tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    1/43

    TUGAS REFERAT RADIOLOGI

    EDEMA PARU

    PENYUSUN :

    DM BANGKALAN KELOMPOK CFANDI AHMAD SANJAYA S.Ked (14.71.0144

    PEMBIMBING :

    d!. S"##$d"% O!&"!$"'" S. R"d 

    SMF RADIOLOGI

    RSUD SYAMRABU BANGKALAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNI)ERSITAS *IJAYA KUSUMA SURABAYA

    +01,

    1

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    2/43

    BAB I

    PENDAHULAN

    1.1 DEFINISI

    Edema merupakan akumulasi cairan di dalam tubuh. Kata edema atau

     pembengkakan tubuh lebih tepat jika disebut sebagai limfadema, hal ini dikarenakan

     peningkatan cairan interstitial biasanya disebabkan oleh blockade limfonodi (Walsh, 2008.

    Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh akumulasi cairan di paru!paru

    (ruang interstitial dan al"eolus. #airan ini memenuhi al"eolus di dalam paru!paru yang

    menyebabkan seseorang sulit untuk bernafas. $enyebab tersering edema paru disebabkan

    oleh permasalahan jantung. %amun, akumulasi cairan di dalam paru dapat disebabkan oleh

     beberapa alasan diantaranya adalah pneumonia, beberapa racun, maupun obat!obatan.

    Edema paru yang terjadi secara akut merupakan kondisi kega&atan medis yang harus

    segera ditangani. Walaupun edema paru kadang merupakan kondisi yang fatal, namun

     penanganan yang tepat untuk edema paru dan kondisi yang mendasarinya dapat

    memberikan tingkat perbaikan yang tinggi. 'erapi untuk edema paru sangat ber"ariasi,

    tergantung dari penyebab yang mendasarinya, namun secara umum terapi ini termasuk 

    suplementasi oksigen dan pengobatan medikametosa (ayo #linic, 20)2.

    G"-&"! 1. *lustrasi Edema $aru

    enurut salah satu penelitian, secara keseluruhan terdapat +, juta penderita

    edema paru di seluruh dunia. -i *nggris sekitar 2,) juta penderita edema paru yang perlu

     pengobatan dan penga&asan secara komprehensif, di merika serikat diperkirakan /,/ juta

     penduduk menderita edema paru, dan di erman sekitar 1 juta penduduk menderita edema

     paru. $enyakit edema paru pertama kali di *ndonesia ditemukan pada tahun )+). 3ejak itu

     penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, hingga sampai tahun )80 seluruh propinsi

    2

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    3/43

    di *ndonesia. 3ejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan hasil dengan

    kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas &ilayah. -i *ndonesia insiden

    terbesar terjadi pada tahun )8, dengan *ncidence 4ate (*4 5 6/,) per )00.000

     penduduk dan #74 5 2. $ada tahun ) *4 menurun tajam sebesar )0,)+, namun

    tahun!tahun berikutnya *4 cenderung meningkat yaitu )/, (tahun 20009 2),11 (tahun

    200)9 ),2 (tahun 20029 dan 26,8+ (tahun 2006.

    3

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    4/43

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II. ANATOMI

    Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh akumulasi cairan di paru!

     paru. Edema pada paru biasanya terjadi di al"eolus dan ruang interstitial diantara endotel

    kapiler darah dan dinding al"eolus. $enyebab edema paru ini diantaranya adalah

    ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik, obstruksi sistem limfatik pulmonal,

    dan penyakit yang dapat merusak epitel kapiler ataupun al"eolus.

    +.1. A/e2

    l"eolus merupakan kantung yang dilapisi oleh epitel simpel s:uamosa dan

    didukung oleh membran basement yang elastic. -inding al"eolus terdiri daru dua tipe sel

    epitel al"eolar. 3el al"eolar tipe ) jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sel

    al"eolar tipe 2. 3el al"eolar tipe ) merupakan epitel simpel skuamosa yang berada

    sepanjang dinding al"eolus. 3el al"eolar tipe 2 atau biasanya disebut sebagai sel septal,

    merupakan sel epitel kuboid yang berada diantara sel al"eolar tipe ). 3el al"eolar tipe )

     berfungsi sebagai tempat utama pertukaran gas. 3edangkan sel al"eolar tipe 2 merupakan

    sel yang permukaannya terdapat mikrofili yang mensekresi cairan al"eolar dan berfungsi

    untuk menjaga permukaan al"eolus. 3alah satu cairan al"eolar tersebut adalah surfaktan,

    yang terdiri dari fosfolipid dan lipoprotein. 3urfaktan berfungsi menurunkan tekanan

    cairan al"eolus, yang menurunkan tendensi al"eolus untuk kolaps (-errickson ; 'ortora,

    2008.

    4

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    5/43

    G"-&"! +. natomi l"eolus

    $ada dinding al"eolus terdapat pula al"eolar makrofag atau disebut juga sebagai sel

    dust, fungsi dari al"eolar makrofag ini adalah untuk memfagosit atau membuang partikel

    debu atau debris di ruang al"eolar. 3elain itu, terdapat juga fibroblast yang memproduksi

    reticular dan serat elastic. $ada bagian luar permukaan al"eolus, arteriole dan "enula

    lobules menyatuu menjadi pembuluh darah kapiler yang terdiri dari satu lapis sel endotel

    dan membrane basement. $ertukaran m

    sehingga difusi gas dapat terjadi. $erkiraan jumlah al"eoli di dalam paru!paru adalah

    sekitar 600 juta al"eoli (-errickson ; 'ortora, 2008.

    +.+. R"'3 I'e!2$$" P"!

    Kapiler darah dipisahkan dengan gas al"eolar oleh beberapa lapisan anatomi,

    diantaranya adalah endotel kapiler, endotel membrane basement, ruang interstitial, epitel

    membrane basement, dan epitel al"eolus (tipe ) pneumosit. embrane basement epitel

    5

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    6/43

    dan endotel dipisahkan oleh ruang yang mengandung jaringan ikat fibrosa, ikat elastic,

    fibroblast, dan makrofag. 'idak ada sistem limfatik di ruang interstitial pada septum

    al"eoli, kapiler limfatik pertama muncul di ruang interstitial mengelilingi bronkiolus

    terminal, arteri, dan "ena kecil (#hruchill =i"ingstone, 20)0.

    G"-&"! 5. lran #airan *nterstitial

    -iantara sel endotel dan epitel, terdapat lubang atau penghubung yang

    memungkinkan aliran cairan dari ruang intra"askuler ke ruang interstitial, dan akhirnya

    dari ruang interstitial menuju ruang al"eolar. $enghubung antara sel endotel biasanya lebih

     besar dan disebut loose, sedangkan penghubung antara sel epitel relati"e lebih kecil yang

    disebut tight. ?ntuk mengetahui bagaimana cairan interstitial paru diproduksi, disimpan,

    dan dibersihkan, maka kita harus mengetahui konsepnya. Konsep pertama adalah ruang

    interstitial paru merupakan terusan dari ruangan di antara jaringan ikat perianteriolar dan

     peribronchial yang berlanjut menjadi ruang interstitial di antara membrane basement

    endotel dan epitel di al"eolus9 kedua, tekanan negatifnya progresif dari distal ke proksimal

    (#hruchill =i"ingstone, 20)0.

    'idak ada sistem limfatik di ruang interstitial di septum al"eolus. Kapiler limfatik 

    mulai ada di ruang interstitial yang mengelilingi terminal bronkiolus dan arteri kecil.

