7

Click here to load reader

Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 1

J U M A T , 1 9 A P R I L 2 0 1 3 E D I S I 8

TOPIK BERITA

ARH LIBRARY NEWS

DEWAN PENASIHAT

Ir. H.. Ahmad Saifudin Mutaqi

Mln. Shagir Ahmad

PENANGGUNGJAWAB

Suseno

KOORDINATOR Nasir Ahmad

KONTRIBUTOR

Iin Quratul Ain

Rizqi Baihaqi

TIM REDAKSI

F irdaus menjelaskan pada tahun 2011, pemerintah menempatkan pengumu-

man di depan semua mesjid Ah-madiyah yang isinya melarang para pengikut Ahmadiyah menyebarkan ajarannya.

Tiga masjid Ahmadiyah di

Cianjur, Jawa Barat ditutup dan

dirusak oleh sekelompok ormas

Islam garis keras dan penduduk

setempat pada hari Jumat lalu

yang menjadi peristiwa intoleransi

terkini di Propinsi ini.

Firdaus Mubarik, juru

bicara Jemaat Ahmadiyah Indo-

nesia (JAI), menceritakan pada

Sabtu kemarin kepada the Jakar-

ta Globe bahwa polisi dan tentara

menyaksikan semua insiden ini na-

mun tidak ada upaya dilakukan

mereka untuk hentikan anggota

Front Pembela Islam (FPI) me-

nyerang masjid-mesjid di tiga

kecamatan berbeda di Cianjur —

Campaka, Ciparay dan Neglasari.

“Tiga mesjid ini lokasinya

berdekatan satu sama lain dan

dirusak mereka kurang dari 3

jam,” jelas Firdaus. “Mereka

juga menutup mesjid kami di Ci-

paray. Beberapa pelaku juga

melempari jendela-jendela, pin-

tu dan atap genting mesjid.

Polisi berada di sana namun tid-

ak hentikan mereka. Bahkan

seorang Polisi bernama Dedi dari

Polsek Campaka juga terlibat

dalam pemasangan pengumuman

yang nyatakan bahwa kegiatan

masjid ini harus dihentikan.”

Sebelum insiden-insiden

penyerangan tersebut, seorang

anggota Ahmadiyah, Jamal, di-

panggil ke kantor kecamatan Cam-

paka untuk menjelaskan mengapa

tokonya dibangun tanpa izin.

Jamal dilaporkan tidak bisa mem-

bayar ijin itu karena kantor keca-

matan diduga memintanya mem-

bayar 4 juta rupiah.

Tetapi saat Jamal tiba di

kantor itu, sudah berkumpul ratu-

san anggota FPI yang

menunggunya. Sementara isu

dibuat kalau jamal tidak mengan-

tongi ijin sah dalam menjalankan

usaha tokonya dibuat, sebanyak

300 anggota ormas FPI melakukan

pawai dari kantor kecamatan ke

masjid Ahmadiyah di kecamatan

Campaka dan menutup tempat iba-

dah itu.

Alamat : Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru Yogyakarta 55224 Telp./Fax (0274) 586723 website : www.arhlibrary.com twitter : @arhlibrary e-mail : [email protected]

TIGA MESJID AH-MADIYAH DISERANG ORMAS ISLAM GAR-

IS KERAS DI CIANJUR

1

PEMERINTAH BEKASI INGIN TEM-

PATKAN IMAM ISLAM DI MESJID AHMADI

TERSEGEL

3

ANTAR UMAT BE-RAGAMA: PAUS

FRANSIKUS DAPAT SOKONG TOLERAN-SI BERAGAMA | SU-

RAT

4

GUBERNUR AHMAD HERYAWAN TEGAS-KAN INTOLERANSI BUKANLAH POKOK PERSOALAN DI JA-

WA BARAT

5

AHMADI INDONESIA YANG DIPERSEKUSI DIKUNCI DI DALAM

MESJID

7

TIGA MESJID AHMADIYAH DISERANG

ORMAS ISLAM GARIS KERAS DI CIANJUR

Page 2: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 2

Para pengikut FPI menempatkan palang

kayu di pintu masjid untuk menghalangi pengi-

kut Ahmadiyah memasuki masjid mereka.

