satwa untuk kepentingan perlindungan, pengayoman dan pelayanan.

pertolongan dan penertiban masyarakat.

B. Jelaskan Tugas Pokok dan Fungsi Teknis Binmas!1. Tugas Pokok Binmas

Tugas pokok Binmas adalah menyelenggarakan pembinaan masyarakat yang

meliputi pembinaan teknis Polmas dan kerja sama dengan instansi pemerintah / lembaga /

organisasi masyarakat, pembinaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa serta pembinaan

63

Page 64: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka memberdayakan upaya pencegahan

masyarakat terhadap kejahatan serta meningkatkan hubungan sinergitas Polri-masyarakat

2. Fungsi Binmas.

Fungsi Binmas antara lain adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan pembinaan teknis Polmas

b. Penyenggaraan kerjasama dengan instansi pemerintah / lembaga / organisasi

masyarakat

c. Pembinaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa

d. Pemberdayaan upaya pencegahan masyarakat terhadap kejahatan

e. Peningkatan hubungan sinergitas Polri – masyarakat

C. Jelaskan Tugas Pokok Dan Fungsi Teknis Intelkam!1. Tugas Pokok Intelkam adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan dan membina fungsi Intelijen bidang keamanan, termasuk

perkiraan intelijen, persandian, pemberian pelayanan dalam bentuk surat

izin/keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak,

kegiatan sosial politik masyarakat dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)

kepada masyarakat serta melakukan pengamanan, pengawasan terhadap

pelaksanaannya.

b. Membina dan menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan,

termasuk persandian dan produk intelijen, pembentukan dan pembinaan jaringan

intelijen Kepolisian baik sebagai bagian dari kegiatan Satuan Intelkam maupun

sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan opreasional dan peringatan

dini ( Early Warning ).

c. Memberikan pelayanan administrasi dan pengawasan senjata api atau bahan

peledak, orang asing dan kegiatan sosial atau politik masyarakat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi

kegiatan Satuan Intelkam.

2. Fungsi Intelkam adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan antara lain persandian

dan produk intelijen di lingkungan polres.

64

Page 65: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

b. Pelaksanaan kegiatan opreasional intelijen kemanan guna terselenggaranya deteksi

dini ( Early Detection ) dan peringatan dini (Early Warning) melalui pemberdayaan

personil pengemban fungsi Intelijen.

c. Pengumpulan, penyimpanan dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informan

organisasi social masyarakat, politik dan pemerintah.

d. Pengdokumentasian dan penganalisaan terhadap perkembangan lingkungan strategi

serta penyusunan produk intelijen untuk mendukung kegiatan polres.

e. Penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil analisis setiap

perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

f. Pemberian pelayanan dalam bentuk surat ijin atau keterangan yang menyangkut,

orang asing, senjata api dan bahan peledak serta kegiatan sosial atau politik

masyarakat dan SKCK kepada masyarakat yang membutuhkan serta melakukan

pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaan.

D. Jelaskan Tugas Pokok Dan Fungsi Teknis Reskrim !

1. Tugas pokok Reskrim

Tugas pokok Reskrim adalah sebagai berikut:Reskrim bertugas membina fungsi

dan menyelengarakan kegiatan-kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana termasuk

fungsi Identifikasi dalam rangka penegakan hukum, koordinasi dan operasional dan

adminitrasi penyidikan PPNS sesuai ketentuan-ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Fungsi Teknis Reskrim

Fungsi Teknis Reskrim menyelengarakan fungsi antara lain adalah sebagai

berikut :

a. Pembinaan fungsi / penyelidikan tindak pidana, termasuk fungsi Identifikasi serta

kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tugas Sat Reskrim dalam lingkungan Polres.

b. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyelidikan / penyidikan tindak pidana umum dan

tertentu, dengan memberikan pelayanan / perlindungan khusus kepada korban / pelaku

remaja, anak dan wanita dalam rangka penegakan hukum sesuai ketentuan hukum yang

berlaku.

c. penyelenggaraan Fungsi Identifikasi baik untuk kepentingan penyidikan maupun

pelayanan umum.

d. Penyelenggaraan pembinaan teknis dan koordinasi dan pengawasan operasional dan

administrasi penyidik PPNS.

e. Pelaksanaan analisis setiap kasus dan isu-isu menonjol besetra penanganannya dan

mempelajari / mengkaji efektifitas pelaksanaan tugas-tugas fungsi Reskrim

65

Page 66: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

E. Jelaskan Tugas Pokok Dan Fungsi Teknis Lantas !1. Tugas Pokok Lantas

Tugas Pokok Lantas melaksanakan Turjawali (pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan

patroli) lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan

identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas (sidik

lakalantas) dan penegakan hukum (gakkum) di bidang lalu lintas.

2. Fungsi Teknis Lantas

Fungsi Teknis Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok Polri di bidang Lalu Lintas dan

merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi :

a. Penegakan Hukum Lantas ( Police traffic Law Enforcement )

b. Pendidikan Masyarakat tentang Lantas ( Police Traffic Education )

c. Ketekhnikan Lantas ( Police traffic Engineering )

d. Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan ( Driver and Vehicle Identification )

BAB V KARAKTERISTIK WILAYAH TUGAS

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami karakteristik wilayah tugas. Kompetensi ini

diharapkan agar para Kapolsek beserta seluruh anggota unit operasional dan staf polsek mampu

menyesuaikan diri, tumbuhnya sikap kewaspadaan dan antisipasi terhadap segala ancaman

yang akan muncul terkait gangguan kamtibmas diwilayahnya, memahami berbagai kendala

yang akan dihadapi sedini mungkin, harapannya berupaya mencari solusinya dan tidak

66

Page 67: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

mengeluh terhadap berbagai tugas yang diembannya dalam melayani dan mengayomi

masyarakat.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas rambu-rambu atau

parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai (capaian dalam proses) dalam

peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan dan telah ditentukan dalam program

pendidikan dan pelatihan tahun anggaran (prodiklat T.A.) antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi,

Letak Wilayah dan Topografi, Klimatologi, Penggunaan Lahan, Potensi Wilayah,

Demografi Penduduk;

2. Mampu memahami dan menjelaskan perlunya Polisi mengetahui Adat Istiadat suatu

daerah / tempat?

;

C. Jelaskan Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi, Letak Wilayah dan Topografi, Klimatologi, Penggunaan Lahan, Potensi Wilayah, Demografi Penduduk!

Situasi klimatologi, profil dan letak wilayah dalam provinsi jambi, letak wilayah dan

topografi permasalahan penggunaan lahan, potensi wilayah, demografi penduduk, adalah

kondisi yang sangat mempengaruhi kemampuan personil Polisi dalam mengemban tugas

dikewilayahan

1. Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi JambiProvinsi Jambi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 19 tahun 1957,

tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau,

yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 61 tahun 1958 (Lembaran Negara

Tahun 1958 Nomor 112), yang terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kota. Pada tahun 1999, dilakukan

pemekaran terhadap beberapa wilayah administratif di Provinsi Jambi melalui Undang-undang

Nomor 54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selanjutnya melalui Undang-

undang nomor 25 tahun 2008, tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh, sehingga sampai

tahun 2010, secara administratif Provinsi Jambi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota.

Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan

Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi

sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2011, maka Gubernur

67

Page 68: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

juga berkewajiban menyampaikan informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Vertikal

yang berada pada wilayah Pemerintah Provinsi Jambi.12

2. Letak Wilayah dan Topografi.Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0o45’-2o45’ Lintang Selatan, dan

101o10’-104o55’ Bujur Timur di bagian tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan

dengan Provinsi Riau. Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau,

sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan

dengan Provinsi Sumatera Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis karena langsung

berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia, Malaysia,

Singapura Growth Triangle). Luas wilayah Provinsi Jambi sesuai dengan Undang-undang Nomor

19 tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat,

Jambi dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 61 tahun 1958

(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112) adalah seluas 53.435,72 km2 dengan luas daratan

50.160,05 km2 dan luas perairan 3.274,95 Km2 yang terdiri atas :13

a. Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,67%)

b. Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,25%)

c. Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,25%)

d. Kabupaten Sarolangun 6.184 Km2 (12,28%)

e. Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,53%)

f. Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 (10,58%)

g. Kabupaten Tanjab Barat 4.649,85 Km2 (9,24%)

h. Kabupaten Tanjab Timur 5.445 Km2 (10,82%)

i. Kabupaten Tebo 6.641 Km2 (13,19%)

j. Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%)

k. Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%)

Secara administratif, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Provinsi Jambi tahun

2010 sebanyak 131 Kecamatan dan 1.372 Desa/Kelurahan, dimana jumlah Kecamatan dan

Desa/Kelurahan terbanyak di Kabupaten Merangin yaitu 24 Kecamatan dan 212 Desa/Kelurahan.

Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian (Bappeda,

2010):

a. Daerah dataran rendah 0-100 m (69,1%), berada di wilayah timur sampai tengah. Daerah

dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten

12 Tim Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PusdalOpsPB), Standart Operational Procedure (SOP) Provinsi Jambi, 2010, Jambi, hal.i-1.

13 Ibid.hal.i-1

68

Page 69: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Tanjung Jabung Timur, sebagian Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten

Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin

b. Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%), pada wilayah tengah.

Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin serta sebagian Kabupaten Batanghari; dan

c. 3) Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah pegunungan ini

terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh serta sebagian Kabupaten Bungo,

Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin.

Provinsi Jambi memiliki topografi wilayah yang bervariasi mulai dari ketinggian 0 meter

dpl di bagian timur sampai pada ketingian di atas 1.000 meter dpl, ke arah barat morfologi

lahannya semakin tinggi dimana di bagian barat merupakan kawasan pegunungan Bukit Barisan

yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat yang merupakan bagian dari

kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

3. KlimatologiProvinsi Jambi sebagai salah satu Provinsi di Sumatera yang terkenal dengan iklim

tropis dan kaya akan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati, namun juga tetap menjadi

kerentanan terjadi perubahan iklim. Gejala perubahan iklim seperti kenaikan temperatur,

perubahan intensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dan kenaikan muka

air laut, akan mengancam daya dukung lingkungan dan kegiatan seluruh sektor pembangunan.

Sepanjang tahun 2011, Provinsi Jambi memiliki karakteristik curah hujan sedang dan

lembab, sehingga Jambi termasuk daerah yang beriklim tropis. Rata-rata curah hujan pada tahun

69

Page 70: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

2010 mencapai 3.030 mm, sedangkan jumlah penyinaran matahari 4,2 jam perhari dengan

kelembaban udara rata-rata sebesar 97%. Suhu udara rata-rata mencapai 27 derajat Celsius,

sedangkan untuk dataran tinggi di Wilayah Barat mencapai 22 derajat celcius.

4. Penggunaan LahanDi luar hutan, penggunaan lahan Provinsi Jambi masih didominasi oleh perkebunan

karet dengan kontribusi sebesar 26,20%. Diikuti oleh perkebunan sawit sebanyak 19,22%.

Sebagian besar lahan di Provinsi Jambi digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian, baik

pertanian lahan sawah maupun pertanian lahan bukan sawah. Berdasarkan karakter komplek

ekologinya, perkembangan kawasan budidaya khususnya untuk pertanian terbagi atas tiga

daerah yaitu kelompok ekologi hulu, tengah dan hilir. Masing-masing memiliki karakter khusus,

dimana pada komplek ekologi hulu merupakan daerah yang terdapat kawasan lindung, ekologi

tengah merupakan kawasan budidaya dengan ragam kegiatan yang sangat bervariasi dan

komplek ekologi hilir merupakan kawasan budidaya dengan penerapan teknologi tata air untuk

perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

5. Potensi WilayahBerdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan

negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau Iingkungan,

termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan strategis nasional yang

70

Page 71: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

berada di Provinsi Jambi ditetapkan dengan pertimbangan dari sudut kepentingan fungsi dan

daya dukung lingkungan hidup. Adapun Kawasan Strategis Nasional yang termasuk dalam

kawasan wilayah Provinsi Jambi meliputi :

a. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan

Sumatera Selatan);

b. Kawasan Taman Nasional Berbak (Provinsi Jambi);

c. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Provinsi Jambi dan Riau);

d. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (Provinsi Jambi);

6. Demografi PendudukMenurut BPS (2010), penduduk Provinsi Jambi tahun 2010 berjumlah 3.092.265 jiwa

dengan tingkat kepadatan rata-rata sebesar 61,65 jiwa/km2 kecuali Kota Jambi sebesar 2.588,99

jiwa/km2 dan Kota Sungai Penuh sebesar 210,20 jiwa/km2. Sebagaimana karakter ibukota

Provinsi pada umumnya yaitu sebagai pusat pemerintahan, industri dan perdagangan, maka

Kota Jambi juga merupakan daerah tujuan arus migrasi.

Dilihat dari posisi kewilayahan barat dan timur, maka prosentase distribusi penduduk di

kedua wilayah tersebut terlihat relative seimbang, yaitu 52% untuk wilayah timur (Batanghari,

Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi), dan 48% untuk

wilayah barat (Kerinci, Sungai Penuh, Merangin, Sarolangun, Bungo dan Tebo).

71

Page 72: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

D. Mengapa Polisi perlu mengetahui Adat Istiadat suatu daerah / tempat?Polisi berperan sebagai pemecah masalah (solving problem) dalam berbagai

permasalahan yang menimpa masyarakat yang terjadi di wilayah penugasan, oleh karena itu

pada saat personil Polri berada di wilayah polsek maka yang perlu mendapat perhatian utama

adalah ketentuan yang berkaitan adat istiadat dalam rangka menerapkan menejemen kesan.

Hal ini diperlukan dalam rangka penyesuaian diri dan penegasan kepada diri pribadi pada

masing-masing personil Polsek untuk berusaha beradaptasi dengan masyarakat dan

lingkungannya. Kecepatan dan kemampuan beradaptasi terhadap situasi, kondisi masyarakat,

pada wilayah penugasan bertujuan meminimalisir konflik, meminimalisir permasalahan sebagai

akibat ketidaktahuan personil Polisi itu terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Kemudian mencegah pelanggaran yang sering dilakukan oleh personil Polsek, dan mengurangi

sikap arogansi ataupun kesewenang-wenangan terkait pelaksanaan tupoksi Polri.

