Pterygium Resus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    1/18

    1

    REFLEKSI KASUS

    PTERYGIUM

    Disusun Untuk Memenuhi Syarat

    Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter

    Di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang

    Diajukan Kepada :

    dr. Sri Yuni Hartati, Sp.M

    Disusun Oleh :

    Rahmi Faridah Azzahro

    20100310132

    BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2015

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    2/18

    2

    REFLEKSI KASUS

    A.  PENGALAMAN

    Pasien laki-laki datang ke poli mata RSUD Tidar dengan keluhan penglihatan

    terasa semakin kabur sejak 2 bulan terakhir. Pandangan seperti disertai selaput putih.

    Kedua mata juga dirasa seperti ada yang mengganjal. Kurang lebih sekitar dua tahun

    yang lalu, secara perlahan-lahan, timbul selaput pada mata kanan, kemudian muncul

     pula pada mata sebelah kiri. Mata kering (+), rasa berpasir (+), mata merah (+)

    minimal, nyeri/pedih (+) bila terpapar angin, Riwayat sering terpapar debu dan sinar

    matahari (-). Riwayat memakai kaca mata sebelumnya (-). Riwayat penglihatan

    menurun (-). Riwayat trauma (-). Riwayat Hipertensi (-). Riwayat DM (-).  

    B.  MASALAH YANG DIKAJI

    1.  Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada kasus?

    2. 

    Apakah setiap pterygium harus dilakukan tindakan operatif?

    C.  ANALISIS

    Menurut kamus kedokteran Dorland, pterygium adalah bangunan mirip sayap,

    khususnya untuk lipatan selaput berbentuk segitiga yang abnormal dalam fisura

    interpalpebralis, yang membentang dari konjungtiva ke kornea, bagian puncak (apeks)

    lipatan ini menyatu dengan kornea sehingga tidak dapat digerakkan sementara bagian

    tengahnya melekat erat pada sclera, dan kemudian bagian dasarnya menyatu dengan

    konjungtiva. 12

    Menurut  American Academy of Ophthalmology, pterygium adalah poliferasi

     jaringan subconjunctiva berupa granulasi fibrovaskular dari (sebelah) nasal konjuntiva

     bulbar yang berkembang menuju kornea hingga akhirnya menutupi permukaannya. 13 

    Pterygium adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga,

    mirip daging yang menjalar ke kornea, pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang

     bersifat degeneratif dan invasif .2

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    3/18

    3

    Pterygium bisa menyebabkan perubahan yang sangat berarti dalam fungsi

    visual atau penglihatan pada kasus yang kronis. Mata bisa menjadi inflamasi sehingga

    menyebabkan iritasi okuler dan mata merah.3 

    Etiologi 

    Pterygium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari,

    dan udara panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan

    suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.2

    Pterygium diduga merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet,

     pengeringan dan lingkungan dengan angin banyak. Faktor lain yang menyebabkan

     pertumbuhan pterygium antara lain uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang

    terbang masuk ke dalam mata. Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi

    genetik untuk kondisi ini. 12 

    Patofisiologi

    Konjungtiva bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar. Kontak dengan

    ultraviolet, debu, kekeringan mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan

    konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea.6 

    Pterygium ini biasanya bilateral, karena kedua mata mempunyai kemungkinan

    yang sama untuk kontak dengan sinar ultraviolet, debu dan kekeringan. Semua

    kotoran pada konjungtiva akan menuju ke bagian nasal, kemudian melalui pungtum

    lakrimalis dialirkan ke meatus nasi inferior.6 

    Daerah nasal konjungtiva juga relatif mendapat sinar ultraviolet yang lebih

     banyak dibandingkan dengan bagian konjungtiva yang lain, karena di samping kontak

    langsung, bagian nasal konjungtiva juga mendapat sinar ultra violet secara tidak

    langsung akibat pantulan dari hidung, karena itu pada bagian nasal konjungtiva lebih

    sering didapatkan pterygium dibandingkan dengan bagian temporal.6 

    Patofisiologi pterygium ditandai dengan degenerasi elastotik kolagen dan

     proliferasi fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi epithelium, Histopatologi

    kolagen abnormal pada daerah degenerasi elastotik menunjukkan basofilia bila dicat

