Transcript
Page 1: Makalah Pembelajaran Kooperatif

PEMBELAJARAN INOVATIF 1

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. DWI APRILIA WULANDARI (113174082)

2. JATU SHINTA DEWI (113174206)

3. SILVY EKI RAHMADANI (113174213)

4. OKY OKTAVIA (113174215)

5. SUPRIADI (113174218)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2011 C

Page 2: Makalah Pembelajaran Kooperatif

A. Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif

Dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan (reward).

Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran itu diorganisasikan dan

jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa didalam kelas. Berlaku pada pengajaran klasikal

maupun pengajaran dengan kelompok kecil, siswa diharapkan melakukan apa selama

pengajaran itu, baik tuntutan akademik dan sosial.

Struktur tujuan suatu pelajaran adalah jumlah saling ketergantungan yang

dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas. Struktur tujuan disebut

individualistik jika pencapaian tujuan itu tidak memerlukan interaksi dengan oranglain dan

tidak bergantung pada baik-buruknya pencapaian orang lain. Tujuan kompetiitif terjadi bila

seorang siswa dapat mencapai suatu tujuan jika dan hanya jika siswa lain tidak mencapai

tujuan tersebut. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut.

Struktur penghargaan untuk berbagai macam model pembelajaran, juga bervariasi.

Penghargaan individualistik terjadi bila suatu penghargaan itu bisa dicapai oleh siswa

maupun tidak bergantung pada pencapaian individu lain. Penghargaan kompetitif terjadi bila

penghargaan itu diperoleh sebagai upaya individu melalui persaingannya dengan ioirang lain.

Contoh struktur penghargaan kooperatif ialah pemenang suatu pertandingan olahraga beregu

seperti sepakbola.

Pengorganisaian pembelajaran pada pembelajaran langsung dan kebanyakan model

pembelajaran lainnya, dicirikan oleh struktur tugas dimana guru bekerja terutama secara

klasikal dengan seluruh kelas atau secara individual untuk menuntaskan isi akademik.

Pembelajaraan kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif.

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup

sepenanggungan bersama”.

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalamkelompoknya, seperti

milik mereka sendiri.

3. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama adiantara

anggota kelompoknya.

4. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

Page 3: Makalah Pembelajaran Kooperatif

5. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya, seperti

mereka sendiri.

6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya.

7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabnkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

1. Tujuan Pembelajaran Dan Hasil Belajar

Tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

a) Hasil Belajar Akademik

Model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa

pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Misalnya telah terdokumentasikan dengan baik selama lebih dari tiga dekade bahwa banyak

anak-anak muda di Amerika Serikat memberikan penilaian rendah pada hasil belajar

akademik (Coleman, 1961). Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-

tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi

memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang

sama.

b) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, klas sosial,

kemampuan, maupun ketidakmampuan. Menurut Goldon Allport (1954) telah diketahui

Page 4: Makalah Pembelajaran Kooperatif

bahwa hanya kontak fisik saja diantara orang-orang yang berbeda ras atau kelompok etnik

tidak cukup untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide.

Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda

latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu s ama lain atas tugas-tugas

bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai

satu sama lain.

c) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan ini untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki didalam masyarakat dimana banyak kerja orang

dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan

dimana masyarakat secara budaya semakin beragam.

Tabel 1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkahlaku guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Fase-2

Menyajikan informasi.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok-kelompok belajar.

Fase-4

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran yang ingin

dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar agar

melakukan transisi secara efisien.

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Page 5: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Fase-5

Evaluasi.

Fase-6

Memberikan penghargaan

mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

2. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen

Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi

dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana

mempelajarinya. Syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu secara ketat mengelola

tingkah laku siswa dalam kerja kelompok. Selain unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan

kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman.

B. Landasan Teori dan Empirik

Ide pembelajaran kooperatif dikembangkan dari pendapat seorang filosof, “bahwa

untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan/teman”.

1. John Dewey, Herbert Thelan, dan Kelas Demokratis

Tahun 1916 dalam bukunya yang berjudul Democracy and Education, John

Dewey menetapkan sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas

seharusnya cermin masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium

untuk belajar tentang kehidupan nyata.

Beberapa tahun setelahnya, Herbert Thelan mengembangkan prosedur yang

lebih tepat untuk membantu siswa dalam bekerja kelompok. Thelan berargumentasi

bahwa kelas haruslah merupakan laboratorium atau miniatur demokrasi yang

bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.

Page 6: Makalah Pembelajaran Kooperatif

2. Gordon Allport dan Relasi antar Kelompok

Menurut Gordon, hukum saja tidak akan mengurangi kecurigaan antar

kelompok dan mendatangkan penerimaan dan pemahaman lebih baik.

Shlomo Sharan dkk. mengikhtisarkan 3 kondisi dasar yang dirumuskan

Gordon Allport untuk mencegah terjadinya kecurigaan antar ras dan etnis :

a. Kontak langsung antar etnik,

b. Sama-sama berperan serta di dalam kondisi status yang sama antara anggota dari

berbagai kelompok dalam suatu setting tertentu,

c. Di mana setting tersebut secara resmi mendapat persetujuan kerjasama antar-etnis.

3. Belajar Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman memberikan banyak sumbangan terhadap apa yang dipelajari

seseorang. Johnson dan Johnson memerikan pembelajaran berdasarkan pengalaman

sebagai berikut. Belajar berdasarkan pengalaman didasarkan pada tiga asumsi:

a. Anda akan belajar paling baik jika anda secara pribadi terlibat dalam pengalaman

belajar itu,

b. Pengetahuan harus ditemukan oleh anda sendiri agar pengetahuan tersebut

bermakna,

c. Komitmen terhadap belajar paling tinggi apabila anda bebas menetapkan tujuan

pembelajaran anda sendiri dan secara aktif mempelajari tujuan itu dalam suatu

kerangka tertentu.

4. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan Akademik

Pembelajaran kooperatif di samping membantu mengembangkan tingkah laku

kooperatif, juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka.

45 hasil penelitian yang ditelaah Slavin (1986) menunjukkan bahwa teknik-

teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil

penelitian lain juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak

yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya (Linda Lundgren, 1994:

6), antara lain:

a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

c. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah

d. Memperbaiki kehadiran

e. Angka putus sekolah menjadi rendah

f. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar

Page 7: Makalah Pembelajaran Kooperatif

g. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

h. Konflik antar pribadi berkurang

i. Sikap apatis berkurang

j. Pemahaman yang lebih mendalam

k. Motivasi lebih besar

l. Hasil belajar lebih tinggi

m. Retensi lebih lama

n. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi

Secara ringkas dapat disimpulkan, kerangka teoritis dan empirik yang kuat untuk

pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari

pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa

belajar keterampilan yang penting sementara itu secara bersamaan mengembangkan

sikap demokratis dan keterampilan berpikir logis.

C. PELAKSANAAN PELAJARAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Page 8: Makalah Pembelajaran Kooperatif

1. Tugas-tugas Perencanaan

Beberapa tugas perencanaan dan keputusan yang unik yang dibutuhkan oleh guru dalam

mempersiapkan diri mengajar suatu pelajaran pembelajaran kooperatif, sebagai berikut :

a. Memilih Pendekatan

Student Teams Achievement Division (STAD)

Dalam model STAD pembelajaran kooperatif, tim-tim kelompok heterogen saling

membantu satu sama lain belajar dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran

kooperatif dan prosedur kuis.

Guru yang menggunakan STAD, mengacu kepada belajar kelompok siswa,

menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi

verbal atau teks.

Alur Penerapan STAD :

1. Siswa dipecah menjadi kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang

2. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang

lain untuk menuntaskan materi pelajaran

3. Siswa saling membantu satu sama lain untuk memahami materi (tutorial, kuis,

atau diskusi)

4. Setiap dua minggu, secara individual diberi kuis sebagai skor perkembangan.

5. Guru memberikan lembar penilaian singakat atau dengan cara lain, untuk

mengumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, atau siswa yang mencapai skor

perkembangan tinggi.

Jigsaw

Di dalam model Jigsaw, setiap anggota tim bertanggungjawab untuk menentukan

materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan materi tersebut

kepada teman sekelompoknya yang lain.

Penerapan model Jigsaw :

1. Siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen

2. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

3. Setiap anggota bertanggungjawab untuk memelajari bagian tertentu materi yang

diberikan

Page 9: Makalah Pembelajaran Kooperatif

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

4. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik materi yang sama

berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut dan kelompok ini dinamakan

kelompok ahli

5. Setelah itu, anggota tim ahli kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan apa

yang telah dipelajari dan didiskusikan dalam kelompok ahli

Kelompok Asal 5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli

(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tiap tim asal)

Gambar Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw

Investigasi Kelompok (IK) atau Kelompok Penyelidikan

Dalam model investigasi kelompok, siswa tidak hanya bekerja sama namun terlibat

merencanakan baik topik untuk dipelajari dan prosedur penyelidikan yang digunakan.

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks dan

sulit untuk diterapkan. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan

baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka.

Sharan dkk (1984) menetapkan enam tahap IK seperti berikut ini :

1. Pemilihan topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu masalah umum yang biasanya

ditetapkan oleh guru. Selanjutnya, siswa dikelompokkan dengan anggota dua

hingga enam anggota kelompok heterogen menjadi kelompok yang berorientasi

tugas.

2. Perencanaan kooperatif

Page 10: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Perencanan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten

dengan subtopik yang telah dipilih oleh siswa dan guru.

3. Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang sudah dikembangkan. Dalam kegiatan

pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas, keterampilan luas,

mengarahkan siswa pada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda. Guru mengikuti

kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh, serta

merencanakan bagaimana informasi tersebut dapat diolah dan disajikan dengan

menarik sebagai bahan presentsi kepada teman seluruh kelas.

5. Presentasi hasil final

Dengan dikoordinasi oleh guru, beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya kepada seluruh kelas, agar siswa yang lain saling terlibat satu

sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu.

6. Evaluasi

Siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas

sebagai suatu keseluruhan, dan evaluasi dapat berupa penilaian individual atau

kelompok.

Pendekatan Struktural

Dalam pendekatan struktural, tim mungkin bervariasi dari dua hingga enam anggota

dan struktur tugas mungkin ditekankan pada tujuan-tujuan sosial atau akademik.

Penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi

siswa, sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru

mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah

mengangkat tangan dan ditunjuk. Model ini emnghendaki siswa bekerja saling membantu

dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada

penghargaan individual.

Think-pair-share dan numbered-heads-together merupakan struktur yang dapat

digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman

siswa terhadapa materi tertentu.

Think-pair-share, memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi

siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.

Page 11: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Andaikan, guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah

membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah dikemukakan. Sekarang

guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa yang telah

dijelaskan atau dialami. Langkag-langkah think-pair-share seperti berikut :

Tahap pertama : Thinking (berfikir). Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan

dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban

dari pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Tahap kedua : Pairing. Guru meminta siswa berpasangan dan diberikan waktu untuk

mendiskusikan tentang apa yang telah dipikirkannya. Interkasi pada

tahap ini agar siswa dapat berbagi jawaban jika diajukan pertanyaan

atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi.

Tahap ketiga : Sharing, secara bergiliran guru meminta setiap pasangan untuk

berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan

dengan mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Numbered-heads-together, memiliki prosedur untuk melibatkan lebih banyak siswa

dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

terdapa isi pelajaran. Struktur empat langkah dari model numbered-heads-together :

Langkah-1: Penomoran. Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan

3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Langkah-2: Mengajukan Pertanyaan. Guru memberikan pertanyaan yang

bervariasi, spesifik, dan dapat dalam bentuk kalimat tanya.