Polres/Ta beserta Polsek/Ta dan komunitas Babinkamtibmasnya memiliki peran dalam

penguasaan karakteristik, teritorial, dan wilayah hukumnya. Oleh karena itu perlu bagi personil

kepolisian yang bertugas dikewilayahan hendaknya memahami apa itu adat istiadat masyarakat

wilayah setempat.

1. Pengertian Adat IstiadatAdat Istiadat adalah tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan dan telah terstruktur

dalam kehidupan suatu masyarakat. Tingkah laku tersebut senantiasa dijunjung tinggi

dan ditaati oleh seluruh masyarakat yang berada dalam lingkungan daerah tersebut.

2. Polisi perlu ( harus ) mengetahui Adat Istiadat suatu daerah / setempat.Polisi perlu melakukan pendekatan secara humanis kepada masyarakatnya,

terkandung tujuan supaya dapat diterima oleh masyarakat setempat secara tulus dan

ikhlas, oleh karena itu, polisi harus memahami adat istiadat masyarakat dimana polisi

72

Page 73: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

tersebut bertugas. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan / simpati

dari kelompok masyarakat setempat. Pendekatan yang harus dilakukan oleh polisi

terutama diarahkan kepada Tokoh Masyarakat (tokoh agama/alim ulama, tokoh

pemuda, cendekiawan dan lain-lain ). Kegiatan pendekatan oleh polisi terhadap

masyarakat adalah merupakan keharusan sebagai upaya beradaptasi / membaur

dengan masyarakat dimana polisi yang bersangkutan bertugas, sebagaimana

pepatah mengatakan : ” Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung ”.

3. Latar Belakang Hukum Adat Jambia. Hukum Adat Jambi telah ada sejak dahulu kala yang lahir bersama-sama

dengan Adat Jambi yang didalamnya mengandung Hukum Adat, berkembang

sejalan dengan perkembangan masyarakat Jambi itu sendiri.

b. Sejak Rangkayo Hitam selaku penguasa kerajaan Jambi membawa rakyat

memeluk agama Islam, kemudian Adat Jambi mulai menyesuaikan dengan

kaidah agama serta sepanjang tidak merusak iman dan taqwa menurut agama

ada ketentuan-ketentuan Hukum Syarak yang disesuaikan dengan ketentuan

Hukum Adat.

c. Keadaan Demografi / Kependudukan

Penduduk Jambi terdiri atas beberapa suku atau etnis baik penduduk asli

maupun penduduk pendatang, yaitu :

1). Penduduk Asli, terdiri dari :a) Suku Kubu yang dikenal dengan Suku Anak Dalam ( SAD )

b) Suku Bajau

c) Suku Kerinci dan Orang Batin

d) Suku Melayu Jambi

2). Penduduk PendatangPenduduk pendatang dari daerah lain juga sangat mempengaruhi

pertumbuhan jumlah penduduk Jambi dari tahun ke tahun, dimana

penduduk pendatang dimaksud antara lain :

a) Suku Minangkabau, yang disebut masyarakat adat ” Penghulu ”

b) Palembang ( Sumatera Selatan ), yang disebut masyarakat ”suku

Pindah ”

c) Suku Jawa

d) Suku Sunda

e) Suku Bugis

73

Page 74: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

f) Suku Banjar

g) Suku Batak

h) Suku Aceh

i) Suku/Etnis keturunan ( Cina, Arab dan India)

d. Penduduk asli Suku Kubu yang terkenal dengan sebutan “ Suku Anak Dalam ( SAD ) adalah juga bagian dari masyarakat / penduduk “ Pucuk Jambi Sembilan Lurah “, namun mereka tidak tunduk pada Hukum Adat Jambi karena mereka mempunyai hukum adat sendiri.

e. Sebagai bagian dari masyarakat Jambi, penduduk pendatang senantiasa tunduk

pada Hukum Adat Jambi, seperti kata pepatah : “ Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, Dimana Tembilang dicacak, disitu tanaman tumbuh, Dimana Air disauk disitu ranting dipatah “. Daerah Hukum Adat Jambi

disebut juga “ Pucuk Jambi Sembilan Lurah “.

f. Masyarakat Jambi ( Penduduk Asli ) seluruhnya beragama Islam dan mereka

sepakat menetapkan azas yang berbunyi : “ Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah “ artinya : Adat Jambi harus sesuai dengan Syari’at ajaran

Islam berdasarkan Al Qur’an dan Hadist.

4. Tujuan Hukum Adat Jambia. Para ahli hukum sebahagian berpendapat bahwa Hukum Adat adalah Hukum

yang tidak tertulis / tidak memiliki Naskah, namun pendapat tersebut tidak

selamanya benar karena Hukum Adat Jambi dibuat dalam bentuk naskah

sebagaimana hukum positif, bentuk naskah dimaksud disebut pantun, seloko, pepatah-petitih yang hidup dalam masyarakat secara turun temurun dan

disepakati, diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat tersebut.

b. Sebagai pelaksana Hukum Adat tersebut adalah para Tua Tengganai, cerdik

pandai, alim ulama dan tokoh-tokoh adat yang diumpamakan sebagai Daging Negeri ( pemimpin-pemimpin adat yang keberadaannya diakui oleh masyarakat

adat ). Hukum Adat merupakan Hukum Perdamaian yang tegak kokoh ditengah

masyarakat. Sanksi hukum yang paling berat bagi pelanggar Hukum Adat ini

adalah “ sanksi moral “ dari masyarakat, yaitu diasingkan dari masyarakat

( dari Mukonando ).

74

Page 75: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

c. Hukum Adat Jambi sebagai hukum perdamaian, putusannya selalu berdasar

rasa keadilan dan oleh karena itu warga masyarakat yang bersalah lebih

mengutamakan penyelesaian dengan Hukum Adat daripada hukum Positif.

Dalam Hukum Adat antara orang yang berperkara selalu diupayakan : “ keruh dijernihkan, bengkok diluruskan “, maksudnya dikembalikan kepada keadaan semula sebagaimana pepatah : “ Semak dihulu dikehulukan, semak dihilir dikehilirkan, semak ditengah, dikampungkan “. Dari pepatah tersebut

jelas bahwa semua sanksi Hukum Adat, kembali kepada rasa keadilan dan

kepatutan.