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    4/18

    4

    dengan hematoksin dan eosin. Jaringan ini juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan

    elastic akan tetapi bukan jaringan elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini

    tidak bisa dihancurkan oleh elastase.3 

    Histologi, pterygium merupakan akumulasi dari jaringan degenerasi subepitel

    yang basofilik dengan karakteristik keabu-abuan di pewarnaan H & E . Berbentuk ulat

    atau degenerasi elastotic dengan penampilan seperti cacing bergelombang dari

     jaringan yang degenerasi. Pemusnahan lapisan Bowman oleh jaringan fibrovascular

    sangat khas. Epitel diatasnya biasanya normal, tetapi mungkin acanthotic,

    hiperkeratotik, atau bahkan displastik dan sering menunjukkan area hiperplasia dari

    sel goblet.9 

    Gejala Klinis

    Gejala klinis pterygium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa

    keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan yang sering dialami pasien

    antara lain:

      mata sering berair dan tampak merah

     

    merasa seperti ada benda asing

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    5/18

    5

      timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterygium tersebut,

     biasanya astigmatisme with the rule ataupun astigmatisme irreguler sehingga

    mengganggu penglihatan.

     

     pada pterygium yang lanjut (derajat 3 dan 4) dapat menutupi pupil dan aksisvisual sehingga tajam penglihatan menurun.10 

    Pemeriksaan Fisik

    Adanya massa jaringan kekuningan akan terlihat pada lapisan luar mata

    (sclera) pada limbus, berkembang menuju ke arah kornea dan pada permukaan

    kornea. Sclera dan selaput lendir luar mata (konjungtiva) dapat merah akibat dari

    iritasi dan peradangan.11 

    A. 

    Cap: Biasanya datar, terdiri atas zona abu-abu pada kornea yang kebanyakan terdiri atas fibroblast, menginvasi dan

    menghancurkan lapisan bowman pada kornea

    B. 

    Whitish: Setelah cap, lapisan vaskuler tipis yang menginvasi kornea

    C. 

    Badan: Bagian yang mobile dan lembut, area yang vesikuler pada konjunctiva bulbi, area paling ujung

    Berbentuk segitiga yang terdiri dari kepala (head) yang mengarah ke kornea

    dan badan. Derajat pertumbuhan pterygium ditentukan berdasarkan bagian kornea

    yang tertutup oleh pertumbuhan pterygium, dan dapat dibagi menjadi 4 (Gradasi klinis

    menurut Youngson ):

      Derajat 1: Jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea

      Derajat 2: Jika pterygium sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari

    2 mm melewati kornea

      Derajat 3: Jika pterygium sudah melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi

     pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4

    mm)

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    6/18

    6

      Derajat 4: Jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga

    mengganggu penglihatan.10 

    DiagnosaPenderita dapat melaporkan adanya peningkatan rasa sakit pada salah satu atau

    kedua mata, disertai rasa gatal, kemerahan dan atau bengkak. Kondisi ini mungkin

    telah ada selama bertahun-tahun tanpa gejala dan menyebar perlahan-lahan, pada

    akhirnya menyebabkan penglihatan terganggu, ketidaknyamanan dari peradangan dan

    iritasi. Sensasi benda asing dapat dirasakan, dan mata mungkin tampak lebih kering

    dari biasanya. penderita juga dapat melaporkan sejarah paparan berlebihan terhadap

    sinar matahari atau partikel debu.11 

    Test: Uji ketajaman visual dapat dilakukan untuk melihat apakah visus

    terpengaruh. Dengan menggunakan slitlamp diperlukan untuk memvisualisasikan

     pterygium tersebut.11 Dengan menggunakan sonde di bagian limbus, pada pterygium

    tidak dapat dilalui oleh sonde seperti pada pseudopterygium.10 

    Diagnosa Banding 

    1.  Pinguekula

    Penebalan terbatas pada konjungtiva bulbi, berbentuk nodul yang berwarna

    kekuningan.6 

    2. 

