7
Halaman 1 JUMAT, 15 MARET 2013 EDISI 3 TOPIK BERITA ARH LIBRARY NEWS DEWAN PENASIHAT Ir. H.. Ahmad Saifudin Mutaqi Mln. Shagir Ahmad PENANGGUNGJAWAB Suseno KOORDINATOR Nasir Ahmad KONTRIBUTOR Iin Quratul Ain Rizqi Baihaqi TIM REDAKSI ISLAM DAN TEOLOGI PENGHARAPAN Teolog Jerman, Hans Kung, pernah menulis bahwa atas dasar investigasi literatur yang dilakukan pada lima pokok ajaran Islam; sa- hadat, shalat, pembayaran zakat, puasa, dan haji merupakan hal yang esensial untuk menuju paradigma teologi harapan pascapemerintahan Islam masa kenabian, khulafaur ra- syidin, dan para sahabat dengan per- spektif baru (Hans Kung, 2008). Kutipan di atas sengaja di- pergunakan untuk memulai tulisan ini. Hal itu penting karena setelah masa kenabian, khulafaur rasyidin, dan sahabat salafus salih, Islam ser- ing kali mengalami banyak distorsi dalam praktik dan penyebarannya di Indonesia. Bahkan, pasca-Perang Dunia I dan Perang Dingin, Islam di Indonesia seakan-akan menjadi Is- lam yang memiliki penampilan ga- lak dan sadis. Islam hadir di Indonesia penuh dengan kekerasan dan kurang bersahabat dengan sesama pemeluk agama Tuhan di bumi Indonesia. Sebagai agama mayoritas, Islam di Indonesia bahkan menampakkan seakan-akan sebagai agama yang penuh dengan persoalan internal se- hingga kontribusinya untuk perkem- bangan demokrasi dan penegakan hak asasi manusia mengalami ke- buntuan. Komunitas Muslim Indonesia non-arus utama (bukan Muham- madiyah dan NU) sering menam- pakkan aktivitas yang cenderung menakutkan sesama umat Muslim. Komunitas non-arus utama sering melakukan aktivitas ritual dan pengajian yang sangat menguta- makan fashion. Fashion dalam mak- nanya yang serba glamor, bukan yang sederhana dan merakyat. Islam Indonesia yang dianut para elite politik benar-benar ber- beda dengan teladan yang ditinggal- kan khulafaur rasyidin dan para sa- habat segenerasi mereka yang kita sebut kaum salafus salih. Islam yang dianut para elite politik Indonesia penuh kepalsuan. Meski menganut Islam, para tersangka korupsi dan terpidana korupsi tetap mampu tersenyum di depan kamera televisi dan tanpa beban berkomentar bahwa peristiwa ini adalah fitnah. Peristiwa yang sedang menimpa dianggap se- bagai pembunuhan karakter anak bangsa, serta kalimat lain yang jelas sekali sebagai pembelaan. Perhatikan peristiwa yang mengenaskan dan terus menghantui kaum minoritas Ahmadiyah di Lom- bok. Perhatikan pula peristiwa yang menimpa Jemaah Syiah (Ikatan Ja- maah Ahlul Bait Indonesia) di Ma- dura yang menjadi bulan-bulanan Islam mayoritas. Kaum Muslim di dua daerah tersebut seakan-akan tid- ak rela atas kehadiran Ahmadiyah dan Jamaah Syiah. Alamat : Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru Yogyakarta 55224 Telp./Fax (0274) 586723 website : www.arhlibrary.com twier : @arhlibrary e-mail : [email protected] ISLAM DAN TEOLO- GI PENGHARAPAN 1 PEMIMPIN MUSLIM HIMBAU PEMERINTAHAN- PEMERINTAHAN DUNIA PERLA- KUKAN SAMA SEMUA WARGA NEGARANYA 3 KRONOLOGIS MAS- JID AHMADIYAH BEKASI DI SEGEL 4 UPAYA AHMADIYAH MENGHILANGKAN MITOS TENTANG NA- BI MUHAMMAD SAW 6 400 PASANGAN TAK BISA MENIKAH KA- RENA AHMADIYAH 7

Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 1

J U M A T , 1 5 M A R E T 2 0 1 3 E D I S I 3

TOPIK BERITA

ARH LIBRARY NEWS DEWAN PENASIHAT

Ir. H.. Ahmad Saifudin Mutaqi

Mln. Shagir Ahmad

PENANGGUNGJAWAB

Suseno

KOORDINATOR

Nasir Ahmad

KONTRIBUTOR

Iin Quratul Ain

Rizqi Baihaqi

TIM REDAKSI

ISLAM DAN TEOLOGI PENGHARAPAN

Teolog Jerman, Hans Kung,

pernah menulis bahwa atas dasar

investigasi literatur yang dilakukan

pada lima pokok ajaran Islam; sa-

hadat, shalat, pembayaran zakat,

puasa, dan haji merupakan hal yang

esensial untuk menuju paradigma

teologi harapan pascapemerintahan

Islam masa kenabian, khulafaur ra-

syidin, dan para sahabat dengan per-

spektif baru (Hans Kung, 2008).

Kutipan di atas sengaja di-

pergunakan untuk memulai tulisan

ini. Hal itu penting karena setelah

masa kenabian, khulafaur rasyidin,

dan sahabat salafus salih, Islam ser-

ing kali mengalami banyak distorsi

dalam praktik dan penyebarannya di

Indonesia. Bahkan, pasca-Perang

Dunia I dan Perang Dingin, Islam di

Indonesia seakan-akan menjadi Is-

lam yang memiliki penampilan ga-

lak dan sadis.

Islam hadir di Indonesia

penuh dengan kekerasan dan kurang

bersahabat dengan sesama pemeluk

agama Tuhan di bumi Indonesia.

Sebagai agama mayoritas, Islam di

Indonesia bahkan menampakkan

seakan-akan sebagai agama yang

penuh dengan persoalan internal se-

hingga kontribusinya untuk perkem-

bangan demokrasi dan penegakan

hak asasi manusia mengalami ke-

buntuan.

Komunitas Muslim Indonesia

non-arus utama (bukan Muham-

madiyah dan NU) sering menam-

pakkan aktivitas yang cenderung

menakutkan sesama umat Muslim.

Komunitas non-arus utama sering

melakukan aktivitas ritual dan

pengajian yang sangat menguta-

makan fashion. Fashion dalam mak-

nanya yang serba glamor, bukan

yang sederhana dan merakyat.

Islam Indonesia yang dianut

para elite politik benar-benar ber-

beda dengan teladan yang ditinggal-

kan khulafaur rasyidin dan para sa-

habat segenerasi mereka yang kita

sebut kaum salafus salih. Islam yang

dianut para elite politik Indonesia

penuh kepalsuan. Meski menganut

Islam, para tersangka korupsi dan

terpidana korupsi tetap mampu

tersenyum di depan kamera televisi

dan tanpa beban berkomentar bahwa

peristiwa ini adalah fitnah. Peristiwa

yang sedang menimpa dianggap se-

bagai pembunuhan karakter anak

bangsa, serta kalimat lain yang jelas

sekali sebagai pembelaan.

Perhatikan peristiwa yang

mengenaskan dan terus menghantui

kaum minoritas Ahmadiyah di Lom-

bok. Perhatikan pula peristiwa yang

menimpa Jemaah Syiah (Ikatan Ja-

maah Ahlul Bait Indonesia) di Ma-

dura yang menjadi bulan-bulanan

Islam mayoritas. Kaum Muslim di

dua daerah tersebut seakan-akan tid-

ak rela atas kehadiran Ahmadiyah

dan Jamaah Syiah.