5. Dasar-dasar Hukum Adat Jambia Hukum Adat Jambi memiliki dasar / sendi yang kuat, karena walaupun dalam

rentan waktu panjang dan hidup dalam kekuasaan permerintahan silih berganti

namun keberadaan hukum adat tersebut tetap kokoh ditengah – tengah

masyarakat hingga saat ini.

b Hukum Adat Jambi ternyata mengatur segi-segi kehidupan perorangan maupun

kemasyarakatan ( sosial ), sampai pada persoalan yang sekecil-kecilnya dengan

perangkat hukum yang sederhana berupa ” pepatah – petitih dan seloko adat ”. Hukum Adat Jambi senantiasa dilaksanakan dengan jujur dan penuh rasa

tanggung jawab oleh para pelaksananya yaitu “ pemangku adat “ hal tersebut

dilakukan demi terwujudnya ketertiban dan rasa aman ditengah-tengah

kehidupan masyarakat.

c Adapun yang menjadi dasar / landasan hukum adat Jambi adalah apa yang

disebut dengan “Induk Undang” yang sekaligus sebagai pandangan hidup yang

membentuk watak dan kepribadian anggota masyarakat Jambi yang dikenal

dengan semboya ” Pucuk Jambi Sembilan Lurah ”, terdiri dari 5 ( lima )

macam :

1) Titian Teras Bertangga Batu

2) Cermin Nan Tidak Kabur

3) Lantak Nan Tidak Goyah

4) Nan tidak Lapuk karena Hujan, tidak Lekang karena Panas

5) Kato Seiyo

Kelima dasar / landasan Hukum Adat Jambi tersebut dinamakan : “Induk Undang Nan Lima”. Sesuai dengan kedudukannya maka dalam menetapkan

75

Page 76: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Hukum Adat atau menyelesaikan persoalan yang timbul harus berdalilkan pada

prinsip-prinsip yang terkandung dalam Induk Undang tersebut.

” PRINSIP-PRINSIP INDUK NAN LIMA ” dimaksud adalah :Dasar Pertama : “Titian Teras Bertangga Batu”, maksudnya :

ketentuan yang bersumber hadist Nabi dengan Firman

Allah yang tercantum dalam Al Qur’an yang disebut

“Syarak” dijadikan tuntunan utama.

Dasar Kedua : “Cermin Nan tidak Kabur”, maksudnya : ketentuan yang

sudah ada berasal dari masa berabad – abad silam

yang telah terbukti kebenarannya dan kebaikannya

dalam mengayomi masyarakat.

Dasar Ketiga : “Lantak Nan Tak Goyah”, maksudnya : dalam

menentukan hukum dan melaksanakannya orang

berwenang harus memiliki mental dan tekad yang teguh

sehingga keadilan bagi semua orang dapat ditegakkan.

Dasar Keempat : “Nan Tidak Lapuk karena Hujan, tidak Lekang karena Panas”, maksudnya : berpegang pada

kebenaran yang tidak berubah “Dianjak Layu, dianggu

mati”.

Dasar Kelima : “Kato Seiyo”, maksudnya : pembicaraan yang sudah

dimusyawarahkan / dimufakati. Kato Seiyo diperoleh

melalui perundingan dengan mendengarkan pendapat

orang yang patut didengar sehingga dicapai

kesepakatan yang harus diakui dan dipatuhi bersama,

sebagaimana bunyi seloko adat berikut ini :

- Elok air karena pembuluh- Elok kato karena mufakat- Bulat boleh digulingkan- Pipih boleh dilayangkan

6. Hukum Tanah Adata. Tanah Adat

1). Pada Zaman pemerintahan Sultan, daerah jambi dibagi menjadi beberapa

daerah yang disebut kalbu. Kalbu dipimpin oleh seorang wakil Raja dengan

nama “Temenggung”. Setiap daerah / kalbu mempunyai daerah bawahan,

segala sesuatu persoalan diselesaikan dengan musyawarah dalam

kerapatan adat yang dipimpin Raja.

76

Page 77: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

2). Pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1927 mengadakan pembagian

daerah administratif sebagai daerah bawahan yang disebut marga. Marga dikepalai oleh seorang Pesirah yaitu sebagai kepala Pemerintahan juga

kepala Adat Marga tersebut.

3). Kelompok masyarakat hukum adat yang ada pada kalbu dan marga, secara

bersama-sama atau individu mempunyai hubungan hukum dengan tanah

yang berada dikawasan masyarakat tersebut. Demikian juga dengan tanah

warisan leluhur berisikan wewenang untuk mempergunakan / mengolah

tanah dan segala yang ada di atas / bawahnya termasuk perairan, sungai

dan danau serta isinya.

4). Hubungan hukum antara masyarakat dengan tanah lingkungan serta

penggunaannya menjadi wewenang kepala Adat setempat dan menurut

konsepsi hukum dalam wilayah masyarakat hukum adat yang bersangkutan

merupakan kekuasaan dari pada masyarakat itu sendiri sehingga mereka

dapat mengatur segala urusan yang berkenaan dengan tanah yang ada

dalam wilayah persekutuannya.

7. Tanah Margoa. Status tanah dalam hukum adat disamping hak margo juga dikenal hak milik

perorangan.

- Tanah hak Margo, adalah hak yang dipunyai oleh semua anggota masyarakat

Margo, untuk menguasai seluruh tanah dalam lingkungan wilayahnya.

- Tanah perorangan, adalah suatu hak yang diberikan kepada warga desa atau

orang luar atas sebidang tanah yang berada dalam wilayah hak Margo.

b. Berdasar Hukum Adat, tanah bagi masyarakat Jambi mempunyai arti luas dan status

yang tersendiri dibanding dengan harta benda yang lainnya. Masalah tanah berkaitan

erat dengan kewenangan dari masyarakat Hukum Adat untuk menguasai tanah yang

ada dalam lingkungannya, maupun dalam hubungannya dengan penguasaan tanah

oleh warga masyarakat dan untuk memanfaatkannya maupun memungut hasil dari

tanam tumbuh yang hidup diatasnya.

c. Proses terjadinya penguasaan dan milik perorangan atas Tanah hak Margo, adalah :

1) Membuka HutanMasyarakat Margo dalam membuka hutan dapat dilakukan secara

perseorangan ataupun secara bersama-sama. Jika membuka lahan dilakukan

secara perseorangan, maka tanah tersebut menjadi hak milik perseorangan,

tetapi jika dikerjakan secara bersama-sama akan menjadi hak milik bersama

77

Page 78: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

yang disebut dengan “ punyo besama “ misalnya kebun karet, kebun durian,

kebun duku, sawah atau tanaman lainnya.

2) Melalui perwarisan dan hibahSebagai kelangsungan pemilikan tanah oleh ahli waris dari tanah yang

bersumber dari Hak Margo melalui pewarisan, yaitu jika yang empunya

meninggal dunia maka harta berupa tanah menurut hukum waris akan jatuh

kepada ahli waris. Sementara pemberian tanah melalui hibah seorang kepada

orang lain yang disukainya, hibah tersebut kadang-kadang tidak memakai surat

hanya dengan lisan dan diberitahukan kepada anggota keluarga.

3) Transaksi tanahTransaksi tanah terjadi melalui pembelian atau jual beli, hak atas tanah telah

beralih dari pemilik asal kepada si pembeli.

4) Perjajian bagi tanaman ( paroan )5) Penguasaan tanah melalui hubungan sewa menyewa.

d. Keadaan tanah hak Margo dapat diukur dengan 3 (tiga) unsur, yaitu :

1) Unsur masyarakat adat, yaitu kelompok orang yang masih terikan tatanan

hukum adatnya sebagai warga suatu persekutuan.

