Download pdf - Obat Kortikosteroid

Transcript
  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    1/22

    KORTIKOSTEROID

    PENDAHULUAN

    Keberhasilan penyembuhan berbagai kelainan kulit dengan menggunakan

    kortikosterid serta meningkatnya berbagai jenis sediaan di pasaran telah semakin

    meningkatkan penggunaannya. Keadaan ini selain memberikan dampak positif,

    berupa tersedianya alternatif sediaan kotikosteroid yang digunakan, juga

    berdampak negatif, yaitu meningkatkan resiko terjadinya efek samping obat,

    terutama akibat misusedan abusesediaan kortikosteroid.

    Untuk meningkatkan keberhasilan terapi dan meminimalkan efek samping

    obat akibat penggunaan kortikosteroid, perlu pola pikir yang rasional dalam

    memilih sedian kortikosteriod dengan senantiasa mempertimbangkan antara lain

    jenis, fase, lokalisasi dan distribusi kelainan kulit, usia penderita serta potensi,

    keamanan dan formulasi obat.

    Kortikosteroid dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu

    glukokortikoid dan mineralokortikoid. Efek utama glukokortikoid adalah

    penyimpanan glikogen hepar dan efek antiinflamasinya, sedangkan pengaruhnya

    pada keseimbangan air dan elektrolit kecil. Efek utama golongan

    mineralokortikoid adalah terhadap keseimbangan air dan elektrolit, sedangkan

    pengaruhnya pada penyimpanan glikogen hepar kecil. Golongan

    mineralokortikoid tidak mempunyai efek antiinflamasi.

    Sediaan kortikosteriod dapat dibedakan menjadi 3 golongan berdasarkan

    masa kerjanya, yaitu kerja singkat, sedang dan lama. Sediaan kerja singkat

    mempunyai masa paruh biologis kurang dari 1 jam. Sediaan kerja sedang

    mempunyai masa paruh biologis 1!3" jam. Sediaan kerja lama mempunyai masa

    paruh biologis lebih dari 3" jam.

    Kortikosteroid alami yang paling banyak dihasilkan oleh tubuh adalah

    kortisol. Kortisol disintesis dari kolesterol oleh korte# adrenal. Sekresi kortisol per

    hari berkisar antara 1$ sampai $ mg dengan puncak diurnal sekitar pukul % pagi.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    2/22

    Sediaan kortikosteroid dapat diberikan secara oral, parenteral &'(, '),

    intrasino*ial, dan intralesi+, topikal pada kulit dan mata &dalam bentuk salep,krim, losio+, serta aerosol melalui jalan napas.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    3/22

    KORTIKOSTEROID SISTEMIK

    Glukokortikoid

    ormon yang dihasilkan korteks adrenal disebut hormon adrenokortikal.

    -da dua jenis hormon adrenokortikal yang utama, yakni mineralokortikoid dan

    glukokortikoid.

    Efek dan Mekanisme Kera

    Sebagian besar efek glukokortikoid dimediasi oleh reseptor glukokortikoid

    pada sitoplasma dan dapat masuk ke inti sel. Kortikosteroid akan berinteraksi

    dengan reseptor spesifik pada jaringan target untuk mengatur ekspresi gen yang

    responsif terhadap kortikosteroid, sehingga akan mengubah proses sintesis protein

    pada jaringan yang bersangkutan. Ekspresi gen dan sintesis protein akan

    membutuhkan cukup banyak aktu, sehingga sebagian besar efek kortikosteroid

    baru akan muncul beberapa jam kemudian.

    /eseptor glukokortikoid terdiri atas sekitar %$$ asam amino dan dapat

    dibagi dalam 3 domain fungsional, yaitu 0

    1. Glukokortikoid!binding domain yang berada pada ujung karboksil molekul,

    merupakan tempat berikatan dengan glukokortikoid bebas.

