Click here to load reader
Author
fadlyfide
View
168
Download
58
Embed Size (px)
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 9 bulan
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Gremet 06/11 Manahan, Banjarsari, Surakarta
Tanggal masuk : 27 januari 2012
Tanggal Pemeriksaan : 27 januari 2012
No. CM : 01109571
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis diperoleh dari keluarga penderita tanggal 27 januari 2012
A. Keluhan Utama : Mencret
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien BAB mencret 6-8 kali dalam sehari cairan
> ampas, banyaknya kurang lebih @1/8 gelas belimbing, lendir (-),
darah (-), bau busuk(-). Kadang disertai muntah, masing – masing
sebanyak ¼ - ½ gelas belimbing, isinya makanan dan minuman yang
dimakan, lendir (-), darah (-).
Keadaan umum pasien rewel, nafsu makan menurun, pasien masih
mau minum dengan lahap (tampak kehausan). Pasien tidak
mengeluhkan panas, batuk,maupun pilek.
Buang air kecil terakhir di IGD dengan jumlah sedikit dan warna
kuning pekat. Pasien BAB terakhir 3 jam sebelum masuk rumah sakit
dengan konsistensi cair, komposisi air lebih banyak daripada ampas,
sebanyak ¼ gelas belimbing, warna kuning, tidak disertai lendir dan
darah. Di IGD pasien muntah 3 kali. , masing – masing sebanyak ¼ -
½ gelas belimbing, isinya setiap cairan yang diminum, muntah
dirasakakan setiap pasien minum susu formula. Riwayat ganti
makanan (-), riwayat ganti susu (-).
C. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat sakit serupa : diare pada usia 4 bulan (tidak mondok)
- Riwayat mondok : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat demam : disangkal
- Riwayat kejang : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit serupa : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat kesehatan lingkungan : tetangga diare (+)
Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal
Pemeriksaan di : Bidan
Frekuensi : Trimester I : 1x/ 1 bulan
Trimester II : 2x/ 1 bulan
Trimester III : 4x/ 1 minggu
Keluhan selama kehamilan : disangkal
Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan obat
tambah darah.
E. Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir di RSDM ditolong oleh dokter dengan berat badan lahir
2500 gram dan panjang lahir ibu lupa, lahir spontan normal, langsung
menangis kuat dan minum ASI, tidak biru.
H. Riwayat Postnatal
Pasien rutin periksa dan memantau perkembangan serta pertumbuhan
anak di posyandu dan bidan. setelah lahir tiap minggu periksa ke bidan
dan posyandu tiap bulan
I. Status Imunisasi sesuai KMS
J. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
- Mulai senyum : 0 bulan
- Mulai mengoceh : 3 bulan
- Mulai miring : 4 bulan
K. Riwayat Makan Minum Anak
1. ASI di berikan dari lahir, hanya 1 bulan karena ibu bekerja,
lalu ibu menyusui tapi pasien tidak mau lagi dan sampai
Sekarang berselingan dengan susu formula jika ASI tidak
keluar.
Jenis I II III IV
1. BCG
2. DPT
3. Polio
4. Campak
5. Hepatiti
s B
2 bulan
2 bulan
0 bulan
-
Lahir
-
3 bulan
2 bulan
-
1 bulan
-
-
4 bulan
-
3 bulan
-
-
-
-
-
2. Susu formula (Bendera) sampai sekarang cara membuat ibu
menggunakan air hangat, sehari lebih dari 6 kali
3. Buah dan Sayur diberikan jenis pisang dan pepaya sejak umur
9 bulan, seminggu 3kali
4. Bubur tim diberikan sejak usia 6 bulan,sehari 3 kali.
5. Makanan yang di konsumsi saat ini nasi dengan laukpauk telur,
tahu ayam sehari 3 kali sejak umur 9 bulan.
L. Riwayat Keluarga Berencana :
Tidak memakai KB apapun
M. Pohon Keluarga
Pasien merupakan anak ke 2 dari ayah dan ibu pasien. Kedua orang
tua pasien sudah bercerai, dan pasien sekarang diasuh oleh ibunya. Ibu
pasien merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan umum : Rewel, tampak kehausan
Derajat kesadaran : Compos Mentis
I
II
III
↑ An.A (9bln)
Status gizi : kesan gizi kurang
B. Tanda vital
BB : 7,5 kg
TB : 69 cm
Nadi : 120 x/menit x, reguler, isi tegangan cukup
Pernafasan : 30 x/menit, tipe thorakoabdominal
Suhu : 36,8º C (per axiler)
C. Kulit
Warna sawo matang, kelembaban baik, ujud kelainan kulit (-)
D. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut hitam, sukar dicabut, UUB cekung (-)
E. Mata
Bulu mata rontok (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
palpebra odem (-/-), cowong (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(3mm/3mm), refleks cahaya (+/+), air mata (+/+) normal, mata
cekung (+/+)
F. Hidung
Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)
G. Mulut
Bibir sianosis (-), Mukosa basah (+), Sariawan (-)
H. Telinga
Bentuk normal, serumen (-), tragus pain (-), mastoid pain (-).
I. Tenggorok
Uvula ditengah, tonsil T1-T1 , faring hiperemis (-)
J. Leher
Bentuk normocolli, trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak
membesar.
