LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK`
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Tanggal lahir : 11 januari 1990
Umur : 23 thn
Jenis Kelamin : Lelaki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bugis
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Perumnas Sudiang
Autoanamnesis : Senin, 4 november 2013
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
I. Keluhan utama : Cemas
II. Riwayat gangguan sekarang :
Pasien datang ke poli dengan keluhan cemas dialami sekitar 7 bulan
yang lalu. Sering keringat dingin, merasa jantung berdebar-debar, sesak
nafas, sering sakit kepala, leher terasa tegang, sering mual, mudah lelah,
nafsu makan menurun, dan pasien juga mengeluh sulit berkonsentrasi.
Pasien sulit tidur, dan terkadang sering mimpi buruk di malam hari. Pasien
sering mengeluh takut bepergian sendiri jika tidak ada orang yang terdekat
menemani.
Gejala di awali 8 bulan yang lalu. Saat itu, pasien mengeluh
mengalami pusing dikarenakan dari kemarin belum makan karena dia
1
harus mempersiapkan diri untuk ikut ujian susulan esok harinya, sehingga
malamnya pasien begadang untuk belajar. Karena tidak makan itulah saat
akan mengikuti ujian pasien mengalami muntah hebat dikampus, di
koridor kampus pasien tiba-tiba pusing dan muntah-muntah bahkan
sempat tak sadarkan diri. Pasien saat itu sendiri, dan merasa takut karena
tak ada yang menolong. Sejak saat itu pasien sering mengeluh cemas jika
hendak bepergian sendiri. Pasien tidak takut akan keramaian. Pasien takut
muntah hebat lagi. Takut tak ada yang menolongnya seperti dulu, dan
takut mati. Pasien sudah memeriksakan keluhannya ke dokter, dan
dinyatakan pasien menderita maag. Sering kali jika pasien ingin bepergian
esoknya, dimalam harinya pasien sering membayangkan kejadian
muntahnya akan terulang lagi, sehingga pasien selalu waspada ketika
bepergian. Pasien tidak memiliki riwayat mendengar suara atau hal-hal
yang mengomentari tentang dirinya ataupun merasa seperti ada yang
memerintah atau mengendalikan dari luar dirinya. Pasien sekarang jarang
beraktifitas seperti biasanya, jarang bergaul dengan teman-teman seperti
dulu. Pasien lebih suka menyendiri dikamar. Menurutnya itu tempat yang
aman. Sebelum kejadian itu, 2 tahun yang lalu ibu pasien meninggal, dan
bapak pasien menikah lagi. Pasein sering merasa sedih dan menangis jika
mengingat ibunya. Selain itu, Pasien pernah di operasi di bagian kaki
karena fraktur setelah kecelakaan 1 tahun yang lalu. Dan riwayat merokok
sejak SMP kelas 1 namun berhenti setelah kakinya di operasi karena
dokter yang merawat menyuruh pasien untuk berhenti merokok.
2
Selama ini pasien belum pernah berobat ke dokter dan tempat lainnya
terkait dengan penyakit yang dideritanya.
Hendaya / disfungsi :
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pendidikan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial :
Stressor psikososial tidak jelas
Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan
psikis sebelumnya :
Kejang (-)
Infeksi (-)
Trauma (-)
Napza (+), merokok Sejak SMP kelas 1,berhenti sekitar 1 tahun lalu.
III. Riwayat gangguan Psikiatrik sebelumnya :
Tidak ada riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.
IV. Riwayat kehidupan pribadi :
Riwayat prenatal dan perinatal (0-1tahun)
Pasien lahir pada tanggal 11 januari 1990 di Puskesmas. Lahir cukup bulan
dan persalinan ditolong oleh Bidan. Selama masa kehamilan, ibu pasien
dalam keadaan sehat. Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur.
Riwayat masa kanak-kanak awal ( usia 1 – 3 tahun )
3
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak lain seusianya, Pasien mendapatkan kebutuhan
gizi yang cukup. Pasien mendapatkan asi sejak usia 6 bulan.
Riwayat masa kanak-kanak pertengahan ( usia 4 – 11 tahun )
Pasien bersekolah di salah satu sekolah dasar di daerah Pinrang. Semasa
sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien memiliki
banyak teman dan prestasi pasien di sekolah biasa-biasa saja
Riwayat masa kanak-kanak akhir dan Remaja ( usia 12 – 18 tahun )
Pasien melanjutkan SMP dan SMA di pinrang. Semasa sekolah pasien
dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien banyak memiliki teman,
karena pasien termasuk orang yang ramah dan suka bergaul.
