14
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stres 2.1.1. Pengertian Stres Ada beberapa definisi dari stres menurut The National Institute of Occational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1999 menyatakan bahwa definisi dari stres adalah: suatu kondisi yang dapat membahayakan fisik dan mental dimana syarat suatu pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, pendapatan, dan kebutuhan pekerja. Sementara Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2001 mendefinisikan stres sebagai suatu reaksi yang merugikan seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau bentuk lain dari permintaan yang diberikan kepada mereka. 11 Namun definisi kognitif lebih memfokuskan kepada persepsi terhadap individu itu sendiri. Sebagai contoh : stres dapat terjadi ketika tekanan yang dirasakan melebihi kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasinya, menurut Palmer dkk sekitar tahun 2003. 11 Stres didefinisikan oleh Selye (1930) sebagai reaksi psikologis organisme terhadap situasi yang mengancam atau menekan. Ia membagi dua terminologi, yaitu stresor sebagai sebab eksternal dan stres sebagai reaksi dari tubuh manusia. 11 Ia juga mencoba untuk mengembangkan model of stress yang ia sebut sebagai general adaptation syndrome. Yang terdiri dari tiga fase, yaitu: 1 6 Universitas Sumatera Utara

STRES

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PSIKOLOGI

Citation preview

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres

2.1.1. Pengertian Stres

Ada beberapa definisi dari stres menurut The National Institute of

Occational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1999 menyatakan

bahwa definisi dari stres adalah: suatu kondisi yang dapat membahayakan

fisik dan mental dimana syarat suatu pekerjaan tidak sesuai dengan

kemampuan, pendapatan, dan kebutuhan pekerja.

Sementara Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2001

mendefinisikan stres sebagai suatu reaksi yang merugikan seseorang

terhadap tekanan yang berlebihan atau bentuk lain dari permintaan yang

diberikan kepada mereka.

11

Namun definisi kognitif lebih memfokuskan kepada persepsi

terhadap individu itu sendiri. Sebagai contoh : stres dapat terjadi ketika

tekanan yang dirasakan melebihi kemampuan seseorang tersebut untuk

mengatasinya, menurut Palmer dkk sekitar tahun 2003.

11

Stres didefinisikan oleh Selye (1930) sebagai reaksi psikologis

organisme terhadap situasi yang mengancam atau menekan. Ia membagi

dua terminologi, yaitu stresor sebagai sebab eksternal dan stres sebagai

reaksi dari tubuh manusia.

11

Ia juga mencoba untuk mengembangkan model of stress yang ia

sebut sebagai general adaptation syndrome. Yang terdiri dari tiga fase,

yaitu:

1

6

Universitas Sumatera Utara

1. Reaksi yang dihasilkan merupakan alarm.

2. Pada tahap resistensi, dimana adaptasi merupakan pencapaian

yang ideal.

3. Pada tahap yang sulit, dimana adaptasi yang diperoleh atau yang

resisten kemungkinan hilang.

Ia sangat mempertimbangkan bahwa stres yang non spesifik

merupakan respons tubuh yang disebabkan oleh kondisi yang

menyenangkan ataupun yang tidak menyenangkan (eustress and distress).

Selye percaya bahwa stres, sesuai dengan definisinya, tidak harus selalu

yang tidak menyenangkan. Untuk dapat menerima kedua macam stres

tersebut dibutuhkan proses adaptasi.

1

Reaksi tubuh terhadap stres, dalam pengertian ini didefinisikan

sebagai suatu yang dapat mengancam kelangsungan hidup individu

tersebut. Sehingga yang dilakukan adalah bagaimana cara untuk

menanggapi dan mengurangi dampak dari stressor tersebut dan

memulihkan keseimbangan (homeostasis). Banyak sekali yang dapat

diketahui bagaimana respons fisiologis terhadap stres akut, akan tetapi

sangat sedikit sekali informasi yang didapat bagaimana cara mengatasi

respons terhadap stres kronik.

1

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya

stres dan tanpa kita sadari bahwa hal itu sudah menjadi bagian dari

kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh adalah pekerjaan. Stres dapat

bersumber dari tempat pekerjaan, lingkungan kerja yang dapat mengubah

psikologis ataupun lingkungan psikososial, ataupun juga yang dapat

mengubah kebiasaan dalam berorganisasi.

