27
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keotentikan data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya dengan kemampuan pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan. Penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon yang diukur dalam setiap petak ukur tersebut adalah diameter (setinggi dada), tinggi dan jumlah pohon. 1

LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

  • Upload
    diara36

  • View
    106

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat

mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas

tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat

merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keotentikan data yang

diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil

pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya dengan kemampuan

pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka

semakin baik pula data yang dikumpulkan.

Penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu variabel

penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon dalam

petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon yang diukur dalam setiap petak ukur

tersebut adalah diameter (setinggi dada), tinggi dan jumlah pohon.

Penaksiran volume pohon dari sampel lapangan dan dari tegakan

dilakukan melalui pengukuran dan pohon-pohon seperti diameter pada setinggi

dada dan pada ketinggian lainnya dari cabang (pada pohon yang telah ditebang).

Tinggi spesies pada ketinggian tertentu dari batang, atau panjang pada sepanjang

batang atau cabang-cabang dan tebal kulit.

Volume merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam

inventore secara obyektif. Sayangnya terlalu banyak dokumen inventore dimana

itu tidak ditetapkan secara jelas beberapa diameter setinggi dada minimum,

beberapa bagian dari pohon yang diperhitungkan, apakah volume dengan kulit

1

Page 2: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

atau tanpa kulit, apakah volume bruto atau tidak memasukkan bagian-bagian yang

cacat, yang kriteriannya adalah untuk tidak menyertakan bagian-bagian yang

cacat.

Penaksiran volume kayu yang masih berdiri hanya merupkaan langkah awal

untuk menghitung hasil akhir dalam inventore hutan,.Target yang lebih penting

adalah menaksir volume tegakan merupakan jumlah volume pohon yang terdapat

disuatu areal hutan.Konsep ini berlaku bila sampel yang diambil merupakan

individu pohon. Untuk kepentingan pengelolaan hutan yang perlu diketahui bukan

hanya volume tegakan yang ada sekarang saja, tetapi jjuga pertimbangan tegakan

tersebut dimasa yang akan datang khususnya selama jangka waktu perencanaan.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

Untuk mengetahui volume total dan volume tinggi bebas cabang hutan

kampus, Jati Putih (Gmelina arborea), Kuku (Pericopsis mooniana), dan

Trambesi (Samanea saman).

2

Page 3: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Diameter

Diameter adalah garis lurus yang melewati pusat sebuah lingkaran atau

bola dan bertemu pada tiap ujung permukaannya. Pengukuran diameter yang

paling umum dilakukan pada bidang kehutanan adalah pada batang utama pohon

yang berdiri, memotong bagian pohon serta bagian cabang. Pengukuran diameter

penting karena merupakan salah satu dimensi pohon yang secara langsung dapat

diukur untuk mengukur luas penampang, luas permukaan, dan volume pohon

(Husch et al. 2003).

Diameter merupakan salah satu peubah pohon yang mempunyai arti

penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan

pengelolaan. Dalam mengukur diameter, yang lazim dipilih adalah diameter

setinggi dada (Dbh), karena pengukurannya paling mudah dan mempunyai

korelasi yang kuat dengan peubah lain yang penting, seperti luas bidang dasar dan

volume batang (Samuel, 2003).

Di negara-negara yang menggunakan sistem metrik, diameter setinggi

dada (Dbh) biasanya diukur pada ketinggian batang 1,3 meter dari atas permukaan

tanah. Untuk pohon-pohon berbanir lebih dari 1,3 meter dari atas permukaan

tanah, pengukuran diameter dilakukan pada 20 cm di atas banir (Lemmens, 2002).

3

Page 4: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

B. Cara Mengukur Tinggi

Selanjutnya jika kita ingin mengukur tinggi pohon, kita hanya memastikan

bahwa segitiga yang kita pegang itu posisinya tepat tegak lurus dengan tanah dan

sisi miringnya segaris antara mata dan puncak pohon. Berikutnya kita tinggal

menjumlahkan jarak kita pada pohon dengan tinggi kita maka akan diperoleh

tinggi pohonnya. Bagaimana dengan mengukur lebar sungai tanpa harus

menyeberanginya Silakan dipikirkan caranya jika menggunakan konsep seperti

ini. Dengan hanya menggunakan busur derajat (yang telah dimodifikasi) kita

dapat mengukur tinggi suatu objek yang jauh. Tidak hanya mengukur tinggi

pohon, bahkan tinggi gunung dapat kita ukur.

