34
Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites BAB I PENDAHULUAN Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering terjadi disebut pioderma. Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang 1

191794211 case-kulkel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 191794211 case-kulkel

Get Homework/Assignment Done Homeworkping.comHomework Help https://www.homeworkping.com/

Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/

Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/

click here for freelancing tutoring sitesBAB I

PENDAHULUAN

Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering terjadi disebut pioderma.

Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus

dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang,

menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi,

keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang

menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu.1,2

Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri,yang

menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor

resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di

kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka

1

Page 2: 191794211 case-kulkel

kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah

sakit.2,3

Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan

ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus selulitis terjadi pada kaki dari pada

wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin.3 Permulaan selulitis

didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan malaise, kemudian diikuti

dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan. Diagnosis

penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis.

Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada.1,2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

SELULITIS

2.1. Definisi

Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh

Streptokokus betahemolitikus, Stapilokokus aureus dan pada anak oleh Hemophilus

influenza.7

2.2. Etiologi

2

Page 3: 191794211 case-kulkel

Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus

aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan penyebab selulitis pada

anak adalah Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikus grup

A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikus group B adalah

penyebab yang jarang pada selulitis.6 Selulitis pada orang dewasa imunokompeten

banyak disebabkan oleh Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus

sedangkan pada ulkus diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh

organisme campuran antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun

anaerob. Bakteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. Pada

imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais

lebih sering melalui aliran darah (buku kuning). Onset timbulnya penyakit ini pada

semua usia.8

Tabel 1: Etiologi Soft Tissue Infection (STIs)

3

Page 4: 191794211 case-kulkel

4

Page 5: 191794211 case-kulkel

Tabel 2 : Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of Predisposition to

the Condition 9

2.3. Epidemiologi

Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di bawah 3 tahun dan

usia dekade keempat dan kelima2. Insidensi pada laki-laki lebih besar daripada

perempuan dalam beberapa studi epidemiologi. Insidensi selulitis ekstremitas masih

menduduki peringkat pertama. Terjadi peningkatan resiko selulitis seiring

meningkatnya usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis kelamin.

2.4. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat

menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes

mellitus, alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi

suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada

kulit yang normal.8

5

Page 6: 191794211 case-kulkel

2.5. Gejala Klinik

Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya semua

bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak.

Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus

disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula.

Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat

terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren).9

Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan

malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor (eritema),

color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak merah gelap,

tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada

infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau jaringan neurotik.

Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional dan limfangitis ascenden.

Pada pemeriksaan darah tepi biasanya ditemukan leukositosis.8,9

Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. Gejala prodormal

berupa: malaise anoreksia; demam, menggigil dan berkembang dengan cepat,

sebelum menimbulkan gejala-gejala khasnya. Pasien imunokompromais rentan

mengalami infeksi walau dengan patogen yang patogenisitas rendah. Terdapat gejala

berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala akan

menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat yang

sama dapat terjadi elefantiasis.9

Lokasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada orang

dewasa paling sering di ekstremitas karena berhubungan dengan riwayat seringnya

trauma di ekstremitas. Pada penggunaan salah obat, sering berlokasi di lengan atas.

Komplikasi jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut (jika

disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus, limfadenitis, endokarditis bakterial

subakut). Kerusakan pembuluh limfe dapat menyebabkan selulitis rekurens.8,9

6

Page 7: 191794211 case-kulkel

Gambar 2.2 : Gambaran selulitis pada muka dan ekstermitas

2.6. Patogenesis

Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada

permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit

pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang yang

menderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.6,7

7

Page 8: 191794211 case-kulkel

Setelah menembus lapisan luar kulit, infeksi akan menyebar ke jaringan-jaringan dan

menghancurkannya, hyaluronidase memecah substansi polisakarida, fibrinolysin

mencerna barrier fibrin, dan lecithinase menghancurkan membran sel.2

Bakteri pathogen s.aureus , streptococcus group A

Menyerang kulit dan jaringan sub kutan

Meluas kejaringan yang lebih dalam

Eritema local pada kulit

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

Kerusakan integritas kulit

Edema dan kemerehan Nyeri tekan

Gangguan rasa nyaman dan nyeri

8

Page 9: 191794211 case-kulkel

2.7. DiagnosisUntuk menegakkan diagnose selulitis cukup sulit, karena hampir mempunyai keluhan dan gambaran klinis yang sama dengan erysipelas,

