18
59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi dan Metode Penelitian Menurut Bogdan dan Taylor, “Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban”. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji penelitian. (Mulyana, 2001 : 145). Adapun pengertian metodologi lainnya yaitu suatu sistem panduan untuk memecahkan persoalan, dengan komponen spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat. Metodologi sendiri dapat diukur berdasarkan kemanfaatannya, dan tidak bisa dimulai apakah suatu metode benar atau salah. Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita tidak dapat cukup melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada temuannya berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode yang digunakannya. Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa “Metodologi dipengaruhi atau didasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis penelitian itu sendiri adalah kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain”. Sedangkan metode penelitian menurut Deddy Mulyana adalah teknik- teknik spesifik dalam penelitian. Metode atau teknik penelitian apa pun yang kita gunakan, misalnya apakah kuantitatif atau kualitatif, haruslah sesuai dengan kerangka teoritis yang kita asumsikan” (Mulyana, 2001 : 145). Dengan demikian, repository.unisba.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi dan Metode Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor, “Metodologi adalah proses, prinsip dan

prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban”.

Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk

mengkaji penelitian. (Mulyana, 2001 : 145). Adapun pengertian metodologi

lainnya yaitu suatu sistem panduan untuk memecahkan persoalan, dengan

komponen spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat. Metodologi

sendiri dapat diukur berdasarkan kemanfaatannya, dan tidak bisa dimulai apakah

suatu metode benar atau salah. Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita

tidak dapat cukup melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana

peneliti sampai pada temuannya berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode

yang digunakannya.

Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa “Metodologi dipengaruhi atau didasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis penelitian itu sendiri adalah kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain”.

Sedangkan metode penelitian menurut Deddy Mulyana adalah teknik-

teknik spesifik dalam penelitian. Metode atau teknik penelitian apa pun yang kita

gunakan, misalnya apakah kuantitatif atau kualitatif, haruslah sesuai dengan

kerangka teoritis yang kita asumsikan” (Mulyana, 2001 : 145). Dengan demikian,

repository.unisba.ac.id

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

60

metode berada di dalam metodologi, atau dengan kata lain, metode lebih

berkenaan dengan teknis saja dari keseluruhan yang dibahas dalam metodologi.

Dalam konteks penelitian, yang termasuk metode adalah teknik penggalian data,

teknik pengolahan data, penentuan populasi serta sampel dan sejenisnya.

3.1.1 Penelitian Kualitatif

Penelitian yang dilakukan penulis dalam “Impression Management”

selebgram sebagai eksistensi diri melalui media sosial Instagram” menggunakan

metode penelitian kualitatif, hal ini dikarenakan peneliti menganggap bahwa

metode ini dirasa sangat pas untuk menjabarkan segala halnya. Sebagaimana

pengertiannya;

Denzin dan Lincoln (1987) adalah :”penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”. (Moleong, 2002 : 5).

Dari definisi di atas, dapat kita ketahui bahwa pada penelitian ini berupaya

untuk lebih memahami proses kejadian yang diamati, karena proses yang

membantu perwujudan fenomena itulah yang dianggap penting, bukannya

fenomena itu sendiri dan dalam mengamati suatu fenomena pun dibantu dengan

metode-metode yang mendukung penelitian tersebut.

Hal yang paling mendasar mengapa penulis memilih metode kualitatif

yaitu terletak pada situasi penelitian yang dihadapi. Umumnya, metode kualitatif

mencoba untuk menguak segala hal yang berisfat personal, serta pengalaman-

pengalaman yang dirasakan seseorang, terlebih menjelaskan tentang suatu

repository.unisba.ac.id

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

61

fenomena yang belum banyak diketahui oleh kebanyakan orang. Seperti yang

dilakukan oleh peneliti yaitu meneliti impression management, komunikasi verbal

dan nonverbal apa saja yang dilakukan seorang selebgram untuk mendapatkan

citra positif dengan pendekatan dramaturgi.

Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dalam penelitian ini karena

melihat kondisi dari suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan untuk memperoleh

pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks seperti telah dijelaskan

di atas. Metode ini dipilih karena selain tidak menggunakan angka-angka statistik,

penulis ingin dalam penelitian ini dapat menjelaskan pengelolaan kesan yang

dilakukan oleh selebgram ketika berada di panggung depan dan panggung

belakangnya dan bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal yang ia lakukan.

