Download pdf - LBM 1 JIWA

Transcript

Step 71. Bagaimana proses berpikir secara normal ?2. Apakah definisi/ konsep dari gangguan jiwa ?

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran social.

suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg secara klinis bermakna, disertai adanya penderitaan (gejala yg menyakitkan) atau kecacatan (ggn fungsi) atau dg peningkatan resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan secara penting, apapun penyebabnya dianggap sebagai manifestasi dari disfungsi perilaku, psikologis atau biologis pd individu. (DSM-IV pada PPDGJ-III)Konsep gangguan jiwa: Gejala Klinis yang bermakna: Sindrom atau pola perilaku Sindrom atau pola psikologik penderitaan (distress), al: nyeri, tdk nyaman, tdk tentram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll disabilitas (disability) = keterbatasan atau kekurangmampuan dlm aktivitas kehidupan sehari-hari, diperlukan perawatan diri dan kelangsungan hidup, spt: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll

Sumber : Maslim R.2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta.

Apakah gangguan jiwa mungkin ada kerusakan di otak ?Ada dua : organic: defek pada otakNon organic : tidak ada kerusakan pada otak, persepsi yang salah

3. Apakah macam-macam dari gangguan jiwa ?Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III di Indonesia, gangguan jiwa dibagi menjadi : 1. Gangguan mental organic 2. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif 3. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham 4. Gangguan mood/afektif 5. Gangguan neurotic, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress 6. Gangguan kepribadian dan perilaku dewasa 7. Sindroma perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan factor fisik 8. Retardasi mental 9. Gangguan perkembangan psikologis 10.Gangguan perilaku dan emosional dengan onset usia anak dan remaja

Sumber : Maslim R.1998. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta.

SKIZOFRENIABatasan dan Uraian Umum Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gangguan penilaian realita (waham dan halusinasi). Manifestasi Klinik

Gangguan Proses Pikir: Asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat,asosiasi, ekolalia, alogia, neologisme.

Gangguan Isi Pikir: waham, adalah suatu kepercayaan yang salah yang menetap, tidak sesuai dengan fakta dan tidak bisa dikoreksi. Jenis-jenis waham antara lain:

A. Waham kejar

B. Waham kebesaran

C. Waham rujukan

D. Waham penyiaran pikiran

E. Waham penyisipan pikiran

F. Waham aneh

Gangguan Persepsi; Halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi.

Gangguan Emosi; ada tiga afek dasar yang sering diperlihatkan oleh penderita skizofrenia (tetapi tidak patognomonik): Afek datar Afek tumpul Afek labil

Gangguan Perilaku; Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh dan menyeringai ,perilaku ritual, sangat ketolol-tololan, dan agresif serta perilaku seksual yang tak pantas.

Gangguan Motivasi; aktivitas yang disadari seringkali menurun atau hilang pada orang dengan skizofrenia. Misalnya, kehilangan kehendak dan tidak ada aktivitas.

Gangguan Neurokognitif; terdapat gangguan atensi, menurunnya kemampuan untuk menyelesaikan masalah, gangguan memori (misalnya, memori kerja, spasial dan verbal) serta fungsi eksekutif.

SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TRa. Skizofrenia paranoid Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu: Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.

b. Skizofrenia disorganisasi (hebefrenik) Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu: Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek tidak sesuai. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.

c. Skizofrenia katatonik Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau stupor)b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai) yang menonjol.e. Ekolalia atau ekopraksia.

d. Skizofrenia tak terinci Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun tipe katatonik.

e. Skizofrenia residual Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku katatonik atau disorganisasi yang menonjol. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih ringan (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim).

f. Skizofrenia simpleks Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung minimal 1 tahun, dapat berupa:1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton negative3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan socialb. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TRA. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang dari sebulan jika pengobatan berhasil.1. Waham2. Halusinasi3. Bicara disorganisasi4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolitionDapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau lebih suara yang berbicara (voices conversing).B. Disfungsi sosial atau pekerjaanC. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulanD. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan moodE. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umumF. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.

Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III1. Tipe Paranoid (F20.0)a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi dan gangguan persepsi.c. Kriteria diagnosis: halusinasi atau waham harus menonjol gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik yang tidak nyata halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit, mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual. Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau kejar.2. Tipe Hebefrenik (F20.1) Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak. Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan proses piker yang menonjol. Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of purpose).3. Tipe Katatonik (F20.2)a. Jarang ditemukanb. Criteria diagnosis: Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme, kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas, atau command outomatisme.c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu.4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska skizofrenia.5. Tipe Residual (F20.5)a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.b. Kriteri diagnosis: Gejala negative skizofrenia yang menonjol Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang memenuhi criteria skizofrenia Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah menimbulkan sindrom negative. Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi kronis.6. Tipe Simpleks (F20.6)a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.b. Tidak terdapat waham atau halusinasic. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia tipe laind. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik yang nyata.7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)b. Gejala skizofrenia masih tetap adac. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu, memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.