1

12

Universitas Sumatera Utara

Salah satu contoh pekerjaan yang dapat menimbulkan stres adalah

pengontrol lalu lintas udara ATCs (Air Traffic Controllers). ATCs

merupakan salah satu pekerjaan yang menuntut adanya kerja tim (working

group) yang bertugas untuk menangani beban kerja yang tinggi.

Bahkan, dalam melakukan tugas-tugasnya dibutuhkan keahlian

khusus serta pengetahuan yang mendukung dan berkaitan dengan

cognitive domains (seperti; persepsi spasial, pengolahan informasi,

penalaran, pengambilan keputusan), aspek komunikasi, dan yang

berhubungan dengan manusia.

13

Beberapa hal yang menjadi penyebab utama sumber stres pada

pengatur lalu lintas udara, yaitu :

13

1. Permintaan

• Jumlah penerbangan yang di kontrol (number of aircraft under

control).

• Puncak jam sibuk lalu lintas udara (peak traffic hour)

• Penerbangan diluar jadwal (extraneous traffic)

• Peristiwa yang tidak terduga (unforeseeable events)

2. Prosedur operasional

• Tekanan waktu (time pressure)

• Terpaksa melanggar aturan yang ditetapkan

• Perasaan hilang kendali (feeling of loss control)

• Takut terhadap konsekuesi error

Universitas Sumatera Utara

3. Waktu kerja

• Pergantian jam dinas yang tidak teratur/masa kerja yang terlalu

panjang (unbroken duty periods)

• Pergantian jam dinas dan dinas malam (shift and night work)

4. Peralatan kerja

• Keterbatasan dan keandalan peralatan (limitations and reliability

equipment)

• VDT (videlity), R/T (radio telephony) dan kualitas telepon

• Tata letak peralatan (equipment layout)

5. Lingkungan kerja

• Pencahayaan, refleksi optik (lighting, optical reflections)

• Kebisingan/gangguan (noise/distracters)

• Suhu ruangan (microclimate)

• Postur tubuh yang kurang baik (bad posture)

• Tempat istirahat dan kantin ( rest and canteen facilities)

6. Organisasi tempat kerja

• Peran yang tumpang tindih (ambiguity role)

• Hubungan dengan pengawas dan kolega (relations with

supervisors and colleagues)

• Kurangnya pengontrolan terhadap proses kerja (lack of control

over work process)

• Pendapatan (salary)

• Pengakuan dari masyarakat (public opinion).

13

Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Patofisiologi stres

Bila terjadi stres terjadi rangkaian perubahan yang dinamakan

Theory general adaptation syndrome, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu 1

• Tahap pertama, alarm reaction (reaksi kewaspadaan): pada tahap

ini seluruh sistem diubah menjadi keadaan siaga. Stres

merangsang hipotalamus yang mendorong kelenjar adrenal untuk

melepaskan adrenalin ke seluruh target organ misalnya kulit visera

ke otot dan otak. Hasilnya menyebabkan kulit pucat dan terasa

dingin, jantung berdebar-debar, darah mengalir dengan cepat dan

bersiap untuk lari atau melawan ancaman yang ada. Pada fase ini

juga dilepaskan hormon lain terutama adenocorticotropin hormone

(ACTH) yang mengaktifkan kelenjar adrenal sehingga kortikoid

dilepaskan ke dalam aliran darah yang membawa pesan kelenjar

ke organ lain. Limpa dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak

sel darah yang membawa pesan kelenjar ke organ lain. Limpa

dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak sel darah merah ke

dalam aliran darah. Lambung melepaskan asam hidroklorik yang

digunakan untuk mencernakan makanan. Ada satu lagi hormon

yang dilepaskan yaitu noradrenalin, hormon ini menimbulkan

perasaan euforia dan kepuasan stres positif. Sedangkan hormon

adrenalin dan kortikoid dapat dipandang sebagai hormon

kecemasan (stres negatif). Fase ini tidak berlangsung lama.