2) Unsur wilayah, terdapatnya wilayah atau milik masyarakat hukum adat yang

menjadi lingkungan hidup para warga persekutuan hukum tersebut.

3) Unsur hubungan antara masyarakat tersebut dengan wilayahnya, yaitu

terdapatnya tatanan hukum adat mengenai perngurusan, penguasaan dan

penggunaan tanah tersebut.

8. Semboyan masing-masing daerah dalam wilayah Provinsi Jambi :a. Provinsi Jambi : “Sepucuk Jambi Sembilan lurah”

b. Muaro Jambi : “Bumi Sailun Salimbai”

c. Batang Hari : “Serentak Bak Regam”

d. Tanjabbarat : “Bumi Serengkuh Dayung Serentak Ketujuan”

e. Tanjabtimur: :“Sepucuk Nipah Serumpun Nibung”

f. Bungo : :“Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun”

g. Tebo : “Serentak Galah Serengkuh Dayung”

h. Merangin : “Tali Undang Tambang Jeleti”

i. Sarolangun : “Sepucuk Adat Serumpun Peseko”

j. Kerinci : “Sepenggal Tanah Surga, Bumi Sakti Alam Kerinci”

78

Page 79: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

BAB VI TERAMPIL MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KAPOLSEK

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus mampu dan terampil dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi sebagai Kapolsek. Pada pokok bahasan ini diharapkan peserta didik/ siswa para

Kapolsek mampu mengambil sikap, berbuat, berupaya melalui tindakan nyata, menguasai

prinsip dasar, asas-asas dan teori manajemen dalam mengendalikan Polsek/Ta. Cepat tanggap

darurat dalam situasi kontijensi, Mahir dalam penguasaan manajemen operasional Kepolisian

dalam menjalankan kegiatan operasi dan menggerakkan unit operasional pada struktur

organisasi Polsek. Mumpuni, cepat, tanggap dalam berkomunikasi pada tingkatan satuan atas

Polres, bahkan tingkat Polda.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas rambu-rambu atau

parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai (capaian dalam proses) dalam

peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan dan telah ditentukan dalam program

pendidikan dan pelatihan tahun anggaran (prodiklat T.A.) antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan apa itu Polsek dan perlunya komunikasi sosial serta

manajemen kesan

2. Mampu memahami dan menjelaskan peran Polsek menerapkan Sistem manajemen bagi

pelayanan umum

3. Mampu menerapan analisa SWOTdalam menganalisa permasalahan

4. Perihal Terampil dalam melaksanakan tupoksi Kapolsek artinya mampu memahami dan

menjelaskan langkah-langkah Kapolsek;

5. Mampu mendiskusikan permasalahan dengan segera, mengambil inisiatif cepat dalam

kontijensi, menjalankan peran problem solving, memahami dan memjelaskan kejadian dan

permasalahan dengan runtut, teratur, dan sistematis, menerapkan analisa Swot;

79

Page 80: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Polsek merupakan institusi Polri yang berada pada tingkat kecamatan yang

berkewajiban memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat, dan melalui

perangkat Babinkamtibmas berperan untuk menampung segala permasalahan dan memberikan

solusinya sehingga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Sehubungan dengan bahasan

tersebut diatas, maka keberadaan organisasi Polsek juga memiliki dasar yang tertera di dalam

Peraturan Kapolri Nomor. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja(SOTK)

pada tingkat Polres dan Polsek.

C. Jelaskan apa itu Polsek dan mengapa perlu adanya komunikasi sosial serta manajemen kesan!

Polsek dan Babinkamtibmasnya merupakan lini institusi Polri terdepan pada satuan

kewilayahan, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, berkewajiban untuk memberikan

pelayanan terdepan setiap ada kejadian pelanggaran norma-norma masyarakat, kasus kriminal,

permasalahan konflik sosial, sengketa lahan dan pertanahan, termasuk segala aktifitas undangan

dan perijinan yang menyangkut urusan dinamika kegiatan masyarakat. Sehubungan perihal

diatas maka Polsek sengaja dibentuk dan patut berada di tengah kehidupan masyarakat pada

tingkatan kecamatan, maka Polsek tersebut memiliki perangkat organisasi.

Karena Polsek merupakan sebuah organisasi pada tataran kewilayahan tingkat

kecamatan, maka Polsek harus diisi dengan personil yang memiliki kualifikasi kemampuan

komunikasi sosial (komsos) yang baik kepada masyarakat. Kemudian yang menjadi pertanyaan

kita adalah wajibkah Kapolsek dan perangkat personilnya memiliki kemampuan dan

penguasaan hukum adat, segala norma-norma yang hidup dan timbul ditengah masyarakat?

Supaya terbangun komunikasi sosial yang baik, maka setiap personil Polsek wajib

mempelajari, memahami, menguasai segala norma-norma yang telah terbangun dan ada di

masyarakat. Dimanapun personil polsek itu bertugas wajib menguasai karakteristik, perilaku

masyarakat dan segala halnya terkait dinamika kehidupan warganya. Kemudian yang tidak kalah

pentingnya adalah penguasaan terhadap diri pribadi personil tersebut, dengan kata lain

pengendalian diri yang tentunya dibekali pemahaman karakter masyarakat, aturan institusi dan

norma yang terbangun ditengah kehidupan masyarakat dan norma agama. Selain itu kuasailah

dan dapatkan segala data para pelaku kriminal, para pelaku sumber permasalahan yang selalu

meresahkan masyarakat (penyebab timbulnya pemasalahan / trouble maker) dan kuasai

masyarakatnya.

Segala permasalahan yang timbul, pastilah diawali dengan munculnya suatu

komunikasi yang kurang baik, termasuk segala permasalahan yang terbangun terkait perilaku

adab dari personil Polsek. Solusinya adalah timbulkan Manajemen Kesan yang terbaik, mengapa

kita perlu tahu tentang manajemen kesan? Manajemen kesan meliputi kesan pertama yang

harus dimunculkan ketika kita bertugas dan tampil perdana ditengah publik, wajib hadir ketika

80

Page 81: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

mendapatkan undangan masyarakat, berikan kesan yang terampil, mumpuni, dan sikap yang

baik ketika tampil dalam penyelesaian setiap konflik yang muncul ditengah masyarakat, bangun

sikap yang tegas namun humanis sehingga rasa keadilan akan selalu muncul pada saat kita

menyelesaikan setiap konflik yang ada dilingkungan kita.

