ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF BPH
(BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA) PADA KLIEN Tn “A“
DI KAMAR OPERASI RSUD MATARAM
TANGGAL 25 MEI 2005
Tanggal masuk : 10 Mei 2005
Jam : 11.40
No MR : 24 30 47
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Tn “ A“
Umur : 61 Tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tani
Alamat : Dsn. Lamben, Ds. Batujai, Kec. Praya Barat,
Loteng
b. Penanggung jawab
Nama : Tn “ H“
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub dgn klien : Anak
Alamat : Dsn. Lamben, Ds. Batujai, Kec. Praya Barat,
Loteng
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama MRS : Tidak bisa kencing, kecing sedikit demi sedikit.
b. Keluhan saat dikaji
Klien mengeluh nyeri saat kencing dan bila kencing keluar sedikit demi
sedikit, dan klien merasa khawatir dengan operasi yang akan
dijalaninya.
c. Riwayat perjalanan penyakit :
Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sulit kencing,
bila kencing biasanya sedikit-sedikit (menetes). Klien mengatakan nyeri
tekan di bawah pusar. Klien mengatkan 1 bulan yang lalu pernah di
rawat di RSU Praya dengan keluhan yang sama tetapi karena klien tidak
merasakan adanya perubahan klien minta pulang paksa. Karena adanya
inisiatif dari keluarga klien dibawa ke RSUD Mataram pada tanggal 10 /
05 / 2005 jam 11.40 lewat poliklinik dengan keadaan umum sedang,
kesadaran Composmentis (4,5,6), tekanan darah 120/80, nadi 84, suhu
36,2, respirasi 20x/mt.
d. Riwayat penyakit sebelumnya:
Klien mengatakan belum pernah ia mengalami sakit seperti ini, klien
mengatakan biasanya ia mengeluh kepala pusing, badan pegal-pegal
serta matanya yang dikeluhkan hingga saat dikaji bila melihat untuk
jarak yang jauh sering samar-samar.
e. Riwayat penyakit keluarga.
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada dari anggota keluarga yang
pernah mengalami penyakit yang serupa dengan klien, dan keluarga
juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sedang maupun
pernah mengalami penyakit menurun dan menular.
3. Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Biologis
a. Pernapasan
Sebelum sakit : klien menyatakan tidak pernah mangalami
gangguan pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan
dalam bernafas seperti sesak nafas, klien
mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat
batuk klien mengeluh nyeri meningkat pada
abdomen.
b. Nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari kadang lebih
dengan porsi yang berbeda-beda, klien
mengatakan tidak ada kesulitan untuk menelan.
Klien minum biasanya 6-8 gelas sehari kadang
juga lebih.
Saat sakit : klien mengatakan, makan setiap 3 kali sehari
dengan porsi yang sedikit berkurang dari
biasanya sejak klien menjalani rawat inap. Klien
mengatakan minum 6-7 gelas sehari.
c. Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan bahwa BAB dab BAKnya
teratur. Klien BAB 2x sehari kadang lebih, tidak
ada nyeri saat mengedan sedangkan untuk
BAKnya biasanya 4-5x sehari kadang lebih, tidak
ada kesulitan dalam BAK.
Saat sakit : keluarga klien mengatakan, klien BAB ke kamar
mandi dengan dibantu keluarga, klien BAB 1-2
kali dalam 2 hari dengan konsistensi sedang dan
bau khas feses. Mengenai BAKnya klien
menggunakan dower kateter, pada saat
pengkajian jam 10.00, di dalam dower kateter
terdapat 200 cc air kemih.
d. Aktivitas
Sebelum sakit : klien mengatakan ia beraktivitas tanpa
mengalami gangguan.
Setelah sakit : klien mengatakan ia masih dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri namun kadang klien
meminta bantuan kepada anggota keluarga yang
lain. Seperti ke kamar mandi, BAB.
e. Kebersihan diri
Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x kadang 3x sehari dan
sikat gigi 1-2x sehari.
Saat sakit : klien menyatakan sejak dirawat di RSU klien
tidak pernah mandi ataupun dilap oleh anggota
keluarganya.
f. Istirahat Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan
istirahat tidur. Klien mempunyai kebiasaan tidur
jam 10 malam. Lama tidur klien 6-8 jam sehari.
