Upload
riskayanti-ramadhani
View
31
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Lipid
Tugas Metabolisme
METABOLISME LIPID
OLEH :
KELOMPOK II
AYU ASMARANI 041126814180
EKA FEBRI ZULISSETIANA 04112681418012
NOVITA ADELA 041126814180
RYO MONSAY HATKO 04112681418031
PROGRAM STUDI BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Pengertian...................................................................................................2
B. Fisiologi Irama Sirkadian…………………………………………………………………………..2
C.
B. Aplikasi Irama Sirkadian...............................................................................5
1. Gangguan Sistem Kardiovaskuler.............................................................6
2. Gangguan Sistem Respirasi......................................................................7
3. Gangguan Sistem Endokrin......................................................................7
4. Rheumatoid Arthritis................................................................................8
5. Gangguan Psikiatri dan Neurologis..........................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
i
BAB I
PENDAHULUAN
Lipid adalah sekelompok senyawa kimia yang terbentuk secara alami,
merupakan molekul yang bersifat hidrofobik atau ampipilik yang membentuk
berbagai struktur seperti vesikel, liposom dan membran pada lingkungan yang
berair (Dashty, 2014). Lipid adalah salah satu dari molekul penghasil energi dan
merupakan komponen utama dari sistem metabolisme (Murray et al, 2009).
Molekul lipid ini akan bersirkulasi di dalam aliran darah dan akan
menghantarkan energi ke seluruh tubuh. Molekul lipid akan didegradasi dan
akan melepaskan energi membentuk Adenosine Triphospate (ATP) yang akan
digunakan dalam reaksi anabolisme. Reaksi anabolisme adalah reaksi yang
menggunakan energi untuk mensintesis molekul atau penyimpanan energi
(Dashty, 2014).
Selain sebagai sumber energi, lipid juga merupakan komponen penting
dalam makanan karena perannya untuk melarutkan vitamin yang larut lemak dan
mengandung banyak asam lemak yang esensial pada tubuh. Lemak akan
disimpan di dalam jaringan adiposa subkutan yang dapat berfungsi sebagai
isolator suhu dan melapisi organ-organ visceral (Murray et al, 2003). Lipid
nonpolar yang terdapat dalam sel saraf yang bermyelin berfungsi sebagai
penghantar listrik, yang penting dalam penjalaran depolarisasi potensial aksi.
Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) merupakan komponen seluler yang
penting sebagai penyusun membran sel maupun membran mitokondria (Murray
et al, 2009).
Pengetahuan mengenai metabolisme lipid sangatlah penting untuk
memahami berbagai masalah di bidang biomedik seperti obesitas, diabetes
mellitus, atherosklerosis, dan peranan berbagai asam lemak tidak jenuh dalam
nutrisi dan kesehatan (Murray, 2009).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lipid merupakan kelompok senyawa yang heterogen meliputi lemak,
minyak, streroid, lilin dan komponen-komponen lain. Kelompok dari senyawa
ini lebih berkerabat karena sifat fisiknya dibanding sifat kimianya. Kelompok
ini mempunyai sifat umum, yaitu (1). Relatif tidak larut dalam air ;(2). Larut di
dalam pelarut non polar, seperti eter dan kloroform (Murray, 2009).
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya energi, berfungsi
sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak
ang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi. Lipid merupakan konstituen diet penting bukan
karena hanya nilai energinya yang tinggi melainkan juga karena adanya
vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial didalam lemak makanan alami
(Guyton, 2014)
Lipid ialah setiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak,
termasuk asam lemak, lemak netral, lilin dan steroid yang bersifat dapat larut
dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar. Lipid, yang mudah disimpan
dalam tubuh, berfungsi sebagai sumber bahan bakar, merupakan bahan yang
terpenting pada struktur sel dan mempunyai fungsi biologik yang lain.
Senyawa lipid terdiri atas glikolipid, lipoprotein dan fosfolipid (Dorland,1998).
