22
aBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECEMASAN 1. Defenisi Cemas Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah ganggun alam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realistis (reality testing Ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan pribadi (spilliting personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan (ansietas) adalah sekolompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas (Videbeck Sheila L, 2008, hal 307). Kecemasan adalah emosi yang paling sering dialami, berupa kekhawatiran atau rasa takut yang tidak dapat dihindari dari hal-hal yang berbahaya dan dapat menimbulkan gejala-gejala atau respon tubuh. Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : Gangguan Cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder / GAD), Universitas Sumatera Utara

Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

aBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KECEMASAN

1. Defenisi Cemas

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah ganggun alam perasaan ketakutan atau

kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam

menilai realistis (reality testing Ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak

mengalami keretakan pribadi (spilliting personality), perilaku dapat terganggu tetapi

masih dalam batas-batas normal.

Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan (ansietas) adalah sekolompok kondisi yang

memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon

perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas

(Videbeck Sheila L, 2008, hal 307).

Kecemasan adalah emosi yang paling sering dialami, berupa kekhawatiran atau

rasa takut yang tidak dapat dihindari dari hal-hal yang berbahaya dan dapat

menimbulkan gejala-gejala atau respon tubuh.

Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan

komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara

klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : Gangguan Cemas

(anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder / GAD),

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic (Phobik disorder), dan gangguan

obsesif-komplusif (obsessive-complusive disorder).

Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut

maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita

dan pria 2 banding 1. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan

menderita gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang

kepribadian pencemas resiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari orang

yang tidak berkepribadian pencemas.

Perkembangan kepribadian (personality development) seseorang dimulai dari

sejak usia bayi sampai usia 18 tahun dan tergantung dari pendidikan disekolah dan

pengaruh lingkungan dan pergaulan sosialnya serta pengalaman - pengalaman

kehidupan nya. Seseorang menjadi cemas terutama akibat proses imitasi dan

identifikasi dirinya terhadap orang tuanya, dari pada pengaruh keturunan (genetika).

2. Kepribadian Pencemas

a. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak

mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang

tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan

menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian

pencemas, yaitu antara lain : Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)

c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung)

d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain

e. Tidak mudah mengalah “sering ngotot”

f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah

g. Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir yang

berlebihan terhadap penyakit

h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisir)

i. Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu

j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang

k. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris

3. Tingkat kecemasan

Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap

tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan

individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat

kecemasan atau pun ansietas yaitu :

a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada

hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting.

c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung

untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu

memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan

terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak

mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan

disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan

dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi

kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart & Sundent, 2000).

Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses informasi

belajar dan menyelesaikan masalah. Keterampilan kognitif mendominasi tingkat ansietas

ini.

Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik, keterampilan bertahan

yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensive terjadi, dan keterampilan kognitif

menurun signifikan. Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan

melakukan pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat,

mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas dan kemarahan atau

menggunakan cara psikomotor emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda-

tanda vital meningkat, pupil membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang

masuk, dan satu-satu nya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu tersebut.

Sisi negatif ansietas (kecemasan) atau sisi yang membahayakan ialah rasa

khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini

menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut dan individu melakukan fungsinya

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis

gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya,

melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu

sehingga mengakibat kan perilaku maladatif dan distabilitas emosional.

Tabel 2.1 Respon Fisik Kecemasan

No Tingkat ansietas

Respon fisik Respon kognitif Respon emosional

1 Ringan (1) Ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian, rajin

Lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal.

Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, aktivitas menyendiri, terstimulasi, tenang

2 Sedang (2) Ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil dilatasi mulai keringat, sering mondar-mandir, memukulkan tangan, kewaspadaan dan ketegangan meningkat, suara berubah bergetar dann nada suara tinggi, sering berkemih, sakit kepala, dan pola tidur berubah, nyeri punggung,

Lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, focus terhadap stimulasi meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan pemikiran.

Tidak nyaman, murah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak sabar, gembira.