    Pseudopterygium

    Pterygium umumnya didiagnosis banding dengan pseudopterygium yang

    merupakan suatu reaksi dari konjungtiva oleh karena ulkus kornea. Pada pengecekan

    dengan sonde, sonde dapat masuk di antara konjungtiva dan kornea.

    Pseudopterygium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang

    cacat akibat ulkus. Sering terjadi saat proses penyembuhan dari ulkus kornea, dimana

    konjungtiva tertarik dan menutupi kornea. Pseudopterygium dapat ditemukan dimana

    saja bukan hanya pada fissura palpebra seperti halnya pada pterygium. Pada pseudopterygium juga dapat diselipkan sonde di bawahnya sedangkan pada pterygium

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    7/18

    7

    tidak. Pada pseudopterygium melalui anamnesa selalu didapatkan riwayat adanya

    kelainan kornea sebelumnya, seperti ulkus kornea. Selain pseudopterygium,

     pterygium dapat pula didiagnosis banding dengan pannus dan kista dermoid.6 

    Terapi

    1.  Konservatif

    Pada pterygium yang ringan tidak perlu di obati. Untuk pterygium derajat 1-2

    yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi

    antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga bahwa

     penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan

    intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.10 

    2.  Bedah 

    Pada pterygium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah berupa avulsi pterygium.

    Sedapat mungkin setelah avulsi pterygium maka bagian konjungtiva bekas pterygium

    tersebut ditutupi dengan cangkok konjungtiva yang diambil dari konjugntiva bagian

    superior untuk menurunkan angka kekambuhan. Tujuan utama pengangkatan

     pterygium yaitu memberikan hasil yang baik secara kosmetik, mengupayakan

    komplikasi seminimal mungkin, angka kekambuhan yang rendah. Penggunaan

    Mitomycin C (MMC) sebaiknya hanya pada kasus pterygium yang rekuren,

    mengingat komplikasi dari pemakaian MMC juga cukup berat.10 

    Indikasi Operasi:

    1. 

    Pterygium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbus

    2.  Pterygium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil

    3.  Pterygium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau

    karena astigmatismus4.  Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.6 

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    8/18

    8

    Indikasi operasi menurut Ziegler and Guilermo Pico, yaitu:

    Menurut Ziegler :

    1. 

    Mengganggu visus

    2.  Mengganggu pergerakan bola mata

    3.  Berkembang progresif

    4. 

    Mendahului suatu operasi intraokuler

    5.  Kosmetik

    Menurut Guilermo Pico :

    1.  Progresif, resiko rekurensi > luas

    2.  Mengganggu visus

    3.  Mengganggu pergerakan bola mata

    4. 

    Masalah kosmetik

    5.  Di depan apeks pterigium terdapat Grey Zone

    6.  Pada pterigium dan kornea sekitarnya ada nodul pungtat

    7. 

    Terjadi kongesti (klinis) secara periodik

    A.  Teknik Pembedahan

    Tantangan utama dari terapi pembedahan pterygium adalah kekambuhan,

    dibuktikan dengan pertumbuhan fibrovascular di limbus ke kornea. Banyak

    teknik bedah telah digunakan, meskipun tidak ada yang diterima secara universal

    karena tingkat kekambuhan yang variabel. Terlepas dari teknik yang digunakan,

    eksisi pterygium adalah langkah pertama untuk perbaikan. Banyak dokter mata

    lebih memilih untuk memisahkan ujung pterygium dari kornea yang

    mendasarinya. Keuntungan termasuk epithelisasi yang lebih cepat, jaringan parut

    yang minimal dan halus dari permukaan kornea.1 

    1. 