    . 2-!binding domain yang terletak pada pertengahan, mengandung residu

    sistein. 4agian ini terlipat sehingga membentuk struktur 5two finger6 yang

    distabilisasi oleh ion seng.

    3. -mino!terminal domain, bagian ini bersifat sangat antigenik dan

    meningkatkan spesifisitas reseptor.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    4/22

    Gambar ". )ekanisme kerja glukokortikoid.

    i dalam darah, steroid

    berada dalam bentuk terikat

    dengan kortikosteroid

    binding!globulin &74G+, namun

    berada dalam keadaan bebas

    ketika memasuki sel target.

    /eseptor steroid intraseluler berikatan dengan beberapa protein stabilisator,

    termasuk dua buah molekul heat shock protein &sp$+, dan beberapa molekul

    lain, yang degambarkan dengan 8595. Ketika kompleks reseptor tersebut

    berikatan dengan kortisol, terbentuklah kompleks yang tidak stabil dan molekul

    sp$ dan 595 dilepaskan. Kompleks steroid!reseptor mampu memasuki nucleus,

    berikatan dengan gen melalui glucocorticoid response element &G/E+, dan

    mengatur transkripsi dengan bantuan faktor!faktor transkripsi lain. m/2- yang

    terbentuk akan memasuki sitoplasma untuk membentuk protein yang merupakan

    respon akhir hormon.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    5/22

    Gambar :. )odel interaksi steroid, S, &contoh 0 cortisol+, reseptor steroid, /,

    dan proses yang terjadi pada sel target.

    Ketika berikatan dengan G/E, kompleks steroid!reseptor juga membentuk

    kompleks dan mempengaruhi fungsi faktor transkripsi lain, seperti -;1 dan 2

    =b, sehingga akan mempengaruhi pengaturan transkripsi gen yang bersangkutan.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    6/22

    Glukokortikoid menyebabkan penurunan eosinofil, basofil, monosit, dan

    limfosit dengan jalan meredistribusinya ke jaringan limfoid dari sirkulasi.Sebaliknya, glukokortikoid meningkatkan kadar hemoglobin, trombosit, eritrosit,

    dan neutrofil yang terjadi karena meningkatnya influks dari sumsum tulang ke

    dalam darah dan berkurangnya migrasi dari pembuluh darah &sehingga akan

    mengurangi jumlah sel pada lokasi inflamasi+.

    Glukokortikoid akan meningkatkan ekspresi '@4 sehingga mengakti*asi

    2 kortisol dalam plasma terikat pada protein.

    anya fraksi kortikosteroid yang tidak terikat yang dapat memasuki sel dan

    menimbulkan efek.3 ?ika kortisol plasma melebihi $!3$ FgdA, 74G akan

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    7/22

    tersaturasi dan konsentrasi kortisol bebas akan meningkat dengan cepat. ;rotein

    plasma yang mengikat sebagian besar hormon steroid adalah 01. Corticosteroid binding globulin&74G, disebut juga transkortin+

    74G adalah suatu H!globulin yang disintesa oleh hepar. 74G memiliki

    afinitas tinggi terhadap steroid, namun kapasitas pengikatan total &total

    binding capacity+ nya rendah.

    74G memiliki afinitas yang relatif tinggi terhadap kortisol, dan memiliki

    afinitas rendah terhadap aldosteron dan metabolit steroid terkonjugasi

    glukoronid.

    74G akan meningkat pada kehamilan, pemberian estrogen, dan hipertiroid,

    dan menurun pada hipotiroid, defek genetik pada sintesis, dan defisiensi

    protein.

    . -lbumin

    -lbumin juga disintesa oleh hepar, namun memiliki sifat yang berbeda dengan

    74G, di mana memiliki afinitas yang rendah terhadap steroid dan kapasitas

    pengikatan yang tinggi.

    Kortikosteroid sintetik, seperti de#ametason, sebagian besar terikat pada

    albumin.