:

• Tahap kedua resistance reaction (reaksi pertahanan): pada tahap ini

tubuh mengerahkan seluruh daya tahannya untuk mengadakan

Universitas Sumatera Utara

perlawanan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stres. Tubuh

berusaha melakukan adaptasi terhadap stres yang terjadi. Akan

tetapi daya tahan tubuh terbatas. Dalam fase ini daya tahan sudah

naik di atas taraf daya tahan normal, dan bila stres terjadi terus-

menerus dan berat, maka akan berlanjut ke tahap III

• Tahap III exhaustion reaction (reaksi kelelahan): pada tahap ini

terjadi kelelahan/keletihan sehingga adaptasi yang baru dibangun

runtuh. Daya tahan tubuh melemah, energi untuk adaptasi habis dan

fase ini berkaitan degan terganggunya kesehatan individu.

1

2.1.3. Mendeteksi stres

Beberapa studi yang dilakukan untuk melihat adanya hubungan

antara stres kerja dengan beberapa jenis penyakit. Mood dan gangguan

tidur, gangguan lambung, dan sakit kepala, serta terganggunya hubungan

dengan kerabat dan teman-teman, yang merupakan salah satu contoh

bentuk stres yang berhubungan. Gejala awal dari stres kerja biasanya

dengan mudah dapat dikenali. Gejala awal yang perlu diperhatikan pada

stres kerja, antara lain :

1. Sakit kepala

2. Tidur terganggu

3. Sulit berkonsentrasi

4. Mudah marah

5. Gangguan dilambung

6. Hasil kerja yang tidak memuaskan

Universitas Sumatera Utara

7. Bermoral rendah (Low Moral).

Pengeluaran untuk perawatan kesehatan hampir 50% lebih besar

pada pekerja dengan level stres yang tinggi.

3

3

2.1.4. Stres di tempat kerja

Pajanan stres akibat kondisi kerja yang penuh dengan stres (stresor

kerja) bisa menjadi faktor risiko yang berbahaya ketika dilihat sebagai hasil

ketidakseimbangan antara tugas yang berlebih dengan kemampuan

individual. Sehingga stres adalah fenomena subjektif dan ada pada

manusia ketika terjadi ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tugas

kerja.

Sektar 44% pekerjaan dapat menimbulkan stres kerja, hal ini bisa

disebabkan oleh tuntutan kerja, kondisi lingkungan, organisasi kerja dan

hubungan manusia, yang menyebabkan kepuasan kerja, efisiensi kinerja

dan kesehatan bervariasi tergantung dari karakter psiko-fisik dan

mekanisme coping individual serta dukungan sosial. Sekitar 9% pekerja-

pekerja berada pada tingkat stres yang tinggi.

3

NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health)

mendefinisikan ”stres kerja” sebagai respons fisik dan emosional yang

terjadi apabila tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, sumber

daya dan kebutuhan dari si pekerja.

3,22

3

Universitas Sumatera Utara

Model Stres NIOSH (Sumber: NIOSH. Stress at work. Dikutip pada 23

Maret 2011, diambil dari http://www.cdc.gov/niosh/stresswk.html)

2.1.5. Faktor Risiko Stres Pada Pengatur Lalu Lintas Udara

Stres dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada beberapa

kondisi medis umum. Satu bukti mengenai stres yang berhubungan dengan

penyakit pada pengatur lalu lintas dapat diperoleh dengan cara

membandingkan mereka dengan insiden terhadap penyakit yang

berhubungan dengan stres pada pengatur lalu lintas lainnya yang secara

hati-hati dicocokkan dengan faktor demografi seperti usia, jenis kelamin,

kualifikasi pendidikan atau yang sejenisnya seperti yang dilakukan oleh

Rose dkk pada tahun 1978. Dari data yang mereka dapatkan terlihat bahwa

faktor demografi seperti yang disebutkan bukanlah menjadi poin utama

sebagai penyebab simtom stres, tetapi apakah simtom yang sering terjadi

pada pengatur lalu lintas udara menunjukkan indikasi stres lebih dari yang

di duga. Jawaban atas pertanyaan diatas tergantung dari tempat dimana

mereka mengatur lalu lintas udara serta apa saja yang yang dapat memicu

stres yang mereka alami.10

Universitas Sumatera Utara

Pengatur lalu lintas udara secara umum dianggap sebagai salah

satu kelompok pekerja yang mempunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Faktanya adalah pekerjaannya meliputi suatu set tugas kompleks yang

membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tingkat tinggi, bahkan

diperlukan keahlian spesifik aplikasi praktis kognitif yaitu persepsi spatial,

memproses informasi, penalaran logis, membuat keputusan, komunikatif

dan hubungan antar manusia.