3 Berat (3) Ketegangan otot berat, hipervetilasi,

Lapang persepsi terbatas, proses

Sangat cemas, agitasi, takut,

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

kontak bulu mata buruk, pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan sembarangan, rahang menegang, mengertak gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-mandir, berteriak, meremas tangan, gemetar.

berfikir terpecah-pecah, sulit berfikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan informasi, hanya memperlihatkan ancaman, prekupasi dengan fikiran sendiri, egosentris

binggung, merasa tidak adekuat, menarik diri, penyangkalan, ingin bebas,

4 Panik (4) Flight, fight (keinginan untk pergi selamanya), ketegangan otot sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menuruun, tidak dapat tidur, hormone strees dan persepsi neurotransmitter bekurang, wajah menyeringai, terngganga.

Persepsi sangat sempit, fikiran tidak logis, terganggu, kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, focus pada fikiran sendirjadi,i, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, ilusi mungkin terjadi.

merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil yang buruk,

B. BAYI PREMATUR

1. Defenisi Prematur

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Bayi prematur yaitu bayi yang lahir pada usia gestasi sebelum 37 minggu atau

kurang (Obstetri Williams, 2006). Bayi prematur adalah bayi dengan berat badan lahir

< 2500 gram (bayi kecil). (Nikolaus T Miller, 2008).

Bayi yang sangat prematur (extremely prematur) adalah bayi dengan masa

gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup. Bayi pada derajat prematur sedang

(moderately prematur) 31-36 minggu kesanggupan hidup jauh lebih.

Borderleni prematur masa gestasi 37-38 minggu mempunyai sifat prematur dan

matur berat badan sama dengan matur tetapi sering timbul problematic sama yang

dihadapi bayi prematur (Sarwono, 2005).

2. Persalinan Prematur

Defenisi persalinan menurut WHO adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan

berusia lengkap 37 minggu. Konsep prematuritas mencakup ketidak matangan biologis

janin untuk hidup diluar rahim ibunya. Maturitas adalah suatu proses peningkatan

tumbuh kembang janin sehingga sempurna dan dapat hidup di dunia luar (Firman F

Wirakusumah, 2009)

Persalinan prematur mempunyai penyebab multifaktorial dan bervariasi sesuai

usia kehamilan. Hal-hal penting penyebab persalinan prematur antara lain stress, infeksi

saluran genital ibu, dan infeksi sistematik, iskemi plasenta atau lesi vascular, dan

overdistensi uterus. Hal tersebut bila dilihat dari faktor pencetus dan mediatornya

mempunyai sebab berlainan tetapi semuanya menyebabkan hasil akhir yang sama yaitu

kontraksi uterus dan persalinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Hewan percobaan sangat membantu dalam menjelaskan tentang penyebab

persalinan prematur dan sekuele neonatal karena prematuritas, terutama tentang infeksi

intra uterin. Penggunaan hewan percobaan tersebut akan membantu dalam

perkembangan penanganan yang rasional dan efektif serta strategi pencegahan

persalinan prematur (Budi Handono, 2009).

3. Pencegahan Persalinan Prematur

a. Pencegahan Primer

1). Faktor Ibu

a). Riwayat persalinan

Tidak semua faktor resiko pada ibu dapat ditanggulangi. Banyak nya faktor

resiko menyulitkan pencegahan, demikian pula kebanyakan faktor ibu sulit

ditanggulangi secara medis misalnya paritas, sosio-ekonomi, pekerjaan ibu dan

Karakteristik ibu.

b). Paritas

Ada kecendrungan peningkatan kejadian prematuritas dan berat lahir rendah

pada nullipara. Bagaimana paritas secara mekanisme biologis mempengraruhi kejadian

prematuritas belum diketahui. Pernah melahirkan bayi premature / berat badan lahir

rendah meningkat kan resiko 5-6 kali. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

mengurangi faktor resiko lain, mengawasi tanda-tanda persalinan dan segera

mengatasinya.

c). Jarak antar kehamilan

Berbagai teori diajukan mengenai efek jarak antar kehamilan (jarak antara

persalinan terakhir dengan awal kehamilan berikutnya) dengan kejadian persalinan

preterm. Jarak antar kehamilan yang pendek mengurangi cadangan nutrisi ibu sehingga

akan menurunkan berat badan janin dan akan meningkatkan stress ibu sehingga

meningktkan resiko persalinan preterm.

d). Riwayat pernah persalinan prematur

Persalinan prematur dan riwayat lahir dengan berat badan rendah mempunyai

kecendrungan berulang dalam keluarga. Bloom dkk, selama 11 Tahun meneliti wanita

yang mempunyai riwayat prematuritas dan mendapatkan angka kejadian prematuritas

lebih tinggi dibandingkan ibu hamil tanpa riwayat persalinan premature baik dengan

pecah ketuban atau tanpa pecah ketuban.