Dimana hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan akurat karena proses yang

dilakukan selama penelitian berlangsung mengandalkan peneliti sebagai

instrument penelitiannya dengan kata lain peneliti mempunyai hak untuk

mengatur jalannya penelitian seperti yang diinginkan.

Lebih jauh, Deddy Mulyana menginterpretasikan bahwa kaum subjektivis

(kualitatif) menjelaskan makna perilaku dengan menafsirkan apa yang orang

lakukan (Mulyana, 2010 : 32). Namun, interpretasi atas perilaku ini tidak bersifat

sebab-akibat, dan juga tidak bisa dijelaskan melalui penemuan hukum yang

mengeneralisasikan segala hal seperti apa yang dilakukan oleh ilmuwan objektif

(kuantitatif). Sehingga, fokus perhatian pendekatan kulitatif akan mengacu kepada

bagaimana seseorang melakukan suatu tindakan (action).

repository.unisba.ac.id

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

62

Tindakan (action) yang ada di kehidupan kita tentu akan mengacu kepada

realitas yang ada—realitas yang dihadapi, sehingga memicu seseorang untuk

melakukan suatu tindakan (action) yang tentunya dapat dibuktikan secara real

(nyata). Menurut Pace Faules;

Penelitian kuantitatif memandang realitas sebagai suatu proses kreatif yang memungkinkan individu menciptakan keteraturan. Dunia dan semua aspek di dalamnya, pada dasarnya tidak terstruktur. Dan kalau pun struktur dianggap ada, manusialah yang menciptakan struktur tersebut bukan struktur yang menetukan perilaku manusia (Mulyana 2010 : 34).

Alasan ini agaknya menjadi lebih kuat karena adanya prinsip kualitatif

yang menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan tidak persis dengan manusia

lainnya, sehingga perilaku mereka tidak dapat diuraikan secara kausal dan

karenanya tidak dapat diramalkan. Selain itu, penelitian kualtatif juga sering

dikategorikan dalam paradigma Interpretif. Karena paradigma interpretif selalu

memandang kegiatan manusia dalam memaknai kehidupan sosial.

Deacon (1999) mengatakan bahwa, para peneliti paradigma interpretif

kurang tertarik untuk meneliti kekuatan eksternal yang mungkin menentukan

perilaku masyarakat (Daymon & Holloway, 2008 : 5). Perilaku ekternal yang

dimaksud adalah segala hal yang bersifat general seperti peraturan pemerintah,

kode etik, dan sebagainya. Sehingga nantinya peneliti akan memfokuskan perilaku

internal seperti pengalaman subjektif, selera, dan hal yang bersifat pribadi lainnya

di dalam penelitiannya.

Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya

dengan penelitian jenis lainnya. Menurut Mulyana (2010: 158), semua penelitian

tersebut bersifat kualitatif berdasarkan ciri-ciri berikut:

repository.unisba.ac.id

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

63

1. Memiliki minat teoritis pada proses intepretasi manusia. 2. Memfokuskan perhatian pada studi tindakan manusia dan artefak yang

tersituasikan secara sosial. 3. Menggunakan manusia sebagai instrumen penelitian utama. 4. Mengandalkan terutama bentuk-bentuk naratif untuk mengkode data dan

menulis teks untuk disajikan kepada khalayak.

Sehingga, peneliti yang menggunakan hendak menggunakan metode

kualitatif harus mampu memiliki beberapa keterampilan, sebagaimana yang telah

diutarakan oleh Anselm Strauss dan Juliet Corbin (2009), yang menyebutkan

bahwa diperlukannya kepekaan teoritis dan sosial, artinya peneliti dengan metode

kualitatif harus mampu menghubungkan sebuah teori dengan fenomena sosial

yang dihadapinya.

Kemampuan menjaga jarak analisis, sekaligus memanfaatkan untuk

memahami apa yang terlihat oleh peneliti pun menjadi suatu keterampilan yang

harus dimiliki. Pengamatan yang cermat dan kecakapan berinteraksi tidak lupa

harus dimiliki pula oleh seorang peneliti. Keterampilan-keterampilan tersebut

bertujuan agar penelitian yang hendak dilakukan mendapatkan hasil yang

maksimal, mengingat beberapa teknik untuk mendapatkan datanya harus

melakukan sebuah wawancara, yang cenderung harus dilakukan tidak seperti

wawancara pada umumnya.