Saat sakit : klien menyatakan sejak dirawat untuk tidur
kadang-kadang terganggu/ sering terjaga karena
adanya nyeri pada abdomen di bagian bawah
pusar. Klien mengatakan bahwa selama sakit
klien lebih sering tidur siang, klien tetap tidur
jam 10 malam,
2) PSIKOLOGIS
Klien mengatakan bahwa ia merasa khawatir dengan operasi yang akan
dijalaninya dan klien merasa cemas dengan keadaanya, klien juga sering
menyakan jam berapa ia akan dioperasi. Serta apakah penyakitnya akan
sembuh atau tidak.
3) SOSIAL
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya
maupun lingkungan rumah sakit saat ini.
4) SPIRITUAL
Sebelum sakit klien dapat menjalankan ibadahnya baik sholat lima
waktu, zidkir terkadang klien membaca yasin.
Setelah sakit klien menyatakan tetap menjalani kewajibannya sebagai
umat yang beragama namun tidak seperti sebelum sakit.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital Sign
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : chomposmentis
3) Tekanan darah : 120/80 mmHg,
4) Nadi : 80 X/mnt,
5) Respirasi. : 20 X/mnt.
6) Temperatur : 36 OC
b. Head to Toes
1) Kepala
Rambut : beruban, rambut pendek dan rambut terlihat bersih,
tidak terdapat ketombe, tidak terdapat lesi di kulit
kepala
Wajah : bentuk wajah oval, tidak terapat luka atau lesi di
sekitar wajah, pada saat perawatan luka wajah klien
tampak meringis akibat nyeri pada daerah operasi.
Kulit wajah keriput. skala nyeri berada pada angka 3
dengan menggunakan interval skala 0-5, raut wajah
klien tampak tegang.
Hidung : hidung klien bersih, tidak terdapat polip, pertumbuhan
rambut hidung tampak merata.
Mulut : keadaan bibir kering, tidak terdapat sariawan, lidah
klien kotor berwarna merah disertai bintik-bintik
putih pada pangkal lidah. keadaan gigi tidak lengkap
berwarna putih kekuning-kuningan.
Leher : tidak terdapat bendungan vena jugolaris, denyut
arteri karotis teraba, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid
Thorax : bentuk simetris, pengembangan dada maksimal, tidak
terdapat weezing dan stridor saat respirasi, frekuensi
20x/mt.
2) Abdomen : terdapat nyeri tekan, turgor kulit tidak kembali
cepat.
3) Extremitas (anggota gerak)
Tidak ada keterbatasan gerak pada kedua ekstremitas klien. Kulit
kering, ekstermitas atas tidak terdapat lesi, pergerakan tidak dibatasi
pada kedua ekstermits baik atas maupun bawah,kedua ekstermitas
klien berkeringat.
4) Genetalia
Genetalia kotor, tidak terdapat bulu pubis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o USG tanggal 21 Mei 2005
o Rontgen tanggal 20 Mei 2005
o Hasil laboratorium tanggal 21 Mei 2005
Haemoglobin : 11,7
Lekosit : 11.600
Eritrosit : 4,06
Trombosit : 249.000
Hematokrit : 34,3
Hitung Jenis lekosit : Ba : -, Eo : 2, St : -, Seg : 80, Lym : 18.