Alamat : Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru Yogyakarta 55224 Telp./Fax (0274) 586723 website : www.arhlibrary.com twitter : @arhlibrary e-mail : [email protected]

ISLAM DAN TEOLO-

GI PENGHARAPAN 1

PEMIMPIN MUSLIM

HIMBAU

PEMERINTAHAN-

PEMERINTAHAN

DUNIA PERLA-

KUKAN SAMA

SEMUA WARGA

NEGARANYA

3

KRONOLOGIS MAS-

JID AHMADIYAH

BEKASI DI SEGEL

4

UPAYA AHMADIYAH

MENGHILANGKAN

MITOS TENTANG NA-

BI MUHAMMAD SAW

6

400 PASANGAN TAK

BISA MENIKAH KA-

RENA AHMADIYAH

7

Page 2: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 2

Padahal, dua komunitas itu hadir sejak lama di

sana. Pertanyaannya, mengapa baru-baru ini saja

mereka mengalami perlakuan yang mengerikan,

diusir dari tanah airnya sendiri oleh kaum

mayoritas?

Islam ke Depan Lalu, teologi macam apa yang kita harap-

kan tumbuh dan berkembang dari Islam di Indo-

nesia? Di sinilah relevansi kutipan dari teolog

Hans Kung perlu mendapatkan perhatian serius

kalangan Muslim Indonesia.

Perspektif baru berteologi Islam ke depan

adalah paradigma Islam yang mampu berdialog

dengan dunia nyata. Islam harus mampu

dihadirkan untuk dialog dengan kondisi

kekinian. Islam harus mampu dihadirkan untuk

membangun dialog sebab dengan dialog Islam

akan mampu memberi kontribusi bagi perkem-

bangan peradaban dunia. Peradaban dunia meru-

pakan karakter dari keislaman yang membela

kemanusiaan, bukan Islam yang bertentangan

dan melawan kemanusiaan.

Islam yang sesuai dengan kemanusiaan

itulah Islam yang berperadaban, bukan Islam

yang monopolistik, tiranik, apalagi sadis dan

teroris. Islam yang sesuai dengan kemanusiaan

merupakan Islam yang dianut kaum Muslim

yang panjang akal, bukan kaum Muslim yang

pendek akal.

Islam panjang akal jelas merupakan

keinginan sebagian besar bangsa di muka bumi,

khususnya bumi Indonesia yang tercinta. Se-

mentara Islam pendek akal merupakan Islam

yang berkarakter menipu, tirani, ingin benar

sendiri, dan tidak menghargai kehadiran umat

lain yang sama-sama menanamkan kebajikan.

Umat lain, sekalipun berbuat bajik, tetap saja

dihakimi dengan caranya sendiri sebagai

pengkhianat dan ingkar akan Tuhan.

Sungguh sebuah perspektif keislaman

yang harus segera ditinggalkan agar Islam

beranjak dari buritan menuju peradaban yang

utama, peradaban yang menghargai keragaman

dan kebajikan umat lain yang berbeda keya-

kinan. Muslim pendek akal hanya akan mendis-

torsi otentisitas dan semangat kemanusiaan.

Ringkasnya, Muslim panjang akal meru-

pakan aktualisasi Islam yang santun, ramah,

damai, dan menyejahterakan sesama umat Tu-

han. Sementara itu, Muslim pendek akal meru-

pakan aktualisasi Islam yang ”belepotan”

dengan kebencian, penipuan, kepalsuan belaka,

kecurigaan, dan pertumpahan darah karena se-

mangatnya menghabisi dan merendahkan liyan.

Karena itu, paradigma keislaman yang

kita harapkan sebagai bentuk konkret dari teolo-

gi pengharapan seperti disarankan Hans Kung

adalah Islam yang tidak mengumbar janji-janji

politik kepada publik. Harapan atas teologi Is-

lam ke depan adalah Islam yang mengajarkan

sekaligus mengamalkan ajaran menyejahterakan

umat manusia sebagai bentuk kebajikan. Sebab,

kelak lebih baik ketimbang sekarang di muka

Bumi, wal akhiratu khairu laka minal dunya,

dan di akhirat kelak lebih baik daripada di

dunia!

Oleh karena itulah, mari kita sambut ga-

gasan teologi harapan versi Islam Indonesia

sebab kontribusinya sangat diharapkan sebagai

agama besar di Indonesia. Ketika Islam gagal

menghadirkan teologi harapan, ancaman perang

antarperadaban yang akan membumihanguskan

kemanusiaan akan semakin nyata.

