13
Solusio Plasenta Pendahuluan Solusio plasenta dimana terjadi pemisahan plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan. Solutio plasenta disebut juga abrupsio plasenta, ablasio plasenta, dan separasi premature dari plasenta dengan implantasi normal. Pasien dengan solusio plasenta biasanya diikuti dengan perdarahan, kontraksi uterus, dan fetal distress. Sebagian perdarahan pada solusio plasenta biasanya merembes sendiri diantara selaput ketuban dan uterus, kemudian mengalir lewat serviks dan terlihat dari luar sehingga terjadi perdarahan eksternal. Yang lebih jarang lagi, darah tidak mengalir keluar tetapi tidak tetap tertahan diantara bagian plasenta yang lepas dari uterus sehingga terjadi perdarahan tersembunyi. Solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan trimester ketiga kehamilan yang berarti pada mortalitas dan morbiditas ibu dan anak. Solusio plasenta harus dipikirkan sebagai diagnosis bila terjadiperdarahan pada trimester ketiga. Frekuensi terjadinya solusio plasenta di USA kirakira sebanyak !", dan solusio yang berat sehingga menyebabkan kematian dari janin kirakira #,!$" dari kehamilan. Angka kematian janinsebanyak $#%#", &atarata disebabkan karena adanya riwayat merokok. Sebesar '" menyebabkan kematian pada ibunya. Yang menjadi komplikasi bagi janin dan bayinya. (omplikasi pada ibu dan bayi berhubungan dengan terjadinya persalinan seksio sesarea, perdarahan dan koagulopati serta prematuritas. Solusio plasenta banyak ditemukan pada wanita kulit hitam, Afrika, dan Amerika daripada wanita kulit putih seperti

referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Solusio Plasenta

Solusio Plasenta

PendahuluanSolusio plasenta dimana terjadi pemisahan plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan. Solutio plasenta disebut juga abrupsio plasenta, ablasio plasenta, dan separasi premature dari plasenta dengan implantasi normal. Pasien dengan solusio plasenta biasanya diikuti dengan perdarahan, kontraksi uterus, dan fetal distress. Sebagian perdarahan pada solusio plasenta biasanya merembes sendiri diantara selaput ketuban dan uterus, kemudian mengalir lewat serviks dan terlihat dari luar sehingga terjadi perdarahan eksternal. Yang lebih jarang lagi, darah tidak mengalir keluar tetapi tidak tetap tertahan diantara bagian plasenta yang lepas dari uterus sehingga terjadi perdarahan tersembunyi. Solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan trimester ketiga kehamilan yang berarti pada mortalitas dan morbiditas ibu dan anak. Solusio plasenta harus dipikirkan sebagai diagnosis bila terjadi perdarahan pada trimester ketiga. Frekuensi terjadinya solusio plasenta di USA kira-kira sebanyak 1%, dan solusio yang berat sehingga menyebabkan kematian dari janin kira-kira 0,12% dari kehamilan.Angka kematian janin sebanyak 20-40%, Rata-rata disebabkan karena adanya riwayat merokok. Sebesar 6% menyebabkan kematian pada ibunya. Yang menjadi komplikasi bagi janin dan bayinya. Komplikasi pada ibu dan bayi berhubungan dengan terjadinya persalinan seksio sesarea, perdarahan dan koagulopati serta prematuritas. Solusio plasenta banyak ditemukan pada wanita kulit hitam, Afrika, dan Amerika daripada wanita kulit putih seperti wanita Amerika Latin Namun apakah hal ini merupakan factor sosioekonomi, genetic, ataupun kombinasi masih belum jelas. Peningkatan risiko terjadinya solusio plasenta telah diteliti terjadi pada pasien dengan usia kurang dari 20 tahun dan pada usia lebih dari 35 tahun

Definisi

Suatu pemisahan sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal antara minggu 22 dan lahirnya anak. Frekuensi yang dilaporkan untuk solusio plasenta bermacam-macam 1 hingga 75 dalam 90 persalinan. Tampak jelas bahwa solusio plasenta merupakan problem obstetri yang sering ditemukan dan terutama berbahaya bagi janin dan neonatus. EtiologiPenyebab primer solusio plasenta tidak diketahui, tetapi keadaan berikut ini dikemukakan sebagai faktor etiologinya: trauma, Tali pusat yang pendek, Dekompresi uterus yang mendadak, Anomali uterus/ tumor uterus, Hipertensi kronis, Hipertensi gestasional, Defisiensi gizi. Solusio plasenta dengan derajat yang lebih ringan dapat terjadi sesaat sebelum persalinan janin tunggal kalau cairan ketuban sudah mengalir habis dari dalam uterus dan janin mengalami penurunan hingga kepalanya sudah berada pada perineum. Pada janin kembar dekompresi yang terjadi setelah persalinan janin pertama dapat menimbulkan pelepasan plasenta prematur yang dapat membahayakan janin yang kedua.Patofisiologi

Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam decidua basalis. Proses tersebut mengawali terjadinya pembentukan hematom retroplasenta yang akan menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut. KLINIS

Anamnesis

Gejala-gejala yang terjadi termasuk perdarahan pervaginam, kontraksi, abdomen tegang dan penurunan gerak anak. Adanya riwayat trauma, seperti kekerasan, abuse, atau kecelakaan kendaraan bermotor sangat penting. Riwayat kontrol selama kehamilan secara singkat, seperti adanya riwayat plasenta praevia, dapat menolong untuk dapat menegakan diagnosis secara benar. Pasien juga harus ditanyakan tentang riwayat solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya. Penting juga untuk menanyakan adanya riwayat penggunaan kokain, hipertensi atau merokok.

Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam terjadi pada 80% pasien dengan diagnosis solusio plasenta. Perdarahan dapat sangat berarti sehingga dapat mengacam baik ibu maupun anak. Perlu diingat bahwa 20% solusio placenta berhubungan dengan perdarahan tersembunyi sehingga tidak adanya perdarahan pervaginam tidak menyingkirkan diagnosis solusio placenta.

Kontraksi Uterus

Kontraksi dan hipertonus uterus merupakan bagian dari trias klasik pada solusio placenta. Aktivitas uterus merupakan tanda sensitif pada solusio placenta, dimana tidak ditemukannya perdarahan pervaginam, maka harus dipikirkan kemungkinan solusio, khususnya telah terjadi trauma pada pasien dengan berbagai faktor risiko.

Penurunan Gerakan Janin

Hal ini dapat merupakan keluhan utama. Penurunan gerak janin dapat terjadi pada kasus gawat janin ataupun janin mati.Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik harus dapat ditentukan awal perdarahannya, apabila perubahannya secara simultan pasien akan cepat kembali stabil, tetapi apabila dengan solusio plasenta pasien yang relatief stabil dapat juga dengan cepat jatuh pada shock hipovolemik.

Perdarahan vagina

Perdarahan yang banyak dan hilang timbul sesuai dengan kontraksi dari uterus. Warna cairan yang keluar ditentukan sesuai ruptur pada membrannnya.

Kontraksi uterus

Kontraksi uterus dapat ditemukan pada solusio plasenta. Kontraksi uterus yang meluas, dan hipertonus uterus mungkin banyak ditemukan. Kontraksi biasanya nyeri dan dapat teraba. Hiperstimulasi dari uterus dapat terjadi sedikit dengan atau tidak disertai istirahat pada aktivitas uterus diantara kontraksi.

ShockPasien dengan shock hipovolemik, dengan atau tidak disertai perdarahan dari vagina, dan juga karena perdarahan tersembunyi dapat ditemukan.

Kondisi shock hipovolemik, drop nya tekanan darah, meningkatnya nadi, tidak seimbangnya pengeluaran urine, kondisi pasien yang tadinya sadar dapat jatuh pada keadaan tidak sadar.

Tidak terdengarnya suara bayi, apabila bayi sudah tidak hidup. Gejala fetal yang mengalami gawat janinJanin mengalami bradikardia dalam jangka waktu lama, dan mengalami decelerasi lambat, variabilitasnya juga menurun Tinggi fundusDapat meningkat dengan cepat karena meluasnya intrauterin hematom.Yang harus diperhatikan jangan melakukan pemeriksaan dalam pada pasien hamil dengan perdarahan tanpa mengetahui letak plasenta terlebih dahulu. Sebelum pemeriksaan pelvis dapat dilakukan pemeriksaan USG untuk membedakannya dengan plasenta previa. Jika plasenta previa ditemukan dapat dilakukan pemeriksaan dengan spekulum. Tanda dan Gejala

Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas. Solusio plasenta dengan perdarahan yang tersembunyi mengandung ancaman bahaya yan jauh lebih besar bagi ibu, dan hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan kekurangan protein pembekuan darah tetapi akibat perdarahan yang tidak diketahui sehingga pemberian transfusi sering terlambat. Tanda-tanda lain yang mungkin ditemui seperti Perdarahan pervaginam, Nyeri tekan uterus/ nyeri pinggang, Gawat janin, Kontraksi berfrekuensi tinggi, Uterus hipertonik, Persalinan prematur idiopati, dan kematian janin.

Faktor Predisposisi

Beberapa faktor resiko yang menyebabkan solusio plasenta, diantaranya

MerokokPada beberapa penelitian pasien yang merokok cigarette meningkatkan solusio plasenta. Pada penelitian Cohort menunjukkan angka 40% setiap tahunnya yang menderita solusio plasenta. Rata-rata kematian bayi yang dilahirkan dari ibu yang merokok juga meningkat pada pasien solusio plasenta. Pemakai obat-obatanPada hipertensi dan meningkatnya katekolamin disebabkan penggunaan kokain yang akan mengakibatkan vasospasme pembuluh darah sehingga menyebabkan solusio. TraumaTrauma abdomen menjadi factor resiko terbanyak untuk terjadinya solusio plasenta. Kecelakaan sepeda motor yang sering menyebabkan trauma abdomen. Dimana pada penggunaan sabuk pengaman menyilang pada pelvis, tetapi tidak pada pertengahan abdomen, dimana tempat janin berada.

Trombophilia

ChorioamnionitisPemanjangan waktu rupture pada membrane (24 jam atau lebih). Preeklamsi

Hipertensi

Ibu yang berumur > 35 tahun Riwayat obstetri jelek

Perdarahan trimester I dan II

Diagnosis Banding

Plasenta Previa

Persalinan preterm

Persalinan dengan perdarahan

Vasa previa

Trauma pada vagina

Keganasan

Solusio plasenta dapat dibagi menjadi tiga grade menurut Sher & Statland 1985)

Grade I tidak ditemukan pada gejala klinik sebelum persalinan dan biasanya didiagnosa dengan retroplasental clot.Grade II Gejala klasik pada solusio plasenta sudah ditemukan tetapi janin masih tetap hidup.

Grade III - Janin telah meninggal. IIIa tanpa koagulopati, IIIb dengan koagulopati. Tetapi ada juga yang membagi solusio plasenta menjadi :

a) Ringan

Bila perdarahan kurang dan 100 - 200 ml, uterus tidak

tegang, terlepasnya plasenta