Upload
nor-ubudiah-seti
View
824
Download
52
Embed Size (px)
DESCRIPTION
semoga bermanfaat buat kalian!..................................................................................................................................................................................mmbbbvvcvcvcvd
Citation preview
Kaki Diabetik & Penanganan luka Diabetes Mellitus
Nor Ubudiah binti Seti030.08.293
Pendahuluan Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun
2006 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup. 1Salah satu komplikasi menahun dari DM adalah kelainan pada kaki yang disebut sebagai kaki diabetik.
Di negara berkembang prevalensi kaki diabetik didapatkan jauh lebih besar dibandingkan dengan negara maju yaitu 2-4%, prevalensi yang tinggi ini disebabkan kurang pengetahuan penderita akan penyakitnya, kurangnya perhatian dokter terhadap komplikasi ini serta rumitnya cara pemeriksaan yang ada saat ini untuk mendeteksi kelainan tersebut secara dini.
Definisi
• Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut :3
1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).3. Nyeri saat istirahat.4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).
Epidemiologi
• Di Negara maju kaki diabetes memang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi dengan kemajuan cara pengelolaan angka kematian dan angka amputasi dapat ditekan samapai sangat rendah, menurun sebanyak 49-85% dari sebelumnya.
• Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 16% dan 25%.
• Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun pasca amputasi, dan sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun pasca amputasi.3
• Di Amerika Serikat didapatkan DM menduduki peringkat ketiga penyebab kecacatan permanen, setelah kelainan neurologic dan penyakit jantung iskemik.5
Faktor resiko• pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka
yang terjadi karena tidak dirasakannya.• Luka timbul spontan sering disebabkan karena trauma dan
mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam waktu yang tidak begitu lama.
Sensasi rasa nyeri
berkurang• Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM
antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer .
• perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren.
Sirkulasi darah
menurun
• Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi• kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan membunuh
kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah diatas 200 mg%.
Daya tahan tubuh
berkurang
Faktor resiko lain
usia
Jenis kelamin
Gaya hidup
Berat badan
Patogenesis Ulkus Diabetik
DIABETES MELLITUS
Penyakitpembuluhdarahtepi
Neuropati otonom Neuropati perifer
Sumbatan Aliranoksigen, nutrisi,antibiotik
Keringat Alirandarah
Inderaraba
Gerak
Luka sulitsembuh
Kultkering,pecah
Resorpsitulang
Kerusakansendi
Kerusakankaki
Tumpuan beratyang baru
Kehilanganrasa sakit
Trauma
Atropi
Kehilanganbantalanlemak
ULKUSINFEKSISindrom jari biru
Gangrenmayor
Gangren
AMPUTASI
Patofisiologi
Klasifikasi Wagner
• Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan kalus ”claw”
• Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit• Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon dan
tulang• Derajat III: abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis• Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki
dengan atau tanpa selullitis• Derajat V :gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
bawah
Fase penyembuhan
Fase inflamasi
Fase proliferasi
Fase remodelling
Fase inflamasi
- Hari 1 hingga 5-Sel mast
menghasilkan serotonin dan
histamine yang meningkatkan permeabilitas
kapiler sehingga terjadi eksudasi
cairan, penyebukan sel radang, disertai
vasodilatasi setempat yang
menyebabkan udem dan pembengkakan.
warna kemerahan karena kapiler melebar
(rubor), suhu hangat (kalor), rasa nyeri
(dolor), dan pembengkakan (tumor)
-Leukosit mengeluarkan
enzim hidrolitik yang membantu
mencerna bakteri dan kotoran luka.
-Limfosit dan monosit yang
kemudian muncul ikut menghancurkan
dan memakan kotoran luka dan
bakteri (fagositosis)
Fase proliferasi
-Dari akhir fase inflamasi
sampai kira – kira akhir
minggu ketiga. -Fibroblast
menghasilkan mukopolisakari
da, asam aminoglisi dan
prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat
yang akan mempertautka
n tepi luka.
-kekuatan regangan luka mencapai 25%
jaringan normal.
-membentuk jaringan
berwarna kemerahan
dengan permukaan
yang berbenjol halus yang
disebut jaringan granulasi.