Setelah diameter, tinggi pohon adalah peubah lain yang mempunyai arti

penting dalam penaksiran hasil hutan. Bersama diameter, tinggi pohon diperlukan

untuk menaksir volume dan riap. Secara khusus peninggi tegakan diperlukan

untuk menentukan kelas kesuburan tanah atau bonita (Departemen Kehutanan

1992).

Tinggi adalah jarak linear sebuah objek yang normal ke permukaan bumi

atau beberapa bidang datum lainnya secara horisontal. Selain ketinggian tanah,

tinggi pohon adalah jarak vertikal utama yang diukur dalam pengukuran hutan.

Total tinggi pohon juga dapat diperkirakan dari pengukuran yang dilakukan

melalui foto udara (Lemmens, 2002).

Tinggi pohon umumnya mengikuti kurva sigmoid jika pohon tersebut

tumbuh dengan sinar matahari yang penuh. Pertumbuhan tinggi pohon lambat

pada saat pohon masih muda dan terlalu kecil untuk mengumpulkan energi untuk

4

Page 5: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

pertumbuhan terus menerus yang cepat. Berdasarkan perkembangan ukuran pohon

dan peningkatan dedaunan mengakibatkan banyak energi yang diserap untuk

pertumbuhan secara terus menerus, sehingga terjadi pertumbuhan tinggi yang

pesat hingga mencapai pertumbuhan maksimum. Pada akhirnya pertumbuhan

melambat atas peningkatan tekanan akibat ketinggian yang ekstrim, pencahayaan,

atau ukuran mahkota yang sudah mencapai batasannya (Husch 2003).

C. Tinggi Total dan Tinggi Bebas Cabang

Tinggi total adalah tinggi dari pangkal pohon di permukaan tanah sampai

puncak pohon. Tinggi pohon total yaitu jarak terpendek dari titik puncak pohon

dengan titik proyeksinya pada bidang datar. Tinggi total adalah gambaran tinggi

pohon dari pangkal pohon dari permukaan tanah sampai dengan puncak pohon

(Lemmens, 2002).

Tinggi bebas cabang adalah tinggi pohon dari pangkal batang. Tinggi

pohon bebas cabang yaitu jarak terpendek dari titk bebas cabang dengan titk

proyeksi pada bidang datar. Tinggi bebas cabang adalah ganbaran tinggi pohon

dari pangkal batang dari permukaan tanah sampai dengan cabang pertama

membentuk tajuk (Lemmens, 2002).

D. Hubungan Kegunaan Volume dalam Manajemen

Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini

belum ada keseragaman.Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen,

maka akan ditemukan bahwa istilahmanajemen mengandung tiga pengertian

yaitu: Manajemen sebagai suatu proses, 1. Manajemen sebagai kolektivitas

orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, 2. Manajemen sebagai

5

Page 6: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science) Menurut

pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda

definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi

manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.

Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah

suatu proses dengan pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan

diawasi.

Kegunaannya dengan volume adalah ketika kita sudah mengetahui volume

pohon sama halnya kita sudah mengetahui riap pertumbuhan pohon sehinga kita

dapat mengetahui pertumbuhan pohon baik itu pertahunnya, rata-rata maupun

perperiode. Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai

sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk

mencapai tujuan yang sama.Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah

kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata

lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalamsuatu

badan tertentu disebut manajemen.Menurut pengertian yang ketiga, manajemen

adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya

belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen

adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu.

Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Menurut

G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu

6

Page 7: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana

mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang

diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk

menggunakan pengetahuan manajemen (Spurr, 1998).

7

Page 8: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 16 juni 2013.

Bertempat di hutan kampus belakang Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo

Kendari.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tegakan pohon jati putih

(Gmelina arborea), Ki hujan (Samanea saman), dan Kuku (Pericopsis mooniana).

Alat yang diguanakan pada praktikum ini adalah Haga meter, Tally sheet,

Meteran pita, meteran rol gunting, parang, tali rafiah dan alat tulis menulis.

C. Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur pelaksanaan pada praktikum ini adalah :

1. Membuat area petak ukur dengan ukuran 20 x 20 meter

2. Mengukur setiap jenis pohon pada area petak pengamatan

3. Menentukan tinggi total, tinggi bebas cabang, dan diameter pohon

4. Menghitung volume tinggi total, dan tinggi bebas cabang pohon.

8

Page 9: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

D. Analisis Data

D = KLL/π

LBDS = ¼ X π X D2

TT = TMP + (JP X Tα)

TBC = TMP + (JP X Tα)

VTT = LBDS X TT X F

VTBC = LBDS X TBC X F

Ket :

D = Diameter

KLL = Keliling

π = 3.14

LBDS = Luas bidang dasar

TT = Tinggi Total

TMP = Tinggi Mata Pengamat

JP = Jarak Pengamat

TBC = Tingi Bebas Cabang

VTT = Volume Tinggi Total

F = Angka Bentuk

VTBC = Volume tiggi bebas cabang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Page 10: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

A. Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran pada praktikum ini disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Hasil pengukuran di Hutan Kampus Universitas Haluoleo

No.

