Tiba-tiba Pingsan
Shynthia Indriyanthi
Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna no. 6
Jakarta 11510
Email : [email protected]
Pendahuluan
Manusia membutuhkan zat-zat essensialseperti nutrisi serta O2 untuk dapat tetap hidup,
dan nutrisi serta O2 tersebut harus didapatkan oleh semua bagian tubuh manusia. Manusia
memiliki system yang tersebar hampir di seluruh semua bagian tubuhnya, System sirkulasi adalah
system pengangkut yang menyalurkan O2 dan berbagai zat yang diabsorbsi saluran cerna ke
jaringan, serta membawa kembali CO2 ke paru dan hasil metabolisme lainnya ke ginjal. System
sirkulasi juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormone serta berbagai
zat lain yang mengatur fungsi sel.1 Sistem sirkulasi yang berperan dalam proses homeostasis
dengan berfungsi sebagai system transportasi tubuh terdiri dari jantung, pembuluh darah dan
darah, semuanya saling berkesinambungan sehingga jika terjadi kerusakan salah satu dari bagian
tersebut maka akan mengakibatkan gangguan-gangguan pada tubuh. System sirkulasi dibagi
menjadi dua macam yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. System sirkulasi utama pada
sirkulasi dari ventrikel kiri, darah dipompa melalui arteri dan arteriol menuju kapiler, tempat
terjadinya keseimbangan dengan cairan intersitium, darah di kapiler bermuara ke vena melalui
venule dan akhirnya kembali ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel
kanan yang akan memompa darah melalui pembuluh darah di paru-paru, ke atrium kiri kemudian
ventrikel kiri.1
Struktur Makroskopik Sistem Cardiovascular
Mediastinum adalah ruangan yang terleatk di antara pleura mediastinalis kiri dan kanan.
mediastinum mempunyai batas-batas yaitu : 2
Ventral : sternum
Dorsal : column vertebralis
Lateral : pleura mediastinalis kiri dan kanan
Cranial : aperture thoracis superior
Caudal : diapraghma
Mediastinum dibagi oleh bidang khayal yang terbentang dari angulus sternalis ke tepi
bawah corpus vertebra thoracalis IV, melewati tepi atas pericardium, menjadi dua bagian yaitu
mediastinum inferior dan mediastinum superior.
Mediastinum superior dibagi menjadi tiga bagian yaitu2
1. Retrosternal
a. Thymus
Thymus merupakan jaringan limfoid yang terdiri atas dua lobus dan dihubungkan oleh
jaringan ikat. Thymus terbentang dari cartilage costa IV sampai tepi bawah glandula
thyroid. Thymus terdapat pada bayi yang baru lahir namun saat dewasa akan
mengalami atrofi.
b. Vena-vena besar
o Vena anonyma sinistra
Vena anonyma sinistra menampung darah dari v. jugularis interna dan v. subclavia
sinistra yang menrima darah dari vena-vena bagian sinistra kepala, leher dan
extermitas superior. Vena anonyma sinistra dan dextra akan bersatu menjadi vena
cava superior yang akan bermuara di atrium dextra. Vena anonyma sinistra ini
dipisahkan dari articulatioclavicularis dan manubrium sterni oleh musculus
sternohyoid.
o Vena anonyma dextra
Vena anonyma dextra dibentuk oleh v. jugularis interna dan v. subclavia dextra.
Dan akan bergabung dengann v. anonyma sinistra menjadi vena cava superior yang
akan berjalan vertical ke bawah sampai cartilage costa 3 dextra.
o Vena cava superior
Vena cava superior dibagi menjadi dua yaitu:
o Vena cava superior extra pericardial
Terletak dalam mediastinum superior, dan menampung darah bagian posterior
dari v. azygos. Pada sisi dextra vena ini berjalan N. phrenicus.
o Vena cava superior intra pericardial
Vena ini terletak di anterior radix pulmonum dextra dan dalam mediastinum
inferior
Gambar 1. Jantung3
2. Bagian Medial
a. Aorta
Aorta dalam thorax dapat dibedakan menjadi :
o Arcus aorta
Terletak di mediastinum superior, dimulai saat aorta ascendens meninggalkan
pericardium setinggi tepi atas dari articulation sternocostalis II dextra atau setinggi
angulus sternalis, berjalan ke arah posterior dan berakhir setinggi tepi bawah
corpus vertebrae thoracalis IV untuk melanjut sebagai aorta descendens. Arcus
aorta mempunyai empat dataran yaitu:2
o Dataran sinistra anterior yang ditutupi oleh pleura mediastinalis paru sinistra
dan disilang oleh 4 saraf yaitu N. vagus sinistra, N. cardiacus cabang dari ggl.