Pedoman Diagnosis Berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ-III

1. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau thought insertion), dan penyiaran pikiran (thought broadcasting).

2. Waham dikendalikan (delusion of being control), waham dipengaruhi (delusion of being influenced), atau passivity, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.

3. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok orang yang sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa bagian tubuh.

4. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan manusia super (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang datang dari planit lain).

5. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus

6. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme.

7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, mutisme, dan stupor.

8. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

9. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Sumber : Maslim R.1998. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta.

Gangguan jiwa non psikotik : Perbedaan antara keduanya psikotic dan non psikotik

4. Apa saja macam-macam stressor yang menyebabkan gangguan jiwa?Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002). Peristiwa atau keadaan yang menantang secara fisik atau psikologis disebut juga dengan stressor. (Sarafino, 2008) Menurut Lazarus & Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor. Menurut Lazarus & Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres yaitu:a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya. b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya.

Ditambahkan Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar.

menurut Alimul (2008), stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan. a. Sumber Stres di Dalam Diri Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan suatu stres. b. Sumber Stres di Dalam Keluarga Stres ini bersunber dari masalah keluarga ditandai dengan adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini akan selalu menimbulkan suatu keadaan yang dinamakan stres.c. Sumber Stres di Dalam Masyarakat dan Lingkungan Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik, dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.

Morris (1990) mengklasifikasikan stressor ke dalam lima kategori, yaitu: (1) Frustasi (Frustration) terjadi ketika kebutuhan pribadi terhalangi dan seseorang gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. frustrasi dapat terjadi sebagai akibat dari keterlambatan, kegagalan, kehilangan, kurangnya sumber daya, atau diskriminasi. (2) Konflik (Conflicts), jenis sumber stres yang kedua ini hadir ketika pengalaman seseorang dihadapi oleh dua atau lebih motif secara bersamaan. Morris (1990) mengidentifikasi empat jenis konflik yaitu,: approach-approach, avoidence-avoidence, approach-avoidence, dan multiple approach-avoidance conflict. (3) Tekanan (Pressure), jenis dari sumber stress yang ketiga yang diakui oleh Morris, tekanan didefinisikan sebagai stimulus yang menempatkan individu dalam posisi untuk mempercepat, meningkatkan kinerjanya, atau mengubah perilakunya. (4) Mengidentifikasi perubahan (Changes), tipe sumber stres yang keempat ini seperti hal nya yang ada di seluruh tahap kehidupan, tetapi tidak dianggap penuh tekanan sampai mengganggu kehidupan seseorang baik secara positif maupun negative (5) Self-Imposed merupakan sumber stres yang berasal dalam sistem keyakinan pribadi pada seseorang, bukan dari lingkungan. Ini akan dialami oleh seseorang ketika ada tidaknya stres eksternal yang nyata.

Derajat dari stressor :Tingkatan stress (Dr. Robert J. Van Amberg,1979)Stress tahap 1 Merupakan tahapan stress yang paling ringan dan menggembirakan / membangun Biasanya ditandai oleh semangat kerja yang berlebih, senang dengan pekerjaannya Secara tidak sadar menyebabkan cadangan energi menipisStress tahap 2 Dampak stress yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap 1 mulai menghilang Timbul keluhan-keluhan lelah yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.Stress tahap 3 Bila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya, maka keluhan lelah semakin nyata Mulai muncul perasaan tidak tenang Meningkatnya ketegangan emosional, insomnia, dan koordinasi tubuh terganggu Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau mengurangi beban stressnya dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit Mulai timbul kelelahan / keluhan fisik semu yang apabila diperiksakan ke dokter seringkali oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnyaStress tahap 4 Tahapan ini terjadi bila seseorang merasakan keluhan semu pada tahap 3 namun tetap memaksakan dirinya untuk bekerja tanpa istirahat yang cukup. Mulai merasakan kebosanan / kejenuhan terhadap pekerjaan yang semula menyenangkan Respon melambat Konsentrasi menurun Timbul rasa takut dan cemasStress tahap 5 Ditandai dengan ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana Ketakutan dan kecemasan semakin meningkat, timbul perasaan bingung dan panikStress tahap 6 Merupakan tahapan klimaks, seseorang sering mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang pada tahapan ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.