2). Faktor demografi

a). Faktor ras

Peran faktor ras dihubungkan dengan stress pola hidup atau adat istiadat,

persalinan prematur pada kulit hitam di amerika serikat jauh lebih atau dibandingkan

kulit putih.

b). Faktor usia

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Mekanisme biologis peningkatan kejadian persalinan prematur pada ibu remaja

diterangkan sebagai berikut, peredaran darah menuju servik dan uterus pada remaja

umumnya belum sempurna dan hal ini menyebabkan pemberian nutrisi pada janin

genital menyebabkan infeksi meningkat yang akan menyebabkan persalinan prematur

meningkat. Peran hormonal gonad pada remaja juga dapat menyebabkan menstruasi

yang iraguler. Beberapa remaja hamil dapat menduga kehamilan muda dengan

perdarahan sebagai haid yang ireguler sehingga terlambat datang untuk pemeriksaan

kehamilan. Nutrisi remaja juga berperan karena remaja masih membutuhkan nutrisi yang

akan dibagi pada janinnya dibanding ibu dewasa yang tidak membutuhkan lagi nutrisi

untuk tumbuh.

3). Faktor nutrisi ibu

Nutrisi yang tidak mencukupi diyakini dapat menganggu pertumbuhan janin.

Tercukupinya nutrisi janin tergantung dari banyak factor dan mekanisme regulasi antara

lain asupan nutrisi ibu, pasokan nutrisi ke uterus dan plasenta, transport nutrient melalui

plasenta, pengambilan nutrient oleh fetus, dan regulasi nutrient oleh fetus. Hubungan

nutrisi ibu dengan janin sudah jelas dan sering diteliti, dimulai dari perang duniake II

yang membuktikan bahwa gizi ibu yang buruk berhubungan dengan gangguan

pertumbuhan janin.

Ibu dan janin dengan kurang gizi dapat mengalami stress dan berakhir dengan

persalinan prematur. Suplemen yang harus dikonsumsi ibu hamil agar mencegah

persalinan prematuritas sebagai berikut: suplemen zat besi, suplemen folat, suplement

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

kalsium, suplemen magnesium dan zinc, supplement vitamin D, multivitamin, minyak

ikan (fish oil).

4). Faktor Antropometri

a). Kenaikan berat badan selama hamil

Pertambahan BB selama hamil mencerminkan kenaikan jaringan uterus,

plasenta, janin, cadangan lemak ibu, volume plasma ibu dan payudara. pertambahan BB

ibu yang adekuat menghambat terjadinya prematuritas, BBLR, PJT.

b). Tinggi ibu

Tinggi badan ibu merupakan determinan berat badan bayi, tidak berhubungan

dengan kejadian prematuritas.

5). Faktor lainnya

Faktor sosioekonomi, faktor kelelahan fisik, faktor stress, faktor koitus dapat

mengakibatkan persalinan prematur.

6). Faktor medik

Keadaan ibu, kondisi yang mempengaruhi kehamilan, serta infeksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

b. Pencegahan Sekunder

1). Deteksi dini persalinan prematur (Pendidikan, pertanda klinis)

2) Terapi (Istirahat, hidrasi, sedas, peranan progesteron, pengikatan servik,

pemberian antibiotik, inhibisi kontraksi. )

c. Pencegahan Tersier

1). Merujuk ibu

Rujukan perinatal bayi preterm terutama dengan usia <27 minggu kehamilan

pada pusat rujukan tersier menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas neonatal

secara bermakna.

2). Kortikosteroid

Pemberian kortikosrteroid antenatal pada ancaman persalinan prematur

dianjurkan untuk meningkatkan survival bayi prematur.

3) Terapi maternal

Pemberian oksigen pada ibu dan pemberian nutrient lewat cairan amnion atau tali

pusat merupakan intervensi yang telah dicoba di Negara maju, namun masih kurang

informasinya dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang kegunaannya.