adapun gambaran klinis dari selulitis yaitu 1,5

Gejala dan Tanda Selulitis

Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi

dan menggigil

Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah,

wajah, badan dan genitalia

Makula eritematous Eritema cerah

Tepi Batas tidak tegas

Penonjolan Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan

vesikel atau bula

Edema Edema

Hangat Tidak terlalu hangat

Fluktuasi Fluktuasi

Tabel 3. Gejala dan tanda selulitis.

Dapat disertai limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam dan

dapat menjadi septikemi. Selulitis yang disebabkan oleh H. influenza, lesi kulit

berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau merah keunguan. Lesi

kebiru-biruan atau keunguan dapat juga ditemukan pada selulitis yang disebabkan

oleh Streptokokus pneumonia. Anak dengan selulitis yang disebabkan oleh H.

influenza tampak sakit berat dan toksik dan sering disertai gejala infeksi traktus

respiratonius bagian atas, bakteriemi dan septikemi. Pada pemeriksaan darah tepi

selulitis terdapat leukositosis dengan hitung jenis bergeser ke kiri.

9

Page 10: 191794211 case-kulkel

Pemeriksaan laboratorium sebeneranya tidak terlalu dibutuhkan pada sebagian

besar pasien dengan selulitis. Sepertinya halnya pemeriksaan laboraturium,

pemeriksaan pencitraan juga tidak terlalu dibutuhnkan. Pada pemeriksaan darah

lengkap, ditemukan leukositosis pada selulitis pernyerta penyakit berat. Leukopenia

juga bisa ditemukan pada toxin-mediate cellulitis. ESR dan C-reactive protein (CRP)

juga sering meningkat terutama penyakit yang membutuhkan perawatan rumah sakit

dalam waktu lama. Pada banyak kasus, pemeriksaan Gram dan kultur darah tidak

terlalu penting dan efektif.1,2

2.8. Penatalaksanaan

Pada selulitis karena H. influenza diberikan ntuk anak (3bln-12thn) 100-200

mg/kg/d (150-300mg), >12 tahun seperti dosis dewasa. Selulitis karena streptokokus

diberi penisilin prokain G 600.000-2.000.000 IU IM selama 6 hari atau dengan

pengobatan secara oral dengan penisilin V 500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari

Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil

penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin,

sebagai alternatif digunakan eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak:

30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin

(dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam).3 Pada

yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan klindamisin, juga dapat diberikan

dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari.

Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah

terjadi supurasi.4

2.9. Komplikasi

Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis

dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah

merupakan indikator dini terjadinya bakterimia stafilokokus betahemolitikus grup

A.Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit intra kranial berupa meningitis.3

10

Page 11: 191794211 case-kulkel

2.10. Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya selulitis maka hal-hal di bawah ini perlu dilakukan:

Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau

shampo yang mengandung antiseptik, agar kuman patogen secepatnya hilang dan

kulit. Mengatasi faktor predisposisi. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit

atau bila telah terjadi kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat atau

diobati.1,2

BAB III

11

Page 12: 191794211 case-kulkel

LAPORAN KASUS

3.1. Identifikasi

Nama : Ny.S

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 68 tahun

Alamat : Kertapati

Tanggal kunjungan / jam : 02 Mei 2013 / 11.30 WIB

3.2. Anamnesis

Keluhan utama :

Kaki kanan bengkak disertai luka dan kemerahan sejak 2 minggu yang lalu

Keluhan tambahan :

Demam dan disertai dengan mata merah dan bibir pecah- pecah

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Kisaran 2 minggu yang lalu pasien mengaku timbul bintil –bintil di kaki

kanan seperti digigit semut, setelah 3 hari kaki menjadi bengkak. Kemudian

pasien kedokter , pasien diberi obat asam urat dikarenakan setelah tes darah ,

ternyata asam urat pasien tinggi. Dari pengakuan pasien dia diberi 4 macam

obat dan pasien hanya ingat salah satu obatnya adalah antibiotik. Kisaran waktu

tersebut bintil berkembang menjadi luka akibat sering digaruk-garuk oleh

pasien.

