27
PROFIL DINAS KESEHATAN KAB. BONDOWOSO Th. 2009 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan modal utama pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. . Dalam mewujudkan tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya yaitu melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan yang berada disekitarnya. Agar merata dan terjangkau oleh masyarakat, pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan secara terpadu melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Poskesdes serta pelayanan kesehatan rujukan melalui Rumah Sakit. Adapun kondisi sarana pelayanan kesehatan tahun 2008 yaitu terdapat 25 Puskesmas, 63 Puskesmas Pembantu, 157 Polindes, 1.030 Posyandu, 25 unit Puskesmas Keliling, 1 unit mobil tanki air, 1 unit Kendaraan Bencana, 1 unit mobil operasional Gudang Farmasi Kabupaten dan 1 unit Puskesmas Keliling Demam Berdarah. Kondisi kesehatan masyarakat berkaitan dengan adanya penyakit menular masih diperlukan adanya kewaspadaan dini untuk mencegah adanya Kejadian Luar Biasa (KLB). Berkaitan dengan adanya penyakit menular adalah perilaku dan lingkungan yang tidak baik karena perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya di masyarakat. Untuk itu kampanye PHBS perlu ditingkatkan. Perubahan perilaku sebagai hasil kampanye PHBS perlu diikuti dengan peningkatan sanitasi dan lingkungan, pengawasan kualitas air dan lingkungan, penyehatan tempat-tempat umum dan makanan serta minuman. Untuk mengukur keberhasilan program / kegiatan kesehatan tersebut diperlukan indikator antara lain indikator kinerja dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Untuk indikator kinerja SPM bidang kesehatan sesuai dengan Keputusan

srii - Copy.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PROFIL DINAS KESEHATAN KAB. BONDOWOSO Th. 2009

BAB IPENDAHULUANPembangunan kesehatan merupakan modal utama pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. .Dalam mewujudkan tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya yaitu melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan yang berada disekitarnya.

Agar merata dan terjangkau oleh masyarakat, pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan secara terpadu melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Poskesdes serta pelayanan kesehatan rujukan melalui Rumah Sakit. Adapun kondisi sarana pelayanan kesehatan tahun 2008 yaitu terdapat 25 Puskesmas, 63 Puskesmas Pembantu, 157 Polindes, 1.030 Posyandu, 25 unit Puskesmas Keliling, 1 unit mobil tanki air, 1 unit Kendaraan Bencana, 1 unit mobil operasional Gudang Farmasi Kabupaten dan 1 unit Puskesmas Keliling Demam Berdarah.Kondisi kesehatan masyarakat berkaitan dengan adanya penyakit menular masih diperlukan adanya kewaspadaan dini untuk mencegah adanya Kejadian Luar Biasa (KLB). Berkaitan dengan adanya penyakit menular adalah perilaku dan lingkungan yang tidak baik karena perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya di masyarakat. Untuk itu kampanye PHBS perlu ditingkatkan. Perubahan perilaku sebagai hasil kampanye PHBS perlu diikuti dengan peningkatan sanitasi dan lingkungan, pengawasan kualitas air dan lingkungan, penyehatan tempat-tempat umum dan makanan serta minuman.Untuk mengukur keberhasilan program / kegiatan kesehatan tersebut diperlukan indikator antara lain indikator kinerja dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Untuk indikator kinerja SPM bidang kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 terdiri dari 18 indikator.Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Nias Selatan Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan , dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan ini pada intinya berisi berbagai data / informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM bidang kesehatan. Untuk itu perlu disusun Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2009, dengan sistematika penyajian :

BAB I : Pendahuluan

BAB II : Gambaran Umum Kabupaten Bondowoso

BAB III : Situasi Derajat Kesehatan

BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan

BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan

BAB VI : Penutup

Lampiran

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BONDOWOSO

A. Kondisi Geografi

Lokasi dan Keadaan GeografiKabupaten Nias Selatan terletak disebelah Barat Pulau Sumatera jaraknya 92mil laut dari Kota Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah.Letak Kabupaten Nias Selatan berada di sebelah Selatan Kabupaten Nias yangberjarak 120 km dari Gunungsitoli ke Telukdalam (ibukota Kabupaten Nias Selatan).