Firdaus mengatakan setelah rombongan

FPI menutup mesjid Ahmadiyah di Ciparay,

mereka maju lanjutkan berjalan ke Neglasari

untuk menutup mesjid Ahmadiyah lainnya. Dia

menyebutkan Kasat Intelkam Polresta Bogor,

AKP Lanjar Guntoro menyaksikan serangan itu

namun tidak melakukan tindakan apa-apa.

Firdaus tambahkan saat pihak Ahmadi-

yah berkata kepada ormas Islam garis keras

tersebut bahwa mereka tidak punya hak un-

tuk menutup mesjid-mesjid, seorang anggota

FPI menjawab bahwa mereka hanya memban-

tu polisi.

Sementara, pemerintah dan pihak

kepolisian mengatakan mereka berada di tem-

pat tersebut hanya untuk mencegah ter-

jadinya bentrokan antara Ahmadiyah dan FPI.

Sebanyak tiga masjid diserang oleh Is-

lam garis keras dan sebanyak lebih dari 60

rumah milik pengikut Ahmadiyah dibakar

tujuh tahun lalu namun hingga kini para

pelakunya tidak dikenali.

Firdaus menjelaskan pada tahun 2011,

pemerintah menempatkan pengumuman di de-

pan semua mesjid Ahmadiyah yang isinya

melarang para pengikut Ahmadiyah menyebar-

kan ajarannya.

“Pengumuman itu membuat masyarakat

semakin tahu bahwa mesjid yang dimaksud

adalah milik Ahmadiyah,” Dia menjelaskan.

Firdaus berkata lagi bahwa dia prihatin, peri-

stiwa Jumat kemarin bisa memuluskan jalan

terjadinya serangan yang lebih besar.

Bonar Tigor Naipospos, Wakil Direktur

Hak Asasi Manusia Setara Institute, menya-

takan pada Sabtu bahwa FPI menempatkan

hukum di tangan mereka karena diduga kuat

ada kedekatan mereka dengan gubernur Jawa

Barat, Ahmad Heryawan.

“Saya meyakini ini berkaitan dengan

memorandum kesepakatan antara FPI dan Ah-

mad Heryawan saat berlangsungnya kampanye

pencalonan gubernur,” kata Bonar. “FPI

mengatakan kepada Ahmad bahwa mereka

akan mendukungnya hanya jika setuju

menghentikan semua kegiatan Ahmadiyah di

Jawa Barat.”

Walaupun saat itu Ahmad pernah mem-

bantah bahwa dia telah tanda tangani sebuah

kesepakatan, dia tidak membantah adanya se-

buah pertemuannya dengan anggota FPI sela-

ma kampanye.

Bonar menyebutkan bahkan jikapun

Polisi menutup mesjid, ini tetap saja tindakan

illegal karena Peraturan gubernur Jawa Barat

hanya melarang penyebaran ajaran Ahmadi-

yah, bukan kegiatannya.

“Ini tidak masuk nalar, mengapa larang

orang lakukan ibadah,” ujar Bonar yang

menambahkan bahwa institusinya belum

memutuskan apakah akan memberikan bantu-

an hukum kepada Ahmadiyah atau tidak.

“Mereka (Ahmadiyah) terkesan pasif dan

mereka menggunakan cara sipil dalam menga-

tasi tekanan terhadap mereka.”

Sumber: http://www.thejakartaglobe.com/

home/islamic-hard-liners-attack-three-

ahmadiyah-mosques-in-cianjur/585445

Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti

Tatang Hidayatullah

Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com

Page 3: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 3

M esjid Al-Misbah yang ter-letak di Jalan Pangrango di dalam perumahan kompleks

Jatibening telah tiga kali disegel pihak Pemerintah Bekasi sejak Pebruari 2013.

Pemerintah kota Bekasi meyatakan

mereka hanya akan membuka masjid Ah-

madiyah di Pondok gede yang

disegel jika jamaahnya setuju

membiarkan pemerintah yang

memilih Imam dan khatib un-

tuk shalat-shalat Jumat para

pengikut Ahmadiyah.

Firdaus Mubarik, juru

bicara dari Jemaat Ahmadi-

yah Indonesia (JAI), ungkap-

kan kepada the Jakarta Globe

jika mereka menolak permintaan itu selama

berlangsungnya dialog Kamis kemarin antara

pihak pemerintah Bekasi dengan sekte Ah-

madiyah.