Truncus symphaticus (simpatis), N. cardiac, N. vagus dan N. recurrens laryngis
(parasimpatis), N. phrenicus sinistra.
o Dataran dextra posterior, berhubungan dengan trachea,N. recurrens sinistra,
oesophagus, ductus thorasicus
o Dataran inferior, yang concave, dapat dijumpai :
Truncus pulmonalis yang bercabang menjadi a. pulmonalis dextra dan a.
pulmonalis sinsitra
Ligamentum arteriosum botali, jaringan ikat yang menghubungkan a.
pulmonalis sinistra dan arcus aorta
N. recurrens laryngis sinistra yang terletak di sebelah sinistra
ligamentum arteriosum bothali
Plexus cardiacus superficialis yang terletak di sebelah dextra
ligamentum arteriosum bothali.
Dataran superior yang convex, dijumpai tiga cabang besar arcus aortae yaitu a.
anonyma, a. carotis comunis sinistra dan a. subclavia sinistra. Ketiga cabang ini
mengelilingi trachea, esophagus, ductus thorasicus dan N. recurrens sinistra.2
A. anonyma
Dipercabangkan setinggi tepi atas cartilage II dextra sampai setinggi
tepi atas articulatio sternoclavicularis dimana bercabang menjadi a.
carotis communis dextra, a. subclavia, a. thyreoidea ima
A. carotis communis dextra
Arteri dibedakan menjadi cervical dan thoracal. Bagian cervical
berjalan ke atas di sebelah sinistra dan agak ke posterior dari arteri
anonyma sampai ke atas a. sternoclavicularis. Bagian thoracal di
anterior dipisahkan dari manubrium sterni oleh m. sternothyroid dan
sternotyroid dan v. sinistra
A. subclavia sinistra
Terdiri atas bagian cervical dan thoracal. Berpangkal pada arcus aorta
di seblah sinistra dan posterior dari a. carotis communis setinggi tepi
atas vertebra thoracalis IV naik ke atas sebelah lateral dari trachea dan
masuk ke leher.
o Aorta ascendens
Terletak di mediatinum inferior pars media.
o Aorta desecendens
Terletak di mediastinum inferior pars posterior.
b. N. vagus
Terletk di mediatinum superior dan sebagian di mediastinum posterior, masuk ke
dalam thorax di antara a. jugularis interna dan a. carotis communis.2
o Nervus vagus dextra
Menyilangi subclavia dari seblah anterior pada pangkal a. subclavia dextra dari
a. anonyma. Memberi cabang N. recurrens dextra , yang berjalan di poetrior
dan melanjutkan diri sebagai N. layrngeus inferior untuk mempersarafi larynx.
N. vagus berjalan diantara a. anonyma dextra dan arteri menuju ke caudal di
posterior trachea dan disebelah posterior radix pulmonum dextra, member
cabang r. bronchialis dan ikut membentuk plexus pulmonalis. Kemudian
melanjutkan diri ke sebelah posterior esophagus membentuk plexus
esophagus, menembus diapraghma pada hiastus esophagus setingggi vertebra
thoracalis 10.
o N. vagus sinistra
Menyilangi dataran anterior arcus aorta dan memberi percabangan recurrens
sinistra yang selanjutnya akan menjadi N. reccurens laryngis berjalan melalui
bagian posteropr trachea sebagai N. laryngeus inferior untuk mempersarafi
larynx. N. vagus melanjutkan diri kea rah posterior radix pulmonalis isnistra
dan member cabang r. bronchialis. Ramus ini juga membentuk plexus
esophagus, kemudia menembus diapraghma pada hiastus esophagus di anterior
esophagus.
