Upload
nur-atiqah-nordin
View
284
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rinitis alergi
Citation preview
5/23/2018 RINITIS ALERGI
1/34
RINITIS ALERGIPembimbing : dr. Stivina Azrial, Sp THT-KL
Oleh :
Rendy ChandraAdibah Hamran
Nur Aqila Md Rahim
Nur Atiqah NordinSiti Hajar Zaini Zainal
5/23/2018 RINITIS ALERGI
2/34
Anatomi
Anatomi hidung luar
pangkal hidung (bridge),
dorsum nasi, puncak hidung,
ala nasi,
kolumela dan lubang hidung (nares anterior).
5/23/2018 RINITIS ALERGI
3/34
Kerangka tulang:
1.tulang hidung (osnasalis),
2.prosesus frontalis osmaksila dan
3.prosesus nasalis osfrontal
Tulang rawan:
1.sepasang kartilagonasalis lateralis superior,
2. sepasang kartilagonasalis lateralis inferior(kartilago alar mayor),
3.beberapa pasangkartilago alar minor dan
4.tepi anterior kartilagoseptum.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
4/34
Kavum nasi berbentuk terowongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh septum nasi.
Kavum nasi bagian depan - nares anterior, bagianbelakang - nares posterior (koana).
Vestibulum - dilapisi oleh kulit,banyak kelenjarsebasea, vibrise.
Kavum nasi - 4 dindingMedial - septum nasi
Lateral - 4 buah konka
Inferior - dasar rongga hidung dan dibentuk oleh
os maksila dan os palatumSuperior - lamina kribriformis
5/23/2018 RINITIS ALERGI
5/34
Pendarahan
Bagian atas rongga hidung
- a.etmoid anterior dan posterior cabang daria.oftalmika berasal dari a.karotis interna.
Bagian bawah rongga hidung
- cabang a.maksilaris interna - a.palatinamayor dan a.sfenopalatina yang keluar dari
foramen sfenopalatina bersaman.sfenopalatina ,masuk rongga hidung dibelakang ujung posterior konka media
5/23/2018 RINITIS ALERGI
6/34
Bagian depan hidung
- cabang a.fasialis
Pleksus Kiesselbach- anastomosis dari cabang-cabang
a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis
superior dan a.palatina mayor
5/23/2018 RINITIS ALERGI
7/34
Persarafan
Bagian depan dan atas rongga hidung
- persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, cabang n.nasosiliaris,berasal dari n.oftalmikus
Rongga hidung lainnya
- persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatina
Ganglion sfenopalatina- memberikan persarafan sensoris, otonom untuk mukosa hidung.
- menerima serabut sensoris dari n.maksila, serabut parasimpatis darin.petrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis darin.petrosus profundus
Fungsi penghidu
- berasal dari Nervus olfaktorius
- turun melalui lamina kribosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius,berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius
5/23/2018 RINITIS ALERGI
8/34
Fisiologi hidung
Fungsi respirasi
Untuk mengatur kondisi udara, humidikasi, penyeimbang dalampertukaran tekanan dan mekanisme imunologik local.
Fungsi penghidu
Terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untukmenampung stimulus penghidu.
Fungsi fonetik
Yang berguna untuk resonanasi suara, membantu proses bicara danmencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang.
Fungsi static dan mekanik
Untuk meringankan beban kepala. Reflex nasal.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
9/34
Definisi
Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan
alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia
ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik
tersebut (von Pirquet, 1986)
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa
gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
yang diperantarai oleh IgE (WHO, 2001)
5/23/2018 RINITIS ALERGI
10/34
Etiologi
Genetik
Interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki potensi
alergi dengan alergan pada lingkungan.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
11/34
Prevalensi
Bentuk yang paling sering dari semua penyakit atopi,
diperkirakan mencapai prevalensi 5-22%.
