40
USUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN SENAM KAKI PADA PENYANDANG DIABETES MELLITUS DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES PADA KAKI (DIABETES FOOT) DESA BANYUMENENG Disusun Oleh: 1. Ilham Wahyu Sasongko ( P07120214014 ) 2. Luthfa Nadia ( P07120214018 ) 3. Nissa Kurniasih ( P07120214023 ) 4. Retnaning Tyas ( P07120214029 ) 5. Tiara Annisa ( P07120214036 )

Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

Citation preview

Page 1: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

USUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN SENAM KAKI PADA PENYANDANG DIABETES MELLITUS DALAM UPAYA PENCEGAHAN

KOMPLIKASI DIABETES PADA KAKI (DIABETES FOOT)

DESA BANYUMENENG

Disusun Oleh:

1. Ilham Wahyu Sasongko ( P07120214014 )

2. Luthfa Nadia ( P07120214018 )

3. Nissa Kurniasih ( P07120214023 )

4. Retnaning Tyas ( P07120214029 )

5. Tiara Annisa ( P07120214036 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

D-IV KEPERAWATAN2015

Page 2: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara

hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat,

sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif

yaitu penyakit yang tidak menular akan tetapi dapat diturunkan. Salah satu

penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan secara tepat dan serius

adalah diabetes mellitus (DM).

Menurut laporan dari beberapa tempat di Indonesia, angka kejadian

dan komplikasi DM cukup tersebar sehingga bisa dikatakan sebagai salah

satu masalah nasional yang harus mendapat perhatian lebih. Di desa

Banyumeneng, Gamping, Sleman, Yogyakarta terdapat 30 warganya

peyandang Diabetes Melitus. Sebagian besar Penyandang DM di Desa

Banyumeneng sudah datang berobat dan konsultasi ke Puskesmas.

Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai

adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat bermanifestasikan sebagai

ulkus, infeksi dan gangren dan artropati Charcot (Reptuz, 2009; dikutip

Andarwanti, 2009). Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan

diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan

rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian

kondisi metabolik, debridemen luka, biakan kuman, antibiotika tepat guna,

tindakan bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik. Tindakan pencegahan

meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi,

2009).

Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi Penyandang DM

atau bukan Penyandang untuk mencegah terjadinya luka dan membantu

melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). (Anggriyana &

Atikah, 2010). Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan

dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam

Page 3: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

membimbing Penyandang DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan

Penyandang dapat melakukan senam kaki secara mandiri (Anggriyana &

Atikah, 2010).

Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah

di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan

mempermudah gerakansendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki

Penyandang diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas

hidup Penyandang diabetes (Anneahira, 2011).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap Penyandang DM di

Desa Banyumeneng didapatkan bahwa 30 orang dari 3449 warganya

merupakan Penyandang DM, sebagian besar Penyandang mengetahui bahwa

DM dapat menimbulkan komplikasi pada kaki, di Desa Banyumeneng juga

rutin untuk mengadakan posyandu Lansia tetapi yang rutin memeriksakan

kesehatan hanyalah lansia wanita saja. Di Desa Banyumeneng juga pernah

dilakukan penyuluhan tentang senam DM sebanyak satu kali tetapi belum

semua warganya yang antusias untuk mengikuti penyuluhan tersebut baik

Penyandang DM itu sendiri maupun warganya yang sehat. Dari data tersebut,

dapat diketahui bahwa Penyandang DM di Desa Banyumeneng belum

sepenuhnya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang manfaat

senam kaki pada Penyandang DM. dalam upaya pencegahan komplikasi

diabetes pada kaki (Diabetes Foot).

B. Perumusan Masalah

Berbagai upaya telah dilakukan dalam mencegah komplikasi pada

diabetes mellitus salah satunya dengan selalu berobat di puskesmas maupun

posyandu dan diet untuk Penyandang diabetes juga telah dilakukan. Selain

itu. sebagai anggota masyarakat yang Penyandang DM dapat melakukan

senam kaki untuk membantu memperlancar aliran darah pada kaki dan

mencegah komplikasi. Oleh karena itu masalah dalam pengabdian masyarakat

dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana peran educator dan pelatihan

senam kaki Diabetes Mellitus pada masyarakat Dusun Banyumeneng?”

