25
Hadits Al lu’lu wa al Marjan AJika sakit, Allah menyembuhkan aku Bismillah.... berawal dari diskusi disalah satu room, mengenai seputar berobat. ada yang mengatakan lebih senang dalam kondisi sakit dan tidak menginginkan berobat, lalu apakah berobat itu menyalahkan syari'at... Barangkali sebagian muslimin beranggapan bahwa berobat dapat mengikis kesempurnaan tauhid. Alasannya bahwa berobat merupakan penggunaan sebuah sebab yang berlawanan dengan tawakkal kepada Allah. Sehingga seorang yang bertawakkal tidak butuh untuk berobat bila sakit. Jika Allah menginginkan kesembuhannya maka dia akan sembuh tanpa perlu berobat. Benarkah menjalani sebuah sebab berlawanan dengan tawakkal kepada Allah? Marilah kita simak tulisan berikut ini. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah mengutarakan masalah berobat, sebagaimana dalam beberapa hadits. Di antaranya, 1. Dari Jabir Bin Abdullah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat tepat dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim)

tutor thalasemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor thalasemia

Citation preview

Page 1: tutor thalasemia

Hadits Al lu’lu wa al Marjan

AJika sakit, Allah menyembuhkan aku

Bismillah....

berawal dari diskusi disalah satu room, mengenai seputar berobat. ada yang mengatakan lebih senang dalam kondisi sakit dan tidak menginginkan berobat, lalu apakah berobat itu menyalahkan syari'at...

Barangkali sebagian muslimin beranggapan bahwa berobat dapat mengikis kesempurnaan tauhid. Alasannya bahwa berobat merupakan penggunaan sebuah sebab yang berlawanan dengan tawakkal kepada Allah. Sehingga seorang yang bertawakkal tidak butuh untuk berobat bila sakit. Jika Allah menginginkan kesembuhannya maka dia akan sembuh tanpa perlu berobat. Benarkah menjalani sebuah sebab berlawanan dengan tawakkal kepada Allah? Marilah kita simak tulisan berikut ini.

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah mengutarakan masalah berobat, sebagaimana dalam beberapa hadits. Di antaranya,

1. Dari Jabir Bin Abdullah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat tepat dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

3. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu’anhu, bahwa beliau berkata,

Page 2: tutor thalasemia

“Aku pernah di sisi Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam lalu datanglah serombongan orang arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat? .” Beliau menjawab, “Iya, wahai para hamba Allah berobatlah. Sebab Allah ‘azza wa jalla tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya, “ Penyakit apa itu? .” Beliau menjawab, “Penyakit ketuaan.” (HR. Ahmad, Al Bukhari dalam Al-Adabul Mufrod, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’us Shahih mimma Laisa fish Shahihain 4/486)

4. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Juga Al-Bushiri menshahihkannya dalam kitab Zawaidnya. Lihat Takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad 4/12-13)

Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dalam hadits-hadits yang shahih ini terdapat perintah untuk berobat dan itu tidak bertentangan dengan tawakkal. Sebagaimana menolak penyakit yang berupa rasa lapar, haus, panas dan dingin dengan lawan-lawannya, tidak menghilangkan tawakkal. Bahkan tidak sempurna hakikat tauhid kecuali dengan menjalani sebab yang Allah letakkan sebagai faktor yang akan melahirkan akibat, baik secara ketentuan takdir maupun hukum syariat. Menolak sebab dapat merusak tawakkal itu sendiri. Demikian pula dapat merusak dan melemahkan nilai perintah Allah dan hikmah-Nya. Sementara orang-orang yang menolak sebab beranggapan bahwa yang demikian itu akan lebih menguatkan tawakkal. Padahal menolak sebab merupakan sebuah kelemahan yang bisa menghilangkan tawakkal. Karena hakikat tawakkal adalah seorang menyandarkan hatinya kepada Allah dalam meraih kemanfaatan dan menolak bahaya, baik pada agama maupun dunianya. Penyandaraan hati ini harus disertai dengan menjalani sebab. Jika tidak, maka dia akan menggugurkan hikmah Allah dan syari’at-Nya. Oleh karena itu, jangan seorang hamba menjadikan kelemahannya sebagai sikap bertawakkal dan jangan pula dia menjadikan tawakkalnya sebagai sebuah kelemahan.” (Lihat Zadul Ma’ad, cet. Maktabah Ar-Risalah 4/14)

Berobat merupakan perkara yang diperselisihkan hukumnya di kalangan para ulama. Tentunya perselisihan mereka berangkat dari perbedaan dalam memahami dalil-dalil yang datang pada bab ini. Terdapat tiga pendapat di kalangan para ulama dalam menentukan hukum berobat.

Page 3: tutor thalasemia

Pertama, menurut sebagian ulama bahwa berobat diperbolehkan tetapi yang lebih utama tidak berobat. Ini merupakan madzhab yang masyhur dari Al-Imam Ahmad rahimahullah.

