21
  65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 POP ULASI DAN SAMPLING Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Negeri 4 Busungbiu dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas I yang ada di SLTP Negeri 4 Busungbiu tahun ajaran 2002/2003. Teknik Sampling yang digunakan adalah Cluster  Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Pengelompokan secara cluster menghasilkan unit elementer yang heterogen seperti halnya populasi sendiri (Nazir, 1988:366). Langkah-langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut. Pada tahap pertama, dipilih dua kelas secara random dari tiga kelas I pada SLTPN 4 Busungbiu sebagai kelompok kontrol dan eksperimen. Ketiga kelas memiliki kemampuan yang relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari masukan rerata NEM siswa dan nilai rerata kelas pada raport semester I untuk mata pelajaran IPA. Pada tahap kedua, masing- masing kelompok dipilah menjadi dua yaitu kelompok y ang beranggotakan siswa yang memiliki penalaran formal tinggi dan kelompok yang beranggotakan siswa yang memiliki penalaran formal rendah. Penentuan penalaran formal dilakukan dengan menggunakan tes penalaran formal yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Skor yang diperoleh dari tes penalaran formal kemudian dirangking. Sebanyak 27 % kelompok atas dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi sedangkan 27 % kelompok

METODOLOGI PENELITIAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 1/21

 

65

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 POPULASI DAN SAMPLING

Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Negeri 4 Busungbiu

dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas I yang ada di SLTP Negeri 4

Busungbiu tahun ajaran 2002/2003. Teknik Sampling yang digunakan adalah Cluster 

 Random Sampling.

Cluster Random Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari

kelompok-kelompok unit yang kecil. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi

dari total populasi. Pengelompokan secara cluster menghasilkan unit elementer yang

heterogen seperti halnya populasi sendiri (Nazir, 1988:366).

Langkah-langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut. Pada tahap

pertama, dipilih dua kelas secara random dari tiga kelas I pada SLTPN 4 Busungbiu

sebagai kelompok kontrol dan eksperimen. Ketiga kelas memiliki kemampuan yang

relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari masukan rerata NEM siswa dan nilai rerata

kelas pada raport semester I untuk mata pelajaran IPA. Pada tahap kedua, masing-

masing kelompok dipilah menjadi dua yaitu kelompok yang beranggotakan siswa

yang memiliki penalaran formal tinggi dan kelompok yang beranggotakan siswa yang

memiliki penalaran formal rendah.

Penentuan penalaran formal dilakukan dengan menggunakan tes penalaran

formal yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Skor yang diperoleh dari tes

penalaran formal kemudian dirangking. Sebanyak 27 % kelompok atas dinyatakan

sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi sedangkan 27 % kelompok 

Page 2: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 2/21

 

66

bawah dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal rendah.

Pengambilan masing-masing 27 % kelompok atas dan kelompok bawah untuk 

memilah penalaran formal didasarkan pada anjuran Guilford (Guilford, 1954 : 425).

Penentuan kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi dan rendah

dilakukan berdasarkan pada pertimbangan : (1) penalaran formal bersifat kontinu,

(2) kecenderungan penalaran formal individu mengarah pada salah satu kutub,

(3) individu yang memiliki penalaran formal tinggi cenderung memperoleh skor tes

penalaran formal yang lebih tinggi daripada individu yang memiliki penalaran formal

rendah. Sampel yang memiliki skor penalaran formal di sektor rata-rata tidak diambil

sebagai sampel karena kurang bisa mengidentifikasi kecenderungan apakah anggota

sampel tersebut termasuk penalaran formal tinggi atau rendah.

Komposisi anggota sampel penelitian menurut perlakuan yang akan diberikan,

diikthisarkan pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Komposisi Anggota Sampel

VARIABEL MODEL

KONSTRUKTIVIS

MODEL

KONVENSIONAL

TOTAL

PENALARAN

TINGGI

9 9 18

PENALARAN

RENDAH

9 9 18

TOTAL 18 18 36

Page 3: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 3/21

 

67

3.2 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.2.1 Variabel Penelitian

Penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

a. Variabel Terikat ( Y )

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah miskonsepsi siswa.

b. Variabel Bebas ( X )

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model belajar konstruktivis yang

dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol

menggunakan model belajar konvensional.

c. Variabel Moderator

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah penalaran formal siswa.