Page 4: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

C. Tujuan Kegiatan

a. Tujuan Umum

Melakukan pencegahan komplikasi Diabetes pada kaki.

b. Tujuan khusus

1) Memberdayakan masyarakat dalam kemampuan melakukan senam

kaki diabetes secara mandiri

2) Memberdayakan masyarakat dalam mencegah komplikasi melalui

senam kaki diabetes

D. Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas pemberdayaan

masyarakat dengan menggunakan kreatifitas mahasiswa. Pengetahuan

dan wawasan mahasiswa tentang DM akan bertambah. Mahasiswa juga

mendapatkan pengalaman sehingga dapat mengoreksi kesalahan

sehingga tidak akan terulang lagi pada kegiatan selanjutnya. Mahasiswa

akan semakin terlatih untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat

sehingga masalah- masalah kesehatan dapat teratasi.

2. Bagi Masyarakat

Melakukan senam kaki DM merupakan suatu hal yang mudah dan

menyenangkan. Masyarakat juga bisa mengisi waktu luang dengan

senam kaki. Selain itu manfaat sangat besar bisa dirasakan masyarakat

dengan selalu melakukan senam kaki DM yaitu untuk memperlancar

peredaran darah terutama pada kaki dan mencegah komplikasi.

E. Khalayak Sasaran

Sasaran dilakukannya senam kaki pada kelompok masyarakat yang

beresiko terkena DM khususnya pada pasien DM dan umumnya pada semua

masyarakat Desa Banyumeneng terutama yang berpotensi mengalami

gangguan pada saat berjalan seperti adanya kesemutan pada kedua tungkai

Page 5: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

sehingga dengan melakukan senam kaki dapat memperlancar peredaran darah

perifer sehingga terhindar dari luka.

Page 6: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes

Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan insulin, kerja insulin , atau

keduanya.

Diabetes melitus adalah gangguan kronis yang ditandai dengan

metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan

insulin atau secara relatif kekurangan insulin (Soewondo,2006).

Diabetes tipe II (NIIDM) merupakan diabetes yang paling sering

ditemukan di Indonesia. Penyandang tipe ini biasanya ditemukan pada usia di

atas 40tahun disertai berat badan yang berlebih. Selain itu, diabetes tipe II ini

dipengaruhi oleh faktor genetik, keluarga, obesitas, diet tinggi lemak, dan

disertai kurang gerak badan. (Nabil,2009)

Diabetes melitus adalah penyakit menahunyang timbul pada seseorang

yang disebabkan karena adanya peningkatan gula darah atau glukosa darah

akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Kemenkes RI,2011).

B. Identifikasi Faktor Risiko DM

1. Umur

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui terdapat

hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian DM. Pendugaan

faktor risiko usia dengan DM didapatkan bahwa probabilitas untuk

terjadinya DM pada usia <45 tahun dan 45 tahun adalah lebih kurang 1

banding 6 dengan asumsi sekitar 84% kasus DM dapat dicegah dengan

memperhatikan faktor risiko umur. Hal ini sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa mereka dengan usia lebih dari 45 tahun adalah

kelompok usia yang berisiko menderita DM. Lebih lanjut dikatakan bahwa

DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh

Page 7: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

(degeneratif) terutama gangguan organ pankreas dalam menghasilkan

hormon insulin, sehingga DM akan meningkat kasusnya sejalan dengan

pertambahan usia.

