Upload
arief-rahman-hakim
View
156
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Halaman 1
J U M A T , 3 M E I 2 0 1 3 E D I S I 1 0
TOPIK BERITA
ARH LIBRARY NEWS
DEWAN PENASIHAT
Ir. H.. Ahmad Saifudin Mutaqi
Mln. Shagir Ahmad
PENANGGUNGJAWAB
Suseno
KOORDINATOR Nasir Ahmad
KONTRIBUTOR
Iin Quratul Ain
Rizqi Baihaqi
TIM REDAKSI
S aya menyerukan kalian semua berjuang demi perdamaian dengan mem-
persembahkan segenap kemampu-an terbaik kalian sehingga kita dapat menjaga kerlipan cahaya harapan. Saatnya akan tiba dimana kedamaian dan keadilan sejati akan ditegakkan di seluruh bagian dunia. Inshallah.
Yang Mulia Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah ke-5 Komunitas Muslim Ahmadiyah, per-tama kali terpilih untuk posisi Kha-lifah seumur hidup beliau pada tanggal 22 April 2003. Beliau mengabdi sebagai pimpinan spiritu-al dunia dan pimpinan administratif sebuah organisasi agama Inter-nasional dengan jumlah pengi-kutnya sebanyak 10 juta yang ter-sebar di 200 negara.
Yang Mulia merupakan tokoh pemimpin Muslim dunia yang menganjurkan perdamaian dan ke-harmonisan antar keyakinan. Me-lalui khutbah-khutbah, ceramah-ceramah, buku-buku dan per-temuan-pertemuan pribadi beliau (dengan para pimpinan dan tokoh masyarakat), Yang Mulia senanti-asa terus memberikan nasehat ten-tang ibadah kepada Tuhan Yang Maha besar dan pelayanan kepada umat manusia. Beliau juga terus memberikan masukkan demi te-gaknya Hak Asasi universal, masyarakat yang adil dan pemisa-han antara urusan agama dan negara.
Sejak terpilih menjadi Kha-lifah, Yang Mulia telah memimpin kampanye mendunia untuk menyampaikan pesan perdamaian Islam melalui semua bentuk media cetak dan digital. Di bawah kepem-impinan beliau, cabang-cabang ber-taraf nasional Komunitas Muslim Ahmadiyah telah mengedepankan kampanye-kampanye yang menc-erminkan ajaran-ajaran Islam sejati dan damai. Umat Muslim Ahmadi seluruh dunia terlibat dalam upaya-upaya memasyarakat dengan me-nyebarluaskan jutaan liflet ‘perdamaian’ kepada semua umat Muslim juga non-Muslim, menjadi tuan rumah simposium umat be-ragama dan simposium perdamaian dan menyelenggarakan pameran-pameran Al-Quran Karim yang memperkenalkan ajaran-ajaran benar dan sucinya. Kampanye-kampanye demikian telah menarik liputan dari berbagai media Inter-nasional dan upaya ini telah ber-hasil menunjukkan bahwa Islam mengutamakan perdamaian, menganjurkan kesetiaan seseorang kepada negara dimana dia ber-tempat tinggal dan mengkhidmati kemanusiaan. Pada tahun 2004, Yang Mulia me-launching Simposium Perdamaian Nasional tahunan di U.K., dihadiri semua lapisan masyarakat dari berbagai bidang yang berkumpul untuk bertukar pikiran tentang pro-mosi perdamaian dan keharmoni-san.