4. Faktor penyebab ibu cemas memiliki bayi prematur

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

a. Karakteristik klinis bayi prematur

Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan

45cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi

kurang dari 37 minggu. Tampak luar sangat bergantung pada maturitas atau lama nya

masa gestasi itu. kepala relative lebih besar dari pada badannya, kulitnya tipis,

transparan, lanugo banyak, lemak, subkutan kurang, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-

ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus testiskulorum biasanya belum

sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia mayora. Pembuluh darah kulit

banyak terlihat dan peristaltis usus pun dapat terlihat. Rambut biasanya tipis, halus dan

teranyam sehingga sulit terlihat satu persatu. Tulang rawan dan daun telinga belum

cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mama belum sempurna,

demikian pula puting susu belum terbentuk dengan baik.

Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dokubitus lateral, pergerakan

nya kurang dan masih lemah, bayi lebih banyak tidur dari pada bangun. Tangisnya

lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu, otot masih

hipotonik sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam abduksi, sendi lutut

dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan “tonic neck reclex”

biasanya lemah, reflek moro dapat positif. Reflek mengisap dan menelan belum

sempurna, demikian pula reflex batuk. Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah,

aktifitas bertambah. Bila dalam waktu tanda kelaparan ini tidak terdapat, kemungkinan

besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakanial. Seringkali terdapat edema

pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah 24 - 48 jam. Kulitnya tampak

mengkilat dan licin serta terdapat “pitting edema”.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Edema ini dapat berubah sesuai dengan perubahan posisi edema ini sering kali

berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus dan toksemia

gravidarum. Frekuensi pernapasan bervariasi sangat luas terutama pada hari-hari

pertama. Walaupun demikian bila pernapasan terus meningkat atau selalu diatas

60/menit, harus waspada akan kemungkinan terjadinya penyakit membrane hialin

(sindrom gangguan pernapasan idiopatik) atau gangguan pernapasan. Dalam hal ini

penting sekali melakukan pemeriksaan radiologi toraks. Karakteristik ini lah yang

membuat ibu bayi sangati cemas (Rusepno hasan, 2005).

b. Kelemahan bayi Prematur

Bayi semakin kecil, kekuatanya untuk tetap hidup semakin lemah. Otak yang

belum matang mengarah pada buruknya gerakan dan latergis. Kesulitan melakukan

resusitasi.

Mekanisme pengatur suhu nya tidak memadai. Suhu dibawah normal

(Hipotermia) terlihat pada sebagian bayi seprti ini dan bias fatal. Kadang-kadang ia juga

mengalami demam tinggi dan hipotermia.

Kurangnya koordinasi saat mengisap dan menelan menyebabkan muntah dan

tersedak. Kapasitas perutnya sedikit dan memiliki toleransi yang rendah terhadap

makanan. Bayi seperti ini umumnya mengalami gangguan pencernaan dan peregangan

perut karena buruknya tonus otot.

Karena enzim hatinya belum terlalu matang maka kadar bilirubin dalam

darahnya relative tinggi dan tetap tinggi selama beberapa waktu. Anda bias

mengenalinya dengan jelas jika bayi mengalami penyakit kuning fisiologis untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

penyakit yang lama. Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah juga sangat mungkin

menyebabkan kerusakan pada otak dibandingkan pada bayi yang sehat.

Bayi premature juga sering mengalami sejenis penyakit jantung bawaan yang

disebut patent duktus arteriosus. Bayi ini juga lebih cenderung mengalami dehidrasi dan

pembengkakan mata kaki (edema).

Karena berbagai alasan bayi rentan terhadap berbagai gangguan metabolisme

seperti hipoglikemi,yaitu kondisi dimana tingkat gula darah menurun. Bayi juga

cenderung mengalami defisiensi nutrisi seperti anemia. Ketahanan tubuhnya terhadap

infeksi juga rendah karena hati dan ginjalnya belum berfungsi sepenuhnya bayi ini juga

lebih rentan terhadap efek toksik dari obat-obatan, hal ini sangat dikhawatirkan oleh ibu

yng memiliki bayi prematur. (Guepte, 2004)

c. Penyakit bayi premature

Semua penyakit pada neonatus dapat mengenai bayi prematur, tetapi ada

beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat bayi prematur. hal ini disebabkan

oleh faktor pertumbuhan, misalnya belum cukup surfaktan terbentuk penyakit membrane

hialin. Demikian pula kejadian hiperbilirubinemia pada bayi prematur lebih tinggi

dibandingkan dengan dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberpa penyakit yang

ada hubungannya dengan prematuritas.