Kedua, menurut sebagian ulama bahwa berobat adalah perkara yang disunnahkan. Ini merupakan pendapat para ulama pengikut madzhab Syafi’i rahimahumullah. Bahkan Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim menisbahkan pendapat ini kepada madzhab mayoritas salaf dan kholaf. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Abul Muzhaffar. Beliau berkata, “Menurut madzhab Abu Hanifah bahwa berobat adalah perkara yang sangat ditekankan. Hukumnya hampir mendekati wajib.”

Ketiga, menurut sebagian ulama bahwa berobat dan meninggalkannya sama saja, tak ada yang lebih utama. Ini merupakan Madzhab Al-Imam Malik rahimahullah. Beliau berkata, “Berobat adalah perkara yang tidak mengapa demikian pula meninggalkannya.” (lihat Fathul Majid halaman 88-89)

As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah memiliki metode yang cukup baik dalam mempertemukan beberapa pendapat di atas. Beliau merinci hukum berobat menjadi beberapa keadaan, sebagai berikut:

1. Bila diketahui atau diduga kuat bahwa berobat sangat bermanfaat dan meninggalkannya akan berakibat kebinasaan maka hukumnya wajib.

2. Bila diduga kuat bahwa berobat sangat bermanfaat namun meninggalkannya tidak berakibat kebinasaan yang pasti maka melakukannya lebih utama.

3. Bila dengan berobat diperkirakan kesembuhan dan kebinasaannya memiliki kadar kemungkinan yang sama maka meninggalkannya lebih utama, agar dia tidak melemparkan dirinya dalam kehancuran tanpa sadar.

(lihat Asy-Syarhul Mumti’ 2/437)

Salah satu sifat orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab adalah bertawakkal kepada Allah semata. Sifat ini bukan berarti mereka tidak menjalani sebab sama sekali. Karena secara global menjalani sebab merupakan perkara fitrah dan tertanam secara spontan. Tak seorang

Page 4: tutor thalasemia

pun bisa terlepas dari menjalani sebab. Bahkan bertawakkal itu sendiri merupakan sebab yang paling terbesar, sebagaimana firman Allah ta’ala,

“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath-Thalaq: 3)

Dengan demikian mereka hanya meninggalkan perkara yang makruh walaupun mereka membutuhkannya, dengan tetap bertawakkal kepada Allah, seperti meminta diruqyah atau dikay. Mereka meninggalkan perbuatan ini karena keberadaannya sebagai sebab yang makruh. Terlebih lagi orang yang sakit, dia akan bergantung dengan apa saja yang dianggapnya sebagai sebab untuk kesembuhannya meskipun dengan rumah laba-laba (yang sangat lemah).

Adapun menjalani sebab dan berobat dalam bentuk yang tidak mengandung hukum makruh maka tidak merusak tawakkal. Oleh karena itu meninggalkannya tidak disyariatkan, sebagaimana yang terpahami dari hadits-hadits yang telah kita cantumkan di atas. (Lihat Fathul Majid 87-88).

Menjalani sebab bisa menjadi perbuatan syirik dan bisa pula merupakan perwujudan ibadah dan tauhid kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Menjadi syirik bila orang yang menjalaninya menyandarkan hati kepadanya, merasa tenang dengannya, dan meyakini bahwa sebab itu sendiri yang dapat melahirkan akibat tanpa Allah subhanahu wa ta’ala. Dia berpaling dari Dzat Yang Menciptakan Sebab dan menjadikan perhatiannya hanya terbatas pada sebab itu.

Sedangkan menjadi tauhid dan ibadah bila dia menganggapnya hanya sebagai bentuk penunaian, pelaksanaan dan penegakan hak peribadahan yang terdapat padanya. Lalu menempatkannya pada tempat yang sesuai. Maka menjalani sebab dengan cara yang seperti ini merupakan peribadahan dan tauhid kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena hal itu tidak memalingkannya dari menghadapkan hati kepada Dzat Pencipta Sebab.

Seorang yang bertauhid dan bertawakkal kepada Allah tetap menjalani sebab tetapi tidak menyandarkan hati, tenang, berharap, takut dan condong kepadanya. Hatinya hanya tertuju dan tergantung kepada Zat Pencipta Sebab subhanahu wa ta’ala. Namun bukan berarti dia menolak, menggugurkan dan mengabaikan untuk menjalani sebab.

Tawakkal tidak benar, baik secara hukum syariat maupun logika kecuali bila digantungkan hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata. Tak ada di alam nyata ini sebab yang sempurna dan dapat melahirkan akibat dengan sendirinya kecuali kehendak Allah subhanahu wa ta’ala.