“Tentu saja, kami tidak menyetujui,

sama saja dengan memasrahkan keyakinan

kami,” ujar Firdaus pada Jumat kemarin.

Namun Firdaus tambahkan pihak

mereka tidak menolak bila pemkot Bekasi

ingin mengajar mereka ilmu agama.

“Jika Majelis Ulama Indonesia [MUI]

atau Kementerian agama datang ke masjid

Ahmadiyah dan mengajari kami ajaran-

ajaran Islam yang benar menurut versi

mereka, tidak masalah bagi kami,” Firdaus

menjelaskan. “Tapi bila mereka mendikte

kami tentang apa yang kami lakukan dan jan-

gan kami lakukan, itu tidak akan diterima.”

Mesjid Al-Misbah yang terletak di

Jalan Pangrango di dalam perumahan kom-

pleks Jatibening telah tiga kali disegel

pihak Pemerintah Bekasi sejak Pebruari

2013. Pada kasus terbaru 4 April lalu, pem-

kot Bekasi memagari masjid Al-Misbah

dengan seng yang juga menutup pintu keluar

masuk yang saat itu di dalamnya masih ter-

dapat 30 orang Ahmadi.

Pemkot Bekasi menolak membuka se-

gel polisi Pondok Gede

Bekasi yang terpasang di

masjid ini dimana polisinya

juga mendukung keputusan

penyegelan tersebut

bahkan melarang para

pengikut Ahmadiyah

keluar masuk masjid

mereka.

Firdaus menjelaskan

mereka akan menolak tawaran pemkot

Bekasi karena mereka tidak menginginkan

terjadinya kembali “Operation Sajadah”

seperti yang terjadi di Jawa Barat pada ta-

hun 2011 dimana para pengikut Ahmadiyah

dipaksa keluar dan bergabung ke dalam Is-

lam mayoritas.

“Saat itu Pemerintah Propinsi Jawa

Barat bekerjasama dengan militer Jawa

Barat menduduki masjid-mesjid Ahmadiyah

di Bandung, Cianjur and Majalengka, dimulai

dengan mengambil alih Imam dan Khatib

Shalat Jumat di mesjid-mesjid Ahmadiyah,

" kata Firdaus Lanjutnya. " ini juga yang

diinginkan Walikota Bekasi.”

Sumber: http://www.thejakartaglobe.com/news/

ahmadiyah-and-bekasi-government-fail-to-ink-a-deal

-to-reopen-mosque/585256

Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti Tatang

Hidayatullah

Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com

PEMERINTAH BEKASI INGIN TEMPATKAN

IMAM ISLAM DI MESJID AHMADI TERSEGEL

Page 4: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 4

S ebagai anggota Jemaat Muslim Ahmadiyah, saya selalu diajarkan betapa pentingnya toleransi yang

diperlukan dalam menciptakan suatu masyarakat damai. Slogan Jemaat kami, “Love for All, Hatred for None”, mendorong sikap menerima perbedaan maupun persamaan di antara kami.

Saya haturkan ucapan selamat kepada Gereja Katholik Roma dan umat Katholik di seluruh dunia atas terpilihnya Yang Mulia Paus Fransiskus.

Semoga dengan pengangkatan ini membawa kita menuju terwujudnya dunia yang lebih bertoleransi di mana tidak ada ras, agama atau Negara yang menganggap lebih tinggi di atas lainnya.

Perdamaian belum relevan dengan situasi dunia sekarang. Arab dan pergerakan Wall Street menggambarkan kerusuhan massa yang menentang kezaliman, dan Sandy Hook pertanda hilangnya ketentraman dari level individu.

Kekerasan meningkat sebagai akibat dari kemerosotan nilai-nilai agama dan moral, membuat saya khawatir bila kita menjadi lebih apatis terhadap adanya tindakan kekerasan dan mentertawai konsep perdamaian dunia.

Sebagai anggota Jemaat Muslim Ahmadiyah, saya selalu diajarkan betapa pentingnya toleransi yang diperlukan dalam menciptakan suatu masyarakat damai. Slogan Jemaat kami, “Love for All, Hatred for None”, mendorong sikap menerima perbedaan maupun persamaan di antara kami. Adakah

bedanya ajaran kami dengan ajaran yang dibawa Yesus?