Penggunaan penalaran formal sebagai variabel moderator dimaksudkan untuk 

menganalisis efek lugas (simple effect) model belajar konstruktivis terhadap

masing-masing stratum penalaran formal serta interaksi antara penalaran formal

dan model belajar.

3.2.2. Definisi Operasional

Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini,

berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut.

a. Model Belajar Konvensional

Model belajar konvensional adalah model belajar yang tidak dilandasi oleh paham

konstruktivisme, titik tolak pembelajaran tidak dimulai dari pengetahuan awal

yang dimiliki siswa ( prior knowledge). Pembelajaran dimulai dari penyajian

Page 4: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 4/21

 

68

informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal, latihan soal-soal sampai pada

akhirnya guru merasakan apa yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa.

b. Model Belajar Konstruktivis

Model belajar konstruktivis adalah model belajar yang titik tolaknya didasarkan

pada konsepsi yang dimiliki oleh siswa ( prior knowledge). Kegiatan pembelajaran

dilakukan dengan mengadakan konflik kognitif dan diskusi kelas untuk mereduksi

miskonsepsi yang muncul pada siswa. Keberhasilan pembelajaran terletak pada

kemampuan siswa dalam merubah miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.

c. Miskonsepsi Siswa

Miskonsepsi siswa adalah konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi

ilmiah, hanya dapat ditemukan dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk 

kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada

umumnya dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia

pengalaman mereka sehari-hari. Miskonsepsi dinyatakan dengan skor yang

diperoleh siswa dari ketidakmampuannya dalam memahami konsep dan prinsip

IPA secara ilmiah yang diukur dengan tes diagnostik. Data yang terkumpul untuk 

ubahan ini dalam peringkat interval.

d. Penalaran Formal

Penalaran Formal adalah kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal

yang meliputi : berpikir kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi,

berpikir keseimbangan mekanik, berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir

kompensasi dan berpikir konservasi. Penalaran Formal siswa diukur dengan Tes

Penalaran Formal, data yang terkumpul untuk ubahan ini dalam peringkat interval.

Page 5: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 5/21

 

69

3.3 RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah   Non

 Random Pre-tes Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan subyek 

tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen

tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pra tes digunakan untuk 

menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post tes digunakan untuk 

mengukur miskonsepsi siswa setelah diberi perlakuan (Campbell 1966 : 47).

Rancangan eksperimennya disajikan pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Rancangan Eksperimen

Kelompok Pra Tes Treatment Post Tes

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 0 T2

Keterangan : X = model belajar konstruktivis T 2 = post tes (tes diagnostik)

Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2X2. Faktor

pemilahnya adalah variabel moderator penalaran formal siswa. Pemilahan dibagi atas

dua tingkatan yaitu penalaran formal di atas rata-rata kelompok (27 % dari atas) dan

di bawah rata-rata kelompok (27 % dari bawah ) setelah data diurutkan dari yang

paling besar ke yang paling kecil. Dengan pemilahan ini diharapkan dapat menambah

kecermatan penelitian ini. Dalam pelaksanaan penelitian ini, pemisahan tingkat

penalaran formal siswa bersifat semu artinya dalam kegiatan eksperimen, para siswa

tidak dipisahkan secara nyata antara yang memiliki tingkat penalaran formal di atas

dan di bawah rata-rata kelompok.

Page 6: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 6/21

 

70

Tabel 3.3 Rancangan Analisis Faktorial 2 x 2

MODEL PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVIS KONVENSIONAL

PENALARANTINGGI A 1 B 1  A 2 B 1

FORMALRENDAH A 1 B 2 A 2 B 2

 keterangan : A1 = Model Belajar Konstruktivis A2 = Model Belajar Konvensional

B1 = Penalaran Formal Tinggi B2 = Penalaran Formal Rendah

Tabel 3.3 menyatakan bahwa penelitian ini akan memberikan perlakuan dalam

pembelajaran melalui dua model yaitu konstruktivis untuk kelas eksperimen dan

konvensional untuk kelas kontrol yang akan menunjukkan bagaimana miskonsepsi

siswa dapat direduksi dalam pelajaran fisika setelah menerima perlakuan tersebut.