    6

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    7/43

    #airan interstitial normalnya dibuang dari ruang interstitial al"eolar ke saluran limfa oleh

    mekanisme gradient tekanan, yang disebabkan karena tekanan ruang interstitial yang lebih

    negati"e di daerah arteri besar dan brokus. liran cairan interstitial yang menuju hilum

    dibantu oleh perbedaan tekanan negati"e, katub limfatik, dan pulsasi arteri pulmonalis.

    #airan tersebut akhirnya diteruskan dari limfonodi ke sirkulasi "ena sentral. $eningkatan

    tekanan "ena sentral menurunkan aliran limfa di paru!paru, yang dapat menjadi faktor 

    edema interstitial (#hruchill =i"ingstone, 20)0.

    III. KLASIFIKASI

    Edema paru menurut penyebab dan perkembangannya diklasifikasikan menjadi

    edema paru kardiogenik dan edema paru non!kardiogenik. Edema paru kardiogenik 

     biasanya disebabkan karena gagal jantung kiri kongestif yang akhirnya menyebabkan

     peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler paru. 3edangkan edema paru non!kardiogenik 

    dikatagorikan berdasarkan kondisi yang mendasarinya. Edema paru non!kardiogenik 

    diklasifikasikan menjadi tekanan rendah al"eolus, peningkatan permeabilitas al"eolus, atau

    edema neurogenik. 3ebagai contoh, penyebab penurunan tekanan al"eolus adalah karena

    obstruksi saluran nafas atas seperti paralisis laring, penyebab peningkatan permeabilitas

    adalah leptospirosis dan 4-3, sedangkan edema neurogenik disebabkan oleh epilepsy,

    trauma otak, maupun elektrolusi. $erbedaan antara kardiogenik dan non!kardiogenik 

    sangat penting dilakukan tidak hanya untuk terapi, tapi juga untuk alasan prognosis (@laus

    et al, 20)0.

    7

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    8/43

    E

    d

    em

    a

     P

    a

    ru

    a

    rd

    i

    og

    e

    ni

    k

    V

    a

    lv

    u

    la

    r

    N

    o

    n-

    v

    al

    v

    ul

    a

    r

    N

    o

    n-

    k

    ar

    d

    io

    g

    en

    i

    k

     T

    e

    ka

    n

    an

     

    Re

    n

    da

    h

     

    Al

    v

    eo

    l

    u

    P

    e

    ni

    n

    gk

    a

    !a

    n

     P

    e

    r

    me

    a

    "i

    l

    i!

    a

     

    A

    l

    v

    e

    o

    lu

    N

    e

    ur

    o

    ge

    n

    ik

    G"-&"! 4. Klasifikasi Edema $aru

    5.1. Ede-" P"! K"!d$3e'$6 

    Edema paru kardiogenik akut adalah salah satu tanda dari gagal jantung berat akut

    yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru sampai lebih dari

    )8 mmAg yang disebabkan dari peningkatan tekanan "ena paru. -ari fisiologisnya sendiri,

    ruang intra"ascular dan ekstra"askular dipisahkan oleh barier endotel. 'ekanan yang

     berpengaruh dalam barier ini adalah tekanan hidrostatik plasma dan tekanan onkotik 

     plasma. 'ekanan hidrostatik plasma berfungsi untuk mendorong cairan ke luar jaringan.

    3edangkan tekanan onkotik plasma berfungsi untuk menjaga atau menarik cairan ke dalam

    ruang "askuler. Edema paru kardiogenik merefleksikan akumulasi cairan yang berisi

     protein rendah di interstitium dan al"eolus paru.

    #

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    9/43

    G"-&"! . Klasifikasi Edema $aru Kardiogenik 

    5.1.1. E$3$

    Edema paru kardiogenik disebabkan karena peningkatan tekanan hidrostatik kapiler 

     paru yang menyebabkan transudasi cairan ke dalam interstitium dan al"eolus paru.

    $eningkatan tekanan atrium kiri, peningkatan tekanan "ena paru, dan tekanan

    mikro"askular paru dapat menyebabkan edema paru.

    5.1.1.1. O&2!62$ A$!"' A!$-

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    10/43

    5.1.1.+. D$28'32$ S$2$6 )e'!$6e K$!$

    -isfungsi sistolik merupakan penyebab tersering terjadinya edem paru kardiogenik,

    hal ini didefinisikan sebagai penurunan kontraktilitas sel miokardium yang dapat

    menurunkan "olume output jantung. $enurunan output jantung menstimulasi akti"itas

    simpatik dan meningkatkan "olume darah dengan mengakti"asi sistem rennin!angiotensin!

    aldosteron yang nantinya akan menyebabkan penurunan &aktu pengisian "entrikel kiri,

    dan peningkatan tekanan hidrostatik kapiler (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    Kegagalan "entrikel kiri kronis, biasanya disebabkan karena penyakit gagal jantung

    kongestif atau kardiomiopati. $enyebab eksaserbasi akut penyakit ini meliputi, infark 

    miokard akut (*, pasien dengan ketidakpatuhan pembatasan diet garam, pasien dengan

    ketidakpatuhan mengkonsumsi obat diuretic, anemia berat, sepsis, thyrotoksikosis,

    myokarditis, toksin myocardial (alkohol, kokain, agen kemoterapi, penyakit katub jantung

    kronis, stenosis aorta, regurgitasi aorta, dan regurgitasi mitral (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    5.1.1.5. D$28'32$ D$"2$6 )e'!$6e K$!$

    *nfark dan iskemia dapat menjadi penyebab terjadinya disfungsi diastolic "entrikel

    kiri. -engan mekanisme yang hampir sama, kontusio myocardial menyebabkan disfungsi

     baik sistolik maupun diastolic. -isfungsi diastolic merupakan pertana penurunan pada

    distensisitas atau compliance  diastolic "entrikel kiri. Karena distensisitas "entrikel kiri

    menurun, peningkatan tekanan diastolic diperlukan untuk mendapatkan stroke "olume

    yang normal. eskipun kontraktilitas "entrikel kiri normal, penurunan output jantung

    dalam hubungannya dengan peningkatan tekanan akhir diastolic, menyebabkan timbulnya

    edema paru hidrostatik. bnormalitas diastolic dapat pula disebabkan karena konstriksi

     pericarditis dan tamponade jantung (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    5.1.1.4. D$2!$-$"

    -isritmia merupakan gangguan irama jantung akibat perubahan elketrofisiologis

    sel!sel miokardial yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan irama, frekuensi, dan

    konduksi jantung.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    11/43

    5.1.1.,. C"$!"' Be!e&$% )e'!$6e K$!$

    #airan berlebih dapat terjadi pada keadaan kardiak maupun non!kardiak. Kondisi

    kardiak dapat disebabkan karena rupturnya septum "entrikel, insufisiensi aorta akut

    maupun kronik, dan regurgitasi mitral akut maupun kronik. Endokarditis, disseksi aorta,

    rupture trauma, rupturnya fenestrasi katub kongenital, dan penyebab iatrogenic merupakan

    etiologi penting terjadinya regurgitasi akut aorta yang nantinya dapat menyebabkan edema

     paru (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    4uptur septum "entrikel, insufisiensi aorta, dan regurgitasi mitral dapat

    menyebabkan peningkatan tekanan akhir diastolic "entrikel kiri dan peningkatan tekanan

    atrium kiri, dan dapat menjadi penyebab terjadinya edema paru.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    12/43