    Teknik Bare Sclera

    Melibatkan eksisi kepala dan tubuh pterygium, sementara memungkinkan

    sclera untuk epitelisasi. Tingkat kekambuhan tinggi, antara 24 persen dan 89

     persen, telah didokumentasikan dalam berbagai laporan.1 

    2.  Teknik Autograft Konjungtiva

    Memiliki tingkat kekambuhan dilaporkan serendah 2 persen dan setinggi 40

     persen pada beberapa studi prospektif. Prosedur ini melibatkan pengambilan

    autograft, biasanya dari konjungtiva bulbar superotemporal, dan dijahit di

    atas sclera yang telah di eksisi pterygium tersebut. Komplikasi jarang terjadi,

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    9/18

    9

    dan untuk hasil yang optimal ditekankan pentingnya pembedahan secara hati-

    hati jaringan Tenon's dari graft konjungtiva dan penerima, manipulasi

    minimal jaringan dan orientasi akurat dari grafttersebut. LawrenceW. Hirst,

    MBBS, dari Australia merekomendasikan menggunakan sayatan besar

    untuk eksisi pterygium dan telah dilaporkan angka kekambuhan sangat

    rendah dengan teknik ini.1 

    3.  Cangkok Membran Amnion

    Mencangkok membran amnion juga telah digunakan untuk mencegah

    kekambuhan pterygium. Meskipun keuntungkan dari penggunaan membran

    amnion ini belum teridentifikasi, sebagian besar peneliti telah menyatakan

     bahwa itu adalah membran amnion berisi faktor penting untuk menghambat

     peradangan dan fibrosis dan epithelialisai. Sayangnya, tingkat kekambuhan

    sangat beragam pada studi yang ada,diantara 2,6 persen dan 10,7 persen

    untuk pterygia primer dan setinggi 37,5 persen untuk kekambuhan pterygia.

    Sebuah keuntungan dari teknik ini selama autograft konjungtiva adalah

     pelestarian bulbar konjungtiva. Membran Amnion biasanya ditempatkan di

    atas sklera , dengan membran basal menghadap ke atas dan stroma

    menghadap ke bawah. Beberapa studi terbaru telah menganjurkan penggunaan lem fibrin untuk membantu cangkok membran amnion

    menempel jaringan episcleral dibawahnya. Lemfibrin juga telah digunakan

    dalam autografts konjungtiva.1 

    B.  Terapi Tambahan

    Tingkat kekambuhan tinggi yang terkait dengan operasi terus menjadi

    masalah, dan terapi medis demikian terapi tambahan telah dimasukkan ke dalam

     pengelolaan pterygia. Studi telah menunjukkan bahwa tingkat rekurensi telah jatuh

    cukup dengan penambahan terapi ini, namun ada komplikasi dari terapi tersebut.1 

    MMC telah digunakan sebagai pengobatan tambahan karena

    kemampuannya untuk menghambat fibroblas. Efeknya mirip dengan iradiasi beta.

     Namun, dosis minimal yang aman dan efektif belum ditentukan. Dua bentuk

    MMC saat ini digunakan: aplikasi intraoperative MMC langsung ke sclera setelah

    eksisi pterygium, dan penggunaan obat tetes mata MMC topikal setelah operasi.