3.1.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian ini, penulis mengacu kepada karakteristik penelitian

kualitatif yang diungkapkan oleh Guba & Lincoln serta Bogdan & Biklen, sebagai

berikut:

repository.unisba.ac.id

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

64

1. Latar Alamiah Peneliti kualitatif melakukan penelitian pada konteks suatu keutuhan (entity)

2. Manusia sebagai alat (instrumen) Dalam penelitian kulitatif hanya manusia yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.

3. Metode Kualitatif Metode kualitatif digunakan karena metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak pinjaman pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

4. Analisis Data Induktif Analisis data secara induktif dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit dan dapat dikenal.

5. Teori Dasar (grounded theory) Penyusunan teori di sini berasal dari bawah ke atas (grounded theory), yaitu sejumlah banyak data yang dikumpulkan dan saling berhubungan.

6. Deskriptif Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran.

7. Lebih Mementingkan Proses Daripada Hasil Penelitian kualitatif lebih mementingkan segi “proses” daripada “hasil” sebab hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas jika diamati dalam proses.

8. Adanya “Batas” yang Ditentukan oleh “Fokus” Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.

9. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data Penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, realbilitas dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang digunakan dalam penelitian klasik.

10. Desain yang Bersifat Sementara Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan keadaan yang terjadi di lapangan.

11. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama Pada penelitian kualitatif pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data (Moleong, 2009:8-13).

3.2 Metode Penelitian Dramaturgi

Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan pendekatan dramaturgi

Ervin Goffman. Di mana pendekatan ini termasuk kepada paradigma

repository.unisba.ac.id

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

65

konstruktivis, yang memandang bahwa realita tidak menunjukan dirinya dalam

bentuk yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara

seseorang melihat sesuatu (Morrisan, 2013 : 107). Dalam pendekatannya ini

Goffman menyebutkan bahwa dalam melakukan interaksi, manusia akan

mengelola segala hal yang menempel pada badannya (impression management),

mulai dari atribut yang dikenakan hingga nada bicara. Pengelolaan tersebut

merupakan sebuah kontrol yang ingin diperkenalkan kepada lawan interaksi

individu yang bersangkutan.

Dramaturgi sebagai salah satu varian interaksionisme simbolik sering

menggunakan konsep “peran sosial” dalam menganalisisi interaksi sosial, yang

dipinjam dari khasanah teater. Peran adalah “ekspetasi yang didefinisikan secara

sosial yang dimainkan seseorang dalam suatu situasi untuk memberikan citra

tertentu kepada khalayak yang hadir” (Mulyana, 2006: 108-109).

Menurut Goffman,

Kehidupan sosial itu dapat dibagi menjadi “panggung depan” (front stage) dan “panggung belakang” (back stage). Panggung depan merujuk kepada peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya. Mereka seperti sedang memainkan suatu peran di atas panggung sandiwara di hadapan khalayak penonton, sebaliknya, panggung belakang ibarat kamar rias tempat pemain sandiwara tersebut mempersiapkan diri atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan (dalam Mulyana, 2001: 114).

Goffman pun menilai bahwa:

Konsep dramaturgi tidak jauh berbeda dengan pertunjukan teater yang selalu memiliki panggung depan dan panggung belakang. Di mana ada citra yang coba dibangun saat seseorang menampilkan panggung depannya kepada lawan interaksinya, tanpa harus menunjukan hal-hal yang terjadi di belakang panggung (dalam Mulyana, 2010 : 114).

repository.unisba.ac.id

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

66

Fokus pendekatan dramaturgi adalah bukan apa yang orang lakukan,

melainkan apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya.

Setiap orang yang membuat “pertunjukan” dalam penampilanya di hadapan

khalayak akan berusaha menampilkan suatu kesan yang berbeda. Lewat imajinasi

pula seseorang berusaha mempersepsi pikiran orang lain melalui suatu gambaran

tentang penampilan, perilaku, tujuan, perbuatan, karakter, dan sebagainya saat

berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola kesan yang ia harapkan

tumbuh pada orang lain terhadapnya.

Seseorang biasanya tidak selalu memunculkan karakter dirinya yang

sebenarnya. Karena ia ingin agar orang lain dapat menilai dirinya sesuai dengan

karakter yang diinginkannya, maka ia akan memainkan peran yang dinginkanya.

Karena begitu banyaknya peran yang dimainkan seseorang, tidak semua peran itu

dimainkan dengan intensitas yang sama. Hal ini disebut sebagai jarak peran.