Langkah-3: Berpikir Bersama. Siswa menyatukan pendapatnya dengan jawaban

tiap anggota dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui

jawaban itu.

Langkah-4: Menjawab. Guru secara acak memanggil suatu nomor, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

menjawab pertanyaan kepada seluruh kelas.

Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif

Page 12: Makalah Pembelajaran Kooperatif

STAD JIGSAW KELOMPOK

PENYELIDIKAN

PENDEKATAN

STRUKTURAL

Tujuan

Kognitf

Informasi

akademik

sedernana

Informasi

akademik

sederhana

Informasi

akademik tingkat

tinggi dan

keterampilan

inkuiri

Informasi

akademik

sederhana

Tujuan

Sosial

Kerja kelompok

dan kerjasama

Kerja kelompok

dan kerjasama

Kerjasama dalam

kelompok

kompleks

Keterampilan

kelompok dan

keterampilan

sosial

Struktur

Tim

Kelompok

belajar

heterogen

dengan 4-5

anggota

Kelompok belajar

heterogen dengan

5-6 anggota

menggunakan pola

kelompok “asal”

dan kelompok

“ahli”

Kelompok belajar

heterogen dengan

5-6 anggota

(terkadang

homogen)

Bervariasi berdua,

bertiga, kelompok

dengan 4-6

anggota

Pemilihan

Topik

Pelajaran

Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru

Tugas

Utama

Siswa dapat

menggunakan

lembar kegiatan

dan saling

membantu

untuk

menuntaskan

materi

belajarnya

Siswa mempelajari

materi dalam

kelompok “ahli”

kemudian

membantu anggota

kelompok asal

mempelajari

materi itu

Siswa

menyelesaikan

inkuiri kompleks

Siswa

mengerjakan

tugas-tugas yang

diberikan sosian

dan kognitif

Penilaian Tes mingguan Bervariasi, dapat

berupa tes

mingguan

Menyelesaikan

proyek dan

menulis laporan,

dapat

Bervariasi

Page 13: Makalah Pembelajaran Kooperatif

menggunakan tes

essay

Pengakuan Lembar

pengetahuan

dan publikasi

lain

Publikasi lain Lembar pengakuan

dan publikasi lain

Bervariasi

Active listening dan time token, merupakan dua contoh struktur yang dikembangkan

untuk mengajarkan keterampilan sosial.

Teams-Games-Tournaments (TGT)

Teams-Games-Tournaments yang mula-mula dikembangkan oleh David Devries dan

Keith Edwards, merupakan model pembelajaraan kooperatif John Hopkins yang pertama.

TGT menggunakan presentasi guru yang sama dan kerja tim seperti pada STAD, namun

mengganti kuis dengan turnament atau lomba mingguan. TGT memiliki dinamika motivasi

sebanyak yang dimiliki STAD, hanya bedanya ditambah dengan satu dimensi kegembiraan

yang terjadi karena penggunaan permainan. Teman sesama tim saling membantu menyiapkan

permainan itu dengan mempelajari LKS dan saling menjelaskan masalah-masalahnya satu

sama lain, namun apabila para siswa sedang bertanding, teman sesama tim tidak dapat

membantunya, dengan demikian terjamin tanggung jawab individual. Bahan-bahan yang

sama yang digunakan pada STAD juga digunakan pada TGT, bedanya kuis-kuis STAD

digunakan sebagai permainan dalam TGT. Banyak guru lebih menyukai TGT karena kegiatan

yang menyenangkan tersebut, sementara guru-guru lain lebih menyukai kooperatif STAD

karena dianggap lebih murni, dan sejumlah guru yang lain menggabungkan dua model

tersebut.

Team Assisted Individualization (TAI)

Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

TAI termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa

ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan

selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang

memerlukannya. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama

dalam suatu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan

penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama,

Page 14: Makalah Pembelajaran Kooperatif

menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Masing-masing anggota dalam kelompok

memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok

sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya

yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan

terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut

(Suyitno, 2002:9).

Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen (Suyitno, 2002:9). Kedelapan

komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1. teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa,

2. placement test, yakni pemberian pretest kepada siswa atau melihat rata-rata nilai

harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu,

3. student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan

situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh

keberhasilan kelompoknya,

4. team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok

dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang

membutuhkannya,

5. team scores and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja

kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang

dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas,

6. teaching group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang

pemberian tugas kelompok,

7. facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil bardasarkan fakta yang diperoleh siswa,

8. whole class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu

pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam Team Assisted Individualization (Robert E.

Slavin: 1995) adalah sebagai berikut.

a. Team (kelompok)

Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4

sampai 5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda.

b. Tes Penempatan

Page 15: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Peserta didik diberi pre tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik

ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan

anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok.

c. Langkah-langkah Pembelajaran.

1) Diawali dengan pengenalan konsep oleh guru dalam mengajar secara

kelompok (diskusi singkat) dan memberikan langkah langkah cara

menyelesaikan masalah atau soal.

2) Pemberian tes keterampilan yang terdiri dari 10 soal.

3) Pemberian tes formatif yang terdiri dari dua paket soal, tes formatif A dan tes

formatif B, masing-masing terdiri dari 8 soal.

4) Pemberian tes keseluruhan yang terdiri dari 10 soal.

5) Pembahasan untuk tes keterampilan, tes formatif, dan tes keseluruhan.

d. Belajar Kelompok

Berdasarkan tes penempatan, guru mengajarkan pelajaran pertama, kemudian

peserta didik bekerja pada kelompok mereka masing masing. Langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik berpasangan atau bertiga dengan anggota kelompok mereka.

2) Peserta didik diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) pembelajaran yang disiapkan

guru untuk diskusi sebagai pemahaman konsep materi yang akan dipelajari.

Peserta didik diberi kesempatan bertanya pada teman sekelompok atau guru

untuk minta bantuan jika mengalami kesulitan. Selanjutnya dimulai dengan

tes pertama yaitu tes keterampilan.