    5.1.+. P"8$2$3$2

    Kapiler pembuluh darah paru dan gas di dalam al"eolus dipisahkan oleh membrane

    kapiler!al"eolar. embran ini terbagi menjadi tiga lapisan, lapisan pertama adalah endotel

    kapiler9 lapisan kedua adalah ruang interstitial yang terdiri dari jaringan ikat, fibroblast,

    dan makrofag9 dan lapisan terakhir adalah epitel al"eolus. $ertukaran cairan normalnya

    terjadi diantara vascular bed dan ruang interstitium. Edema paru terjadi saat aliran cairan

    dari "askuler ke dalam ruang interstitial meningkat (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    Aukum starling menentukan keseimbangan cairan diantara al"eolus dan vascular 

    bed. liran cairan yang melintas antar membrane ditentukan oleh persamaanC

    D 5 K ($cap $is * ($cap $is

    dimana D adalah filtrasi cairan9 K adalah koefisien filtrasi9 $cap adalah tekanan hidrostatik 

    kapiler, yang cenderung untuk mendorong cairan keluar9 $is adalah tekanan hidrostatik 

    cairan interstitial, yang cenderung untuk mendorog cairan ke kapiler9 dan * adalah

    koefisien refleksi, yang menunjukkan efekti"itas dinding kapiler dalam mencegah filtrasi

     protein9 $cap kedua adalah tekanan osmotic koloid plasma, yang cenderung menarik cairan

    ke kapiler9 dan $is kedua adalah tekanan osmotic koloid dalam cairan interstitial, yang

    menarik cairan keluar dari kepiler (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    7iltrasi cairan dapat meningkat dengan perubahan parameter dari hukum 3tarling

    tersebut. Edema paru kardiogenik secara predominan terjadi karena gangguan aliran pada

    atrium kiri atau karena disfungsi "entrikel kiri. $ada edem paru yang terjadi karena

     peningkatan tekanan kapiler paru, maka tekanan kapiler parunya harus lebih tinggi

    dibandingkan dengan tekanan koloid osmotic plasma. 'ekanan kapiler paru normalnya 8  

    )2 mmAg, dan tekanan osmotic koloidnya adalah 28 mmAg (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    3istem limfa memainkan pernana penting dalam menjaga agar cairan di paru selalu

    seimbang dengan cara membuang cairan, koloid, atau li:uid dari ruang interstitial dengan

    kecepatan )0 20 m=Fjam. $ada peningkatan tekanan kapiler arteri paru melebihi )8

    mmAg, hal ini dapat meningkatkan filtrasi dari cairan ke dalam ruang interstitium, namun

    kecepatan pembuangan sistem limfa tidak ikut meningkat. Aal ini berbeda dengan

     peningkatan tekanan atrium kiri yang kronis, dengan kecepatan pembuangan sistem limfe

     bisa sampai 200 m=Fjam, yang dapat memproteksi paru dari edema paru (Aenry ; 3o"ari,

    20)2.

    12

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    13/43

    5.1.5. S"d$-

    'erdapat tiga stadium pada edema paru kardiogenik menurut prosesnya. 3tadium

     pertama atau biasa disebut sebagai  stage 1 adalah peningkatan tekanan atrium kiri yang

    dapat menyebabkan distensi dan pembukaan pembuluh paru kecil. $ada stadium ini,

     pertukaran gas darah tidak terganggu. $ada stadium kedua atau  stage 2, cairan dan koloid

     berpindah ke ruang interstitium paru dari kapiler paru, namun peningkatan aliran limfa

    dapat secara efisien membuang cairan tersebut. Gerlanjutnya filtrasi cairan yang terus!

    menerus dapat membuat kapasitas drainase limfatik tidak dapat mengkompensasinya lagi.

    kumulasi cairan di ruang interstitium dapat mengganggu pertukaran gas yang dapat

    menyebabkan hipoksemia. Aipoksemia pada stadium ini dapat menstimulasi terjadinya

    takipneu. 'akipneu dapat terjadi karena stimulasi reseptor juBtapulmonary kapiler. $ada

    stadium terakhir atau  stage 3, filtrasi cairan di ruang interstitial berlanjut yang akhirnya

    sampai memenuhi ruang tersebut (diperkirakan /00 m= cairan. khirnya cairan berpindah

    dari ruang interstitium ke epitel al"eolar, dan akhirnya memenuhi ruang al"eolar. $ada

    stadium ini, abnormalitas pertukaran gas dapat dilihat, kapasitas "ital, dan "olume

    respiratory menurun, yang menyebabkan hipoksemia menjadi lebih berat (Aenry ; 3o"ari,

    20)2.

    5.1.4. M"'$8e2"2$ K$'$2

    $asien dengan edema paru kardiogenik biasanya memiliki gejala klinis gagal

     jantung kiri. $asien biasanya mengeluhkan sesak nafas yang tiba!tiba dan berat, rasa

    cemas, dan perasaan seperti tenggelam. anifestasi klinis dari edema paru kardiogenik 

    akut mencerminkan bukti adanya hipoksia dan peningkatan tonus simpatis. $ada pasien

    dengan edema paru kardiogenik, keluhan paling sering adalah sesak nafas dan diaphoresis

    atau keringat berlebihan. $asien biasanya mengeluhkan dispneu saat aktifitas, ortopneu,

    dan paroksismal nocturnal dispneu. Gatuk adalah keluhan yang sering dan dapat

    memberikan petunjuk a&al adanya perburukan edema pada paru pasien dengan disfungsi

    "entrikel kiri yang kronis. 3putum ber&arna pink dan berbusa mungkin dikeluhkan oleh

     pasien dengan penyakit yang parah. Kadang disertai suara serak dikarenakan gangguan di

     persarafan laring karena stenosis mitral atau hipertensi pulmonal. %yeri dada harus

    di&aspadai oleh dokter sebagai kemungkinan untuk infark miokardial akut, atau diseksi

    aorta dengan regurgitasi aorta (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    13

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    14/43

    5.1.. Pe-e!$62""' F$2$6 

    'emukan fisik pada pasien dengan edema paru kardiogenik didapatkan takipneu

    dan takikardi. $asien mungkin duduk secara tegak untuk mendapatkan udara yang lebih.

    3elain itu pasien juga dapat menjadi gelisah, cemas, bingung, dan mengeluarkan banyak 

    keringat. Aipertensi sering didapatkan karena adanya keadaan hiperadrenergik. Aipotensi

    menunjukkan disfungsi sistolik "entrikel kiri yang parah yang dapat merupakan

    kemungkinan adanya syok kardiogenik. uskultasi paru!paru biasanya menunjukkan hasil

    normal, tapi ronki atau &heeHing mungkin dapat terdengar. $ada auskultasi kardio"askuler 

     biasanya penting untuk mendengarkan adanya 36 pada jantung, penemuan adanya murmur 

    dapat membantu dalam diagnosis gangguan katub akut. 3tenosis aorta dikaitkan dengan

    murmur sistolik yang keras yang dapat terdengar baik sternum atas dan menjalar ke arteri

    karotis. 3ebaliknya, regurgitasi aorta akut dapat ditemukan murmur diastolic yang lembut

    (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    4egurgitasi mitral akut akan ditemukan murmur sistolik keras yang terdengar baik 

    di apeks atau di sternum bagian ba&ah. 3tenosis mitral biasanya menghasilkan 3) keras,

    dan gemuruh diastolik pada apeks jantung. @ejala klinis lain adalah kulit yang pucat atau

     bintik!bintik yang diakibatkan "asokonstriksi perifer. $asien dengan gagal jantung

