Upload
gasomedic85
View
73
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
thalasemia MAKALAH
Citation preview
THALASSEMIA
ABSTRAKThalassemia merupakan penyakit turunan yang terjadi pada kelainan
darah dimana penderitanya mengalami ketidakseimbangan dalam produksi hemoglobin. Penderita thalassemia tidak mampu memproduksi salah satu dari protein tersebut dalam jumlah yang cukup, sehingga sel darah merahnya tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya hemoglobin tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang cukup. Hal ini mengakibatkan anemia (kekurangan darah) yang dimulai dari masa kecilnya hingga sepanjang hidupnya. Dengan demikian hasil penelitian yang dilakukan pada penduduk Indonesia diperkirakan lebih dari 2000 atau 3-10% penderita baru dilahirkan yang mana pembawa gen thalassemia juga akan berpotensi akan melahirkan anak dengan penyakit tersebut.
A. PENGERTIANThalassemia adalah suatu kelompok anemia hemoklotik dan merupakan
penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal disebabkan oleh
kekurangan sintesis rantai polipeptid yang menyusun molekul globin dalam
hemoglobin. Berdasarkan gangguan pada rantai globin yang terbentuk,
thalassemia terbagi menjadi 2 :
a. Thalassemia alpha
Disebabkan olehkarena adanya mutasi dari salah atau seluruh globin
rantai alpha yang ada.
b. Thalassemia beta
Terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin yang ada. (1),
(2).
B. GEJALA
Pada penderita thalassemia terdapat gejala yang sangat bervariasi dari
yang membutuhkan transfusi darah hingga tanpa gejala apapun dimana hal ini
tergantung dari kerusakan gen yang terjadi pada penderita. Gejala tersebut terbagi
menjadi 3, yaitu:
1
2
a. Thalassemia Mayor
Terjadi bila kedua orang tuanya membawa gen sifat Thalassemia. Gejala
penyakit muncul sejak awal masa kanak-kanak dan biasanya penderita
hanya bertahan hingga umur sekitar 2 tahun. Penderita memerlukan
tranfusi darah seumur hidupnya. Dimana gejalanya adalah jantung mudah
berdebar.
b. Thalassemia Minor
Gejala yang muncul pada penderita Thalassemia minor bersifat ringan;
biasanya hanya sebagai pembawa sifat gen Thalassemia. Gejalanya
berupa tidak adanya nafsu makan, sukar tidur, lesu dan infeksi berulang.
c. Thalassemia Intermedia
Merupakan kondisi antara Thalassemia mayor dan minor. Gejalanya
adalah penipisan tulang dan perapuhan tulang serta pembengkakan limpa.
(4) (5)
C. PATOFISIOLOGI
a. Molekul globin terdiri atas sepasang rantai-a dan sepasang rantai
lain yang menentukan jenis Hb. Pada orang normal terdapat 3 jenis Hb,
yaitu Hb A (merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari 2 rantai-a dan
2 rantai-b = a2b2), Hb F (< 2% = a2g2) dan HbA2 (< 3% = a2d2).
Kelainan produksi dapat terjadi pada ranta-a (a-thalassemia), rantai-b
(b-thalassemia), rantai-g (g-thalassemia), rantai-d (d-thalassemia),
maupun kombinasi kelainan rantai-d dan rantai-b (bd-thalassemia).
b. Pada thalassemia-b, kekurangan produksi rantai beta
menyebabkan kekurangan pembentukan a2b2 (Hb A); kelebihan rantai-a
akan berikatan dengan rantai-g yang secara kompensatoir Hb F
meningkat; sisanya dalam jumlah besar diendapkan pada membran
eritrosit sebagai Heinz bodies dengan akibat eritrosit mudah rusak
(ineffective erythropoesis). (1).
D. CARA MENGATASI
Pada penderita thalassemia harus melaksanakan Program Skrining
Thalassemia, yaitu :
a. Hematology rutin
b. Gambaran darah tepi
c. Status besi ( Feritin, Serum iron, TIBC )
d. Analisis hemoglobin ( Hb )
e. Analisis DNA ( khusus untuk skrining prenatal ) (4) (5)
E. CARA PENURUNANNYA
Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin beta
yang terletak pada kromosom 11. Pada manusia kromosom selalu ditemukan
berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur pembentukan salah satu
komponen pembentuk hemoglobin. Bila hanya sebelah gen globin beta yang
mengalami disebut pembawa sifat thalassemia beta. Seorang pembawa sifat
thalassemia tampak normal/sehat, sebab masih mempunyai 1 belah gen dalam
keadaan normal ( dapat berfungsi dengan baik ). Seorang pembawa sifat
thalassemia jarang memerlukan pengobatan. Bila kelainan gen globin terjadi pada
kedua kromosom, dinamakan penderita thalassemia ( homozigot/mayor ). Kedua
belah gen yang sakit tersebut berasal dari kedua orang tua yang masing-masing
membawa sifat thalassemia. (3).