    Iaktu paruh kortisol pada sirkulasi adalah sekitar "$!$ menitB aktu

    paruh dapat meningkat pada pemberian hidrokortison dalam dosis besar, pada

    keadaan stres, hipotiroid, atau pada gangguan hepar.

    '# Meta$olisme

    Sebagian besar kortisol diinakti*asi oleh hepar dengan reduksi ikatan

    ganda J, pada cincin - dan akan diubah menjadi tetrahidrokortisol dan

    tetrahidrokortison oleh 3!hidroksisteroid dehidrogenase. 4eberapa diubah menjadi

    kortol dan kortolon dengan reduksi keton 7$.

    Sebagian besar metabolit kortisol mengalami konjugasi dengan asam

    glukoronat atau sulfat pada hidroksil 73 dan 71, yang kemudian akan kembali

    memasuki sirkulasi.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    8/22

    Steroid sintetik dengan komponen 11!keto, seperti kortison dan prednison,

    secara enDimatik harus direduksi menjadi deri*at 11!L hidroksi supaya menjadiaktif. /eaksi ini dikatalisis di hepar isoDim tipe 1 11!L hidroksisteroid

    dehidrogenase, sehingga untuk pasien dengan gagal hati ataupun gangguan enDim

    tersebut, lebih baik diberi steroid yang tidak perlu akti*asi enDimatik &seperti

    hidrokortison dan prednisolon+.

    (# Ekskresi

    Steroid yang sudah terkonjugasi akan menjadi larut air &ater soluble+ dan

    dapat diekskresikan melalui urin. Sekresi steroid juga dapat terjadi melalui bilier

    dan fecal, namun dalam jumlah yang kurang bermakna.

    Indikasi

    Glukokortikoid diindikasikan sebagai agen imunosupresif pada

    pencegahan dan pengobatan reaksi penolakan transplantasi organ, artritis

    reumatoid, sistemik lupus eritematosus, dermatomiositis sistemik, psoriasis, asma,

    eksaserbasi akut sklerosis multipel, reaksi alergi, dan gangguan otoimun lain.

    Efek Sam%in)

    Efek samping penggunaan steroid antara lain retardasi pertumbuhan,

    nekrosis a*askular tulang, osteopenia, meningkatkan resiko infeksi, menghambat

    penyembuhan luka, katarak, hiperglikemia, dan hipertensi.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    9/22

    KORTIKOSTEROID TOPIKAL

    A# Pemili*an Kortikosteroid To%ikal +KST, Pada Oran) De-asa

    Prinsi% Dermatotera%i

    alam mengobati seorang penderita penyakit kulit, dianut prinsip!prinsip

    umum, dan bila diberikan obat topikal, selain berlaku prinsip umum dianut pula

    prinsip khusus.

    ;rinsip umum0

    1. ;erhatikan penderita secara keseluruhan, somatik dan psikis

    . 4erikan kesempatan pada alam untuk menyembuhkan penyakit tersebut, obat

    yang diberikan bertujuan membantu penyembuhan oleh alam.

    3. Segi fisiologi, patologi, biokimia dan anatomi kulit perlu diperhatikan.

    J. Kuasai materi medika.

    . ;erhatikan farmasi dan farmakologi obat!obatan, misalnya sinergisme, efek

    samping dan toksisitas obat.

    ". Cerapi yang baik adalah terapi kausal.

    :. 4erikan obat sesederhana mungkin, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

    7ampuran obat yang pelik akan mempersulit atopik.

    %. 'ndi*idualisasi.

    . ;erhatikan segi ekonomi penderita.

    ;rinsip khusus

    1. ;emilihan *ehikulum tergantung pada

    a. Stadiumgambaran klinis penyakit

    ! obat topikal yang diberikan diubah sesuai dengan perjalanan penyakitnya.

    ! pada stadium akut &eritemedembasah+ kompres beri krim, bedak

    kocok, bedak pasta.