-Epitel tepi luka yang terdiri dari
sel basal terlepas dari dasarnya dan
berpindah mengisi
permukaan luka.
-Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru
yang terbentuk dari proses
mitosis.
-Proses migrasi hanya bisa
terjadi ke arah yang lebih
rendah atau datar, sbb epitel
tak dapat bermigrasi ke
arah yang lebih tinggi.
- Proses ini berhenti
setelah epitel saling
menyentuh dan menutup seluruh
permukaan luka
Fase remodelling
-terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang
berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali
jaringan yang baru terbentuk.
-Fase ini dapat berlangsung berbulan – bulan dan
dinyatakan berkahir kalau semua tanda radang sudah
lenyap.
-Udem dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan
diserap kembali, -kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada
-Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat,
tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar.
-Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan
regangan kira – kira 80% kemampuan kulit normal.
-Hal ini tercapai kira – kira 3-6 bulan setelah penyembuhan
Penanganan ulkus diabetikumPERSIAPAN ALAT• Alat-alat steril
a. Pinset anatomois 1 buahb. Pinset cirugis 1 buahc. Gunting bedah/jaringan 1 buahd. Kassa steril dalam kom tertutup secukupnyae. Sarung tangan steri 1 pasangf. Infus set yang sudah dimodifikasi ( bila diperlukan)g. Korentang/forcep
• h.wound dressing yang bersesuaian dgn jenis luka• Alat-alat tidak steril
a. Perlak dan pengalasb. Plesterc. Gunting perband. Sarung tangan tidak steril pasange. Maskeri. Nierbeken 2 buahj. Normal saline / NaCl 9%
Cara-cara menangani ulkus diabetik
Mengkaji kondisi luka-warna
-Kelembapan-diameter
-kedalaman
Membersihkan luka-membersihkan luka dengan cairan Nacl 0.9% dengan cara
bathing atau shower.-keringkan luka dengan
kassa steril.
Debridemen -jaringan nekrotik
dibuang-membuat drainase
yang baik-ulang kalau perlu
Dressing
-pilih wundres yang sesuai kondisi luka.
Contoh: wundres tipe N,B,F
Contoh wundres • memberikan kelembapan optimal ,sesuai untuk luka akut
dan kronis disertai eksudat yang sedang.• Indikasi : Luka robek, luka trauma, luka akut dan kronik
dengan eksudat sedang,luka akibat tekanan,luka diabetik,luka kanker, luka bakar 1&2,luka donor.
N(Hidrofilik)
• memiliki upaya resapan yang tinggi di samping memberikan kelembapan optimal,sesuai untuk luka dengan eksudat banyak.
• Indikasi: luka akut dan kronik disertai banyak eksudat, ulkus akibat tekanan,ulkus kaki,ulkus diabetic,luka kanker,luka bakar derajat 3
B (Hidrofilik)
• memberikan kelembapan optimal untuk membantu penyembuhan luka,sesuai untuk luka ulkus yang minimal eksudat .
• Indikasi : luka robek,luka trauma,ulkus kaki,ulkus diabetik, luka post operasi, luka kanker,luka bakar derajat 1& 2
F (adesif)
Teknik modern dressing
• Calcium Alginate• Hidrokoloid• Hidrogel• Semipermeabel film/transparan film• Foam• Kolagen • Antimikrobial
Calcium Alginate
• terbuat dari rumput laut (brown algae), balutan ini akan berubah menjadi gel apabila bercampur dengan eksudat atau cairan luka.
• membantu proses penyembuhan luka dan mempercepat terbentuknya jaringan granulasi
Calcium alginate
• memberikan suasana lembab pada luka, mengurangi nyeri, alergi rendah, absorbent dan berguna pada luka, meningkatkan homeostasis pada perdarahan.
• pembentukan gel menyebabkan bau tak enak dan tampak purulen karena tidak melekat diperlukan dressing sekunder.
