LAPORAN KASUSSPACE OCCUPYING LESION (SOL)
et causa TUMOR OTAK
DITA WULAN SARI 08101008TRI NINING RAMAYENI 08101032
PEMBIMBING : dr. Julia Evalina Ginting Sp.s
Definisi SOL
• SOL merupaka istilah dari Space Occupying lesion jadi adanya desak ruang yang disebabkan oleh adanya massa atau tumor, dan letak/lokasi tergantung pada daerah yang terkena demikian juga dampaknya terhadap desak ruang tergantung pada daerah terkena.
Pembagian SOL berdasar lokasi
Supratentorial (diatas tentorium)Tanda dan gejala:• Akibat sekunder (peningkatan TIK, terhambatnya cairan otak /CSF)• Kelemahan dan gangguan komunikasi• Sakit kepala• Kejang• Perubahan status mental• Gejala TIA• Pada tumor pituitary ditandai dengan (1) Endocrine hyper- or hypofunction(2) Visual field loss due to compression of optic chiasm(3) CSF leak(4) Rarely, pituitary apolplexy (hemorrhage)
Infratentorial (batang otak dan serebellum) Tanda dan Gejalaa. Peningkatan TIK, ditandai dengan hidrosefalusIncreased ICP due to hydrocephalus• (1) Sakit kepala• (2) Mual dan muntah• (3) Papil edema• (4) Gangguan berjalan• (5) Vertigo• (6) Diplopiab. Mass effect• (1) Ataxia• (2) Dysmetria• (3) tremor • (4) abnormal Cranial nerve
Tumor Otak
• DefinisiTumor otak merupakan pertumbuhan jaringan abnormal yang berasal dari sel-sel otak atau dari struktur di sekelilingnya
- KarakteristikBenigna dan maligna
Patologi- Tumor intrakranial jinak mempunyai efek
merusak karena ia berkembang di dalam rongga tengkorak yang berdinding kaku
- Tumor intrakranial ganas : pertumbuhan yang cepat, diferensiasi yang buruk, selularitas yang bertambah, mitosis, nekrosis dan proliferasi vaskuler
Etiologi
- Idiopatik- Faktro Resiko :
- Iradiasi Kranial- Zat-zat karsinogenik- Terapi Imunosuppresif- Sklerosis Tuberosa- Kelainan genetik- Riwayat kanker
Patofisiologi
- Secara langsung dapat memusnahkan sel-sel otak baik secara langsung maupun tidak langsung- Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak- Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif
Con’t- Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa karena tumor akan mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan jika mekanisme kompresi gagal
- Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum.
KLASIFIKASI
• Berdasarkan lokasi• Berdasarkan letak di bagian otak• Berdasarkan sel/jaringan tumor• Berdasarkan tumor primer
Gambaran klinis
• Gejala dari tumor otak tergantung kepada ukuran, kecepatan pertumbuhan dan lokasinya
• Gejala Serebral Umum – Nyeri Kepala– Muntah– Kejang
• Gejala Peningkatan TIK- Papil Edema
• Gejala Berdasarkan lokasi- Lobus Frontal- Lobus temporal- Lobus Parietal- Lobus oksipital- Ventrikel III- Hipotalamus- Serebelum
DIAGNOSIS
• Anamnesa• Gejala klinis• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
- Electroensefalography (EEG)- CT Scan- Foto Polos Kepala- Arteriografi- MRI
PenatalaksanaanPengobatan tumor otak berdasarkan lokasi dan jenisnya.
1. Terapi radiasi.2. Kemoterapi.3. Prosedur pembedahan otak.4. Laser karbondioksida.5. Transplantasi sumsum tulang.6. Implantasi radioisotop.7. Ganti balut.8. Relaksasi nafas dalam
KOMPLIKASI
1. Edema serebral.2. Tekanan intrakranial meningkat.3. Herniasi otak4. Hidrosefalus.5. Kejang.6. Metastase ketempat lain.