    "entrikel kanan mungkin dapat ditemukan hepatomegali, hepatojugular refluB, dan edema

     perifer. Edema paru kardiogenik parah mungkin terkait dengan perubahan status mental,

    yang dapat disebabkan oleh hipoksia atau hiperkapnia. eskipun edema paru kardiogenik 

     biasanya berhubungan dengan hipokapnia, hiperkapnia dengan asidosis respiratorik dapat

    dilihat pula pada pasien dengan edema paru kardiogenik parah atau penyakit obstruktif 

    kronik yang mendasari (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    5.1.,. Pe-e!$62""' Pe''"'3

    5.1.,.1. Pe-e!$62""' L"&!"!$-

    $emeriksaan laboratorium yang dapat digunakan dalam e"aluasi pasien dengan

     penyakit edema paru kardiogenik adalah sebagai berikut9 hitung darah lengkap,

     pemeriksaan ini digunakan untuk membantu dalam menilai apakah terdapat anemia berat,

    sepsis, atau infeksi yang dapat dinilai dari hitung leukosit9 hitung elektrolit, pasien dengan

    #A7 kronis sering mendapatkan terapi diuretic yang merupakan suatu predisposisi

    abnormalitas elektrolit, terutama hipokalemia dan hipomagnesia9 G?% dan kreatinin,

     pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat gagal ginjal dan

    mengantisipasi respon diuretic, pada disfungsi sistolik, penurunana G?% dan kreatinin

    14

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    15/43

    merupakan pertanda adanya hipoperfusi dari ginjal9

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    16/43

    interstitium dan al"eolus paru. 4eduksi afterload digunakan untuk meningkatkan cardiac

    output dan meningkatkan perfusi ke ginjal, sehingga dieresis dapat berjalan pada pasien

    dengan kelebihan cairan (Aenry ; 3o"ari, 20)2.

    $ada pasien dengan disfungsi "entrikel kiri atau pada penyakit katub jantung,

    kemungkinan akan terjadi hipotensi. $asien ini mungkin tidak akan mengalami perbaikan

    dengan pengobatan yang menurunkan preload dan afterload.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    17/43

     peningkatan permeabilitas membrane kapiler al"eolus dan juga akumulasi cairan yang

    kaya protein di ruang al"eolus.

    5.+.1. E$"3$

    Geberapa mekanisme telah diketahui sebagai penyebab terjadinya edema paru non!

    kardiogenik. 3ebagai contoh adalah tekanan al"eolar yang rendah, peningkatan

     permeabilitas "askuler, peningkatan tekanan hidrostatik, dan kombinasi ketiganya.

    Geberapa penyebab edema paru non!kardiogenik menurut patofisiologinya terjadi karena

     penurunan tekanan al"eolar (edema post obstruksi atau reekspansi edema, edema

    neurogenik, "askulitis, dan peningkatan edema paru. 3ebagai contoh, penyebab penurunan

    tekanan al"eolus adalah karena obstruksi saluran nafas atas seperti paralisis laring,

     penyebab peningkatan permeabilitas adalah leptospirosis dan 4-3, sedangkan edema

    neurogenik disebabkan oleh epilepsy, trauma otak, maupun elektrolusi. $enurunan tekanan

    al"eolus mungkin juga terjadi setelah pleurosentesis, pneumotoraB, obstruksi saluran nafas

    atas (sindroma brachycephalic, paralisis laring, ataupun kolaps trakeal. $ada neurogenik 

    edema, secara patofisiologi terjadi karena peningkatan akti"asi simpato!andregenik di

    medulla oblongata. Aal ini berpengaruh pada konstriksi "ena paru yang membuat darah

    mengalir lebih banyak dari sistemik ke sirkulasi pulmonal, hal ini akan menyebabkan

     peningkatan tekanan hidrostatis yang akhirnya dapat menyebabkan edema. $eningkatan

     permeabilitas "askuler menjadi masalah besar penyebab edema paru non!kardiogenik. Aal

    ini diakibatkan karena kerusakan berat dan difus pada parenkim paru, yang menyebabkan

     permeabilitas endotel dan epitel terganggu, sehingga menyebabkan cairan yang kaya akan

     protein keluar (@laus, 20)2.

    17

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    18/43

    G"-&"! ,. Etiologi Edema $aru %on!Kardiogenik 

    enurut penyebabnya, edema paru non!kardiogenik dibagi menjadi penyebab

    langsung dan penyebab tidak langsung. $enyebab langsung dari edema paru non!

    kardiogenik adalah aspirasi, injuri inhalasi, kontusio pulmonal, infeksi difus paru.

    3edangkan penyebab tidak langsung dari edema paru non!kardiogenik ini adalah sepsis,

    syok sepsis, o"erdosis obat, pancreatitis, uremia, dan koagulopati. $enyebab langsung

     berarti etiologi tersebut menyebabkan kerusakan langsung pada epitel al"eolus, sedangkan

     penyebab tidak langsung berarti kerusakan epitel terjadi karena dampak tidak langsung

    atau karena penyebaran mediator inflamasi secara hematogen. $eneybab tersering

    terjadinya edema paru non!kardiogenik adalah infeksi difus paru (direk dan sepsis

    (indirek ($erina, 2006.

    1#

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    19/43

    G"-&"! 7. 'oBin $enyebab 'ersering %on!Kardiogenik 

    $roses inflamasi yang terjadi pada al"eolar dibagi menjadi tiga proses. $roses

     pertama adalah inisiasi, yaitu persipitasi antigen oleh antigen presenting cell, yang

    nantinya akan melepaskan mediator!mediator inflamasi. 'ahap kedua adalah tahap

    amplifikasi, yaitu aktifnya neutrofil di organ target (paru. 'ahap terakhir adalah injury,

     pada tahap ini sel yang mengalami inflamasi akan melepaskan metabolit

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    20/43

    membedakan dengan penyebab kardiogenik diantaranya adalah tidak adanya edema

     perifer, distensi "ena jugularis, dan gallop "entrikel.

    5.+.5. Pe-e!$62""' Pe''"'3

    $emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan

    laboratorium yang menunjukkan hasil abnormal sesuai dengan penyebab dasar penyakit

    atau underlying disease!nya. 'idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk 

    mengidentifiikasi edema paru non!kardiogenik. $emeriksaan serum protein mungkin dapat

     berguna dalam membedakan antara edema paru kardiogenik dan edema paru kardiogenik.

    $asien dengan edema paru non!kardiogenik menunjukkan hasil adanya hipoproteinemia

    yang re"ersible, hal ini menyarankan baha&a hipoproteinemia dapat digunakan sebagai

    tanda adanya edema paru non!kardiogenik. $emeriksaan *=!8 juga dapat digunakan untuk 

    mengetahui adanya hipoksia yang cepat pada stadium a&al dari =* atau acute lung injury

    sebelum menjadi acute respiratory distress syndrome. $emeriksaan saturasi

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    21/43

    dari kerusakan paru lanjutan. Walaupun penggunaan $EE$ efektif dalam meningkatkan

    oksigenasi pada pasien, namun risiko komplikasi juga akan bertambah saat digunakan

     bersama dengan alat mekanis lainnya. $enggunaan $EE$ dengan tekanan yang sangat

    tinggi mungkin dapat menyebabkan komplikasi berupa edema al"eolar yang bertambah,

     penurunan curah jantung, dan penurunan tekanan serta aliran darah ke ginjal. Komplikasi

    lainnya penggunaan $EE$ adalah barotrauma, yang insidensinya /!)/ dan berupa

     pneumomediastinum, pneumothoraB, dan emfisema subkutaneus (Kakauros ; 3tra"ros,

    2006.