Jenis/Petak KLL(m)

Diameter(m)

LBDS(m2)

TMP(m)

tinggi (m) JP(m)

FVolume (m3)

TBC TT TBC TT1 Jati Putih (A1) 1.2 0.38 0.113 1.6 11.9 23 10 0.98 1.317 2.5372 Jati Putih (A2) 1.39 0.44 0.151 1.6 8.6 23 10 0.98 1.272 3.4033 Jati Putih (A3) 0.95 0.30 0.070 1.55 20.7 21.1 10 0.36 0.521 0.5314 Jati Putih (A4) 1,37 0.43 0.145 1.55 8.3 24 10 0.36 0.433 1.2525 Jati Putih (A5) 1.07 0.34 0.090 1.6 9.1 38.9 10 0.78 0.638 2.7306 Jati Putih (A6) 0.96 0.30 0.070 1.6 13.1 24 10 0.78 0.715 1.3107 Jati Putih (A7) 1.08 0.34 0.090 1.58 10.2 27.6 10 0.85 0.780 2.1118 Jati Putih (A8) 0.97 0.30 0.070 1.58 12.7 18.2 10 0.85 0.755 1.0829 Jati Putih (A9) 1.37 0.43 0.145 1.6 9.6 27.6 10 0.57 0.793 2.281

10 Jati Putih (A10) 1.37 0.40 0.125 1.6 13.1 27.6 10 0.57 0.933 1.96611 Jati Putih (A11) 1.17 0.37 0.107 1.55 16.4 23 10 0.53 0.930 1.30412 Jati Putih (A12) 1.19 0.37 0.107 1.6 10.9 19.6 10 0.11 0.128 0.23013 Jati Putih (A13) 0.89 0.28 0.061 1.6 10.6 21.2 10 0.09 0.058 0.11614 Kuku (B14) 1.43 0.45 0.158 1.6 5 24 10 0.45 0.355 1.70615 Kuku (B15) 1.18 0.37 0.107 1.58 3.9 22.1 10 0.63 0.262 1.42216 Kuku (B16) 0.79 0.25 0.049 1.58 5 14.3 10 0.05 0.012 0.03517 Ki Hujan (C17) 0.72 0.22 0.037 1.6 2.5 5 10 0.67 0.061 0.123

VOLUME TOTAL 0.586 1.419

VOLUME RATA-RATA 9.962 24.123

Analisis data

Diameter

=

KLL

=

1,2

= 0.38

M

Π3,

14

10

Page 11: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

LBDS = 1 X π X (d)2

4

=1

X 3 X(0.38)

2

4

= 0.113

m 2

TT = TMP + (JP x Tg α)= 1,6 + (10 x Tg 65)= 23 m2

TBC = TMP + (JP x Tg α)= 1,6 + (10 x Tg 46)= 11.9 m2

Kerapatan Tegakan

Jumlah Populasi =Luas Petak

Jarak Tanam (kerapatan)

Jarak Tanam (kerapatan)

=Luas Petak

Jumlah Populasi

=400 m2

17 pohon= 23.53 m2

B. Pembahasan

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler,

berarti bertambahnya  ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau

11

VTT = LBDS + TT + F= 0,113 + 23 + 0,98

= 2,537 m3

VTBC = LBDS + TBC + F= 0,113 + 11,9 + 0,98

= 1.317 m3

Page 12: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur

dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. Dalam tegakkan

vegetasi pertumbuhan biasanya di tanda dengan bertambahnya ukuran tinggi,

volume dan juga diameter suatu tegakkan.

Tegakan adalah suatu unit-unit pengelolaan hutan yang cukup homogen,

sehingga dapat dibedakan dengan jelas dari tegakan yang ada di sekitarnya.

Perbedaan itu disebabkan karena umur, komposisi, struktur atau tempat tumbuh.