1). Sindrom gangguan pernafasan idiopatik

Disebut juga penyakit membrane hialin karena pada stadium terakhir akan

terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru.

2). Pneumonia aspirasi

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Sering ditemukan pada premature, karena reflex menelan dan batuk belum

sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik

3). Perdarahan intraventrikular

Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena

anoksia otak. Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membrane hialin pada

paru. Sayang sekali sering tidak mungkin membedakan dispnu yang disebabkan oleh

perdarahan otak ini dengan yang disebabkan oleh sindrom gangguan pernafasan

idiopatik. Kelainan ini biasanya hanya ditemukan pada otopsi.

4). Fibroplasia retrorental.

Penyakit ini ditemukan terutama pada bayi prematur dan disebabkan oleh

gangguan oksigen yang berlebihan. Dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi

tinggi, akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina. Kemudian setelah bayi

bernafas dengan udara biasa lagi, pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi yang

selanjutnya akan disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur.

Kelainan ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badan nya kurang dari 2 kg

dan telah dapat oksigen dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 40 %). Stadium akut

penyakit ini dapat dilihat pada umur 3 - 6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena

retina.kemudian diikuti oleh pertumbuhan kapiler baru secara tidak teratur pada ujung

vena. Kumpulan darah baru ini tampak sebagai perdarahan. Penyakit ini berdampak

pada kematian yang membuat orang tua sangat khawatir. (Sarwono, 2007)

d. Penatalaksanaan bayi premature

Pemberian asi adalah hal yag paling penting karena :

1). Asi mempunyai keutungan yaitu kadar protein tinggi, laktalalbulin, zat kekebalan

tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan oligoskarida.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

2). Pengaturan suhu badan / thermoregulasi

Bayi dengan berat badan lahir rendah / prematur membutuhkan suatu

termoregulasi yaitu suatu pengontrolan suhu badan secara fisiologis mengatur

pembentukan atau pendistribusian panas.

Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol kehilangan panas,

kehilangan panas pada bayi berat lahir rendah dapat disampaikan melalui empat cara

yaitu:

a). Konduksi yaitu panas tubuh akan hilang bila bayi ditidurkan diatas permukaan yang

dingin. Seperti menidurkan bayi di timbangan yang dingin, tangan perawat yang

dingin atau stetoskop yang dingin.

b). Konveksi, yaitu panas tubuh akan hilang bila ada udara yang dingin bertiup disekitar

bayi. perhatian agar bayi tidak kehilangan suhunya, bayi tidak diberikan oksigen

yang dingin.

c). Evaporasi, yaitu panas tubuh akan hilang dengan adanya penguapan cairan yang ada

dipermukaan tubuh bayi.

d). Radiasi, yaitu panas tubuh akan hilang bila dekat dengan benda-benda yang dingin,

sehingga panas tubuh akan memancar kebenda-benda dingin disekitarnya.

5. Pencegahan hipotermi pada bayi prematur

Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki radiant atau warmer atau

inkubator untuk mencegah terjadinya hipotermi, maka tindakan - tindakan umum yang

dapat dilakukan untuk mencegah hipotermi antara lain :

1. Mengeringkan tubuh bayi, segera setelah lahir dengan handuk atau kain yang

hangat.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

2. Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang kering (bayi dibungkus

kain hangat dan kepalanya diberi topi ).

3. Meletakkan bayi diruangan dengan suhu ruangan tidak kurang dari 250c.

4. Memastikan tangan selalu hangat pada saat memegang bayi.

5. Menganti kain, popok, selimu, handuk, bedong yang basah dengan yang bersih dan

hangat. Ibu bayi prematur khususnya primi belum dapat merawat bayi prematur

dengan baik, ini akan menimbulkan kecemasan tersendiri bagi ibu. (Maryuni,

Nurhayani, 2004)

6. Pentingnya mengunjungi bayi prematur yang dirawat di RS.

Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika ia melahirkan anaknya setelah

mengndung lebih dari Sembilan bulan. Kadang, belum sampai masanya, sang bayi sudah

lahir dalam kondisi prematur tentu saja hal itu akan membuat cemas sang bunda. Selain

karena beresiko tinggi sang bayi juga biasanya akan masuk inkubator.