    Beberapa penelitian sekarang menganjurkan penggunaan MMC hanya

    intraoperatif untuk mengurangi toksisitas.1 

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    10/18

    10

    Beta iradiasi juga telah digunakan untuk mencegah kekambuhan, karena

    menghambat mitosis pada sel-sel dengan cepat dari pterygium, meskipun tidak ada

    data yang jelas dari angka kekambuhan yang tersedia. Namun, efek buruk dari

    radiasi termasuk nekrosis scleral , endophthalmitis dan pembentukan katarak, dan

    ini telah mendorong dokter untuk tidak merekomendasikan terhadap

     penggunaannya.1 

    Untuk mencegah terjadi kekambuhan setelah operasi, dikombinasikan

    dengan pemberian:

    1.  Mitomycin C 0,02% tetes mata (sitostatika) 2x1 tetes/hari selama 5 hari,

     bersamaan dengan pemberian dexamethasone 0,1% : 4x1 tetes/hari kemudian

    tappering off sampai 6minggu.

    2. 

    Mitomycin C 0,04% (o,4 mg/ml) : 4x1 tetes/hari selama 14 hari, diberikan

     bersamaan dengan salep mata dexamethasone.

    3.  Sinar Beta.

    4. 

    Topikal Thiotepa (triethylene thiophosphasmide) tetes mata : 1 tetes/ 3 jam

    selama 6minggu, diberikan bersamaan dengan salep antibiotik

    Chloramphenicol, dan steroidselama 1 minggu.6 

    Komplikasi

    1. 

    Komplikasi dari pterygium meliputi sebagai berikut

      Gangguan penglihatan-Mata kemerahan

      Iritasi

      Gangguan pergerakan bola mata.

      Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea

      Dry Eye sindrom.3 

    2. 

    Komplikasi post-operatif bisa sebagai berikut:

     

    Infeksi

      Ulkus kornea

      Graft konjungtiva yang terbuka

      Diplopia

      Adanya jaringan parut di kornea.3 

    Yang paling sering dari komplikasi bedah pterygium adalah kekambuhan.

    Eksisi bedah memiliki angka kekambuhan yang tinggi, sekitar 50-80%. Angka ini

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    11/18

    11

     bisa dikurangi sekitar 5-15% dengan penggunaan autograft dari konjungtiva atau

    transplant membran amnion pada saat eksisi.3 

    Prognosis

    Pterygium adalah suatu neoplasma yang benigna. Umumnya prognosis baik.

    Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi operasi dan sitotastik tetes mata atau

     beta radiasi.6 

    Eksisi pada pterygium pada penglihatan dan kosmetik adalah baik. Prosedur

    yang baik dapat ditolerir pasien dan disamping itu pada beberapa hari post operasi

     pasien akan merasa tidak nyaman, kebanyakan setelah 48 jam pasca operasi pasien

     bisa memulai aktivitasnya. Pasien dengan pterygia yang kambuh lagi dapat

    mengulangi pembedahan eksisi dan grafting dengan konjungtiva / limbal autografts

    atau transplantasi membran amnion pada pasien tertentu.3 

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    12/18

    12

    D.  KESIMPULAN

    Pterigium tumbuh dengan lambat dari arah limbus, tempat pemunculan

     pertamanya. Pertumbuhannya berjalan tidak konstan. Terdapat periode klinis yang

    tenang, dan periode pertumbuhan yang cepat. Secara umum progresifitas sangat

    lambat. Pterigium yang progresif tumbuh dan menjalar sampai ke tengah kornea

    sehingga dibutuhkan tindakan pembedahan. Pada fase awal yang berjalan lambat

    tidak diperlukan pembedahan. Dengan pengecualian pasien meminta pembedahan

    dengan alasan kosmetik. Pada tipe yang progresif pasien akan mengeluh tentang

    irtitasi atau penglihatan yang terganggu akibat pertumbuhan pterigium tersebut.

    Bila pterigium telah menjalar mendekati pupil, tindakan pembedahan harus

    dilakukan.

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    13/18

    13

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Ardalan Aminlari, MD, Ravi Singh, MD, and David Liang, MD. Management

    of Pterygium http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfm?

    2. 

    Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2007.

    hal:2-6, 116 –  117

    3. 