STATUS PASIENI. ANAMNESA PRIBADI
Nama : ArianiUmur : 48 TahunPekerjaan : IRTStatus perkawinan : KawinAgama : Islam.Alamat : Jalan Wan Tk Umar Binjai UtaraTanggal masuk : 24 September 2013
II. ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama : KejangTelaah :Pasien datang ke RSUD Dr. RM. Djoelham diantar oleh keluarga pada tanggal 24 September 2013 pukul 19.30 wib dengan keluhan kejang pada pukul 17.00 wib selama 5 menit,1 jam kemudian kejang lagi.pasien mengalami kejang sebanyak 3x pada sore ini. Kejang pertama mengenai anggota tubuh sebelah kiri, 1 jam kemudian mengenai seluruh anggota tubuh. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala sejak 1 tahun yang lalu. Tangan dan kaki sebelah kiri terasa berat dan tidak bisa diangkat. Pasien juga mengeluhkan kedua mata tidak bisa melihat, dan kedua hidung tidak bisa membaui sejak 1 tahun yang lalu. Demam (-); muntah (-); mual (+), BAB (+) normal, BAK (+) normal. Pasien post operasi tumor otak.Riwayat Penyakit Terdahulu : Tumor Otak
III. STATUS PRESENT Keadaan umum
Sensorium : Compos Mentis Tekanan darah : 110/60 mmHgHeart rate : 80 x / i, regulerRespiratory rate : 22 x / i, regulerTemp : 36,8oC
IV. STATUS NEUROLOGISA. Rangsangan Meningeal
Kaku kuduk : ( - )Brudzinski I : ( - )Brudzinski II : ( - )Brudzinski III : ( - )Brudzinski IV : ( - )Kernig : ( - )
B. Rangsangan RadikulerLaseque : ( - )Cross Laseque : ( - )Lhermitte Test : ( - )
C. Nervus CranialisN-I (Olfactorius)
Normosmia : ( - )Anosmia : ( + )Parosmia : ( - )Kakosmia : ( - )Uncinate fit : ( - )
N-II (Opticus)Refleks Pupil• Direct : (-)/(-)• Indirect : (-)/(-)• Tes Konfrontasi : (-)/(-)
N-III, IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducens)Gerakan bola mata : (-)/(-)Ptosis : (+)/(-)Doll’s eye phenomenon : (-)/(-)
N-V (Trigeminus)a. Sensorik
N-V1 : DBNN-V2 : DBNN-V3 : DBN
b. Motorik : DBNc. Refleks kornea : ( + ) / ( + )d. Refleks masseter : DBN
N-VII (Facialis)Sensorik : ( + )Motorik
Kerut kening : ( + ) / ( + )Menutup mata : ( + ) / ( + )Sudut mulut : DBNLagofthalmos : ( - ) / ( - )
RefleksStapedial refleks : DBNGlabella refleks : (+)
N. VIII (Vestibulocochlearis)a. Keseimbangan
Nistagmus : ( - ) / ( - )Tes Romberg : Tidak Dapat Dinilai
b. PendengaranTes Rinne : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.Tes Schwabach : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.Tes Weber : Tidak Dilakukan Pemeriksa
N-IX, X (Glossopharyngeus, Vagus)a. Refleks menelan : ( + )b. Refleks batuk : ( + )c. Refleks muntah : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.d. Gerakan palatum : ( + )e. Gerakan uvula : ( + ), normal; Deviasi ( - )
N-XI (Accessorius)a. Kekuatan m. sternocleidomastoideus : ( + ) / ( + )b. Kekuatan m. trapezius : ( + ) / ( + )
N-XII Hypoglossusa. Menjulurkan lidah : ( + )b. Menggerakkan ke lateral : ( + )c. Fasikulasi : ( - )d. Atropi : ( - )
D. Pemeriksaan Motorik1. Refleks
a. Refleks FisiologisBiceps : ( + ) / ( + )Triceps : ( + ) / ( +)KPR : DBNAPR : DBN
