Upload
sugenkgenk
View
19
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PSIKOLOGI
Citation preview
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stres
2.1.1. Pengertian Stres
Ada beberapa definisi dari stres menurut The National Institute of
Occational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1999 menyatakan
bahwa definisi dari stres adalah: suatu kondisi yang dapat membahayakan
fisik dan mental dimana syarat suatu pekerjaan tidak sesuai dengan
kemampuan, pendapatan, dan kebutuhan pekerja.
Sementara Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2001
mendefinisikan stres sebagai suatu reaksi yang merugikan seseorang
terhadap tekanan yang berlebihan atau bentuk lain dari permintaan yang
diberikan kepada mereka.
11
Namun definisi kognitif lebih memfokuskan kepada persepsi
terhadap individu itu sendiri. Sebagai contoh : stres dapat terjadi ketika
tekanan yang dirasakan melebihi kemampuan seseorang tersebut untuk
mengatasinya, menurut Palmer dkk sekitar tahun 2003.
11
Stres didefinisikan oleh Selye (1930) sebagai reaksi psikologis
organisme terhadap situasi yang mengancam atau menekan. Ia membagi
dua terminologi, yaitu stresor sebagai sebab eksternal dan stres sebagai
reaksi dari tubuh manusia.
11
Ia juga mencoba untuk mengembangkan model of stress yang ia
sebut sebagai general adaptation syndrome. Yang terdiri dari tiga fase,
yaitu:
1
6
Universitas Sumatera Utara
1. Reaksi yang dihasilkan merupakan alarm.
2. Pada tahap resistensi, dimana adaptasi merupakan pencapaian
yang ideal.
3. Pada tahap yang sulit, dimana adaptasi yang diperoleh atau yang
resisten kemungkinan hilang.
Ia sangat mempertimbangkan bahwa stres yang non spesifik
merupakan respons tubuh yang disebabkan oleh kondisi yang
menyenangkan ataupun yang tidak menyenangkan (eustress and distress).
Selye percaya bahwa stres, sesuai dengan definisinya, tidak harus selalu
yang tidak menyenangkan. Untuk dapat menerima kedua macam stres
tersebut dibutuhkan proses adaptasi.
1
Reaksi tubuh terhadap stres, dalam pengertian ini didefinisikan
sebagai suatu yang dapat mengancam kelangsungan hidup individu
tersebut. Sehingga yang dilakukan adalah bagaimana cara untuk
menanggapi dan mengurangi dampak dari stressor tersebut dan
memulihkan keseimbangan (homeostasis). Banyak sekali yang dapat
diketahui bagaimana respons fisiologis terhadap stres akut, akan tetapi
sangat sedikit sekali informasi yang didapat bagaimana cara mengatasi
respons terhadap stres kronik.
1
Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya
stres dan tanpa kita sadari bahwa hal itu sudah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh adalah pekerjaan. Stres dapat
bersumber dari tempat pekerjaan, lingkungan kerja yang dapat mengubah
psikologis ataupun lingkungan psikososial, ataupun juga yang dapat
mengubah kebiasaan dalam berorganisasi.
1
12
Universitas Sumatera Utara
Salah satu contoh pekerjaan yang dapat menimbulkan stres adalah
pengontrol lalu lintas udara ATCs (Air Traffic Controllers). ATCs
merupakan salah satu pekerjaan yang menuntut adanya kerja tim (working
group) yang bertugas untuk menangani beban kerja yang tinggi.
Bahkan, dalam melakukan tugas-tugasnya dibutuhkan keahlian
khusus serta pengetahuan yang mendukung dan berkaitan dengan
cognitive domains (seperti; persepsi spasial, pengolahan informasi,
penalaran, pengambilan keputusan), aspek komunikasi, dan yang
berhubungan dengan manusia.
13
Beberapa hal yang menjadi penyebab utama sumber stres pada
pengatur lalu lintas udara, yaitu :
13
1. Permintaan
• Jumlah penerbangan yang di kontrol (number of aircraft under
control).