Manajemen Kesan membahas kesan pertama pada saat muncul perdana diwilayah

tugasnya, personil polsek hendaknya menjauhkan sikap / gestur sombong, angkuh, merasa sok

hebat sekali, merasa paling pintar atau mumpuni sendiri, sehingga tidak mau berkoordinasi

dengan pihak manapun. Pedomani istilah diatas langit masih ada langit lagi. Manajemen Kesan

mendorong kita untuk selalu bersikap ramah, welcome ketika warga ingin mendekat. Manajemen

Kesan mendorong kita untuk bersedia datang kepada para tokoh masyarakat, tokoh agama,

tokoh adat, tokoh pendidik masyarakat, dan segala hal dimana keberadaan tetua atau orang

yang disegani warganya wajib kita hormati, kita dekati dan selayaknya untuk didatangi. Sebagai

personil Polsek bersedia untuk menggalang tokoh pemuda, menggerakkan seluruh kegiatan

dan segenap potensi generasi pemuda dalam bidang kepramukaan, bela diri (Karate, pencak

silat dll), melakukan pendekatan kepada seluruh pengurus cabang (pengcap) cabang olah raga,

menggerakkan potensi perpolisian melalui sekolah-sekolah dan perkampungan atau pedesaan

yang ada diwilayah tugasnya. Sikap welcome yang kita munculkan, tentunya dibarengi dengan

kewaspadaan dan penguasaan karakter wilayah tugas, penguasaan masyarakat dan segala

halnya, serta penguasaan terhadap perilaku diri pribadi masing-masing personil polsek.14

Manajemen Kesan mendorong personil Polsek untuk selalu mengedepankan

penampilan yang rapi dendi, jauh dari kesan kucel, kurang rapi, dan penggunaan baju dinas dan

atribut yang usang /lama sehingga terkesan kurang semangat dalam menekuni profesi Polri

dengan kata lain telah bosan untuk menjadi anggota kepolisian kewilayahan.

Manajemen Kesan mendorong individu Polri agar di dalam kesehariannya

mencerminkan perilaku patuh kepada aturan artinya tidak mengangkangi peraturan pemerintah

yang telah ditetap oleh eksekutif dan badan legislatif. Contoh sederhana di dalam keseharian

wajib memberikan keteladanan selama berkendaraan. Kalaupun menggunakan motor R-2

hendaknya mengenakan helm keselamatan, kelengkapan motor R-2 sesuai dengan standar

pabrikan, jangan menggunakan knalopot resing sehingga berakibat kebisingan dan terkesan

mengganggu ketertiban umum. Cerminan kepatuhan kepada hukum wajib kita tampilkan dan

diperlihatkan kepada masyarakat.

D. Polsek menerapkan Sistem manajemen bagi pelayanan umum Polsek mengemban pelayanan umum, artinya polsek secara nyata bertugas dan

berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan pelayanan SKCK,

14 AKBP Dadang Djoko Karyanto, Op.cit, hal. 124.

81

Page 82: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

perijinan keramaian masyarakat, menerima pengaduan dan laporan kejadian terkait

permasalahan kriminalitas yang telah terjadi dan memberikan surat tanda penerimaan laporan

dan sebagainya. Selain itu Polsek juga mendukung kebijakan pemerintahan sekarang untuk

menegakkan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara, termasuk juga Polri yang

bersih dan berwibawa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat

Berkaitan dengan peningkatan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur

negara yang bersih dan berwibawa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat

memerlukan peningkatan profesi administrasi, mutu, dan perilaku para pegawai negeri.

Peningkatan efisiensi pelayanan umum dan penetapan sistem-sistem administrasi lainnya

yang mendukung . Untuk itu diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:15

1. Pemasyarakatan budaya kerja agar pegawai negeri beretos kerja dan menyukai kerja

dan menghasilkan kinerja yang bermutu;

2. Pelaksanaan melekat, yang benar-benar dilakukan secara nyata oleh setiap atasan, baik

dalam rangka pemasyarakatan budaya kerja, peningkatan mutu manajemen adminstrasi

unit kerja masing-masing atau pelaksanan tugas rutin sehari-hari;

3. Peningkatan mutu kepemimpinan melalui seleksi pengangkatan, dalam pangkat dan

jabatan serta pengiriman mengikuti dikalat;

4. Penilaian dan penetapan terhadap kurikulum dan silabi pendidikan dan pelatihan;

5. Peningkatan efisiensi manajemen pelayanan umum, dengan menghilangkan sampul dan

pos yang boros dan tidak diperlukan dalam implementasinya, upaya tersebut dilakukan

melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

Polsek mulai sekarang berkewajiban untuk melakukan berbagai perubahan dan

pembenahan terkait manajemen pelayanan umum. Oleh karena itu pembenahan manajemen

pelayanan umum perlu segera dilakukan antara lain dibidang-bidang berikut ini:16

1. Keterbukaan dan kemudahan prosedur;

2. Penetapan tarif yang jelas dan terjangkau;

3. Keterampilan aparatur dalam teknik pelayanan;

4. Penyediaan penampungan keluhan masyarakat;

5. Penciptaan sistem pengawasan berganda terhadap pelaksanaan prosedur;

6. Pemasyarakatan budaya kerja yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

E. Penerapan Analisa SWOTdalam Menganalisa Permasalahan

15 Achmad Batinggi. H. Badu Ahmad. Manajemen Pelayanan Umum, Edisi 2.Cetakan keenam, Penerbit

H Universitas Terbuka,Jakarta, 2011.hal.1.22.

16 Ibid hal.1.23.

82

Page 83: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey

pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf

awalnya yaitu Strenghts(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan)

dan Threat (Ancaman). Metoda analisa SWOT ini bisa dianggap sebagai metoda analisa

yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi

yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk

mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil

mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar,

analisa SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak

terlihat selama ini.

Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa menjadi

dua orang yang menganalisis pada sebuah organisasi akan memandang berbeda pada

ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah

analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib

dalam sebuah permasalahan. “Luck is a matter of preparation meeting opportunity ?

Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah

Winfrey). Konsep teori analisa SWOT yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi situasi untuk

menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang

selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara-cara solusi atau alternatif pemecahan

masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang

diharapkan. Adapun dalam melakukan analisa SWOT, maka akan diformulasikan suatu

identifikasi situasi terhadap setiap permasalahan yang ada dengan melakukan analisa dari

penggabungan beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:17

1. Strenghts (kekuatan)Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau

sebuah program. Contoh Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif),

Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif). Kenali kekurangan diri sendiri agar

tidak sombong

dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri.

2. Weaknesses (Kelemahan) Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak

berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak

17 Freddy, Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 19.

83

Page 84: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah

kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi

yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.Contoh Kurang

terbinanya komunikasi antar anggota, Jaringan yang telah terbangun tidak

dimaksimalkan oleh seluruh anggota.

3. Opportunity (kesempatan)Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan

memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.

Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal

berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang

diangkat. Contoh Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi

lingkungan, Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topik utama.

4. Threat (ancaman)Threat (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan

hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.

Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin

mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya

organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh Masyarakat sudah

jenuh dengan pilkada, Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.

Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan

kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :

SWOT analisis bisa sangat-sangat subjektif. Bisa saja terjadi 2(dua) orang menganalisa

1(satu) lembaga/ institusi/organisasi yang sama menghasilkan SWOT yang berbeda.

Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan dan bukan

pemecahan masalah.

a. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan

kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak

terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan

b. Analisa harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan situasi yang

seharusnya terjadi

c. Hindari grey areas .

d. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan. Buatlah analisa

SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin.