Page 5: tutor thalasemia

Kehendak Allah merupakan sebab bagi segala sebab. Allah telah menjadikan padanya kekuatan yang selalu menuntut akibat. Tak ada satu sebab pun yang bisa melahirkan akibat dengan sendirinya melainkan harus disertai oleh sebab yang lain. Allah menjadikan bagi setiap sebab lawan-lawan dan perkara-perkara yang dapat menghalanginya. Hal ini tentunya berbeda dengan kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. Kehendak-Nya tidak membutuhkan sebab apapun selainnya. Tak ada sebab apapun yang dapat melawan dan membatalkannya. Namun terkadang Allah subhanahu wa ta’ala membatalkan hukum kehendak-Nya dengan kehendak-Nya. Dia menghendaki sebuah perkara lalu menghendaki lawannya dan perkara yang mencegah terjadinya. Seluruhnya dengan kehendak dan pilihan Allah. Oleh karena itu tawakkal tidak dibenarkan kecuali hanya kepada-Nya. Demikian pula penyandaran diri, rasa takut, harapan, keinginan tidak ditujukan kecuali kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan pemeliharaanmu dari siksa-Mu. Dan dengan-Mu dari-Mu.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

“Tak ada tempat selamat dan berlindung dari Dzat-Mu kecuali kepada Dzat-Mu.” (HR. Muslim)

Apabila kita mengumpulkan antara bertauhid dan menjalani sebab maka hati kita akan lurus dalam menuju Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan demikian, tampaklah jalan besar yang dilalui oleh seluruh rasul, nabi dan pengikut mereka. Itulah jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang Allah beri nikmat atas mereka. Semoga Allah selalu membimbing kita. (Lihat Madarijus Salikin, cet Dar Ihyaut Turots Al-Arabi, 3/368-369)

Wallahu a’lam bishshawab.

Semuanya Berada di Tangan Allah Azza wa Jalla

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

"Apa yang bisa diperbuat oleh seseorang yang ubun-ubunnya serta jiwanya berada di tangan Allah, hatinya berada di antara dua jari dari jari-jemari-Nya yang setiap saat bisa Dia bolak-balikkan sesuai yang Dia kehendaki, hidupnya pun berada di tangan-Nya, begitu pula matinya, kebahagiaannya dan

Page 6: tutor thalasemia

kesengsaraannya berada di tangan-Nya, di tangan-Nya lah segala gerakan, diam dan bicaranya, semua perbuatannya atas izin dan kehendak- Nya.

Dia tidak bisa bergerak kecuali dengan izin-Nya dan tidak bisa berbuat kecuali dengan kehendak-Nya. Apabila dia bertawakal kepada dirinya sendiri maka berarti dia telah bertawakal kepada zat yang lemah, sia-sia, penuh dengan dosa dan kesalahan. Dan apabila dia bertawakal kepada selain Allah berarti dia bertawakal kepada zat yang tidak mampu menolak kemudharatan dan tidak pula mampu mendatangkan kemanfaatan, tidak menguasai kehidupan dan kematian, serta tidak pula menguasai hari dikumpulkannya manusia kelak di padang mahsyar.

Kemudian apabila dia tidak bersandar kepada siapapun, berarti ia membukakan pintu bagi musuh untuk masuk dan menawannya. Jadi bagaimanapun juga ia tidak bisa terlepas dari Allah sekejap matapun, bahkan ia sangat membutuhkan-Nya sebanyak waktunya yang memenuhi setiap sudut sel dari seluruh sel-sel tubuhnya yang ada, baik itu yang tampak maupun yang tidak tampak. Sebenarnya ia butuh Allah, akan tetapi ternyata ia menyalahi-Nya dan berpaling dari-Nya; ia selalu membuat Dia marah kepadanya dengan kemaksiatan yang dilakukannya.

la sangat membutuhkan-Nya dari segala sisi sehidupan, tetapi ia senantiasa lupa untuk mengingat-Nya, padahal kepada-Nya ia akan kembali dan dihadapan-Nya ia akan berdiri (kelak di akhirat)."

Page 7: tutor thalasemia

Thalasemia dan Gen Goblin

Primus Etgal Putra

102011103

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna no. 6

Tanjung Duren Jakarta 11510

I. PENDAHULUAN

Thalassemia adalah penyakit keturunan dengan gejala utama pucat, perut tampak membesar karena pembengkakakan limpa dan hati, dan apabila tidak diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka dan warna kulit menjadi menghitam. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga produksi hemoglobin berkurang. Thalassemia adalah kelainan pada produksi hemoglobin yg diwariskan. Produksi protein (globin) pada Hb menurun dan bentuknya abnormal. Sehingga sel darah merah menjadi lebih kecil (microcytic) dan lebih pucat (hypochromic).Thalassemia berasal dari Yunani ‘Thalasso’ yang berarti laut dan ‘hemia’ yang berarti darah.Pada penderita thalassemia, gen-gen yangmengkode hemoglobin berubah (mutasi) atau delesi. Thalassemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier = pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia.

Makalah ini dibuat dengan tujuan membahas secara tuntas mengenai thalasemia dan gen goblin yang mempunyai keterkaitan satu dan dan lainnya.