5. Apa saja tanda atau gejala seseorang yang mengalami gangguan jiwa?Tanda-tanda gangguan jiwa dapat dilihat dari gejala-gejala gangguan jiwa yang merupakan hasil interaksi yang kompleks antara unsur somatic, psikologik dan sosiobudaya. Gejala gejala inilah sebenarnya menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat terutama pemikiran, perasaan dan perilaku.Gangguan mental dan penyakit mental dalam taraf awal tanda-tandanya sulit dibedakan, bahkan gejala itu kadangkala menampak pada orang normal yang sedang tertekan emosinya dalam batas-batas tertentu. Pada taraf awal sulit dibedakan dengan gejala pada gangguan mental gejala umum yang muncul mengenahi keadaan fisik, mental dan emosi.Menurut Maramis (1990), secara umum tanda-tanda gangguan jiwa adalah berikut:1. Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.2. Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).3. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.4. Sulit dalam berpikir abstrak.Sumber :Maramis, W. F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga University Press. 1990Menurut Sundari (2005), dalam keadaan fisik dapat dilihat pada anggota tubuh seseorang yang menderita gangguan jiwa, diantaranya sebagai berikut:1. Suhu Badan berubah --- Orang normal rata-rata mempunyai suhu badan sekitar 37 derajat celcius. Pada orang yang sedang mangalami gangguan mental meskipun secara fisik tidak terkena penyakit kadangkala mengalami perubahan suhu.2. Denyut nadi menjadi cepat --- Denyut nadi berirama, terjadi sepanjang hidup. Ketika menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan, seseorang dapat mengalami denyut nadi semakin cepat.3. Nafsu makan berkurang --- Seseorang yang sedang terganggu kesehatan mentalnya akan mempengaruhi pula dalam nafsu makan.Keadaan mental dan emosi nampak ditandai dengan:1. Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.2. Halusinasi yaitu pengelaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan itu.3. Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.4. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.5. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada upaya usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas dan selalu terlihat sedih (Sundari, 2005).Sumber :Sundari, Siti. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, Jakarta : Rineka Cipta.

6. Apa saja kelompok gangguan jiwa berat/psikotik dan jelaskan ? PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi. Psikosis dapat terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuannya untuk membedakan apakah yang dialaminya itu pengalaman yang berdasarkan realita atau bukan Suatu gangguan dikatakan psikosis apabila terdapat gejala berupa waham atau halusinasi Gangguan yang termasuk kelompok psikosis adalah skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, gangguan waham, brief psikotik disorder, dan psikosis karena kondisi medis umum atau zat Gangguan yang berhubungan dengan gambaran psikotik adalah mania, depresi, gangguan kognitif, demensia Ggn jiwa psikosis: 2 macam : Psikosis organik, tdpt patologi pd system organ ssp/luar ssp ( demensia, delirium, psikosis post partum ) dll. Psikosis fungsional, tdk terdapat patologi pada sistem organ, yg terganggu fungsi jiwanya atau ggn pd tataran biologi molekuler: sistem sel, reseptor, neurotransmitters ( skizofrenia, skizoafektif, psikosis akut) dll

A. Klasifikasi

Gangguan PsikotikGgn. Psikotik FungsionalGangguan Mental OrganikDeleriumDementia Sindroma Amnestik dan halusinosis organicSindroma waham organicSindroma afektif organicSindroma Kepribadianorganik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat Skizofrenia Gangguan afektif beratGangguan ParanoidPsikosis Non Organik lainnya

DimensiNeurotikPsikotik

Umum Menghindar, maladaptif, kemunduran ringan pada fungsi personal dan sosialGangguan kepribadian berat, kontak dengan realitas terganggu, fungsi personal dan sosial amat terganggu

SimtomAneka simtom psikologis dan somatis, tak disertai halusinasi atau penyimpangan ekstrem lain dalam berpikir, afeksi atau perbuatan. Aneka simtom disertai penyimpangan ekstrem dalam berpikir, afeksi dan perbuatan, seperti delusi, halusinasi dan perilaku tak terkendali.

Orientasi pada waktu, tempat dan orang Jika ada, gangguan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang lain hanya bersifat ringan. Sering terganggu, berupa hilang orientasi.

Pemahaman diri (insight)Sering sadar bahwa tingkah lakunya maladaptif, namun tampak tak mampu mengatasinyaTidak menyadari adanya simtom perilakunya.

Perilaku yang secara fisik merusakJarang berperilaku yang membahayakan atau dapat mencelakakan orang lain. Dalam kasus tertentu, perilakunya membahayakan orang lain.