Riwayat masa dewasa
Pasien melanjutkan kuliah di salah satu Universitas negeri di makassar.
Mengambil jurusan Teknik mesin dan saat ini dalam proses menyusun
skiripsi.
Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah dan pernah punya hubungan yang dekat dengan
perempuan tapi hubungannya sudah berakhir.
V. Riwayat kehidupan keluarga :
Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara (♂,♂ ,♀). Hubungan
dengan keluarganya baik. Ayah pasien adalah seorang wiraswasta yang
sudah menikah lagi setelah ibunya meninggal. Ibunya adalah seorang ibu
rumah tangga, namun telah meninggal 2 tahun lalu. Ibu tiri ada, namun
4
sejak 3 bulan yang lalu pergi meninggalkan pasien dan keluarganya.
Pasien ramah dan senang bergaul.
VI. Situasi Sosial sekarang :
Pasien tinggal bersama bapaknya dan 2 orang saudaranya. Ibu pasien
sudah meninggal 2 tahun yang lalu dan bapaknya menikah lagi dengan
seorang wanita. Hubungan dengan ibunya cukup baik, tapi sekitar 3 bulan
yang lalu ibu pasien pergi dari rumah dan tidak pernah pulang karena ikut
pada Lembaga Dakwah. Semenjak ibunya pergi urusan rumah berantakan.
VII. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :
Pasien merasa dirinya sakit, ingin berobat dan sembuh (Tilikan derajat 6).
II. STATUS MENTAL
I. AUTOANAMNESA (Senin, 4 november 2013 di Poli Jiwa RSUD
Daya)
(DM; dr muda, P: pasien)
DM : Selamat siang.
P : Selamat siang dok.
DM : Perkenalkan nama saya Harry, saya dokter muda yang bertugas di
sini. Kalau boleh tahu nama anda siapa?
P : S dok.
DM : Datang ke sini sendirian?
P : Iya dok.
DM : Tanggal berapa anda lahir?
P : Tanggal 11 januari 1990 dok.
5
DM : Oh jadi umur anda sekarang 23 thn yah?
P : iya dok.
DM : Anda tinggal dimana dan bersama siapa?
P : Di perumnas Sudiang saya tinggal bersama Bapak dan dua
saudara saya
DM : Apa aktivitas anda sekarang?
P : Saya mahasiswa di salah satu Universitas negeri disini dok. Saya
mengambil jurusan Teknik Mesin. Sudah semester 8 saya lagi
menyusun skripsi dok.
DM : Baik, mungkin ada yang bisa saya bantu?
P : Saya sering merasa cemas dok.
DM : Sejak kapan anda merasa cemas?
P : Sejak 7 bulan terakhir ini dok, saya sudah berobat kesini
sebelumnya.
DM : Keluhan apa lagi yang anda rasakan?
P : Saya merasa sering berkeringat dingin, jantung berdebar-debar,
sering sakit kepala, leher terasa tegang, sesak nafas sering mual,
susah tidur, nafsu makan kurang. Dikampus juga saya suli
berkonsentrasi dan mudah lelah dok.
DM : Pada keadaan apa saja,anda merasakan keluhan tadi?
P : Hanya pada saat saya ingin keluar rumah atau bepergian ke kampus.
Antar adik saya Ke Sekolah.Saya pasti langsung merasa cemas
ketika saya sampai di tujuan. Saya takut muntah lagi dok
DM : Bisa anda cerita,kenapa anda bisa merasa Cemas?
6
P : Begini dok, sekitar 8 bulan yang lalu, saya kekampus. Hari itu
ada ujian susulan. Ketika saya berjalan di koridor, tiba-tiba saya
merasa lemas, pusing, keringat dingin, mual. Dan ketika sudah
dekat ruangan dosen, saya tiba-tiba muntah-muntah. Saya takut
sekali dok, sebab saya sempat pingsan dan ketika saya bangun
tidak ada siapa-siapa.Saya sangat takut, saya pikir saya mati.
DM : Apakah ada lagi hal yang membuat anda cemas?
P : Saya takut sekali dok,saya tidak tau apa yang saya takutkan. Hanya
saya langsung keringat dingin apabila saya keluar rumah, maka
dari itu saya jarang keluar. Saya juga jarang masuk kampus.