Perdamaian antar umat beragama membutuhkan sebuah komitmen dari kita semua untuk bekerjasama dan bahu membahu dengan dasar saling menghormati dan kasih sayang. Perdamaian yang menuntut kita memberikan penghormatan yang hak kepada wujud-wujud suci agama seperti Musa, Yesus, Muhammad, Krishna, dan lainnya.

Saya berharap dengan terpilihnya Paus baru, merupakan waktu yang tepat untuk menghilangkan sikap curiga dan mendorong para pemeluknya untuk bekerjasama dalam membentuk keharmonisan antar umat beragama. Yang Mulia Hadhrat Mirza Masroor Ahmad,

Pimpinan tertinggi dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah bersabda dalam sebuah press release, “Saya meminta di era mendatang beliau menggunakan pengaruhnya untuk membawa penduduk dunia bersama menuju perdamaian, kerukunan dan saling menghargai. ” “Bukan dengan melebarnya perpecahan, melainkan dunia saat ini membutuhkan persatuan dan cinta kasih,” kata beliau.

Sumber: http://www.thenorthwestern.com/article/U0/20130407/OSH0603/304070251/Letter-Pope-Francis-can-promote-religious-tolerance Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti Tatang Hidayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com

ANTAR UMAT BERAGAMA:

PAUS FRANSIKUS DAPAT SOKONG

TOLERANSI BERAGAMA | SURAT

Page 5: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 5

K ami ingin bertoleran terhadap Ahmadi ... namun saat mereka merubah ajaran pokok Islam dan

menyebut bahwa mereka Muslim, ini menjadi pokok persoalan sekarang. Ada undang-undang khusus tentang Ahmadiyah." Sementara Indonesia bergulat dengan marak-nya aksi kekerasan terhadap kelompok agama minoritas se-antero negeri, berbagai kelompok Hak Asasi Manusia menyatakan Jawa Barat sebagai hotspot utama terjadinya intoleransi.

Empat bulan ke belakang, seorang pendeta Kristen dari Sumedang di-penjara, sebuah gereja di-runtuhkan di Bekasi, sebuah mesjid Ahmadiyah di segel di Pondok Gede sedangkan 30 jamaahnya masih ikut terkunci di dalamnya dan tiga mesjid Ahmadiyah ditutup dan dirusak di Cianjur.

Wahid Institute men-catat 102 kasus intoleransi dan kekerasan terhadap golongan agama mi-noritas tahun 2012, termasuk 40 insiden terjadi di Jawa Barat.

Kendatipun insiden-insiden demikian ter-jadi, gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yang kembali terpilih menjadi Gubernur kedua kalinya tetap kukuh menyatakan bahwa intoler-ansi agama bukanlah pokok persoalan di pro-pinsinya.

“Menurut pendapat saya Jawa Barat adalah propinsi yang paling memiliki toleransi. Tidak ada masalah, kecuali di beberapa daerah pinggiran di Jawa Barat. Di daerah kecil tempat masalah ini terjadi, situasinya tidak bisa digam-barkan sebagai intoleran,” ujar Ahmad kepada the Jakarta Globe pada hari Kamis.

“Semua konflik ini telah terjadi sebelum saya menjadi gubernur. Jadi dalam periode ter-pilihnya kembali saya menjadi gubernur, saya akan berusaha menyelesaikan konflik-konflik yang muncul, konflik yang ada sebelum saya

menjadi gubernur pada lima tahun pertama.” Ahmad menyebutkan peraturan yang

mengatur perolehan ijin bagi sebuah rumah ibadah sudah tepat —keputusan Menteri tahun 2006 pasal 28 menetapkan bahwa para pem-impin daerah harus memfasilitasi proses perolehan ijin — dia berharap persoalan-persoalan yang berhubungan dengan rumah ibadah dapat dirubah dalam lima tahun ke de-pan.

“Saya harus angkat topi bagi teman-teman Katholik; mereka sangat tertib dan tidak pernah membangun tempat ibadah tanpa perijinan,” ka-ta Ahmad. “Dengan kebanyakan umat Protestan juga tidak ada masalah, konflik tersebut kerap hanya terjadi pada Jemaat HKBP (Huria Kris-ten Batak Protestan).” Dalam serangan terakhir di propinsi Jawa Barat,

sebanyak tiga mesjid di tiga kecamatan ber-beda ditutup dan dirusak pada Jumat kemarin oleh kelompok Front Pembela Islam (FPI) yang beranggapan mesjid-mesjid itu tidak memiliki IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).