2. Riwayat Keluarga

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui terdapat

hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga menderita DM dengan

kejadian DM. Dapat diketahui pula bahwa jumlah yang memiliki riwayat

keluarga menderita DM lebih banyak pada kelompok kasus. Pendugaan

faktor risiko riwayat keluarga dengan DM diperoleh probabilitas untuk

terjadinya DM pada orang dengan tidak ada riwayat keluarga menderita

DM dan ada riwayat keluarga adalah lebih kurang 1 banding 4 dengan

asumsi sekitar 73% kasus DM dapat dicegah dengan memperhatikan

faktor risiko adanya riwayat keluarga menderita DM. Salah satu kelompok

yang berisiko tinggi menderita DM jika ada salah satu yang mempunyai

keturunan baik pada orang tuanya atau kakeknya, saudaranya dan lain-lain

yang menderita DM. Faktor risiko keluarga lain adalah mereka yang

melahirkan anak di atas 4 kg (gestasional DM).

3. Pengetahuan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang DM dengan

kejadian DM. Dapat diketahui bahwa jumlah yang memiliki pengetahuan

tidak baik lebih banyak pada kelompok kontrol.

Ketidaktahuan seseorang tentang sesuatu dalam hal ini tentang DM

tentunya akan meningkatkan risiko orang tersebut untuk menderita DM.

Pada kenyataannya hasil temuan menemukan bahwa pada kelompok kasus

lebih banyak yang berpengetahuan baik dari pada kelompok kontrol. Hal

ini disebabkan karena sebagian besar Penyandang DM (kelompok kasus)

sudah menderita DM selama bertahun-tahun, sehingga mereka mencari

sumber-sumber informasi tentang DM. Seseorang cenderung berusaha

mencari tahu atau mencari informasi setelah ia mengalami

Page 8: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

gangguan/masalah atau berusaha mencari tahu apa permasalahan yang

sedang dihadapi dan bagaimana pemecahannya.

4. Pola Makan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian DM. Dapat

diketahui bahwa jumlah yang memiliki pola makan tidak sehat sedikit

lebih banyak pada kelompok kasus. Probabilitas untuk terjadinya DM pada

orang dengan pola makan tidak sehat dan pola makan sehat adalah lebih

kurang sama atau 1 banding 1. Selanjutnya dari nilai PAR diketahui

sekitar 6% kasus DM dapat dicegah dengan menghilangkan faktor risiko

adanya pola makan yang tidak sehat.

5. Pola Kepribadian

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara pola kepribadian dengan kejadian DM.

Dapat diketahui pula bahwa jumlah yang memiliki kepribadian tipe A

lebih banyak pada kelompok kasus. Pendugaan faktor risiko pola

kepribadian responden diperoleh bahwa OR sebesar 50,4 yang artinya

probabilitas untuk terjadinya DM pada orang dengan tipe kepribadian A/B

dan B dan tipe kepribadian A adalah lebih kurang 1 banding 50 dimana

dari nilai PAR diperoleh sekitar 98% (kasus DM dapat dicegah dengan

menghilangkan faktor risiko adanya pola kepribadian tipe A). Hal ini

sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa orang dengan aktivitas fisik

yang kurang dan mengalami stress psikososial serta individu dengan gaya

hidup yang agresif, selalu berkompetisi (type A personality) atau biasa

juga disebut dengan sedentary person merupakan faktor risiko menderita

DM (pre-diabetic risk factor)

C. Penyebab

1) Diabetes Melitus tipe 1

Pada diabetes tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta

pankreas. Penyandang tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan

Page 9: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun

dipacu oleh aktifitas limfosit,antibodi terhadap sel pulau langerhans dan

terhadap insulin itu sendiri (Misnadiarly,2006).

2) Diabetes Melits tipe 2

Pada diabetes tipe 2, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor

insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang

masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

(Misnadiarly,2006).

3) Diabetes melitus Tipe Spesifik Lain

Penyebab bagi diabetes tipe ini merupakan defek spesifik pada sekresi

atau fungsi insulin, kelainan metabolik yang menyebabkan gangguan sekresi

insulin, kelainan mitokondria, dan keadaan-keadaan yang lainnya yang

menyebabkan IGT (Powers,2005).

D. Tanda dan gejala

Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes

Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:

1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat

badan.

