Disusun oleh:
Sarah Amithia Sari Bulan. S
Siska Anggraini
Anggraeni Fully Citra Putri
Wreda Adhy Nugraha
Septiana Citra Dewi
Tri Gunadi
PEMBIMBING:
Dr. Ni Wayan Ani, SpKJ
GANGGUAN CEMAS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
SOMATISASI
Gangguan cemas
Kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan
dan tidak rasional bahkan terkadang tidak
realistik terhadap berbagai kehidupan sehari-
hari, yang berlangsung sekurangnya selama 6
bulan.
Kecemasansulit dikendalikan
berhubungan dengan gejala somatik
(ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur dan
kegelisahan) yang sumbernya tidak diketahui.
penderitaan yang jelas dan gangguan bermakna
dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
Epidemiologi
paling sering dijumpai pada dewasa muda rata-
rata 25 tahun.
Prevalensi di masyarakat ± 3 %
prevelansi seumur hidup rata-rata 5 %.
Indonesia prevalensi sebagai gangguan fisik ±
28,73% untuk dewasa dan 34,38% untuk anak.
Sering dijumpai pada wanita dengan ratio 2 :1
Etiologi
a. Teori PsikodinamikFreud (1993) : kecemasan merupakan hasil dari
konflik psikis yang tidak disadari.
Ketakutan ( kecemasan akut ) →
represi dan konflik ( tak sadar ) → kecemasan
menahun → stres pencetus → penurunan daya tahan
dan mekanisme untuk mengatasinya → perasaan
cemas
Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai
simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku
ritualistik.
b. Teori Perilaku
Kecemasan respon terhadap stimulus khusus (fakta) waktu cukup lamafrustasimengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Teori Interpersonal
kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individutidak berharga.
d Teori Keluarga
kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.
e. Teori Biologik
disregulasi system saraf perifer dan pusat Sistem saraf otonomik tonus simpatik beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang.
Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA)
Faktor Predisposisi
Kecemasan
Stresor
faktor genetik
faktor organik
faktor psikologi
Manifestasi klinis secara umum
Gejala utamanya :
a. Kecemasan
b. ketegangan motorik (gemetar, gelisah serta
nyeri kepala)
c. hiperaktivitas otonom
d. kewaspadaan kognitif
e. mudah tersinggung dan dikejutkan.
Gangguanseperti ini terjadi secara kronik dan
mungkin bisa berlangsung seumur hidup
Gejala Kecemasan
a. Fase 1
Gejala adanyaa kecemasan:
1. rasa tegang di otot dan kelelahan, terutama di
otot-otot dada, leher dan punggung.
2. tremor dan gemetar yang dengan mudah dapat
dilihat pada jari-jari tangan.
b. Fase 2
penderita juga mulai tidak bisa mengontrol
emosinya dan tidak ada motifasi diri.
Labilitas emosi mudah menangis tanpa sebab,
yang beberapa saat kemudian menjadi tertawa.
Kehilangan motivasi diri
c. Fase 3
Pada fase tiga ini dapat terlihat gejala seperti :
a. Intoleransi dengan rangsang sensoris,
b. kehilangan kemampuan toleransi terhadap
sesuatu yang sebelumnya telah mampu di tolerir
c. gangguan reaksi terhadap sesuatu yang
sepintas terlihat sebagai gangguan kepribadian.
Klasifikasi Tingkat Kecemasan
Kecemasan ringan
Kecemasan sedang
Kecemasan berat
panik
Respon Fisiologis terhadap
Kecemasan
Kardio vaskuler
Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.
Respirasi
napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
Kulit
perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
Gastro intestinal
Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.
Neuromuskuler
Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.
Respon Psikologis terhadap
Kecemasan
Perilaku
Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar.
Kognitif
Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.
Afektif
Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.
Kriteria diagnosis menurut DSM-
IV:
a. Kecemasan dan kekhawatiran berlebihan (harapan yang mengkhawatirkan), terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama paling kurang 6 bulan, tentang sejumlah peristiwa atau aktivitas (seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah)
b. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran
c. Kecemasan dan kekhawatiran adalah dihubungkan dengan tiga (atau lebih) dari enam gejala berikut (dengan paling kurang beberapa gejala terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir).
Catatan : hanya 1 gejala yang diperlukan pada anak-anak.
1. gelisah atau perasaan tegang tegang atau cemas
2. merasa mudah lelah
3. sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. iritabilitas
5. ketegangan otot
6. gangguan tidur ( kesulitan untuk mulai atau lelap tidur
d. Fokus kecemasan dan kekhawatiran adalah
tidak dibatasi pada gambaran utama gangguan
axis 1, misalnya; kecemasan atau ketakutan
adalah suatu serangnan panik (seperti pada
gangguan panik), merasa malu didepan umum
(seperti pada fobia sosial), terkontaminasi (seperti
pada gangguan obsesif-kompulsif), merasa jauh
dari rumah atau kerabat dekat ( seperti pada
gangguan cemas perpisahan), pertambahan
berat badan (seperti pada gangguan anoreksia
nervosa), menderita berbagai keluhan fisik
(seperti pada gangguan somatisasi) atau
menderita penyakit serius (seperti pada
hipokondriasis) serta kecemasan atau
kekhawatiran tidak terjadi secara eksklusif
e. Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik
menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
f. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis
langsung dari zat (misal: penyalahgunaan zat,
pengobatan) dan tidak terjafi secara eksklusif
selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik
atau gangguan perkembangan pervasif.
Terapi
Psikoterapi
a) Terapi kognitif perilaku
b) Terapi suportif
c) Terapi berorientasi tilikan
Terapi lanj...
Konseling :
a. informasikan bahwa stres dan rasa khawatir
keduanya mempunyai efek fisik dan mental.
b. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi
dampak stres merupakan pertolongan yang
paling efektif.
c. Mengenali, menghadapi dan menantang
kekhawatiran yang berlebihan dapat
mengurangi gejala anxietas.
d. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau
pikiran yang pesimistik.
e. Latihan fisik yang teratur sering menolong.
Terapi lanj...
Medikasi merupakan terapi sekunder,
Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin, buspiron) dosisnya harus dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba.
Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan
Pengobatanyang paling efektif pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapiPengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang
terlibat.
Prognosis
Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu
kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai gejala somatik yang menyebabkan
gangguan bermakna dan fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi
pasien sehingga gangguan ini bersifat kronis
residif dan prognosisnya sukar diramalkan.
TERIMA KASIH
Alhamdulillah
Recommended