Pada masing-masing kelas terdapat kelompok yang memiliki penalaran tinggi

dan rendah. Dengan demikian ada 4 kelompok yaitu : (1) siswa yang diberikan

model pembelajaran konstruktivis untuk penalaran formal tinggi, (2). siswa yang

diberikan model pembelajaran konstruktivis untuk penalaran formal rendah, (3) siswa

yang diberikan model pembelajaran konvensional untuk penalaran formal tinggi dan

(4) siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional untuk penalaran formal

rendah.

Pengontrolan validitas dilakukan agar hasil eksperimen benar-benar sebagai

akibat dari pengaruh perlakuan. Ada dua belas faktor penyebab rendahnya validitas

internal suatu penelitian (Campbell : 1966 : 5-6), yaitu : (1) faktor sejarah, (2) proses

kematangan (3) testing, (4) instrumen pengukuran, (5) regresi statistik, (6) seleksi

subyek, (7) mortalitas pada eksperimen, (8) interaksi antara pemilihan dan

Page 7: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 7/21

 

71

kematangan, (9) efek interaksi testing, (10) efek interaksi dari bias seleksi dan

variabel eksperimen, (11) efek reaksi terhadap perencanaan / persiapan eksperimen,

(12) perlakuan ganda.

Faktor sejarah dalam penelitian ini telah dikendalikan dengan melaksanakan

post tes waktunya serentak antara kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen

dikontrol dengan memberikan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengetahui

penalaran formal dan miskonsepsi siswa dalam mata pelajaran fisika.

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan kelompok kontrol, maka tindakan

ini telah mampu mengendalikan faktor sejarah, kematangan, testing dan instrumentasi.

Sedangkan dengan menggunakan rancangan post-tes memungkinkan untuk 

mengendalikan faktor kematangan subyek. Selama penelitian ini dilaksanakan tidak 

ada siswa yang mengundurkan diri sehingga faktor mortalitas dapat dikendalikan.

Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut : (1) pemilihan kelompok diambil secara random, dalam hal ini

kelompok eksperimen dan kontrol telah memiliki kesetaraan karena berasal dari

masukan siswa yang memiliki rerata NEM siswa dan nilai rerata kelas pada raport

semester I untuk mata pelajaran IPA relatif sama, (2) uji perbedaan pra tes antara

kelas eksperimen dan kontrol dilakukan untuk melihat sejauh mana kesetaraan antara

kelas eksperimen dan kontrol, hasil analisis dengan uji-t menunjukkan bahwa antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan (hasil

selengkapnya disajikan pada lampiran IV), (3) selama pelaksanaan eksperimen

diusahakan tidak diketahui atau disadari oleh siswa karena dilaksanakan sesuai

dengan pembelajaran rutin, hal ini dilakukan guna menghindari perubahan sikap pada

Page 8: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 8/21

 

72

saat diberi perlakuan, (4) selama eksperimen berlangsung diharapkan tidak terjadi

peristiwa atau kejadian khusus yang mengganggu jalannya eksperimen. Dengan

pengambilan langkah tersebut maka validitas internal dan eksternal penelitian ini

dapat dipenuhi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN

Dalam penelitian ini digunakan enam macam instrumen yang meliputi :

(a) instrumen yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dalam kelas yaitu guru

fisika, satuan pelajaran dan modul strategi pengubahan konsepsi, (b) instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel moderator yaitu tes penalaran formal, dan

(c) instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu tes diagnostik 

dan pedoman interview klinis siswa.

1. Guru fisika

Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kontrol dilakukan oleh

guru pada sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar rancangan pembelajaran yang

dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan untuk menjaga validitas

eksternal dari penelitian ini. Pembelajaran dilaksanakan secara rutin sehingga proses

penelitian tidak diketahui atau disadari oleh siswa. Hal ini dilakukan guna

menghindari perubahan sikap pada saat diberi perlakuan.

