Upload
ponco-gunawan
View
131
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengetahuan
Citation preview
REFLEKSI KASUS KONJUNGTIVITIS
Ponco Gunawan w. 20100310143
Dokter Pembimbing dr. Sri Yuni Hartati Sp.M
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdri S.A Umur : 23 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Pekerjaaan : Pelajar Agama : Islam Alamat : Jln. KPG pertanian selatan no. 30
luar karesidenan keduslam
Keluhan Utama
Mata kanan dan kiri merah
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kanan dan mata kiri nya
merah, Pasien juga mengeluhkan mata nyeri,pegel-pegel,terasa gatal dan sering nerocos air serta merasakan ada sesuatu yang mengganjal di mata keluhan dirasakan sudah 7 hari yang lalu. Pasien belum melakukan upaya pengobatan untuk mengurangi keluhannya tersebut. Semakin lama terasa semakin merah, terasa panas, gatal dan berair. Cairan yang keluar tidak berwarna, tidak berbau dan encer. Pasien juga mengaku di saat bangun tidur pagi mata terasa lengket dan banyak beleknya. Pasien menyangkal riwayat trauma sebelumnya, dan tidak mengetahui apakah ada yang sakit serupa di sekitarnya. Pasien merasa penglihatannya baik-baik saja tidak kabur, hanya saja tidak nyaman sehingga pasien sering mengucek matanya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : (-) Riwayat hipertensi : (-) Riwayat DM : (-) Riwayat trauma : (-) Riwayat mondok : (-) Riwayat operasi : (-) Riwayat Alergi : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluhan serupa : (-) Riwayat hipertensi : (-) Riwayat DM : (-) Riwayat Alergi : (-)
PEMERIKSAAN SUBYEKTIFPemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)
Visus Jauh 6/24 6/12
Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Sinar Dapat membedakan arah sinar Dapat membedakan arah sinar
Proyeksi Warna Dapat membedakan warna Dapat membedakan warna
PEMERIKSAAN OBYEKTIFPemeriksaan OD OS Penilaian
Supersilia Simetris, scar (-) Simetris, scar (-) dbn
Palpebra Ptosis (-), trikiasis (-) Ptosis (-), trikiasis (-) dbn
Apparatus lakrimalis
Dakriodenitis (-), dakriosistitis (-)
Dakriodenitis (-), dakriosistitis (-)
dbn
Bulbus occuli Simetris, gerakan (+) Simetris, gerakan (+) dbn
TIO N N dbn
Konjungtiva Tenang, hiperemis (+) Tenang, hiperemis (+) injeksi konjungtiva (+) sekret (+)
OS Hiperemis (+) sekret (-) OD Hiperemis (+)
Sklera Ikterik (-), hiperemis (-) Ikterik (-), hiperemis (-) dbn
Cornea Reguler, arcus senilis + Reguler, arcus senilis + dbn
COA Jernih,dalam Jernih,dalam dbn
Iris Bulat, sinekia (-) Bulat, sinekia (-) Dbn
Pupil Bulat,sentral, reflek (+) Bulat,sentral, reflek (+) Dbn
Lensa Jernih jernih
Corpus vitreum Jernih jernih dbn
Reflek fundus + + dbn
Kesimpulan Pemeriksaan
OD OS
- Mata tenang- Visus 6/24- Lensa jernih- Konjungtiva hiperemis (+)- Reflek fundus (+)- Proyeksi sinar baik- Persepsi warna baik
- Mata tenang- Visus 6/12- Lensa jernih- Konjungtiva hiperemis (+) sekret
(+) - Reflek fundus (+)- Proyeksi sinar baik- Persepsi warna baik
Deferensial Diagnosis
Konjungtivitis viral Konjungtivitis Bakterial Kelainan refraksi
Diagnosis ODS : konjungtivitis bakterial
Penatalaksanaan
C. Tobroson 6x1 ODS C. hyalub 6x1 ODS
Masalah yang Dikaji
Apakah yang di maksud dengan konjungtivitis dan bagaimana patofisiologinya?
Apa saja kriteria konjungtivitis ? Bagaimana cara penegakkan diagnosis pada pasien
tersebut? Bagaimana penatalaksaan pada pasien tersebut?