    ! stadium kronikkeringberi salep.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    10/22

    b. istribusi dan lokalisasi penyakit

    ! misalnya salep tidak untuk kelainan kulit yang generalisata &kecuali salep!J untuk skabies+, dan tidak boleh digunakan untuk kepala berambut.

    c. Efek yang diinginkan

    ! misalnya digunakan kompres untuk membersihkan.

    . )akin akutproduktif penyakit kulitnya, makin rendah konsentrasi bahan aktif

    yang digunakan.

    3. 4eri penjelasan kepada penderita mengenai cara pemakaian obat dan cara

    membersihkannya.

    J. indarkan pemberian obat topikal yang bersifat sensitiDer0 misalnya

    mengandung penisilin, sulfa dan antihistamin.

    . 4atasi jumlah obat yang tidak stabiltidak dapat disimpan lama misalnya larutan

    permanganas kalikus.

    Klasifikasi Kortikosteroid Menurut Potensin.a

    Aemah0

    ydrocortisone acetate $,1 M 1 >

    esonide $,$ >

    -lclomatasone dipropionate $,$ >

    )ethylprednisolone $, M 1 >

    Sedang0

    4eclomethasone dipropionate $,$ >

    ydrocortisone butyrate $,1 >

    )ometasone furoate $,1 >

    Criamcinolon acetonide $,$ M $,1 >

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    11/22

    Kuat0

    4etamethasone dipropionate $,$ >eso#imetasone $,$ M $, >

    alcinonide $,$ M $,1 >

    Sangat kuat0

    7lobetasol propionate $,$ >

    iflorasone diacetate $,$ >

    Pemakaian Kortikosteroid %ada /e$era%a Dermatosa

    a. Sensitif terhadap kortikosteroid

    ! Sunburn,sebaiknya dipakai KSC lemah sampai medium

    ! 'ntertrigo, sebaiknya dipakai KSC lemah sampai medium.

    ! ;ruritus *ul*a, skrotum dan anus sebaiknya dipakai KSC lemah sampai

    ! medium.

    ! Pytiriasis rosea,sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.

    ! ;soriasis, sebaiknya dipakai KSC lemah sampai kuat.

    ! 4erbagai dermatitis sebaiknya dipakai KSC lemah sampai medium.

    b. /esisten0

    ! Lichen planus, sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.

    ! Granuloma anulare, sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.

    ! Necrobiosis lipoidica diabeticum,sebaiknya dipakai KSC medium sampai

    kuat.

    c. )oderat0

    ! ermatitis kontak iritan, sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.

    ! 'nsect bite, sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.

    ! Discoid lupus erythematosus, sebaiknya dipakai KSC medium sampai

    kuat.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    12/22

    Efek Kortikosteroid To%ikal

    1. (asokonstriksiKSC akan mengakibatkan kapiler!kapiler mengecil di lapisan dermis

    superfisial sehingga eritem berkurang.

    . -nti proliferasi

    KSC akan mengurangi mitosis dan proliferasi seluler.

    3. -nti peradangan

    Efek anti peradangan pada lekosit, ;)2 dan monosit sangat berperan

    dalam pengobatan dermatosa, karena seperti diketahui kebanyakan dermatosa

    ditandai oleh proses peradangan.

    7ontoh efektifitas KSC terhadap berbagai dermatosa

    Sunburn 0 efek yang diharapkan dari KSC0 *asokonstriksi dan anti

    peradangan

    Eczema 0 efek yang diharapkan dari KSC0 anti peradangan

    Psoriasis 0 efek yang diharapkan dari KSC0 antiproliferasi

    Efek Sam%in) KST dan Kontraindikasi

    1. Aokal0

    ! -trofi dermal

    ! /osacea

    ! ;erioral dermatitis

    ! ;urpura

    ! Cinea inkognito

    ! Steroid akne

    ! Celeangiektasis

    ! ipertrikosis

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    13/22

    . Sistemik

    ! 7ushingoid0 melalui supresi a#is pituitary!adrenal

    Kontraindikasi

    4ila ada tanda!tanda seperti tersebut diatas maka sebaiknya pemberian

    KSC dihentikan.