    Jerome P Fisher, PTERYGIUM. 2009

    http://emedicine.medscape.com/article/1192527-overview

    4.  Kanski JJ. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach; Edisi 6.

    Philadelphia:Butterworth Heinemann Elsevier. 2006 :242-244.

    5.  Miller SJH. Parson’s Disease of The Eye. 18th ed. London : Churchill

    Livingstone ;1996. p.1426.  Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata. Edisi III

     penerbitAirlangga Surabaya. 2006. hal: 102 –  104

    7.  Voughan & Asbury. Oftalmologi umum , Paul Riordan-eva, John P. Whitcher

    edisi 17Jakarta : EGC, 2009 Hal 119

    8.  www.en.wikipedia.org/wiki/Pterygium_(conjunctiva)

    9.  www.eyewiki.aao.org/Pterygium

    10. 

    www.inascrs.org/pterygium/

    11. www.mdguidelines.com/pterygium18 

    12. Anderson, Dauglas M., et all . 2000. Dorland’s Illistrated Medical Dictionary.

    29th. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

    13. American Academy of Ofthalmology. 2012. www.AAO.org 

    14. Ardalan Aminlari, MD, Ravi Singh, MD, and David Liang, MD. 2012.

    ManagementofPterygium.http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/

     pearls.cfm 

    http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfm?http://emedicine.medscape.com/article/1192527-overviewhttp://www.en.wikipedia.org/wiki/Pterygium_%28conjunctiva%29http://www.eyewiki.aao.org/Pterygiumhttp://www.inascrs.org/pterygium/http://www.inascrs.org/pterygium/http://www.mdguidelines.com/pterygium18http://www.mdguidelines.com/pterygium18http://www.mdguidelines.com/pterygium18http://www.aao.org/http://www.aao.org/http://www.aao.org/http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfmhttp://www.aao.org/http://www.mdguidelines.com/pterygium18http://www.inascrs.org/pterygium/http://www.eyewiki.aao.org/Pterygiumhttp://www.en.wikipedia.org/wiki/Pterygium_%28conjunctiva%29http://emedicine.medscape.com/article/1192527-overviewhttp://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfm?

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    14/18

    14

    LAMPIRAN

    I.  IDENTITAS PASIEN 

    -   Nama : Tn. Z

    Umur : 75 tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    -  Pendidikan : SD

    -  Pekerjaaan : -

    Agama : Islam

    -  Alamat : Klenteng Losari Pakis, Magelang

    II. 

    ANAMNESIS (Tanggal 21 Desember 2015, jam 10.00 WIB)

    -  Keluhan Utama : penglihatan kabur

    -  Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

    Pasien laki-laki datang ke poli mata RSUD Tidar dengan keluhan penglihatan

    terasa semakin kabur sejak 2 bulan terakhir. Pandangan seperti disertai selaput

     putih. Kedua mata juga dirasa seperti ada yang mengganjal. Kurang lebih

    sekitar dua tahun yang lalu, secara perlahan-lahan, timbul selaput pada mata

    kanan, kemudian muncul pula pada mata sebelah kiri. Mata kering (+), rasa berpasir (+), mata merah (+) minimal, nyeri/pedih (+) bila terpapar angin,

    Riwayat sering terpapar debu dan sinar matahari (-). Riwayat memakai kaca

    mata sebelumnya (-). Riwayat penglihatan menurun (-). Riwayat trauma (-).