DM : Apakah anda biasanya tiba-tiba sedih?
P : Iya dok.
DM : Bisaka anda bercerita?
P : Sekitar dua tahun yang lalu, ibu saya meninggal dunia. Saya
sangat terpukul dengan hal ini. Beberapa bulan kemudian bapak
saya menikah lagi.
DM : Bagaimana hubungan anda dengan ibu anda sekarang?
P : Cukup baik, tapi sekitar lima bulan yang lalu beliau ikut
lembaga dakwah dan pergi dari rumah dan tak pernah kembali.
Itu membuat saya kadang marah dan sedih.
DM : Jadi sekarang anda tinggal dengan siapa?
P : Bapak dan kedua saudara saya.
DM : Apakah anda pernah mendengar suara-suara seperti memanggil
anda,menyuruh anda,atau mendengar bunyi?
P : Selama ini tidak pernah dok,sy hanya merasa cemas takut kalau
saya muntah di tempat umum dok dan tidak ada yang menolong.
DM : Kalau melihat bayangan –banyangan?
P : Tidak pernah Dok
DM : Apakah anda pernah merasa sangat senang sekali,tertawa,
melompat atau sangat sedih sekali?
7
P : Perasaan senang, iya dok, tapi tidak sampai saya tertawa sendiri
dan melompat. Wajar saja dok, tapi jika perasaan sangat sedih
pernah dok.
DM : Kapan itu?
P : Pada saat ibu saya meninggal dua tahun yang lalu dok.
DM : berapa lama anda merasa terbawa kesedihan yang berlarut-larut?
P : Kurang lebih sekitar tiga bulan dok, tapi setelah itu hingga
sekarang masih sedih,tapi saya bisa atasi dok tidak seperti
dulu.saya sering menangis kalau ingat ibu.
DM :Bagaimana waktu anda lahir,normal?
P : Iya dok,normal.dan persalinan dibantu oleh bidan
DM : Anda anak keberapa dan berapa bersaudara?
P : Saya anak ke dua dari tiga bersaudara ♂,♂,♀
DM : Bagaimana hubungan anda dengan orang tua dan saudara?
P : Saya rasa baik dok, sebab saya jarang bertengkar dengan adik
saya. Hubungan dengan bapak juga sangat baik, tapi dengan ibu
sekarang kurang baik karena dia pergi meninggalkan saya, bapak
dan saudara saya dok.
DM : Apakah anda masih bergaul dengan teman-teman?
P :Sudah sangat jarang dok, semenjak kejadian di kampus pada saat
saat saya muntah hebat dok.
DM : Kalau anda dirumah apa yang anda biasa lakukan?
P : Tidak ada dok,saya hanya suka diam-diam dikamar, tidur.
DM : Bagaimana dengan nafsu makan anda?
P : akhir-akhir ini saya kurang nafsu makan dok.
DM :Apakah anda merokok?
P : Iya dok, saya merokok sejak SMP tapi sudah berhenti sejak 2
tahun.
DM : Kenapa anda berhenti merokok?
P : Sebab sekitar 1 tahun yang lalu, kaki saya di operasi karena
kecelakaan. Dokter mengatakan jika kakiku ingin sembuh harus
8
berhenti merokok. Pada saat itu saya mulai stress dok. Mungkin
saya belum bisa beradaptasi yah dok.
DM : Maaf kalau boleh tahu anda waktu kecelakaan apakah terbentur
kepalanya sampai pingsan?
P : Tidak dok.
DM : Pernah mengkomsumsi obat-obatan yang mungkin bikin anda
melayang?
P : Tidak pernah dok.
DM : Apakah anda pernah Sakit sampai berobat kedokter atau dirawat
di rumah sakit?
P : Pernah dok. Saya di rawat karena kecelakaan dan kakiku
dioperasi dok, dipasangi besi karena patah.
DM : Selain itu?
P : waktu saya muntah hebat dok, saya kedokter dan dokter
mengatakan jika saya terserang penyakit maag dan Influenza.
DM : Saya rasa cukup. jangan banyak berfikir.kalau perasaan cemas
itu datang lagi ketika anda hendak berpergian. Usahakan dilawan.
Beranikan diri anda. Sekaligus anda di bantu dengan obat yang
dokter berikan.
P : Iya dok,terima kasih banyak.
