53
LAPORAN KASUS SOL INTRAKRANIAL OLEH: 1. YUNIKA KHAIRINA 2. WIEDYA KRISTIANTI 3. DINA FADILLA 4. IRWANTO 5. BUKHARI MS

Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

NEURO

Citation preview

Page 1: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

LAPORAN KASUSSOL INTRAKRANIALOLEH:1. YUNIKA KHAIRINA2. WIEDYA KRISTIANTI3. DINA FADILLA4. IRWANTO5. BUKHARI MS

Page 2: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

PENDAHULUANBAB 1

Page 3: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

SOL

Penyakit yang cukup serius

mempengaruhi berbagai segi kemampuan fisiologis tubuh manusia

Menyebabkan kelemahan anggota gerak, gangguan perkemihan

Dapat mempengaruhi emosi, memori, perilaku, fungsi luhur dll.

Dapat mempengaruhi emosi, memori, perilaku, fungsi luhur dll.

Latar Belakang

Page 4: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Tujuan

• Memahami tinjauan ilmu teoritis SOL intrakranial• Mengintegrasikan ilmu kedokteran terhadap kasus SOL intrakranial

pada pasien secara langsung• Memahami perjalanan penyakit SOL intrakranial

Page 5: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Manfaat

1. Memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran di bidang neurologi, khususnya mengenai SOL intrakranial

2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin mendalami lebih lanjut tentang SOL intrakranial

• Memahami tinjauan ilmu teoritis SOL intrakranial• Mengintegrasikan ilmu kedokteran terhadap kasus SOL

intrakranialpada pasien secara langsung• Memahami perjalanan penyakit SOL intrakranial

Page 6: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

LAPKASBAB 2

Page 7: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

IDENTITAS PRIBADINama : Nurhaini SinagaJenis Kelamin : PerempuanUsia : 57 tahunSuku Bangsa : BatakAgama : Kristen KatolikAlamat : Toba SamosirStatus : MenikahPekerjaan : Ibu Rumah TanggaTgl. Masuk : 10 September 2015

Page 8: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

ANAMNESAKeluhan Utama : Nyeri kepalaTelaah : Hal ini dialami OS sejak ± 3 bulan yang lalu dan memberat dalam ± 7

hari SMRS. Nyeri kepala bersifat berdenyut terutama pada daerah depan kepala. Sakit kepala tidak memberat ketika batuk dan bersin. Riwayat muntah (+). Kejang dijumpai tanpa berhenti selama ½ jam, frekuensi 5 kali sehari, tidak disertai penurunan kesadaran, dan setelah kejang OS mengalami kelemahan pada anggota gerak atas dan bawah sebelah kanan. Riwayat kejang yang sama sebelumnya dijumpai ± 3 bulan yang lalu kemudian dirawat di rumah sakit dan akhirnya berobat jalan. Riwayat hipertensi dijumpai dan baru diketahui os sejak 5 bulan yang lalu, tapi os tidak mengonsumsi obat. Riwayat DM, hiperkolesterolemia, dan penyakit jantung disangkal os. Riwayat merokok tidak dijumpai. Os pernah mengalami keluhan yang sama ± 3 bulan yang lalu dan pernah di CT scan kepala di RS lain dengan hasil terdapat penyumbatan.

 Riwayat Penyakit Terdahulu : HipertensiRiwayat Penggunaan Obat : Citicoline

Page 9: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

VITAL SIGN

Sensorium : Compos MentisTekanan Darah : 150/100 mmHgNadi : 76 kali per menitFrekuensi Nafas : 24 kali per menitPeningkatan Tekanan Intrakranial : (+), Rangsangan Meningeal : (-)

Page 10: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

NERVUS KRANIALISNervus I : normosmiaNervus II : Refleks Cahaya +/+, pupil bulat, isokorNervus III, IV, VI : Gerakan bola mata (+)Nervus V : buka tutup mulut (+)Nervus VII : sudut mulut simetris Nervus VIII : pendengaran dan keseimbangan (+) normalNervus IX, X : uvula medialNervus XI : mengangkat bahu (+)Nervus XII : lidah dijulurkan saat istirahat dan dijulurkan

medial

Page 11: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

PEMERIKSAAN FISIKRefleks Fisiologis : B/T : ++/++ ++/++

APR/KPR : ++/++ ++/++

Refleks Patologis : H/T : -/- -/- Babinski : - -

Kekuatan motorik ESD : 44444 ESS : 55555 44444 55555 EID : 33333 EIS : 55555 33333 55555

