5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 1/21
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 POPULASI DAN SAMPLING
Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Negeri 4 Busungbiu
dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas I yang ada di SLTP Negeri 4
Busungbiu tahun ajaran 2002/2003. Teknik Sampling yang digunakan adalah Cluster
Random Sampling.
Cluster Random Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari
kelompok-kelompok unit yang kecil. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi
dari total populasi. Pengelompokan secara cluster menghasilkan unit elementer yang
heterogen seperti halnya populasi sendiri (Nazir, 1988:366).
Langkah-langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut. Pada tahap
pertama, dipilih dua kelas secara random dari tiga kelas I pada SLTPN 4 Busungbiu
sebagai kelompok kontrol dan eksperimen. Ketiga kelas memiliki kemampuan yang
relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari masukan rerata NEM siswa dan nilai rerata
kelas pada raport semester I untuk mata pelajaran IPA. Pada tahap kedua, masing-
masing kelompok dipilah menjadi dua yaitu kelompok yang beranggotakan siswa
yang memiliki penalaran formal tinggi dan kelompok yang beranggotakan siswa yang
memiliki penalaran formal rendah.
Penentuan penalaran formal dilakukan dengan menggunakan tes penalaran
formal yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Skor yang diperoleh dari tes
penalaran formal kemudian dirangking. Sebanyak 27 % kelompok atas dinyatakan
sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi sedangkan 27 % kelompok
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 2/21
66
bawah dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal rendah.
Pengambilan masing-masing 27 % kelompok atas dan kelompok bawah untuk
memilah penalaran formal didasarkan pada anjuran Guilford (Guilford, 1954 : 425).
Penentuan kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi dan rendah
dilakukan berdasarkan pada pertimbangan : (1) penalaran formal bersifat kontinu,
(2) kecenderungan penalaran formal individu mengarah pada salah satu kutub,
(3) individu yang memiliki penalaran formal tinggi cenderung memperoleh skor tes
penalaran formal yang lebih tinggi daripada individu yang memiliki penalaran formal
rendah. Sampel yang memiliki skor penalaran formal di sektor rata-rata tidak diambil
sebagai sampel karena kurang bisa mengidentifikasi kecenderungan apakah anggota
sampel tersebut termasuk penalaran formal tinggi atau rendah.
Komposisi anggota sampel penelitian menurut perlakuan yang akan diberikan,
diikthisarkan pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Komposisi Anggota Sampel
VARIABEL MODEL
KONSTRUKTIVIS
MODEL
KONVENSIONAL
TOTAL
PENALARAN
TINGGI
9 9 18
PENALARAN
RENDAH
9 9 18
TOTAL 18 18 36
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 3/21
67
3.2 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.2.1 Variabel Penelitian
Penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
a. Variabel Terikat ( Y )
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah miskonsepsi siswa.
b. Variabel Bebas ( X )
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model belajar konstruktivis yang
dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol
menggunakan model belajar konvensional.
c. Variabel Moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah penalaran formal siswa.
Penggunaan penalaran formal sebagai variabel moderator dimaksudkan untuk
menganalisis efek lugas (simple effect) model belajar konstruktivis terhadap
masing-masing stratum penalaran formal serta interaksi antara penalaran formal
dan model belajar.
3.2.2. Definisi Operasional
Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini,
berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut.
a. Model Belajar Konvensional
Model belajar konvensional adalah model belajar yang tidak dilandasi oleh paham
konstruktivisme, titik tolak pembelajaran tidak dimulai dari pengetahuan awal
yang dimiliki siswa ( prior knowledge). Pembelajaran dimulai dari penyajian
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 4/21
68
informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal, latihan soal-soal sampai pada
akhirnya guru merasakan apa yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa.
b. Model Belajar Konstruktivis
Model belajar konstruktivis adalah model belajar yang titik tolaknya didasarkan
pada konsepsi yang dimiliki oleh siswa ( prior knowledge). Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan mengadakan konflik kognitif dan diskusi kelas untuk mereduksi
miskonsepsi yang muncul pada siswa. Keberhasilan pembelajaran terletak pada
kemampuan siswa dalam merubah miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.
c. Miskonsepsi Siswa
Miskonsepsi siswa adalah konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi
ilmiah, hanya dapat ditemukan dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk
kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada
umumnya dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia
pengalaman mereka sehari-hari. Miskonsepsi dinyatakan dengan skor yang
diperoleh siswa dari ketidakmampuannya dalam memahami konsep dan prinsip
IPA secara ilmiah yang diukur dengan tes diagnostik. Data yang terkumpul untuk
ubahan ini dalam peringkat interval.
d. Penalaran Formal
Penalaran Formal adalah kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal
yang meliputi : berpikir kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi,
berpikir keseimbangan mekanik, berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir
kompensasi dan berpikir konservasi. Penalaran Formal siswa diukur dengan Tes
Penalaran Formal, data yang terkumpul untuk ubahan ini dalam peringkat interval.