Alamat : Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru Yogyakarta 55224 Telp./Fax (0274) 586723 website : www.arhlibrary.com twitter : @arhlibrary e-mail : [email protected]
DEKADE BERBER-
KAT KEPEMIMPI-
NAN ROHANI KHA-
LIFAH ISLAM
1
KEWASPADAAN KA-
RENA SERANGAN
BOSTON,
AHMADI SETEMPAT
TIDAK MERASAKAN
IMBASNYA
3
PENGANJUR
PERDAMAIAN
TERTINGGI ISLAM
KUNJUNGI LOS AN-
GELES 4-15 MEI
4
AHMADIYAH UTA-
MAKAN SIKAP
MODERAT DAN HAR-
MONIS
6
INTOLERANSI BE-
RAGAMA MERACUNI
INDONESIA
7
DEKADE BERBERKAT KEPEMIMPINAN
ROHANI KHALIFAH ISLAM
Halaman 2
Setiap tahunnya simposium yang dimak-sud telah menarik perhatian banyak menteri-menteri, para anggota parlemen, para politisi, pemimpin agama dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Tahun 2009, Yang Mulia juga menga-dakan acara tahunan ‘Penghargaan Muslim Ah-madiyah bagi pencapaian perdamaian’; yakni sebuah penghargaan perdamaian Inter-nasional bagi individu-individu atau organ-isasi-organisasi yang telah menunjukkan komitmen dan pengabdian mereka demi terciptanya perdamaian dan ke-manusiaan. Saat ini, Komunitas Muslim Ahmadiyah telah mengorganisir Sim-posium Perdamaian di berbagai negara. Terma-suk di Sri Lanka, telah diselenggarakan pula sebuah Simposium Perdamaian pada bulan Nopember tahun 2012. Dalam pesan beliau yang panjang lebar dalam simposium yang disebut terakhir ini, Khalifah Ahmadiyah bersabda:
“…………Kita harus tak henti-hentinya mengangkat seruan pesan damai kepa-da dunia dan perasaan perih serta perasaan sedih mendalam yang kita rasakan di dalam hati dapat menginspirasi kita untuk berupaya dalam mengangkat penderitaan umat manusia dan mewujudkan dunia yang kita tempati menjadi tempat yang lebih baik lagi.”
"Saya menyerukan kalian semua berjuang demi perdamaian dengan mempersembahkan sege-nap kemampuan terbaik kalian sehingga kita dapat menjaga kerlipan cahaya harapan. Saatnya akan tiba dimana kedamaian dan keadilan sejati akan ditegakkan di seluruh bagi-
an dunia. Inshallah.” Yang Mulia Khalifah melakukan lawatan
dunia untuk mendorong dan memfasilitasi pela-yanan kepada umat manusia. Beliau secara ru-tin bertemu dengan presiden-presiden negara, para perdana menteri, para pemimpin pemerintahan, para anggota parlemen dan para duta besar negara.
Beliau memberikan perhatian khusus da-lam mengurangi kesengsaraan negara-negara berkembang dengan membantu mereka dalam perbaikan sistem pertanian dan menyediakan akses makanan, pengadaan air bersih dan listrik. Beliau mengawasi pekerjaan Perkum-pulan Internasional Para Arsitek dan Insinyur Ahmadi (IAAAE), sebuah organisasi yang mem-bantu dalam mempelopori beragam pekerjaan kemanusiaan dan proyek-proyek pembangunan di daerah-daerah terpencil dunia. Jangkauan dan kepiawaian organisasi ini telah berkem-bang cepat dibawah kepemimpinan beliau.
Begitu juga dukungan-dukungan beliau terhadap pekerjaan “Humanity First“, sebuah badan amal Internasional non-profit penolong korban bencana alam dan pembangunan tem-pat bencana serta dukungan terhadap organ-isasi-organisasi serupa.
Di bawah leadership yang Mulia, Komunitas Muslim Ahmadiyah telah mendirikan sejumlah sekolah dan rumah sakit yang menye-diakan fasilitas kelas tinggi di daerah terpencil dunia dan melalui tatanan-tatanan Komunitas Muslim Ahmadiyah, Yang Mulia telah mendanai biaya sekolah dan pendidikan sejumlah besar pelajar-pelajar kurang mampu di seluruh dunia tanpa melihat latar belakang agama mereka.
Sumber: http://www.lankaweb.com/news/items/2013/04/24/a-blessed-decade-of-divine-leadership-by-khalifa-of-islam/
Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Halaman 3
S aya katakan kepada Tuan Presiden bahwa kita ingin mengadakan donor di seluruh Amerika dan Kami
perkirakan Kami bisa mengumpulkan 10.000 kantung darah yang akan menyelamatkan 30.000 jiwa.