• Puncak jam sibuk lalu lintas udara (peak traffic hour)
• Penerbangan diluar jadwal (extraneous traffic)
• Peristiwa yang tidak terduga (unforeseeable events)
2. Prosedur operasional
• Tekanan waktu (time pressure)
• Terpaksa melanggar aturan yang ditetapkan
• Perasaan hilang kendali (feeling of loss control)
• Takut terhadap konsekuesi error
Universitas Sumatera Utara
3. Waktu kerja
• Pergantian jam dinas yang tidak teratur/masa kerja yang terlalu
panjang (unbroken duty periods)
• Pergantian jam dinas dan dinas malam (shift and night work)
4. Peralatan kerja
• Keterbatasan dan keandalan peralatan (limitations and reliability
equipment)
• VDT (videlity), R/T (radio telephony) dan kualitas telepon
• Tata letak peralatan (equipment layout)
5. Lingkungan kerja
• Pencahayaan, refleksi optik (lighting, optical reflections)
• Kebisingan/gangguan (noise/distracters)
• Suhu ruangan (microclimate)
• Postur tubuh yang kurang baik (bad posture)
• Tempat istirahat dan kantin ( rest and canteen facilities)
6. Organisasi tempat kerja
• Peran yang tumpang tindih (ambiguity role)
• Hubungan dengan pengawas dan kolega (relations with
supervisors and colleagues)
• Kurangnya pengontrolan terhadap proses kerja (lack of control
over work process)
• Pendapatan (salary)
• Pengakuan dari masyarakat (public opinion).
13
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Patofisiologi stres
Bila terjadi stres terjadi rangkaian perubahan yang dinamakan
Theory general adaptation syndrome, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu 1
• Tahap pertama, alarm reaction (reaksi kewaspadaan): pada tahap
ini seluruh sistem diubah menjadi keadaan siaga. Stres
merangsang hipotalamus yang mendorong kelenjar adrenal untuk
melepaskan adrenalin ke seluruh target organ misalnya kulit visera
ke otot dan otak. Hasilnya menyebabkan kulit pucat dan terasa
dingin, jantung berdebar-debar, darah mengalir dengan cepat dan
bersiap untuk lari atau melawan ancaman yang ada. Pada fase ini
juga dilepaskan hormon lain terutama adenocorticotropin hormone
(ACTH) yang mengaktifkan kelenjar adrenal sehingga kortikoid
dilepaskan ke dalam aliran darah yang membawa pesan kelenjar
ke organ lain. Limpa dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak
sel darah yang membawa pesan kelenjar ke organ lain. Limpa
dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak sel darah merah ke
dalam aliran darah. Lambung melepaskan asam hidroklorik yang
digunakan untuk mencernakan makanan. Ada satu lagi hormon
yang dilepaskan yaitu noradrenalin, hormon ini menimbulkan
perasaan euforia dan kepuasan stres positif. Sedangkan hormon
adrenalin dan kortikoid dapat dipandang sebagai hormon
kecemasan (stres negatif). Fase ini tidak berlangsung lama.
:
• Tahap kedua resistance reaction (reaksi pertahanan): pada tahap ini
tubuh mengerahkan seluruh daya tahannya untuk mengadakan
Universitas Sumatera Utara
perlawanan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stres. Tubuh
berusaha melakukan adaptasi terhadap stres yang terjadi. Akan
tetapi daya tahan tubuh terbatas. Dalam fase ini daya tahan sudah
naik di atas taraf daya tahan normal, dan bila stres terjadi terus-
menerus dan berat, maka akan berlanjut ke tahap III
• Tahap III exhaustion reaction (reaksi kelelahan): pada tahap ini
terjadi kelelahan/keletihan sehingga adaptasi yang baru dibangun
runtuh. Daya tahan tubuh melemah, energi untuk adaptasi habis dan
fase ini berkaitan degan terganggunya kesehatan individu.