Asal-usulGagal menguasai kempetensi-kompetensi yang diperlukan atau terlanjur mempeajari perilaku-perilaku yang maladaptif. Hasil belajar yang maladaptif akibat stress atau gangguan biokemis.

Waham-+

Halusinasi-+

Realita testing+-

Sumber : Maslim R.1998. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta.7. Apa saja macam-macam dari waham ? Sifat atau ciri2 waham :1. Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri atau egosentris2. Selalu bertentangan dengan realitas3. Selalu bertentangan dg logika4. Penderita percaya 100% terhadap kebenaran pikiran5. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan rasional Waham agama keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan, diungkapakan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Waham dikejar individu merasa senantiasa dikejar-kejar oleh orang-orang disekitarnya atau sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepadanya. Waham kebesaran klien yakin bahwa ia memiliki kebesaran dan kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Waham somatik klien yakin bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Waham curiga klien yakin bahwa selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Waham cemburu selalu cemburu pada orang lain Waham nihilistik klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Waham Berdosa. Percaya bahwa dirinya berdosa, timbul perasaan bersalah yang luar biasa Waham bizarre, Termasuk dalam waham bizarre, antara lain : Waham sisip pikir/thought of insertion(percaya bahwa seseorang telah menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir/thought of broadcasting(percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, oranglain seakan-akan dapat membaca pikiran penderita); wahamsedot pikir/thought of withdrawal(percaya bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham kendali pikir

Sumber: psikiatri, simtomatologi UNDIP

8. Apakah Hubungan waham bizzar dengan halusinasi akustik?

9. Apakah macam-macam halusinasi ? Halusinasi pendengaran (akustik), berbentuk : Akoasma : suara2 yang kacau balau yang tidak dapt dibedakan secara tegas. Phonema : suara2 yang berbentuk suara yang jelas seperti yang berasal dari manusia, sehingga penderita mendengar kata2 atau kalimat2 tertentu. Halusinasi penglihatan (visual) sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut. Khas dijumpai pd keadaan delirium karena pnykt infeksi akut atau psikosa organic. Halusinasi olfaktorik sering pd Skizofrenia, lesi lobus temporalis. Halusinasi gustatorik (rasa lidah-pengecap)biasanya bersama2 dgn halusinasi olfaktorik Halusinasi taktil (rabaan)sering pd keadaan toksik, missal delirium tremens dan juga pada adiksi kokain Halusinasi haptik (singgungan cenderung seksual) seolah-olah tubuh sendiri bersentuhan secara fisik dengan manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi haptik ini bercorak seksual. Halusinasi kinestatikpenderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya, mengalami perubahan bentukdan bergerak sendiri. sering pd skizofrenia dan keadaan2 toksik, juga pd keracunan mescalin, psilocybin, dan d-LSD-25 Halusinasi autoskopi (merasa melihat dirinya sendiri)

Sumber: psikiatri, simtomatologi UNDIP

10. Mengapa pasien sering marah tanpa sebab dan bicaranya kacau ?11. Apakah ada hubungan 6 bulan pasien dikeluarkan dari pekerjaan dengan penyakit ?12. Mengapa dalam scenario diperiksa juga riwayat penyakit medis umum dan penggunaan zat psikoaktif?13. Bagaimana cara untuk mendiagnosis penderita yang mengalami gangguan jiwa ?Proses diagnosis gangguan jiwa mengikuti prosedur klinis yang lazim dilakukan dalam praktek kedokteran klinis, yaitu meliputi langkah-langkah sebagai berikut : Anamnesis, merupakan pemeriksaan yang terpenting dalam mendiagnosis gangguan jiwa. Ada dua jenis anamnesis yaitu : 1. Alloanamnesis, merupakan anamnesis yang dilakukan kepada keluarga, saudara atau teman dekat penderita dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang : Gejala gangguan jiwa saat ini Riwayat gangguan jiwa sebelumnya Riwayat perkembangan Riwayat penyakit dalam keluarga (nuclear dan extended) Silsilah keluarga Riwayat pribadi penderita Stressor psikososial 2. Autoanamnesis, menggali informasi, tanda dan gejala langsung kepada penderita Menggali gejala yang ada, karena penderita psikotik memiliki insight yang buruk Menggali stressor yang dialami bagi penderita non psikotik Menggali riwayat kehidupan, pekerjaan dan informasi lainnya bagi penderita non psikotik. Pemeriksaan, terdiri dari fisik diagnostic, status mentalis, laboratorium, radiologik, evaluasi psikologik, dan lainnya. Diagnosis, pada pemeriksaan psikiatri diagnosis dibagi kedalam lima aksis sebagai berikut : 1. Aksis I : a. Gangguan klinis b. Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis 2. Aksis II : a. Gangguan kepribadian b. Retardasi mental 3. Aksis III : Kondisi medik umum 4. Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan 5. Aksis V : Penilaian fungsi secara global (GAF)

Sumber : Maslim R.1998. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta.