Di Indonesia, Islam amat penting kontri-

busi dan kehadirannya. Islam sebagai agama

mayoritas penduduk negeri ini akan turut

menentukan maju dan hancurnya bangsa yang

sedang tercabik-cabik pelbagai macam

kepalsuan para elite politik. Kepada para ulama,

kaum terdidik, dan pendakwah yang ter-

cerahkan, Islam masa depan sebagai harapan.

Islam Indonesia tidak bisa diharapkan dari mere-

ka yang pendek akal.

Sumber:http://budisansblog.blogspot.com/2013/03/islam-dan-

teologi-pengharapan.html

Page 3: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 3

PEMIMPIN MUSLIM HIMBAU

PEMERINTAHAN-PEMERINTAHAN

DUNIA PERLAKUKAN SAMA SEMUA

WARGA NEGARANYA

Kita doakan semoga para pemimpin

seluruh negara memenuhi hak-hak

rakyatnya.

P emimpin dunia Jamaat

Muslim Ahmadiyah, Ha-

dhrat Mirza Masroor Ah-

mad, Khalifatul Masih V menyoroti keu-

tamaan doa bagi keadaan dunia saat ini

yang sedang ada dalam bahaya dan

kekacauan. Khalifah juga menyerukan

semua pemerintahan untuk memperla-

kukan warganya dengan welas asih, adil

dan sama.

Dalam khutbah Jumat 8 Maret

2013 dari Masjid Baitul Futuh, Barat Daya

London, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad

memerintahkan semua Muslim Ahmadi

berdoa untuk ‘Hasana’, sebuah istilah Ba-

hasa Arab, yang artinya menampilkan

semua bentuk kebaikan dan keberkatan.

Sabda Hadhrat Mirza Masroor Ah-

mad:

“Para penentang Jemaat kita di berbagai

negara tertentu mengharapkan Para

Muslim Ahmadi terampas dari semua

berkat-berkat Allah Ta’ala. Kita doakan

semoga saudara-saudara kita tidak me-

nyebabkan timbulnya kesukaran-

kesukaran dan kita berdoa pula semoga

kota-kota dan negara-negara kita men-

jadi sumber kebahagiaan dan kese-

nangan.” Hadhrat Mirza Masroor Ahmad

melanjutkan berbicara tentang beberapa

negara dan pemimpin Negara-negara

Muslim:

“Kita melihat di beberapa negara Mus-

lim dimana para penguasa atau

pemerintahannya justeru menjadi sum-

ber penyebab kesengsaraan dan kepu-

tusasaan bagi rakyat mereka. Hendaknya

kita doakan semoga para pemimpin di

seluruh negara memenuhi hak-hak

rakyatnya, bersikap welas asih, lurus

dan adil. Jika mereka tidak sanggup

mereformasi diri mereka maka doakan

semoga mereka digantikan oleh pem-

impin-pemimpin dan pemerintahan-

pemerintahan yang sanggup memikul

nilai-nilai unggul ini.” Beliau juga mengungkapkan

penghargaan kepada masyarakat di luar

Jemaat Ahmadiyah yang menunjukkan

dukungan dan kasih mereka bagi Muslim

Ahmadi yang terabaikan karena perbedaan

pandangannya.

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad

bersabda:

“Sementara di Pakistan dan beberapa

negara terdapat mereka yang ter-

pengaruh oleh para ulama ektrim dan

menyebabkan kerugian bagi Muslim Ah-

madi , ada juga masyarakat yang nyata

membuktikan diri menjadi teman-teman

setia dan loyal. Mereka tulus bersimpati

terhadap kita, mengharapkan kebaikan

bagi kita dan membantu di saat-saat kita

menghadapi kesulitan dan cobaan.”