    -  Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :

      Riwayat keluhan serupa : disangkal

      Riwayat hipertensi : disangkal

      Riwayat DM : disangkal

      Riwayat trauma : disangkal

      Riwayat mondok : ± 10 tahun yang lalu dengan hernia

      Riwayat operasi : ± 10 tahun yang lalu dengan hernia

    Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)

      Riwayat keluhan serupa : disangkal

      Riwayat hipertensi : disangkal

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    15/18

    15

      Riwayat DM : disangkal

    I.  KESAN

    -  Kesadaran : compos mentis

    Keadaan Umum : baik

    -  OD : tampak tenang

    -  OS : tampak tenang

    II.  PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

    Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

    Visus Jauh 1/60 1/60

    Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Proyeksi Sinar Dapat membedakan arah

    sinar

    Dapat membedakan arah

    sinar

    Proyeksi Warna Dapat membedakan warna Dapat membedakan warna

    III.  PEMERIKSAAN OBYEKTIF

    Pemeriksaan OD OS Penilaian

    1.  Sekitar mata

    (supersilia)

    Kedudukan alis

     baik, scar (-)

    Kedudukan alis

     baik, scar (-)

    Simetris, scar (-)

    2. 

    Kelopak mata

    - Pasangan N N Simetris

    - Gerakan Bebas Bebas Ptosis (-), spasme (-)

    Lebar rima 10 mm 10 mm Normal 9-13mm

    - Kulit N N Hiperemis (-), tumor

    (-)

    - Tepi kelopak N N Trikiasis (-),

    entropion (-),

    ekstropion (-),

    3.  Apparatus Lakrimalis

    Sekitar glandulalakrimalis

     N N Dakriodenitis (-)

    Sekitar sacus

    lakrimalis

     N N Dakriosistitis (-)

    - Uji flurosensi - - Tak dilakukan

    Uji regurgitasi - - Tak dilakukan

    - Tes Anel - - Tak dilakukan

    4.  Bola Mata

    - Pasangan N N Simetris

    - Gerakan N N Tak ada gangguan

    gerak (syaraf dan

    otot penggerak bolamata normal)

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    16/18

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    17/18

    17

    3-5 mm

    - Bentuk Bulat Bulat Isokor

    - Tempat Sentral Sentral Sentral

    - Tepi Reguler Reguler Dbn

    - Reflek direct + + Dbn

    Reflek indirect + + Dbn12. Lensa

    - Ada/tidak Ada Ada Dbn

    - Kejernihan Jernih Jernih Jernih

    Letak Sentral,

     belakang iris

    Sentral,

     belakang iris

    Dbn

    - Warna

    kekeruhan

    Jernih Jernih Jernih

    13. Corpus vitreum Jernih Jernih Jernih

    14. Reflek Fundus Cemerlang Cemerlang Cemerlang

    IV.  KESIMPULAN PEMERIKSAAN

    OD OS

    -  Mata tenang

    -  Visus 1/60

    Konjungtiva bulbi tampak

    selaput putih berbentuk segitiga

    +/- 2 cm di bagian nasal,

    hiperemis (+)

    Limbus arcus senilis (-)

    -  Kornea permukaan tampak

    selaput bentuk segitiga di daerah

    nasal dan temporal, dengan

    apeks melewati limbus,

    mencapai pupil

    -  Proyeksi sinar baik

    Persepsi warna baik

    -  Mata tenang

    -  Visus 1/60

    Konjungtiva bulbi tampak selaput

     putih berbentuk segitiga +/- 1 cm

    di bagian nasal, hiperemis (+)

    -  Limbus arcus senilis (-)

    Kornea permukaan tampak

    selaput putih dengan apeks

    melewati limbus bagian nasal,

     belum mencapai pupil

    -  Proyeksi sinar baik

    Persepsi warna baik

    V.  DIFERENSIAL DIAGNOSIS

    -  Pseudopterygium

    -  Pingueculae

    VI.  DIAGNOSIS PASTI

    OD Pterigium Stadium III et OS Pterigium Stadium II 

  • 8/16/2019 Pterygium Resus

    18/18

    18

    VII.  TERAPI

    -  Air mata buatan drop : Lyteers 4 x gtt ODS

    -  Kortikosteroid drop : Tobroson 6 x gtt ODS

    VIII. PROGNOSIS

    -  ad Visum : dubia ad bonam

    ad Sanam : bonam

    ad Vitam : bonam

    ad Comesticam : dubia ad bonam