Luas Wilayah dan Pembagian Daerah AdministrasiKabupaten Nias Selatan mempunyai luas wilayah 1.825,2 km2 dan wilayah initerdiri dari 104 buah pulau. Kabupaten Nias Selatan terdiri dari 18 kecamatan,dimana terdapat 2 kelurahan dan 354 desa.Batas WilayahSebelah Utara dengan Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Barat. SebelahSelatan dengan Pulau-pulau Mentawai Propinsi Sumatera Barat. Sebelah Timurdengan Kabupaten Mandailing Natal dan Pulau-pulau Mursala Kabupaten TapanuliTengah. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

Keadaan TopografiKondisi alam/topografi Kabupaten Nias Selatan pada umumnya berbukit-bukityang sempit dan terjal serta pegunungannya diatas permukaan laut bervariasi antara0-800 m, terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang mencapai 20 %, daritanah bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari berbukit sampaipegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.Kondisi topografi demikian menyulitkan pembuatan jalan-jalan lurus dan lebar.Oleh karena itu, kota-kota utama terletak di tepi pantai.

I k l i mKabupaten Nias Selatan terletak di daerah khatulistiwa dan mempunyai curahhujan yang tinggi. Rata-rata curah hujan perbulan 298,60 mm dan banyaknya harihujan dalam setahun 250 hari atau rata-rata 21 hari perbulan pada tahun 2012.Akibat banyaknya curah hujan maka kondisi alamnya sangat lembab dan basah.Musim kemarau dan hujan silih berganti dalam setahun.Disamping struktur batuan dan susunan tanah yang labil mengakibatkanseringnya banjir Bandang di wilayah ini dan masih terdapat jalan-jalan aspal yangpatah dan longsor disana sini, bahkan juga terjadi daerah aliran sungai yangberpindah-pindah.Keadaan iklim dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara berkisar antara21,7-31,3 dengan rata-rata kelembaban udara 88 % dan kecepatan rata-rata angin6 knot. Curah hujan tinggi dan relatif turun hujan sepanjang tahun dan sering kalidibarengi dengan badai besar. Musim badai laut biasanya berkisar antara bulanSeptember sampai November, tetapi kadang terjadi badai pada bulan Juni, jadi cuacabisa berubah secara mendadak.Pulau - PulauKabupaten Nias Selatan terdiri dari 104 buah pulau besar dan kecil. Ibukotakabupaten adalah Telukdalam berkedudukan di Pulau Nias. Jumlah pulau yang dihunisebanyak 21 buah, yang tidak dihuni sebanyak 83 buah.Luas Pulau Pulau Besar : - Pulau Tanah Bala 39,67 km2- Pulau Tanah Masa 32,16 km2- Pulau Tello 18,00 km2- Pulau Pini 24,36 km2.

Penyebaran Pulau Pulau menurut Kecamatan- Kecamatan Pulau Pulau Batu = 101 pulau (termasuk Kecamatan Hibala)- Kecamatan Lahusa = 1 pulau- Kecamatan Lolowau = 2 pulau.

B. Kondisi DemografiJumlah penduduk Kabupaten Bondowoso tahun 2009 adalah 737.807 jiwa yang terdiri dari 361.327 jiwa laki-laki dan 376.480 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bondowoso tahun 2009 sebesar 473 jiwa/km2. Diantara 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bondowoso, kecamatan Bondowoso mempunyai jumlah penduduk paling banyak yaitu sebesar 73.870 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.447 jiwa/km2. Sementara itu kecamatan yang penduduknya paling sedikit adalah kecamatan Sempol dengan jumlah penduduk sebesar 11.343 jiwa, dengan kepadatan 52 jiwa/km2.Perkembangan Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bondowoso tahun 2007 2009