Sumber: http://www.alislam.org/egazette/press-

release/muslim-leader-calls-on-world-governments

-to-treat-all-citizens-equally/

Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah

Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com

Page 4: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 4

S uasana di Masjid milik jemaah

Ahmadiyah Bekasi, Al-Misbah,

Jumat sore, 8 Maret 2013, sudah

kondusif. Puluhan petugas kepolisian dan Satpol

PP, sudah menarik diri dari lokasi usai penyegelan

berlangsung. Gerbang masjid yang terletak di Jalan

Pangrango Terusan Nomor 44, Jatibening Baru,

Pondok Gede Kota Bekasi, Jawa Barat itu pun di-

gembok. Tak han-

ya aparat kea-

manan, sejumlah

anggota ormas

Islam yang sem-

pat berkumpul di

sebuah warung

makan di depan

gang menuju mas-

jid, juga sudah

membubarkan

diri.

“Sudah,

masalah sudah

selesai. Kami su-

dah segel, dan

akan mengundang

mereka untuk

diskusi pada Rabu besok. Silakan kepada Bapak-

Bapak untuk pulang,” kata Ketua Forum Kerukunan

Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Abdul Man-

an kepada anggota ormas Islam. Sementara,

sejumlah jemaah Ahmadiyah terlihat berjaga-jaga di

lingkungan masjid. Beberapa di antaranya, menam-

pakkan wajah kesal karena akses masuk menuju

masjid di kunci dengan gembok dan rantai. Abdul

Manan pun mengundang perwakilan Ahmadiyah

untuk menyelesaikan masalah penyegelan ini dalam

dialog dengan Pemkot Bekasi, Rabu pekan depan.

“Silakan, mau datang atau tidak itu terserah mereka

(Ahmadiyah). Kalau untuk keamanan, jangan kha-

watir. Saya jamin itu,” katanya.

Kronologi penyegelan Sebelumnya, aksi penyegelan sempat di-

warnai kericuhan. Bahkan, Kapolsek Pondok Gede

Kompol Dedy, harus turun tangan. Kericuhan

dipicu penolakan Jemaah Ahmadiyah yang kebera-

tan akses gerbang di kunci oleh petugas.

Suasana tegang sudah terasa sejak pukul

13.00 WIB saat puluhan petugas Satpol PP yang

dibantu polisi datang ke masjid tersebut, membawa

dua plang. Satu akan di tempel dengan cara dipaku,

satu lagi plang segel yang memiliki tiang akan di

pasang di depan gerbang utama. “Hai siapa ini yang

bertanggung jawab? Apa-apan ini. Kemarin kan su-

dah disegel, kok mau disegel lagi?” teriak salah

seorang perwakilan Jemaah Ahmadiyah. Namun

ucapan itu, tidak di-

tanggapi sama sekali

oleh petugas, yang po-

sisinya berhadap-

hadapan dengan

Jemaah Ahmadiyah.

Setelah sempat hening,

Kepala Satpol PP,

Yayan, akhirnya buka

suara. “Saya Pak, saya

Kepala Satpol PP. Dan

ini Kepala Kesatuan

Bangsa Politik dan

Perlindungan

Masyarakat

(Kesbangpolinmas)

Rahdi Mahdi, mari

kita diskusi di dalam,”

ujar Yayan.

Saat diskusi yang dilakukan di kantor DKM

Masjid Al-Misbah berlangsung, sejumlah petugas

Satpol PP yang berada di luar memasang segel.

Kondisi sempat memanas, ketika Jemaah menge-

tahui ada salah seorang petugas Satpol PP yang ber-

niat menggembok gerbang masuk. "Ini masalah

keyakinan, jangan memaksakan kehendak. Apalagi

sampai mau menyegel rumah Allah,” teriak salah

seorang jemaah yang disambut suara takbir dari

dalam masjid. "Emang ini kafe remang-remang,

atau tempat prostitusi? Kami akan mempertahankan

tempat ibadah kami, apapun resikonya,” tambah dia.

Saat hal itu terjadi, sejumlah anggota ormas islam,

sudah bersiaga di luar gang masuk ke lingkungan

masjid milik Jemaah Ahmadiyah. Untuk mengan-

tisipasi bentrokan puluhan petugas diterjunkan ke

lokasi, di antaranya dari Polsek Bekasi Selatan,

Polresta Bekasi Kota, Brimob Polda Metro Jaya dan

beberapa petugas dari Kodim 0507 Bekasi.