c. N. phrenicus
Berjalan di antara a.v subcvlavia sebelah lateral dari N. vagus dan berjalan di sebelah
lateral truncus thyreocervicalis untuk berjalan bersama-sama dengan a.
pericardiacophrenica ke arah caudal, di sebelah ventral radix pulmonum.
o N. phrenicus dextra
Berjalan subpleural di sebelah dextra dari v. anonyma dextra, v.cava superior,
pericardium dan v. cava inferior. Nervus ini berjalan vertical ke caudal
akhirnya sampai di diaphragma dan mempersarafi diaphragm.
o N. phrenicus sinistra
Berjalan agak miring dan lebih panjang dari dextra. Diliputi oleh pleura
mediastinalis yang sebelah dextra di sebelah posterolateral dari v. anonyma
sinistra kemudian terletak di antara a. subclavia sinistra. Menyilangi di muka
N. vagus kemudian menyilangi arcus aorta dan akhirnya ke diaphragm
3. Bangunan pra-vertebra2
a. Esophagus
b. Trachea
c. Bronchus
Mediastinum inferior dibagi menjadi :2
1. Mediastinum anterior, berisi jaringan lemak dan lymphonodi
2. Mediastinum media, berisi pericardium dan pangkal pembuluh besar yang keluar masuk
jantung
3. Mediastinum posterior,
o Aorta desendence
Dimulai darivertebra thoracalis IV dan berakhir di tepi bawah vertebra thoracalis XII
pada hiastus aorticus di diaphragm. Cabang-cabamg aorta desendence dibagi menjadi
dua yaitu cabang visera yaitu R. pericardii, A. bronchialis, A. esophagi, R.
mediastinalis. Cabang parietal yaitu A. intercostalis posterior.
o Ductus thorasicus
Dimulai dari pertemuan truncus intestinalis, lumbalis, dan intercostalis desendence
dan merupakan suatu pelebaran yang disebut chysterna chilli. Pada setinggi vertebra
thoracalis V atau VI, ductus thorasicus mulai menyilang serong ke sinistra di posterior
arcus aorta di antara a. carotis comunis dan a. subclavia sinistra kemudian di antara
sisi sinistra esophagus dan pleura mediastinalis sinistra. Naik di posterior a subclavia
sinistra dan melalui aperture thoracalis superior masuk ke dalam leher untuk
membentuk arcus setinggi vertebra ecrvicalis VII di atas clavicula untuk kemudian
berbelok ke anterior dank e bawah untuk bermuara pada angulus venosus sinistra.
o Vena azygos dan vena hemiazygos
Merupakan dua vena yang berjalan sejajar memanjang dan menerima darah dari v.
intercostalis dextra dan sinistra, setinggi vertebra thoracalis IX terdapat anastomose
antara kedua vena ini terletak di posterior ductus thorasicus dan aorta desendence. V.
azygos terletak setinggi vertebra lumbalis 1-2 dan dari v. lumbales ascendence. Masuk
kedalam thorax melalui hiastus aorticus. V azygos bermuara ke vena cava superior
yang sebelumnya menerima darah dari v. intercostalis dextra, v. hemiazygos v.
mediastinalis, v. pericardii, v. bronchialis dextra.
Persarafan mediastinum dibentuk oleh
Plexus cardiacus yang dibentuk oleh :2
Parasimpatis
o Cabang dari N.vagus yaitu :
R. cardiacus superior (cabang di leher)
R. cardiacus inferior (cabang thorax)
Simpatis
o Ggl. Cervicalis superior : n. cardiacus superior
o Ggl. Cervicalis media : n. cardiacus media
o Ggl cervicalis inferior : n. cardiacus inferior
o Ggl. Symphatis thoracalis : 1-5
Plexus cardiacus superficialis
Terletak diantara arcus aorta pada daerah convex dan bifurcation a. pulmonalis dan di sebelah
dextra dari lig, arteriosum botali. Plexus cardiacus ini dibentuk oleh serabut-serabut dari
simpatis yaitu n. cardiacus superior sinistra, parasimpatis yaitu r. cardiacus superior sinistra.