3) Masing-masing peserta didik dengan kemampuannya sendiri mengerjakan 3

soal tes keterampilan yang pertama, bila sudah selesai, peserta didik boleh

melanjutkan 3 soal berikutnya. Begitu sudah selesai baru melanjutkan 4 soal

terakhir. Peserta didik yang mengalami kesulitan bisa meminta bantuan pada

teman sekelompoknya sebelum meminta bantuan guru.

4) Apabila sudah bisa menyelesaikan soal tes keterampilan dengan benar,

peserta didik bisa melanjutkan mengerjakan tes formatif A yang terdiri dari 8

soal. Dalam tes ini peserta didik juga bekerja sendiri-sendiri dulu sampai

selesai. Jika peserta didik dapat mengerjakan 6 soal dengan benar, maka

peserta didik tersebut bisa mengambil soal tes keseluruhan. Jika peserta didik

tidak bisa menjawab 6 soal dengan benar, guru merespon dan menampung

semua masalah yang dimiliki peserta didik. Guru boleh menyuruh peserta

Page 16: Makalah Pembelajaran Kooperatif

didik untuk bekerja kembali pada nomor-nomor soal tes keterampilan dan

kemudian mengambil soal tes formatif B, yaitu 8 soal kedua yang isi dan

tingkat kesulitannya sebanding dengan tes formatif A. Selanjutnya peserta

didik boleh melanjutkan ke tes keseluruhan. Peserta didik tidak boleh

mengambil soal tes keseluruhan sebelum dia bisa menyelesaikan tes formatif

dengan kelompoknya.

5) Peserta didik kemudian mengikuti tes keseluruhan. Tes ini merupakan tes

terakhir dalam model pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI), yang terdiri dari 10 soal. Di sini peserta didik juga

bekerja secara individu dulu sampai selesai. Setelah selesai baru bisa

berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah tes keseluruhan ini selesai

kemudian dilakukan pembahasan dan penilaian bersama antara guru dan

peserta didik.

6) Penilaian kelompok

Pada akhir pertemuan, guru menghitung nilai dari masing-masing kelompok.

Nilai ini berdasarkan pada jumlah rata-rata dari anggota masing-masing

kelompok dan ketelitian dari tes keseluruhan. Kriteria pemberian predikat

berdasarkan kemampuan kelompok. Kelompok dengan kemampuan bagus

diberi predikat Super Team, kelompok dengan kemampuan sedang diberi

predikat Great Team, kelompok dengan kemampuan kurang diberi predikat

Good Team. Pemberian predikat ini bertujuan untuk memotivasi dan member

semangat kepada masing-masing kelompokagar pada pada pembelajaran

selanjutnya mau berusaha untuk melakukan yang lebih baik lagi.

7) Mengajar kelompok

Setiap pertemuan guru mengajar 10 sampai 15 menit untuk dua atau tiga

kelompok yang mempunyai nilai yang sama. Guru menggunakan konsep

belajar yang diprogramkan atau direncanakan sebelumnya. Tujuannya adalah

untuk memperkenalkankonsep utama pada peserta didik. Pembelajaran

dibuat untuk membantu peserta didik agar mengerti dan memahami

hubungan antara matematika yang mereka pelajari dengan masalah

kehidupan nyata. Ketika guru sedang mengajar dalam suatu kelompok,

peserta didik lain melanjutkan bekerja dalam kelompok mereka sendiri

dengan kemampuan individu masing-masing.

Page 17: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Adapun keuntungan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya;

2. siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya;

3. adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya;

4. siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.

Sedangkan kelemahan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. tidak ada persaingan antar kelompok;

2. siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai.

Cooperative Integrated Reading and Composetron (CIRC)

Merupakan komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis pada kelas-kelas

tinggi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama( Maden, Stevani, dan Slavin, 1986).

Pada CIRC guru mengajarkan membaca dan menulis pada siswa yang baru belajar membaca

dan menerapkan kelompok-kelompok membaca. Siswa ditempatkan dalam tim-tim yang

tersusun dari pasangan-pasangan siswa dari dua kelompok membaca yang berbeda. Dalam

kegiatan CIRC ini siswa saling memberikan tanggapan terhadap cerita-cerita, saling

menyampaikan ikhtisar cerita, penguraian arti dan kosakata. Sedangkan dalam kegiatan

menulisnya siswa terlibat dalam workshop penulis, penulisan buram, dan pengeditan karya

sesama teman.

Pada aktivitas CIRC siswa mengikuti intruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan

kuis. Kuis tidak akan diberikan sampai dalam satu tim tersebut siap. Pewnghargaan tim

berupa sertifikat yang diberikan kpd tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim

pada semua kegiatan membaca dan menulis tersebut. Dalam CIRC siswa melakukan kegiatan

yang sama sehingga mereka memiliki kesempan yang sama untuk berhasil. Kontribusi siswa

pada timnya didasarkan pada skor kuis mereka dan karya akhir mandiri yang menjamin

tanggung jawab individu.

b. Pemilihan Materi yang Sesuai

Page 18: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif, membutuhkan sejumlah pengarahan-diri dan inisiatif

siswa yang memadai, sehingga memilih isi yang sesuai untuk siswa yang diketahui minat dan

bekal pengetahuan awal mereka merupakan perencanaan utama bagi guru. Beberapa

pertanyaan yang dapat diajukan guru untuk dirinya sendiri untuk menentukan kecocokan

materi ajar, sebagai berikut :

Apakah siswa pernah mengenal materi tersebut sebelumnya atau membutuhkan

penjelasan yang panjang lebar kepada siswa tentang materi tersebut?

Apakah materi ttersebut menarik bagi siswa?

Jika guru merencanakan untuk menggunakan teks, apakah ia telah memberikan

informasi yang cukup tentang topik itu?

Untuk suatu pelajaran Jigsaw, apakah materi yang akan diajarkan secara alami dapat

dibagi menjadi beberapa bagian (subtopik)?