II. PEMBAHASAN

2.1 Gen Globin

Rantai globin yang terapat pada semua varian hemoglobin memiliki sekuens asam amino yang mirip satu sama lain tetapi dikode oleh gen-gen α like dan β like yang masing-masing membentuk suatu gugus gen yang terletak pada kromosom yang terpisah. Gugus gen globin α like terletak pada kromosom 16 yang membentang sepanjang lebih dari 25 kb dan mengandung satu gen globin zeta (ζ), dua salinan gen globin alpha (α1, α2), satu gen globin theta (θ) yang belum diketahui fungsinya

Page 8: tutor thalasemia

serta tiga pseudogenes (ψζ, ψα1, ψα2). Sedangkan gugus gen globin β like yang terletak pada kromosom 11 membentang sepanjang lebih dari 50 kb, mengandung lima gen globin fungsional, yaitu epsilon (ε), dua gamma (Gγ,Aγ), delta (δ) dan beta (β) serta satu pseudogene (ψβ).

Gen-gen globin tersebut di atas berekspresi secara spesifik sesuai dengan tingkat perkembangan, gen-gen globin tersebut “dihidupkan” dan “dimatikan” untuk menghasilkan bentuk hemoglobin yang sesuai pada tingkat perkembangan yang berbeda (haemoglobin switching). Dengan terjadinya switching, pada masa dewasa ditemukan HbA (α2β2). Rantai α dan β yang membentuk HbA panjangnya hampir sama. Rantai α terdiri dari 141 asam amino sedangkan rantai b terdiri dari 146.3

Setiap gen berfungsi untuk mengontrol sifat dan fungsi tubuh manusia dan telah bekerja selama manusia masih dalam masa embrio. Gen terdapat di setiap sel tubuh manusia dan setiap gen selalu berpasangan. Dan diantara sejumlah besar gen dalam tubuh manusia, gen globin adalah salah satu gen yang memiliki fungsi untuk mengontrol pembentukan hemoglobin pada setiap sel darah merah, apabila gen ini hilang atau terjadi perubahan struktur/bentuk maka akan menyebabkan kelainan salah satu contohnya adalah Talasemia β yang terjadi karena tidak terbentuknya rantai globin β dalam tubuhnya.4

2.2 Sintesis Gen Globin

Semua gen globin mempunyai tiga ekson (region pengode) dan dua intron (region yang tidak mengode, yang DNA-nya tidak terwakili pada protein yang sudah jadi). RNA awal ditranskripsi dari ekson dan intron, dan dari hasil transkripsi ini RNA yang berasal dari intron dibuang melalui suatu proses yang disebut splicing. Intron selalu dimulai dengan suatu dinukleotida GT dan berakhir dengan dinukleotida AG. Mesin splicing mengenali urutan tersebut dan juga sekuens dinukleotida didekatnya yang dipertahankan. RNA dalam nucleus juga ditutupi dengan penambahan suatu struktur pada ujung 5’ yang mengandung gugus tujuh metil guanosin. Struktur ini penting untuk pelekatan mRNA pada ribosom, setelah itu mRNA yang baru terbentuk tersebut juga mengalami poliadenilasi pada ujung 3’.2,3

Sejumlah sekuens lain yang dipertahankan penting dalam sintesis globin. Sekuens ini mempengaruhi transkripsi gen, memastikan kebenarannya dan menetapkan tempat untuk mengawali dan mengakhiri translasi dan memastikan stabilitas mRNA yang di sintesis. Promotor ditemukan pada posisi 5’ pada gen, dekat dengan lokasi inisiasi atau lebih distal. Promotor ini adalah lokasi tempat RNA polimerase berikatan dan mengakatalis transkripsi gen.1

Setelah itu penguat (enhancer) ditemukan pada posisi 5’ atau 3’ terhadap gen. Penguat penting dalam regulasi ekspresi gen globin yang spesifik jaringan dan dalam regulasi sintesis berbagai rantai globin selama kehidupan janin dan setelah kelahiran. Regio pengatur lokus (locus control region, LCR) adalah unsur pengatur genetic yang terletak jauh di hulu kelompok globin β yang mengatur aktivitas genetik tiap domain, kemungkinan dengan cara berinteraksi secara fisik dengan region promoter dan menguraikan kromatin agar faktor transkripsi dapat berikatan. Kelompok gen globin α juga mengandung region yang mirip dengan LCR, disebut HS40. Faktor transkripsi GATA-1, FoG, dan NF-E2 yang diekspresikan terutama pada precursor eritroid, penting untuk menentukan ekspresi gen globin dalam sel eritroid.