 2. Satuan Pelajaran

Satuan pelajaran yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kurikulum

Berbasis Kompetensi mata pelajaran fisika tahun 2001 dari Pusat Kurikulum yang

meliputi pokok bahasan tekanan. Satuan pelajaran untuk pokok bahasan tekanan ini

disajikan dengan alokasi waktu (16 jam pelajaran ). Sistematika satuan pelajaran

Page 9: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 9/21

 

73

ini meliputi : 1) kompetensi dasar, 2) indikator pencapaian hasil belajar, 3) materi

pokok, 4) proses pembelajaran yang meliputi pendekatan, metoda, dan langkah-

langkah pembelajaran, (5) alat dan sumber belajar, (6) evaluasi.

 3. Modul Strategi Pengubahan Miskonsepsi

Modul ini adalah modul kecil yang terdiri dari uraian materi yang memuat

konsep-konsep esensial yang mengacu pada konsepsi awal siswa yang telah dijaring

sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil penjaringan diperoleh melalui interview

klinis, peta konsep dan tes awal. Dengan berpedoman pada pra konsepsi ini, siswa

diharapkan merasa lebih mudah dalam mereduksi miskonsepsinya menuju konsepsi

ilmiah. Sistematika penulisan modul ini meliputi : (1) uraian yang berisi miskonsepsi-

miskonsepsi yang telah menghinggapi struktur kognitif siswa, (2) uraian ringkas

konsep-konsep esensial untuk materi tekanan, (3) kegiatan eksperimen sederhana

untuk mengcounter miskonsepsi siswa yang sifatnya sangat resistan, (4) evaluasi.

 4. Tes Diagnostik

Tes diagnostik ini disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Kurikulum

Berbasis Kompetensi mata pejaran fisika tahun 2001 dari Pusat Kurikulum. Tipe soal

adalah pilihan ganda. Tes ini digunakan sebagai tes awal untuk melihat  prior 

knowledge siswa dan tes akhir untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi kelompok 

kontrol dan eksperimen. Melalui alat ini diharapkan dapat mengungkapkan data

penguasaan siswa terhadap konsep-konsep fisika untuk pokok bahasan tekanan.

Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang meliputi ingatan (c1),

pemahaman (c2) dan aplikasi (c3). Untuk menjamin validitas isi (content validity)

dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal, sehingga akan tersusun secara proporsional

Page 10: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 10/21

 

74

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Diagnostik

TOPIK/ 

JAM PEL

SUB

TOPIK

INDIKATOR DIMENSI JML

ITEM

NO

SOAL

C1 C2 C3

Tekanan

Pada

 Zat 

Padat 

Siswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan faktor - faktor

yang mempengaruhi berat suatu

benda.

2. Menyebutkan pengertian berat

suatu benda.

3. Menjelaskan faktor- faktor yang

mempengaruhi besarnya tekan -

an pada zat padat.

1

1

2

1

1

2

1

2

3, 4

TEKANAN

( 16 J P )

Tekanan

Pada

 Zat 

Cair 

Siswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan hubungan massa

 jenis dengan konsep terapung,

melayang dan tenggelam.

2. Menyebutkan sifat tekanan zat

cair dalam ruang terbuka

3. Menjelaskan terjadinya gejala-

gejala berkaitan dengan

hukum Pascal

4. Menjelaskan prilaku-prilaku

zat cair dalam bejana

berhubungan.

5. Menyebutkan peristiwa

berkaitan dengan hukum

archimedes.

6. Menjelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi besarnya

gaya Archimedes.

1

1

3

4

1

2

2

4

1

1

1

1

1

4

6

2

2

4

5

5, 6, 7

18

8,9,10,11

12,15

13

14

16,17

19,20,21

27

22,23,24,

26

25

Page 11: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 11/21

 

75

Tekanan

Pada

 Zat 

Gas

Siswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan peristiwa-

peristiwa berkaitan dengan

tekanan pada zat gas.

2. Menjelaskan hubungan

ketinggian tempat dengan

tekanan udara.

3. Melakukan kegiatan yang

menunjuk hubungan tekanan

dan volume berkaitan dengan

hukum Boyle.

1

2

4

1

1

2

1

1

7

2

4

28,29,

30,31,

32, 34,

36

35

37

33, 40

38,39

JUMLAH 7 24 9 40 40

Cara pemberian skor terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal adalah

sebagai berikut. Jika siswa tidak menjawab atau jawaban siswa salah diberi skor 0.