Kisaran 2 hari sebelum pasien ke rumah sakit pasien mengalami demam dan

tidak napsu makan, disertai timbulnya bercak merah dikaki kanan dan disekitar

luka , serta muka tampak kaki mengalami peradangan dengan tanda-tanda

terdapat kemerahan dikaki, kulit terasa hangat , nyeri serta bengkak.

12

Page 13: 191794211 case-kulkel

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, disangkal.

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal

Riwayat penyakit hati, ginjal, jantung, disangkal

Riwayat penyakit dalam keluarga :

Tidak ada anggota keluarga penderita yang memiliki memiliki penyakit ini

sebelumnya.

Riwayat Hyegine :

Pasien mandi dengan air PAM yang mengalir, tidak rutin 2 kali sehari.

3.3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Tanda Vital

- Kesadaran : kompos mentis

- Nadi : 82 x/menit

- Suhu : 36,5 0C

- Pernapasan : 20 x/menit

Status Generalisata

a. Kepala

- Wajah : normochepali

- Mata : konjugtivitis , sekret (+)/(+)

- Hidung : sekret (-)/(-)

- Telinga : sekret (-)/(-)

- Bibir: Kehitaman

13

Page 14: 191794211 case-kulkel

b. Leher

- JVP 5-2 cmH2O

- Pembesaran tiroid (-)

- Pembesaran KGB (-)

c. Thorax

- Pulmo

Inspeksi : simetris, interkosta tidak melebar, retraksi tidak ada

Palpasi : vokal fremitus dextra = sinistra

Perkusi : sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : vesikuler (+)/(+) normal, wheezing (-)/(-), ronki (-)/(-)

- Cor :

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : teraba iktus kordis pada ICS IV linea aksilaris anterior

sinistra

Perkusi :

batas atas : ICS II linea mid klavicularis sinistra

batas kanan: ICS IV linea parasternalis dextra

batas kiri : ICS IV-V linea aksilaris anterior sinistra

Auskultasi : S1/S2 normal, gallop (-), murmur (-)

d. Abdomen

- Inspeksi : datar, lemas

- Palpasi : teraba massa (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar lien

tidak teraba

14

Page 15: 191794211 case-kulkel

- Perkusi : timpani

- Auskultasi : BU (+) normal

e. Ekstremitas

- Superior : tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas

- Inferior : edema (+), tidak ada kelainan fungsi maupun deformitas

f. Kulit : lihat status dermatologikus

Status Dermatologis :

Pada regio cruris,dorsum pedis dextra dan interdigiti II,III dan V pedis dextra

terdapat makula eritematosa , multipel, ukuran numular sampai plakat

penyebaran diskrit sampai konfluen

Terdapat flak hipopigmentasi multipel, ukuran numular sampai plakat

penyebaran konfluen.

Terdapat krusta kuning, multiper, ukuran miliar sampai numular penyebaran

diskrit sampai konfluens

Terdapat skuama kasar, selapis, jumlah multiple, penyebarannya konfluens

Pada regio dorsum pedis dextra terdapat erosi, multiple, ukuran lentikular

sampai numular, penyebarannya diskret

15

Page 16: 191794211 case-kulkel

16

Page 17: 191794211 case-kulkel

17

Pada regio cruris,dorsum

pedis dextra dan interdigiti

II, III dan V pedis dextra

terdapat makula

eritematosa ,flak

hipopigmentasi.,krusta

kehitaman, multiper,

ukuran miliar sampai

numular penyebaran diskrit

sampai konfluen Pada regio dorsum pedis dextra terdapat

erosi, multiple, ukuran lentikular sampai

numular, penyebarannya diskret

Terdapat skuama kasar, selapis, jumlah

multiple, penyebarannya konfluens.