Plexua cardiacus mempunyai cabang yaitu cabang ke plexus cardiacus profundus, cabang ke
plexus coronaries anterior, dan cabang ke plexus pulmonalis anterior sinistra
Plexus cardiacus profunda
Terletak di posterior arcus aorta. Dibentuk oleh serabut-serabut dari semua cabang N. vagus
dan n. symphaticus kecuali yang membentuk plexus cardiacus superficialis.
Pericardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Pericardium fibrosa adalah lapisan
yang ikat yang meliputi jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar di
atasnya dan dengan tendon sentral diafragma dibawahnya. Pericardium serosa melapisi
pericardium fibrosa dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk menutupi permukaan
jantung, pericardium serosa merupakan bantalan jantung.2,4 Diantara dua lapisan terdapat dua
sinus yang penting yaitu :4
Sinus transverses : terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior serta trunkus
pulmonalis
Sinus obliqus : di belakang atrium kiri, sinus dibatasi oleh v.cava inferior dan vv.
pulmonalis
Dinding jantung terdiri atas tiga lapis, yaitu :4
Epicardium, lapisan terluar dinding jantung. terdapat pembuluh darah besar dan saraf terdapat
di dalam lapisan ini
Myocardium, merupakan lapisan tengah dinding jantung, tersusun atas beberaoa lapid otot
jantung
Endocardium, merupakan lapis terdalam dinding jantung. dan merupajan lapisan sel squamosa
endothelial dan melanjut pada endhotel pembuluh darah.
Bilik-bilik jantung :4
Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah deoksigenasi dari v. cava superior di bawah dan v. cava
superior di atas, juga menerima darah dari sinus coronaries pada bagian bawah. Ujung atas
atium menonjol ke bagian kiri v. cava superior menjadi aurikula dextra. Sulcus erminalis
adalah sulkus vertical di permukaan luar atrium. Sulcus ini berhubungan internal dengan crista
terminalis suatu tonjolan otot yang memisahkan lapisan otot polos atrium (berasal dari sinus
venosus) dan bagian lain atrium . pada atrium terdapat tonjolan otot horizontal yaitu muskulus
pektinatus. Siatas sinus coronaries septum interatrial membentuk dinding posterior.
Ventrikel kanan
Menerima darah dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis. Bagian tepi daun katup melekat
pada chorda tendiane yang akhirnya melekat pada m. papilaris. Dinding ventrikel kanan lebih
tebal daripada dinding atrium namun tidak setebal dinding ventrikel kiri. Dinding ini
mengandung masa otot yang disebut trabekula karnea. Infudibulum adalah traktus aliran
keluar yang berdinding halus ventrikel kanan. Katup pulmonal terletak di bagian puncak
infudibulum. Katup ini terdiri dari tiga katup semilunar. Darah mengalir melalui katup dan
menuju ke a. pulmonalis melalui trunkus pulmonlais dan mengalami oksigenasi di paru-paru.
Atrium kiri
Menerima darah teroksigenasi dari keempat vv. pulmonalis yang mengalir ke posterior.
Rongga ini berdinding halus kecuali pada tempat adanya anggota badan atrial. Pada
permukaan septal terdapat lekukan yang menandai fossa ovalis.
Ventrikel kiri
Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan namun
strukturnya sama dengan ventrikel kanan. Vestibulum adalah again berdinding halus dari
ventrikel kiri yang terletak di bawah katup aorta dan terdiri dari saluran keluar.
Jantung mempunyai katup yang berfungsi untuk mempertahankan aliran satu arah. Katup
mitral dan trikuspidalis letaknya mendatar. Selama sistolik ventrikel tepi daun katup yang bebas
saling menyentuh dan adanya tarikan korda mencegah terjadinya eversi. Katup aorta dan
pulmonal terdiri sdari tiga daun katup semilunaris yang berbentuk cangkir. Selama diastolic
ventrikel tekanan darah yang ada di atas katup menyebabkan terjadinya pengisian dan kemudian
penutupan katup.4
Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta
desendence. A. coronaria terdiri atas dua yaitu A. coronaria dextra dan A. coronaria sinistra. A.
coronaria sinistra keluar dari sinus aorta tepat diatas daun posterior kiri katup aorta. A. koronaria
dextra keluar dari sinus aorta tepat diatas daun anterior katup aorta. Cabang dari A. coronaria
dextra yaitu r. interventricularis posterior dan r. marginalis. Cabang dari A. coronaria sinistra
yaitu r. interventricularis anterior dan r. cirumflexa.2,4
Sistem drainase vena jantung diantaranya adalah
Sinus coronaries, kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronaries.