B. Klasifikasi Lipid
Lipid merupakan suatu kelompok besar dan beragam makromolekul
organik, sehingga peneliti sulit untuk merumuskan definisi yang spesifik
untuk menjelaskan “lipid”. Oleh karena itu, lipid diklasifikasikan berdasarkan
perbedaan dalam struktur kimia meliputi kemampuannya dalam saponifikasi,
2
komposisi kimia dan senyawa penyusunnya. Saponifikasi adalah kemampuan
lipid untuk dihidrolisis oleh pelarut dasar menjadi suatu senyawa seperti
gliserol dan asam lemak ( Dashty, 2014).
Berdasarkan perbedaan komposisi kimianya, lipid dibagi menjadi lipid
sederhana dan kompleks yaitu Lipid sederhana yang mengandung satu atau
dua jenis senyawa yang berbeda dan lipid kompleks yang mengandung tiga
atau lebih senyawa kimia (seperti gliserol, asam lemak dan gula) (Murray,
2009; Dashty,2014).
Berdasarkan pada struktur bentuknya, lipid dibagi menjadi 2 kategori
yaitu ketoasil dan isoprene. Kelompok lipid yang termasuk ke dalam ketoasil
yaitu asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, spingolipid, sakarolipid dan
poliketida. Sedangkan kelompok lipid yang termasuk ke dalam subunit
isoprene adalah sterol dan prenol (Dashty, 2014).
Lemak terdiri dari sekelompok luas senyawa dengan struktur kimia yang
sama yang terdiri dai derivate asam lemak dan gliserol yang terikat bersama-
sama lewat ikatan ester. Dengan kata lain, trigliserida adalah trimester
gliserol dengan tiga asam lemak. Perbedaan lemak tersebut tergantung dari
strukturnya dan khususnya pada komposisi asam lemaknya. Asam lemak
rantai panjang menghasilkan energi lebih banyak dari degradasi molekulnya
dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak
rantai pendek. Oleh karena itu, lemak dapat ditemukan dalam bentuk solid
maupun liquid pada suhu ruangan Minyak adalah lemak yang berbentuk
liquid pada suhu normal ruangan. Sedangkan lemak biasanya berbentuk solid
pada suhu ruangan yang normal (Dashty, 2014).
3
C. Fungsi Lipid
Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh,
pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut
lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai
pelumas dan memelihara suhu tubuh (Guyton, 2014)
D. Metabolisme Lipid
Sintesis lipid adalah bagian penting dari metabolisme sel, karena lipid
merupakan komponen penting dari membran sel. Yang paling penting dari
metabolisme lipid ini adalah sintesis asam lemak, karena asam lemak
diperlukan dalam trigliserida. Jalur biosintesis lainnya yang penting adalah
sintesis kolesterol, sintesis eicosanoid, dan sintesis sphingolipids.
(Horton,2006).
1. Sintesis Asam Lemak
Pada vertebrata, biosintesis asam lemak dikatalisis oleh asam lemak
sintase, sebuah multifungsi enzim. Terletak di sitoplasma, enzim memerlukan
asetil KoA sebagai pengantar molekul. Dalam reaksi siklik, residu asetil
memanjang dengan satu unit C2 pada satu waktu untuk tujuh siklus. NADPH +
H+ digunakan sebagai agen pereduksi dalam proses ini. (Koolman,2005).
Asam lemak disintesis dengan penambahan dua unit karbon ke ujung rantai
hidrokarbon. Sintesis asam lemak terdiri dari 2 tahap :
Tahap Awal
Tahap pertama yaitu sintesis asetil ACP dan malonil ACP dari asetil KoA.
Langkah awal ini melibatkan kondensasi gugus asetil dan malonil untuk
membentuk sebuah percusor 4 karbon.