Laju endap darah : 10
Clthing time : 6’00”
Bleeding time : 3’00”
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Glukosa
- Puasa- 2 jam PP- Sewaktu 113
Mg%Mg%
70-106<160
Bilirubin - Total- Direck
0,080,36
Mg%Mg%
<1,0<0,2
SGOT 24 U/L <40SGPT 27 U/L <41Alkali Phospatase 169 U/L L: 115 P: 105Total Protein 6,0 Gr% 6,4 – 8,3Albumin 4,1 Gr% 3,5 – 5,0Globulin 1,9 Gr% 2,9 – 3,3Urea 43 Mg% 6 – 26 Kreatinin 1,1 Mg% L: 0,9 – 1,3
P : 0,6 – 11 6. PENGOBATAN (21-5-2005)
Ampicicillin 3x 1 Ampl
Antrain 3x 1 Ampl
Transamin 3x 1 Ampl
B. PRE OPERATIF
1. ANALISA DATA
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1
2
DS : Klien mengatakan merasa khawatir dengan
operasinya klien mengatakan kepala terasa pusingDO : Adanya nyeri tekan klien tampak meringis akibat nyeri tekan di
daerah abdomen. skala nyeri berada pada angka 3 dengan
menggunakan interval skala 0-5 temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80
X/mnt, Resp. 20 X/mnt
DS : klien mengatakan merasa khawatir dengan
operasinyaDO : klien selalu bertanya tentang operasinya dan
apakah penykitnya akan sembuh atau tidak wajah klien tampak tegang ekstermitas klien berkeringat
Hiperplasi prostat
Menyempitnya saluran kencing
Menekan jaringan sekitar
Merangsang persyrafan sekitar
Nyeri
Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang
proses pembedahan
Gangguan rasa nyaman nyeri
Cemas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d hiperplasi prostat d/d Klien
mengatakan merasa khawatir dengan operasinya, klien mengatakan
kepala terasa pusing, Adanya nyeri tekan, klien tampak meringis akibat
nyeri tekan diabdomen, skala nyeri berada pada angka 3 dengan
menggunakan interval skala 0-5, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N
80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.
b) Cemas b/d kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses
pembedahan d/d klien mengatakan merasa khawatir dengan operasinya,
klien selalu bertanya tentang operasinya dan apakah penykitnya akan
sembuh atau tidak, wajah klien tampak tegang, ekstermitas klien
berkeringat.
3. RENCANA KEPERAWATAN.
1. Prioritas keperawatan.
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b. Cemas
2. Rencana keperawatan
Hr/Tgl/Jam DX Tujuan Rencana Tidakan RasionalRabu
25/5/200509.00
Rabu25/5/2005
09.00
1
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan criteria - Klien tidak
mengeluhkan adanya nyeri
- Skala nyeri ada pada angka 1 (0-10)
- Klien tidak meringis lagi
Setelah dilakukan perawatan selama 30 jam diharapkan kecemasan klien dapat berkurang dengan criteria sebagai berikut:
- Klien tidak merasa khawatir lagi.
- Klien mengatakan siap untuk dioperasi
- Tanda-tanda vital dalam batas yang normal
- Ekstermitas tidak berkeringat lagi
1. observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien
2. atur posisi yang nyaman untuk klien.
3. ajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi
1. kaji penyebab cemas klien
2. jelaskan peda klien tentang tujuan operasi
3. beri pengertian dan support mental untuk klien siap menghadapi operasinya kali ini karena operasi akan berjalan dengan lancar, serta anjurkan klien untuk tetap tenang dan tidak memikirkan jalannya operasi
4. anjurkan klien untuk berdoa menurut kepercayaannya
1. tanda-tanda vital merupakan indicator utama terjadinya infeksi yang juga merupakan petunjuk terhadap tingkat kejadin nyeri
2. posisi yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi klien sehingga tidak memperberat rasa nyeri yang dirasakan klien.
3. dengan teknik relaksasi dapat menambah suplai O2 dalam jaringan yang nyeri sehingga nyeri dapat berkurang, distraksi dapat mengurangi impuls nyeri yang di persepsikan oleh korteks
1. dengan mengkaji penyebab cemas klien, dapat mengetahui masalah apa yang menimpa klien sehingga perawat dapat menentukan intervensi yang akan dilakukan.
2. Pengathuan tentang tujuan operasi dapat membantu klien untuk siap menghadapi operasinya
3. dengan harapan klien merasa tidak sendiri dan ada yang memerhatikannya dan klien tidak merasa khawatir dengan jalannya operasi yang keempat.
4. dengan harapan klien iklas dan rela menjalani operasinyas
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.
Hr/Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Respon HasilRabu
25/5/200509.00
09.05
Rabu25/5/2005
09.15
09.30
09.35
1
2
1. Mengobservasi keadaa umum dan tanda-tanda vital klien
2. mengatur posisi yang nyaman bagi klien sebelum dilakukannya operasi (dalam posisi semi fowler)
3. Mengajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi
1. Mengkaji penyebab cemas klien
2. Menjelaskan peda klien tentang tujuan operasi
3. Memberi pengertian dan support mental untuk klien siap menghadapi operasinya kali ini karena operasi akan berjalan dengan lancar, serta anjurkan klien untuk tetap tenang dan tidak memikirkan jalannya operasi
1. keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, klien merasa tenang, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.