    0ara Pemili*an Kortikosteroid To%ikal

    1. )uka, aksilla, inguinal atau daerah intertriginosa, sebaiknya dipakai KSC

    dengan kekuatan lemah sampai medium &intermediet+.

    . Celapak kaki, telapak tangan sebaiknya memakai yang kuat &potent+.

    3. Skrotum, kulit pada kelopak mata, sebaiknya dipakai yang lemah.

    ;erlu diingat baha pemakaian harus diperhatikan bentuk sediaannya,

    apakah salep, krim, gel, losion atau secara oklusif, sebagai contoh pada daerah

    yang berambut sebaiknya dipakai jenis losion.

    ;ada pemakaian kortikosteroid topikal bila kasusnya tidak ada perbaikan,

    maka potensi KSC dapat dinaikkan atau dengan menambahkan Dat!Dat tertentu

    sebagai misal )omethason furoat &Elocon+ dalam bentuk ointmentyang termasuk

    golongan kuat akan tetapi bila dalam bentuk krim dimasukkan dalam golongan

    intermediet. ;ada momethason furoat yang lipofilik bila dilarutkan dalam propilen

    glikol bisa menembus kulit dan ditimbun, sehingga pelepasannya lebih lama dan

    akibatnya momethason furoat dapat diberikan hanya sekali sehari. al ini akan

    mempermudah pemakaian dan mempertinggi ketaatan penderita.

    1. 7ara aplikasi

    ;ada umumnya dianjurkan pemakaian salep !3Nhari sampai penyakit

    tersebut sembuh. Gejala takifilaksis perlu dipertimbangkan yaitu menurunnya

    respon kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang berulang!ulang,

    berupa toleransi akut yang berarti efek *asokonstriksinya akan menghilang,

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    14/22

    setelah beberapa hari efek *asokonstriksi akan timbul kembali dan akan

    menghilang lagi bila pengolesan obat tetap dilanjutkan.

    . ?umlah obat yang dipakai

    ?umlah obat topikal yang diperlukan untuk sekali aplikasi merupakan faktor

    yang penting. ?umlah obat yang dibutuhkan untuk suatu daerah tertentu dapat

    dihitung yaitu 1 gram krim dapat menutup 1$N1$ cmkulit kepala, ajah atau

    tangan memerlukan kira!kira gram, satu lengan 3 gram, satu tungkai J gram dan

    seluruh tubuh 1 sampai " gram atau lebih.

    3. Aamanya pemakaian KSC

    Aamanya pemakaian KSC sebaiknya tidak lebih dari J!" minggu untuk steroid

    potensi lemah dan tidak lebih dari minggu untuk potensi kuat.

    /# Pemili*an Kortikosteroid To%ikal Pada Anak

    Penda*uluan

    Kulit merupakan organ tubuh paling luas.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    15/22

    pemilihan *ehikulum, timbulnya efek samping dan cara penggunaan yang benar

    sehingga obat tersebut digunakan secara tepat dan aman.

    I# Prinsi% Pen))unaan Kortikosteroid To%ikal %ada Anak

    I#"# Indikasi

    ;engaruh kortikosteroid terhadap epidermis dan dermis adalah

    *asokonstriksi, anti proliferasi dan anti inflamasi, sehingga indikasi terutama

    ditujukan pada dermatosis dengan dasar peradangan dan proliferasi sel!sel

    epidermis.

    Kortikosteroid tidak boleh diberikan pada infeksi primer oleh bakteri,

    *irus dan jamur serta pada daerah yang mengalami ulserasi.

    I# Memili* %otensi

    Gunakan kortikosteroid yang lemah untuk pengobatan terhadap bayi dan

    anak!anak. Konsentrasi $, > pada bayi cukup efektif dan pada anak!anak dapat

    digunakan 1!, > sesuai dengan kebutuhannya.