II. Deskripsi Umum:
1. Penampilan:
Tampak seorang lelaki, wajah sesuai dengan umur,tinggi badan 170
cm, agak kurus dengan penampilan kurang rapi, memakai baju lengan
pendek warna hitam dengan jeans panjang dan memakai tas ransel.
Rambut pendek berwarna hitam yang juga acak-acakan.
2. Kesadaran :
Cukup Baik(pasien Kooperatif)
9
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
Ekspresi wajah cemas, gelisah sering memegang tangannya, terlihat
sesak dan menggoyang-goyang kakinya dan bila diajak bicara mata
tidak memfokus ke satu tempat dan sering melihat-lihat ke sekeliling.
4. Pembicaraan :
Pasien menjawab spontan,lancar,intonasi biasa, dengan nada yang
biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa :
Cukup Kooperatif
III. Keadaan Afektif (mood), Afek (perasaan),keserasian dan empati:
1. Mood : Cemas
2. Afek : Cemas
3. Keserasian: Serasi
4. Empati : Dapat di rabarasakan
IV. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum,dan kecerdasan :
Sesuai dengan taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi :
Baik
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang) :
Tidak terganggu
4. Daya ingat :
a. Jangka panjang : Baik
10
b. Jangka pendek : Baik
c. Sesaat : Baik
5. Pikiran abstrak :
Tidak terganggu
6. Bakat kreatif :
Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri :
Kurang
V. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ditemukan
2. Ilusi : Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
4. Derealisasi : Tidak ditemukan
VI. Proses Berpikir :
1. Arus Pikiran:
a. Produktivitas : cukup
b. Kontinuitas : Relevan dan koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran :
a. Preokupasi : Tidak Ditemukan
b. Gangguan isi pikiran :
Waham : Tidak Ditemukan
11
VII. Pengendalian Impuls :
Tidak Terganggu
VIII. Daya Nilai:
1. Norma sosial : Tidak terganggu
2. Uji Daya Nilai : Tidak terganggu
IX. Tilikan (insight) : Pasien sadara jika dirinya sakit dan butuh pengobatan
(Tilikan derajat 6).
X. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik:
Tekanan darah : 120/90 mmHg, nadi 68 x/menit kuat angkat, frekuensi
pernapasan 20 x/menit, suhu 36,7oC, konjungtiva pucat, sclera tidak
ikterus.
Pemeriksaan Neurologis :
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang lelaki, wajah sesuai dengan umur, tinggi badan 170 cm,
agak kurus dengan penampilan kurang rapi. Memakai baju lengan pendek
warna hitam dengan jeans panjang dan memakai tas ransel. Rambut
pendek berwarna hitam yang juga acak-acakan. Nampak perawatan diri
kurang. Pasien datang ke poli dengan keluhan cemas dialami sekitar 7
bulan yang lalu. sering berkeringat dingin, merasa jantung berdebar-debar,
sesak nafas, sering sakit kepala,leher terasa tegang, sering mual, susah
tidur dan terkadang sering mimpi buruk di malam hari. Nafsu makan
12
kurang. Pasien juga mengeluh kurang konsentrasi. Pasien sering mengeluh
takut bepergian sendiri jika tak ada orang yang terdekat menemani. Pasien
tidak takut akan keramaian. Pasien takut muntah hebat lagi. Takut tak ada
yang menolong, takut mati. Pasien selalu merasa cemas, sehingga pasien
selalu waspada ketika bepergian. Pasien tidak memiliki riwayat mendengar
suara atau hal-hal yang mengomentari tentang dirinya ataupun merasa
seperti ada yang memerintah atau mengendalikan dari luar dirinya Ppasien
jarang beraktifitas seperti biasa, jarang bergaul dengan teman-teman
seperti dulu. Pasien lebih suka menyendiri dikamar, menurutnya itu tempat
yang aman. 2 tahun yang lalu ibu pasien meninggal, dan bapak pasien
menikah lagi. Pasein sering merasa sedih dan menangis jika mengingat
ibunya.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki kesan
kurang rapi, kesadaran baik, perilaku dan aktifitas psikomotorik tentang
pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa, dan kooperatif, mood pasien
cemas, afek pasien Appropriate, empati dapat dirabarasakan dan
keserasian serasi.
Fungsi intelektual baik, gangguan, persepsi tidak ditemukan,
produktivitas cukup , kontunitasnya relevan dan koheren, prekokupasi dan
gangguan isi pikir tidak ditemukan.