Keuntungan & kekurangan
• luka dibersihkan dengan saline ,dibiarkan basah sedangkan kulit di sekitarnya dikeringkan. Alginat dioleskan dalam keadaan kering pada permukaan luka sampai 2 mm pada bagian pinggir luka. Jika digunakan pita atau tali maka membentuk spiral bebas di dalam luka. Dressing sekunder ditempatkan di atas alginat ini
Teknik
Hidrokoloid
• mengandung matrik koloid seperti gelatin, pektin, dan karboksilmetilselulosa.opaque, absorbent, adhesive waterproof, mengandung partikel koloid hidrofilik .
• partikel hidrofilik menyerap air, edem, dan cairan dan akan membentuk suatu gel di atas luka, sehingga meningkatkan debridemen autolitik.
Hidrokoloid
• kemampuan debridemen autolitik akan meningkatkan angiogenesis, pembentukan jaringan granulasi, dan penyembuhan.Pasien bisa mandi.
• menyebabkan ukuran luka bertambah, kadang-kadang kulit di sekitar luka mengalami maserasi, terbentuk gel kuning dengan bau yang tidak enak.
Keuntungan & kekurangan
• daerah tepi luka dibersihkan dan dikeringkan . Dressing dipotong 2 cm melebihi tepi luka. Gunting sekeliling sudut untuk meminimalkan terguntingnya dressing. Bagian belakang dikelupaskan dengan hati-hati sambil menekan bagian dasarnya secara hati-hati pada luka.Diganti tiap 3 hari.
Teknik
Hydrogel
• terdiri dari polimer hidrofilik, biasanya suatu tepung kanji polimer seperti polietilen oksida, dan 80% nya air,semitransparan dan non adheren.
• bekerja pada jaringan nekrotik dengan debridernen autolitik, sehingga memfasilitasi pembentukan jaringan granulasi
Hydrogel
• kemampuan untuk rehidrasi iuka yang kering, sehingga rnemberi efek menghaluskan dan mendinginkan.
• akan memisahkan antara jaringan yang sehat dan jaringan mati.
Keuntungan & kekurangan
• lapisan hidrogel ini dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk luka. Lapisan ini dibuat dengan suatu penutup pelindung pada ke dua sisinya. Penutup pada satu sisinya diangkat agar terpapar dengan hidrogel dan bagian yang terpapar kernudian diletakkan pada luka. Gunakan plester untuk menahannya.
Teknik
Polyurethane Foam
• terdiri dari lapisan-lapisan polyurethane foam yang hidrofobik, lembut,
• daya serap yang tinggi dan opaque• dapat diperluas sesuai bentuk dan ukuran luka.
Polyurethane Foam
• daya serap yang tinggi, tidak melekat pada permukaan luka, jadi mudah diangkat untuk membersihkan luka, dapat digunakan untuk menekan relief seperti bantalan pada penonjolan tulan.
• membuat dasar luka menjadi kering.
Keuntungan & kekurangan
• aplikasikan sampai 2 cm dari bagian tepi dibiarkan di sekitar pinggir luka. Foam nonadhesif dapat dibiarkan tetap pada tempatnya dengan plester atau verban gulung di sekelilingnya. Foam dressing relatif mudah diangkat. Jika dressing kering, terlebih dulu direndam dengan larutan saline sebelum diangkat untuk mencegah kerusakan epitelium.
Teknik
Film Transparant
• dibuat dari membran poliuretan jernih dengan adhesif akrilik pada satu sisinya untuk melekatkan. Merupakan lapisan tipis, transparan yang permeabel terhadap oksigen, karbon dioksida, dan air, tidak permeabel terhadap cairan dan bakteri.
Film Transparant
• memudahkan untuk melihat dasar luka untuk observasi dan monitoring.
• nonabsorptif rnenyebabkan cairan berkumpul di bawahya bahkan keluar.
Keuntungan & kekurangan
• daerah sekitar luka harus bersih dan kering, ditempelkan sampai tepi luka sekitar 3-4cm,mengelupaskan secara bertahap lapisan beiakang sambil secara simultan menekan dressing pada kulit. Waktu melepaskan film dressing dikelupaskan dengan hati-hati. Caranya dengan meregangkan film dengan tekanan ringan akan melepaskan kontinuitas adhesive dan lebih mudah untuk diangkat. Jika cairan menumpuk dalam dressing berarti sudah saatnya untuk mengganti dressing
Teknik
Dressing Kolagen
• Berasal dari kulit sapi dan mengandung kolagen tipe l.• Bekerja dengan menyediakan matrik kolagen untuk
migrasi selular
Dressing Kolagen
• Digunakan untuk luka dengan eksudat sedang• Kadang-kadang dapat memyebabkan iritasi atau
meningkatan drainase pada pemakaian awal.