1
2.1.3. Mendeteksi stres
Beberapa studi yang dilakukan untuk melihat adanya hubungan
antara stres kerja dengan beberapa jenis penyakit. Mood dan gangguan
tidur, gangguan lambung, dan sakit kepala, serta terganggunya hubungan
dengan kerabat dan teman-teman, yang merupakan salah satu contoh
bentuk stres yang berhubungan. Gejala awal dari stres kerja biasanya
dengan mudah dapat dikenali. Gejala awal yang perlu diperhatikan pada
stres kerja, antara lain :
1. Sakit kepala
2. Tidur terganggu
3. Sulit berkonsentrasi
4. Mudah marah
5. Gangguan dilambung
6. Hasil kerja yang tidak memuaskan
Universitas Sumatera Utara
7. Bermoral rendah (Low Moral).
Pengeluaran untuk perawatan kesehatan hampir 50% lebih besar
pada pekerja dengan level stres yang tinggi.
3
3
2.1.4. Stres di tempat kerja
Pajanan stres akibat kondisi kerja yang penuh dengan stres (stresor
kerja) bisa menjadi faktor risiko yang berbahaya ketika dilihat sebagai hasil
ketidakseimbangan antara tugas yang berlebih dengan kemampuan
individual. Sehingga stres adalah fenomena subjektif dan ada pada
manusia ketika terjadi ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tugas
kerja.
Sektar 44% pekerjaan dapat menimbulkan stres kerja, hal ini bisa
disebabkan oleh tuntutan kerja, kondisi lingkungan, organisasi kerja dan
hubungan manusia, yang menyebabkan kepuasan kerja, efisiensi kinerja
dan kesehatan bervariasi tergantung dari karakter psiko-fisik dan
mekanisme coping individual serta dukungan sosial. Sekitar 9% pekerja-
pekerja berada pada tingkat stres yang tinggi.
3
NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health)
mendefinisikan ”stres kerja” sebagai respons fisik dan emosional yang
terjadi apabila tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, sumber
daya dan kebutuhan dari si pekerja.
3,22
3
Universitas Sumatera Utara
Model Stres NIOSH (Sumber: NIOSH. Stress at work. Dikutip pada 23
Maret 2011, diambil dari http://www.cdc.gov/niosh/stresswk.html)
2.1.5. Faktor Risiko Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara
Stres dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada beberapa
kondisi medis umum. Satu bukti mengenai stres yang berhubungan dengan
penyakit pada pengatur lalu lintas dapat diperoleh dengan cara
membandingkan mereka dengan insiden terhadap penyakit yang
berhubungan dengan stres pada pengatur lalu lintas lainnya yang secara
hati-hati dicocokkan dengan faktor demografi seperti usia, jenis kelamin,
kualifikasi pendidikan atau yang sejenisnya seperti yang dilakukan oleh
Rose dkk pada tahun 1978. Dari data yang mereka dapatkan terlihat bahwa
faktor demografi seperti yang disebutkan bukanlah menjadi poin utama
sebagai penyebab simtom stres, tetapi apakah simtom yang sering terjadi
pada pengatur lalu lintas udara menunjukkan indikasi stres lebih dari yang
di duga. Jawaban atas pertanyaan diatas tergantung dari tempat dimana
mereka mengatur lalu lintas udara serta apa saja yang yang dapat memicu
stres yang mereka alami.10
Universitas Sumatera Utara
Pengatur lalu lintas udara secara umum dianggap sebagai salah
satu kelompok pekerja yang mempunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Faktanya adalah pekerjaannya meliputi suatu set tugas kompleks yang
membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tingkat tinggi, bahkan
diperlukan keahlian spesifik aplikasi praktis kognitif yaitu persepsi spatial,
memproses informasi, penalaran logis, membuat keputusan, komunikatif
dan hubungan antar manusia.
Menurut beberapa survei, sumber stres dilaporkan oleh pengatur lalu
lintas udara berhubungan dengan tugas operatif dan struktur organisasi.