Skor 1 diberikan bila jawaban siswa benar. Sebelum instrumen ini digunakan maka

diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh

kesahihan dan keterandalannya dalam mengungkapkan apa yang akan diukur. Syarat-

syarat tes yang baik paling sedikit memiliki : validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,

dan daya pembeda.

Validitas tes adalah ketepatan alat ukur dengan apa yang hendak diukur

(Sutrisnohadi, 1991:1). Reliabilitas tes adalah kemampuan mempertahankan

kestabilan / kemantapan, keterpercayaan dan ketepatan dari suatu ramalan

( Kerlinger, 1973 : 709 ). Selain memenuhi validitas dan reliabilitas, suatu tes juga

harus memiliki daya pembeda dan keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut,

yaitu adanya soal-soal yang mudah, sedang dan sukar secara proporsional.

Page 12: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 12/21

 

76

Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji

coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya

(reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur

Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan korelasi point biserial 

(rpbis), sedangkan reliabilitas menggunakan KR-20. Rumus KR-20 digunakan karena

masing-masing butir soal memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama. Rumus-rumus

yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut :

♦ Korelasi Point Biserial (rpbis)

rpbis =q 

p

s

) x  x (

t p −(Sutrino Hadi, 1991:38)

Dimana : Xp = rata-rata skor testi yang menjawab

Xt = rata-rata skor total untuk semua testi

st = simpangan baku skor total setiap testi

p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang

bersangkutan

q = 1 – p

♦ KR-20

KR-20 =( )

  

 

 

 

  −   

  

−∑2t 

2t 

SD

pq SD 

1k 

k (Guilford, 1973 : 416)

Dimana : k = banyaknya butir soal

p = proporsi peserta tes yang menjawab dengan benar.

q = 1 – p

Page 13: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 13/21

 

77

Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus :

Dimana :

ULI = Upper Low Indek 

Ru = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar

RL = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar

f = Banyaknya masing-masing golongan

Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara 0.4 – 0.8

Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus :

dimana :

DK = derajat kesukaran

nL = jumlah kelompok bawah

nH = jumlah kelompok atas

Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 25% – 75%

 5. Tes Penalaran Formal 

Seperti yang telah dikemukakan bahwa penalaran formal siswa adalah

kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal yang meliputi : berpikir

kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi, berpikir keseimbangan mekanik,

berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir kompensasi dan berpikir konservasi.

Untuk mengukur penalaran formal siswa diberikan tes yang disusun

berdasarkan indikator-indikator yang diambil dari delapan aspek penalaran formal

157):1992a,(Nurkancan %100 X nHnL 

 WH WL DK 

+

+=

8):2001Dantes,( f 

R R ULI L U −

=

Page 14: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 14/21

 

78

yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Indikator tersebut meliputi : penalaran

kombinatorial, proporsi, koordinasi, keseimbangan mekanik, probability, korelasi,

kompensasi dan konservasi (Travers, 1982 : 294 - 296). Soal tersebut berbentuk 

pilihan ganda dengan jumlah option 4 buah. Bobot yang soal yang dijawab benar = 1

dan yang dijawab salah = 0, dengan alokasi waktu selama 90 menit dengan jumlah

soal sebanyak 33 buah. Melalui tes ini diharapkan mampu mengungkap kemampuan

berpikir yang dimiliki siswa dalam berpikir abstrak dan sistematis terhadap suatu

obyek.

Untuk menjamin validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun

kisi-kisi, sehingga masing-masing sub pokok bahasan tersusun secara proporsional.

Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi –Kisi Soal Penalaran Formal

VAR INDIKATOR ALAT

UKUR

SKALA

PENGU-

KURAN

SUMBER

DATA

 

JML

ITEM

BUTIR

TES

 Kombinatorial  5 1,2,3,4,5

 Proporsi (analogi) 4 6,7,8,9

 Koordinasi 4 10,11,12,13

 Keseimbangan

 Mekanik

5 14,15,16,

17,18

 Probabilitas 3 19,.20,21

 Korelasi 5 22,23,24,25,26

 Kompensasi 3 27,28,29

PENALARAN

FORMAL 

 Konservasi

TES INTER-

VAL

SISWA

4 30,31,32,33

JUMLAH  33

Page 15: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 15/21

 

79

Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji

coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya

(reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur

Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan korelasi point biserial 

(rpbis), sedangkan reliabilitas menggunakan KR-20. Rumus KR-20 digunakan karena

masing-masing butir soal memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama. Rumus-rumus

yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut :

♦ Korelasi Point Biserial (rpbis)

rpbis =q

 p

s

 x x

t  p )( −(Sutrino Hadi, 1991:38)

Dimana : Xp = rata-rata skor testi yang menjawab benar

Xt = rata-rata skor total untuk semua testi

st = simpangan baku skor total setiap testi

p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang

bersangkutan

q = 1 – p

♦ KR-20

KR-20 =( )

  

 

 

 

  −   

  

−∑2t 

2t 

SD

pq SD 

1k 

k (Guilford, 1973 : 416)

Dimana : k = banyaknya butir soal

p = proporsi peserta tes yang menjawab benar soal yang

bersangkutan

q = 1 – p

Page 16: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 16/21

 

80

Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus :

Dimana :

ULI = Upper Low Indek 

Ru = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar

RL = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar

f = Banyaknya masing-masing golongan

Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara 0.4 – 0.8

Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus :

dimana :

DK = derajat kesukaran

nL = jumlah kelompok bawah

nH = jumlah kelompok atas

Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 25% – 75%

157):1992a,(Nurkancan %100 X nHnL 

 WH WL DK 

+

+=

8):2001Dantes,( f 

R R ULI L U −

=

Page 17: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 17/21

 

81

6. Pedoman interview klinis siswa

Pedoman ini dibuat untuk menjaring konsepsi awal siswa berkaitan dengan

pokok bahasan tekanan secara lebih mendalam. Pedoman interview klinis ini

dilaksanakan setelah diadakan pra tes tetapi sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan interview klinis ini dengan memanggil secara

random 5 orang siswa pada kelas eksperimen untuk diwawancarai secara mendalam

berkaitan dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk 

mengkonfrontasi dengan hasil yang dikerjakannya pada saat pra tes dilaksanakan.

Pelaksanaan interview klinis ini tidak dilaksanakan di kelas tetapi menggunakan

ruangan khusus agar siswa memberikan jawaban secara lugas dan terbuka. Hasil

interview klinis ini akan menunjukkan tingkat kekonsistenan miskonsepsi yang

menghinggapi struktur kognitif siswa. Selanjutnya hasil ini digunakan untuk 

merancang program pembelajaran.

3.5 METODE ANALISIS DATA

3.5.1 Uji Prasyaratan Analisis

Uji normalitas dilakukan terhadap data miskonsepsi yang diberikan model

pembelajaran konstruktivis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan penalaran

siswa. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji Lilliefors terhadap enam

kelompok data.

Kelompok pertama adalah data miskonsepsi siswa dengan yang mengikuti

model konstruktivis. Kelompok kedua, data miskonsepsi yang memiliki penalaran

formal tinggi yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok ketiga, data

miskonsepsi yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model

Page 18: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 18/21

 

82

konstruktivis. Kelompok keempat, data miskonsepsi yang mengikuti model

konvensional. Kelompok kelima, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal

tinggi yang mengikuti model konvensional. Kelompok keenam, data miskonsepsi

yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model konvensional.

Harga L hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga L tabel dengan

mengambil; taraf signifikansi 5 %. Jika harga L hitung yang diperoleh lebih kecil dari

harga L tabel maka sebaran frekwensi skor variabel tersebut adalah normal.

Untuk menguji homogenitas varian antar kelompok digunakan uji Bartlett. Uji

Bartlett dilakukan terhadap empat kelompok data. Kiteria pengujian varians homogen

 jika χ2 hitung < χ2 tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (k – 1).