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 5/21
69
3.3 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Random Pre-tes Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan subyek
tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen
tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pra tes digunakan untuk
menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post tes digunakan untuk
mengukur miskonsepsi siswa setelah diberi perlakuan (Campbell 1966 : 47).
Rancangan eksperimennya disajikan pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Rancangan Eksperimen
Kelompok Pra Tes Treatment Post Tes
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 0 T2
Keterangan : X = model belajar konstruktivis T 2 = post tes (tes diagnostik)
Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2X2. Faktor
pemilahnya adalah variabel moderator penalaran formal siswa. Pemilahan dibagi atas
dua tingkatan yaitu penalaran formal di atas rata-rata kelompok (27 % dari atas) dan
di bawah rata-rata kelompok (27 % dari bawah ) setelah data diurutkan dari yang
paling besar ke yang paling kecil. Dengan pemilahan ini diharapkan dapat menambah
kecermatan penelitian ini. Dalam pelaksanaan penelitian ini, pemisahan tingkat
penalaran formal siswa bersifat semu artinya dalam kegiatan eksperimen, para siswa
tidak dipisahkan secara nyata antara yang memiliki tingkat penalaran formal di atas
dan di bawah rata-rata kelompok.
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 6/21
70
Tabel 3.3 Rancangan Analisis Faktorial 2 x 2
MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVIS KONVENSIONAL
PENALARANTINGGI A 1 B 1 A 2 B 1
FORMALRENDAH A 1 B 2 A 2 B 2
keterangan : A1 = Model Belajar Konstruktivis A2 = Model Belajar Konvensional
B1 = Penalaran Formal Tinggi B2 = Penalaran Formal Rendah
Tabel 3.3 menyatakan bahwa penelitian ini akan memberikan perlakuan dalam
pembelajaran melalui dua model yaitu konstruktivis untuk kelas eksperimen dan
konvensional untuk kelas kontrol yang akan menunjukkan bagaimana miskonsepsi
siswa dapat direduksi dalam pelajaran fisika setelah menerima perlakuan tersebut.
Pada masing-masing kelas terdapat kelompok yang memiliki penalaran tinggi
dan rendah. Dengan demikian ada 4 kelompok yaitu : (1) siswa yang diberikan
model pembelajaran konstruktivis untuk penalaran formal tinggi, (2). siswa yang
diberikan model pembelajaran konstruktivis untuk penalaran formal rendah, (3) siswa
yang diberikan model pembelajaran konvensional untuk penalaran formal tinggi dan
(4) siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional untuk penalaran formal
rendah.
Pengontrolan validitas dilakukan agar hasil eksperimen benar-benar sebagai
akibat dari pengaruh perlakuan. Ada dua belas faktor penyebab rendahnya validitas
internal suatu penelitian (Campbell : 1966 : 5-6), yaitu : (1) faktor sejarah, (2) proses
kematangan (3) testing, (4) instrumen pengukuran, (5) regresi statistik, (6) seleksi
subyek, (7) mortalitas pada eksperimen, (8) interaksi antara pemilihan dan
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 7/21
71
kematangan, (9) efek interaksi testing, (10) efek interaksi dari bias seleksi dan
variabel eksperimen, (11) efek reaksi terhadap perencanaan / persiapan eksperimen,
(12) perlakuan ganda.
Faktor sejarah dalam penelitian ini telah dikendalikan dengan melaksanakan
post tes waktunya serentak antara kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen
dikontrol dengan memberikan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengetahui
penalaran formal dan miskonsepsi siswa dalam mata pelajaran fisika.
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan kelompok kontrol, maka tindakan
ini telah mampu mengendalikan faktor sejarah, kematangan, testing dan instrumentasi.
Sedangkan dengan menggunakan rancangan post-tes memungkinkan untuk
mengendalikan faktor kematangan subyek. Selama penelitian ini dilaksanakan tidak
ada siswa yang mengundurkan diri sehingga faktor mortalitas dapat dikendalikan.
Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut : (1) pemilihan kelompok diambil secara random, dalam hal ini
kelompok eksperimen dan kontrol telah memiliki kesetaraan karena berasal dari
masukan siswa yang memiliki rerata NEM siswa dan nilai rerata kelas pada raport
semester I untuk mata pelajaran IPA relatif sama, (2) uji perbedaan pra tes antara
kelas eksperimen dan kontrol dilakukan untuk melihat sejauh mana kesetaraan antara
kelas eksperimen dan kontrol, hasil analisis dengan uji-t menunjukkan bahwa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan (hasil
selengkapnya disajikan pada lampiran IV), (3) selama pelaksanaan eksperimen
diusahakan tidak diketahui atau disadari oleh siswa karena dilaksanakan sesuai
dengan pembelajaran rutin, hal ini dilakukan guna menghindari perubahan sikap pada
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 8/21
72
saat diberi perlakuan, (4) selama eksperimen berlangsung diharapkan tidak terjadi
peristiwa atau kejadian khusus yang mengganggu jalannya eksperimen. Dengan
pengambilan langkah tersebut maka validitas internal dan eksternal penelitian ini
dapat dipenuhi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi.
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN
Dalam penelitian ini digunakan enam macam instrumen yang meliputi :
(a) instrumen yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dalam kelas yaitu guru
fisika, satuan pelajaran dan modul strategi pengubahan konsepsi, (b) instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel moderator yaitu tes penalaran formal, dan
(c) instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu tes diagnostik
dan pedoman interview klinis siswa.
1. Guru fisika
Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kontrol dilakukan oleh
guru pada sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar rancangan pembelajaran yang
dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan untuk menjaga validitas
eksternal dari penelitian ini. Pembelajaran dilaksanakan secara rutin sehingga proses
penelitian tidak diketahui atau disadari oleh siswa. Hal ini dilakukan guna
menghindari perubahan sikap pada saat diberi perlakuan.
2. Satuan Pelajaran
Satuan pelajaran yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi mata pelajaran fisika tahun 2001 dari Pusat Kurikulum yang
meliputi pokok bahasan tekanan. Satuan pelajaran untuk pokok bahasan tekanan ini
disajikan dengan alokasi waktu (16 jam pelajaran ). Sistematika satuan pelajaran
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 9/21
73
ini meliputi : 1) kompetensi dasar, 2) indikator pencapaian hasil belajar, 3) materi
pokok, 4) proses pembelajaran yang meliputi pendekatan, metoda, dan langkah-
langkah pembelajaran, (5) alat dan sumber belajar, (6) evaluasi.
3. Modul Strategi Pengubahan Miskonsepsi
Modul ini adalah modul kecil yang terdiri dari uraian materi yang memuat
konsep-konsep esensial yang mengacu pada konsepsi awal siswa yang telah dijaring
sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil penjaringan diperoleh melalui interview
klinis, peta konsep dan tes awal. Dengan berpedoman pada pra konsepsi ini, siswa
diharapkan merasa lebih mudah dalam mereduksi miskonsepsinya menuju konsepsi
ilmiah. Sistematika penulisan modul ini meliputi : (1) uraian yang berisi miskonsepsi-
miskonsepsi yang telah menghinggapi struktur kognitif siswa, (2) uraian ringkas
konsep-konsep esensial untuk materi tekanan, (3) kegiatan eksperimen sederhana
untuk mengcounter miskonsepsi siswa yang sifatnya sangat resistan, (4) evaluasi.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostik ini disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi mata pejaran fisika tahun 2001 dari Pusat Kurikulum. Tipe soal
adalah pilihan ganda. Tes ini digunakan sebagai tes awal untuk melihat prior
knowledge siswa dan tes akhir untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi kelompok
kontrol dan eksperimen. Melalui alat ini diharapkan dapat mengungkapkan data
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep fisika untuk pokok bahasan tekanan.
Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang meliputi ingatan (c1),
pemahaman (c2) dan aplikasi (c3). Untuk menjamin validitas isi (content validity)
dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal, sehingga akan tersusun secara proporsional
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 10/21
74
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Diagnostik
TOPIK/
JAM PEL
SUB
TOPIK
INDIKATOR DIMENSI JML
ITEM
NO
SOAL
C1 C2 C3
Tekanan
Pada
Zat
Padat
Siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan faktor - faktor
yang mempengaruhi berat suatu
benda.