Untuk suatu pelajaran investigasi kelompok, apakah tersedia sumber yang relevan?

c. Pembentukan Kelompok Siswa

Pembentukan kelompok siswa dapat secara heterogen yaitu mencampur latar

belakang etnik, suku, dan tingkat kemampuan siswa di dalam kelas, sehingga komposisi

kelompok siswa memiliki kemungkinan yang tidak terbatas. Selama fase perencanaan, guru

harus menetapkan tujuan akademik dan tujuan sosial secara jelas, mengumpulkan informasi

tentang kemampuan siswa, sehingga bila diinginkan kelompok dengan kemampuan heterogen

mereka memiliki informasi yang dibutuhkan.

d. Pengembangan Materi dan Tujuan

Menyediakan dan mengembangkan materi ajar yang menarik adalah penting jika

siswa harus bekerja secara mandiri.

Guru memberi siswa informasi verbal dalam pelajaran pembelajaran kooperatif,

informasi ini umumnya disampaikan dalam bentuk teks, lembar kegiatan, dan panduan

belajar. Teks haruslah menarik dan memiliki tingkat keterbacaan yang sesuai untuk kelas

siswa tertentu. Jika paduan belajar dikembangkan oleh guru, maka panduan itu hendaknya

direncanakan untuk menggarisbawahi materi yang paling penting.

Bila guru menggunakan metode investigasi kelompok, pasokan materi yang cukup

perlu dikumpulkan untuk digunakan oleh kelompok belajar siswa. Materi dapat diperoleh dari

Page 19: Makalah Pembelajaran Kooperatif

perpustakaan atau dari laboran. Prosedurnya, guru mengkomunikasikan tujuan secara jelas

dari suatu pelajaran tertentu dan mengetahui dengan tepat jumlah siswa yang terlibat, agar

pustakawan dan laboran dapat memberikan bantuan yang maksimum, mereka membutuhkan

waktu yang cukup umtuk mengerjakan tugasnya.

e. Mengenalkan Siswa kepada Tugas dan Peran

Penting untuk merencanakan agar siswa memiliki pemahaman yang jelas tentang

peran mereka dan harapan-harapan guru pada saat mereka berperan serta dalam suatu

pelajaran pembelajaran kooperatif.

Guru harus meluangkan waktu khusus untuk menjelaskan model pembelajaran

kooperatif kepada siswa dan melatih mereka keterampilan-keterampilan prasyarat.

Jika siswa belum memiliki pengalaman sebelumnya tentang pembelajaran kooperatif,

sangat penting agar guru mengenalkan siswa tentang struktur tugas, tujuan, dan hadiah atau

penghargaan yang unik dari pembelajaran kooperatif. Akhirnya, petunjuk-petunjuk tertulis

khusus tentang tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari suatu pelajaran pembelajaran

kooperatif tertentu seharusnya diberikan kepada siswa dalam bentuk peragaan poster

tertempel atau handout.

f. Merencanakan Waktu dan Tempat

Waktu merupakan faktor pembatas yang disadari oleh kebanyakan guru, dan

pembelajaran kooperatif yang mengandalkan pada interaksi kelompok kecil, mengajukan

tuntutan lebih kuat pada sumber daya waktu daripada model pengajaran lain. Pembelajaran

kooperatif membutuhkan waktu lebih lama untuk berinteraksi mengenai ide-ide penting

daripada waktu yang diperlukan guru untuk menyajikan ide-ide secara langsung kepada

siswa. Perencanaan yang seksama dapat membantu guru menjadi realistik tentang persyaratan

waktu dan perencanaan ini dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.

Pembelajaran kooperatif membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan

kelas, dan membutuhkan perabot yang dapat dipindahkan

Pengaturan tempat duduk model cluster

Page 20: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Pengaturan tempat duduk model cluster bermanfaat pada pembelajaran kooperatif dan dapat

digunakan pada pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil. Jika digunakan model

cluster, guru dapat meminta siswa untuk memindahkan kursi-kursi mereka untuk presentasi

langsung dan demonstrasi sehingga seluruh siswa akan menghadap ke arah guru.

Tempat duduk Cluster 4 anggota Tempat duduk Cluster 6 anggota

Gambar Pola pengaturan tempat duduk model Cluster

Pengaturan tempat duduk model swing

Untuk pembelajaran kooperatif, menggunakan susunan tempat duduk yang memungkinkan

dengan mudah untuk swing (mengubah) dari pelajaran langsung menjadi pelajaran

pembelajaran kooperatif.

Gambar Pola pengamatan tempat duduk model swing

2. Tugas-tugas Interaktif

a. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa

Page 21: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Guru yang berhasil memulai pelajaran dengan menelaah ulang, menjelaskan tujuan mereka

dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan menunjukkan bagaimana pelajaran itu terkait

dengan pelajaran sebelumnya. Guru pembelajaran kooperatif seharusnya memberikan

perhatian khusus untuk menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, mengingat

pelajaran itu sering berlanjut sampai beberapa hari.

Poin penting dari penyampaian tujuan dan memotivasi siswa agar siswa lebih besar

kemungkinannya untuk bekerja ke arah tujuan-tujuan penting apabila rational untuk pelajaran

itu telah didiskusikan secara khusus. sulit bagi siswa untuk melaksanakan suatu tugas dengan

baik apabila mereka belum jelas tentang mengapa mereka melakukan kegiatan itu atau

apabila kriteria keberhasilan tidak diberitahukan secara terbuka.

b. Menyajikan Informasi

Pembelajaran kooperatif menghendaki siswa untuk membaca suatu teks, maka guru yang

berhasil, tidak memandang tingkatusia siswa-siswa merakaatau mata pelajaran yang

diajarkan, seharusnya menasumsikan tanggungjawab untuk membantu siswa menjadi

pembaca yang lebih baik.

c. Mengorganisasikan dan Membantu Kelompok Belajar

Mengorganisasikan dan membantu kelompok belajar merupakan fase dalam suatu pelajaran

pembelajaran kooperatif saat mana dapat terjadi kegaduhan kecuali peralihan direncanakan

dan dikelola secara seksama

D. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen

1. Membantu Transisi

Beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk menjadikan transisi berjalan

lancar adalah,

a. Tulis langkah-langkah kunci di papan tulis atau di poster

Disini petunjuk visual diharapkan dapat membantu siswa untuk berpindah dari

suatu temapt ke tempat yang lain. Berikut ini adalah contoh peragaan seperti

itu.