Page 9: tutor thalasemia

Setelah itu mRNA globin memasuki sitoplasma dan melekat pada ribosom (translasi) tempat terjadinya sintesis rantai globin. proses ini terjadi melalui pelekatan RNA transfer, masing-masing dengan asam aminonya sendiri, melalui berpasangannya kodon/antikodon pada suatu posisi yang sesuai dengan cetakan (template) mRNA.2

2.3 Fungsi Gen

Fungsi gen yaitu membawa sifat kepada keturunan berikutnya agar mewarisi sifat atau trait induknya. Fungsi gen dan proses pewarisan sifat antara lain adalah:

2.3.1 Transkripsi

Transkripsi DNA merupakan proses pembentukan RNA dari DNA sebagai cetakan. Proses transkripsi menghasilkan mRNA, rRNA dan tRNA. Pembentukan RNA dilakukan oleh enzim RNA polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu :

A. Inisiasi

enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter. Kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan.

Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5 -GNNCAATCT-3 dan 5 - TATAAAT-3 . Simbul N ′ ′ ′ ′menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada prokariot, urutan promotornya adalah 5 -′TTGACA-3 dan 5 -TATAAT-3 .′ ′ ′

B. Elongasi

Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang tumbuh.′

C. Terminasi

Terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasi transkripsi ditandai dengan terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan. mRNA pada eukariota mengalami modifikasi sebelum ditranslasi, sedangkan pada prokariota misalnya pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi akhir gen. mRNA yang baru ditranskrip ujung 5 nya adalah pppNpN, dimana N adalah komponen ′basa-gula nukleotida, p adalah fosfat. mRNA yang masak memiliki struktur 7mGpppNpN, dimana 7mG adalah nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang ditambahkan setelah transkripsi. Pada

Page 10: tutor thalasemia

ujung 3 terdapat pNpNpA(pA)npA. Ekor poli A ini ditambahkan berkat bantuan polymerase poli (A). ′ tetapi mRNA yang menyandikan histon, tidak memiliki poli A.

Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang tidak menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas yang membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut splicing. Proses splicing terjadi di nukleus.

Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung 5 , selanjutnya ujung 5 yang bebas ′ ′menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan membentuk struktur seperti laso yang terjadi karena ikatan 5 -2 fosfodiester. Selanjutnya tempat pemotongan pada ujung 3 terputus sehingga ′ ′dua buah ekson menjadi bersatu. rRNA dan tRNA merupakan hasil akhir dari proses transkrips, sedangkan mRNA akan mengalami translasi. tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA dan mengubahnya menjadi asam amino.

2.3.2 Translasi

Pada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi terjadi bersama-sama. Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetic merupakan aturan yang penting. Dalam kode genetic, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga - tiga. Setiap gugus tiga disebut kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada tRNA.

Mekanisme translasi adalah:

A. Inisiasi

Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5 -AGGAGGU-3 , sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung ′ ′(7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon AUG. ′Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.

B. Elongasi

Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A.

Page 11: tutor thalasemia

Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya.

C. Terminasi

Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.7

2.4 Kelainan dalam pewarisan Gen

Ribuan kelainan genetic diketahui diwarisi sebagai sifat resesif sederhana. Kelainan-kelainan ini mempunyai tingkat keparahan yang berbeda-beda mulai dari sifat yang relative tak berbahaya, seperti albinisme (ketiadaan pigmen kulit), hingga keadaan yang mengancam kehidupan, seperti fibrosis sistik (cystic fibrosis). Gen mengkode protein yang memiliki fungsi khusus. Alel yang menyebabkan kelainan genetic mengkode protein yang malfungsional atau tidak mengkode protein sama sekali. Dalam kasus kelainan yang diklasifikasikan sebagai resesif, heterozigot dikatakan normal dalam fenotipe karena satu salinan alel yang “normal” tersebut menghasilkan jumlah protein khusus yang cukup banyak. Dengan demikian suatu, penyakit yang diwarisi secara resesif muncul hanya dalam individu homozigot yang mewarisi satu alel resesif dari setiap orangtua. Kita dapat melambangkan genotype orang seperti itu sebagai aa, dan individu yang tidak memiliki kelainan tersebut dengan AA atau Aa. Heterozigot (Aa), yang secara fenotipe normal, disebut karrier (carrier) dari kelainan ini karena orang-orang seperti ini dapat saja menurunkan alel resesif tersebut kepada keturunan mereka.

2.4.1 Penyakit yang Diwarisi Secara Dominan

Walaupun sebagian besar alel yang berbahaya bersifat resesif, banyak penyakit pada manusia diakibatkan oleh alel dominan. Alel dominan yang mematikan jauh lebih sedikit ditemukan daripada alel resesif mematikan. Suatu alasan untuk perbedaan ini ialah bahwa pengaruh alel dominan mematikan tidak tertutupi dalam heterozigot. Banyak alel dominan mematikan merupakan hasil terjadinya mutasi (perubahan) baru dalam gen sperma atau telur yang selanjutnya membunuh keturunan yang sedang berkembang. Individu yang tidak dapat bertahan hidup hingga mencapai kematangan reproduktif tidak akan mewariskan bentuk baru gen ini. Ini berlawanan sekali dengan mutasi resesif mematikan, yang akan kekal dari generasi ke generasi melalui reproduksi karrier heterozigot yang memiliki fenotipe normal. Alel dominan mematikan dapat menyelamatkan diri dari

Page 12: tutor thalasemia

kematian (tetap bertahan) jika alel ini bertindak terlambat, menyebabkan kematian pada umur yang relative lanjut. Pada saat gejalanya terlihat nyata, individu ini mungkin saja telah memindahkan alel mematikan itu ke anak-anaknya.