4
Tahap Pemanjangan
Tahap kedua yaitu tahap pemanjangan, produk dari kondensasi awal
dimodifikasi oleh dua reaksi reduksi dan satu reaksi dehidrasi untuk
menghasilkan asil ACP. Asil ACP berfungsi sebagai substrat untuk reaksi
kondensasi tambahan yang menggunakan malonil ACP sebagai donor 2-
carbon. (Horton,2006)
1) Sintesis Malonil ACP dan Asetil ACP
Malonil ACP merupakan substrat utama untuk biosintesis asam lemak.
Sintesis malonil ACP dilakukan dalam dua langkah, yang pertama adalah
karboksilasi asetil KoA dalam sitosol untuk membentuk malonil KoA.
( Horton,2006)
Reaksi karboksilasi ini dikatalisis oleh biotindependent enzim asetil KoA
karboksilase menggunakan mekanisme serupa dengan reaksi yang
dikatalisis oleh karboksilasi piruvat. Aktivasi HCO3- membentuk
5
karboksibiotin bergantung pada ATP. Reaksi ini diikuti dengan transfer
CO2 ke asetil Koa membentuk Malonil KoA. ( Horton,2006)
Langkah kedua dalam sintesis malonil ACP adalah pengangkutan separuh malonil
dari koenzim A ke ACP. Reaksi ini dikatalisis oleh malonil KoA : ACP transakilase.
Enzim serupa disebut asetil KoA : ACP transakilase mengubah asetil KoA menjadi
asetil ACP. ( Horton,2006)
2) Reaksi Awal Sintesis Asam Lemak
Sintesis asam lemak dimulai dengan pembentukan unit 4-karbon yang
melekat pada ACP. Molekul ini disebut aseoasetil ACP yang terbentuk
oleh kondensasi dari substrat 2-karbon (asetil KoA atau asetil ATP) dan 3
karbon substrat (malonil ACP) dengan menghilangkan CO2 . Reaksi ini
dikatalisis oleh 3 - ketoasil ACP synthase ( KAS ).
Ada beberapa versi KAS dalam sel bakteri. KAS III digunakan dalam reaksi
inisiasi, KAS I dan KAS II digunakan dalam reaksi perpanjangan berikutnya.
Bakteri KAS III menggunakan asetil CoA untuk reaksi kondensasi awal
dengan malonil ACP. ( Horton,2006)
6
Dalam reaksi ini, unit 2-karbon dari asetil KoA ditransfer ke enzim di mana
ia berikatan kovalen dengan thioester. Enzim kemudian mengkatalisis
pengangkutan unit 2-karbon ke ujung malonil ACP membentuk 4-karbon
intermediate dan melepaskan CO2.. Versi eukariotik dari sintesis 3-ketoasil
ACP mengangkut reaksi yang sama kecuali bahwa mereka menggunakan
asetil ACP sebagai substrat awal bukan asetil CoA . (Horton,2006)
3) Reaksi Pemanjangan Sintesi Asam Lemak
Asetoasetil ACP mengandung bagian terkecil 3-ketoasetil. Nama ‘3-keto’
ini mengacu pada adanya gugus keto pada posisi C ke 3, atau bisa kita
sebut juga atom c ini adalah β-karbon dan produknya disebut bagian β-
ketoasil. Enzim kondensasi juga disebut dengan β-ketoasil ACP sintase.