    -pabila dipandang perlu menggunakan kortikosteroid yang kuat,

    sebaiknya dipakai dalam aktu relatif singkat dengan dosis minimal atau

    digunakan kortikosteroid berselang!seling dengan krim yang netral. Setelah lesi

    ada perbaikan, hendaknya pengobatan diganti dengan kotikosteroid yang lemah

    diikuti dengan pemakaian emolien. al ini bertujuan untuk menghindarkan

    terjadinya rebound phenomendan efek samping baik lokal maupun sistemik.

    ;enggunaan kortikosteroid golongan lemah tidak dianjurkan lebih dari J!"

    minggu, sedangkan golongan kuat tidak lebih dari minggu.

    I#'Lokasi anatomi dan luas lesi

    Cerdapat *ariasi pada lokasi regional tubuh dalam kemampuan absorbsi

    melalui kulit untuk setiap obat yang dioleskan. (ariasi ini ditentukan oleh

    sejumlah faktyor seperti ketebalan stratum korneum, kepadatan folikel rambut dan

    kualitas *askularisasi daerah tersebut pada masing!masing regio tubuh.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    16/22

    4erturut!turut lokasi penetrasi obat tertinggi sampai terrendah yaituB

    selaput lendir, skrotum, kelopak mata, muka, dada, punggung, lengan, tungkaiatas, tungkai baah, telapak tangan, telapak kaki, kuku. Selain faktor tersebut,

    potensi dari kortikosteroid itu sendiri harus dipertimbangkan.

    POTENSI KORTIKOSTEROID TOPIKAL

    ;otensi 2ama agang 2ama Generik

    Sangat kuat

    Kuat

    -gak kuat

    Sedang

    Aemah

    Aebih lemah

    ;aling lemah

    iprolene ointment

    Cemo*ate ointment

    Elocon ointment

    7uti*ate ointment

    Elocon 7reamlotion

    Kenalog ointment

    ermatop cream

    Kenalog creamlotion

    Synalar cream

    idrokortison,

    e#amethason,

    ;rednisolon,

    )etilprednisolon

    $,$ > 4ethametasone dipropionat

    $,$ > Klobetasone propionat

    $,1 > )ometasone furoate

    $,$ > )ometasone furoate

    $,1 > Criamsinolon asetonide

    $,1 > prednicarbate

    $,$> Criamsinolon asetonid

    $,1 >

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    17/22

    ?enis *ehikulum dan bahan tambahan sangat mempengaruhi hasil dari

    pengobatan kortikosteroid. Seperti contoh, bahan salep akan lebih besar dayapenetrasinya dibanding krim. 4ahan tambahan seperti urea, asam salisilat atau

    propilen glikol akan menanmbah daya penetrasi kortikosteroid. Obat!obnat

    kortikosteroid yang mengandung *ehikulum salep biasanya akan digolongkan

    sebagai potensi tinggi.

    ;erlu dingat juga jenis lesi dan letak lesi dalam memilih *ehikulum.

    Sediaan minyak dalam air &OI+ atau krim, baik digunakan pada lesi akut dan

    basah. Sediaan krim atau gel, baik digunakan pada daerah lipatan atau banyak

    rambutnya. Sedangkan salep atau air dalam minyak &IO+ digunakan pada lesi

    yang kering atau kronis.

    ;etunjuk ringkas dalam menentukan jenis sediaan kortikosteroid sebagai

    berikutB

    a. Aesi pada muka lipatan 0 Krim kortikosteroid lemah

    b. Aesi luas dengan gejala minimal 0 Krim kortikosteroid lemah

    c. Aesi basah 0 krim kortikosteroid sedang

    d. Aesi di daerah berambut &tertutup+ 0 gel kortikosteroid dengan pelarut alkohol