Sinus ini merupakan saluran cena dengan panjang 2,25 cm. sinus coronaries mengalir ke
atrium kanan di sebelah kiri dn di atas pintu v. cava inferior. Vena besar jantung mengikuti
cabang interventrikular anterior dari a. koronaria sinistra dan kemudian mengalir kembali ke
sebelah kiri pada sulcus atriventrikular. Vena tengah jantung mengikuti arteri interventrikular
posterior, dan bersama-sama dengan vena kecil jantung yang mengikuti arteri marginalis
mengalir ke sinis koronarius. Sinus koronarius mengalirkan sebagian besar dari darah vena
jantung.
Vv. kordis minimi, merupakan vena-vena kecil yang mengalir ke dalam bilik-bilik jantung.
Vv. kordis anterior, merupakan vena-vena kecil yang menyilang sulcus atrioventrikular dan
mengalir langsung ke atrium kanan.
Struktur mikroskopik system kardiovascular
Susunan umum pembuluh darah yaitu : 5
Tunika intima
o Terdiri atas endotel, bagian dalam terdapat endotel yang merupakan lapisan jaringan
ikat.
o Terdapat lamina elastika interna yang merupakan batas antara tunika intima dengan
tunika media.
Tunika media
o Terdiri atas serat otot sirkular
o Anyaman serabut elastin halus yang terdapat diantara sel otot polos
o Antara tunika media dan tunika adventisia terdapat lamina elastika interna
Tunika adventisia
o Terdiri dari selapis lebar jaringan ikat.
o Pada vena lapisan adventisia lebih tebal daripada di arteri.
Antara sel endotel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan junctional complex.
Sel endotel mesekresi factor-faktor yang mencegah pembekuan darah dan mensekresi factor-
factor yang memelihara tonus otot polos pembuluh darah.
Arteri memiliki tiga tipe yaitu arteri besar (elastic), arteri sedang (muscular), arteri kecil
(arteriol).
Tabel 1. Tipe-tipe arteri5,6
Pembeda Arteri Besar Arteri Sedang Arteri Kecil
Fungsi Menyalurkan darah ,
meredam tekanan yang
disebabkan sitol jantung,
menjaga agar aliran
darah tetap mulus
(conducting arteries)
Membagi darah ke
organ yang
membutuhkannya
(distributing arteries)
Mendistribusikan darah
ke organ-organ dalam dan
mengontrol aliran darah
kedalam kapiler
Diameter 2,5 cm 0,4 mm 50-300μm
T. intima Endotel dengan lamina
basalis
Subendotel terdiri dar
jaringan ikat
kolagen,elastin dan
otot polos.
Terdapat lamina
elastika interna
Endotel dengan
lamina basalis
Sebendotel terdiri
dari sedikit jaringan
ikat
Terdapat lamina
elastika interna
T. Media Lapisan lebih tebal
Serat elastin, kolagen,
dan sel-sel otot polos
Beberapa fibroblast
Otot polos sirkular,
kolagen , beberapa
serat elastin
Tidak mempunyai
fibroblast
Terdapat lamina
elastika eksterna
Mempunyai satu-dua
lapis otot polos.
Mempunyai lamina
elastika interna
T. adventisia Terdiri dari jaringan
ikat dan fibroblast
Lebih tipis dari tunika
media
Tebal lapisan jaringan
ikat kira-kira sama
dengan tebal T.
medianya
Tunika adventisia
tipis dan kurang
berkembang
Terdapat beberapa
serat elastin
Terdapat vasa vasorum
dan serat daraf
Vasa vasorum terdapat
dari tunika adventisia
sampai tunika media
Kandungan kolagen
yang tinggi dengan
fibroblast
Serat elastic
terkonsentrasi di
lamina elastika
eksterna
Selain itu, terdapat metarteriolyang merupakan arteriol dengan ukuran terkecil, otot
polsnya tunggal, satu dengan lainnya ada jarak. Fungsinya sebagai sfingetr yaitu mengatur darah
ke kapiler.
