Upload
neneei-hennie
View
232
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
HENY 030.04.249
PENDAHULUANy Rhinitis vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang
didiagnosa tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal dan pajanan obat.y Secara umum rhinitis vasomotor terjadi pada usia setelah
20 tahun
y Individu yang menderita rinitis vasomotor biasanya
mengalami gejala sepanjang tahun, meskipun gejala-gejala dapat diperburuk pada musim semi dan musim gugur.y Etiologi yang pasti belum diketahui
y Penatalaksanaan pada rinitis vasomotor bervariasi,
tergantung pada faktor penyebab dan gejala yang menonjol
ANATOMI HIDUNGy HIDUNG LUAR
Hidung luar berbentuk piramid
dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah : Pangkal hidung ( bridge ) Dorsum nasi Puncak hidung ( apeks ) Ala nasi Kolumela Lubang hidung (nares anterior)
y Kerangka tulang terdiri dari : Tulang hidung (os nasalis) Prosesus frontalis os maksila Prosesus nasalis os frontalis y Kerangka tulang rawan terdiri dari : Sepasang kartilago nasalis lateralis superior, Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago alar
mayor ) Beberapa pasang kartilago alar minor Tepi anterior kartilago septum.
y Otot-otot ala nasi terdiri dari dua kelompok yaitu4 : 1. Kelompok dilator :
Kelompok dilator terdiri dari : m. dilator nares ( anterior dan posterior ) m. proserus kaput angulare m. kuadratus labii superior
2. Kelompok konstriktor :
Kelompok konstriktor terdiri dari : m. Nasalis m. depresor septi
HIDUNG DALAM1. Vestibulum Terletak tepat dibelakang nares anterior, dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambutrambut panjang yang disebut vibrisae. 2. Septum nasi Septum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang terdiri dari : - lamina perpendikularis os etmoid - vomer - krista nasalis os maksila - krista nasalis os palatina
Bagian tulang rawan terdiri dari : - kartilago septum ( lamina kuadrangularis ) - kolumela Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum pada bagian tulang, sedangkan bagian luarnya dilapisi oleh mukosa hidung.
3. Kavum nasi
a. Dasar hidung Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus horisontal os palatum. b. Atap hidung Terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasal, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sfenoid.
c. Dinding lateral oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus medial. d. Konka Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media dan konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka suprema.
e. Meatus nasi Pada meatus inferior terdapat muara duktus
nasolakrimalis. Pada meatus media terdapat muara sinus maksila,
sinus frontal dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior terdapat muara sinus etmoid
posterior dan sinus sfenoid. f. Dinding medial Dinding medial hidung adalah septum nasi.
y PERDARAHAN HIDUNG
berasal dari 3 sumber utama: A. Etmoidalis Anterior Yang mendarahi septum bagian superior anterior dan dinding lateral hidung. A. Etmoidalis Posterior ( cabang dari A. Oftalmika ) Yang mendarahi septum bagian superior posterior. A. Sfenopalatina Terbagi menjadi A. Nasales Posterolateral yang menuju kedinding lateral hidung dan A. Septi Posterior yang menyebar pada septum nasi.
y Pada bagian depan septum terdapat anastomosis
dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach ( Little s area ) yang letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis.y Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan
berjalan berdampingan dengan arterinya.
PERSARAFAN HIDUNGy Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat
persarafan sensoris dari n.ethmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus (N. V-1).y Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat
persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatina.y Fungsi penghidu berasal dari n.olfaktorius.
FISIOLOGI HIDUNG1.
fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal
2. fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa
olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu
3. fungsi fonetik yang berguna untuk resonasi suara,
membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran tulang sendiri melalui konduksi tulang4. fungsi statik dan mekanik untuk meringankan
beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas5. refleks nasal.