Definisi Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan peradangan akut maupun kronis pada konjungtiva (selaput lendir lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-orgaanisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia, atau berkaitan dengan penyakit sistemik.
KONJUNGTIVA BULBI
KONJUNGTIVA FORNIKS
KONJUNGTIVA PALPEBRA
KONJUNGTIVA
Etiologi
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat: 1. Infeksi olah virus atau bakteri 2. Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu
binatang 3. Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara
lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari
Gejala konjungtivitis
Hiperemia
Discharge ( sekret ). Chemosis ( edema conjunctiva ).
Lanjutan...
Epifora (pengeluaran berlebih air mata). Pseudoptosis Hipertrofi folikel
Hipertrofi papiler
Lanjutan...
Membran dan pseudomembran Phylctenules Formasi pannus
Granuloma
Nodus limfatikus yang membengkak
Klasifikasi
KONJUNGTIVITIS
BAKTERI
VIRUS
ALERGI
Tanda Bakterial Virus Alergi Toksik Clamidia
Injeksi
Konjungtiva
Mencolok Sedang Ringan-Sedang Ringan-Sedang Sedang
Hemoragi + + - - -
Kemosis ++ +/- ++ +/- +/-
Eksudat Purulen –
Mukopurulen
Jarang, air Berserabut
lengket putih
- Berserabut
lengket
Pseudomembra
n
+/- +/- - - -
Papil +/- - + - +/-
Folikel - + - + +
Nodus
preaurikuler
+ ++ - - +/-
Pannus - - - (kecuali vernal) - +
Klinik dan Sitologi Virus Bakteri Klamidia Alergi
Gatal Minim Minim Minim Hebat
Hiperemia Umum Umum Umum Umum
Eksudat Minim Mengucur Mengucur Minim
Adenopati
Preurikular
Lazim Jarang Lazim hanya
Konjungtivitis inklusi
Tak ada
Pewarnaan kerokan Monosit Bakteri,PMN PMN Eosinofil
Sakit tenggorakan,
panas yang
menyertai
Kadang2 Kadang2 Tak pernah Tak pernah
Konjungtivitis Bakterial
Konjungtivitis bakteri akut
Konjungtivitis mukopurulen
Konjungtivitis gonore
Konjungtivitis angular
Lanjutan...
KONJUNGTIVITIS VIRUS• Demam Faringokonjungtival• Keratokonjungtivitis Epidemika• Konjungtivitis Virus Herpes
Simpleks• Konjungtivitis Inklusi • Konjungtivitis Hemoragika Akut
KONJUNGTIVITIS FOLIKULAR VIRUS AKUT
• Blefarokonjuntivitis Molluscum Contagiosum
• Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster• Keratokonjungtivitis Morbilili
KONJUNGTIVITIS VIRUS KRONIK
Lanjutan... GAMBAR
Konjungtivitis Herpes simplek
Konjungtivitis Virus
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Konjungtivitis “Hay Fever”• Keratokonjungtivitis Vernal• Keratokonjungtivitis Atopik
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
HUMORAL LANGSUNG
• PhlyctenulosisREAKSI HIPERSENSITIVITAS
TIPE LAMBAT
Lanjutan...Gambar
Konjungtivitis vernalis
Keratokonjungtivitis phlcytenularis
PENATALAKSANAAN
BAKTERIAL VIRAL ALERGI
TATALAKSANA KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
Terapi spesifik Tergantung agen mikrobiologiknya
Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen Sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva
Perhatikan hygiene
OBAT MATA ANTI-BAKTERI
LARUTAN & SALEP ANTIBIOTIK TOPIKAL
SEDIAAN TOPIKAL ANTIBIOTIK SISTEMIK
KOMBINASI OBAT ANTIBIOTIK
SULFONAMIDE
ANTI BAKTERI
BACITRACIN ERYTHROMYCIN
Sediaan : Salep, 500 U/g. Secara komersial tersedia dalam bentuk kombinasi dengan polymyxin-B
Catatan : Kebanyakan organisme gram-positif sensitive terhadap bacitracin.
Obat ini tidak dipakai secara sistemik karena nefrotoksik.