Keuntungan & kekurangan
• luka dibersihkan, kemudian gunakan dressing kolagen secara langsung diikuti dengan dressing sekunder. Hati-hati waktu mengangkat dressing sekunder, terlebih dulu lembabkan dengan larutan saline.1
Teknik
Antimikrobial Dressing
• butiran mikro kanji yang dimodifi kasi berisi iodine 0,9% ,berubah menjadi gel lembut yang dapat melembapkan luka.
• Eksudat, slough, dan kotoran diserap sehingga cadexomer membengkak, memecah ikatan silang dan akhirnya melepaskan kandungan iodine secara perlahan memberikan efek antimikroba lebih panjang (hingga 72 jam)
Cadexomer Iodine
• dapat menghilangkan eksudat yang berlebihan dan slough dari dasar luka dan mengurangi bau luka.
• tidak dapat digunakan pada jaringan nekrotik kering, atau pada pasien yang sensitif terhadap iodine atau komponen lain dalam produk ini.
Keuntungan & kekurangan
• Setelah luka dicuci, cadexomer iodine diaplikasikan di permukaan luka hingga membentuk lapisan setebal 3 mm, yang sesuai bentuk luka. Kemudian luka ditutup dengan dressing sekunder yang sesuai.
• harus diganti jika telah jenuh oleh cairan luka, biasanya 2-3 kali seminggu. Jika cairan luka banyak, diperlukan penggantian setiap hari.
Teknik
• Silver mempunyai spektrum luas terhadap bakteri, yang bekerja pada sintesis dinding sel bakteri, aktivitas ribosom dan transkripsi juga mempunyai aktivitas terhadap jamur dan yeast.
• Bersifat bakterisidal tanpa antibiotik.
Silver Dressing
• Sesuai untuk kondisi infeksi yang ssulit ditangani, luka mengalami fase statis, dasar luka menebal.
• Pegantian pembalut sering.
Keuntungan dan kekurangan
• digunakan dalam jumlah pemakaian 4 x ganti balutan dimana silver menempel pada luka sekurangnya 5-7 hari saja.
Teknik
Terapi Hiperbarik Oksigenasi(HBOT)
Terapi Belatung(MDT)
Terapi luka Tekanan Negatif(NPWT)
Terapi Madu
Terapi Alternatif
Terapi Hiperbarik Oksigenasi
• P emberian oksigen murni didalam ruangan bertekanan tinggi lebih dari 1 atmosfer.
• Darah lebih diperkaya dengan oksigen (O2), tetapi oksigen dalam darah akan jenuh dengan konsentrai 97% (astrand) malah dengan HBOT oksigen dapat banyak larut dalam plasma, cairan tubuh, jaringan dan organ organ tubuh secara langsung.
Dasar-dasar terapi HBOT
Hiperoksigenasi
Neovaskularisasi Anti mikroba
Hukum Boyle
Terapi Belatung
-jaringan mati (nekrotik) tanpa mengganggu jaringan sehat
-memiliki sepasang taring pada rahangnya yang
digunakan untuk bergerak dan menempel pada luka
-mengeluarkan enzim proteolitik yang mampu
melunakkan jaringan nekrotik
-mensekresi enzim yang bisa merubah pH luka
-menstimulasi penyembuhan luka sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.
-menangani ulkus lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien daripada terapi debridemen
lain
Terapi madu
larutan yang mengalami
supersaturasi dengan
kandungan gula yang
tinggi
pH yang rendah (3,6-
3,7)
cairan luka akan terlarut
akibat kandungan
gula yang tinggi
Menghasilkan hidrogen peroksida
Terapi Luka Tekanan Negatif
KesimpulanKaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Dengan manifestasi berupa dermopati, selulitis, ulkus, osteomielitis dan gangren. Faktor utama yang memegang peranan dalam patogenesis kaki diabetik adalah adanya angiopati/iskemi dan neuropati. Menurut Wagner kaki diabetik diklasifikasikan menjadi 5 derajat. Terapi oksigen hiperbarik memberikan manfaat fisiologis untuk pasien dengan luka ulkus antara lain peningkatan oksigenasi pada daerah yang luka dan terancam luka, membangkitkan jaringan granulasi, membunuh organisme dan meningkatkan fagositosis.Walau bagaimanapun, masih terdapat banyak terapi alternative lain seperti terapi madu,terapi belatung dll yang turut bisa membantu dalam perbaikan luka kronik akibat penyakit diabetes mellitus.