Sumber stres utama berasal dari puncak beban lalu lintas, tekanan waktu,
harus menyimpang dari aturan, batasan dan kepercayaan terhadap
peralatan. Kemudian mengenai jadwal kerja gilir (terutama kerja malam),
konflik peran, kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dan kurang
kontrol terhadap kerja.
17
2.2. Pengatur Lalu Lintas Udara
17
Tujuan utama dari pengatur lalu lintas udara adalah untuk
memberikan pelayanan untuk menjamin keselamatan, keteraturan dan
efisiensi lintas penerbangan di wilayah udara yang menjadi tanggung
jawabnya. Hal ini dilakukan dengan cara menerapkan standard pemisahan
antar pesawat dengan pesawat yang lainnya juga antar pesawat dengan
rintangan yang ada. Standar pemisahan antar pesawat diterapkan secara
longitudinal, vertikal dan lateral sesuai dengan standard yang terapkan oleh
ICAO ( International Civil Aviation Organization ). Pemisahan yang aman
Universitas Sumatera Utara
terhadap pesawat meliputi tiga spasial dimensi dan waktu yang
diperkenalkan oleh Hopkin sekitar tahun 1995.
Pengatur lalu lintas udara bertugas mengarahkan pesawat seefisien
mungkin untuk meminimalkan penundaan pesawat. Beberapa pengatur lalu
lintas udara mengatur kedatangan dan keberangkatan pesawat melalui
wilayah udara yang ditunjuk. Terminal controller juga mengawasi semua
perjalanan pesawat didalam ruang bandara. Mereka mengatur aliran
pesawat masuk dan keluar dari bandara. Jam kerja mereka biasanya 40
jam dalam seminggu, meskipun demikian bisa saja ada tambahan jam
kerja, sehingga mereka harus lembur. Karena sebagian besar control tower
dan centre beroperasi 24 jam dalam sehari, 7 hari seminggu, controllers
juga bekerja shift malam dan hari libur. Ruang kerja mereka meliputi
menara kontrol Aerodrome Control Tower (ADC), Approach Control Office
(APP) dan Area Control Centre (ACC) .
14
Sesuai dengan Civil Aviation and Safety Regulin (CASR) dan
International Civil Aviation Organization (ICAO) yang tertuang dalam Annex
11 air traffic services, mempunyai 5 lima tujuan dari pelayanan lalu lintas
udara (five objective of air traffic services), adalah :
15
1. Mencegah tabrakan antar pesawat di udara.
2. Mencegah tabrakan antar pesawat di daerah pergerakan dengan
halangan lainnya.
3. Mempertahankan keteraturan arus lalu lintas penerbangan.
4. Memberikan saran dan informasi yang bermanfaat untuk
keselamatan dan efisiensi bagi penerbangan.
Universitas Sumatera Utara
5. Memberitahukan instansi yang berkaitan dengan pesawat yang
membutuhkan pertolongan dengan unit SAR (Search and rescue)
dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.
12
2.2.1. Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan
1.
Divisi Pelayanan Operasional Lalu Lintas Udara Bandar udara
Polonia-Medan menyelenggarakan pelayanan lalu lintas penerbangan yang
dilaksanakan oleh :
Pelayanan ADC dan APP , meliputi : Polonia Aerodrome Control
Tower (Polonia TWR) dan Medan Approach Control Unit (Medan
APP)
Berfungsi memberikan Approach Control Service, Flight Information
Service, dan Alerting Service di dalam wilayah Medan Control Zone.
Bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan dan
kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah Medan Control
Zone (Medan CTR) dengan memberikan instruksi, clearance,
Expected Approach Time (EAT) dan informasi yang diperlukan oleh
pesawat udara yang dipandunya serta melakukan koordinasi dengan
ATS Unit/sektor yang terkait, sedangkan Polonia Aerodrome Control
Tower (Polonia TWR) dan Medan Approach bertanggung jawab
terhadap pelayanan keselamatan, kelancaran arus lalu lintas
penerbangan di wilayah Polonia Aerodrome Traffic Zone (Polonia
ATZ) dengan memberikan instruksi dan informasi kepada pesawat
udara yang dipandunya serta memberikan Aerodrome Traffic Service
Universitas Sumatera Utara
pada pesawat udara yang datang, pergi dan terbang lintas di
wilayahnya.