Page 12: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

CT Brain non contrast (NCCT) di RS Materna (13/05/2015):Hasil: • Infratentorial tampak

hypodense lession di daerah pons, cerebellum, dan ventricle-4 normal. Supratentorial tampak convex-concave hyperdense lession di daerah parietalis kanan dengan midline shift ke kiri. Cortical sulci kanan obliterated, ventricular system normal.• Kesan: Subdural

hemorrhage di daerah parietalis kanan +/- 15 cc dengan brainstem infarct

Page 13: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

CT Brain non contrast (NCCT) di RSUP Haji Adam Malik (10/09/2015):Hasil: • Infratentorial cerebellum

dan ventrikel IV normal• Supratentorial tampak lesi

hipodense pada parietal kiri• Tidak tampak mass effect

maupun midline shift• Ventricular system dan

cortical sulci normal.Kesimpulan: Infark pada parietal kiri DD/ massAnjuran: CT scan head dengan kontras IV.

Page 14: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

MRI BRAIN NON CONTRAST DI RS COLUMBIA ASIA (17/09/2015)

Page 15: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

MRI BRAIN NON CONTRAST DI RS COLUMBIA ASIA (17/09/2015)

Dilakukan MRI kepala pada potongan sagital T1, axial T1, T2, T2+Flair, dan coronal T2W, tanpa pemberian kontras per i.v., hasil sebagai berikut:Tampak lesi isodens pada T1, relatif homogen, berbatas tegas, ireguler, yang menjadi hipertens homogen pada T2 dan FLAIR, dengan finger like edema yang luas di lobus parietalis kiri.Ventricle system relatif. Tidak tampak deviasi midline.Sulci dan gyri sekitar lesi terobliterasi. Thalamus dan basal ganglia baik.Hipofise dan chiasma opticus baik. Sella, suprasellar, dan parasellar baik.Tidak tampak lesi hypo/hyperintens di daerah batang otak dan cerebellum.Tidak tampak formasi tumor pada kedua cerebellopontine angle.Mastoid air cells dan orbita kanan/kiri baik.Sinus paranasal dan nasopharynx baik.

Kesimpulan: SOL intra-axial dengan perifokal edema yang luas di lobus parietalis sinistra, suspek Mass Astrocytoma (DD/ Abses)

Page 16: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

DIAGNOSADIAGNOSA FUNGSIONAL : secondary headache + hemiparese dextraDIAGNOSA ETIOLOGIK : tumorDIAGNOSA ANATOMIK : intrakranialDIAGNOSA BANDING : 1. Secondary headache + hemiparese dextra ec. SOL intrakranial2. Secondary headache + hemiparese dextra ec. stroke iskemik3. Secondary headache + hemiparese dextra ec. stroke hemoragik DIAGNOSA KERJA : Secondary headache + hemiparese dextra ec. SOL intrakranial

Page 17: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

PENATALAKSANAAN• Bed rest, Head up 300

• O2 1-2 l/i• IVFD R Sol 20 gtt/i• Inj. Dexamethasone 2 amp bolus, selanjutnya 1 amp/6

jam tappering off tiap 3 hari• Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam (kip)• Inj. Furosemide 1 amp/12 jam• Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam• Phenitoin 3 x 100 mg• Amlodipin 1 x 5 mg

Page 18: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

RENCANA PROSEDUR DIAGNOSTIK

• Darah lengkap, KGD ad random• Elektrolit, RFT• Fotothorax• EKG• CT scan kepala

Page 19: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

FOLLOW UP

Page 20: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 21: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 22: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 23: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 24: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 25: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 26: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 27: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 28: Lapkas SOL Intrakranial Neuro
Page 29: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

TINJAUAN PUSTAKABAB 3

Page 30: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

DEFINISI

• SOL > tumor jinak atau ganas bersifat primer atau sekunder.•Bisa berupa hematoma, kista, & malformasi

vaskuler.