Imam Naseem Mahdi mengemukakan kepada Presiden (Obama) tentang
kampanye "Muslims for Life" [Photo: AMC-USA]
Anda bisa simak laporan Audionya
Salah satu komunitas Muslim setempat mengutuk serangan bom di Boston minggu lalu dan sedang merencanakan kegiatan penghormatan bagi korban meninggal. Saat mendengar kabar pengeboman tersebut, Dr. Nasim Mahdi, Wakil Presiden Komunitas Muslim Ahmadiyah mengkhawatirkan datangnya gelombang kebencian dalam bentuk surat maupun seruan namun ternyata saat ini situasinya tidak demikian. "Masyarakat menyadari bahwa Anda tidak bisa mewarnai orang dengan kuas yang sama. Dan ini merupakan hal positif," kata Mahdi. "Saya pikir di Amerika siapapun tidak akan diperbolehkan membenci atau mengancam siapapun."
Para pengikut Jemaat Muslim Ahmadiyah mengatakan bahwa Al Quran mengajarkan bahwa tak ada seorangpun
memiliki hak untuk mengambil jiwa orang lain. Tiga tahun lalu komunitas ini melakukan langkah terdepan dan memutuskan melakukan hal untuk penyelamatan banyak jiwa.
Dr. Nasim Mahdi, mengatakan rencana tersebut dikemukakan selama perbincangan dengan Presiden Obama. "Saya katakan kepada Tuan Presiden bahwa kita ingin mengadakan donor di seluruh Amerika dan Kami perkirakan Kami bisa mengumpulkan 10.000 kantung darah yang akan menyelamatkan 30.000 jiwa, "kata Mahdi .
Prakarsa ini dinamai "Muslims for Life" (Muslim demi jiwa sesama), sebuah kegiatan donor darah dalam enam hari untuk menghormati para korban tindakan teroris, menekankan ajaran Islam yang men-sakralkan jiwa dan sebagai upaya mengirimkan pesan kepada para pelaku teroris. "Kami semua bersatu padu, Kami semua warga Amerika dan Kami tidak akan biarkan kalian (teroris) lakukan kejahatan," Mahdi says.
Sepanjang dua kegiatan donor darah berbeda dalam dua tahun ini, "Muslims for Life" telah mengumpulkan lebih dari 24 ribu kantung darah. Donor darah ke-3 akan dilaksanakan pada September depan.
Sumber: http://wamu.org/news/13/04/25/in_wake_of_boston_attack_local_ muslims_havent_felt_blowback#.UXmmQbs9SoU.twitter Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti Tatang Hidayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Halaman 4
H udhur akan berlawat ke Los Angeles dari tanggal 4 hingga 15 Mei untuk untuk bertemu para Ahmadi di daerah
barat daya Amerika Serikat dan juga para Ah-madi yang melakukan perjalanan jauh dari Pan-tai Timur dan Kanada yang akan datang menemui beliau.
Berita-berita kebanyakan sekarang kerap menyoroti seruan jihad anti Amerika, Is-rael dan Barat yang dibawa para pemimpin poli-tik atau pemimpin ekstrim Muslim. Sementara pemberitaan berisi ajakan melakukan kekera-san dan bukannya perdamaian masih tetap meningkat – dan disayangkan mereka yang menyerukan hal ini mengaku sebagai umat Is-lam – namun secara statistik justeru ke-banyakan Muslim (juga kebanyakan umat dari semua agama atau golongan tak beragama) sangat mengutuk tindakan teroris dan menginginkan perdamaian. Pertanyaan-pertanyaan lebih besar berikut muncul: bagaimana caranya kita bisa meraih damai secara personal maupun secara sosial, dan apa sebenarnya solusi paling efektif bagi per-masalahan-permasalahan ekonomi, politik, so-sial dan agama-agama di dunia?