Salep erythromycin 0,5% adalah obat yang efektif, khususnya untuk konjungtivitis stafilokok
Preparat ini dapat dipakai sebagai pengganti perak nitrat untuk profilaksis oftalmia neonatorum
Ciprofloxacin (Ciloxan) Gatifloxacin (Zymar)
Sediaan : Larutan 3 mg/mL
Dosis : Untuk pengobatan konjungtivitis, 1 tetes setiap 2-4 jam.
Sediaan : Larutan 3 mg/mLDosis : Untuk konjungtivitis dan ulkus kornea, sama seperti dosisciprofloxacin.
Fluoroquinolone generasi keempat ini lebih efektif terhadap spectrum bakteri gram-positif yang lebih luas dan mycobacteria atipik dibandingkan generasi pendahulunya
Sulfacetamide Sodium (bervariasi)
Sulfisoxazole (Gantrisin)
Sediaan :Larutan oftalmik 10%, 15% dan 30%; salep 10%Dosis : Teteskan 1 tetes dengan frekuensi sering, tergantung beratnya konjungtivitis.
Sediaan :Larutan oftalmik 4%; salep 4%Dosis : Seperti pada sulfacetamide sodium.
PENATALAKSANAAN KONJUNGTIVITIS VIRAL
Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa Umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi
Ativirus topikal atau sistemik Mencegah terkenanya kornea
Instruksi hygiene
KONJUNGTIVITIS FOLIKULAR VIRAL AKUT
Demam FaringokonjungtivalUntuk terapi tidak ada pengobatan yang spesifik. Antibiotik atau sulfa untuk mencegah infeksi sekunder dan memperpendek waktu sakit. Konjungtivitis sembuh sendiri, umumnya dalam sekitar 10 hari.
Keratokonjungtivitis EpidemikaSekarang ini belum ada terapi spesifik namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala, kertikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan kornea sehingga harus dihindari. Anti bakteri diberikan bila terjadi super infeksi bakterial.
Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
Setiap infeksi HSV pada nenonatus harus diobati dengan obat antivirus (acyclovir)
Konjungtivitis terdapat pada anak diatas 1 tahun pada dewasa, umumnya sembuh sendiri
Namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea.
Untuk ulkus kornea diperlukan debridemen kornea dengan hati-hati, meneteskan obat antivirus dan menutup mata selama 24 jam.
Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
Antivirus topical sendiri harus diberikan 7-10 hari, trifluridine tiap 2 jam sewaktu bangun atau salep vidarabine 5 kali sehari, atau idoxuridine 0,1 %, 1 tetes tiap jam sewaktu bangun dan 1 tetes tiap 2 jam waktu malam.
Penggunaan kortikosteroid merupakan kontraindikasi karena makin memperburuk infeksi herpes simplek dan mengkonversi penyakit dari penyakit proses tumbuh sendiri yang singkat menjadi infeksi yang sangat panjang dan berat
Konjungtivitis InklusiPengobatan sistemik dengan eritromisin lebih efektif daripada topikal.
Konjungtivitis Hemoragika AkutPenyakit ini dapat sembuh sendiri sehingga pengobatan hanya simtomatik. Pengobatan antibiotik spektrum luas, sulfasetamid dapat dipergunakan untuk mencegah infeksi sekunder. Penyembuhan dapat terjadi dalam 5-7 hari.
KONJUNGTIVITIS VIRAL KRONIK
Blefarokonjuntivitis Molluscum ContagiosumEksisi, insisi sederhana nodul yang memungkinkan darah tepi memasukinya atau krioterapi akan menyembuhkan konjungtivitisnya.
Pada kasus yang sangat jarang (dalam kepustakaan hanya tercatat dua kasus), nodul molluscum timbul di konjungtiva. Dalam hal ini eksisi nodul juga menyembuhkan konjungtivitisnya
Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster
Terapi acyclovir 800 mg oral 5 kali sehari selama 7 sampai 10 hari, jika diberi pada awal penyakit, mungkin dapat mengurangi dan menghambat beratnya penyakit.
Pada kasus rekurent dapat diberikan 400-800 mg per oral selama 7-10 hari. Walaupun diduga steroid mengurangi penyulit akan tetapi dapat mengakibatkan penyebaran sistemik. Pada 2 minggu pertama dapat diberi analgetik untuk menghilangkan rasa sakit.