2.4.1.1 Mutasi

Mutasi Gen yaitu perubahan gen dalam kromosom (letak dan sifat) yang menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya lazim disebut mutasi saja.

2.4.1.1.1 Mutasi Gen

Macam-macam mutasi gen antara lain:

A. Mutasi salah arti (missens mutation)

perubahan suatu kode genetic (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino terkait (pada polipeptida) berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan transversi.

B. Mutasi diam (silent mutation)

Perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan transversi.

C. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation)

Perubahan kodon asam amino tertentu menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun insersi.

D. Mutasi perubahan rangka baca (frameshift mutation)

Mutasi yang terjadi karena delesi atau insersi satu atau lebih pasang basa dalam satu gen sehingga ribosom membaca kodon tidak lengkap. Akibatnya akan menghasilkan fenotip mutan.6

2.5 Mutasi Kromosom

Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau aberasi.

Page 13: tutor thalasemia

A. Mutasi kromosom tejadi karena peruhahan jumlah kromosom:

Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid)

melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut

euploid, sedang yang hanva terjadi pada salah satu kromosom dari genorn disebut aneuploid.

a) Euploid

eu = benar; ploid = unit) yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin , pada umumnya

bersifat diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom).Organisme yang kehilangan I set kromosomnya disebut monoploid. Organisme

monoploid memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel

somatisnya.sel kelamin (gamet), yaitu sel telur (ovum) dan spermatozoon, masing – masing memilikisatu perangkat kromosom.

Satu genom (n kromosom) yang disebut haploid. Sedang organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misalnya: triploid (3n

kromosom): tetraploid (4n kromosom); heksaploid( 6n kromosom). Poliploid yang terjadi

pada tumbuhan misalnya pada apel, dan tebu. poliploid pada hewan misalnya pada

Daphnia, Rana esculenta, dan Ascaris.

Macam poliploid ada dua, yaitu otopoliploid, terjadi pada krornosom homolog, misalnya

semangka tak berbiji; dan alopoIiploid, terjadi pada kromosom non homolog, misalnya

Rhaphanobrassica (akar seperti

kol, daun mirip lobak).

b) Aneuploid

(an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit)

Mutasi kromosom ini tidak melibatkan seluruh genom yang berubah,rnelainkan hanya

terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Disebut juga dengan istilah aneusomik.

B. Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan struktur kromosom

Delesi à Hilangnya sebagian gen dari kromosom homolog

Duplikasi à penambahan sebagian gen pada kromosom homolog dari kromosom pasangannya

Page 14: tutor thalasemia

Inversi à Sekelompok gen yang berputar 360 0 di dalam kromosom

Translokasi à tertukarnya gen dari suatu kromosom ke kromosom lain yang bukan homolognya

Katenasi à Ujung kromosom homolog saling berdekatan sehingga membentuk lingkaran

2.6 Thalasemia

Thalassemia adalah penyakit keturunan dengan gejala utama pucat, perut tampak membesar karena pembengkakakan limpa dan hati, dan apabila tidak diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka dan warna kulit menjadi menghitam. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga produksi hemoglobin berkurang. Thalassemia adalah kelainan pada produksi hemoglobin yg diwariskan. Produksi protein (globin) pada Hb menurun dan bentuknya abnormal. Sehingga sel darah merah menjadi lebih kecil (microcytic) dan lebih pucat (hypochromic).Thalassemia berasal dari Yunani ‘Thalasso’ yang berarti laut dan ‘hemia’ yang berarti darah.Pada penderita thalassemia, gen-gen yangmengkode hemoglobin berubah (mutasi) atau delesi. Thalassemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier = pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia.7

2.6.1 Penyebab Thalassemia

Penyakti thalassemia disebabkan oleh adanya kelainan / perubahan / mutasi pada gen globin alpha atau gen globin beta sehingga produksi rantai globin tersebut berkurang dan sel darah merah mudah sekali rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Bila kelainan pada gen globin alpha maka penyakitnya disebut thalassemia alpha, sedangkan kelainan pada gen globin beta akan menyebabkan penyakit thalassemia beta. Karena di Indonesia thalassemia beta lebih sering didapat, maka selanjutnya kami hanya akan menjelaskan mengenai thalassemia beta.8

2.6.2 Klasifikasi Thalasemia

Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan atas thalasemia mayor dan minor .8Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein rantai alfa globin dan rantai beta globin. Jika masalah ada pada alfa globin dari hemoglobin, hal ini disebut thalassemia alfa. Jika masalah ada pada beta globin hal ini disebut thalassemia beta. kedua bentuk alfa dan beta mempunyai bentuk dari ringan atau berat. Bentuk berat dari Beta thalassemia sering disebut anemia Cooley’S.