( Horton,2006)
Untuk mempersiapkan reaksi kondensasi selanjutnya ,bagian 3 - ketoasil
yang teroksidasi harus dikurangi menjadi bentuk asil dengan transfer
elektron (dan proton) ke posisi atom C ke 3. Tiga reaksi terpisah yang
diperlukan . ( Horton,2006)
Dalam pengurangan pertama keton diubah menjadi alkohol. Langkah
kedua adalah penghilangan air oleh dehydratase menghasilkan ikatan
rangkap. Akhirnya reduksi kedua menambahkan hidrogen untuk
7
menciptakan gugus asil yang tereduksi. Produk akhir dari langkah reduksi,
dehidrasi dan reduksi ini adalah asil ACP yang memiliki 2 karbon lebih
panjang. ( Horton,2006)
Reaksi spesifik dari siklus pemanjangan ditunjukkan pada gambar
dibawah :
4) Aktivasi Asam Lemak
Reaksi thioesterase menghasilkan pelepasan asam lemak bebas, tetapi
modifikasi berikutnya dari asam lemak ini , dan penggabungan mereka ke
dalam membran lipid, memerlukan langkah aktivasi di mana mereka akan
di ubah ke thioesters dari koenzim A dalam reaksi ATP -dependent yang
dikatalisis oleh asil - KoA sintetase .( Horton,2006)
8
Pirofosfat yang dilepaskan pada reaksi ini dihidrolisis menjadi dua
molekul fosfat oleh pyrophosphatase .Akibatnya, dua ikatan
phosphoanhydride atau setara dengan dua ATP dibutuhkan untuk
membentuk thioesters CoA dari asam lemak .Umumnya bakteri memiliki
asil -KoA sintetase tunggal tetapi pada mamalia setidaknya ada empat asil
- KoA sintetase isoform yang berbeda. Setiap enzim yang berbeda
mempunyai spesifik panjang asam lemak rantai tertentu: pendek
(<C6)menengah ( C6-C12 ) , panjang (>C12) atau sangat panjang (>C16)
Mekanisme reaksi aktivasi sama dengan mekanisme yang digunakan
untuk sintesis asetil KoA dari asetat dan KoA ( Horton,2006)
5) Perluasan dan Penjenuhan Asam Lemak
Jalur sintesis asam lemak tidak dapat membuat asam lemak yang lebih
panjang dari 16 atau 18 karbon. Asam lemak yang lebih panjang dibuat
dengan memperpanjang palmitoil KoA atau stearoil KoA. Enzim yang
mengkatalisis ekstensi tersebut dikenal sebagai elongases dan mereka
menggunakan malonil KoA (tidak malonil ACP) sebagai sumber dari 2 -
karbon pemanjang. ( Horton,2006)
Asam lemak tak jenuh disintesis di bakteri dan eukariota tetapi jalurnya
sangat berbeda . Pada tipe II sistem sintesis asam lemak (bakteri) ikatan
rangkap ditambahkan ke rantai ketika panjangnya mencapai 10 atom
karbon. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim khusus ( Horton,2006)
9
Sebagian besar sel-sel eukariotik mengandung berbagai desaturases yang
mengkatalisis pembentukan ikatan rangkap sejauh lima belas karbon dari
ujung karboksil asam lemak. Namun, PUFA (poly unsaturated fatty acid)
dengan ikatan rangkap pada posisi C-12 benar-benar penting untuk
kelangsungan hidup karena mereka merupakan prekursor untuk sintesis
eicosanoid penting seperti prostaglandin . ( Horton,2006)
Mamalia dapat mengubah linoleat ke arachidonoyl KoA ( 20:4) dengan
serangkaian reaksi desaturasi dan elongasi seperti berikut :
10
Arakidonat berasal dari fosfolipid adalah prekursor eikosanoid.
( Horton,2006:484)
11
E. Sistem Transportasi Lipid
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati serta
jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ tubuh untuk
digunakan serta disimpan. Karena lipid bersifat tak larut dalam air, timbul
permasalahan tentang pengangkutannya di dalam suatu lingkungan akueosa
(plasma darah). Permasalahan ini dipecahkan dengan mengaitkan senyawa
lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesterol) dengan lipid amfipatik
(fosfolipid dan kolesterol) dan protein untuk membentuk lipoprotein yang
bisa bercampur dengan air (Murray, 2009)
Sebagian besar lipid plasma relatif tidak larut dalam larutan air dan tidak
beredar dalam bentuk bebas. Asam lemak bebas (sering disebut FFA, UFA
dan NEFA) terikat pada albumin, sedangkan kolesterol, trigliserida dan
fosfolipid diangkut dalam bentukkompleks lipoprotein. Kompleks ini sangat
meningkatkan daya larut lemak. Maka dari itu, agar lipid plasma dapat
diangkut dalam sirkulasi maka susunan molekul lipid tersebut perlu
dimodifikasi yaitu dalam bentuk lipoprotein yang larut dalam air (Ganong,
2008).