Dalam dasawarsa terbaru, mungkin tidak pernah terdengar adanya seorang pemimpin yang dengan rendah hati dan tanpa lelah paling konsisten berkorban bagi Islam dan menganjur-kan perdamaian dengan gigih. Namun pem-impin ini rutin berpidato dalam khutbah Ju-matnya yang disaksikan 10 juta pengikutnya di seluruh dunia melalui satelit dan internet. Beliau berupaya memenangkan ajaran-ajaran Islam sejati dengan upaya rutin mengusung perdama-ian dan keadilan. Beliau selalu berbagi pemikiran bijak dan solusi-solusi realistik bagi semua permasalahan yang dihadapi, dialami dan justeru kerap masalah-masalah itu ditim-bulkan oleh orang-orang Muslim sendiri.
Pribadi yang berpembawaan tenang dan sangat terhormat ini bernama Hadhrat Mirza Masroor Ahmad. Pemimpin rohani dari sebuah organisasi – Khalifah ke-5 Jemaat Islam Ah-madiyah dunia. Sebuah pergerakan reformasi tanpa kekerasan dan tak berpolitik ini didirikan pada tahun 1889 oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) dari Qadian, India yang saat itu
hanya berpengikut 40 orang suci. Beliau inilah Imam Mahdi dan Masih yang dijanjikan. Mes-kipun saat ini komunitasnya kerap mengalami sangsi hebat dari pemerintahan dan sering di-aniaya oleh kaum Islam fanatik baik di Pakistan dan Indonesia (dan di Bangladesh dan Timur Tengah yang eskalasinya lebih rendah) namun komunitas rohani yang dinamis dan semakin meluas ini memiliki puluhan juta pengikut yang tersebar di lebih 200 negara dan mereka semuanya cinta damai dan taat hukum. Motto Islam Ahmadiyah adalah berjuang dalam mewujudkan dan menghidupkan “Love for All – Hatred for None.”
Dalam Khutbah-khutbah, ceramah-ceramah, karya buku-buku dan Sejumlah per-temuan-pertemuan beliau, Mirza Masroor Ah-mad terus- menerus menganjurkan perdama-ian, bagaimana mengkhidmati sesama, mengangkat Hak Asasi universal, membangun keadilan masyarakat dan menganjurkan pem-bedaan sempurna antara urusan agama dan negara.
Hudhur akan berlawat ke Los Angeles dari tanggal 4 hingga 15 Mei untuk untuk ber-temu para Ahmadi di daerah barat daya Ameri-ka Serikat dan juga para Ahmadi yang melakukan perjalanan jauh dari Pantai Timur dan Kanada yang akan datang menemui beliau.
Khalifah Ahmadiyah ini juga akan men-jadi pembicara inti pada resepsi khusus “invitation-only” (undangan spesial) yang dijad-walkan pada 11 Mei bertempat di Hotel Mon-tage di Beverly Hills mulai pukul 12:00 siang. (pendaftaran mulai pukul 11:30 siang). Hudhur akan membahas permasalahan-permasalahan dalam berbagai hal dan topik seperti pem-berdayaan kebebasan beragama, perang ter-hadap terorisme dan berjuang dalam rangka penegakkan perdamaian dunia dan keadilan sebenarnya sehingga Perang Dunia nuklir bisa dicegah.
Mereka yang diharapkan hadir adalah: anggota masyarakat yang mendapat undangan, awak media, para professor, akademisi dan pa-ra pemimpin politik seperti para anggota kon-gres Amerika Serikat termasuk pula Brad Sher-man dan Gloria Negrete McLeod.
PENGANJUR PERDAMAIAN TERTINGGI
ISLAM KUNJUNGI LOS ANGELES 4-15 MEI
Halaman 5
Pimpinan minoritas dewan Amerika Serikat, Nancy Pelosi, walikota L.A, Antonio Villarai-gosa, dan sekitar puluhan ang-gota kongres Amerika Serikat ju-ga merupakan bagian dari panitia penerima tamu kehormatan Kali-fornia.