2. Pelayanan ACC Lower/TMA, meliputi : Medan East Terminal Control
Centre (Medan TMA East) dan Medan West Terminal Control Centre
Berfungsi memberikan Area Control Service, Flight Information
Service dan Alerting di dalam wilayah Medan East Terminal Control
Area. Bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan dan
kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah udara Medan
East Terminal Control Area (Medan East TMA) dan Medan West
Terminal Control Area (Medan West TMA) dengan memberikan
informasi yang diperlukan oleh pesawat udara yang dipandunya
serta melakukan koordinasi dangan ATS Unit/sector yang terkait.
3. Pelayanan BOP dan Rangtika, meliputi : Medan Flight Service
Station (Medan FSS).
Kegiatan operasional selama 7 hari 24 jam menggunakan pola gilir
cepat 3-2 (3 hari kerja dengan 2 hari libur) dan dibagi menjadi 3
pembagian shift dinas yaitu:
17
• Shift pagi :
01.00-07.00 UTC (universal Time Coordinated) / 07.00-14.00
WIB, 7 jam kerja
• Shift siang
07.00-12.00 UTC / 14.00-19.00 WIB, 5 jam kerja
• Shift malam
Universitas Sumatera Utara
12.00-01.00 UTC / 19.00-07.00 WIB, 12 jam kerja.
18
2.2.2. Persyaratan dan Kualifikasi Pengatur Lalu Lintas Udara
• Radar Controller Supervisor disyaratkan memiliki ijazah Diploma
IV/ALLU, rating SAR, APP & ADC dan berpengalaman bekerja di
sektor Medan Approach Radar, Arrival, Lower Control, Approach
Control, Polonia Tower serta memiliki pengetahuan dasar-dasar
otomasi. Radar Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma
IV/ALLU, rating SAR, APP & ADC serta pengetahuan dasar-dasar
otomasi.
• Non-radar Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma III/PLLU
dan rating APP.
• Assistant Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma III/PLLU dan
rating APP.
• Aerodrome Controller, Assistant Aerodrome Controller, Ground
Controller, Clearance Delivery dipersyaratkan memiliki ijazah
Diploma III/PLLU dan rating ADC.
Performance Check dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh
Check Controller yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara
atas usulan dari Bidang Pelayanan Operasi Lalu Lintas Penerbangan.
Bilamana hasil Performance Check mengharuskan seorang Pengatur Lalu
Lintas Penerbangan menempuh ujian ulang, maka kesempatan tersebut
hanya dapat diberikan 2 (dua) kali dengan Check Controller yang berbeda.
Jika setelah mengikuti performance check berikutnya masih tidak lulus,
Universitas Sumatera Utara
maka Pemandu Lalu Lintas Penerbangan tersebut harus mendapatkan
bimbingan (under supervisor) serta pengawasan dari Buddy Instructor atau
Radar Controller Supervisor sampai batas waktu tertentu.
2.3. Skala Penilaian
17
1. Skala penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Daily Hassles
and Stress. Alat ini berisikan 51 butir pertanyaan, nilai yang didapat
akan menunjukkan tingkat stres yang berbeda-beda, dimana nilai
≥136 dikatakan stres yang sangat tinggi sekali, nilai 116-135
dikatakan stres yang tinggi, nilai 76-115 dikatakan rata-rata stres,
nilai 56-75 dikatakan stres yang rendah, nilai 51-55 dikatakan
stres yang sangat rendah.
19
2.3. Kerangka Konseptual
Pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia-Medan
Masa kerja, jumlah penerbangan. Karateristik demografi umur dan jenis
kelamin
S T R E S
Universitas Sumatera Utara