    21

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    22/43

    BAB III

    RADIOLOGI

    GAMBARAN RADIOLOGIS

    'erdapat gambaran radiologis yang penting dalam edema paru. @ambaran tersebut

    adalah penebalan septa interlobar yang biasa disebut  septal lines atau kerley lines,

     peribronchial cuffing, cairan di fisura, dan efusi pleura. 3epta interlobar biasanya tidak 

    terlihat pada rontgen dada. 3epta ini akan terlihat jika terdapat akumulasi cairan di daerah

    tersebut.

    G"-&"! 9. natomi *nterstitium $aru

    'erdapat beberapa erley lines, kerley lines !, garis ini akan muncul ketika jaringan ikat di

    sekitar bronchoarterial sheath di paru berisi cairan. $anjannya sekitar 1 cm dari hilus dan

    tidak sampai ke perifer paru. erley lines ", garis ini biasanya disebut sebagai septal lines,

    garis ini akan muncul biasanya di basis paru atau di sekitar sudut costofrenikus. $anjang

    garis horiHontal ini )!2 cm dengan tebal hanya ) mm.  erley lines # merupakan erley

    lines " en face, merupakan opasitas reticular pada basis paru. erley lines $, merupakan

    garis yang sama dengan  erley lines ", dan akan terlihat hanya pada lateral chest 

    radiograph. %eribronchial cuffing adalah penebalan dinding bronkus dan terlihat seperti

    ringlike density. %eribronchial cuffing terjadi ketika terdapatnnya akumulasi cairan di

     jaringan ikat sekitar dinding bronkus.  %eribronchial cuffing  bentuknya ringerlike, kecil,multiple, seperti donat.

    22

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    23/43

    G"-&"! =. >@ambar tas erley lines ! (panah putih , erley lines " (kepala panah

     putih , erley lines # (kepala panah hitam, L@ambar Ga&ah %eribronchial cuffing,

     pleural effusion.

    Edema paru dapat diklasifikasikan menjadi edema peningkatan tekanan hidrostatik,

    edema permeabilitas dengan kerusakan al"eolus difus, edema permeabilitas tanpa

    kerusakan al"eolus difus, edema campuran. Edema paru memiliki beberapa manifestasi

    radiologis yang bermacam!macam. Edema paru post!obstruktif memiliki gambaran khas

     pada radiologi berupa  septal line ( erley " lines&, peribronchial cuffing, dan pada kasus

    yang lebih berat terdapat central alveolar edema ( perivascular ha''ines&.  Edema paru

    dengan emboli kronis paru bermanifestasi sebagai area dengan garis demarkasi yang tajam

    atau sharply demarcated area dengan peningkatan ground-glass attenuation. Edema paru

    dengan penyakit oklusi "ena bermanifestasi dengan arteri paru yang besar, edema

    interstitial difus dengan kerley lines,  peribronchial cuffing, dan dilatasi "entrikel. $ada

    stadium ) edema paru pada pasien yang hampir tenggelam bermanifestasi dengan kerleylines, peribronchial cuffing, dan  patchy, konsolidari perihilar al"eolus9 sedangkan pada

    23

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    24/43

    stadium 2 dan 6 manifestasi radiologisnya tidak spesifik. Edema paru pada ketinggian

     bermanifestasi sebagai edema interstitial sentral yang berhubungan dengan  peribronchial 

    cuffing, dan konsolidasi patchy rongga udara. $ada edema paru neurogenik manifestasinya

     bilateral dengan konsolidasi homogen ruang udara yang hampir ditemukan pada /0

    kasus. 4eperfusi edema paru digambarkan dengan konsolidasi heterogen ruang udara yang

     predominan pada bagian distal menuju kanal pembuluh darah. $ost reduksi edema paru

    digambarkan dengan konsolidasi ipsilateral paru, sedangkan edema paru dikarenakan

    emboli udara digambarkan dengan terstitial edema diikuti bilateral opasitas pada al"eolus

    yang predominan di basis paru.

    4.1. Ede-" 6"!e'" Pe'$'36""' Te6"'"' H$d!2"$6

    'erdapat dua stadium patofisiologi dan radiologi pada perkembangan tekanan

    edema, yaitu stadium edema interstiial dan edema al"eolar. Kedua stadium ini identik pada

    gagal jantung kiri dan kelebihan cairan intra"askuler. Keduanya sering dijumpai pada

     pasien dengan edema tekanan di *#? maupun *@-. *ntensitas dan durasi dari kedua

    stadium ini tergantung dari peningkatan tekanan yang terjadi, yaitu tergantung dari rasio

    tekanan hidrostatik dan onkotik.

    G"-&"! 10. @ambaran foto thoraB pada pasien laki!laki, 66 tahun dengan edema

     peningkatan tekanan hidrostatik karena akut mikolitik leukemia yang datang dengan

    kelebihan cairan karena gagal ginjal dan gagal jantung. $anah hitam pada gambar b

    menunjukkan adanya pelebaran progresif pembuluh darah lobus ( peribronchial cuffing&,

     panah putih gambar c menunjukkan adanya bilateral kerley lines, dan juga terdapat area

    noduler dengan peningkatan opasitas. Kelebihan cairan dapat dikonfirmasi dari

     pertambahan ukuran dari "ena Hygos.

    24

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    25/43

    G"-&"! 11. @ambaran #'!scan pada pasien laki!laki /6 tahun, dengan edema

     peningkatan tekanan hidrostatik. -idapatkan adanya  peribronchial cuffing (panah hitam

     pada bagian anterior paru kiri. Kedua paru terlihat adanya ground-glass area.

    Edema interstitial terjadi saat tekanan arteri transmural diantara )/!2/ mmAg, yang

    nantinya akan terlihat pada gambaran radiologis dengan mengaburkan gambaran pembuluh

    darah subsegmental dan segmental, pembesaran dari ruang peribronko"askular, munculnya

    kerley lines, dan dapat muncul efusi subpleura. ika cairan ekstra"askuler terus menerus

     bertambah, maka edema akan bermigrasi ke cenral dan akan mengaburkan secara prograsif  pembuluh darah di lobus dan berlanjut pada pembuluh darah di hilus. $ada poin ini,

    radiolusens pada paru akan berkurang, sehingga indentifikasi pembuluh darah kecil akan

    sulit dilakukan. $ada area perihilar,  peribronchial cuffing dapat muncul. ika tekanan

    melebihi 2/ mmAg, cairan akan mengalir dari kompartmen ekstra"askuler yang

    kapasitasnya sudah maksimal menuju ke stadium kedua, yaitu edema al"eolus. @ambaran

    radiologis pada stadium kedua ini adalah tiny nodular atau acinar area dengan

     peningkatan opasitas yang dapat bergabung dan membentuk suatu konsolidasi frank atau

     frank consolidation.

    25

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    26/43

    G"-&"! 1+. Aubungan antara 'ekanan Kapiler $aru dengan 'emuan 4adiologi.

    4.+. B" *$'3 Ede-"

    Gat &ing edema mengarah pada distribusi edema al"eolar di bagian sentral dan

    dengan distribusi non!gra"itasional. @ambaran radiologis ini biasanya terdapat pada )0

    kasus edema paru, dan secara keseluruhan terjadi pada kasus perkembangan cepat gagal

     jantung berat seperti pada insufisiensi katub mitral akut (yang berhubungan denganrupturnya otot papilar, infark miokard masif, dan destruksi katub seperti pada endokarditis

    septik atau pada kasus gagal ginjal. $ada kasus bat &ing edema, korteks paru bersih dari

    cairan al"eolar ataupun interstitial. Kondisi patologis ini berkembang secara cepat yang

    ditandai secara radiologis dengan infiltrat al"eolus, dan gambaran tipikal edem pulmo

     jarang ditemukan.