84

Page 85: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

5. SWOT untuk organisasiSWOT untuk organisasi. Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode

kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya

akan dilakukan sebuah analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis

SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang

menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang

terjadi di lingkungan internal dan external organisasi, maka dapat mulai membuat

rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk

dilaksanakan oleh pengurus tersebut.

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan

peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak

menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang

dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan

telah ditetapkan. Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi

dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi

dan misi organisasi telah terbangun.

F. Perihal Terampil dalam melaksanakan tupoksi Kapolsek , adapun langkah Polsek adalah sebagai berikut:1. Kapolsek

- Ketika menerima laporan Informasi Polsek Sebagai Baris Deteksi Dini (PSBD);

- Mendisposisikan Ke Unit Jajaran / Membagi Tugas;

- Mengirimkan Laporan Info Khusus Ke Polres Tembusan Kasat Intel;

- Meminta Bantuan Polsek terdekat;

- Meminta perbantuan perkuatan BKO Polres;

- Koordinasi Tripika atau dengan istilah terkini Forkopimda;

2. Kanit Intel Polsek (sebagai Penyajian Intel Dasar)

- Mendalami kembali laporan informasi dengan materi :

KAPOLSEK

BAPULBAKET

SABHARA POLMAS

RESKRIM

85

Page 86: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

- Merancang, merencanakan, dan mengakomodir titik-titik kumpul

3. Kanit Binmas (Babinkamtibmas)- Fokus Group Diskusi

- Tokoh-tokoh Berpengaruh

- Pejabat Pemda tingkat Polsek

- Jaringan Babinkamtibmas

- Kepala Desa

4. Kanit Sabhara (TURJAWALI)- Lakukan Patroli

- Menempatkan personel terbuka di lokasi

- Mengatur penempatan personel BKO

- Melakukan Pengawalan / permintaan Pengawalan

5. Kanit Reskrim (Upaya Pengalihan Hukum)

- Lakukan Upaya Gakkum Dengan Polres

- Koordinasi Dengan Satuan Intel Polsek

- Pantau Dan Tangkap Keberadaan Pelaku

- Titipkan Tahanan Ke Tingkat Polres

Kapolsek harus mampu mendiskusikan permasalahan dengan segera, mengambil

inisiatif cepat dalam situasi kontijensi, menjalankan peran problem solving, memahami dan

menjelaskan kejadian dan permasalahan dengan runtut, teratur, dan sistematis;

G. Studi kasus sebagai bahan diskusiPelaksanaan studi kasus yang akan dilaksanakan oleh para Kapolsek , diawali dengan

langkah-langkah pembagian jumlah siswa secara berimbang, kemudian gadik memberikan

berbagai kegiatan diskusi dan simulasi tentang berbagai langkah yang harus dilakukan terkait

permasalahan yang timbul secara tiba-tiba, ataupun telah diantisiapasi bakalan terjadi melalui

kegiatan intelijen tentang berbagai ancaman kamtibmas, sesuai dengan karakteristik daerah.

1. Sengketa Lahan

JUMLAH RATIO

JUMLAH POLRI : JUMLAH PENDUDUKJUMLAH POLRI : JUMLAH MASA YG KONFLIK

JUMLAH RATIO

BABINKAMTIBMAS : JUMLAH PENDUDUKBABINKAMTIBMAS : JUMLAH MASA YG KONFLIK

86

Page 87: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Dikembangkan isu ke beberapa tokoh masyarakat yang berpotensi konflik mengenai

ditemukannya titik lokasi yang mengandung barang tambang seperti intan, batubara atau biji

besi. Titik lokasi tersebut berada 3 KM dari perbatasan hutan lindung. Kepada tokoh

masyarakat diyakinkankalau batas 3 KM ke tengah hutan lindung itu adalah lahan warga

yang potensial. Digalanglah masa khusus untuk mengalih pancang batas hutan lindung

sepanjang 3 KM ke arah dalam.

Ketiga pihak kehutanan mengetahui, terjadilah perseturuan (konflik agrarian).

Disamping itu, beberapa investor sudah tanda tangan akan menggarap lahan yang

dimaksudkan mengandung barang tambang. Wartawan didatangkan. Berita mengenai

potensi local ditayangkan. Seterusnya berita konflik dan langkah – langkah pemerintah

dalam mengenainya. Keributan menjadi – jadi ketika di sekitar lahan tersebut terdapat pula

unsure masyarakat yang heterogen. Konflik utama muncul antara warga asli dengan warga

transmigrasi. Dan seterusnya ……

2. Sengketa AgamaDimulai dari isu pembelian sebidang tanah yang disana akan dibangun rumah

ibadah agama minoritas. Lahan tersebut sudah dikapling dan diberi tanda papanisasi akan

didirikan rumah ibadah agama minoritas. Protes dikemukakan tokoh agama mayoritas atas

pemberian izin membangun rumah ibadah di lokasi mereka.

Sejumlah LSM ikut memperkeruh keadaan dengan melakukan kegiatan yang

bersifat membela keberadaan pembangunan rumah ibadah tersebut. Beberapa kali telah

terjadi bentrok antar pihak yang merasa berkepentingan. Dan seterusnya.

3. Sengketa AdatDimulai dengan eksekusi penggusuran perkampungan tradisional yang di sana juga

terdapat pasar rakyat dengan dalil hukum, lokasi tersebut merupakan tanah Pemda. Pemda

sudah menyampaikan teguran tertulis kepada tetua suku yang bertempat dilokasi bahwa

akan dilakukan penggusuran terkait akan dibangunnya pusat perbelanjaan yang lebih

modern.

Terjadi kekisruhan soal mana tanah Pemda, mana pula tanah kaum adat.

Masyarakat adat berdemontrasi ke Pemda. Bentrok dengan orang tak dikenal. Dan

seterusnya ……

4. Konflik Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Sumber Mulya Dengan Desa Kota Raja Kecamatan Pelepat Ilir, Bungo

Saya selaku Kades Sumber Mulya menghimbau kepada seluruh masyarakat,

pemuda agar bersatu untuk menduduki lahan perkebunan yang telah digarap oleh PT.

87

Page 88: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

SAL.2 dimana lahan LU.2 milik kita dari transmigrasi sudah di klaim Desa Kota Raja dan kita

harus mengusir warga yang mengaku dan menduduki lahan tersebut karena ini sudah tidak

benar. Oleh karena itu kami menghimbau kepada para tokoh, pemuda bapak-bapak agar

mempersiapkan segala sesuatunya perlengkapan seperti dodo sawit, parang, tombak dan

bendera serta kecepet laras panjang dan cuka getah, bensin dll. Karena saatnya kita harus

merebut dan membela harga diri kita, haram hukumnya mundur. Karena sertifikat LU.2 yang

dikumpulkan adalah milik kita bukan milik warga Kota Raja dan biang kerok dari semua ini

adalah PT.SAL.2 kalau perlu nanti PT.SAL.2 kita bakar karena telah menjajah hak-hak

warga masyarakat. Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas. Maju terus pantang mundur.