12
Gambar. Struktur Lipoprotein
Skema lipoprotein seperti dalam gambar diatas menunjukkan bahwa
pada inti terdapat ester kolesterol hidrofobik dan trigliserida, dikelilingi oleh
fosfolipid, kolesterol non-ester dan apolipoprotein (protein). Kandungan
protein pada lipoprotein disebut apoprotein. Apoprotein utama disebut APO
E, APO C, APO B,. APO B memiliki 2 bentuk, bentuk berberat molekul rendah
yang disebut APO B-48 dan merupakan ciri khas sistem eksogen yang
mengangkut lipid eksogen dari makanan dan berbentuk berat molekul tinggi
yang disebut APO B-100, yang merupakan ciri khas sistem endogen (Ganong,
2008).
13
Ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah diidentifikasi.
Keempat kelompok lipoprotein ini mempunyai makna yang penting secara
fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Keempat kelompok ini adalah
14
1) Kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol/trigliserida diusus
yang masuk ke dalam limfe dalam bentuk droplet kecil yang tersebar
dengan diameter anatar 0,08-0,6 mikron.
2) Lipoprotein dengan densitas sangat rendah atau very low density
lipoprotein (VLDL atau pre B-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk
mengeluarkan triasilgliserol.
3) Lipoprotein dengan densitas rendah atau low density lipoprotein (LDL
atau B-[ipoprotein) yang memperlihatkan tahap akhir didalam
katabolisme VLDL
4) Lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL atau
A-lipoprotein) yang terlibat dalam metabolisme VLDL dan kilomikron
serta pengangkutan kolesterol.
Gambar. HDL dan LDL
Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan
VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing dominan pada LDL
dan HDL. Zat-zat tersebut beredar dalam darah sebagai lipoprotein plasma.
Apolipoprotein berfungsi untuk mempertahankan struktur lipoprotein dan
mengarahkan metabolisme lipid tersebut.
Organisasi berbagai lipoprotein ini ke dalam jalur eksogen yang
memindahkan lemak dari usus ke hati, dan jalur endogen yang memindahkan
15
lemak ke dan dari jaringan, yang berarti lipoprotein ini bertugas untuk
mengangkut lipid dari tempat sintetisnya menuju tempat penggunaannya.
Dengan kata lain lipoprotein memperantarai siklus ini dengan mengangkut
lipid dari intestinal sebagai kilomikron dan dari hati sebgai VLDL ke sebagian
besar jaringan tubuh untuk oksidasi dan ke jaringan adiposa untuk
penyimpanan. Lipid diangkut dari jaringan adiposa sebagai asam lemak bebas
(FFA= free fatty acid) yang terikat dengan albumin serum (Ganong, 2008)
Lipid tidak dapat bercampur dengan darah, sehingga sulit untuk diangkut
ke dalam darah. Selama lipid ditranspor dalam aliran darah dan diambil oleh
jaringan, lipid bergabung dengan protein. Terdapat dua jalur transfer lipid
fisiologik yaitu :
1) Jalur Eksogen : dari usus ke hati
2) Jalur Endogen : dari hati ke jaringan perifer serta sebaliknya
Transport sebagian besar lipid hidrofobik dalam sirkulasi ini dicapai dengan
konjugasi lipid dan protein yang disebut lipoprotein. Komponen lipoprotein di
antaranya adalah triasilgliserol (TG), kolesterol bebas (K), kolesterol ester (KE)
dan fosfolipid (FL).