2. klien mengatakan lebih nyaman dalam posisi yang demikian.
3. klien mengikuti instruksi yang dilakukan oleh perawat
1) klien mengatakan ia cemas karena penyakitnya tidak kunjung sembuh dan ia terus dioperasi
2) klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat
3) klien mengatakan merasa siap untik melakukan operasi dan tidak khawatir lagi karena ia ingin sembuh dari sakitnya
2. EVALUASI KEPERAWATAN.
Tgl/Jam DX Perkembangan SOAPRabu
25/5/200510.00
Rabu
25/5/200510.05
I
II
S : Klien mengatakan masih terasa nyeri bila di tekan Klien mengatakan merasa tenang
O : Klien tidak meringis lagi Skala nyeri berada pada angka 1 dengan menggunakan
interval skala 0-10 keadaan umum klien sedang
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan ke intra operatif
S : Klien mengatakan tidak cemas lagi dan tidak khawatir lagi Klien mengatakan siap untuk melaksanakan operasinya
O : Klien tidak cemas Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, klien
merasa tenang, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.
A : masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan ke intra operatif
C. INTRA OPERATIF
Klien tidur terlentang di atas meja tindakan, baju operasi dibuka, infus
dipasang RL di grojok, kemudian klien diatur pada posisi miring kiri untuk
dilakukan tindakan anestesi spinal karena tindakan yang dilakukan adalah
prostatectomy. Anestesi dilakukan jam 10.30. Klien diatur pada posisi
terlentang lagi, klien mengatakan kakinya terasa lemas, susah untuk diangkat.
Dilakukan desinfeksi dengan betadine pada daerah operasi, setelah itu daerah
operasi ditutup dengan duk steril. Operasi dimulai pada jam 10.40, memeriksa
tekanan darah klien, Alat-alat disiapkan, karena merupakan operasi besar alat-
alat yang yang digunakan juga banyak antara lain : klem bengkok dan klem
lurus 12 buah, 2 buah gunting, 4 pincet dua diantaranya pincet anatomis. Pisau
dan gagangnya. Setelah itu dilakukan tindakan insisi sepanjang 8 cm,
dilakukan dengan perlahan-lahan dan lapis demi lapis, dilakukan cesht pada
arteri yang putus guna menghentikan perdarahan, selanjutnya vesica urinaria
dibuka dan dilakukan pemasangan dawer cateter no 24 dan irigasi no 18,
selama tindakan terjadi perdarahan kurang lebih 400 cc dan klien di grojok
guna menyeimbangi cairan yang keluar agar tidak terjadi syok pada klien
kurang lebih 1500 cc NaCl. setelah selesai luka ditutup kembali dengan
jahitan dua lapis. Bekas operasi ditutup dengan gass steril diberi plester, duk
diangkat, infus dinormalkan kembali.
1. Analisa Data
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1 DS :
Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat
klien mengatakan tidak terasa nyeri pada bagian perut dan kakinya
DO : Klien terbaring terlentang
keadaan lemah, tertutup dengan duk
Terjadi perdarahan 400 cc Temperatur : 36 , Tc 120/80
mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mnt
efek spinal anestesi
faso dilatasi
Tekanan darah menurun
Syok hipopolemik
tindakan infasi
perdarahan
Penurunan kadar haemoglobin dalam darah
Tekanan darah menurun
Syok hipopolemik
Resiko tinggi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Diagnosa keperawatan
a) Potensial terjadinya perdarahan b/d tindakan opensif d/d Klien
mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat, klien
mengatakan tidak terasa nyeri pada bagian perut dan kakinya, klien
terbaring terlentang keadaan lemah, tertutup dengan duk, terjadi
perdarahan 400 cc, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt,
Resp. 20 X/mnt.