Langkah 1 Bergeraklah dengan cepat ke tempat dimana nama

kelompokmu telah dilekatkan di tembok.

Page 22: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Langkah 2 Pilih satu anggota kelompok untuk maju ke depan untuk

mendapatkan bahan-bahan belajar yang dibutuhkan.

Langkah 3 Gunakan waktu 10 menit untuk membaca tugas yang diberikan

kepada kamu.

Langkah 4 Mulailah diskusi pada saat saya telah memberikan aba-aba

Langkah 5 Mulailah meyajikan informasi kelompok kamu pada saat saya

telah memintanya.

b. Menyatakan petunjuk dengan jelas dan mintalah dua atau tiga siswa

mengulang petunjuk itu

Dengan meminta beberapa siswa untuk mengulang petunjuk-petunjuk itu

membantu siswa menaruh perhatian dan juga memberi guru umpan balik

apakah petunjuk itu dipahami atau tidak.

c. Menetapkan suatu tempat untuk tiap kelompok belajar dan menandai dengan

jelas tempat itu

Untuk kerja kelompok kecil yang efektif guru seharusnya dengan jelas

menandai bagian-bagian ruang untuk ditemapati tiap-tiap kelompok dan

meminta dengan sangat agar kelompok-kelompok menempati tempat yang

telah disediakan.

Prosedur-prosedur diatas sangat ketatdan terstruktur. Apabila guru dan siswa terbiasa

bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, keluwesan lebih dapat diberikan.

Bagaimanpun juga, untuk guru-guru yang belum berpengalaman pada tahap-tahap

awal penggunaan pembelajaran kooperatif,petunjuk dan prosedur yang ketat dapat

membuat pelajaran jauh lebih lancar dan mencegah frustasi.

2. Mengelola dan Membantu Kerja Kelompok

Ada suatu aturan untuk diikuti guru selama fase ini dalam suatu pelajaran

pembelajaran koopertif. Ikut campur yang terlampau banyak atau bantuan yang tidak

diinginkan dapat mengganggu siswa. Hal ini juga dapat meniadakan kesempatan

siswa untuk berinisiatif dan bekerja dengan arahan diri sendiri. Tetapi, apabila guru

menemukan bahwa siswa jelas tentang petunjuk atau mereka tidak dapat

menyelesaikan tugas-tugas kelompok yang diberikan, maka guru harus melakukan

intervensi dan menawarkan bantuan.

Page 23: Makalah Pembelajaran Kooperatif

3. Mengajarkan Kerjasama

Untuk membantu siswa bekerjasama memerlukan perhatian terhadap jenis-jenis tugas

yang diberikan kepada kelompok-kelompok kecil. Untuk dapat melakukan kegiatan

tersebut seorang guru haruslah mengajarkan siswa-siswa mareka keterampilan-

keterampilan social dan kelompok seperti keterampilan yang diberikan berikut ini,

a. Tugas yang mendorong untuk saling bergantung satu sama lain

Karena tugas pembelajaran kooperatif dan struktur kegiatan harus lebih saling

bergantung satu sama lain daripada mandiri, maka terdapat beberapa cara

untuk menciptakan saling ketergantungan antara siswa satu sama lain. Beriktu

adalah cara untuk menciptakan saling ketergantung,

1. Meminta tiap kelompok untuk mengerjakan satu lembar kegiatan

matematika dengan seluruh nama anggita tertera pada lembar kegiatan itu.

2. Meminta anggota kelompok berbagi bahan ajar.

3. Memberi beberapa siswa masalah-masalah dan siswa lain jawaban-

jawaban dan meminta mereka menemukan pasangan antara keduanya

melalui diskusi.

4. Mengikuti prosedur pembelajaran kooperatif jigsaw.

5. Membeda-bedakan peran.

b. Keterampilan social dan keterampilan kelompok

Siswa mungkin tidak mengetahui bagaimana berinteraksi satu dengan yang

lain, bagaimana mengembangkan rencana kerja kooperatif, bagaimana

mengkoordinasikan sumbangan-sumbangan dari berbagai anggota kelomppok,

atau begaimana menilai kemajuan kelompok dalam tugas-tugas tertentu.

Sehingga perlu untuk seorang guru membelajarkan keterampilan-keterampilan

social dan kelompok untuk bekerjanya pembelajaran kooperatif.

1. Keterampilan-keterampilan social

Keterampilan social melibatkan perilaku yang menjadikan hubungan

social yang berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara efektif

dengan orang lain. Ketermapilan social sendiri diajarkan kepada anak-anak

oleh banyak orang yang berbeda. Seorang guru haruslah membantu siswa

manuntaskan keterampilan-keterampilan yang dirasa kurang dukuasai

siswa misal keterampilan berbagi, berperan serta dan berbagi.

Page 24: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Keterampilan berbagi. Banyak sekali perilaku siswa yang mencerminkan

kurangnya ketermapilan berbagi pada diri mereka pada pembelajaran

kooperatif, seperti misalnya menjadi bos terhadap siswa lain, berbicara

tanpa henti, dan melakukan sendiri seluruh pekerjaan kelompok. Siswa-

iswa ini perlu belajar manfaat berbagi dan bagaimana mengendalikan

perilaku mereka. Ruond robin dan pari checks, adalah dua contoh

pembelajaran yang dapat digunakanguru untuk mengajarkan keterampilan

berbagi,

Round robin

Suatu kegiatan yang mengajarkan siswa bagimana menunggu

giliran pada saat bekerja dalam kelompok. Prosesnya adalah, guru

mengemukakan suatu ide atau mengajukan suatu pertanyaan yang

mempunyai banyak jawaban. Kemudian siswa diminta untuk

mengajukan sumbangan pikiran. Satu siswa mulai, mengemukakan

sumbangan pikiran, dan giliran mengemukakan pendapat

diteruskan ke siswa berikutnya, melkukan hal yang sama.