    26

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    27/43

    G"-&"! 15. Gat &ing edema pada pasien &anita, ++ tahun dengan kelebihan cairan dan

    gagal jantung. $ada gambaran foto thoraB dada (6.a dan gambaran #'!scan (6.b

    menunjukkan adanya (ing alveolar edema  yang distribusinya sentral dan  sparing dari

    konteks paru. *nfiltrat pada pasien ini berkurang setelah 62 jam menjalani pengobatan.

    Geberapa teori diungkapkan dalam patofisiologis bat &ing edema. 3alah satu

    teorinya menyebutkan peningkatan konduktifitas hidraulik. Aal ini menyebabkan

    mukopolisakarida mengisi ruang sitokeleton peri"askular dan menghambat aliran cairan.

     %amun, dengan meningkatnya hidrasi cairan, matriB ekstraseluler ini memberikan jalan

    agar cairan dapat mengalir ke central. $enemuan lainnya mengungkapkan efek pumping

    dari siklus pernafasan, yang lebih besar berada di korteB paru, yang menyebabkan banyak 

    cairan dialirkan ke hilus. $enemuan lainnya mengungkapakn kontraktilitas septum al"eolus

    menjadi faktor pendukung untuk mengalirkan cairan interstitial ke hilus.

    G"-&"! 14. Gat &ing edema pada pasien &anita, 11 tahun, dengan o"erload cairan dari

    gangguan ginjal dan sudah dilakukan hemodialisis untuk nefroangiosklerosis

    hipertensinya. $asien ditemukan tidak sadarkan diri setelah berbaring ke sisi kanannyadalam beberapa jam. @ambaran radiologis menunjukkan adanya unusual recumbent bat 

    (ing pulmonary edema yang berhubungan dengan efusi pleura sebelah kanan.

    4.5. D$2!$&2$ A2$-e!$2 d"!$ Ede-" Pe'$'36""' Te6"'"'

    $enyebab tersering terjadinya distribusi asimetris dari edema tekanan adalah

     perubahan morfologi dari parenkim paru pada kasus penyakit paru obstruksi kronis. 3elain

    itu, pada kasus gagal jantung, emfisema pada apices atau gambaran destruksi dan fibrosis

     pada bagian paru bagian atas dan tengah (sering ditemukan pada kasus end!stage

    27

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    28/43

    tuberculosis, sarcoidosis, atau asbestosis akan terlihat pada kasus edema paru yang

     predominan pada bagian yang kurang berpengaruh pada proses penyakit ini.

    7aktor hemodinamik mungkin juga berpengaruh pada distribusi asimeteris edema

     paru ini. Edema paru yang berhubungan dengan regurgitasi mitral menunjukkan bagian

    lobus atas kanan yang predominan dikarenakan gangguan aliran yang disebabkan oleh

    refluks langsung pada "ena paru bagian atas kanan. -istribusi asimetris ini terjadi pada

    de&asa dan 22 pada anak!anak dengan regurgitasi mitral derajat 6 dan .

    G"-&"! 1. Edema paru asimetris pada pasien pria dengan chronic obstructive pulmonary

    disease. $ada gambar /.a yang merupakan parenkim paru dan gambar /.b yang merupakan

    gambaran mediastinum menunjukkan edema dengan gambaran diffuse ground-glass

    attentuation dengan gradien anteroposterior. #airan yang memenuhi bula subpleura paling

     jelas terlihat pada gambar /.b di bagian kiri ba&ah.

    G"-&"! 1,.  Edema paru asimetris pada pasien laki!laki +0 tahun, dengan end-stage

     fibrosis dan emfisema bulosa dikarenakan asbestosis dengan gagal jantung. $ada gambaran

    2#

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    29/43

    radiografi didapatkan infiltrat edema paru predominan pada basis paru karena aliran darah

     paru mengalir ke bagian ini dari bula lobus bagian atas. 7ibrosis interstitial yang

    disebabkan karena asbestosis dapat menjadi tempat masuknya edema ke ruang al"eolus.

    G"-&"! 17. Edema paru dengan serangan asma akut pada anak!anak berumur 6 tahun.

    @ambaran radiografi ditemukan adanya edema paru yang berhubungan dengan

     peribronchial cuffing, ill-defined vessels,  pembesaran hilus, dan peningkatan opasitas area

    al"eolar.

    khirnya, posisi pasien juga menentukan distribusi cairan intra dan eBtra"askuler 

    ini. $ada pasien dengan posisi supine, #' scan aBial selalu menunjukkan gradien

    anteroposterior dengan distribusi asimetris dari edema yang disebabkan karena operasi

     prolong atau imobilisasi. -istribusi ini juga dapat didapatkan pada pasien dengan gagal

     jantung kongesti"e dan pasien dengan o"erghidrasi.

    4.4. Ede-" P"! de'3"' A2-" A6

    Kondisi edema paru pada asma akut sangat jarang terjadi, kondisi ini berhubungan

    dengan gas yang terperangkap menyebabkan tekanan intraal"eolar menjadi positif, hal ini

    menyebabkan menurunnya gradien tekanan hidrostatik. $ada saat inspirasi tidal, anak!anak 

    dengan episode serangan asma akut menunjukkan hasil tingginya tekanan negatif puncak 

    inspirasi (sekitar 2 cm air, dibandingkan dengan pada anak yang sehat (sekitar + cm air.

    3elanjutnya, didapatkan pula tekanan pleura yang menurun saat respirasi tidal, mencapai

    !2/./ cm air, dibandingkan dengan anak yang sehat dengan penurunan tekanan sekitar !/

    cm air. 'ekanan negatif pleura saat serangan asma akut ini membantu untuk pelebaransaluran pernafasan.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    30/43

    cairan ekstra"askular. -ari salah satu pusat penelitian, didapatkan bah&a kasus ini sangat

     jarang, dan hanya ada satu kasus selama lima tahun. @ambaran radiologi pada kasus ini

    adalah adanya erley lines, peribronchial cuffing, dan peningkatan opasitas area al"eolus.

    4.. Ede-" P"! P2&2!62$

    Edema paru postobstruksi terjadi setelah obstruksi saluran pernafasan atas dan

    membentuk edema hidrostatik. Edema paru ini sering terjadi karena masuknya benda

    asing, laringospasme, epiglotitis, atau  strangulation. ika obstruksi terjadi obstruksi saat

    inspirasi, hal ini mengakibatkan tekanan negatif intratoraB meningkat dan membuat "enous

    return meningkat pula. Edema terjadi karena penurunan tekanan negatif pleura secara tiba!

    tiba, yang menyebabkan gradien tekanan hidrostatik antara intra"askular dan

    ekstra"askular meningkat. ika obstruksi terjadi saat inspirasi dan ekspirasi, maka tekanan

     positi" intratoraB akan meningkat dan dapat membuat terjadinya edem.

    G"-&"! 19. Edema paru postobstruksi pada pasien pria, berumur 6) tahun dengan

    laringospasme postekstubasi. @ambaran #' scan didapatkan adanya edema paru dengan

     peribronchial cuffing yang predominan di parenkim paru sentral. KorteB paru tidak 

    didapatkan adanya edema al"eolar ataupun erley lines.