2. Menyebutkan pengertian berat
suatu benda.
3. Menjelaskan faktor- faktor yang
mempengaruhi besarnya tekan -
an pada zat padat.
1
1
2
1
1
2
1
2
3, 4
TEKANAN
( 16 J P )
Tekanan
Pada
Zat
Cair
Siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan hubungan massa
jenis dengan konsep terapung,
melayang dan tenggelam.
2. Menyebutkan sifat tekanan zat
cair dalam ruang terbuka
3. Menjelaskan terjadinya gejala-
gejala berkaitan dengan
hukum Pascal
4. Menjelaskan prilaku-prilaku
zat cair dalam bejana
berhubungan.
5. Menyebutkan peristiwa
berkaitan dengan hukum
archimedes.
6. Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya
gaya Archimedes.
1
1
3
4
1
2
2
4
1
1
1
1
1
4
6
2
2
4
5
5, 6, 7
18
8,9,10,11
12,15
13
14
16,17
19,20,21
27
22,23,24,
26
25
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 11/21
75
Tekanan
Pada
Zat
Gas
Siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan peristiwa-
peristiwa berkaitan dengan
tekanan pada zat gas.
2. Menjelaskan hubungan
ketinggian tempat dengan
tekanan udara.
3. Melakukan kegiatan yang
menunjuk hubungan tekanan
dan volume berkaitan dengan
hukum Boyle.
1
2
4
1
1
2
1
1
7
2
4
28,29,
30,31,
32, 34,
36
35
37
33, 40
38,39
JUMLAH 7 24 9 40 40
Cara pemberian skor terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal adalah
sebagai berikut. Jika siswa tidak menjawab atau jawaban siswa salah diberi skor 0.
Skor 1 diberikan bila jawaban siswa benar. Sebelum instrumen ini digunakan maka
diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh
kesahihan dan keterandalannya dalam mengungkapkan apa yang akan diukur. Syarat-
syarat tes yang baik paling sedikit memiliki : validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda.
Validitas tes adalah ketepatan alat ukur dengan apa yang hendak diukur
(Sutrisnohadi, 1991:1). Reliabilitas tes adalah kemampuan mempertahankan
kestabilan / kemantapan, keterpercayaan dan ketepatan dari suatu ramalan
( Kerlinger, 1973 : 709 ). Selain memenuhi validitas dan reliabilitas, suatu tes juga
harus memiliki daya pembeda dan keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut,
yaitu adanya soal-soal yang mudah, sedang dan sukar secara proporsional.
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 12/21
76
Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji
coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya
(reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan korelasi point biserial
(rpbis), sedangkan reliabilitas menggunakan KR-20. Rumus KR-20 digunakan karena
masing-masing butir soal memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama. Rumus-rumus
yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut :
♦ Korelasi Point Biserial (rpbis)
rpbis =q
p
s
) x x (
t
t p −(Sutrino Hadi, 1991:38)
Dimana : Xp = rata-rata skor testi yang menjawab
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
st = simpangan baku skor total setiap testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
bersangkutan
q = 1 – p
♦ KR-20
KR-20 =( )
−
−∑2t
2t
SD
pq SD
1k
k (Guilford, 1973 : 416)
Dimana : k = banyaknya butir soal
p = proporsi peserta tes yang menjawab dengan benar.
q = 1 – p
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 13/21
77
Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus :
Dimana :
ULI = Upper Low Indek
Ru = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar
RL = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar
f = Banyaknya masing-masing golongan
Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara 0.4 – 0.8
Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus :
dimana :
DK = derajat kesukaran
nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 25% – 75%
5. Tes Penalaran Formal
Seperti yang telah dikemukakan bahwa penalaran formal siswa adalah
kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal yang meliputi : berpikir
kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi, berpikir keseimbangan mekanik,
berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir kompensasi dan berpikir konservasi.
Untuk mengukur penalaran formal siswa diberikan tes yang disusun
berdasarkan indikator-indikator yang diambil dari delapan aspek penalaran formal
157):1992a,(Nurkancan %100 X nHnL
WH WL DK
+
+=
8):2001Dantes,( f
R R ULI L U −
=
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 14/21
78
yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Indikator tersebut meliputi : penalaran
kombinatorial, proporsi, koordinasi, keseimbangan mekanik, probability, korelasi,
kompensasi dan konservasi (Travers, 1982 : 294 - 296). Soal tersebut berbentuk
pilihan ganda dengan jumlah option 4 buah. Bobot yang soal yang dijawab benar = 1
dan yang dijawab salah = 0, dengan alokasi waktu selama 90 menit dengan jumlah
soal sebanyak 33 buah. Melalui tes ini diharapkan mampu mengungkap kemampuan
berpikir yang dimiliki siswa dalam berpikir abstrak dan sistematis terhadap suatu
obyek.