C. Kondisi Sosial Ekonomi1. Keadaan PendidikanBerdasarkan hasil Sensus penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Bondowoso (usia 5 tahun ke atas) :- Tidak tamat/belum tamat SD : 354.208 jiwa (50,2%)- Tamat SD : 198.458 jiwa (28,1%)- Tamat SLTP : 40.596 jiwa (5,8%)- Tamat SLTA : 34.293 jiwa (4,9%)- Tamat Akademi/Perguruan Tinggi : 6.029 jiwa (0,9%)2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Sebagian besar penduduk Kabupaten Bondowoso adalah petani. Sedangkan industri yang ada di Kabupaten Bondowoso terdiri dari industri kecil baik dari sektor usaha makanan dan minuman, sandang pangan dan kulit, bahan bangunan dan kimia serta dari sektor pelayanan jasa.Pada tahun 2009, jumlah keluarga miskin (KK miskin) di Kabupaten Bondowoso adalah 442.247 jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 453.018 jiwa.

Komoditi unggulan d bidanng pertanian yaitujagungubi jalarubi kayubidang perkebunan kakaokaretkopikelapacengkehnilam pala pinangbidang perikananprikanan tangkapbudidaya kolam budidaya lautbidang jasawisata budaya

BAB IIISITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Derajat Kesehatan1. Umur Harapan HidupUmur Harapan Hidup penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penduduk laki-laki memiliki umur harapan hidup yang lebih rendah daripada penduduk perempuan. Berdasarkan Sensus Penduduk 2000 Umur Harapan Hidup penduduk Indonesia mencapai 67,97 tahun.Sedangkan menurut Susenas tahun 2006 Umur Harapan Hidup di Propinsi Jawa Timur adalah 68,25 tahun dan di Kabupaten Bondowoso adalah 61,89 tahun. Umur harapan hidup yang mengalami peningkatan, secara tidak langsung memberi gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan penduduk Indonesia, sehingga diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian.

2. MortalitasJumlah lahir hidup sebanyak 10.255 bayi dan jumlah lahir mati sebanyak 159 bayi. Sedangkan jumlah kematian bayi usia 0 - < 1 tahun sebanyak 213 bayi, kematian balita sebanyak 15 balita dan kematian ibu maternal 21 orang (penyebab langsung 9 orang dan penyebab tak langsung 12 orang).

3. Morbiditasa. Angka Kesakitan Demam Berdarah (DBD) per 100.000 pendudukPenyakit demam berdarah, sampai saat ini masih merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian, karena daerah penyebarannya yang luas dan menyerang semua golongan umur serta sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).. Siklus puncak kejadian DBD yaitu 4 5 tahunan. Jumlah penderita DBD tahun 2009 di Kabupaten Bondowoso sebanyak 292 kasus

b. Persentase Kesembuhan TB ParuIndonesia merupakan negara dengan kasus TB paru terbesar ke-3 di dunia (menurut WHO). Berdasarkan laporan tribulan TB Paru, jumlah penderita TB Paru positif (+) di Kabupaten Bondowoso tahun 2009 adalah 613 penderita dan semuanya telah diobati dan yang telah sembuh pada tahun 2009 sebanyak 501 penderita (85,06%). Kesembuhan penderita TB Paru ini sangat ditentukan oleh ketaatan penderita dalam meminum obat TB Paru.

c. Persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresikoPenyakit HIV/AIDS merupakan penyakit pandemi pada semua kawasan, dalam beberapa tahun ini penyakit HIV/AIDS menunjukkan adanya peningkatan yang mengkhawatirkan. Kejadian kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 15 kasus/penderita dan ditangani semua.d. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia 15 tahun per 100.000 penduduk usia < 15 tahunIndikator untuk menilai keberhasilan program eradikasi polio adalah kejadian kasus AFP. Kejadian kasus AFP di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 10 kasus. Angka kesakitan AFP di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebesar 5,89 (jumlah penduduk usia