Menurut Goffman, “Jarak peran yang merujuk kepada sejauh mana aktor

memisahkan diri mereka dari peran yang mereka pegang” (Mulyana, 2001 : 118).

Seseorang aktor harus bisa memisahkan peranya antara peran yang satu dengan

peran yang lain.

Panggung depan akan berisikian tampilan yang mendukung peran

seseorang dalam melakukan perannya. Seperti halnya pertunjukan teater, sang

aktor pasti akan membutuhkan pakaian yang digunakan, aksesoris, bahkan

kendaraan pribadi dan tak lupa setting untuk mengoptimalkan kinerjanya di depan

khalayak. Contoh, seorang mahasiswa pergi yang hendak pergi ke kampus,

dirinya mengenakan pakaian yang rapi, nyaman, dan bermerk, dan tak lupa

repository.unisba.ac.id

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

67

membawa kendaraan pribadinya untuk pergi ke kampus. Kampus yang menjadi

setting pada perannya ini mendukung label mahasiswa yang diberikan

masyarakat.

Berbeda dengan panggung belakang yang sangat kontras apabila

dibandingkan dengan panggung depan. Panggung belakang akan bersifat lebih

vulgar, bisa jadi manner yang seorang aktor jaga dengan sangat baik benar-benar

terlepas dari dirinya. Tidak hanya berperan sendiri, sang aktor pun memerlukan

team yang harus berdampingan untuk menutupi wajah aslinya di belakang

panggung.

Performances are not merely individual phenomena. That is, a performance is generally tied up with other people who are on the actor’s team. Just as in the theater there is usually a cast of two or more performers as well as other personel involved in a presentation, so in real life there are other actors with whom one’s performance is interlocked. Thus, a team is a group of people who cooperate in maintaining particular definition of some situation (Lauer & Handel, 1983 : 134).

Pertunjukan-pertujukan tidak sepenuhnya sebagai fenomena yang bersifat

individual. Bahwa ada pertunjukan yang secara umum terikat dengan orang lain

yang di mana merupakan tim dari aktor tersebut. Seperti halnya dalam teater,

biasanya terdapat dua pemain atau pemain lainnya yang terlibat dalam suatu

presentasi, jadi pada dasarnya dalam kehidupan nyata terdapat beberapa aktor

yang sama-sama bekerja sama. Oleh karena itu, sebuah tim adalah sekumpulan

orang yang kooperatif dalam mengatur beberapa definisi situasi yang bersifat

khusus. Sehingga, fokus dari dramaturgi adalah bukan pada konsep-diri yang

dibawa oleh aktor, melainkan diri yang tersituasikan secara sosial yang

berkembang dan mengatur interaksi-interaksi spesifik (Nurhadi, 2015 : 60).

repository.unisba.ac.id

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

68

Sehingga dalam penelitian ini, penulis telah menetapkan panggung depan

dan panggung belakang sebagai cara selebgram untuk menunjukan eksistensi

dirinya melalui media sosial Instagram. Panggung depan dari Selebgram disini

adalah akun media sosial Instagram pribadi mereka masing-masing yang aktif

digunakan. Dan panggung belakangnya yaitu, sehingga akan mengacu kepada

beberapa hal diluar aktivitas mereka di media sosial Instagram, artinya hal-hal

tersebut hanya akan diketahui oleh orang-orang terdekat saja.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dari hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian (Sugiyono, 2012: 50).

Dengan demikian, objek dari penelitian kualitatif akan menyorot kepada

hal yang lebih luas seperti tempat mengaji seseorang, aktivitas yang dilakukan

seseorang, bahkan pelaku atas suatu kejadian. Lebih jauh dijelaskan bahwa objek

dari penelitian kualitatif adalah keingintahuan tentang sesuatu yang terjadi dalam

suatu situasi sosial.

Masing-masing informan memiliki nilai-nilai dan motifnya sendiri.

Sehingga nantinya bukan tidak mungkin akan terjadi suatu pertentangan nilai,

ataupun pertentangan maksud dan tujuan antara informan dengan peneliti. Oleh

karena itu peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan serta pada

repository.unisba.ac.id

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

69

akhirnya menyerahkan laporan penelitian kepada informan. Hal tersebut

dilakukan untuk membangun kepercayaan antara peneliti dan juga informan.

Sehingga nantinya informan akan lebih leluasa mengutarakan hal-hal apapun

bahkan sampai kepada tingkat yang pribadi.