    $ada gambaran radiografi dada dan #', edema paru postobstruksi ditandai dengan

    garis septal atau  septal lines, peribronchial cuffing, dan pada kasus yang berat akan

    didapatkan central alveolar edema. @ambaran ini hampir sama dengan gambaran pada

    edema karena tekanan hidrostatik. ?kuran jantung biasanya normal, yang mengindikasikan

    tekanan edema tidak berhubungan dengan o"erhidrasi. 4esolusi biasanya didapatkan pada

    hari ke 2 sampai ke 6 setelah terapi yang cepat dan sesuai.

    4.,. Ede-" P"! de'3"' E-&$ P"! A6 d"' K!'$2

    3%

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    31/43

    3elama beberapa tahun ini, didapatkan gambaran edema paru pada foto thoraB

     pasien dengan emboli paru akut, kasusnya sekitar )0 dari emboli paru akut. @ambaran

    #' yang terlihat adalah meningkatnya  ground-glass attenuation yang terlokalisasi pada

    arteri segmental atau subsegmental. Geberapa peneliti percaya bah&a mekanisme edema

     paru masif pada kasus emboli paru akut adalah berhubungan dengan hipertensi pulmonal.

    Aipertensi ini menyebabkan oklusi lebih dari /0  pulmonary arterial bed. Aal ini

    menyebabkan meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler, akhirnya perfusi aliran ke area ini

    ikut meningkat dan dapat menimbulkan edema.

    G"-&"! 1=. Edema paru pada pasien laki!laki berumur /1 tahun dengan penyakit

    tromboemboli kronis. @ambar diatas menunjukkan gambaran #' scan dengan hipoperfusi

    dari lobus kanan atas dan kiri ba&ah yang menunjukkan gambaran  ground glass

    attentuation  dan pembesaran arteri. Aipoperfusi pada lobus kiri ba&ah berhubungan

    dengan penurunan ukuran pembuluh darah.

    31

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    32/43

    G"-&"! +0. ngiogram dari paru kanan yang menunjukkan  segmental (ebs (panah

    hitam dan oklusi "askular.

    4.7. Ede-" P"! "d" Pe'#"6$ O62$ )e'"

    $enyakit oklusi "ena paru merupakan kondisi letal yang berhubungan dengan

    menyempit atau oklusi nya "ena atau "enula kecil paru yang dikarenakan trombus.

    $enyakit ini tersebar menyebar pada "ena kecil paru, dan tidak melibatkan "ena besar.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    33/43

    G"-&"! +5. Aigh resolusi #' scan, didapatkan penebalan septum inter dan intralobular,

     peribronchial cuffing, efusi pleura minimal, dan residual diffuse ground-glass attenuatin.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    34/43

    G"-&"! +4. @ambaran edema paru pada anak berumur / tahun yang hampir tenggelam )

     jam sebelum diba&a ke rumah sakit. 'erdapat pembesaran jantung, diffuse confluent 

    alveolar patterns of pulmonary edema, dan peribronchial cuffing. @ambaran cortikal paru

     bersih dari edema interstitial, hal ini mengindikasikan edema berasal dari kerusakan

    al"eolar langsung dari inhalasi air atau edema karena laringospasme dibandingkan dengan

    edema karena hipoksia.

     

    G"-&"! +. @ambaran foto thoraB dan #' scan setelah 6 jam kejadian, menunjukkan

    adanya penurunan edema paru.

    4.=. Ede-" Pe!-e"&$$"2 de'3"' DAD (diffuse alveolar damage

    cute respiratory distress syndrome atau 4-3 merupakan istilah yang digunakanuntuk akut atau subakut, lesi difus paru yang dapat menyebabkan hipoksemia berat. =esi

    34

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    35/43

    ini berhubungan dengan beberapa faktor persipitasi dan tidak berhubungan dengan

    insufisiensi jantung. =ebih lanjut, 4-3 terjadi tanpa peningkatan tekanan kapiler paru.

    Kerusakan difus al"eolus merupakan hasil dari beberapa faktor persipitasi, atau terjadi

    karena kondisi sekunder sistemik. Kerusakan langsung sel biasanya terjadi karena agen

    kimia, agen infeksi, cairan lambung, dan gas toksin yang dapat menyebabkan kerusakan

     berat pada sel. 3edangkan kerusakan tidak langsung atau  secondary damage terjadi karena

    kaskade biokimia sistemik yang dapat menimbulkan agen oksidatif, mediator inflamasi,

    dan enHim yang dapat merupakan endotel, contoh penyebabnya adalah sepsis, pankreatitis,

    trauma berat, dan transfusi darah.

    'erdapat tiga stadium pada 4-3. 3tadium pertama mempunyai karakteristik 

    edema interstitial dengan konten protein yang tinggi diikuti dengan edema al"eolar dan

     pembentukan membran hialin. Edema cepat pada ruang al"eolar menyebabkan  erley

    lines  tidak terlihat pada 4-3. 3tadium kedua adalah stadium proliferasi yang

     berhubungan dengan eksudat fibrosa. 3tadium ketiga adalah stadium fibrotik, yang

    mempunyai karakteristik dengan jaringan parut dan formasi dari  subpleural dan

    intrapulmonary cysts.  $ada stadium pertama gambaran radiologis yang dapat terlihat

    adalah adanya edema interstitial diikuti dengan opasitas pada daerah perihilar. 3elanjutnya

    dapat terlihat gambaran konsolidasi dengan air bronkogram jika edema sudah berlanjut ke

    edema al"eolar. 'idak didapatkan adanya kardiomegali, apical vascular redistribution, dan

     erley lines. $ada stadium proliferasi akan terlihat gambaran  ground glass  yang

    opasitasnya meningkat. $ada stadium fibrotik, akan didapatkan adanya lesi subpleural dan

    intrapulmonary cystic, hal ini dapat menjadi pneumotoraks.

    35

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    36/43

    G"-&"! +,. 4-3 yang berhubungan dengan -- pada pasien pria 20 tahun dengan

     bronkoaspirasi saat dilakukan intubasi trakea. @ambar a, b, c menunjukkan adanya

    konsolidasi pada anteroposterior gradien. Aiperlusensi pada area perifer bilateral

    menunjukkan adanya udara yang terperangkap. 'idak terdapat erley lines  pada gambaran

    di atas. @ambar d, e menunjukkan hasil #' scan ) hari setelah pasien diposisikan secara

     prone position selama )2 jam menunjukkan hasil konsolidasi yang berkurang pada bagian

     posterior, dan juga efusi pleura yang mulai berkurang.

    G"-&"! +7. @ambaran atipikal 4-3 yang disebabkan karena shyok septik pada pasien

    laki!laki berumur + tahun. @ambaran #' scan pasien tersebut menunjukkan bilateral

    konoslidasi yang predominan pada bagian anterior.

    36

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    37/43

    G"-&"! +9. Edema paru yang diakibatkan karena heroin pada pasien laki!laki berumur )

    tahun. @ambaran thoraB a menunjukkan adanya edema paru difus masif. 3edangkan pada

    gambar thoraB b menunjukkan gambaran 2+ jam setelah dira&at menunjukkan resolusi

    edema paru. $erubahan edema ini mungkin dapat disebabkan karena intubasi dan "entilasi

    tekanan positif pada pasien.

    4.10. Ede-" Pe!-e"&$$"2 "'" DAD

    Edema permeabilitas tanpa -- berarti tidak adanya kerusakan sel pada kondisi

     patologis. Geberapa kondisi edema permeabilitas tanpa -- adalah edema paru

    dikarenakan heroin, edema paru yang mengikuti sitokin, dan high-altitude pulmonary

    edema.