Untuk menjamin validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun
kisi-kisi, sehingga masing-masing sub pokok bahasan tersusun secara proporsional.
Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi –Kisi Soal Penalaran Formal
VAR INDIKATOR ALAT
UKUR
SKALA
PENGU-
KURAN
SUMBER
DATA
JML
ITEM
BUTIR
TES
Kombinatorial 5 1,2,3,4,5
Proporsi (analogi) 4 6,7,8,9
Koordinasi 4 10,11,12,13
Keseimbangan
Mekanik
5 14,15,16,
17,18
Probabilitas 3 19,.20,21
Korelasi 5 22,23,24,25,26
Kompensasi 3 27,28,29
PENALARAN
FORMAL
Konservasi
TES INTER-
VAL
SISWA
4 30,31,32,33
JUMLAH 33
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 15/21
79
Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji
coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya
(reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan korelasi point biserial
(rpbis), sedangkan reliabilitas menggunakan KR-20. Rumus KR-20 digunakan karena
masing-masing butir soal memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama. Rumus-rumus
yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut :
♦ Korelasi Point Biserial (rpbis)
rpbis =q
p
s
x x
t
t p )( −(Sutrino Hadi, 1991:38)
Dimana : Xp = rata-rata skor testi yang menjawab benar
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
st = simpangan baku skor total setiap testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
bersangkutan
q = 1 – p
♦ KR-20
KR-20 =( )
−
−∑2t
2t
SD
pq SD
1k
k (Guilford, 1973 : 416)
Dimana : k = banyaknya butir soal
p = proporsi peserta tes yang menjawab benar soal yang
bersangkutan
q = 1 – p
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 16/21
80
Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus :
Dimana :
ULI = Upper Low Indek
Ru = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar
RL = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar
f = Banyaknya masing-masing golongan
Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara 0.4 – 0.8
Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus :
dimana :
DK = derajat kesukaran
nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 25% – 75%
157):1992a,(Nurkancan %100 X nHnL
WH WL DK
+
+=
8):2001Dantes,( f
R R ULI L U −
=
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 17/21
81
6. Pedoman interview klinis siswa
Pedoman ini dibuat untuk menjaring konsepsi awal siswa berkaitan dengan
pokok bahasan tekanan secara lebih mendalam. Pedoman interview klinis ini
dilaksanakan setelah diadakan pra tes tetapi sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan interview klinis ini dengan memanggil secara
random 5 orang siswa pada kelas eksperimen untuk diwawancarai secara mendalam
berkaitan dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk
mengkonfrontasi dengan hasil yang dikerjakannya pada saat pra tes dilaksanakan.
Pelaksanaan interview klinis ini tidak dilaksanakan di kelas tetapi menggunakan
ruangan khusus agar siswa memberikan jawaban secara lugas dan terbuka. Hasil
interview klinis ini akan menunjukkan tingkat kekonsistenan miskonsepsi yang
menghinggapi struktur kognitif siswa. Selanjutnya hasil ini digunakan untuk
merancang program pembelajaran.
3.5 METODE ANALISIS DATA
3.5.1 Uji Prasyaratan Analisis
Uji normalitas dilakukan terhadap data miskonsepsi yang diberikan model
pembelajaran konstruktivis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan penalaran
siswa. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji Lilliefors terhadap enam
kelompok data.
Kelompok pertama adalah data miskonsepsi siswa dengan yang mengikuti
model konstruktivis. Kelompok kedua, data miskonsepsi yang memiliki penalaran
formal tinggi yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok ketiga, data
miskonsepsi yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 18/21
82
konstruktivis. Kelompok keempat, data miskonsepsi yang mengikuti model
konvensional. Kelompok kelima, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal
tinggi yang mengikuti model konvensional. Kelompok keenam, data miskonsepsi
yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model konvensional.
Harga L hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga L tabel dengan
mengambil; taraf signifikansi 5 %. Jika harga L hitung yang diperoleh lebih kecil dari
harga L tabel maka sebaran frekwensi skor variabel tersebut adalah normal.