b. Refleks PatologisBabinski : ( - ) / ( - )Oppenheim : ( - ) / ( - )Chaddock: ( - ) / ( - )Gordon : ( - ) / ( - )Scaeffer : ( - ) / ( - )Rossolimo : ( - ) / ( - )Hoffman-Trommer : ( - ) / ( - )
2. Kekuatan Otota. Ekstremitas Superior Dextra : 5 5 5 5 5b. Ekstremitas Inferior Dextra : 5 5 5 5 5c. Ekstremitas Superior Sinistra : 4 4 4 4 4d. Ekstremitas Inferior Sinistra : 4 4 4 4 4
3. Tonus Otota. Hipotoni : ( - )b. Hipertoni : ( - )
E. Sistem Ekstrapiramidal1. Tremor : ( - )2. Chorea : ( - )3. Tic : ( - )4. Fasikulasi : ( - )5. Mioklonic Jerk : ( - )6. Atetosis : ( - )7. Asterixis : ( - )8. Balismus : ( - )9. Tardiv Diskinesia : ( - )
F. Sistem Koordinasi1. Romberg Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.2. Tandem Walking : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.3. Finger to Finger Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan4. Finger to Node Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan5. Nose Finger Nose Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
G. Fungsi Kortikal
1. Atensi . konsentrasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan2. Disorientasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan3. Kecerdasan : Tidak Dilakukan Pemeriksaan4. Bahasa : Tidak Dilakukan Pemeriksaan5. MemorI : Tidak Dilakukan Pemeriksaan6. Gnosia : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
V. KESIMPULAN PEMERIKSAAN Pasien datang dengan keluhan kejang, tangan
dan kaki kiri terasa berat dan tidak bisa diangkat, sakit kepala, kebas, kedua mata tidak bisa melihat, kedua hidung tidak bisa membaui.RPT : Tumor Otak
STATUS PRESENTKeadaan umum Sensorium : Compos Mentis Tekanan darah : 110 / 60 mmHgHeart rate : 80 x / i, regulerRespiratory rate : 22 x / i, regulerTemp : 36,8oC
VI.PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak Dilakukan Pemeriksan
VIII. DIAGNOSA KLINIK
Sol Et Causa Tumor Otak
IX. TERAPIBed Rest.Diet M2.IVFD RL 20 gtt/i.Inj. Metil Prednisolon 125cc/12 jamInj. Ranitidine 1 amp / 12 jam.Ketorolac 30 mg/8 jamPhenitoin 3 x 100 mg
X. ANJURANCT Scan kepalaDarah lengkapUrin rutinKGDLipid profile
XI. PROGNOSADubia ad Malam
Follow UpHari/Tanggal Status Present Terapi
Jum’at/25 September 2013 KU : Lemah tubuh sebelah kiriTD : 120/70 mmHg.HR : 80 x/i.RR : 22 x/i.To : 36,8oC
Bed Rest.Diet M2.IVFD RL 20 gtt/i.Inj. Metil Prednisolon 125cc/12 jamInj. Ranitidine 1 amp / 12 jam.Ketorolac 30 mg/8 jamPhenitoin 3 x 100 mg
Sabtu/26 September 2013 KU : Lemah tubuh sebelah kiriTD : 110/80 mmHg.HR : 80 x/i.RR : 22 x/i.To : 36,5oC
Bed Rest.Diet M2.IVFD RL 20 gtt/i.Inj. Metil Prednisolon 125cc/12 jamInj. Ranitidine 1 amp / 12 jam.Ketorolac 30 mg/8 jamPhenitoin 3 x 100 mg
Minggu/27 September 2013
KU : Tidak Ada KeluhanTD : 110/70 mmHg.HR : 84 x/i.RR : 24 x/i.To : 37oC
Bed Rest.Diet M2.IVFD RL 20 gtt/i.Inj. Metil Prednisolon 125cc/12 jamInj. Ranitidine 1 amp / 12 jam.Ketorolac 30 mg/8 jamPhenitoin 3 x 100 mg
Senin/28 September 2013 KU : Tidak Ada KeluhanTD : 110/60 mmHg.HR : 84 x/i.RR : 24 x/i.To : 37oC
Metil Prednisolon 2 x 4 mgRanitidin 2 x 1Phenitoin 3 x 100 mgPasien PBJ
THANK YOU
Recommended