Vena mempunyai fungsi sebagai pembawa darah dengan tekanan daeah kembali ke
jantung. terdapat tiga jenis vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Dinding vena lebih
tipis, lunak dan kurang elastic daripada dinding arteri, dan mempunyai tunika intima, tunika
media, dan tunika adventisia. Vena mempunyai katupp untuk mencegah aliran darah kembali.
Vena berjalan mendampingi arteri, unsure jaringan ikatnya lebih mencolok, unsure otot polos dan
elastinnya tidak mencolok.
Katup pada vena merupakan lipatan intima dan ditengahnya diperkuat jaringan ikat.
Fungsi dari katup adalah mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali k
arah arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan
tekanan balik pada kapiler darah.
Venula merupakan vena dengan ukuran diameter 15-20 μm dan terdiri atas satu lapis
endotel, mempunyai permeabilitas yang sangat tinggi.
Vena kecil adalah diameter venula makin lama makin besar. Sel otot polos mula-mula
selapis, kemudian lapisan otot bertambah banyak mengelilingi endotel.
Tabel 2. Ciri-ciri vena sedang dan vena besar6
Pembeda Vena Besar Vena Sedang
T. Intima Sama dengan vena sedang Selapis sel endotel
Kadang terdapat jaringan
ikat dibawahnya
T. Media Kurang sempurna Lebih tipis dari vena
perkembangannya bahkan
tidak ada. Jika ada,
strukturnya mirip dengan
vena sedang
sedang, serat kolagen lebih
meonojol daripada otot
polos
T. Adventisia Beberapa kali lebih tebal
dari tunika mediannya
Terdiri atas jaringan ikat
dengan serat kolagen
tersusun longitudinal
Terdapat berkas otot polos
yang sangat mencolok dan
tersusun longitudinal
Lebih tebal daripada tunika
medianya, terdiri atas jaringan
ikat dan otot polos
Selain itu, terdapat arteri dan vena khusus. Yang termasuk dalam arteri khusus adalah
arteri koronaria dimana dindingnya lebih tebal daripada arteri lainnya, tunika medianya tebal dan
terbagi atas 2 lapisan luar dan dalam. Arteri umbilikalis dimana tunika elastika interna tidak ada,
tunika medianya terdiri dari 2 lapis otot polos. Vena-vena khusus tidak mempunyai otot polos
dan tidak mempunyai tunika media misalnya vena-vena serebral dan meninges, sinus duramater,
piamater, medulla spinalis vena retina, dan lain-lain. Vena ini mempunyai otot polos setebal vena
umbilikalis.
Kapiler darah merupakan tempat pertukaran zat. Dinding selapis endotel atau hanya
tenuka intima saja. Umumnya lebih besar sedikit dibanding dengan eritrosit dan hanya dapat
dilalui satu eritrosit saja. Sel yang menonjol ke dalam lumen disebut sel endotel sedangkan sel
yang menonjol ke luar lumen itu disebut sel perisit. Terdapat tiga jenis kapiler darah yaitu:
Kapiler tipe visceral yang sel endotel berpori atau bertingkap atau berjendela. Sangat
permeable. Terdapat di pancreas, usus, kelenjar endokrin dan ginjal
Kapiler tipe muscular, sel endotel yang kontinyu. Terdapat di otot jaringan saraf pusat.
Ujung-ujung endotelnya dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yangmembentuk sawar
sarah otak
Sinusoid, bangunan yang berbentuk rongga. Pembuluh darah relative berdinding tipis dab
kumen relative besar dibandingkan dengan kapiler dan dilalui oleh darah dan cairan limf.
Terdapat di hati, lien, dan lain-lain.
Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikardium.
Rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup
jantung melekat. Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat. Katup jantungterdiri atas
lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus. Dalam jantung terdapat serat
purkinye yang mempunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar dari pada serat otot jantung
biasa. Serat purinye lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma dan mempunyai
jumlah myofibril sedikit terletak ditepi serat.