Program ini dilanjutkan dengan acara makan siang dan diskusi panjang bersama Kha-lifah mulai pukul 1:00 hingga 2:00 siang. (Informasi lebih lanjut atau ingin turut hadir, hubungi (310) 295-1983 atau (909) 627-2252.)
Ini merupakan pertama kalinya Hudhur datang di pantai timur Amerika Utara. Meskipun tahun-tahun sebelumnya beliau pernah berkun-jung ke Amerika Serikat dan Kanada beberapa kali dalam rangka menghadiri konfensi –konfensi tahunan Muslim Ahmadiyah Kanada yang saat itu berlangsung di Harrisburg, PA pa-da Juni dan di Toronto di bulan Juli.
Pada Juni 2012 beliau juga sempat menghadiri konferensi Press di Capitol building
di Washington, DC, di sana beliau berjumpa sekumpulan tamu ber-jumlah 150 orang, terdiri dari para awak media, akademisi, para penemu dan para perwakilan kon-gres yang didalamnya ada pula pemimpin dewan demokratik, Nancy Pelosi dan anggota kongres Muslim, Keith Ellison. Dalam acara tersebut, Hudhur mengemukakan pidato penting ten-tang bagaimana mencapai perdamaian dan memerangi terorisme di dunia. Hudhur Aqdas berkunjung pula ke Kanada dan
berceramah di depan para anggota dewan. Be-gitu pula saat tiba kembali di London, beliau berbicara dengan topik yang sama di hadapan para anggota parlemen dan badan-badan legis-latif Inggris, Belanda, Jerman, Perancis, Spanyol dan Belgia.
Sumber: http://ahmadiyyatimes.blogspot.com/2013/04/usa-islams-top-peace-advocate-to-visit.html
Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Halaman 6
M ohammed Iqbal, Amir Nasional Jemaat
Muslim Ahmadiyah (New Zealand)
mengatakan komunitasnya benar-benar
menentang apapun bentuk terorisme dan penindasan.
Jemaat Muslim Ahmadiyah di New Zealand
menerima banyak pujian dari
sejumlah pemimpin politik dan
masyarakat juga para pejabat
pada perayaan Jubilee perak
Jemaat Muslim Ahmadiyah New
Zealand yang diadakan di
Auckland bulan lalu.
Komisaris Hak Asasi
Manusia, David Rutherford
menjadi tamu kehormatan pada acara yang
diselenggarakan di Mt Eden War Memorial Hall pada
24 Maret lalu. Diantara hadirin ada sejumlah anggota
parlemen seperti Phil Goff (Partai buruh), Richard
Prosser (tokoh utama New Zealand), para pejabat
pemerintahan dan banyak pimpinan agama dan
masyarakat dari berbagai kelompok etnik.
Mr Rutherford memberikan pujian kepada para
Ahmadi dengan menyebutkan upaya-upaya para
Ahmadi mempromosikan perdamaian dan dialog antar
agama di New Zealand dan bagian-bagian dunia lainnya
patut dihargai.
“Penting mengenal Jemaat Ahmadiyah karena tidak ada
perubahan apapun akan terjadi di dunia kecuali
organisasi tersebut berderap maju menyelesaikan
persoalan-persoalan, berinteraksi dengan masyarakat
dan mengedepankan perbuatan terpuji dan sikap
memahami satu sama lain,” katanya.
Hubungan yang toleran
Mr Goff menyatakan bahwasanya dia
terinspirasi oleh ikatan harmonis dan toleran yang
dianut Ahmadiyah bagi sesama manusia. Menyinggung
kejadian-kejadian yang baru-baru ini terjadi di Pakistan
dimana beberapa Ahmadi diberitakan dianiaya, dia
berujar, “Merupakan duka mendalam saat banyak orang
dipersekusi karena keyakinan agamanya.”
Mohammed Iqbal, Amir Nasional Jemaat
Muslim Ahmadiyah (New Zealand) mengatakan
komunitasnya benar-benar menentang apapun bentuk
terorisme dan penindasan.