1) Jalur eksogen
Makanan berlemak yang dimakan terdiri atas trigliserid dan
kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan terdapat juga
kolesterol yang berasal dari hati yang diekskresi bersama empedu ke
usus halus. Lemak inilah yang disebut lemak eksogen. Trigliserid dan
kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa
usus halus dimana trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas
sementara kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam
lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserid, sedang kolesterol
akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya
bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk
lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron (Murray, 2009).
16
Kilomikron dan sisanya merupakan suatu sistem transport untuk lipid
eksogen dari makanan. Kilomikron terbentuk dimukosa usus selama
proses penyerapan produk pencernaan lemak. Senyawa ini adalah
kompleks lipoprotein yang sangat besar yang memasuki sirkulasi
melalui pembuluh limfe. Setelah makan, konsentrasi partikel-partikel
ini sedemikian tingginya dalam darah sehingga plasma dapat tampak
keruh kekuning-kuningan seperti susu (lipemia). Kilomikron
dibersihkan dari sirkulasi oleh kerja lipoprotein lipase, yang terletak
dipermukaan endotel kapiler. Enzim ini mengkatalisis pemecahan
trigliserida didalam kilomikron menjadi FFA dan gliserol, yang
kemudian masuk ke sel adiposa dan direesterifikasi.
Kalau tidak, FFA tetap dalam sirkulasi dengan terikat pada albumin.
Lipoprotein lipase, yang memerlukan heparin sebagai kofaktor, juga
mengeluarkan trigliserida dari lipoprotein densitas sangat rendah
(very low density lipoprotein, VLDL). Kilomikron dan VLDL
mengandung APO C, suatu kompleks protein yang memisahkan diri
dari keduanya di kapiler. Satu komponen dari kompleks tersebut yaitu
apolipoprotein C-II, yang mengaktifkan lipoprotein lipase.
Kilomikron yang kehabisan trigliseridanya tetap berada dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein kaya kolesterol yag disebut sisa
kilomikron, yang berdiameter 30-80nm. Sisa-sisa ini dibawa ke hati,
tempat sisa kilomikron ini saling berikatan dengan sisa kilomikron
yang lain dan reseptor LDL. Sisa kilomikron ini segera
diinternalisasikan melalui proses endositosis berperantara reseptor
dan diuraikan dalam lisosom (Ganong, 2008).
Trigliserida yang tidak dipecah akan menjadi kilomikron remnant
(KMr) yang mengandung apo B-48 dan apoE, yang kemudian diikat
oleh reseptor KMr masuk dalam hati dipecah menjadi asam lemak
17
dan kolesterol, sebagian besar kolesterol akan memasuki sirkulasi
enterohepatik. (Murray, 2009).
2) Jalur endogen
Hati mempunyai peran penting dalam metabolisme lemak antara lain
mensintesis garam empedu yang penting untuk pencernaan dan
penyerapan lemak, serta memegang peranan dalam transport lemak
karena hati merupakan tempat sintesis lipoprotein dari lemak
endogen (Murray, 2009).
Sistem endogen yang mengangkut triglidserida dan kolesterol ke
seluruh tubuh antara lain:
Lipoprotein densitas sangat rendah atau very low density
lipoprotein (VLDL)
Lipoprotein densitas sedang atau intermediate density
lipoprotein (IDL)
Lipoprotein densitas rendah atau low density lipoprotein
(LDL)
Lipoprotein densitas tinggi atau high density lipoprotein
(HDL)
Gambar. Jalur endogen metabolisme lipoprotein
18
VLDL terbentuk dihati dan mengangkut trigliserida yang terbentuk
dari asam lemak dan karbohidrat di jaringan hati ke jaringan
ekstrahati. Setelah sebagian besar trigliserida dikeluarkan oleh
kerja lipoprotein lipase, VLDL ini menjadi IDL, IDL menyerahkan
fosfolipid dan melalui kerja enzim plasma lesitin-kolesterol
asiltransferase (lecitin cholesterol acyltransferase, LCAT),
mengambil ester kolesterol yang terbentuk dari kolesterol di HDL.