Menjadi problem kesehatan global, mempengaruhi 10%
sampai lebih dari 40% seluruh penduduk dunia.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
12/34
PatofisiologiF
a
s
e
S
e
n
s
i
t
i
s
a
s
i
5/23/2018 RINITIS ALERGI
13/34
5/23/2018 RINITIS ALERGI
14/34
Secara mikroskopik tampak adanya dilatasi
pembuluh (vascular bad) dengan pembesaran
sel goblet dan sel pembentuk mukus.
Terdapat juga pembesaran ruang interseluler
dan penebalan membran basal, serta
ditemukan infiltrasi sel-sel eosinofil pada
jaringan mukosa dan submukosa hidung
histopatologik
5/23/2018 RINITIS ALERGI
15/34
5/23/2018 RINITIS ALERGI
16/34
Berdasarkan cara masuknya alergen
dibagi atas:
Alergen inhalan, yang masuk bersama dengan udarapernapasan
Misalnya: tungau debu rumah, kecoa, serpihan epitel kulit
binatang, rerumputan serta jamur.
Alergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupamakanan
Misalnya: susu, sapi, telur, coklat, ikan laut, udang, kepiting
dan kacang-kacangan.
Alergen injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan Misalnya: penisilin dan sengatan lebah.
Alergen kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit atau
jaringan mukosa
Misalnya: bahan kosmetik, perhiasan.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
17/34
Dengan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi reaksi yang secaragaris besar terdiri dari:
Respon primer
Terjadi proses eliminasi dan fagositosis antigen (Ag). Reaksi ini bersifat nonspesifik dan dapat berakhir sampai disini. Bila Ag tidak berhasil seluruhnyadihilangkan.
Respon sekunder
Reaksi yang terjadi bersifat spesifik, yang mempunyai tiga kemungkinan
ialah sistem imunitas seluler atau humoral atau keduanya dibangkitkan.Bila Ag berhasil dieliminasi pada tahap ini, reaksi selesai. Bila Ag masihada, atau memang sudah ada defek dari sistem imunologik, maka reaksiberlanjut menjadi respon tersier.
Respon tersier Reaksi imunologik yang terjadi tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini
dapat bersifat sementara atau menetap, tergantung dari daya eliminasi Agoleh tubuh.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
18/34
KLASIFIKASI Dahulu rinitis alergi dibedakan dalam 2 macam berdasarkan
sifat berlangsungnya, yaitu:
Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)
Di Indonesia tidak dikenal rinitis alergi musiman, hanya ada dinegara yang mempunyai 4 musim. Alergen penyebabnyaspesifik, yaitu tepungsari (pollen) dan spora jamur.
Rinitis alergi sepanjangt ahun (perenial)
Gejala pada penyakit ini timbul intermiten atau terus-menerus,tanpa variasi musim, jadi dapat ditemukansepanjang tahun. Penyebab yang paling sering adalah alergen
inhalan, terutama pada orang dewasa, dan alergen ingestan.
S i i di k kl ifik i i i i l i
5/23/2018 RINITIS ALERGI
19/34
Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergiberdasarkan rekomendasi dari WHO Initiative ARIA(Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagimenjadi :
Intermiten (kadang-kadang)Bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang
dari 4 minggu.
Persisten/menetap
Bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebihdari 4 minggu.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
20/34
Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit,
rinitis alergi dibagi menjadi :
Ringan
Bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan
aktivitas harian,bersantai, berolahraga, belajar,bekerja, dan hal-hal lain yang mengganggu.