2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

E. Klasifikasi DM

Menurut klasifikasi WHO, diabetes dibagi menjadi beberapa jenis :

1. Diabetes Melitus tipe 1, Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

Menurut American Diabetic Association (ADA) TAHUN 2010

merupakan kondidi tidak terkontrolnya gula didalam tubuh karena

kerusakan sel β pankreas sehingga mengakibkan berkurangnya produksi

insulin sepenuhnya. Sementara itu, menurut Gustaviani, diabetes melitus

tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang dipengaruhi secara genetik oleh

Page 10: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

gejala-gejala yang pada akhirnya menuju proses perusakan imunologik sel-

sel yang memproduksi insulin secara bertahap (Rifka,2014)

DM tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak (atau onset-remaja) dan

diabetes rentan-ketos (karena sering menimbulkan ketosis). Onset DM tipe

1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun (tetapi tidak selalu demikian

karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga mengalami diabetes tipe

ini). Sekresi insulin mengalami defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau

tidak ada sama sekali). Dengan demikian, tanpa pengobatan dengan insulin

(pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan dengan

adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi

ketoasidosis diabetik.

Jalannya penyakit DM tipe 1 meliputi 5 tahap, yaitu :

Penyandang diabetes memiliki kerentanan genetik terhadap penyakit

ini

Keadaan lingkungan biasanya memulai proses terjadinya penyakit

pada individu dengan kerentanan genetik. Infeksi virus diyakini

sebagai satu mekanisme pemicu, tetapi agen non-infeksius bisa juga

terlibat.

Rangakaian proses peradangan pankreas atau insulitis. Monosif atau

makrofag dan limfosit T teraktivasi mneginfiltrasi sel β pankreas.

Perubahan atau transformasi sel β sehingga tidak lagi dikenal sebagai

“sel sendiri”, tetapi dilihat oleh sistem imun sebagai “sel asing”.

Perkembangan respon imunitas. Hasil akhir berupa perusakan sel β

dan penampakan diab etes.

Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat, dan perjalananya

sangat progresif, jika tidak diawasi, dapat berkembang menjadi

ketoasidosis dan koma. Ketika diagnosis ditegakkan, pasien biasanya

memilik berat badan yang rendah, hasil tes deteksi antibodi islet hanya

bernilai sekitar 50-80%, dan kadar gula darah puasa >140 mg/Dl

(Arisman, 2002).

Page 11: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

2. Diabetes Melitus tipe 2,non- insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)

Diabetes melitus tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah dalam

tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel β pankreas untuk

menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar gula

dalam tubuh. Hasil laporan statistika International Diabetes Fedreration

(IDF) menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta kasus kematian akibat DM tipe

2 setiap tahun. Selain kematian, komplikasi penyakit diabetes melitus tipe

2 dapat mengarah pada gangguan microvascular (retinopathy dan penyakit

saraf) serta macrovascular (stroke, tekanan darah tinggi, serta kelainan

ginjal, hati, dan jantung).

Patogeneses DM tipe 2 belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada 3

faktor penting yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya DM

tipe 2, yaitu :

Faktor individu atau genetik etnis yang menyebabkan kerawanan pada

kejadian DM

Kerusakan sel β pankreas

Berkurangnya kerja hormon insulin di dalam jaringan (resistensi

insulin), termasuk otot skeletal, hati, dan jaringan adiposa.

Diabetes tipe 2 bukan disebabkan kurangnya sekresi insulin,

tetapi ketidakmampuan sel-sel target insulin untuk merespon

hormon insulin secara normal sehingga gula darah tidak dapat

masuk ke dalam sel.

Pada Penyandang DM tipe 2 terjadi sekresi hormon insulin dan

produksi glukosa darah yang berlebih

Hal yang membedakan dengan DM tipe 1 adalah tidak terjadi

kerusakan sel β langer-haens secara autoimun.