RHINITIS ALERGI VASOMOTORy DEFINISI
Rhinitis vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang didiagnosa tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal (kehamilan, hipertiroid), dan pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat topikal hidung dekongestan).
y EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan bahwa hingga 10% dari populasi penduduk menderita rhinitis vasomotor. Secara umum rhinitis vasomotor terjadi pada usia setelah 20 tahun dan lebih umum pada wanita dibandingkan pria.y ETIOLOGI
Etilogi pasti rinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu, yang pada keadaan normal tidak dirasakan sebagai gangguan oleh individu tertentu.
y Faktor predisposisi rhinitis vasomotor adalah6 : Keturunan Infeksi bakteri atau virus Faktor psikologis dan emosional Pengaruh endokrin Obat-obatan y Faktor pencetus dari rhinitis vasomotor adalah1 : Kondisi udara Asap/rokok, bau yang menyengat, parfum, minuman
beralkohol, makanan pedas Kelelahan dan stres/ emosi.
y PATOFISIOLOGI 1.
Pada rinitis vasomotor terjadi disfungsi sistem saraf otonom yang menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis yang disertai penurunan kerja saraf simpatis, yang akhirnya akan menyebabkan transudasi cairan, edema dan kongesti. peptide vasoaktif dari sel-sel, seperti sel mast. Hal ini menyebabkan kongesti, rinore.
2. Teori lain mengatakan bahwa terjadi peningkatan
3. Adanya reseptor zat iritan yang berlebihan juga
berperan pada rinitis vasomotor.
y Dengan demikian, patofisiologi dapat memandu
penatalaksanaan rinitis vasomotor yaitu : 1. meningkatkan perangsangan terhadap sistem saraf simpatis 2. mengurangi perangsangan terhadap sistem saraf parasimpatis 3. mengurangi peptide vasoaktif 4. mencari dan menghindari zat-zat iritan.
GEJALA KLINISy Berdasarkan gejala yang menonjol, rinitis vasomotor
dibedakan dalam 3 golongan, yaitu :
1.
golongan bersin (sneezers), gejala biasanay memberikan respon yang baik dengan terapi antihistamin dan glukokortikosteroid topikal golongan rinore (runners), gejala dapat diatasi dengan pemberian anti kolinergik topikal memberikan respon yang baik dengan terapi glukokortikosteroid topikal dan vasokonstriktor oral.
2.
3. golongan obstruksi ( blockers ), kongesti umumnya
DIAGNOSISy Rhinitis vasomotor biasanya didiagnosis dengan
menanyakan riwayat yang cermat dan melakukan pemeriksaan menyeluruh dari hidung dan tenggorokan.y Diagnosa juga ditegakan dengan cara eksklusi, yaitu
dengan menyingkirkan adanya rhinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan akibat obat.
PENATALAKSANAANy Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam1,6 :
1. Menghindari stimulus/ faktor pencetus 2. Pengobatan simtomatis: a. Dekongestan oral, cuci hidung dengan garam larutan fisiologis, kauteterisasi konka rhipertrofi dengan larutan AgNO3 25% atau triklor-asetat pekat b. Anti histamin c. Kortikosteroid topikal 100-200mikrograml d. Anti kolinergik
y 3. Terapi operatif :
a. Cryosurgery (bedah-beku) atau kauterisasi b. Elektrokauter c. Konkotomi parsial konka inferior d. Mengangkat polip jika besar dan menyumbat e. Koreksi septum yang defleksi harus dipertimbangkan, untuk meringankan jalan napas yang terhalang.y 4. Neurektomi n.vidianus, yaitu dengan melakukan
pemotongan pada n.vidianus
RINGKASANy Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan
fisiologik neurovaskular mukosa hidung tanpa adanya infeksi dengan gejala yang mirip dengan gejala alergi seperti hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang kadang dijumpai adanya bersin bersin.y Penyebab pastinya tidak diketahui. Diduga akibat
gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh faktor-faktor tertentu.y Biasanya dijumpai setelah dewasa. Setelah berumur
20tahun, dan mengenai lebih banyak wanita dari pada pria.
y Rinitis vasomotor sering tidak terdiagnosis karena gejala
klinisnya yang mirip dengan rinitis alergi, oleh sebab itu sangat diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis lainnya terutama rinitis alergi dan mencari faktor pencetus yang memicu terjadinya gangguan vasomotor.y Penatalaksanaan dapat dilakukan secara konservatif dan
apabila gagal dapat dilakukan tindakan operatif.