Keratokonjungtivitis Morbili
Karena tidak ada terapi spesifik, hanya tindakan penunjang saja yang dilakukan, kecuali jika ada infeksi sekunder.
Idoxuridine (Herplex) Vidarabine (Vira-A)
Sediaan : Larutan oftalmik 0,1%; salep0,5%Dosis :1 tetes setiap jam sepanjang siang hari, dan setiap 2 jam waktu malam. Bila ada perbaikan frekuensi penetesan diturunkan secara bertahap.- Salep dapat dipakai empat sampai enam kali sehari, atau larutannya untuk siang hari dan salep untuk malam hari.- Catatan : Dipakai untuk pengobatan keratitis herpes simplex.
Sediaan : Salep oftalmik 3%Dosis :Pada keratitis epitel herpetic, pakai empat kali sehari, selama 7-10 hariCatatan : Vidarabine efektif terhadap virus herpes simpleks, tetapi tidak terhadap virus DNA atau RNA lainnya.
Acyclovir (Zovirax) Ganciclovir (Vitrasert)
Sediaan : 200, 400 dan 800 mgCatatan : Acyclovir adalah obat antivirus dengan aktivitas penghambat terhadap herpes simplex tipe 1 dan 2, virus varicella-zoster, virus Epstein-Barr, dan cytomegalovirus. sediaan topical untuk pengobatan herpes genitalis jangan dipakai pada mata. Tersedia preparat oral, yang bisa dipakai untuk pengobatan infeksi herpes-zoster mata tertentu.
Sediaan : Implan intravitreal 4,5 mgDosis : Diganti setiap 5-8 bulan, tergantung kebutuhanCatatan : Penyisipan ganciclovir intravitreal memungkinkan pengobatan retinitis cytomegalovirus tanpa efek samping terapi sistemik.
TATALAKSANA KONJUNGTIVITIS ALERGI
Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal
Steroid topical jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya
Cromolyn Sodium (Crolom)
Ketotifen Fumarate (Zaditor)
Lodoxamide Tromethamine (Alomide)
Sediaan : Larutan 4%
Dosis : 1 tetes empat sampai enam kali sehari
Catatan : Cromolyn bekerja dengan menghambat pelepasan histamine dan SRS-A sel mast. Obat ini tidak bermanfaat untuk mengobati gejala akut.
Sediaan : Larutan 0,025%
Dosis : Dua kali sehari
Catatan : Ketotifen mempunyai aktivitas antihistamin dan penstabil sel mast
Sediaan : Larutan 0,1%
Dosis : 1 tetes empat kali sehari
Catatan : Lodoxamide adalah penstabil sel mast yang menghambat reaksi hipersensitivitas segera tipe-1
REAKSI HIPERSENSITIVITAS HUMORAL LANGSUNG
Konjungtivitis “Hay Fever”Non-medikamentosa Eleminasi dan menghindari sumber allergen Kompres dingin bisa diberikan untuk membantu mengatasi gatal-gatal.
Medikamentosa Local - topical antihistamin - mast-cell stabilizer seperti cromolyn sodium
Sistemikantihistamin oral
ImunoterapiHiposensitisasi dengan pemberian injeksi ekstrak allergen
Keratokonjungtivitis Vernal
Terapi lokalis- Steroid topical
Penggunaannya efektif pada keratokonjungtivitis vernal, Pemberian steroid dimulai dengan pemakaian sering (setiap 4 jam) selama 2 hari dan dilanjutkan dengan terapi maintainance 3-4 kali sehari selama 2 minggu.. Fluorometholon dan medrysone adalah paling aman antara semua steroid tersebut.
Keratokonjungtivitis Atopik
Pada konjungtivitis atopic antihistamin oral termasuk terfenadine (60-120 mg 2x sehari), astemizole (10 mg empat kali sehari), atau hydroxyzine (50 mg waktu tidur, dinaikkan sampai 200mg) ternyata bermanfaat
Obat-obat antiradang non-steroid yang lebih baru, seperti ketorolac dan iodoxamid, ternyata dapat mengatasi gejala pada pasien-pasien ini.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT
Phlyctenulosis Steroid hanya dipakai untuk mengatasi
gejala akut dan parut kornea yang menetap.
Terimakasih Mohon Bimbinganya