Sedang-berat
Bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut
diatas.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
21/34
Diagnosis - anamnesa
Bersin berulang > 5kali setiap kali
serangan
Rinore encer danbanyak
Hidung dan matagatal
Kadang kadanglakrimasi
Gejalakonjungtivitis alergi
Keluhan tunggalHidung tersumbat
Riwayat atopidalam keluarga
Gejala lainpopping of the ear,berdehem, batuk
5/23/2018 RINITIS ALERGI
22/34
Diagnosa - Pemeriksaan fisik
Rinoskopi anterior
Mukosa edema, basah, warnapucat/livide
Sekret encer yang banyak
Gejala perisistenmukosa
inferior tampak hipertrofi
5/23/2018 RINITIS ALERGI
23/34
Gejala spesifik pada anak
Anak
Allergicshiner
Aleergicsalute
Aleergiccrease
Faciesadenoid
Cobblestoneappearance
Geographictounge
5/23/2018 RINITIS ALERGI
24/34
5/23/2018 RINITIS ALERGI
25/34
Diagnosis - Pemeriksaan penunjang
Hitung eosinofildapat normal/meningkat
Hitung IgE totalbiasanya normalbilaalergi lebih dari 1 mcm penyakitkadar IgE
dapat meningkat Pemeriksaan ini berguna utk prediksi
kemungkinan alergi pada bayi
Lebih bermakna : RAST dan ELISA Eosinofil tinggi pada pemeriksaan sitologi
hidungkemungkinan alergi inhalan
5/23/2018 RINITIS ALERGI
26/34
mencari alergen penyebabtes cukit kulit,
uji intrakutan/intradermal
Skin end-point titration (SET)utk alergen
inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam
berbagai konsentrasikeuntungan :
diketahui derajat alergi dan dosis inisial untuk
desensitisasi
5/23/2018 RINITIS ALERGI
27/34
Alergi makanandiagnosis ditegakkandengan diet eliminasi dan provokasi
Alergen ingestanlenyap secara tuntas dari
tubuh dalam 5 hari Pada challenge testmakanan yang dicurigai
diberikan pada pasien setelah berpantang
selama 5 hari Diet eliminasijenis makanan yang
menyebabkan alergi dihilangkan dari menumakanan
5/23/2018 RINITIS ALERGI
28/34
DD - Rinitis non alergik
Inflamasi hidung yang disebabkan oleh selain
alergi
Tergantung dari penyebabnyavasomotor,
gustator, medikamentosa, hormonal
5/23/2018 RINITIS ALERGI
29/34
DD - Immotile cilia syndrome (ciliary
dyskinesis)
Diskinesia silia primerditandai oleh
penurunan clearance mukosiliar.
Gejalabatuk kronis, rinitis kronis, dan
sinusitis kronis.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
30/34
Tatalaksana1. AVOIDANCE
2. MEDIKA MENTOSA
2.1 AntihistaminGen-1(klasik) Gen-2(non-sedatif)
Lipofilik Lipofobik
Menembus sawar otak dan
plasenta
Sulit menembus sawar darah otak
Efek kolinergik Tidak ada efek antikolinergik
Difenhidramin, klorfeniramin,prometasin, siproheptadin
Kel-1 Kel-2
astemisol
dan
terfenadin
loratadin, setirisin,
fexofenadin,
desloratadin, dan
levosetirisin
5/23/2018 RINITIS ALERGI
31/34
Tatalaksana
2.2 Dekongestan
pseudoephedrine HCL
phenylpropanolamin HCl2.3 Anti kolinergik
hidroklorida oxymetazoline
ipratropium bromide
5/23/2018 RINITIS ALERGI
32/34
Tatalaksana
2.4 Kortikosteroid topikal
beklometason, budesonid,
flutikason, mometason dan triamsinolon
3. OPERATIF
kaeuterisasi memakai AgNO3 25% atau triklor
asetat
konkotomi parsial
inferior turbinoplasty
5/23/2018 RINITIS ALERGI
33/34
Tatalaksana
4. IMUNOTERAPI
Sublingual
Intradermal
menginduksi IgG blocking yang bersaing
dengan IgE, menurunkan IgE, memodulasi sel
mast dan basofil dan peningkatan aktivitas
limfosit T supresor, sehingga terjadipenurunan respons alergi.
5/23/2018 RINITIS ALERGI
34/34
Komplikasi
Polip hidung
Otitis media yang sering residif
Sinusitis paranasal