Kasih sayang dan sentuhan ibu ternyata dapat mengurangi tingkat stress dan rasa

sakit yang diakibatkan tindakan medis pada sang bayi. hal ini disebutkan dalam

peneliian oleh McGill university, kanada riset tersebut menyebutkan jika kontak kulit

antara ibu dan bayinya biasa mempercepat proses perkembangan bayi.

Bayi prematur yang drawat di inkubator rumah sakit biasanya harus melewati tes

darah dengan tusukan jarum lewat tumit kaki untuk mengecek kadar gula darah, tentu

saja rasa sakit akan mendera sang bayi, maka sentuhan dan pelukan ibu inilah yang akan

meredakan kesakitan dan ketegangan bayi.

Untuk penelitian ini tim dari McGill university menganalisis beberapa hal

ekspresi wajah, rata-rata detak jantung, dan kadar oksigen dalam darah diukur untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

mengetahui tingkat rasa sakit yang dialami bayi yang sering disentuh dan dipeluk oleh

ibunya.

Hasilnya rasa sakit setelah 90 detik pada bayi yang mengalami kontak dengan

ibu lebih rendah dari pada bayi - bayi yang tidak disentuh orang tuanya. Karena itu

dianjurkan agar ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang dirawat di RS lebih sering

mengunjungi dan memberikn sentuhan serta pelukan. ( Team Andriewongso, 2008).

C. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesorang (over

behaviour)

Karena dari pengalaman dan penelitian karena perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers dalam buku Notoadmojo tahun 2007 mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), alam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

1. Awarness (Kesadaran), 2. Interest (merasa tertarik), 3. Evaluation (menimbang-

nimbang), 4. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba. 5. Adoption, dimana

subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni :

a) Tahu (know)

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang teah dipelajari sebelumnya.

oleh sebaba itu ”tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajarinya adalah menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comperhension)

Suatu kemampuan yang menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

orang yang telah paham suatu materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi disini dapat diartikan pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya.

d) Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen- komponen. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata-kata

kerja dapat : menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

e) Sintesis (sinthesis)

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian dalam suatu bentuk

yang baru. Misalnya : dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan

sebagainya.

f) Evaluasi (evaluation)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Berkaitan dengan kemampuan untuk justfikasi atau penilaian suatu materi atau

objek. Misalnya dapat membandingkan anak kurang gizi dengan anak yang cukup gizi.

D. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses belajar agar suatu proses belajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan sipiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang

dikembangkan.

Pendidikan terbagi atas :

1. Pendidikan anak usia dini

Pendidikan yang ditujukan saat anak sejak lahir sampai dengan anak usia enam

tahun yang dilakukan mulai dari pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan anak.

a. Pendidikan dasar

Jenjang pendididkan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah yang melandasi

jenjang pendidikan menegah.

b. Pendidikan menegah

Jenjang pendidikan lanjutan dasar yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun.

c. Pendidikan tinggi

Jenjang pendidikan setelah menengah yang mencakup program diploma,

sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Stase Jiwa -Anxietas Menyeluruh

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan

potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan,

terbagi atas :

1) Pendidikan formal

Jenjang pendidikan yang jelas mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai

pendidikan tinggi.

2) Pendidikan non formal

Pendidikan keaksaraan dasar, pemberantasan buta aksara, program paket A dan

B. pendidikan non formal mengenal pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

3) Pendidikan informal

Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara

mandiri.

E. Paritas

Paritas adalah pengalaman wanita berkaitan dengan kehamilan, abortus, perslinan

prematur, dan persalinan aterm serta anak yang hidup, Pengetahuan diperoleh dari

pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, semakin sering seseorang

mengalaminya semakin tinggi pengalaman orang tersebut. Paritas terdiri dari :

1. Primipara : Wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.

2. Multipara : Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali dimana

persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

3. Glandemultipara : Wanita yang pernah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali

(Manuaba, 2002 hal 158).

Universitas Sumatera Utara