A. Thalassemia alfa

Page 15: tutor thalasemia

Thalassemia alpha terjadi bila 1 atau lebih gen penyusun rantai alpha-globin dari hemoglobin berubah atau hilang. Bila ada lebih dari 2 gen yang terpengaruh, maka akan terjadi anemia sedang hingga berat. Alpha thalassemia major dapat menyebabkan terjadinya keguguran. penurunan produksi rantai alpha globin yg disebabkan delesi atau mutasi 1 atau lebih gen alpha globin pada kromosom 16.

Empat gen dilibatkan di dalam membuat globin alfa yang merupakan bagian dari hemoglobin, Dua dari masing-masing orangtua.Thalassemia alfa terjadi dimana satu atau lebih varian gen ini hilang.

· Orang dengan hanya satu gen mempengaruhi disebut silent carriers dan tidak punya tanda penyakit.

· Orang dengan dua gen mempengaruhi disebut thalassemia trait atau thalassemia alfa akan menderita anemia ringan dan kemungkinan menjadi carrier

· Orang dengan tiga gen yang yang dipengaruhi akan menderita anemia sedang sampai anemia berat atau disebut penyakit hemoglobin H.

· Bayi dengan empat gen dipengaruhi disebut thalassemia alfa mayor atau hydrops fetalis. Pada umumnya mati sebelum atau tidak lama sesudah kelahiran.

Jika kedua orang menderita alfa thalassemia trait ( carriers) memiliki seorang anak, bayi bisa mempunyai suatu bentuk alfa thalassemia atau bisa sehat.

B. Thalassemia Beta

Melibatkan dua gen didalam membuat beta globin yang merupakan bagian dari hemoglobin, masing-masing satu dari setiap orangtua. Beta thalassemia terjadi ketika satu atau kedua gen mengalmi variasi.4

Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan menderita anemia ringan. Kondisi ini disebut thallasemia trait/beta thalassemia minor,Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang (thalassemia beta intermedia atau anemia Cooley’s yang ringan) atau anemia yang berat ( beta thalassemia utama, atau anemia Cooley’s).

Anemia Cooley’s, atau beta thalassemia mayor jarang terjadi. Suatu survei tahun 1993 ditemukan 518 pasien anemia Cooley’s di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka mempunyai bentuk berat dari penyakit, tetapi mungkin kebanyakan dari mereka tidak terdiagnosis .

Jika dua orangn tua dengan beta thalassemia trait (carriers) mempunyai seorang bayi, salah satu dari tiga hal dapat terjadi: 9

Bayi bisa menerima dua gen normal ( satu dari masing-masing orangtua) dan mempunyai darah normal ( 25 %).

Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua yang thalassemia trait ( 50 %).

Bayi bisa menerima dua gen thalassemia ( satu dari masing-masing orangtua) dan menderita penyakit bentuk sedang sampai berat (25 %).

Page 16: tutor thalasemia

2.6.3 Cara penurunannya

Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin beta yang terletak pada kromosom 11. Pada manusia kromosom selalu ditemukan berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur pembentukan salah satu komponen pembentuk hemoglobin. Bila hanya sebelah gen globin beta yang mengalami kelainan disebut pembawa sifat thalassemia beta. Seorang pembawa sifat thalassemia tampak normal / sehat, sebab masih mempunyai 1 belah gen dalam keadaan normal (dapat berfungsi dengan baik). Seorang pembawa sifat thalassemia jarang memerlukan pengobatan. Bila kelainan gen globin terjadi pada kedua kromosom, dinamakan penderita thalassemia (homosigot / Mayor). Kedua belah gen yang sakit tersebut berasal dari kedua orang tua yang masing-masing membawa sifat thalassemia.

Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari ibunya dan sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing-masing pembawa sifat thalassemia maka pada setiap pembuahan akan terdapat beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama si anak mendapat gen globin yang berubah (gen thalassemia) dari bapak dan ibunya, maka anak akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak hanya mendapat sebelah gen thalassemia dari ibu atau ayah, maka anak hanya membawa penyakit ini. Kemungkinan lalin adalah anak mendapatkan gen globin normal dari kedua orang tuanya.