Page 31: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

KLASIFIKASI• Berdasarkan lokasi:1. Tumor supratentorial a)Hemisfer otak, terbagi lagi:• Glioma• Glioblastoma multiforme• Astrositoma• Oligodendroglioma•Meningioma•Tumor metastasis

Page 32: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

b)Tumor struktur median• Adenoma hipofisis• Tumor glandula pinealis• Kraniofaringioma

Page 33: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

2. Tumor infratentoriala)Schwannoma akustikusb)Tumor metastasisc)Meningiomad)Hemangioblastoma

Page 34: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

• Berdasarkan jenis:1. Jinak

a) Acoustic neuromab) Meningiomac) Pituitary adenomad) Astrocytoma (grade 1)

2. Malignana) Astrocytoma (grade 2,3,4)b) Oligodendrogliomac) Apendymoma

Page 35: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

ETIOLOGI

• Kontusio Serebri•Hematoma• Infark• Abses otak• Tumor intrakranial

Page 36: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

PATOFISIOLOGI1. Sirkulasi cairan serebrospinal yang

terganggu, berupa :• Produksi CSS• Sirkulasi Ventrikel• Sirkulasi Subaraknoid• Absorpsi

2. Perubahan volume otak.Cth : Tumor otak seperti glioma, edema

otak.

Page 37: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

3. Autoregulasi Aliran Darah Otak (CBF) dan Volume Darah Otak (CBV) yang terganggu.

Cth : Autoregulasi sangat terganggu pada cedera kepala. CBV >> maka TIK >> .

Page 38: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN & VOLUME• Isi intrakranial utama : otak, darah, & CSS.• Vol. Intrakranial total tetap konstan.• Oleh karena itu, bila volume salah satu bertambah

akan sebabkan peningkatan TIK, kecuali terjadi reduksi bersamaan dan ekual volume lainnya.• TIK normal pada keadaan istirahat 5-15 mmHg

(136 mmH2O)• Jika TIK > 20 mmHg merupakan abnormal• Jika >40 masuk kategori peningkatan yang parah.

Page 39: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

KONSEP MONRO - KELLIE

• V.otak + Vcss + V darah + V massa = Konstan

• Bila muncul massa yang baru di dalam kranium seperti tumor, abses atau bekuan darah, pertama-tama ia akan menggeser isi intrakranial normal.

Page 40: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

DIAGNOSA

• 1. Anamnesa• Keluhan umum berupa : Nyeri kepala, kejang, penurunan

kesadaran, muntah dan gangguan penglihatan.

Page 41: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

2. PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGISPemeriksaan fisik neurologis dalam menegakan diagnosis: a. Pemeriksaan mata yaitu ukuran pupil, bentuknya dan

reaksinya terhadap cahaya,pemeriksaan visus dan lapang pandang penglihatan serta pemeriksaan gerakan bola mata.

b. Pemeriksaan funduskopi.c. Pemeriksaan motorikd. Pemeriksaan sensibilitas.

Page 42: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Darah Lengkap2. KGD, elektrolit, ureum, creatinin3. Foto Toraks4. Head CT Scan5. MRI6. USG Abdomen7. Lumbal Pungsi 8. Analisa Gas Darah9. Angiography

Page 43: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

PENATALAKSANAAN1. Pembedahan2. Radioterapi3. Kemoterapi4. Cairan hipertonis atau isotonis5. Diuretik osmotik6. Antipiretik7. Antikonvulsan8. Antibiotik9. Kortikosteroid10.Head Up 30-4511.Hindari terjadinya hiperkapnia karena bisa menyebabkan

peningkatan CBF lalu TIK >>12.Drainase CSF

Page 44: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

KOMPLIKASI

• Gangguan fungsi neurologis• Gangguan kognitif• Gangguan tidur dan mood• Gangguan disfungsi seksual

Page 45: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

DISKUSI KASUS

Page 46: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Keluhan Utama:Nyeri kepala bersifat berdenyut terutama pada bagian depan kepala, dirasakan terus-menerus selama ± 6 bulan• Nyeri kepala merupakan keluhan utama paling banyak dijumpai pada pasien dengan tumor otak (46.5%)• Sifat nyeri bervariasi dari ringan – berat, dapat berlangsung progresif, terlokalisir, serta dapat diperberat dengan adanya peningkatan tekanan intrakranial• Lokalisasi nyeri unilateral dapat sesuai dengan lokasi tumornya sendiri

Page 47: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Pasien mengalami kejang tanpa berhenti selama 2-3 jam, tidak disertai penurunan kesadaran . Riwayat kejang (+) 3 bulan yang lalu. • Kejang merupakan gejala klinis kedua terbanyak (21%) pada penderita tumor otak• Kejang umumnya bersifat fokal, namun kejang umum dapat ditemukan sebagai manifestasi peningkatan tekanan intrakranial yang melonjak secara cepat• Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang oleh karena tumor apabila serangan kejang pertama kali pada usia > 25 tahun, mengalami post-iktal paralisis, mengalami status epilepsi, resisten terhadap obat-obat epilepsi, serangan disertai dengan gejala peningkatan tekanan intrakranial lainnya• Interval waktu antara serangan kejang pertama dengan waktu ditegakkan diagnosis tumor otak berkisar 4-6 bulan