Tanda atau gejala khas DM tipe 2 ini yaitu :

a. Poliuri (banyak kencing)

b. Polidipsi (banyak minum)

c. Poliphagi (banyak makan)

d. Penurunun berat badan

Page 12: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

e. Kelelahan

f. Luka sulit sembuh

g. Pruritus (gatal-gatal)

h. Infeksi

i. Refraksi mata mudah berubah

j. Katarak

k. Gejala saraf

l. Gangguan serangan jantung (Rifka, 2014)

3. Diabetes Kehamilan (Gestational).

Diabetes kehamilan adalah gangguan toleransi glukosa berbagai

derajat yang ditemukan pertama kali pada saat hamil, tanpa membedakan

apakah Penyandang perlu terapi insulin atau tidak. Pada umumnya

Penyandang diabetes mellitus kehamilan, menunjukkan gangguan toleransi

glukosa yang relatif ringan, sehingga jarang memerlukan pertolongan

dokter (Asdie, 2000).

4. Diabetes Tipe lainnya.

Tipe-tipe diabetes lain dijumpai pada kondisi dan sindroma tertentu.

Tipe diabetes ini dapat timbul sebagai akibat kerusakan pancreas karena

radang, cidera atau adanya suatu keganasan. Kasus ini hanya mencakup 1-

10% dari seluruh kasus diabetes (Kalat, 2007 & WHO, 2003).

F. Komplikasi DM

Secara garis besar komplikasi diabetes mellitus diabagi menjadi 2 yaitu :

1. Akut :

a. HIPOGLIKEMI

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah

(glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh

mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara

pada Penyandang diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada

tingkat terlalu tinggi dan pada Penyandang hipoglikemia, kadar gula

Page 13: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

darahnya berada ( antara < 50 mg/dL ) atau < 80 mg/dL dengan gejala

klinis

b. KETOASIDOSIS ( Diabetik Ketoasidosis )

Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi-

kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias

Hiperglikemi ,asidosis ,dan ketosis ,terutama disebabkan oleh

defisiensi insulin absolute atau relative. KAD atau Hipoglikemia

merupakan komplikasi acute dari diabetes mellitus (DM) yang serius

dan membutuhkan  pengelolaan gawat darurat

c. KOMA HIPEROSMOLAR NONKETOTIK

Suatu sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia berat,

hiperosmolar, dehidrasi  berat tanpa ketoasidosis, disertai penurunan

kesadaran

2. KRONIK :

a. RETINOPATI DIABETIK

Retinopati diabetik adalah kerusakan progresif pembuluh darah di

retina yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi (hiperglikemia).

Sebagai komplikasi umum dari diabetes mellitus, penyakit ini dapat

menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan lainnya

b. PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan akibat terjadinya

penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner.

Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah

ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.

c. NEUROPATI DIABETIK

NEUROPATI DIABETIK adalah  suatu gangguan pada syaraf

perifer, otonom dan syaraf cranial yang ada hubunganya dengan

diabetes mellitus.Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan

mikrovaskuler yang disebabkan oleh diabetes yang meliputi

pembuluh darah yang kecil-kecil yang memperdarahi syaraf(vasa

nervorum).

Page 14: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

d. RENTAN INFEKSI

e. KAKI DIABETIK

G. Pencegahan DM

1. Pencegahan untuk Penyandang DM

a. Pencegahan Primer

Pencegahan penyakit diabetes melitus secara primer ini dilakukan dengan

tujuan untuk tahap awal pencegahan terjadinya diabetes. Salah satunya

selalu memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit

diabetes baik secara genetik ataupun karena faktor lingkungan. 

Adapun cara  pencegahan primer diantaranya :

selalu menjaga pola makan sehari-hari

selalu melakukan olahraga secara teratur

tidur yang cukup,dan

menghindari obat-obatan yang dapat menimbulkan penyakit diabetes.

Pencegahan untuk kelompok resiko DM

b. Cara pencegahan sekunder

Cara pencegahan sekunder ini bertujuan untuk menghambat persebaran

penyakit diabetes militus yang sudah ada dalam tubuh  mengkoplikasi

penyakit yang lain. Dengan pencegahan sekunder ini banyak sekali hal yang

harus dilakukan salah satunya melakukan pendeteksi dini pada Penyandang

diabetes melitus.