Pemeriksaan fisis ditemukan Tekanan darah : 120/90 mmHg, nadi
68 x/menit kuat angkat, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu 36,7oC,
konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus.
13
EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesa, didapatkan adanya gejala klinis
yang bermakna yaitu cemas, berkeringat dingin, merasa jantung
berdebar-debar, sesak nafas, sering sakit kepala, leher terasa tegang,
sering mual, susah tidur, nafsu makan menurun, konsentrasi
menurun ,pasien sering merasa takut. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan (distress) pada menimbulkan hendaya sosial, pendidikan,
namun tidak menganggu penggunaan waktu senggang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan jiwa.
Berdasarkan pemeriksaan mental tidak didapatkan halusinasi dan
waham sehingga dikategorikan Gangguan jiwa non psikotik.
Dari status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga kelainan organik dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai
Gangguan jiwa non psikotik non organik.
Pada pasien ditemukan adanya rasa cemas yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu dan mencakup gejala-
gejala seperti kecemasan (gelisah, keringat dingin, sakit kepala, leher
terasa tegang, mual, merasa sedih, kadang menangis, dan rasa takut),
jantung berdebar-debar, sakit kepala, maka berdasarkan PPDGJ III
14
pasien ini masuk dalam kategori Gangguan Campuran Anxietas dan
depresi (F 41.2)
Aksis II
Pasien sebelumnya adalah orang yang ramah, senang bergaul dan
memiliki banyak teman. Ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Stressor psikososial tidak jelas
Aksis V
GAF Scale 70-61 (Gejala ringan & menetap,disability ringan dalam
fungsi secara umum baik).
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna.
Namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka
pasien memerlukan farmakoterapi.
Psikologik : Ditemukan adanya gejala ringan serta adanya hendaya
sosial dan pekerjaan sehingga diperlukan terapi psikoterapi suportif.
Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial,
pekerjaan sehingga memerlukan sosioterapi.
PROGNOSIS
Bonam
Faktor Pendukung :
15
Tidak ada kelainan organobiologik
Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
Keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien
Keinginan pasien untuk sembuh dan berobat
Tingkat pendidikan yang cukup tinggi
Faktor penghambat :
Umur pasien masih muda.
Stressor psikososial tidak jelas
Pasien belum bekerja
Faktor sosioekonomi pasien yang tidak terlalu baik
DISKUSI PEMBAHASAN
Menurut PPDGJ III pedoman diagnostic gangguan cemas adalah :
a. penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau mengambang)
b. gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti telur diujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai);
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, mulut kering, dsb);
16
c. adanya gejala-gejala yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas.
Berdasarkan PPDGJ III F41 Gangguan Anxietas Lainnya
menjelaskan bahwa:
Manifestasi anxietas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada
situasi lingkungan tertentu saja.
Dapat disertai gejala-gejala depresif dan obsesif, bahkan juga beberapa
unsur dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan.
Berdasarkan PPDGJ III F41.2Gangguan Campuran Anxietas
dan Depresi menjelaskan bahwa:
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala
otonomik ,harus ditemukan walaupun harus tidak terus
menerus,disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis pasien Gangguan
Campuran Anxietas dan Depresi(F41.2) harus memenuhi pedoman
diagnostik, yaitu:
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-
masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat
untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa
gejala otonomik, harus ditemukan walaupun hasus tidak terus
menerus,disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
17
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,
maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya
atau gangguan anxietas fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat
untuk menegakkan diagnosis maka kedua diagnosis tersebut harus
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan
yang jelas maka harus digunakan kategori F.43.2 gangguan
penyesuaian.
Dari hasil pemeriksaan mental ditemukan gejala Anxietas dan
depresi yang masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup berat.dan tidak ditemukan Gangguan isi pikir dan gangguan
realitas.sehingga pasien di diagnosis dalam kategori Gangguan campuran
Anxietas dan Depresi (F41.2)
RENCANA TERAPI
Psikofarmakoterapi :
1. Alprazolam 0,5 mg 3x1
2. Kalxetin 20 mg 1-0-0
Psikoterapi suportif:
a. Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa
lega.
b. Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang pe nyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan
18
memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar
tetap minum obat secara teratur
c. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang
terdekat pasein tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan
sosial sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.
19