Fungsi dan mekanisme system kardiovasculer
System sirkulasi
System sirkulasi dibagi menjadi dua yaitu :1
o Sirkulasi sistemik (utama), darah di kapiler bermuara ke vena melalui venula dan
akhirnya kembali ke atrium kanan.
o Sirkulasi pulmonal (kecil), darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan yang
akan memompa darah melalui pembuluh darah paru-paru.
Komponen system sirkulasi terdiri dari tiga komponen yang penting yaitu :
o Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah mengalir ke jaringan.
o Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembaliknannya ke jantung
o Darah, berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan dilarutkan
atau diendapkan.
Sistem listrik jantung
Kontraksi sel jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membrane sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaiu 99% adalah sel kontraktil yang melakukan kerja
mekanis yaitu memompa, sel-sel ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial
aksi. 1% adalah sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk sel-sel pekerja.7 Sel otot ritmik
jantung tidak mempunyai masa istirahat yang mantap atau tidak memiliki potensial istirahat. Sel
tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu dengan membrane mereka secara perlahan mengalami
depolarisasi atau bergeser antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai pada saat
mengalami potensial aksi.
Melalui siklus tersebut secara berulang-ulang, sel-sel otot ritmis ini secara klinis
mencetuskan potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh permukaan jantung untuk
mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Aktivitas listrik jantung:
o Penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang berlangsung dengan pengeluaran
lamban Na+ ke dalam.
o Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara potensial-potensial aksi
karena saluran K+ diinaktifkan.
o Permeabilitas membrane terhadap ion Na+ tidak berubah
o Pemasukan ion Na+ tidak seimbang dengan pengeluaran ion K+
o Pemasukan ion Na+ yang terus menerus menyebabkan kenegatifan sel berkurang
secara lambat terjadi proses depolarisasi lambat, sampai mencapai ambang letup
mengaktifasi channel Ca++ sehingga ion Ca++ masuk dengan cepat terjadi fase naik
potensial aksi
o Fase penurunan terjadi saat channel K+ mengeluarkan cepat K+ terjadi repolarisasi
System penghantar khusus mampu membentuk rangsang (impuls) tanpa angsangan dari
luar, terdiri dari:
o Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang (muara) vena cava superior
o Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di
dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertautan atrium kanan dekat
septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel
o Jaras intermodal (intermodal pathway), terdiri dari tiga jaras yaitu
Anterior : berkas bachman membentuk cabang yang menembus
septum atrium menuju atrium kiri
Middle : berkas Wenchkebach
Posterior : berkas Torel
o Berkas His, suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke
septum antarventrikel , tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkan
kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik
ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
o Serat purkinye, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel
Kecepatan pembentukan impuls berbagai system penghantar khusus berbeda-beda
sehingga kecuraman depolarisasi lambat berbeda. Urutan kemampuan system penghantar khusus
adalah simpul SA : 80-100/menit, simpul AV : 40-60/menit, simpul purkinye : 20-40/menit. Sel-
sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi adalah simpul SA.
Sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar
ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus. Suatu potensial aksi
yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel
melalui gap junction. Impuls dari simpul SA melalui gap junction keseluruh atrium kanan.
Simpul SA melalui cabang berkas bachman (interatrial band) ke atrium kiri melalui gap junction
ke miokardium atrium kiri. Depolarisasi dan kontraksi atrium kanan dan kiri secara bersamaan.
Simpul SA melalui intermodal pathway menuju simpul AV dihantarkan lebih lambat, kelambatan
ini menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisian ventrikel sempurna. Impuls
ini tertunda selama sekitar 0,1 det (perlambatan nodus AV, AV nodal delay) yang memungkinkan
atrium mengalami depolarisasi sempurna dan berkontraksi mengosongkan isinya ke dalam
ventrikel sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi.