( Sujana , 1982 : 262). Ringkasan uji Bartlett disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Ringkasan Uji Bartlett

Sampel ke-

 

dk 1/dk Si2 log Si2 dk log Si2 

1 ni - 1 1/(ni – 1) Si2 log Si2 (ni – 1) log Si2 

k nk - 1 1/ ( nk – 1) Sk 2 log Sk 2 ( nk –1 ) log Sk 2 

Page 19: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 19/21

 

83

3.5.2 Uji Hipotesis

Data tentang  prior knowledge dan miskonsepsi yang muncul pada diri siswa

dan perubahannya setelah diberikan pembelajaran dideskripsikan secara naratif dan

dianalisis secara deskriptif dengan persentase.

Hipotesis pertama yang menyatakan proporsi penurunan miskonsepsi siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model konstruktivis lebih besar daripada siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional diuji dengan uji perbedaan

proporsi dengan uji Z satu pihak.

Rumus perbedaan proporsi dinyatakan dengan rumusan :

dimana :

x1/n1 = proporsi peristiwa 1 x2/n2 = proporsi peristiwa 2

p = (x1 + x2) / (n1+ n2) q = 1 – p

Harga Z hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga Z pada tabel

dengan mengambil; taraf signifikansi 5 %. Kriteria penerimaan jika harga Z hitung

yang diperoleh lebih besar dari harga Z tabel.

Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis kedua sampai

kelima adalah dengan teknik analisis varians (anava) dua jalur. Dasar pemikiran

teknik anava adalah variansi total semua subjek dalam suatu eksperimen dapat

dianalisis menjadi dua sumber yaitu varians antar kelompok dan varians dalam

kelompok. Anava dua jalur dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua mean atau

lebih.

246):1982(Sudjana, )}2n/1()1n/1{pq 

)2n/2 x ()1n/1 x (Z 

+

−=

Page 20: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 20/21

 

84

Penelitian ini menguji perbedaan antara dua kelompok dengan perlakuan dua

 jenis model pembelajaran. Di samping itu kedua kelompok siswa dibedakan antara

siswa yang memiliki penalaran formal tinggi dan siswa yang memiliki penalaran

formal rendah. Melalui teknik anava dua jalur dalam penelitian ini, diharapkan dapat

menemukan perbedaan miskonsepsi dalam pelajaran fisika yang diberikan dengan

model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. Kemudian

dilanjutkan dengan uji-t satu ekor untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

mana yang lebih tinggi antara model pembelajaran konstruktivis dan model

pembelajaran konvensional.

Pengujian signifikansinya dilakukan dengan rumus berikut :

Kriteria penolakan Ho :

Tolak Ho jika FAB > F (I-1)(J-1) ; IJ(K-1) ; α 

dimana :

RKAB = JKAB / dbAB (rerata kuadrat interaksi)

RKdal = JKdal / db dal (rerata kuadrat dalam)

JKAB = jumlah kuadrat interaksi

JKD = jumlah kuadrat sesatan

23):1986 (Dantes, dal

 AB AB

RK 

RK F  =

Page 21: METODOLOGI PENELITIAN

5/16/2018 METODOLOGI PENELITIAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metodologi-penelitian-55ab5212ac998 21/21

 

85

Perhitungan-perhitungan dalam analisis variansi dua jalur dapat diringkas

dalam tabel 3.7 ( Dantes, 1986: 23 ).

Tabel 3.7

Ringkasan Anava Dua Jalur

SV JK db RK F

Antar A JKA a-1 JKA / dbA RKant /RKdal

Antar B JKB b-1 JKB / dbB RKB / RKdal

Interaksi AB JKAB dbA X dbB JKAB / dbAB RKAB / RKdal

Dalam JKD N-ab JKdal / dbdal -

Total JKTOT N-1

Selanjutnya analisis dilanjutkan dengan uji Tukey. Uji Tukey dilakukan untuk 

mengetahui keunggulan salah satu model belajar dalam mereduksi miskonsepsi siswa

yang : (a) memiliki penalaran formal tinggi dan diberikan model pembelajaran

konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. (b) memiliki penalaran formal

rendah dan diberikan model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran

konvensional dengan taraf signifikansi α= 0.05. Uji ini hanya berlaku untuk dua

kelompok yang sama banyak datanya dengan rumus :

Kriteria pengujian : tolak Ho bila Q hitung > Q tabel (α, db).

69):1999Murwani,(Santosa 

n

RKD

 X  X Q

ji −=