    e. Aesi di daerah berambut &terbuka+ 0 gel kortikosteroid bebas alkohol

    f. Aesi dengan infeksi sekunder 0 4erikan kompres antibiotik selama hari

    sebelum pemakaian kortikosteroid

    g. Aesi tebal dan kering 0 Salep kortikosteroid potensi sedang!kuat

    dikombinasikan dengan Dat keratolitik

    h. Gigitan serangga 0 Salep kortikosteroid lalu ditutup dengan

    pembalut tekan

    &memperkuat efek *asokonstriksi+

    i. Aesi intraoral 0 Kortikosteroid sediaan !orabase

    II#Pemakaian Kortikosteroid To%ikal %ada Dermatosis#

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    18/22

    Cidak semua penyakit kulit bisa diobatibereaksi pada kortikosteroid

    topikal. ata dari Subbagian ermatologi anak, S)< '.; Kulit!Kelamin /SSantara tahun 1!1 didapat data jenis dermatosis yang dapat diobati dengan

    kortikosteroid topikal antara lainB ermatitis seborhoik, dermatitis numularis,

    pitiriasis alba, gigitan serangga dan dermatitis karena popok &5diapers

    dermatitis6+.

    II#" Dermatitis Se$oroik

    ermatitis seboroik merupakan penyakit yang dapat menyerang bayi,

    anak, deasa dengan etiologi yang belum jelas. ;ada neonatus diduga dipengaruhi

    oleh hormon ibu. Cimbul erupsi kulit biasanya pada umur J!" minggu.

    Kelainan kulit yang timbul biasanya berupa bercak eritem dengan skuama

    yang menebal pada daerah rambut kepala, muka serta lipatan kulit. ;ada kulit

    rambut kepala, lesi difus dengan penebalan skuama, berminyaj kekuningan

    dikenal sebagai !craddle cap"

    ;engobatan untuk penyakit ringan dipakai emolien yang diurutditekan!

    tekan di kulit kepala atau muka. 4ila penyakit tampak berat, gunakan sampo bayi

    untuk keramas dilanjutkan dengan pengolesan larutan hidrokortison 1>. ;ada

    anak yang lebih besar, dapat diberikan juga sampo yang mengandung asam

    salisilat. Untuk lesi pada kulit, dapat dipakai krim kortikosteroid lemah seperti

    Criamsinolon, dioleskan 3# sehari selama 1! minggu.

    II#& Dermatitis Numularis

    Kelainan ini ditandai dengan lesi!lesi berbentuk bulat dengan diameter lesi

    1 cm atau lebih. ;enyebab pastinya belum diketahui.

    ;ada anak terdapat dua bentuk lesi, yaitu bentuk basah berkrusta dan

    bentuk kering dengan eritem berskuama. Kelainan ini dapat menetap selama

    beberapa bulan atau terjadi berulang jika tidak diobati. ;redileksi terutama pada

    tungkai baah dan dapat juga terjadi pada tungkai atas, lengan atau dada dengan

    disertai rasa gatal hebat.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    19/22

    ;engobatan tergantung berat ringan penyakit. ?ika ringan, cukup berikan

    kortikosteroid topikal lemah saja. Sementara jika berat diberikan kortikosteroidtopikal potensi kuat disertai kortikosteroid sistemik.

    II#' Pitiriasis Al$a

    ;itiriasis alba adalah kelainan kulit yang ditandai dengan bercak!bercak

    hipopigmentasi, diskret, terutama di muka, leher, dada bagian atas dengan ukuran

    ber*ariasi dari satu sampai beberapa sentimeter.

    Etiologinya belum diketahui, diduga disebabkan oleh karena pajanan sinar

    matahari berlebih atau merupakan bentuk ringan dari atopik dermatitis.

    ;enyakit ini kadang dapat sembuh sendiri alaupun kelainan

    hipopigmentasi dapat berjalan berbulan!bulan.

    ;engobatan pada pitiriasis alba adalah pemberian kortikosteropid salep

    topikal potensi lemah, biasanya hdrokortison 1> disertai aplikasi tabir surya saat

    keluar rumah.