Page 18: 191794211 case-kulkel

3.4. Pemeriksaan Penunjang

Belum dilakukan pada pasien ini

Rencana dilakakukan pemeriksaan darah rutin pada pasien

3.5. Diagnosis Banding

1.Selulitis

2.Erisipelas

3.6. Diagnosis Kerja

Selulitis

3.7. Penatalaksanaan

Umum:

Rencana rawat inap untuk memperbaiki keadaan umum pasien

Menganjurkan pasien untuk meninggikan kaki pada saat tirah baring untuk

mengurangi pembengkakan.

Khusus:

Sistemik : Penisilin dosis tinggi 1,2-2,4 juta unit selama 14-21 hari

Antibiotik berspektrum luas seperti

Amoksilin 4 kali sehari 250 mg selama 5-7 hari.

Topikal : Kompres dengan antiseptik seperti povidon – yodium 5-10%.

3.8. Prognosis

a. quo ad vitam: bonam

b. quo ad functionam: bonam

c. quo ad sanationam: dubia ad bonam

d. quo ad cosmetica: dubia ad bonam

18

Page 19: 191794211 case-kulkel

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh

Streptokokus betahemolitikus, Stapilokokus aureus dan pada anak oleh Hemophilus

influenza.7 Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus

aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A. Faktor predisposisi untuk terjadi

selulitis ini merupakan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama

bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus, alkoholisme, dan malnutrisi. Selain

itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain,

namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal.8 Faktor predisposisi

untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan

tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus, alkoholisme, dan

malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka/ulkus atau lesi

kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal.8

Untuk menegakan diagnosis selulitis harus ditemukannya gejala prodormal

seblum timbulnya tanda-tanda selulitis yang khas. Daerah predileksi selulitis

biasanya pada ekstrimitas atas dan bawah, wajah , badan serta genitalia. Terdapat

makula eritema yang berbatas tegas dengan permukaan tidak telalu menonjol dan

biasanya disertai dengan vesikel atau bula , perabaan kulit yang khas yaitu hangat

disertai edema.2,3

Pada kasus ini ditemukannya tanda prodormal sebelum timbulnya tanda

selulitis yang khas. Dimana menurut pengakuan pasien , 2 hari sebelum masuk rs

pasien demam dan mengalami penuruna napsu makan, kemudian timbul bercak

kemerahan yang berbatas tegas disertai nyeri tekan , edema dan perabaan kulit yang

hangat. Predileksi pada kasus ini yaitu ekstermitas inferior; regio cruris dan dorsum

manus.

19

Page 20: 191794211 case-kulkel

Anamnesis secara teori dan kasus

Anamnesis

Teori Kasus

Menyerang semua usia ,

anak-anak maupun dewasa

Tersering pada usia di

bawah 3 tahun dan usia

dekade keempat dan kelima

Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Faktor predisposisi,

keadaan yang dapat

menurunkan daya tahan

tubuh terutama higiene

yang jelek, DM,

alkoholisme dan malnutri.

Bisa akibat komplikasi

suatu luka/ulkus atau lesi

kulit lain .

Gejala klinis umumnya

kemerahan dengan batas

jelas, nyeri tekan dan

bengkak

Selulitis biasanya didahului

oleh sistemik seperti

Usia 68 tahun

Wanita

Faktor predisposisi yang didapat adalah akibat

komplikasi lesi kulit .

Kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan

bengkak.

Pasien mengaku demam dan penurunan napsu

20

Page 21: 191794211 case-kulkel

demam, mengigil dan

malaise. Daerah yang

terkena terdapat 4 kardinal

peradangan yaitu

rubor(eritema), color

(hangat), dolor (nyeri) dan

tumor ( pembengkakan).

Lokasi selulitis paling

sering di ekstermitas.

makan 2 hari seblum timbul bercak merah, dan

ditemukan juga 4 kardinal peradangan yaitu

rubor, colorm dolor dan tumor.

Ekstermitas inferior; regio cruris dan dorsum

pedis.

Berdasarkan data tersebut, maka mengarah ke selulitis. Kemudian dilakukan

pengkajian lebih lanjut berdasarkan status dermatologis.

Status Dermatologis berdasarkan teori dan kasus.