KRONOLOGIS MASJID AHMAD-

IYAH BEKASI DI SEGEL

Page 5: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 5

"Fatwa MUI mengenai ajaran Ahmadiyah

sudah final, dan ini sudah diutarakan sejak Orde Ba-

ru. Ajaran mereka menyimpang, karena mengakui

Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi, dan tuntunan

ajaran mereka adalah, Tadzkiroh yang berasal dari

cuplikan ayat suci Al Quran," kata Sekretaris MUI

Kota Bekasi,

Sukandar Gozali.

"Kalau tadi ada

yang mengucap-

kan syahadat, dan

bersumpah kitab

suci mereka hanya

Al-quran, itu han-

ya akal-akalan

mereka. Kalau

masuk di ling-

kungan, yang

mereka kembali

ke ajarannya lagi.

Masalah membu-

barkan Ahmadi-

yah itu bukan

wewenang MUI,

tapi wewenang

Pemerintah pusat,” tambahnya.

Proses penyegelan Masjid Al-Misbah milik

Jemaah Ahmadiyah di Jalan Terusan Pangran-

go Nomor 44, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota

Bekasi, Jawa Barat, Jumat siang, 8 Maret 2013,

berujung ricuh. Puluhan polisi dari Polsek Pondok

Gede, Polresta Bekasi Kota, serta anggota Satpol

PP, terlibat aksi dorong dengan Jemaah Ahmadiyah.

Jemaah berusaha mempertahankan gerbang

utama untuk masuk ke dalam lingkungan masjid,

agar tidak digembok petugas. Namun karena kalah

jumlah, Jemaah Ahmadiyah akhirnya merelakan

gerbang tersebut digembok. “Apa salah kami, se-

hingga masjid ini di gembok? Kalau mau menyegel,

seharusnya berdasarkan putusan pengadilan,” kata

salah seorang Jemaah Ahmadiyah, saat kericuhan

terjadi. “Maaf pak, kami hanya menjalankan

perintah atasan. Kalau mau protes silakan ke mere-

ka,” jawab salah seorang petugas polisi.

Sebelum penyegelan gerbang utama masjid,

Satpol PP lebih dahulu memasang dua plang berisi

larangan aktivitas Ahmadiyah di Kota Bekasi. Plang

yang dipasang berjumlah 2 buah. Satu ditempelkan

di dinding gerbang, satu lagi di pasang tepat di de-

pan gerbang ma-

suk.

Penyegelan kali

ini merupakan

yang kedua

sepanjang 2013.

Sebelumnya pada

14 Februari 2013,

segel sudah

dipasang di depan

plang bertuliskan

Masjid Al-

Misbah. Penyege-

lan hari ini, dil-

akukan setelah

dialog yang dil-

akukan perwaki-

lan MUI Kota

Bekasi, Kesatuan

Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

(Kesbangpolinmas) Kota Bekasi, Forum Kerukunan

Umat Beragama (FKUB), dan Satpol PP dengan

perwakilan Jemaat Ahmadiyah, menemui jalan

buntu.

Kepala Bagian Hukum Pemkot Bekasi,

Sudiana, berdalih jika penyegelan ini sudah sesuai

prosedur. “Penyegelan berdasarkan Peraturan Wali

Kota, Peraturan Gubernur dan SKB 3 Menteri. Si-

lahkan, kalau mereka mau gugat kita di PTUN,”

katanya.

Sumber:http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/03/foto-

kronologis-masjid-ahmadiyah-bekasi.html

Page 6: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 6

J amaah Ahmadiyah telah meluncur-

kan kampanye nasional untuk

menghilangkan kesalahpahaman

kebanyakan non-muslim tentang Islam dan Nabi

Muhammad saw. Kampanye yang bertajuk

'Muhammad Messenger of Peace' akan mencakup

acara ceramah dan kegiatan di 73 cabang Ahmadi-

yah di seluruh Amerika, salah satunya pada hari Ka-

mis di Universitas Maryland di Shady Grove, Rock-

ville, menurut Anser Ahmad, Ketua Ahmadiyah

cabang Potomac.