14. Bagaimana cara menilai score GAF ?a. Aksis I1. Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99)2. Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinisb. Aksis II1. Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi maladaptif)2. Retardasi Mental (F70-79)c. Aksis III1. Kondisi Medik Umumd. Aksis IV1. Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan social, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)e. Aksis V1. Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)

100-91

90-81

80-71

70-61

60-51

50-41

40-31

30-21

20-11

10-1

0Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.

Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang berdebat dengan keluarganya)

Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang tertinggal dalam pelajaran sekolah)

Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti

Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)

Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan kerja)Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi (missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga, berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman, menelantarkan keluarga)

Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)

Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal, usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren atau membisu)

Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas

Informasi tidak adekuat

15. Apa saja terapi obat antipsikotik dan psikososial dan perencanaan pada pasien ?A. Fase Akut Farmakoterapi Pada Fase akut terapi bertujuan mencegah pasien melukai dirinya atau orang lain, mengendalikan perilaku yang merusak, mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya misalnya agitasi, agresi dan gaduh gelisah. Langkah Pertama A. Berbicara kepada pasien dan memberinya ketenangan. Langkah Kedua A. Keputusan untuk memulai pemberian obat. Pengikatan atau isolasi hanya dilakukan bila pasien berbahaya terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta usaha restriksi lainnya tidak berhasil. Pengikatan dilakukan hanya boleh untuk sementara yaitu sekitar 2-4 jam dan digunakan untuk memulai pengobatan. Meskipun terapi oral lebih baik, pilihan obat injeksi untuk mendapatkan awitan kerja yang lebih cepat serta hilangnya gejala dengan segera perlu dipertimbangkan.

Obat injeksi

Olanzapine, dosis 10mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari. Aripriprazol, dosis 9,75mg/injeksi (dosis maksimal 29,25mg/hari), intramuskulus. Haloperidol, dosis 5mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari. Diazepam 10mg/injeksi, intravena/intramuskulus, dosis maksimum 30mg/hari. Tabel 1. Daftar Obat Antipsikotika, Dosis dan Sediaannya

Obat oral Pemilihan antipsikotika sering ditentukan oleh pengalaman pasien sebelumnya dengan antipsikotika misalnya, respons gejala terhadap antipsikotika, profil efek samping, kenyamanan terhadap obat tertentu terkait cara pemberiannya. Pada fase akut, obat segera diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan dan dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu, sampai dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala. Psikoedukasi Tujuan Intervensi adalah mengurangi stimulus yang berlebihan, stresor lingkungan dan peristiwa-peristiwa kehidupan. Memberikan ketenangan kepada pasien atau mengurangi keterjagaan melalui komunikasi yang baik, memberikan dukungan atau harapan, menyediakan lingkungan yang nyaman, toleran perlu dilakukan.B. Fase Stabilisasi 1. Farmakoterapi Tujuan fase stabilisasi adalah mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan (recovery). Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan selama lebih kurang 8-10 minggu sebelum masuk ke tahap rumatan. Pada fase ini dapat juga diberikan obat anti psikotika jangka panjang (long acting injectable), setiap 2-4 minggu.

2. Psikoedukasi Tujuan Intervensi adalah meningkatkan keterampilan orang dengan skizofrenia dan keluarga dalam mengelola gejala. Mengajak pasien untuk mengenali gejala-gejala, melatih cara mengelola gejala, merawat diri, mengembangkan kepatuhan menjalani pengobatan. Teknik intervensi perilaku bermanfaat untuk diterapkan pada fase ini.

C. Fase Rumatan 1. Farmakoterapi Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama kali, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali kekambuhan, terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur hidup.2. Psikoedukasi Tujuan Intervensi adalah mempersiapkan pasien kembali pada kehidupan masyarakat. Modalitas rehabilitasi spesifik, misalnya remediasi kognitif, pelatihan keterampilan sosial dan terapi vokasional, cocok diterapkan pada fase ini. Pada fase ini pasien dan keluarga juga diajarkan mengenali dan mengelola gejala prodromal, sehingga mereka mampu mencegah kekambuhan berikutnya.

Sumber :PDSKJI, Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia, 2011

Psikotik:Organic & non organichalusinasiwahamsosialpsikisGgn.fisikstressorNon psikotikGangguan jiwagejala