Dalam hal ini kita kenal adanya tegakan pinus, tegakan jati, tegakan kelas umur

satu, dua, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan ciri dari vegetasi yang

menunjukkan adanya struktur jaringan hidup didalam vegetasi tersebut. Suatu

tegakan tanaman pasti memiliki batas tumbuh maksimal dimana batas tumbuh

tersebut menjadi patokan dalam hal pemanfaatannya. Dalam pertumbuhan

tegakkan suatu tanaman dikenal dengan istilah riap. Riap adalah pertumbuhan

dimensi pohon (diameter dan tinggi) hingga masak tebang.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum metode

penelitian kehutanan yaitu mengenai pengukuran tegakan vegetasi pohon sengon

yang ada di arboretum kehutanan didapatkan hasil bahwa pertumbuhan suatu

tegakan dengan tegakan yang lain akan bereda riap pertumbuhannya, hal ini di

lihat dari laju kecepatan tumbuh dari masing-masing jenis tegakan yang ada di

arboretum kehutanan. Hal-hal yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah tinggi

total , tinggi bebas cabang, dan juga diameter suatu tanaman.

Berdasarkan pengamatan pada Tabel 1 tersebut diketahui bahwa jumlah

tegakan pohon sengon yang berada di dalam arboretum kehutanan yaitu sebanyak

12

Page 13: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

26 tegakan pohon dengan volume tinggi total dan tinggi bebas cabang yang

berbeda-beda. Pada tanaman sengon dengan kode A1 diketahui besar jumlah

volume tinggi totalnya yaitu 0.005 m3 dan tinggi bebas cabangnya yaitu 0.0028

m3, untuk tanaman dengan kode A2 volume tinggi totalnya yaitu 0.052 m3 dan

volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.0041 m3. Untuk tanaman dengan kode A3,

volume tinggi totalnya yaitu 0.034 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu

0.0143 m3, untuk tanaman dengan kode A4 volume tinggi totalnya yaitu 0.14 m3

dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.013 m3. Untuk tanaman dengan kode

A5 volume tinggi totalnya yaitu 0.29 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu

0.07 m3.

Pada tanaman dengan kode A6, volume tinggi totalnya yaitu 0.19 m3 dan

volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.03 m3, untuk tanaman dengan kode A7

volume tinggi totalnya yaitu 0.016 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu

0.002 m3, untuk tanaman dengan kode A8 volume tinggi totalnya yaitu 0.003 m3

dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.001 m3. Tanaman dengan kode A9,

volume tinggi totalnya yaitu 0.002 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu

0.001 m3, untuk tanaman dengan kode A10 volume tinggi totalnya yaitu 0.003 m3

dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.002 m3. Untuk tanaman dengan kode

A11 volume tinggi totalnya yaitu 0.003 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya

yaitu 0.001 m3, tanaman dengan kode A12 volume tinggi totalnya yaitu 0.003 m3

dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.001 m3

Tanaman dengan kode A13, volume tinggi totalnya yaitu 0.003 m3 dan

volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.002 m3, tanaman dengan kode A14 volume

13

Page 14: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

tinggi totalnya yaitu 0.002 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.0007

m3. Pada tanaman dengan kode A15, volume tinggi totalnya yaitu 0.002 m3 dan

volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.001 m3, tanaman dengan kode A16 volume

tinggi totalnya yaitu 0.002 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.001 m3,

tanaman dengan kode A17 memiliki volume tinggi total yaitu 0.001 m3 dan volume

tinggi bebas cabangnya yaitu 0.0008 m3. Tanaman dengan kode A18 volume tinggi

totalnya yaitu 0.006 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.002 m3,

tanaman dengan kode A19 volume tinggi totalnya yaitu 0.008 m3 dan volume

tinggi bebas cabangnya yaitu 0.0008 m3, tanaman dengan kode A20 volume tinggi

totalnya yaitu 0.019 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.015 m3.

Pada tanaman dengan kode A21, memiliki volume tinggi total yaitu 0.1 m3

dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.006 m3, tanaman dengan kode A22

volume tinggi totalnya yaitu 0.08 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu

0.07 m3, tanaman dengan kode A23 volume tinggi totalnya yaitu 0.12 m3 dan

volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.06 m3, tanaman dengan kode A24 volume

tinggi totalnya yaitu 0.02 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya yaitu 0.002 m3,

tanaman dengan kode A25 volume tinggi totalnya yaitu 0.003 m3 dan volume

tinggi bebas cabangnya yaitu 0.001 m3, sedangan tanaman dengan kode A26

memiliki volume tinggi total yaitu 0.002 m3 dan volume tinggi bebas cabangnya

yaitu 0.0006 m3.