Pair checks

Meminta siswa berpasangan dan menerapkan susunan pengecekan

berpasangan. Versi pengecekan berpasangan ini melibatkan

delapan langkah yang direkomendasikan oleh spencer kagen

Langkah 1 : bekerja berpasangan, tim atau kelompok dibagi

dalam pasangan-pasangan. Satu siswa dalam pasangan itu

mengerjakan lembar kegiatan atau masalah sementara siswa lain

membantu atau melatih.

Langkah 2 : pelatih mengecek, siswa yang menjadi pelatih

mengecek pekerjaan partnernya. Apabila pelatih dan partnernya itu

tidak sependapat terhadap suatu jawaban atau ide, mereka boleh

meinta petunjuk dari pasangan lain.

Langkah 3 : pelatih memuji, apabila partner setuju, pelatih

memberikan pujian.

Langkah 4-6 : bertukar peran, seluruh partner bertukar peran

dan mengulangi langkah 1 – 3.

Langkah 7 : pasangan mengecek, seluruh pasangan tim

kembali bersama dan memebandingkan jawaban.

Page 25: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Langkah 8 : tim meyatakan suka citi bersama, apabila

seluruhnya setuju dengan jawaban-jawaban, anggota tim berjabat

tangan atau melakukan sesuatu sebagai tanda kebersamaan yang

lain.

Keterampilan berperan serta. Dalam pembelajaran kooperatif yang

terdapat beberapa siswa yang terkesan mendominasi, terdapat juga

sebagian siswa lain yang malu-malu. Siswa tersisihkan /yang merasa malu

ini adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan berperan serta dalam

kegiatan kelompok. Hal ini menyebakan ada siswa tertentu yang memilih,

dengan alasan apapun, untuk bekerja sendiri dan menolak berperan serta

dalam kegiatan-kegiatan kelompok kooperatif. Berikut merupakan

beberapa cara untuk melibatkan siswa yang malu,

Meyakinkan agar siswa-siswa malu atau tersisihkan masuk ke

dalam kelompok dengan siswa yang memiliki keterampilan social

yang baik

Meyusun tugas-tugas yang saling bergantung satu sama lain

Menggunakan lembar perencanaan di mana berbagai tugas

kelompok didaftar dengan menampakkan tanggung jawab siswa

untuk menyelesaikan tiap tugas

Adapun kegiatan khusus yang mengajarkan keterampilan berperan serta

adalah, Time token dan high talker tap out.

Time token

Time token membantu membagikan peran serta secara lebih

merata. Tiap siswa diberikan beberapa kupon berbicara dengan

nilai 10 atau 15 detik waktu berbicara. Apabila siswa itu telah

menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbicara lagi. Hal

ini, menghendaki agar siswa yang masih memegang kupon untuk

ikut dalam didkusi itu.

High talker tap out

Adalah tidak seharusnya mendapatkan hanya sebagian kecil siswa

baerperan serta dalam kerja kelompok atau diskusi. Salah satu cara

untuk menghasilkan peran setra yang lebih seimbang adalah

Page 26: Makalah Pembelajaran Kooperatif

menugaskan sstu siswa untuk terus mengamati peran serta tiap

siswa. Apabila pemonitor mengamati siswa tertentu berbicara terus

menerus, ia dapat memberikan nota yang meminta siswa untuk

menyudahi berbicaranya sampai setiap orang mendapat giliran.

2. Keterampilan-keterampilan komunikasi

Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara efektif

bila kerja dari kelompok itu ditandai dengan miskomunikasi. Empat

keterampilan komunikasi yang seharusnya diajarkan kepada siswa untuk

memudahkan komunikasi di dalam seting kelompok adalah mengulang

dengan kalimat sendiri, memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan

mengecek kesan.

Seringkali dalam interaksi kelas, siswa tidak saling mendengarkan satu

sama lain. Melainkan, mereka duduk di dalam kelas menunggu giliran

untuk berbicara atau di dalam kelompok kecil, berbicara atau

menginterupsi terus menerus. Satu cara untuk menghidupkan mendengar

dengan aktif selama diskusi kelas adalah dengan tegas meminta seorang

siswa sebelum berbicara, siswa itu pertama-tama harus mengulang dengan

kalimatnya sendiri apa yang dikatakan oleh siswa yang baru saja

mengakhiri berbicara.

3. Ketermapilan-keterampilan kelompok

Kelompok sebagai suatu kesatuan hrus belajar keterampilan kelompok dan

proses-proses apabila mereka ingin berhasil. Sebelum siswa dapat bekerja

secara efektif di dalam kelompok pembelajaran kooperatif, mereka juga

harus belajar tentang memahami satu sama lain menghormati perbedaan

mereka.

Pembangunan tim. Membantu membangun identitas tim dan

kesetiawanan anggota merupakan tugas penting bagi guru yang

menggunakan kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif. Tugas-tugas

sederhana meliputi memastikan setiap orang saling mengetahui nama

teman di dalam kelompoknya dn meminta para angota menentukan nama

tim. Meminta tim untuk membuat suatu lambing atau menciptakan suatu

logo dapat juga membangun semangat tim diantara anggota.

Page 27: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Langkah 1Menetapkan skor dasar

Setiap siswa diberikan skor berdasarkanskor kuis yang lalu.

Langkah 2Menghitung skor kuis terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini.