Dalam interview pagi hari, Ahmad mengatakan serangan dan kekerasan terhadap Ahmadiyah telah mereda sejak terpilihnya dia menjadi gubernur lagi sejak 24 Pebruari lalu seraya menambahkan bahwa dia menginginkan untuk melindungi semua agama termasuk Islam.

“Ketika terdapat sebuah kelompok orang yang ingin menghancurkan agama dari dalam, kami perlu untuk melindunginya [Islam],” jelas Ahmad.

“Kami ingin bertoleran terhadap Ah-madi ... namun saat mereka merubah ajaran pokok Islam dan menyebut bahwa mereka Muslim, ini menjadi pokok persoalan sekarang.

GUBERNUR AHMAD HERYAWAN

TEGASKAN INTOLERANSI BUKANLAH

POKOK PERSOALAN DI JAWA BARAT

Page 6: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 6

Ada undang-undang khusus tentang Ah-madiyah. Jika ada seseorang yang mengajar-kan dan menyebarkan ajaran adanya seorang nabi baru setelah nabi Muhammad, maka itu adalah tindakan yang melanggar.”

Ahmad Suaedy, seorang peneliti dari Wahid Institute, sebuah organisasi yang men-gusung perkembangan Islam moderat menga-takan bahwa Jawa Barat telah menjadi sumber tempat yang paling subur bagi tumbuhnya intol-eransi dan kekerasan agama selama lima ta-hun belakangan ini.

Peneliti ini menyebutkan masyarakat Muslim mayoritas di Jawa Barat adalah salah satu alasan utama dibalik meluapnya aksi intol-eransi terhadap kelompok-kelompok agama mi-noritas.

“Tindakan intoleransi dan kekerasan tak hanya terjadi pada HKBP, namun juga terhadap kelompok-kelompok Islam lainnya seperti Ah-madiyah dan Islam tradisional, juga terhadap tradisi-tradisi lokal dan masyarakat pribumi,” papar Suaedy.

“Jawa Barat dalam lima tahun ini dibawah pimpinan seorang gubernur dari partai Islam konservatif, PKS [Partai Kesejahteraan Rakyat]. Ketika [Ahmad] terpilih menjadi gu-bernur, dia melarang tradisi-tradisi kesenian Ja-wa Barat termasuk Jaipongan, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.”

Gubernur ini menyatakan dia memberla-kukan peraturan larangan terhadap Ahmadiyah untuk mengajarkan ajarannya. Kata dia lagi, polisi bertanggung jawab atas tindakan kriminal apapun terhadap kelompok-kelompok agama minoritas.

“Ya,kekerasan adalah tindakan kriminal. Kapanpun ini terjadi dan menimpa siapa pun kami akan serahkan kepada pihak berwenang, yakni polisi,” kata Ahmad.

Sementara itu mucul berita jika Ahmad telah tanda tangani kesepakatan dengan Front Pembela Islam (FPI) daerah setempat selama berlangsungnya kampanye kemarin, namun dia membantah berita itu.

“Tidak ada kesepakatan. Memang ada beberapa anggota dari FPI berkunjung namun saya hanya menyambut mereka sama seperti tamu-tamu lain,” katanya.

“Tidak ada kesepakatan, mereka hanya tamu yang datang berkunjung.”

Bahrul Hayat, Sekretaris Jenderal Ke-menterian Agama sebelumya mengatakan ide bagus bagi pemerintah daerah untuk tandatan-gani kesepakatan dengan FPI.

“Saya kira jika pemerintah-pemerintah daerah membuat kesepakatan dengan FPI, ini bagus karena pemerintah harus menjaga posisi yang kuat untuk tegakkan peraturan. Saya melihat ini hal positif. Anda jangan melihat ini sebagai sisi negatif.,” ujarnya.

Bonar Tigor Naipospos, wakil direktur Setara Institute, seorang peneliti senior me-nyebutkan bahwa Ahmad dan pemerintah pusat menolak bertanggung jawab atas aksi-aksi menghalangi dan persekusi dengan kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas.