Kepada ibu-ibu dan anak-anak, orang tua agar mengungsi dulu ke desa tetangga dan para

kerabat terdekat. .

5. Konflik Agama Kehadiran Tarekat NaqsabandiahPara alim ulama, tokoh adat, pemuda kami menghimbau agar keberadaan aliran

tarekat Naqsabandiah ini musnahkan dan mari kami tolak dan bakar bangunan mesjid yang

akan dibangun di wilayah desa kita Dusun Daya Murni karena sudah jauh menyimpang dari

ajaran Islam yang benar dan tidak lagi sesuai dengan Al-Qura’an dan Sunnah Rasul. Mari

bakar dan penggal kepala mereka orang-orang kafir karena telah menyesatkan ajaran Islam

murni, halal darahnya para orang-orang kafir dan kami minta tepat jam 12 malam nanti kita

ramai-ramai mendatangi lokasi mesjid mereka, bawa bensin, parang dan lain-lain. Seluruh

masyarakat berkumpul di kantor balai Desa dipimpim Ketua Pemuda.

88

Page 89: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULANSetelah dicermati, disusun, dirancang, dan diupayakan penyusunan bahan belajar

latihan manajemen kewilayahan untuk para Kapolsek ini, maka disimpulkan bahwa standar

kompetensi untuk lulusannya yang akan diraih dan diharapkan oleh institusi Polri, agar para

Kapolsek antara lain adalah :

1. Memahami tugas pokok dan fungsi para Kapolsek.

2. Memahami dan mampu melaksanakan Manajemen Operasional Polri (MOP), baik dalam

kegiatan Kepolisian dan operasional Kepolisian;

3. Memahami teori dan prinsip kepemimpinan.

4. Memahami manajemen fungsi teknis Polri.

5. Memahami karakteristik wilayah tugas.

6. Terampil melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai Kapolsek.

Capaian yang demikian tidaklah semudah seperti membalikkan kedua telapak tangan,

oleh karena itu perlunya upaya kuat dari semua pihak (lembaga/SPN, siswa, tenaga pendidik)

dalam menciptakan situasi dan iklim pembelajaran yang kondusif dan penguasaan materi yang

lengkap, situasi kelas yang nyaman, terkini /up to date, terampil dan mumpuni serta profesional

dalam memberi pelatihan.

B. SARANSaran perlu disampaikan terkait keinginan pimpinan agar tercipta komunikasi 2(dua)

arah antara gadik dan siswa untuk memperoleh kemajuan bersama dalam rangka mendidik dan

memajukan personil Polri yang bertugas di kewilayahan. Kemudian terkondisikan suasana

belajar mengajar yang nyaman, sesuai dengan kompetensinya. Oleh karena itu disarankan

antara lain adalah :

1. Disarankan hanjar pelatihan manajemen kewilayahan (para kapolsek ) yang ada ini

menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas para Kapolsek dan berkelanjutan;

2. Disarankan hanjar pelatihan manajemen kewilayahan (para kapolsek ) apabila dirasa perlu

untuk mendapatkan muatan yang lebih terkini sekiranya semua pihak membantu

memperkaya isi atau muatan keilmuan sehingga penulis bangga hasil karyanya

mendapatkan apresiasi dari siapapun.

3. Penguasaan keilmuan yang mendorong agar siswanya terampil dalam mengemban tugas

kepolisian terutama ilmu manajemen, kepemimpinan, penguasaan peraturan perundangan

adalah urgent dan utama, akan tetap yang paling pokok, prinsip dan terpenting adalah

89

Page 90: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

perihal pengendalian diri, berupaya meningkatkan mutu adab, akhlakul karimah/ akhlak

yang baik dan terpuji sebagai cerminan aparatur negara yang mencerminkan perilaku

Pancasila dan beragama. Artinya negara mengharapkan terbentuk sosok personil Polri

yang berakhlak mulia/ terpuji yang memiliki pengetahuan.

Demikian Bahan Belajar (Hanjar) Manajemen Kewilayahan (Kapolsek) yang perdana

ini disusun sebagai pedoman, dengan harapan para Kapolsek menjadi terpola teliti, praktis,

efektif, efisien, dan waspada serta terampil dalam memberikan pelayan dan pengayoman

kepada masyarakat sebagaimana yang tertera di dalam peraturan Kapolri yang mengatur tentang

manajemen operasional kepolisian dan susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat

kepolisian resort dan kepolisian sektor, serta bagamana mengelola suatu gangguan kamtibmas

dan penanganan permasalahan yang muncul, kemudian mengatur, mengendalikan anggota unit

operasional dan staf polsek secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

90

Page 91: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Mabes Polri, Jakarta.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort Dan Kepolisian Sektor. Mabes Polri, Jakarta.

Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo. 2011. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian. Mabes Polri, Jakarta.

George R.Terry alih bahasa DR.Winardi,SE. by Richard D Irwin.1977. Asas-Asas Menejemen. Edisi Kedelapan. Penerbit Alumni/1986/Bandung Kota Pos 272.Bandung.

Prof.Dr.Veithzal Rivai,MBA, Prof.Dr.Deddy Mulyadi,Msi. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Ketiga. Rajawali Pers. Jakarta.

Bahder Johan Nasution. 2008. Metode Penelitian Ilmu Hukum. Cetakan Pertama. Mandar Maju, Bandung.

Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo. 2013. Pedoman Teknis tentang Penanganan Konflik Sosial (Konsep). Mabes Polri, Jakarta.

Letnan jenderal Polisi Anto Soedjarwo. 1982. Petunjuk Pelaksanaan Nopol Juklak/14/1982 tentang Sistem Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data Lingkungan Operasi Polri . ABRI Mabes Polri. Jakarta.

H. Achmad Batinggi. H. Badu Ahmad.2011. Manajemen Pelayanan Umum. Edisi 2.Cetakan keenam.Penerbit Universitas Terbuka.Jakarta.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2012. Manajemen Pendidikan. Cetakan ke-5. Alfabeta. Bandung.

Dadang Djoko Karyanto.2013.Optimalisasi Kemampuan Bagdalops dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi kegiatan Operasi dalam Rangka Terwujudnya Stabilitas Kamtibmas. Edisi ke-1. Biro Operasi Polda Jambi. Jambi.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2008. Manajemen Pendidikan. Cetakan ke-1. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Tim Biro Operasi.2010. Prosedur Tetap Sistim Pengamanan Markas Komando Kepolisian Daerah Jambi.Biro Ops Polda Jambi.Jambi

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam penyelenggaraan Tugas Polri. Mabes Polri , Jakarta.

91

Page 92: Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)

Tim Biro Operasi.2009. Rencana Kontijensi Menghadapi Bencana Alam di Polda Jambi.Biro Ops Polda Jambi.Jambi.

Tim Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PusdalOpsPB).2010. Standart Operational Procedure (SOP) Provinsi Jambi..Jambi.

Freddy, Rangkuti.2013 Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

AKBP Dadang Djoko Karyanto. 2016. Latihan Manajemen Kewilayahan (Kapolsek), SPN Polda Jambi. Jambi

92