Untuk menguji homogenitas varian antar kelompok digunakan uji Bartlett. Uji
Bartlett dilakukan terhadap empat kelompok data. Kiteria pengujian varians homogen
jika χ2 hitung < χ2 tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (k – 1).
( Sujana , 1982 : 262). Ringkasan uji Bartlett disajikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Ringkasan Uji Bartlett
Sampel ke-
dk 1/dk Si2 log Si2 dk log Si2
1 ni - 1 1/(ni – 1) Si2 log Si2 (ni – 1) log Si2
k nk - 1 1/ ( nk – 1) Sk 2 log Sk 2 ( nk –1 ) log Sk 2
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 19/21
83
3.5.2 Uji Hipotesis
Data tentang prior knowledge dan miskonsepsi yang muncul pada diri siswa
dan perubahannya setelah diberikan pembelajaran dideskripsikan secara naratif dan
dianalisis secara deskriptif dengan persentase.
Hipotesis pertama yang menyatakan proporsi penurunan miskonsepsi siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model konstruktivis lebih besar daripada siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional diuji dengan uji perbedaan
proporsi dengan uji Z satu pihak.
Rumus perbedaan proporsi dinyatakan dengan rumusan :
dimana :
x1/n1 = proporsi peristiwa 1 x2/n2 = proporsi peristiwa 2
p = (x1 + x2) / (n1+ n2) q = 1 – p
Harga Z hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga Z pada tabel
dengan mengambil; taraf signifikansi 5 %. Kriteria penerimaan jika harga Z hitung
yang diperoleh lebih besar dari harga Z tabel.
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis kedua sampai
kelima adalah dengan teknik analisis varians (anava) dua jalur. Dasar pemikiran
teknik anava adalah variansi total semua subjek dalam suatu eksperimen dapat
dianalisis menjadi dua sumber yaitu varians antar kelompok dan varians dalam
kelompok. Anava dua jalur dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua mean atau
lebih.
246):1982(Sudjana, )}2n/1()1n/1{pq
)2n/2 x ()1n/1 x (Z
+
−=
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 20/21
84
Penelitian ini menguji perbedaan antara dua kelompok dengan perlakuan dua
jenis model pembelajaran. Di samping itu kedua kelompok siswa dibedakan antara
siswa yang memiliki penalaran formal tinggi dan siswa yang memiliki penalaran
formal rendah. Melalui teknik anava dua jalur dalam penelitian ini, diharapkan dapat
menemukan perbedaan miskonsepsi dalam pelajaran fisika yang diberikan dengan
model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. Kemudian
dilanjutkan dengan uji-t satu ekor untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
mana yang lebih tinggi antara model pembelajaran konstruktivis dan model
pembelajaran konvensional.
Pengujian signifikansinya dilakukan dengan rumus berikut :
Kriteria penolakan Ho :
Tolak Ho jika FAB > F (I-1)(J-1) ; IJ(K-1) ; α
dimana :
RKAB = JKAB / dbAB (rerata kuadrat interaksi)
RKdal = JKdal / db dal (rerata kuadrat dalam)
JKAB = jumlah kuadrat interaksi
JKD = jumlah kuadrat sesatan
23):1986 (Dantes, dal
AB AB
RK
RK F =
5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 21/21
85
Perhitungan-perhitungan dalam analisis variansi dua jalur dapat diringkas
dalam tabel 3.7 ( Dantes, 1986: 23 ).
Tabel 3.7
Ringkasan Anava Dua Jalur
SV JK db RK F
Antar A JKA a-1 JKA / dbA RKant /RKdal
Antar B JKB b-1 JKB / dbB RKB / RKdal
Interaksi AB JKAB dbA X dbB JKAB / dbAB RKAB / RKdal
Dalam JKD N-ab JKdal / dbdal -
Total JKTOT N-1
Selanjutnya analisis dilanjutkan dengan uji Tukey. Uji Tukey dilakukan untuk
mengetahui keunggulan salah satu model belajar dalam mereduksi miskonsepsi siswa
yang : (a) memiliki penalaran formal tinggi dan diberikan model pembelajaran
konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. (b) memiliki penalaran formal
rendah dan diberikan model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran
konvensional dengan taraf signifikansi α= 0.05. Uji ini hanya berlaku untuk dua
kelompok yang sama banyak datanya dengan rumus :
Kriteria pengujian : tolak Ho bila Q hitung > Q tabel (α, db).
69):1999Murwani,(Santosa
n
RKD
X X Q
ji −=