F. DIAGNOSIS
1. Thalassemia Beta :
a. Diagnosis thalassemia beta dapat dengan mudah ditegakkan
berdasarkan manifestasi klinis dan hematology penderita serta
orang tua.
4
b. Diagnosis tingkat molekul diperlukan bila manifestasi klinik
dan hematology tidak khas.
2. Thalassemia Alpha :
a. Diagnosis thalassemia alpha lebih sulit karena sering seperti
defisiensi besi dan lebih sering diperlukan analisis DNA.
b. Mutasi thalassemia alpha di Indonesia lebih sering yang non-
delesi sehingga manifestasi klinis lebih kompleks. (6)
G. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan fisik
a. Pucat
b. Bentuk muka mongoloid ( facies cooley )
c. Dapat ditemukan ikterus
d. Gangguan pertumbuhan
e. Splenomegali dan hepatomegali yang menyebabkan perut
membesar. (1)
2. Pemeriksaan penunjang
Studi Lab:
a. FBC ( Full Blood Count )
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui infoermasi tentang
jumlah sel darah merah yang ada, jumlah hemoglobin yang ada di
sel darah merah, dan ukuran serta bentuk dari sel darah merah.
b. Sediaan Darah Apus
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan mikroskop untuk melihat
jumlah dan bentuk sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
Selain itu juga untuk mengevaluasi bentuk darah, kepucatan darah
dan maturasi darah.
5
c. Iron Studies
Pemeriksaan ini untuk mengetahui segala aspek penggunaan dan
penyimpanan zat besi dalam tubuh. Yang bertujuan untuk
membedakan apakah penyakit disebabkan oleh anemia defisiensi
besi biasa atau thalassemia.
d. Haemoglobinophathy Evaluation
Pemeriksaan ini untuk mengetahui tipe dan jumlah relatif
hemoglobin yang ada dalam darah.
e. Analisis DNA
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya mutasi pada gen yang
memproduksi rantai alpha dan beta. Dan juga untuk mendiagnosa
keadaan karier pada Thalassemia. (2)
6
KESIMPULAN
Thalassemia merupakan penyakit turunan yang disebabkan oleh mutasi
pada gen globin alpha dan gen globin beta sehingga produksi rantai globin
tersebut berkurang atau mengakibatkan tidak ada sama sekali. Cara penurunnya
juga demikian dengan melalui gen yang membawa sifat thalassemia. Thalassemia
tersebut terbagi atas 2 jenis yang berdasarkan gangguan rantai globin yang
terbentuk, yaitu:
a. Thalassemia alpha
b. Thalassemia beta
Pencegahan pada penderita thalassemia dilakukan dengan cara Skrining
yaitu merupakan pemantauan perjalanan penyakit dan pemantauan hasil terapi
yang lebih akurat. Pemeriksaan ini meliputi :
a. Hematology rutin
b. Gambaran darah tepi
c. Feritin, SI, dan TIBC
d. Analisis hemoglobin
e. Analisis DNA.
SARAN
Apabila seseorang telah mengalami gejala seperti diatas sebaiknya
dilakukan pemeriksaan yang sudah disebutkan. Dan jika seseorang telah
menderita thalassemia maka orang tersebut wajib melakukan terapi dan transfusi
darah atau dengan cara pengobatan yang lainnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
www.Pediatrik.Comp/isi3.Php?
Page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=&html=07110-
vmrg238.Htm
http/www.thalassemia.com/what_is_thal.html
http://www.eijkman.co.id/app.x/layanan/Genneka/Thalassemia
http://thetole.org/MalayHerbalMedicine/
ThalassemiaTreatmentCure.html
www.sumeks.co.id/indeks.php?
option=com_conten&task=view&id=21322&itemid=61
http://www.fk.ui.ac.id/2006/news.php?id=176