“Lebih dari 100 tahun yang lalu, pendiri dan pemimpin
Jemaat Muslim Ahmadiyah, Ghulam Ahmad
mendeklarasikan bahwa ‘jihad kekerasan dengan
pedang’ tidak memiliki tempat dalam Islam. Berkenaan
dengan ini beliau mengajari pengikutnya berjuang tanpa
tetesan darah, berjuang dengan penuh damai dan secara
intelektual ‘berjihad dengan pena’ dalam membela
kehormatan Islam. Sebagai bagian dari perjuangannya
menghidupkan kembali Islam, Jemaat Muslim
Ahmadiyah terus maju menyebarkan ajaran Islam
moderat dan menahan diri dalam
menghadapi kerasnya perlawanan para
penentang dari semua bagian Muslim
dunia,” kata Mohammed Iqbal.
Kiwi dibutuhkan Menurutnya, Jemaat Muslim Ahmadiyah
juga berperan serta dalam memulihkan
mata pencaharian orang-orang New
Zealand yang terkena bencana alam. Dia
menyebutkan gempa bumi Christchurch dan tragedi
kemanusiaan di Pike River Mine yang baru terjadi.
“Kunci kesuksesan Jemaat Muslim Ahmadiyah
adalah totalitas ketaatan mereka kepada Nabi besar
Muhammad saw dan sang reformer pengikut sejatinya,
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad beserta para
khalifahnya. Lebih dari seabad lampau, Hadrat Ahmad
mengingatkan para pengikutnya tentang janji Tuhan
yang akan senantiasa menjaga ajaran-ajaran Islam
melalui Khilafat (Institusi samawi penerus Nabi),
karena hanya melalui kelanjutan rohanilah nilai-nilai
Islam dapat terjaga dan bisa menyatukan umat
manusia,” katanya.
Permulaan
Mr Iqbal mengatakan Jemaat Muslim
Ahmadiyah yang didirikan di Qadian (India) pada tahun
1889 adalah sebuah gerakan kebangkitan dalam Islam.
“Pada masa ini, Jemaat Muslim Ahmadiyah
hadir di banyak Negara dengan pengikut berjumlah
puluhan juta. Jemaat Muslim Ahmadiyah New Zealand
sendiri dibentuk pada tahun 1987. Ahmadiyah hanyalah
satu-satunya organisasi Islam yang meyakini
kedatangan Mirza Ghulam Ahmad sebagai ‘Kedatangan
kedua Jesus dari Nazareth dan merupakan utusan langit’
yang kemunculannya telah dinubuatkan oleh Nabi
Muhammad,” ujarnya lagi.
Bila ingin mengetahui keterangan lebih lanjut tentang
komunitas ini bisa didapatkan dari Eqbal Khan, Ketua
Urusan Eksternal di nomor 021-1336146; Email:
[email protected]; atau Bashir Khan (Media
Desk) on 021-778425; Email: [email protected]
Sumber: http://www.indiannewslink.co.nz/index.php/
communitylink/8585.html
Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti Tatang Hidayatullah
Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Halaman 7
Para pengikut kelompok Islam garis keras protes
di luar gereja HKBP Taman Sari di Kabupaten
Bekasi (photo file). (AFP Photo/Adek Berry)
S elama rentetan 13
tahun, Indonesia
termasuk dalam
daftar Negara yang
menakutkan bagi
keberlangsungan kebebasan
beragama.
Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama
Internasional melaporkan bahwa tradisi
kemajemukan Indonesia sedang berada dalam
kondisi genting dalam tahun-tahun belakangan
karena “ketegangan sektarian yang terus berlanjut,
kekerasan sosialnya dan penangkapan individu-
individu yang dianggap menyimpang dari agama.”
Menurunnya sikap tenggang rasa di Aceh
dimana wilayah ini menerapkan penafsiran hukum
syariah sendiri juga secara khusus menjadi sorotan
dalam laporan komisi ini, termasuk di dalamnya ada
laporan penutupan 29 gereja dan 5 kuil Budha di
kabupaten Singkil dan di ibukota propinsi, Banda
Aceh tahun kemarin.