Thalassemia bukan penyakit menular melainkan penyakit yang diturunkan secara genetik dan resesif. Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin beta yang terletak pada kromosom 11. Pada manusia kromosom selalu ditemukan berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur pembentukan salah satu komponen pembentuk hemoglobin. Bila hanya sebelah gen globin beta yang mengalami kelainan disebut pembawa sifat thalassemia-beta. Seorang pembawa sifat thalassemia tampak normal/sehat, sebab masih mempunyai 1 belah gen dalam keadaan normal (dapat berfungsi dengan baik). Seorang pembawa sifat thalassemia jarang memerlukan pengobatan. Bila kelainan gen globin terjadi pada kedua kromosom, dinamakan penderita thalassemia (Homozigot/Mayor). Kedua belah gen yang sakit tersebut berasal dari kedua orang tua yang masing-masing membawa sifat thalassemia. Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari ibunya dan sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing-masing pembawa sifat thalassemia maka pada setiap pembuahan akan terdapat beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama si anak mendapatkan gen globin beta yang berubah (gen thalassemia) dari bapak dan ibunya maka anak akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak hanya mendapat sebelah gen thalassemia dari ibu atau ayah maka anak hanya membawa penyakit ini. Kemungkinan lain adalah anak mendapatkan gen globin beta normal dari kedua orang tuanya.10

2.6.4 Mekanisme Penurunan Penyakit Thalassemia :· Jika kedua orang tua tidak menderita Thalassemia trait/bawaan, maka tidak mungkin mereka menurunkan Thalassemia trait/bawaan atau Thalassemia mayor kepada anak-anak meraka. Semua anak-anak mereka akan mempunyai darah yang normal.

Page 17: tutor thalasemia

· Apabila salah seorang dari orang tua menderita Thalassemia trait/bawaan, sedangkan yang lainnya tidak maka satu dibanding dua (50%) kemungkinannya bahwa setiap anak-anak mereka akan menderita Thalassemia trait/bawaan, tetapi tidak seseorang diantara anak-anak mereka Thalassemia mayor.

Apabila kedua orang tua menderita Thalassemia trait/bawaan, maka anak-anak mereka mungkin akan menderita thalassemia trait/bawaan atau mungkin juga memiliki darah yang normal, atau mereka mungkin menderita Thalassemia mayor.

Dari skema diatas dapat dilihat bahwa kemungkinan anak dari pasangan pembawa sifat thalassemia beta adalah 25% normal, 50% pembawa sifat thalassemia beta, dan 25% thalassemia beta mayor (anemia berat).

2.6.5 Ciri-Ciri Thalasemia

· pucat (dikarenakan kekurangan hemoglobin yang menyebabkan kurangnya eritrosit),

· perut buncit karena hepatomegali dan splenomegali (keduanya akibat terjadinya penumpukan Fe karena bekerja terlalu keras dalam membersihkan sel darah yang rusak),

· deformitas tulang muka,

· jantung berdebar-debar (bekerja terlalu keras),

· urin keruh,

· anemia,

· kehitaman pada kulit (akibat dari meningkatnya produksi Fe),

· ikhterus (akibat dari produksi bilirubin yang meningkat),

· retardasi pertumbuhan dan penuaan dini,

· gagal jantung (disebabkan penumpukan Fe di otot jantung), dan penyakit kuning.

· Gizi buruk

· Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba

· Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati yang besar ini mudah ruptur karena trauma ringan saja

Page 18: tutor thalasemia

· Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.

· Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya menjadi kelabu karena penimbunan besi

· mulut tongos (rodent like mouth).1,4

III. KESIMPULAN

Thalasemia merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari induk kepada generasi seterusnya melalui informan genetik yaitu DNA yang berada didalam gen. Apabila kedua orang tua menderita Thalassemia trait/bawaan, maka anak-anak mereka mungkin akan menderita thalassemia trait/bawaan atau mungkin juga memiliki darah yang normal, atau mereka mungkin menderita Thalassemia mayor.

Dari skema diatas dapat dilihat bahwa kemungkinan anak dari pasangan pembawa sifat thalassemia beta adalah 25% normal, 50% pembawa sifat thalassemia beta, dan 25% thalassemia beta mayor (anemia berat).

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2005.h.64-9.

2. Nainggolan IM. Analisis haplotide β pada mutasi Thalassemia β IVS1-nt5: asal dan penyebaran mutasi. Jakarta: Universitas Indonesia; 2001.h.4-13

3. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2002.h.271.

4. Hoffbrand A.V. and Pettit J.E. (2001). Genetic Diorders of Haemoglobin. In: Hoffbrand AV and Pettit JE (eds) Color Atlas of Clinical Hematology. 3th ed. 5: 85-98. London: Mosby

5. Yaish HM. Thalassemia. July 29, 2009 (cited 26 Januari, 2011). Available at : http://emedicine.medscape.com/article/958850-followup

6. Hemoglobin: Structure & Function. 2007. http–www_med-ed_virginia_edu-courses-path-innes-images-nhgifs-hemoglobin1_gif.htm ( diunduh 20 November 2007 ).

7. Ananta Yovita. Terapi Kelasi Pada Thalassemia. Sari Pustaka. 2006

Olivieri NF. The β Thalasemias. N Engl J Med 2000;341:99-109