3. Rencana Keperawatan
Tgl/Jam
DX Tujuan Rencana Tidakan Rasional
Rabu25/5/0511.50
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan potensial terjadinya perdarahan tidak terjadi dengan kriteria - Tekanan darah
normal- Perdarahan selama
operasi kurang dari 500 cc
- Tidak ada tanda-tanda syok
1. observasi tekanan darah klien
2. observasi jumlah perdarahan klien
3. atasi perdarahan
4. berikan cairan melalui IV sesuai protap
1. tanda-tanda vital merupakan indicator utama untuk menilai apakah terjadi perdarahan hebat yang dapat mengakibatkan syok
2. memantau dan menilai jumlah perdarahan yang keluar selama tindakan
3. guna mengghindari terjadinya syok
4. guna menyeimbangi jumlah cairang yang keluar selama tindakan agar tidak terjadi syok pada klien selama tindakan operasi.
4. Imlpementasi Keperawatan
Hr/Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Respon HasilRabu
25/5/200512.00
1 1. mengobservasi tekanan darah klien setiap 5 menit.
2. Mengobservasi jumlah perdarahan pada klien yang terjadi selama operasi
3. Mengatasi perdarahan yang terjadi4. memberikan cairan melalui IV sesuai
protap.(infus NaCl)
1. tekanan darah klien 110/80 mmhg, klien tampak lemah seperti orang tidur.
2. perdarahan 400 cc3. perdarahan nampak berhenti4. infus di grojok guna
menyeimbangi cairan yang keluar selama tindakan guna tidak terjadi syok pada klien.
5. Evaluasi
Tgl/Jam DX Perkembangan SOAPRabu
25/5/200512.40
I S : -O :
Tekanan darah klien 110/80 mmHg Perdarahan 400 cc Tidak ada terlihat tanda-tanda syok
A : masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan ke post operasi
D. POST OPERATIF
Diruang RR klien terbaring lemah, klien mengatakan kakinya terasa
lemas tidak dapat diangkat, infus terpasang 20 tts/mnt, dawer cateter
terpasang, irigasi terpasang, klien merasa seperti orang tidur.
1. Analisa Data
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1 DS :
Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat
Klien mengatakan merasa seperti orang tidur.
DO : Klien terlihat lemah Klien tidur dalam posisi semi
fowler ( ½ duduk ) dan tidak dapat mengangkat kedua kakinya
Protap anestesi bedrest 24 jam
Pengaruh anestesi spinal dan Pemasangan alat-alat kesehatan.
Intoleransi aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas b/d pengaruh anestesi spinal dan tindakan infasif
d/d Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat,
Klien mengatakan merasa seperti orang tidur, Klien terlihat lemah,
Klien tidur terlentang dan tidak dapat mengangkat kudua kakinya,
Protap anestesi bedrest 24 jam.
3. Rencana Tindakan
Hr/Tgl/Jam DX Tujuan Rencana Tidakan RasionalRabu
25/5/2005 12.50
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan intoleransi aktivitas dapat dicegah dengan kriteria : - Mempercepat
pengembalian fungsi gerak dari pengaruh anestesi
- Aktivitas klien terpenuhi
1. observasi vital sign
2. posisikan pasien semi fowler
3. penuhi kebutuhan pasien
4. anjurkan pada pasien untuk bedrest 24 jam.
1. vital sign merupakan petunjuk utama untuk mengetahui keadaan umum klien
2. dengan posisi semi fowler diharapkan efek anastesi tidak mempengaruhi otak.
3. pasien akan merasa kebutuhannya terpenuhi dan klien dapat bedrest dengan tenang
4. untuk mengembalikan fungsi oragan-organ tubuh dari pengaruh anastesi, serta menjaga keadaan luka operasi.
4. Implementasi
Hr/Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Respon HasilRabu
25/5/200512.50
1 1. observasi vital sign
2. posisikan pasien semi fowler
3. penuhi kebutuhan pasien
4. anjurkan pada pasien untuk bedrest 24 jam
1. didapatkan vital sign sebagai berikut:suhu : 36 OCnadi : 80x/menitTD : 120/80 mmHgRR : 20 x/menit
2. terlihat pasien tidur dalam posisi semi fowler
3. kebutuhan pasien terpenuhi selama di ruang recovery room
4. klien tampak bedrest dengan posisi semi fowler dan tampak lemas.
5. Evaluasi
Tgl/Jam DX Perkembangan SOAPRabu
25/5/200513.00
I S : -O :
Klien tampak lemas, Kebutuhan klien selama diruangan recovery room terpenuhi Klien tampak bedrest dengan posisi semi fowler
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan di ruang mawar.