Irama jantung
Irama jantung berasal dari simpul SA dan penyebaran impuls seperti yang telah
disebutkan sehingga jantung berdenyut normal disebut dengan irama sinus. Bila simpul SA gagal
membentuk impuls spontan maka fungsi simpul SA akan diambil alih oleh system penghantar
khusus yang lain yang tercepat ,e,bentuk yaitu simpul AV. Pada keadaan normal simpul SA
sebagai penentu irama dasar kerja jantung (pacemaker). Potensial aksi di sel otot jantung
kontraktil walaupun dimulai oleh sel-sel pemacu di nodus, cukup bervariasi dalam mekanisme
ionic dan bentuknya dibandingkan dengan potensial nodus SA. Membrane sel kontraktil pada
dasarnya tetap berada dalam keadaan istirahat sebesar -90 mV sampai tereksitasi oleh aktivitas
listrik yang merambat dari pemacu. Setelah membrane eksitasi , timbul potensial aksi melalui
hubungan rumit antara perubahan permeabilitas dan perubahan potensial membrane sebagai
berikut:
o Dase depolarisasi cepat (fase 0), peningkatan tiba-tiba permeabilitas membrane untuk ion
Na sehingga pemasukan Na banyak menyebabkan potensial intrasel naik ±30 mV
o Permeabilitas membrane untuk ion Na segera turun terjadi fase repolarisasi (fase 1)
dipertahankan oleh potensial membrane selama beberaa ratus mili detik dan menghasilkan
fase datar(plateau phase) potensial aksi.
o Perubahan voltase mendadak yang terjadi selama fase naik potensial aksi menimbulkan
dua perubahan permeabilitas bergantung-voltase yang bertanggung jawab
mempertahankan fase tersebut : pengaktifan saluran Ca lambat (fase 2) dan penurunan
mencolok permeabilitas K. pembukaan saluran Ca menyebabkan difusi lambat Ca masuk
ke dalam sel karena konsentrasi di extrasel lebih besar. Fase plateau diikuti inaktifasi
channel Ca, pemasukan Ca kedalam sel menurun.
o Fase penurunan potensial aksi yang berlangsung cepat terjadi akibat inaktivasi saluran Ca
dan pengaktifan saluran K. penurunan permeabilitas Ca menyebabkan Ca tidak lagi
masuk ke dalam sel, sedangkan peningkatan mendadak permeabilitas K yang terjadi
bersamaan menyebabakan difusi cepat K (repolarsasi cepat fase 3). Potensial membrane
kembali ke keadaan semula (fase 4) istirahat mantap.
Pompa Jantung
Sistem sirkulasi darah dalam tubuh diperankan oleh kerja jantung. Siklus jantung secara
garis besar terdiri atas dua fase, yaitu:
o Fase sistol (kontraksi) = pengosongan
o Fase diastole (relaksasi) = pengisian
Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah, kontraksi terjadi
akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi
otot jantung. Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih ada dalam keadaan diastole.
Karena aliran darah yang kontinyu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit
melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Siklus jantung dapat
dibedakan menjadi tujuh fase yaitu :
o Relaksasi isovolumenterik ventrikel (volume tetap, semua katup tertutup)
o Pengisian cepat ventrikel
o Pengisian lambat ventrikel
o Sistol atrium
o Kontraksi isovolumenterik ventrikel
o Ejeksi cepat
o Ejeksi lambat
Awal diastole ventrikel, atrium masih relaksasi sehingga tidak ada darah masuk atau keluar,
katup masih tertutup. Darah dari vena besar mengalir ke atrium meningkatkan tekanan intrasel,
volume naik, tekanan atrium naik dan katup AV terbuka, darah mengalir cepat ke ventrikel
(pengisian cepat ventrikel) diikuti pengisian lambat (pengisian lambat ventrikel). Pengisian cepat
dan lambat meliputi 70% pengisian ventrikel. Akhir fase diastole ventrikel, potensial simpul SA
mencapai ambang letup terjadi potensial aksi dan kontraksi atrium. Penyebaran impuls ke seluruh
ventrikel merupakan depolarisasi ventrikel. Awal kontraksi ventrikel terjadi peningkatan tekanan
ventrikel yang curam sama dengan kontraksi isovolumenterik ventrikel menyebabkan semua
katup tertutup. Bila tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan aorta maka katup semilunar aorta
terbuka darah dipompakan cepat ke aorta yang disebut fase ejeksi cepat disusul ejeksi lambat.
Vasodilatasi dan Vasokonstriksi
Perubahan metabolic yang menghasilkan vasodilatasi antara lain, pda kebanyakan jaringan adalah
penurunan tegangan O2 dan pH. Perubahan ini menyebabkan relasasi arterioldan sfingter
prakapiler.
Recommended