Langkah 3Menghitung skorperkembangan

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan di bawah

Interview tim

Meminta setiap siswa menginterview satu siswa lain di dalam tim

(kelas) dan kemudian mempersiapkan suatu perkenalan untuk

orang itu yang akan dipresentasikan ke keseluruhan kelompok atau

kelas.

Lukisan dinding tim

Guru dapat meminta siswa untuk membuat lukisan dinding yang

menunjukkan akan seperti apa tim mereka bekerja sama. Setelah

leukisan terselesaikan, mintalah anggota untuk menjelaskan lukisan

mereka terhadap anggota dari tim lain.

E. Penilaian dan Evaluasi

Penting untuk menggunakan strategi penilaian dan evaluasi yang konsisten tidak

hanya dengan tujuan pembelajaran suatu pelajaran tertentu melainkan juga dengan model

pengajaran tertentu yang sedang diguanakan. Sebagai misal, jika seorang guru sedang

menggunakan pengajaran langsung untuk mengajarkan suatu ketrampilan tertentu, maka

diperlukan tes kinerja untuk mengukur ketuntasan ketrampilan itu dan memberikan umpan-

balik korektif. Demikian juga,apabila tujuan itu adalah untuk mencapai pengetahuan

deklaratif,tes paper-and pencil sering merupakan alat ukur terbaik untuk mengetahui apakah

tujuan itu telah tercapai.Karena model pembelajaran kooperatif bekerja dibawah struktur

pengharagaan kooperatif dan karena banyak pelajaran pembelajaran kooperatif bertujuan

untuk mencapai pembelajaran kognitif dan sosial kompleks,dibutuhkan pendekatan penilaian

dan evaluasi yang berbeda. Beberapa pendekatan itu diuraikan seperti berikut ini.

1. Pengetesan dalam Pembelajaran Kooperatif

Untuk STAD dan versi jigsaw Slavin, guru meminta siswa menjawab kuis tentang

bahan pembelajaran. Dalam banyak hal,butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan suatu

jenis tes objektif paper-and-pencil,sehingga butir-butir itu dapat diskor dikelas atau segera

setelah tes itu diberikan

Gambar dibawah ini menunjukan bagaimana skor individual ditentukan,

Page 28: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Langkah 1Menetapkan skor dasar

Setiap siswa diberikan skor berdasarkanskor kuis yang lalu.

Langkah 2Menghitung skor kuis terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini.

Langkah 3Menghitung skorperkembangan

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan di bawah

Laporan atau presentasi kelompok dapat digunakan sebagai salah satu dasar

untuk evaluasi,dan siswa hendaknya diberi penghargaan untuk dua-

duanya,sumbangan individual dan hasil kolektif.

2. Pemberian Nilai dalam Pembelajaran Kooperatif

Konsisten dengan konsep stuktur penghargaan kooperatif adalah penting bagi

guru untuk menghargai hasil kelompok dua-duanya hasil akhir dan perilaku

kooperatif yang menghasilkan hasil akhir itu.Bagaimanapun juga, tugas penilaian

ganda ini dapat menyulitkan guru pada saat guru mencoba menentukan nilai individu

untuk suatu hasil kelompok. Beberapa guru yang berpengalaman telah menemukan

suatu solusi untuk dilema ini dengan memberikan dua evaluasi bagi siswa, satu untuk

upaya kelompok dan satu untuk tiap sumbangan seseorang individu. Gambar dibawah

ini menunjukan bagaimana seperti apa lembar penyetoran.

Siswa

Waktu

Mei, 23

Waktu

Kuis

Penjumlahan

Kuis

Page 29: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Skor

Dasar

Skor

Kuis

Skor

Peningkata

n

Skor

Dasar

Skor

Kuis

Skor

Peningkata

n

Sara A 90 100 30      

Tom B 90 100 30      

Ursula C 90 82 10      

Danielle

D85 74 0

     

Eddie E 85 98 30      

Natasha

F85 82 10

     

Frans G 80 67 0      

Gambar Lembar Skor Kuis untuk STAD dan Jigsaw

3. Pengakuan terhadap Upaya Kooperatif

Suatu tugas penilaian dan evaluasi penting terakhir yang unik untuk pembelajaran

kooperatif adalah pengakuan terhadap upaya dan halil belajar siswa.Slavin dan para

pengembang di Universitas Jhons Hopkins mencipatakan konsep pengumuman

tempel kelas mingguan untuk digunakan dalam STAD dan Jigsaw.

Akhir-akhir ini,kelompok Jhons Hopkins cenderung untuk mengurangi

persaingan antar tim.Sebagai gantinya menentukan tim pemenang mereka

merekomendasikan pemberian pengakuan tim-tim yang berhasil mencapai kriteria

yang ditetapkan sebelumnya untuk mengevaluasi hasil belajar tim.

Berikut adalah gambar yang menunjukan kriteria yang digunakan beberapa guru

dan sebuah contoh lembar rangkuman kinerja tim. Penentuan dan Penghargaan Skor

Tim dan Lembar Rangkuman Tim.

Langkah 1:

Penentuan skor tim

Skor tim dihitung dengan menambahkan slor

peningkatan tiap-tiap individu anggota tim dan

membagi dengan jumlah anggota tim tersebut.

Page 30: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Langkah 2:

Penghargaan atas presentasi tim

Tiap-tiap tim menerima suatu sertifikat khusus

berdasarkan pada system poin berikut ini.

Rata-rata Tim Penghargaan

15 poin Tim Baik

20 poin Tim Hebat

25 poin Tim Super

Nama Tim: Fantastic Four

Anggota tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sara A.

Eddie E.

Edgar J.

Carol N.

Skor tim total

Rata-rata tim

Penghargaan

30

30

20

20

100

25

Tim

Super

Gambar Penentuan dan penghargaan skor tim dan lembar rangkuman tim.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Page 31: Makalah Pembelajaran Kooperatif

Nur, Mohamad. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.

PDF :

http://eprints.uny.ac.id/1999/1/Skripsi.pdf (di akses pada tanggal 2/2/2013)


Recommended