    II#( Gi)itan seran))a

    Kelainan kulit ini biasanya disebabkan oleh serangga!serangga yang

    menggigit manusia, biasanya dari filum arthropoda seperti nyamuk kebun, kutu

    busuk, semut dan lain!lain. Gambaran lesi dapat berupa eritem, papula, *esikel

    atau nodul yang terasa sakit pada daerah gigitan. Aesi dapat menetap beberapa

    hari menimbulkan bula yang hemorhagik dilanjutkan dengan ekskoriasi dan

    eksema atau infeksi sekunder.

    ;engobatan pada kasus ini adalah pemberian krim kortikosteroid potensi

    tinggi ditambah antihistamin. kortikosteroid sistemik dapat diberikan pada

    keadaan berat.

    II#2 Dermatitis diapers

    )erupakan dermatitis yang terjadi pada bayi yang pakai popok. ;enyakit

    ini diperkirakan terjadi akibat multifaktorial seperti oklusi dan stasis *ena akibat

    popok yang sempit, maserasi dan gesekan akibat popok.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    20/22

    ;enyakit ini biasanya terjadi pada usia 3!1% bulan, ditandai dengan eritem

    pada paha bagioan atas dan bokong, pemukaanya mengkilat dan berkerut.Sering terjadi infeksi sekunder oleh Candida albicansatau Staphylo#o#us

    yang menambah buruk keadaan.

    ;rinsip pengobatan penyakit ini yaitu dengan membersihkan kulit paha

    dan bokong sebaik mungkin serta kausatif sesuai gejala penyakit. Kulit

    dibersihkan, dikeringkan lalu diolesi krim kortikosteroid idrokortison 1>, 3 kali

    sehari. 4ila diduga ada infeksi bakteri, diberikan antibiotik topikal &gentamycin+.

    ?ika disangka ada infeksi jamur diberikan nistatin topikal.

    III# Efek Sam%in) Kortikosteroid To%ikal %ada Anak

    ;emakaian kortikosteroid pada anak dapat menimbulkan efek samping

    baik lokal maupun sistemik. Efek samping sering timbul pada pemakaian

    kortikosteroid kuat dalam jangka aktu lama.

    III#" Efek sam%in) lokal

    Celeangiektasis, striae, atrofi merupakan efek samping lokal yang sering

    dilaporkan setelah pemberian kortikosteroid topikal kuat lebih dari J minggu,

    biasanya pada pemakaian daerah muka. Selain itu, penyembuhan luka dapat

    m,enjadi terhambat, timbul perioral dermatitis, akne, hipertrikosis dapat terjadi.

    ;emakaian di daerah mata juga dapat menyebabkan efek samping berupa katarak

    sekunder akibat kortikosteroid.

    ;ada kondisi infeksi kulit, kortikosteroid dapat menimbulkan penyamaran

    gejala serta memperluas infeksi yang timbul. Kondisi ini sering memberikan

    gambaran yang tidak khas lagi, terutama pada infeksi scabies dan jamur. Keadaan

    ini dikenal sebagai scabies atau tinea !incognito"

    Kandungan *ehikulum pada kortikosteroid topikal juga dapat menyebakan

    alergi pada pasien tertentu &ermatitis kontak alergika+. Pat *ehikulum yang

    paling sering menimbulkan alergi adalah propilen glikol, setosteril alkohol serta

    metil paraben.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    21/22

    III#& Efek sam%in) sistemik

    ;enggunaan preparat potensi tinggi dalam jangka aktu pendek atau dosisrendah dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping sistemik pada

    anak. ;enggunaan kortikosteroid topikal secara kronis dapat menyebabkan

    terjadinya supresi kelenjar pituitari adrenal dan gangguan pertumbuhan. Setiap

    anak yang memasuki tahap tumbuh kembang harus dimonitor ketat parameter

    pertumbuhan jika mendapat kortikosteroid dalam jangka aktu lama.

  • 5/26/2018 Obat Kortikosteroid

    22/22

    DA!TAR PUSTAKA

    1. Aake


Recommended