Menurut beberapa survei, sumber stres dilaporkan oleh pengatur lalu

lintas udara berhubungan dengan tugas operatif dan struktur organisasi.

Sumber stres utama berasal dari puncak beban lalu lintas, tekanan waktu,

harus menyimpang dari aturan, batasan dan kepercayaan terhadap

peralatan. Kemudian mengenai jadwal kerja gilir (terutama kerja malam),

konflik peran, kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dan kurang

kontrol terhadap kerja.

17

2.2. Pengatur Lalu Lintas Udara

17

Tujuan utama dari pengatur lalu lintas udara adalah untuk

memberikan pelayanan untuk menjamin keselamatan, keteraturan dan

efisiensi lintas penerbangan di wilayah udara yang menjadi tanggung

jawabnya. Hal ini dilakukan dengan cara menerapkan standard pemisahan

antar pesawat dengan pesawat yang lainnya juga antar pesawat dengan

rintangan yang ada. Standar pemisahan antar pesawat diterapkan secara

longitudinal, vertikal dan lateral sesuai dengan standard yang terapkan oleh

ICAO ( International Civil Aviation Organization ). Pemisahan yang aman

Universitas Sumatera Utara

terhadap pesawat meliputi tiga spasial dimensi dan waktu yang

diperkenalkan oleh Hopkin sekitar tahun 1995.

Pengatur lalu lintas udara bertugas mengarahkan pesawat seefisien

mungkin untuk meminimalkan penundaan pesawat. Beberapa pengatur lalu

lintas udara mengatur kedatangan dan keberangkatan pesawat melalui

wilayah udara yang ditunjuk. Terminal controller juga mengawasi semua

perjalanan pesawat didalam ruang bandara. Mereka mengatur aliran

pesawat masuk dan keluar dari bandara. Jam kerja mereka biasanya 40

jam dalam seminggu, meskipun demikian bisa saja ada tambahan jam

kerja, sehingga mereka harus lembur. Karena sebagian besar control tower

dan centre beroperasi 24 jam dalam sehari, 7 hari seminggu, controllers

juga bekerja shift malam dan hari libur. Ruang kerja mereka meliputi

menara kontrol Aerodrome Control Tower (ADC), Approach Control Office

(APP) dan Area Control Centre (ACC) .

14

Sesuai dengan Civil Aviation and Safety Regulin (CASR) dan

International Civil Aviation Organization (ICAO) yang tertuang dalam Annex

11 air traffic services, mempunyai 5 lima tujuan dari pelayanan lalu lintas

udara (five objective of air traffic services), adalah :

15

1. Mencegah tabrakan antar pesawat di udara.

2. Mencegah tabrakan antar pesawat di daerah pergerakan dengan

halangan lainnya.

3. Mempertahankan keteraturan arus lalu lintas penerbangan.

4. Memberikan saran dan informasi yang bermanfaat untuk

keselamatan dan efisiensi bagi penerbangan.

Universitas Sumatera Utara

5. Memberitahukan instansi yang berkaitan dengan pesawat yang

membutuhkan pertolongan dengan unit SAR (Search and rescue)

dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.

12

2.2.1. Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan

1.

Divisi Pelayanan Operasional Lalu Lintas Udara Bandar udara

Polonia-Medan menyelenggarakan pelayanan lalu lintas penerbangan yang

dilaksanakan oleh :

Pelayanan ADC dan APP , meliputi : Polonia Aerodrome Control

Tower (Polonia TWR) dan Medan Approach Control Unit (Medan

APP)

Berfungsi memberikan Approach Control Service, Flight Information

Service, dan Alerting Service di dalam wilayah Medan Control Zone.

Bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan dan

kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah Medan Control

Zone (Medan CTR) dengan memberikan instruksi, clearance,

Expected Approach Time (EAT) dan informasi yang diperlukan oleh

pesawat udara yang dipandunya serta melakukan koordinasi dengan

ATS Unit/sektor yang terkait, sedangkan Polonia Aerodrome Control

Tower (Polonia TWR) dan Medan Approach bertanggung jawab

terhadap pelayanan keselamatan, kelancaran arus lalu lintas

penerbangan di wilayah Polonia Aerodrome Traffic Zone (Polonia

ATZ) dengan memberikan instruksi dan informasi kepada pesawat

udara yang dipandunya serta memberikan Aerodrome Traffic Service

Universitas Sumatera Utara

pada pesawat udara yang datang, pergi dan terbang lintas di

wilayahnya.

2. Pelayanan ACC Lower/TMA, meliputi : Medan East Terminal Control

Centre (Medan TMA East) dan Medan West Terminal Control Centre

Berfungsi memberikan Area Control Service, Flight Information

Service dan Alerting di dalam wilayah Medan East Terminal Control

Area. Bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan dan

kelancaran arus lalu lintas penerbangan di wilayah udara Medan

East Terminal Control Area (Medan East TMA) dan Medan West

Terminal Control Area (Medan West TMA) dengan memberikan

informasi yang diperlukan oleh pesawat udara yang dipandunya

serta melakukan koordinasi dangan ATS Unit/sector yang terkait.

3. Pelayanan BOP dan Rangtika, meliputi : Medan Flight Service

Station (Medan FSS).

Kegiatan operasional selama 7 hari 24 jam menggunakan pola gilir

cepat 3-2 (3 hari kerja dengan 2 hari libur) dan dibagi menjadi 3

pembagian shift dinas yaitu:

17

• Shift pagi :

01.00-07.00 UTC (universal Time Coordinated) / 07.00-14.00

WIB, 7 jam kerja

• Shift siang

07.00-12.00 UTC / 14.00-19.00 WIB, 5 jam kerja

• Shift malam

Universitas Sumatera Utara

12.00-01.00 UTC / 19.00-07.00 WIB, 12 jam kerja.

18

2.2.2. Persyaratan dan Kualifikasi Pengatur Lalu Lintas Udara

• Radar Controller Supervisor disyaratkan memiliki ijazah Diploma

IV/ALLU, rating SAR, APP & ADC dan berpengalaman bekerja di

sektor Medan Approach Radar, Arrival, Lower Control, Approach

Control, Polonia Tower serta memiliki pengetahuan dasar-dasar

otomasi. Radar Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma

IV/ALLU, rating SAR, APP & ADC serta pengetahuan dasar-dasar

otomasi.

• Non-radar Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma III/PLLU

dan rating APP.

• Assistant Controller disyaratkan memiliki ijazah Diploma III/PLLU dan

rating APP.

• Aerodrome Controller, Assistant Aerodrome Controller, Ground

Controller, Clearance Delivery dipersyaratkan memiliki ijazah

Diploma III/PLLU dan rating ADC.

Performance Check dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh

Check Controller yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara

atas usulan dari Bidang Pelayanan Operasi Lalu Lintas Penerbangan.

Bilamana hasil Performance Check mengharuskan seorang Pengatur Lalu

Lintas Penerbangan menempuh ujian ulang, maka kesempatan tersebut

hanya dapat diberikan 2 (dua) kali dengan Check Controller yang berbeda.

Jika setelah mengikuti performance check berikutnya masih tidak lulus,

Universitas Sumatera Utara

maka Pemandu Lalu Lintas Penerbangan tersebut harus mendapatkan

bimbingan (under supervisor) serta pengawasan dari Buddy Instructor atau

Radar Controller Supervisor sampai batas waktu tertentu.

2.3. Skala Penilaian

17

1. Skala penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Daily Hassles

and Stress. Alat ini berisikan 51 butir pertanyaan, nilai yang didapat

akan menunjukkan tingkat stres yang berbeda-beda, dimana nilai

≥136 dikatakan stres yang sangat tinggi sekali, nilai 116-135

dikatakan stres yang tinggi, nilai 76-115 dikatakan rata-rata stres,

nilai 56-75 dikatakan stres yang rendah, nilai 51-55 dikatakan

stres yang sangat rendah.

19

2.3. Kerangka Konseptual

Pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia-Medan

Masa kerja, jumlah penerbangan. Karateristik demografi umur dan jenis

kelamin

S T R E S

Universitas Sumatera Utara