Laporan tersebut juga menyebutkan serangan
Nopember lalu terhadap sebuah golongan yang
dianggap sesat di Kabupaten Bireuen, Aceh yang
menewaskan pimpinan sekte tersebut, Tengku Ayub
Syakuban dan salah seorang muridnya. Tak ada
satupun dari 100 orang yang terlibat dalam tindakan
penganiayaan tersebut ditangkap pihak berwenang.
Kekebalan terhadap hukum dinikmati mereka yang
berada dibalik penyerangan Bireuen buka
lah hal aneh, seiring dengan maraknya
kelompok-kelompok garis keras di sana yang dengan
bebasnya bertindak, melecehkan kaum minoritas,
merusak tempat-tempat ibadah dan menekan
pemerintah setempat untuk menahan dan membatasi
mereka yang dianggap menodai agama dan
menyebarluaskan ajaran minoritas, kata laporan itu.
Bulan sebelumnya, sebuah pengadilan negeri
Surabaya membebaskan Rois Al-Hukama, dalang
amuk massa anti-Syiah di kabupaten Sampang,
Madura yang menewaskan 2 orang tahun 2012 lalu.
Pada 26 Agustus 2012, massa terdiri dari 500
Muslim Sunni mengamuk di sebuah desa di
kecamatan Omben, Sampang, dan menganiaya
seorang Muslim Syiah hingga tewas dan mereka
membakar lebih dari 30 rumah pengikut Syiah.
Mereka (Syiah) yang masih tinggal di daerah
tersebut, namun menolak bergabung ke Sunni
terpaksa hidup menderita dan mengungsi di Gedung
Olahraga (GOR) di Sampang. Hampir satu tahun
hingga kini mereka masih tinggal di pengungsian.
Walaupun Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah mengumumkan dukungannya bagi
toleransi beragama, namun anggota kabinetnya
“kerap mengeluarkan pesan-pesan berbeda tentang
kebebasan beragama,” kata laporan itu lagi.
Komisi Amerika Serikat yang ditunjuk
pemerintah mencatat saat Menteri Agama,
Suryadharma Ali dengan terang-terangan
mendukung pelarangan di tingkat propinsi terhadap
kelompok Ahmadiyah dan dia menyarankan
toleransi agama hanya akan dapat tercapai bila
pengikut Ahmadiyah ataupun Syiah keluar dari
keyakinan mereka dan masuk mayoritas Islam
Sunni.
Komisi ini menghimbau pemerintah Amerika
Serikat untuk membuat program yang mampu
meningkatkan kapasitas para pembela hak Asasi
Manusia Indonesia, para anggota Forum Komunikasi
Umat Beragama (FKUB) propinsi begitu juga para
hakim dan para penegak hukum sehingga mereka
bisa me-mediasi serta menyelesaikan konflik
sektarian dan kekerasan atas nama agama.
Komisi tersebut juga mendesak pemerintah
Indonesia untuk mencabut SKB bersama menteri
tahun 2008 yang melarang Ahmadiyah berdakwah,
Keputusan tahun 2006 yang mengatur pembangunan
tempat ibadah dan KUHP pasal 156 tentang
penodaan agama.
Sebuah organisasi pro-demokrasi, Setara Institute
menyebutkan 264 kasus kekerasan yang ditujukan
bagi kelompok minoritas agama telah terjadi hanya
dalam kurun satu tahun (2012).
Phelim Kine, Wakil Direktur Pengawas Hak Asasi
Manusia Asia mengibaratkan eskalasi tingkat
intoleransi di Negara kepulauan ini sedang
“membentuk osmosis beracun.”
“Dimana itu dapat dan akan menyebar serta menjadi
masalah yang lebih serius,” katanya dalam laporan
terbarunya.
Sumber: http://www.thejakartaglobe.com/news/religious-
intolerance-poisoning-indonesia/
Diterjemahkan oleh: Iin Qurrotul Ain binti Tatang Hidayatullah
Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com