Acara ini akan dimulai pukul

07:30 di Universitas Maryland di Shady

Grove, USG Conference Center

(Gedung 1), 9630 Gudelsky Drive,

Rockville. Dr. Faheem Younus, seorang

profesor kedokteran di Universitas Mar-

yland, wartawan lepas yang mencip-

takan blog Muslimerican.com dan

seorang anggota Ahmadiyah, akan men-

jadi narasumber pada acara tersebut.

Sebagian besar karyanya adalah

diluar hal tentang pengobatan, yang

meliputi isu-isu identitas Muslim

Amerika dan mencoba untuk me-

nyelesaikan konflik pemikiran antara pemuda Islam

dan Amerika, yang menurut beliau seharusnya tidak

ada. Beliau telah menjadi kontributor blog untuk

Huffington Post dan tulisan-tulisannya telah diter-

bitkan di Washington Post, Chicago Tribune dan

Christian Science Monitor dll.

Tema yang akan beliau sampaikan pada

acara hari Kamis nanti adalah seputar video anti-

Islam 'The Innocence of Muslims' yang dibuat tahun

lalu, dan khusus lagi, reaksi dari beberapa umat Is-

lam terhadap video tersebut. "Sebagian memilih un-

tuk bereaksi dengan kekerasan dan protes di jalan,"

katanya. Sementara beliau sendiri mengutuk video

tersebut, ia mengatakan ia dan Jamaah Ahmadiyah

meyakini pemisahan yang jelas antara agama dan

negara, dan mereka tidak harus menanggapi dengan

jalan ancaman dan penyerangan. "Tetapi kami akan

menggunakan wacana 'pena' dan rasionalitas" katan-

ya. "Tujuan kami adalah dapat bertatap muka dan

terlibat dengan saudara-sudara kita di Amerika.

Ketika beliau datang ke Amerika Serikat

sekitar 15 tahun yang lalu, ia mengatakan, ia mem-

baca Ikrar Kesetiaan (the Pledge of Allegiance) dan

berusaha memahami apa yang mereka ajarkan. "Jika

Anda ingin mempelajari tentang bagaimana nabi

saya, izinkan saya untuk memberitahu Anda apa

yang saya yakini terhadapnya." kata Younus.

"Tanggung jawab kami adalah menjadikan diri kami

sendiri bersedia, tidak tersinggung jika ada pertan-

yaan sulit yang diajukan."

Beliau telah memberikan hampir 100 ce-

ramah di negara itu pada berbagai tema yang berkai-

tan dengan Islam dan ia telah memahami bahwa un-

tuk sebagian besar masyarakat, orang-orang Ameri-

ka tidak mempermasalahkan nilai-nilai inti Islam

dalam hal monotestik dan ibadah

ibadahnya, misalnya. Tetapi yang

menjadi masalah sebagian masyara-

kat Amerika adalah mereka tidak

melihat nilai-nilai inti tersebut yang

dipraktekkan di dunia pada

umumnya, misalnya mereka

mendengar banyak orang yang ter-

ancam dan dibunuh karena mening-

galkan Islam (murtad) atau karena

menghina Muhammad [saw].

Menurut Younus, Muhammad saw

tentu akan mengampuni orang-

orang yang mengejek beliau dan

tidak akan menyetujui pembunuhan terhadap orang

yang berpaling dari agama. Semasa hidup beliau,

Nabi Muhammad saw menganjurkan untuk mem-

berikan kasih sayang dan memberikan hak bagi aga-

ma minoritas, perempuan dan juga hewan, kata

Younus. "Beliau adalah seorang nabi untuk

perdamaian, " katanya.

Orang-orang yang melakukan kekerasan atas

nama Nabi Muhammad saw, kata Younus, tidak

mengetahui tentang kehidupan Nabi Muhammad

dan telah melakukan kerusakan besar terhadap Is-

lam. "Kita semua harus bersatu untuk melindungi

dan menghormati Rasululah saw dengan cara yang

mencerminkan kehidupan beliau." katanya. "Ada

suara-suara damai dari kedua belah pihak yang tidak

dapat dicapai oleh pembom B-52." Demikian juga,

Younus mengatakan ia ingin melihat Muslim

lainnya -- Ahmadiyah merupakan sekte Islam yang

sering dianiaya karena keyakinan mereka --

menghadiri acara tersebut. "Nama Nabi Muhammad

adalah kekuatan pemersatu bagi kami," katanya.