Informan dari penelitian ini adalah Selebgram dan kategori Selebgram yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah Selebgram yang memilki lebih dari

10.000 followers di akun Instagram miliknya. Sebenarnya, tidak ada ukuran yang

mutlak dari segi jumlah followers untuk seseorang bisa dikatakan sebagai

Selebgram. Seseorang dapat dikatakan sebagai selebriti di media sosial apabila

orang tersebut mendapatkan komentar baik dan karyanya banyak disebarluaskan.

Berdasarkan dedikasi tersebut banyak Selebgram yang mendapatkan endorsement

atau sponsorship dari sebuah brand. Hal ini berkenaan dengan kepercayaan yang

diberikan oleh pengendors karena kepandaian selebgram dalam mengemas suatu

hal dengan sebaik mungkin sehingga dapat diapresiasi oleh pengguna Instagram

lainya yang juga mendapatkan citra positif baik untuk selebgramnya sendiri

ataupun pihak brand sebagai pengendors.

Penelitian di sini memfokuskan kepada cara Selebgram mengelola kesan

di akun pribadi Instagramnya, yang kemudian akan disangkut pautkan dengan

kehidupan di luar akun Instagram.

Tabel 3.1 Profil Informan

NO Akun Instagram

Usia Banyaknya Followers

1 NT 19 Tahun 182.000 2 EP 26 Tahun 87.900 3 LP 22 Tahun 45.000

repository.unisba.ac.id

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

70

3.4 Penelusuran Key Informan

Terdapat tiga Selebgram yang menjadi informan dalam penelitian ini, yang

berhasil diwawancara oleh peneliti. Masing-masing dari mereka memiliki jumlah

followers yang cukup variatif. Jumlah followers masing-masing Selebgram ini

didapat pada tanggal 4 Febuari 2016 yang lalu dan jumlah followers mereka dapat

berubah-ubah setiap harinya.

Informan pertama wanita berparas cantik bernama LP yang saat ini masih

berkuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Wanita berusia 22 tahun ini

memiliki profesi sebagi model yang namanya sudah melejit di kota kelahirannya.

LP yang memiliki kepribadian yang ramah ini sangat senang berfoto, oleh karena

itu akun di Instagramnya penuh dengan kreasi dalam berfashion.

Informan kedua adalah Seorang wanita yang memiliki profesi sebagai

model dewasa. Ia yang telah menghiasi beberapa majalah dewasa di Indonesia. Ia

pun sering mengupload foto dalam akun Instagramnya dengan pakaian yang mini

sehingga membuat followers di akun Instagramnya mencapai 89k.

Informan ketiga adalah NT, Ia adalah seorang Selebgram Hijabers yang

memiliki followers terbanyak di dalam penelitian ini. Salah satu alasan mengapa

penulis memilih dirinya untuk menjadi salah satu informan dalam penelitian ini

karena foto-foto yang diunggah olehnya memiliki keunikan yang sangat berbeda

dengan selebgram lainya. Sebelum mengunggah foto ke Instagram, Nabila selalu

mengedit foto dengan ilustrasi dengan sangat menarik yang merupakan hasil

karyanya karena dia memiliki hobi menggambar sejak kecil.

repository.unisba.ac.id

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

71

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam

hal ini Nasution (1988) dan dikutip oleh Sugiyono dalam Judulnya “Memahami

penelitian Kualitatif” menyatakan bahwa: “Analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian” (Sugiyono, 2014: 89).

1. Analisis sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian. Namun demikian setelah peneliti masuk dan selama di

lapangan.

2. Analisis selama di lapangan Model Miles and Huberman

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka penelitia akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel. Miles and Huberman (1984), mengemukakan dan dikutip dalam

buku yang berjudul “Memahami Penelitian Kualitatif” karya Prof. Dr.

Sugiyono bahwa Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

repository.unisba.ac.id

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

72

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/ verification.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa

aktivitas yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini. Untuk itulah penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi langsung adalah keterlibatan peneliti dengan kegiatan sehari-

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitiaan (Sugiyono, 2014: 64). Dengan melakukan observasi secara

langsung, penulis akan mampu melihat cara yang dilakukan seorang

Selebgram dalam mempresentasikan dirinya di media sosial Instagram.

2. Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memeberikan jawaban atas pertanyaan

itu (Mulyana, 2009:186). Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk

mendapatkan data kualitatif yang bersifat subjektif, untuk itu dalam

melakukan wawancara penulis akan menggunakan interview guide yaitu

sebuah daftar pertanyaan yang bersifat terbuka dan ingin memperoleh

jawaban yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan

ditanyakan kepada Selebgram dalam mempresentasikan dirinya.

repository.unisba.ac.id

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

73

3. Dokumentasi, adalah suatu teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk menelusuri data historis. Untuk melihat panggung depan dan

panggung belakang, penulis pasti akan memerlukan dokomentasi dari

Selebgram dalam melakukan presentasi dirinya. Dokumen-dokumen

tersebut meliputi foto, video, bahkan berita-berita yang beredar melalui

sosial media secara langsung pada saat penulis melakukan penelitian ke

lapangan.

4. Studi Literatur, untuk memperkuat data penelitian, penulis melakukan

observasi data dari koran, majalah, internet, literatur, dan media lainnya,

yang berhubungan dengan objek dan subjek penelitian ini.

5. Kepustakaan, Penulis dalam penelitian ini membaca buku-buku panduan

dan sumber lainnya. Referensi buku-buku yang didapatkan dari kepunyaan

sendiri, perpustakaan, dari teman-teman dan searching di internet. Selain

itu juga, penulis melihat hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

sebagai rujukan, agar penelitian yang dilakukan penulis bisa terlaksana

dengan baik.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014:121-

129):

1. Perpanjang pengamatan, teknik ini digunakan apabila terdapat data yang kurang di dalam penelitian ini, penulis akan memperpanjang pengamatan. Dengan perpanjang pengamatan, penulis akan kembali ke lapangan untuk melakukan wawancara kembali dengan sumber data yang pernah ditemui. Hal ini dilakukan agar hubungan yang terjalin antara penulis dengan

repository.unisba.ac.id

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

74

responden akan semakin akrab dan terbuka, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

2. Meningkatkan ketekunan, dalam melakukan penelitian, penulis dituntut untuk melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Artinya, peneliti bisa melakukan pengecekan kembali dengan cara membaca berbagai referensi buku, maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu, triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu. Pada triangulasi sumber peneliti akan membandingkan data yang diperoleh peneliti dari informan dengan ahli atau beberapa literatur. Berikut adalah gambar triangulasi teknik.

Wawancara Observasi

Dokumen

Sumber: Sugiyono

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik

Pada triangulasi waktu data yang ditemukan di lapangan akan sangat tergantung dari jam penelitian, untuk itu dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai narasumber di waktu yang sangat memungkinkan untuk mendapatkan waktu yang valid, seperti pagi hari dan di waktu senggang narasumber. Berikut merupakan gambar triangulasi waktu.

Siang Sore

Pagi

Sumber: Sugiyono

Gambar 3.2 Triangulasi Waktu

4. Analisis kasus negatif, apabila terdapat contoh dan kasus yang tidak

sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan maka peneliti akan menganalisis dan digunakan sebagai bahan pembanding.

repository.unisba.ac.id

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

75

5. Menggunakan bahan referensi, yaitu adanya pendukung yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalkan data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, lalu observasi yang dilakukan didukung dengan adanya joting (hasil observasi).

6. Mengadakan member check, peneliti akan check data ynag telah diperoleh dari sumber informan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh informan. Apabila data yang ditemukan tersebut disepakati oleh para informan, maka data tersebut dikatakan valid sehingga semakin dipercaya, tetapi jika tidak, maka peneliti harus melakukan diskusi kembali dengan informan dan mengganti kembali data yang telah ditemukan sebelumnya.

3.8. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, terdapatnya data yang dapat dinyatakan valid

atau berbeda saat ditemukan di lapangan dan dilaporkan oleh peneliti. Data-data

tersebut dapat diukur dengan uji validitas melalui teknik Triangulasi.

Menurut Sugiyono dalam buku “Memahamii Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif”, menyatakan “Triangulasi dlam pengujian kredibilitas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cata, dan berbagai

waktu” (Sugiyono, 2009: 273). Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Sebagaimana uraiannya di bawah

ini:

1. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik Pengumpulan data

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

repository.unisba.ac.id

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian

76

3. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan

secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

3.9 Wilayah Penelitian

Di dalam tahapan ini, peneliti menghubungi informan serta mendatangi

langsung keberadaan informan tersebut dengan tempat waktu yang dibutuhkan.

Penelitian ini berlangsung dan dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan

kurun waktu penelitian selama hampir 4 (empat) bulan terhitung bulan Oktober

2015 hingga bulan Januari 2016.

repository.unisba.ac.id