Status Dermatologis

Teori Kasus

Makula eritematosa atau kehitaman

menonjol diatas permukaan kulit

ukuran besar dan dapat mencapai

plakat

Pada regio cruris,dorsum pedis dan

interdigiti II,III,V terdapat makula

eritematosa , multipel, ukuran numular

sampai plakat penyebaran diskrit

sampai konfluen

Terdapat flak hipopigmentasi multipel,

ukuran numular sampai plakat

penyebaran konfluen.

Terdapat krusta kuning, multipel,

ukuran miliar sampai numular

21

Page 22: 191794211 case-kulkel

penyebaran diskrit sampai konfluen

Terdapat skuama kasar, selapis, jumlah

multiple, penyebarannya konfluens

Pada regio dorsum pedis dan digiti

terdapat erosi, multiple, ukuran

lentikular sampai numular,

penyebarannya diskret

Pada status dermatologis di atas sesuai dengan teori dan anamnesis yang

didapat pada pasien, diagnosis pasien adalah: Selulitis

Diagnosis Banding

Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis (pada kasus)

Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri

sendi dan menggigil

Demam, tidak napsu

makan

Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan

bawah, wajah, badan dan

genitalia

Ekstrimitas bawah

Makula eritematous Eritema terang cerah Eritem kehitaman

Tepi Batas tegas Batas tegas

Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan

vesikel atau bula

Tidak disertai vesikel

dan bula

Edema Edema Edema

Hangat Hangat Hangat

Penatalaksanaan berdasarkan teori dan kasus.

22

Page 23: 191794211 case-kulkel

PenatalaksanaanTeori 1,10 Kasus

- Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain G 600.000-2.000.000 IU IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari

- Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari.

- Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam).3

Pada yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan klindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari.

- Pada pasien dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi.4

- Prognosis akan baik selama pengobatan sesuai dan teratur dengan anjuran.

Umum:

- Rencana rawat inap untuk memperbaiki

keadaan umum pasien

- Menganjurkan pasien untuk

meninggikan kaki pada saat tirah baring

untuk mengurangi pembengkakan.

Khusus:

- Sistemik : Penisilin dosis tinggi 1,2-2,4

juta unit selama 14-21 hari Antibiotik

berspektrum luas seperti Amoksilin 4

kali sehari 250 mg selama 5-7 hari.

- Topikal : Kompres dengan antiseptik

seperti povidon – yodium 5-10%.

Prognosis pada pasien ini

- quo ad vitam: bonam

- quo ad functionam: bonam

- quo ad sanationam: dubia ad bonam

- quo ad cosmetica: dubia ad bonam

23

Page 24: 191794211 case-kulkel

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008

2. Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine, Seventh Edition. New York: McGrawHill: 2008.

3. Loretta Davis, MD, Professor. Erysipelas. Department of Internal Medicine, Division of Dermatology, Medical College of Georgia. Available at: http://emedicine.medscape.com /article/1052445-overview. Diakses pada tanggal 2 mei 2013.

4. Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrew's Diseases of the Skin, Clinical Dermatology 8th. Philadelphia, London, Toronto: WB Saunders Co, 1990 : 27778

5. Eaglestein WH, AndrophyE. Erisipelas. In Current Dermatology Therapy Stuard Maddin (ed). Philadelphia: WB Saunders Co. 1982: 15356.

6. Moschella SL, Hurley HJ Dermatology, Vol. 1, 2nd ed. Philadelphia: Saunders Co, 1985 : 61819. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997

7. Bleehen, S.S. Anstey, A.V. Disorders of Skin colour. In; Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffith S. Rook’s Textbook of Dermatology. Seventh Edition. Vol II. Massachussets: Blackwell Science: 2004. p: 39.53-39.57.

8. Giuseppe Micali, MD, Head, Professor. Cellulitis. Department of Dermatology, University of Catania School of Medicine, Italy. Available at: http://emedicine.medscape.com /article/1053686-overview. Diakses pada tanggal 2 mei 2013.

9. Concheiro J , Loureiro M, González-Vilas D, et al. 2009. Erysipelas and cellulitis: a retrospective study of 122 cases. 100(10): 888-94

24