Page 48: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan dialami os pertama kali 3 bulan yang lalu, berlangsung perlahan-lahan setelah os mengalami kejang, kemudian os dapat berobat jalan• Neoplasma serebral secara khas akan membangkitkan defisit serebral tertentu sebelum adanya manifestasi peningkatan tekanan intrakranial• Defisit serebral : monoparesis, hemiparesis, hemianopsia, afasia, anosmia, dan lainnya• Pada tumor otak defisit berlangsung perlahan dan bersifat progresif

Page 49: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Pemeriksaan CT-Scan pada pasien dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 13 Mei 2015 dan 10 September 2015. Hasil pemeriksaan NCCT ke-1: Lesi hipodense di daerah pons dan cerebellum. Lesi covex-concave hiperdense di daerah parietalis kanan dengan midline shift ke kiri. Cortical sulci kanan obliterated, sistem ventrikel normal. Kesan: Subdural hemorrhage parietalis kanan dengan infark brainstem. Hasil pemeriksaan NCCT ke-2: Infratentorial cerebellum dan ventrikel IV normal, terdapat lesi hipodense parietal kiri, tidak tampak mass effect ataupun midline shift, sistem ventrikel dan cortical sulci normal. Kesan: Infark pada parietal kiri DD/ mass.• Gambaran CT Scan pada tumor otak umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak disekitarnya.• Tumor dikelilingi jaringan edema yang terlihat jelas sebagai lesi hipodense. Kalsifikasi, perdarahan, atau invasi akan menimbulkan lesi hiperdense.• Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih jelas dengan pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras.• Penilaian CT-Scan pada tumor otak: 1. Tanda proses desak ruang (space occupying lesion), yaitu pendorongan struktur garis tengah otak, penekanan dan perubahan bentuk ventrikel, 2. Kelainan densitas pada lesi, serta 3. Edema perifokal.

Page 50: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu tirah baring dengan head up kepala 300, Oksigen 1-2L/i nasal canul, IVFD Rsol 20 gtt/i, Inj. Dexamethasone 2 amp bolus selanjutnya 1 amp/6 jamtappering off tiap 3 hari, Inj. Ketorolac 30 mg/8jam (k/p), Inj. Furosemide 1 amp/12 jam, Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam, dan Amlodipin 1 x 5 mg. • Pilihan terapi pada pasien dengan tumor otak meliputi pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Manajemen gejala dan perawatan suportif sangat penting• Terapi cairan yang diberikan bersifat hipertonis atau isotonis. Efek osmotik dapat lebih lama dipertahankan dengan kombinasi pemberian diuretik (furosemide).• Pemberian kortikosteroid bertujuan sebagai anti-inflamasi sehingga menurunkan edema pada jaringan otak. Pemberian dexamethasone dianjurkan sebanyak 4 mg setiap 6 jam dengan tappering off sebanyak 2-4 mg setiap 1-3 hari• Amlodipine diberikan sebagai antihipertensi golongan Ca-channel blocker golongan dihidropiridin, dengan dosis 2.5-5 mg sebanyak 1x/hari, dosis maksimum 10 mg 1x/hari

Page 51: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

KESIMPULAN

• Tumor otak merupakan jenis tumor yang paling banyak dijumpai pada tumor susunan saraf pusat, dapat dibedakan menjadi tumor primer dan sekunder.• Diagnosis pasien melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang seperti CT scan, MRI dan angiografi serebral• Terapi dengan pembedahan, radioterapi, kemotterapi. Terapi

simptomatis: penatalaksanaan kejang dan nyeri, pemberian cairan hipertonis atau isotonis, diuretic, kotrikosteroid, evaluasi masalah psikiatrik

Page 52: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

TERIMAKASIH

Page 53: Lapkas SOL Intrakranial Neuro

• Kenapa di pilih astrositoma dari 3 dd lainnya abses, brain metastase?• Kenapa diperiksa tumor marker?• Kenapa diagnosis tidak dipikirkan stroke?• Kenapa ada perbedaan kekuatan motorik pada bagian

dextra?