Daftar pusataka• Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson. Diabetes mellitus. Harrison’s principles of internal Medicine. 16 nd ed.
New York; Mc Grawn Hill; 2008 p. 2168-9.• Sarwono W. Kiat-Kiat Menghadapi Masalah Kaki Diabetes. Dalam : Siti S, Idrus A, Yoga IK, dkk, eds. Current Diagnosis and
Treatment in Internal Medicine, Jakarta 2002:73-77.• Waspadji Sarwono. Kaki diabetes dalam : Sudoyo Aru W dkk Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI : 2009 ; 1911• Debridement. Visiting Nurse Associations of America website. Available at:http://www.vnaa.org/vnaa/g/?h=html/
wound_center_oct. Diakses tanggal 20 Disember 2012.• Armstrong DG, Lavery LA. Diabetic Foot Ulcers: Prevention, Diagnosis and Classification. American Family Physician, 2009.
Available at : http://www.aafp.org/afp/1998/0315/p1325.html. Diakses pada tanggal 26 Disember 2012.• Yuda Handayana. Artikel Ulkus Kaki Diabetik. Http://www.dokteryudabedah.com/ulkus-kaki-diabetes. Diakses tanggal 13
Disember 2012.• Setter SM, Paton A, Camphel RK. Current and Future Therapies of Diabetic Neuropathy. Available:
http://www.Uspharmacist.com/oldformat.asp?url=nwelook/files/fear/acf3017.htm• Diakses tanggal 26 Disember 2012.• Preventive Foot Care in People with Diabetes in American Diabetes Association. Clinical Practice Recommendation 2002.
Diabetes Care, Volume 25, Suplemen 1, January 2003; page 78 - 79. Avaialble at: http://www.idf.org/webdata/docs/Global_Guideline_Indonesian.pdf. Diakses tanggal 25 Disember 2012.
•
• Moore D; Hypochlorites: A review of the evidence. Journal of Wound Care, 1992; 1: 44-6. Available at: http://www.idf.org/webdata/docs/Global_Guideline_Indonesian.pdf
• Madelaine Flanagan, Managing Chronic Wound Pain in Primary Care. Practice Nursing; Jun 23, 2006; 31, 12. Available at: Madelaine Flanagan, Managing Chronic Wound Pain in Primary Care. Practice Nursing; Jun 23, 2006; 31, 12. Diakses tanggal 28 Disember 2012.
• Sibbald RG, Orsted H, Schultz GS, Coutts P, Keast D. International Wound Bed Preparation Advisory Board; Canadian Chronic Wound Advisory Board. Preparing the wound bed: focus on infection and inflammation. Ostomy Wound Manage 2003; 49: 24-51. Available at: http://www.o-wm.com/content/preparing-wound-bed-2003-focus-infection-and-inflammation. Diakses tanggal 28 Disember 2012.
• Oxybaric Centre. Hyperbaric Therapy. 2010: Available: http://oxybaric.com/center-oxybaric/definisi-terapi-hyperbaric/ .Diakses tanggal 22 Disember 2012.
• Moist healing and wound care healing burns advantages and current approaches.2001.• available from URL: http://www.burnsurgery.org/betaweb/modules/ moist healing/part
1.htm. Diakses tanggal 28 Disember 2012.• Maggot Debridement Therapy in the Treatment of Nonhealing Chronic Wounds .Available at:
Http://maggot.edu/xmlui/bitstream/handle/.html.Diakses tanggal 23 Disember 2012.• Kirby M. Negative pressure wound therapy. The british journal of diabetes and vascular
disease. 2008; 7(5). 230-3.