Adapun untuk tahap pencegahan sekunder ini adalah sebagai berikut :

Sering melakukan pengetesan kadar gula darah dalam tubuh

Selalu menjaga berat badan supaya stabil, jika sudah memiliki berat

badan yang lebih maka usahakan untuk menurunkannya.

Selalu melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan

fisik Anda

c. Cara pencegahan tersier

Page 15: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

Jika sudah dalam tahap ini maka bisa dibilang penyakit diabetes

tersebut telah parah dan telanjur mengoplikasi penyakit yang lainnya, maka

dari itu yang harus dilakukan pencegahan tersier diantaranya sebagai berikut

Mencegah dari resiko terkana gagal ginjal kronik yang menyerang

pembulu darah

Mencegah terjadinya luka apapun yang dapat memperparah keadaan

fisik, karena jika sesorang yang memiliki penyakit diabetes jika

memiliki luka cenderung sangat sulit untuk disembuhkan

Mencegah resiko terkena peyakit stroke.

H. Senam kaki DM

1) Pengertian senam kaki diabetes

Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan

oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan

membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.

2) Manfaat senam kaki diabetes

Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga

memperkuat otot-otot kecil kaki serta mencegah terjadinya kelainan

bentuk kaki. Selain itu, senam kaki juga dapat meningkatkan kekuatan

pada otot paha, betis, dan juga mengatasi keterbatasan dalam pergerakan

sendi.

3) Tujuan dilakukannya senam diabetes

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Memperkuat otot-otot kecil

c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

e. Mengatasi keterbatasan gerak

4) Indikasi dan Kontra Indikasi senam diabetic

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh Penyandang Diabetes

mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak

Page 16: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan

pencegahan dini.

b. Kontra Indikasi

- Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipnea atau

nyeri dada

- Orang yang depresi, khawatir atau cemas

5) Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes

1. Pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai

2. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki

diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar

ayam sebanyak 10 kali.

3. Dengan

meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.

Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan

di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan

secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan diulangi

sebanyak 10 kali.

Page 17: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali.

5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat

gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali.

6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan

jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian

kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.

7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat

kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu

turunkan kembali kelantai.

8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah

ke-8, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan.

Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali.

9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut.

Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.

10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada

pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan

kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

Page 18: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

11. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran

tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka

kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan

kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.

12. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian

koran tersebut.

13. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua

kaki.

14. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan

kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang

utuh tadi.

15. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan

dan kiri menjadi bentuk bola.

Page 19: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

BAB III

METODE PENGABDIAN MASYARAKAT

A. Solusi masyarakat untuk berperan aktif

a. Penyuluhan dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan penyuluhan

terjadwal berkesinambungan pada kelompok diabetes

b. Bagi Penyandang DM yang terpaut jarak, penyuluhan dan senam kaki

diabetic dapat dilakukan dengan bergulir tempat ( dusun )

c. Bagi Penyandang DM yang terpaku kondisi fisik, penyuluhan dan senam

kaki diabetic dapat dilakukan dengan kunjungan ke rumah penyandang

DM.

d. Berdasarkan data yang didapat bahwa yang rutin memeriksakan diri ke

Posyandu Lansia adalah wanita dan kader Posyandu Lansia juga

didominasi kaum wanita pula. Oleh sebab itu, Posyandu Lansia akan

merekrut kader laki-laki sebagaimana alasan tersebut.

e. Pesan penyuluhan dapat disampaaikan melalui media yang dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan. Misal : slide show power point, video

f. Memberikan penjelasan tentang penyakit diabetes mellitus sampai dengan dampak penyakit diabetes mellitus, supaya pasien rutin mengikuti penyuluhan.

g. Memberikan dukungan/ nasihat yang positif dan menghindari kecemasanh. Memberikan informasi secara bertahapi. Dalam kegiatan dapat memberikan pengobatan sesederhana mungkin.

B. Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat

1. Resiko Diabetes MelitusPemeriksaan TTV

Pemeriksaan gula darah

Page 20: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

2. Penyandang DM

Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan senam kaki terdiri dari beberapa

kegiatan, yaitu:

1) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital sebelum melakukan tindakan,

cek status respiratori (dispnea atau nyeri dada), serta mengkaji status

emosi responden (suasana hati/mood, motivasi).

2) Mengukur sirkulasi darah sebelum melakukan senam kaki diabetes (pre

test) dengan menggunakan tensimeter dan vascular doppler di lengan dan

kaki hingga diperoleh tekanan sistolik lengan dan kaki. Lalu dihitung

berdasarkan rumus ABPI dan mencatat hasil pengukuran sirkulasi darah ke

dalam lembar observasi.

3) Penyuluhan

Memberikan penyuluhan tentang :

Penyuluhan

Evaluasi (pemeriksaan gula darah )

Pemeriksaan TTV

Pemeriksaan sirkulasi darah menggunakan tensimeter dan vaskuler droppler

Pengukuran gula darah

Penyuluhan dan senam kaki diabetik

Page 21: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

- Pengertian senam kaki

- Tujuan senam kaki

- Manfaat senam kaki

- Indikasi dan kontraindikasi senam kaki

- Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki

4) Pelatihan dan pelaksanaan senam kaki :

- Mengajarkan senam kaki sesuai dengan standar operasional prosedur.

- Senam kaki dilakukan dengan menggunakan alat berupa kursi untuk

tempat duduk responden dan Koran bekas

- Senam kaki dilaksanakan selama 30-45 menit,.

5) Mengukur kembali sirkulasi darah sesudah melakukan senam kaki (post

test) dengan menggunakan tensimeter dan vascular doppler di lengan dan

kaki hingga diperoleh tekanan sistolik lengan dan kaki. Lalu dihitung

berdasarkan rumus ABPI dan mencatat hasil pengukuran sirkulasi darah ke

dalam lembar observasi.

C. Rancangan Evaluasi

Dari kegiatan tersebut disusun rancangan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dan dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan kegiatan. 1. Untuk mengukur aspek kognitif :

a. Penderita DM mengetahui tujuan dilakukannya senam kaki b. Penderita DM mengetahui manfaat senam kaki c. Penderita DM mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam kaki d. Penderita DM mengetahui cara melaksanakan senam kaki.

2. Untuk mengukur aspek afektif : a. Penderita DM menyatakan senang mendapatkan pelatihan tentang senam

kaki b. Penderita DM menyatakan mau dan tertarik untuk mempelajari senam

kaki. c. Penderita DM menyatakan mau dan akan melaksanakan senam kaki 3 kali

dalam seminggu d. Penderita DM menyadari pentingnya melaksanakan senam kaki untuk

mencegah komplikasi DM pada kaki.

Page 22: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

3. Untuk mengukur aspek psikomotor/tindakan : a. Penderita DM mampu berdiskusi perihal pelaksanaan senam kaki b. Penderita DM antusias, perhatian dan aktif selama kegiatan pelatihan

senam kaki c. Penderita DM mampu melakukan senam kaki secara mandiri

D. Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlokasi di Dusun Gadingan Desa

Banyumeneng Kecamatan Godean Wilayah kerja Puskesmas Godean II.

Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu

dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2015, berdasarkan tabel

berikut :

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Tahun 2015 Tahun 2016Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Penyusunan proposal X XPengurusan perizinan XPelaksanaan Kegiatan X X X XPemantauan X X X XLaporan X X

Page 23: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

LAMPIRAN

PLAN OF ACTION

NO.