Sumber:http://1ahmadiyah.blogspot.com/2013/03/upaya-

ahmadiyah-menghilangkan-kesalahpahaman-tentang-

rasulullah-di-amerika.html

Page 7: Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)

Halaman 7

J AKARTA--Masalah yang dihadapi

warga penganut aliran Ahmadiyah di

Indonesia tak kunjung usai. Tak

hanya mengalami intimidasi dan kekerasan dari

kelompok intoleransi. Mereka juga kehilangan hak-

hak untuk menikah secara Islam di Kantor Urusan

Agam.

Hal ini diungkapkan berdasarkan pengakuan

Icke Hamzah, wakil dari kelompok Wanita Ahmadi.

Perempuan setengah baya

ini tak kuasa menahan

tangis ketika menceritakan

masalahnya ini di hadapan

jajaran pejabat

Kementerian Koordinator

Politik, Hukum dan

Keamanan dalam audiensi

bersama Setara Institute,

Jakarta, Kamis (7/3).

Menurutnya, sekitar

400 pasangan warga

Ahmadiyah di Manis Lor,

Jawa Barat (Jabar) tidak

dapat menikah dan

mendapatkan hak surat nikahnya di KUA Jabar

dengan alasan keyakinan yang dianut. "Kami tidak

diizinkan menikah di KUA kecuali menyatakan keluar dari Ahmadiyah," ujar Icke sambil terisak.

Audiensi ini sendiri diterima oleh Semenko

Polhukam Letnan Jenderal TNI Langgeng S karena

Menko Polhukam Djoko Suyanto berhalangan hadir.

Menurut Icke, KUA menjalankan cara itu

berdasarkan aturan dari Majelis Ulama Indonesia

(MUI). Icke mempertanyakan, mengapa harus MUI

yang mengatur hak-hak konstitusi warga, bahkan

sampai urusan pernikahan. "Saya emosi kalau bicara

MUI. Sebetulnya MUI itu siapa Pak. Tiba-tiba kok

MUI menjadi penguasa negara ini, kenapa semua

harus ikut aturan MUI dibanding perundangan. Tiba

-tiba kami melihat ada sekumpulan orang bertopi

haji yang menguasai negara ini, sampai kami enggak

boleh nikah,"keluh Icke.

Menurut Icke, akhirnya beberapa dari

pasangan ini menumpang menikah di tempat lain.

Jika pun menikah di KUA, kata Icke, anak mereka

juga tidak diakui oleh negara. Ia mengatakan

berbagai aturan yang diskriminasi ini sudah mereka

rasakan selama bertahun-

tahun. "Kami mengaku

Islam, dikatakan kami

bukan Islam. Kami mau

nikah secara Islam di KUA

negara ini, tidak boleh

menikah. Mohon sekali pak

perhatiannya. Saya pribadi

sebagai anak tentara tahun

1945, ayah saya

dimakamkan di Taman

Makam Pahlawan kami

sedih. Ayah saya tidak

pernah ajarkan

diskriminasi," tutur Icke.

Masalah lain yang dihadapi warga

Ahmadiyah adalah kartu tanda penduduk (KTP).

Setiap kali akan membuat KTP, kelurahan di wilayah yang ditempat beralasan harus menunggu

keputusan Kementerian Dalam Negeri. "Depdagri di

daerah mengatakan nunggu dari MUI. Maka ini

negara apa? Ini negara MUI pak? MUI itu siapa?

Mohon dapat perhatian khusus Pak. Kami warga

negara juga perlu KTP," tegasnya. (flo/jpnn)

Sumber : http://www.jpnn.com/read/2013/03/07/161731/400-

Pasangan-Tak-Bisa-Menikah-Karena-Ahmadiyah-