Sebagian IDL diserap oleh hati. IDL sisanya kemudian melepaskan
lebih banyak trigliserida dan protein, kemungkinan disinusoid hati,
dan menjadi LDL.
Selama perubahan ini, sistem endogen kehilangan APO E tetapi
APO B-100 tetap ada. LDL menyediakan kolesterol bagi jaringan.
Kolesterol adalah suatu unsur pokok membran sel dan digunakan
oleh sel kelnajr untuk membentuk hormon steroid.
Dihati dan kebanyakan jaringan ekstrahati, LDL diambil melalui
endositosis dengan berperantara reseptor di coated pits (lubang
berselubung). Reseptor tersebut mengenali komponen APO B-100
dari LDL tersebut. Reseptor tersebut juga mengikat APO E tetapi
tidak mengikat APO B-48.
Dalam proses endositosis berperantara reseptor, setiap lubang
berselubung terlepas membentuk vesikel terselubung dan
kemudian membentuk endosom. Kolesterol didalam sel juga
mengahambat sintesis kolesterol intrasel dengan menghambat
HMG-KoA reduktase, merangsang esterifikasi setiap kelebihan
kolesterol yang dilepaskan, dan menghambat sintesis reseptor LDL
baru. Semua reaksi ini menjadi kendali umpan balik bagi jumlah
kolesterol didalam sel tersebut.LDL juga diserap oleh sistem yang
berafinitas lebih rendah didalam makrofag dan beberapa sel lain.
Selain itu makrofag lebih banyak mengambil LDL yang telah
19
dimodifikasi oleh oksidasi. Oksidasi juga dapat terjadi didalam
makrofag. Reseptor LDL di makrofag dan sel terkait disebut
scavenger receptor (reseptor penyapu). Reseptor ini berbeda dari
reseptor di sel lain dan mempunyai afinitas yang lebih besar untuk
LDL yang telah berubah. Apabila mengandung LDL teroksidasi
dalam jumlah berlebihan, makrofag akan berubah menjadi sel
busa (foam cell) yang dijumpai di lesi aterosklerotik dini. Dalam
keadaan mantap (steady state) kolesterol keluar-masuk sel, dan
kemudian kolesterol ini diserap HDL. Lipoprotein ini disintesis di
hati dan usus. Reseptor ini terutama dijumpai dikelenjar endokrin
yang membuat hormon steroid dan di hati. Sistem HDL
memindahkan kolesterol ke hati, yang kemudian dieksresikan di
empedu. Dengan cara ini, koleserol plasma dapat diturunkan
(Ganong, 2008)
20
Gambar . Jalur transportasi lipoprotein secara eksogen dan endogen
21
3) Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung
apolipoprotein (apo) A, C dan E dan disebut HDL nascent. HDL nascent
berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag
untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah
mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL
dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent,
kolesterol di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke permukaaan
membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine
triphosphate-binding cassette transporter-1 atau disingkat ABC-1.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas
akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithincholesterol
acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa
oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan
ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 dikenal dengan SR-B1.
Jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan
dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester
transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai “penyerap”
kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan
jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol
kembali ke hati (Adam,2007).
22
Gambar. Ketiga Proses Transpor
23
DAFTAR PUSTAKA
Adam KF, Schatzkin A, Harris TB, Kipnis B, Mouw T, Ballard-Barbash R , et al.
(2007). Overweight, obesity, and mortality in a large prospective cohort
of persons 50 to 71 years old. N Engl J Med
Ganong, WF. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC
Guyton AC, Hall JE. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Singapura:
Elsevier
Journal of The American Society of Nephrology. (2007). Lipoprotein Metabolism
and Lipid Management in Chronic Kidney Disease.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. (2009). Biokimia Harper. Edisi
27. Jakarta: EGC
24