KEGIATAN HARI, TANGGAL, JAM SASARAN TEMPAT PJANGGARAN

DANAKET

1. MMD I (Desa) Selasa 23 Desember 2015

Jam 10.00– selesai

Mahasiswa, Ketua RT, Kepala Dukuh

Balai Desa, Desa Banyumeneng

Ketua Panitia -

2. MMD I (Dusun) Selasa,23 Desember 2015

Jam 20.00 – selesai

Ketua RT dan Tokoh masyarakat,warga dusun Banyumeneng

Rumah kepala dusun, dusun Banyumeneng

Kepala dusun Rp. 200.000,-

3. Pengkajian Komunitas

Kamis-Jumat, 7-8 Januari 2016

Jam : 09.00-15.00 WIB

Masyarakat Dusun Banyumeneng

Wilayah dusun Banyumeneng

RT 01 : Nissa

RT 02 : Ilham

RT 03: Tiara

RTO4 : Luthfa

RT 05 : Retna

4. Tabulasi data Sabtu –Senin, 9-11 2016 jam 08.00-Selesai

- Kordus

5. MMD II Selasa 12 Januari 2016 jam 20.00-Selesai

Masyarakat Dusun Bayumeneng

Rumah Kepala Dusun Kepala dusun Rp.400.000,-

6.. Pelaksanaan

a. Persiapan tempat dan perlengkapan

Rabu, 13 Januari 2016

Jam 15.00-selesai WIB

Warga masing-masing RT

Aula Kelurahan RT 01 : Nisa

RT 02 : Ilham

Rp.200.000,-

Page 24: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

b. Melaksanakan pemeriksaan TTV, dan tes gula darah,

c. Melaksanakan pemeriksaan sirkulasi darah menggunakan tensimeter dan vaskuler droppler

d. Penyuluhan senam kaki diabetik

Kamis, 14 Januari 2016Jam 08.00 – 12.00

Kamis, 14 Januari 2016Jam 08.00-12.00

Kamis, 14 Januari 2016Jam 12.00 – 12.30

Resiko penderita DM

Penderita DM

Penderita DM

Aula Kelurahan

Aula Kelurahan

Aula Kelurahan

RT 03: Tiara

RTO4 : Luthfa

RT 05 : Retna

Rp. 250.000

Rp.150.000

8. Seminar Askep Komunitas

Senin, 18 Januari 2016 Mahasiswa Smt 3 -

Page 25: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

9. Penyusunan hasil kegiatan

Senin, 18 Januari 2016 Anggota Kelompok Rumah Kader Kordus Rp.100.000,-

10. MMD III (dusun) Senin, 18 Januari 2016 Masyarakat Dusun Banyumeneng

Rumah kepala dusun, dusun Banyumeneng

Kepala dusun Rp.200.000,-

11. MMD III (desa) Selasa, 19 Januari 2016 Mahasiswa, Ketua RT, Kepala Dukuh

Balai Desa, Desa Donotirto

Kepala dusun

Page 26: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

Daftar Pustaka

Dewi, Rifka Kumala. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : FMedia

Soegondo, Sidartawan. Dkk. 1995. Diabetes Melitus Pelaksanaan Terpadu.

Jakata : FKUI

Asdie, A.H. 2000. Patogenesis dan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2.

Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

American Diabetes Association.2005. Diagnosis and Classification of

Diabetes Melitus. Diabetes Care.

Kemenkes RI. 2011. Petunjuk teknis : Pengukuran Faktor Risiko Diabetes

Melitus Edisi 3. Jakarta : Depkes RI

Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus Gangren,Ulcer, Infeksi, Mengenali

gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Obor

Populer.

Nabil. 2009. Mengenal Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Powers, A.C., 2005. Diabetes Melitus. In: Gibson, R.J., ed. The 16th Edition

Of Harrison’s Principles Of Internal Medicine. USA: The McGraw-Hill

Companies.

Tjokroprawiro, Askandar. 1991. Diabetes Melitus: Klasifikasi, Diagnosis, dan

dasar-dasar terapi. Jakarta : PT Gramedia

Soegondo, Sidartawan. 2009. Penatalaksanaan Diabates Melitus Terpadu.

Jakarta : Balai Penerbit FK UI

http://diabetesmelitus.org/perawatan-kaki-diabetes/

DiabetesMelitus.org

Page 27: Proposal Pengabdian Masyarakat Senam Kaki Diabetik

http://spirit.web.id/cara-pencegahan-penyakit-diabetes-melitus

http://penyakitdiabetesmelitus.net/?Pencegahan_Penyakit_Diabetes_Melitus