    4.10.1. Ede-" P"! d$6"!e'"6"' He!$'

    Edema paru yang terjadi secara langsung berhubungan dengan kondisi o"erdosis

    dari opiat, heroin, atau cocain. Edema paru terjadi pada )/ kasus o"erdosis heroin

    dengan mortalitas )0.

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    38/43

     

    G"-&"! +=. Edema paru yang diakibatkan karena heroin pada pasien laki!laki berumur 2

    tahun yanng diba&a ke 43 dengan @#3 6. @ambar a merupakan foto thoraB dengan edema

     paru kanan dengan posisi right lateral decubitus. @ambar b merupakan gambar thoraB

    setelah 28 jam, yang menunjukkan resolusi cepat infiltrat pada paru.

    4.10.+. Ede-" P"! #"'3 Me'3$6$ S$6$'

    *nterleukin atau *=!2 merupakan glukoprotein memiliki akti"itas tumoricidal yang

     berguna pada pasien dengan metastase melanoma dan metastase adenocarcinoma ginjal.

    3itokin lain yang mungkin berpengaruh adalah '%7 (tumor necrosis factor&. Gaik *=!2

    maupun '%7 dapat menimbulkan gangguan permeabilitas tanpa -- yang akhirnya dapat

    menimbulkan edema paru. 3itokin ini lebih sering menyerang pada sel endotel kapiler.

    @ambaran radiologis pada keadaan ini adalah bilateral simetris interstitial edema dengan

     penebalan  septal lines, dan tidak didapatkannya adanya edema al"eolar. 3elain itu

     peribronchial cuffing juga didapatkan pada +/ kasus.

    3#

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    39/43

    G"-&"! 50. Edema paru yang mengikuti sitokin pada &anita berusia 6+ tahun dengan

    melanoma maligna. @ambaran radiologis didapatkan bilateral difus edema paru dengan

     peribronchial cuffing (tanda panah hitam, pelebaran hilus, ill-defined vessels, dan efusi

     pleura. 'idak ada daerah al"eolus yang opasitasnya meningkat.

    4.10.5. H$3%;"$de P-'"!# Ede-"

    Aigh!altitude pulmonary edema adalah kondisi fatal yang terjadi pada indi"idu

    yang sebelumnya sehat. Aal ini terjadi karena prolong eBposure dari lingkungan yang

    mengandung sedikit tekanan oksigen atmosfir. Aal ini sering terjadi pada anak muda yang

    sering naik gunung dengan ketinggian lebih dari 6.000 meter. anifestasi klinisnya antara

    lain adalah dyspneu saat istriahat, batuk dengan sputum pink, dan gangguan neurogenik 

    yang terjadi karena edema otak.

    $roses patofisiologinya masih kontro"ersial. %amun beberapa peneliti setuju bah&a

    kondisi hipoksia akut menyebabkan "asokontriksi heterogen yang dapat menyebabkan

    hipertensi pulmonal. kibatnya, terjadi kebocoran endotel yang akan menyebabkan edema

    interstitial dan al"eolar tanpa disertai --. Kebocoran "askuler ini menyebabkan

    akumulasi cairan yang berisi protein tinggi, yang nantinya akan membentuk sputum yang

     berbusa. Keadaan ini akan cepat membaik dengan terapi yang adekuat dengan oksigen dan

    "asodilator paru. @ambaran radiologis pada kondisi ini adalah edema interstitial sentral,

     peribronchial cuffing, ill-defined vessels, patchy, dan konsolidasi asimetris. Geberapa erley lines mungkin dapat terlihat.

    3$

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    40/43

    G"-&"! 51.  *igh-altitude pulmonary edema  pada pasien &anita berusia 60 tahun yang

    sedang mendaki sampai ketinggian ./00 m. @ambaran radiografi dan #' scan

    menunjukkan adanya konsolidasi yang sebagian besar berada di korteks paru. 'idak ada

    kerley lines ataupun efusi pleura yang terlihat.

    4.11. Ede-" P"! Ne!3e'$6 

    Edema paru neurogenik terjadi pada lebih dari /0 pasien dengan gangguan otak 

     berat seperti pada trauma, perdarahan subaraknoid, stroke, maupun status epileptikus.

    -iagnosis dari edema paru neurogenik dibuat menggunakan metode eksklusi. $enyebabnya

    masih kontro"ersional, beberapa mengemukakan kombinasi antara faktor yang

    mempengaruhi edema hidrostatik dan faktor yang mempengaruhi edema permeabilitas

    tanpa --. @ejala dari edema paru neurogenik ini diantaranya adalah dispneu, takipneu,

    dan sianosis yang terjadi setelah adanya gangguan pada otak. @ejala dan tanda ini akan

     berkurang secara cepat pada kebanyakan kasus. @ambaran radiografi pada kasus ini adalah

    adanya bilateral, homogen konsolidasi, dengan predominasi apices pada /0 kasus.

    @ambaran radiologi ini biasanya menghilang setelah )!2 hari.

    4%

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    41/43

    G"-&"! 5+. Edema paru neurogenik pada pasien &antia berumur / tahun dengan

     perdarahan intrakranial karena hipertensi arteri. @ambar a. menunjukkan foto rontgen

    thoraB dengan gambaran konsolidasi yang predominan pada daerah apices. 'anpa disertai

    efusi pleura,  erley lines, maupun ukuran jantung yang abnormal. @ambar b.

    menunjukkan #' scan dengan gambaran konsolidasi al"eolar pada sentral paru, dan

     penebalan septum interlobus (tanda panah hitam.

    4.1+. Ede-" P"! 6"!e'" E-&$ Ud"!"

    Edema paru karena emboli udara sangat jarang terjadi, dan biasanya terjadi karena

    komplikasi iatrogenik atau karena prodesur yang in"asif, seperti pada prosedur 

    neurosurgery dengan posisi pasien adalah duduk dan dengan penempatan central venous

    lines. 3elain itu, kondisi ini dapat diakibatkan karena trauma dada terbuka maupun

    tertutup. $atofisiologi mekanisme dema paru karena emboli udara adalah adanya emboli

    udara karena obstruksi mekanis pada microvasculature  paru karena rendahnya koefisien

    absorbsi udara. kumulasi udara ini menyebabkan aliran turbulensi yang dapat

    menyebabkan agregasi trombosit, formasi fibrin, dan "asokonstriksi. 7aktor non!mekanis

    (pembebasan radikal oksigen oleh neutrofil juga berperan dalam gangguan endotel

    kapiler. akromolekul, protein, dan sel darah dapat masuk ke ruang interstitial dan

    al"eolar. Aal ini akan menimbulkan gambaran patologis dari edema interstitial ringan

    sampai konsolidasi perdarahan pada saluran udara.

    41

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    42/43

    G"-&"! 55. Edema paru karena emboli udara pada &anita berumur +2 tahun setelah

    dilakukan coronary artery bypass graft surgery. @ambar a, menunjukkan

     %yeri dada dengan onset yang tiba!tiba, takipneu, dispneu, dan hipotensi dapat

    ditemukan pada pemeriksaan fisik. 3aat dilakukan intraoperatif transesophageal

    echocardiografi, dapat ditemukan adanya ind(elling udara di ruang jantung sisi kanan.

    @ambaran foto thoraB dapat ditemukan adanya edema interstitial bilateral, peningkatan

    opasitas al"eolar yang predominasinya di basis paru.

    DAFTAR PUSTAKA

    42

  • 8/16/2019 tugas radio (sanjaya) Edema-Paru - Copy.docx

    43/43

    #inteHa, ., argulescu, .-., -arabont, 4oBana