Berdasarkan hasil di atas, volume tinggi total yang tertinggi untuk jenis

tanaman sengon adalah tanaman dengan kode A5 dan yang terendah adalah

tanaman dengan kode A19, sedangkan untuk volume tinggi bebas cabang yang

14

Page 15: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

tertinggi adalah tanaman dengan kode A5 dan A22 sedangkan yang terendah

adalah tanaman dengan kode A26. Perbedaan volume tinggi total tersebut

dipengaruhi oleh seberapa cepat jenis tanaman itu tumbuh didaerah itu dan

memperoleh unsur hara yang banyak, selain itu besar volume tinggi total

dipengaruhi oleh seberapa besar tanaman itu menerima cahaya matahari yang

cukup untuk melakukan fotosintesis. Sedangkan besar volume tinggi bebas

cabang dari tanaman sengon itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dari

tiap tanaman, karana semakin jarang tanaman ditanam maka jumlah besar volume

yang diperoleh semakin kecil sebab arah pertumbuhan akan tumbuh kesamping

dengan munculnya cabang-cabang baru. Selain itu pemangkasan juga

mempengaruhi besarnya volume yang akan dihasilkan.

Hasil yang diperoleh pada Tabel 2 menunjukan bahwa, besarnya volume

tanaman sengon dalam tiap 11 tahun berbeda-beda. Pada umur 6 tahun, volume

yang diperoleh yang nantinya akan digunakan sebagai kabutuhan sebesar 0.5043

m3, pada umur 17 tahun volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 1.4289 m3,

pada umur 28 tahun volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 2.3536 m3, pada

umur 39 tahun volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 3.2782 m3, pada umur

50 tahun volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 4.2028 m3, pada umur 61

tahun volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 5.1275 m3, pada umur 72 tahun

volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 6.0521 m3, pada umur 83 tahun

volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 6.9767 m3, pada umur 94 tahun

volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 7.9014 m3 dan pada umur 105 tahun

volume kayu yang akan dihasilkan sebesar 8.8260 m3.

15

Page 16: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

Pertambahan volume kayu yang diperoleh dari data di atas menunjukan

bahwa besarnya volume kayu yang dihasilkan dan nantinya akan digunakan

ditentukan oleh pertambahan dari umur tanaman itu sendiri. Dari pertambahan

volume kayu tersebut, selisih untuk tiap pertambahan umur selama 11 tahun

sebesar 0.9246 m3.

Faktor penentu besarnya volume kayu yang akan dihasilkan ditentukan

oleh pemangkasan yang teratur pada tanaman setiap 3-4 tahun sekali.

Pemangkasan tersebut dilakukan pada percabangan yang muncul untuk

mengurangi persentase pada mata tunas yang terus tumbuh yang akan

mengakibatkan batang utama menjadi kurang nilai jualnya. Selain itu pemupukan

sangat penting dalam menunjang pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman yang

nantinya akan berpengaruh besar terhadap nilai volume yang didapatkan. Semakin

besar volume yang diperoleh maka semakin besar nilai jual yang akan didaptkan,

ataupun sebaliknya semakin kecil volume tersebut maka nilai jual akan semakin

berkurang.

V. PENUTUP

A. KesimpulaAdapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah:

Untuk mengetahui tinggi bebas cabang dan tinggi total suatu tegakkan

maka harus dilakukan pengukuran yang bertujuan untuk mendapatkan data dari

16

Page 17: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

hasil pengamatan yang di lakukan dengan mencari nilai keliling, diameter, LBDS,

tinggi mata pengamat, dan juga jarak pengamat serta nilai bentuk suatu tegakkan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami ajukan pada praktikum ini adalah:

Agar para praktikan pada saat mengikuti praktikum agar bersungguh-

sungguh dalam melakukan praktek sehingga apa yang telah dijelaskan dan di

praktekkan dapat dimengerti dengan mudah tanpa ada masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat jendral (Ditjen) Kehutanan, 1976. Vademeccum. Kehutanan Indonesia

Departemen Pertanian. Jakarta

Husch. B., TW Beers, JA Kershaw, 2003. Forest Mensuration. John wiley

17

Page 18: LAPORAN MANAJEMEN - Copy.docx

Lemmens, R.H.M.J. dan I. Soerianegara, 2002. Sumber Daya Nabati Asia

Tenggara No. 5 (1) Pohon Penghasil Perdagangan Utama. PT Balai

Pustaka Prosesa Indonesia. Bogor

Samuel, M.L dan J.A Witmer, 2003. Statistic For the LifeSciences Third Edition.

Pearson Education, Inc. New jersey

Spur, S.H, 1952. Forest Inventory. The Ronald. Press Company. New york

18