Bonar juga menyebutkan tempat yang memiliki jumlah yang tinggi terjadinya tindakan-tindakan intoleransi agama adalah Jawa Barat, dia mengetahui masalah yang sama juga timbul di daerah-daerah lainnya.

“Kita menyaksikan Kaum Kristiani dan Ahmadi di Jawa Barat diserang lebih banyak karena populasi mayoritasnya adalah Muslim. Kasus ini tak hanya terjadi terhadap satu golon-gan agama namun semua golongan agama lainnya. Masyarakat daerah setempat meneri-ma kelompok minoritas, tapi tidak dengan ke-lompok-kelompok fundamentalis yang menggunakan kekerasan dan seruan-seruannya yang memusuhi,” kata Bonar. “Di daerah seperti Sulawesi Utara, Bali dan Flo-res [Nusa Tenggara Timur) yang berpopulasi Muslim minoritas, kasus-kasus demikian sedikit terjadi termasuk kasus-kasus dimana umat Muslim tidak bisa bangun sebuah mesjid. Tapi keberatan inipun bukan berasal dari kelompok-kelompok Islam namun dari penduduk setem-pat.”

Sumber: http://www.thejakartaglobe.com/lawandorder/west-java-governor-ahmad-heryawan-little-intolerance-here/585657 Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti Tatang Hi-dayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com

Page 7: Bulletin ARH Library edisi 8 (19 April 2013)

Halaman 7

B uku yang dimaksud diterbitkan oleh Islam Publications Inter-national, berisi ancaman nyata perang nuklir dan mengemuka-

kan jalan keluar menuju perdamaian seperti telah tersebut dalam Al Quran suci dan teladan Nabi suci, Muhammad saw.

"Krisis Dunia

dan Jalan menuju

Perdamaian", adalah

kumpulan pidato Ha-

dhrat Mirza Mas-

roor Ahmad, pimpi-

nan tertinggi dunia

Jemaat Muslim Ah-

madiyah yang akan

diluncurkan dalam

sebuah format buku

di London Book Fair, dan berlangsung pada

15-17 April 2013.

Ketegangan dunia memuncak bersa-

maan, dimana Korea Utara mengancam dunia

Barat dan kepentingannya dan terjadinya

kekeruhan di tanah Arab, buku ini adalah

kumpulan pidato sesuai dengan yang pernah

beliau sampaikan dan terdapat di dalamnya

surat-surat yang ditulis beliau untuk para

pemimpin dunia tentang perlunya perdama-

ian.

Pidato-pidato tersebut disampaikan

beliau di Gedung parlemen di UK, Capitol Hill

di Washington DC dan Parlemen Eropa di

Brussels. Buku yang dimaksud diterbitkan

oleh Islam Publications International, berisi

ancaman nyata perang nuklir dan

mengemukakan jalan keluar menuju perdama-

ian seperti telah tersebut dalam Al Quran

suci dan teladan Nabi suci, Muhammad saw.

Tentang penulis:

Hadhrat Ahmad adalah pemimpin

tertinggi dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah

yang telah berdiri di

200 negara dengan

pengikut berjumlah

puluhan juta. Ahmad-

iyah juga merupakan

salah satu dari

komunitas-komunitas

Muslim tertua di Ero-

pa.

Hadhrat Ahmad

secara rutin ber-

jumpa dengan para

anggota parlemen,

para presiden, perdana menteri-perdana

menteri dan kepala-kepala pemerintahan.

Beliau juga menyampaikan pesan kepada para

anggota parlemen Inggris, anggota-anggota

kongres, para anggota parlemen Eropa juga

kepada berbagai forum yang dihadiri para

diplomat, kalangan militer, polisi dan para

pejabat sipil. Beliau adalah penganjur Hak

Asasi Manusia dan perdamaian dunia.

Sumber: http://

ahmadiyyatimes.blogspot.com/2013/04/uk-

book-launch-at-london-book-fair.html#more

Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti

Tatang Hidayatullah

Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com

"KRISIS DUNIA DAN JALAN MENUJU PERDAMAIAN" KARYA HADHRAT MIRZA

MASROOR AHMAD DI-LAUNCHING DI LONDON BOOK FAIR