K. Lymphonodi
Retroaurikuler : tidak membesar
Submandibuler : tidak membesar
L. Thorax
Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba sde
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : SD bronchovesikuler (+/+), RBK (-/-),
RBH (-/-), wheezing (-/-)
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung sde
Auskultasi : bunyi jantung I- II intensitas Normal,
regular, Bising (-)
M. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada , spasme (-)
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor
kulit kembali lambat
N. Urogenital : edema skrotum (-), phymosis(-)
O. Anorektal : dalam batas normal
P. Ekstremitas
akral dingin - - oedem - -
- - - -
Capillary Refill Time < 2 detik
Q. Pemeriksaan Neurologis
Reflek Fisiologis : R. Biseps : (+2/+2)
R. Triseps : (+2/+2)
R. Patella : (+2/+2)
R. Archilles : (+2/+2)
Reflek Patologis : R. Babinsky : (+/+)
R. Chaddock : (-/-)
R. Oppeinheim : (-/-)
Meningeal Sign : Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Kernig sign : (-)
R. Perhitungan Status Gizi
1. Secara klinis
Nafsu makan : menurun
Kepala : rambut jagung (-), susah dicabut (+)
Mata : edema palpebra(-/-), CA(-/-), cekung (+/+)
Mulut : Mukosa basah (+) & pecah-pecah (-)
Status gizi secara klinis : gizi kesan cukup
BB Sebelum sakit = 8kg
BB Setelah sakit = 7,5kg
Kehilangan cairan = 6,25%
2 .Secara Antropometris
BB : 7,5 kg
Umur : 9 bulan
TB : 69 cm
BB : 7,5 x 100% = 83,6% P3rd <BB<P 15thU 9 U
TB : 69 x 100% = 95,80 % P3rd<TB.<P15thU 72 U
BB : 7,5 x 100% = 91 % P15th< BB < P50th TB 8,2 TB
Status gizi secara antropometri : gizi baik
ASSESMENT I
1. Diare Akut dengan dehidrasi sedang
PLANNING I
Darah Lengkap
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 28 januari 2012
Hemoglobin : 13,1 g/dl
Hematokrit : 41 %
Eritrosit : 5,36 X 106 /μL
Leukosit : 7,1 X 103 /μL
Trombosit : 372 X 103 /μL
V. RESUME
Keluhan mencret sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
BAB mencret 6-8 kali dalam sehari cairan > ampas, banyaknya
kurang lebih @1/8 gelas belimbing, lendir (-), darah (-), bau busuk(-).
Kadang disertai muntah, masing – masing sebanyak ¼ - ½ gelas
belimbing. Keadaan umum pasien rewel, nafsu makan menurun,
pasien masih mau minum dengan lahap (tampak kehausan). Pasien
tidak mengeluhkan panas, batuk,maupun pilek. mengeluhkan panas,
batuk,maupun pilek. Buang air kecil terakhir di IGD dengan jumlah
sedikit dan warna kuning pekat. Pasien BAB terakhir 3 jam sebelum
masuk rumah sakit dengan konsistensi cair, komposisi air lebih banyak
daripada ampas, sebanyak ¼ gelas belimbing, warna kuning, tidak
disertai lendir dan darah. Di IGD pasien muntah 3 kali. , masing –
masing sebanyak ¼ - ½ gelas belimbing,
Pasien sudah pernah mondok pada usia 4 bulan dikarenakan diare.
Saat ini ada tetangga yang terkena diare. Pasien lahir di RSDM
ditolong oleh dokter dengan berat badan lahir 2500 gram dan panjang
lahir ibu lupa, lahir spontan normal, langsung menangis kuat dan
minum ASI, tidak biru.
Pada pemeriksaan fisik di IGD di dapatkan keadaan umum rewel,
tampak kehausan, mata cekung (+/+),dan abdomen peristaltik usus (+)
meningkat, turgor kulit kembali lambat. Status gizi secara klinis dan
antropometri gizi baik.
Pada pemeriksaan laboratorium darah tanggal 28 januari 2012
hemoglobin : 13,1 g/dl, hematokrit: 41 %, eritrosit : 5,36 X 106 /μL,
leukosit : 7,1 X 103 /μL, trombosit : 372 X 103 /μL .
VI. DAFTAR MASALAH
- BAB 6-8 kali dalam sejak 2 hari yang lalu
- Turgor kembali lambat
- Nafsu makan berkurang
- Pasien Rewel
- Pasien tampak kehausan
- Bising usus (+) meningkat
VII. DIAGNOSIS BANDING
Diare akut dengan dehidrasi sedang e/c DD : virus
Non-virus
Gizi baik
VIII. ASSESMENT II
Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang
IX. PENATALAKSANAAN
- Mondok bangsal
- Diet bubur 750 kkal/ hari + ASI/ASB on demand
- IVFD RL 200 cc/kgBB/hari = 1500cc /hari = 16 tpm
- Probiotik 2 x 1sachet p.o
- Zinckid 1x 20mg p.o
- Oralit 75cc bila diare, 40 cc bila muntah
X. PLANNING II
- Urin dan Feses Rutin
- DL2
XI. MONITORING
- Keadaan umum dan tanda vital per 4 jam
- Balance cairan dan diuresis per 8 jam
- Status Hidrasi per jam selama rehidrasi, setelah terhidrasi status
hidrasi per 8 jam
XII. EDUKASI
- Edukasi kepada keluarga pasien mengenai penyakitnya
- Edukasi tentang Rehidrasi pasien
- Cara pemberian oralit, banyak minum
- Cuci tangan setelah membersihkan kotoran anak
- Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit
tapi sering,
XIII. PROGNOSIS
Ad vitam : baik
Ad sanam : baik
Ad fungsionam : baik
XIV. FOLLOW UP
Vital Sign / 4 jam
28 januari 2012 29 januari 2012
02.00 06.00 10.00 14.00 18.00 22.00 02.00 06.00
HR 124x/1’ 132x/1’ 108x/1’ 110x/1’ 106x/1’ 108x/1’ 110x/1’ 112x/1’
RR 32x/1’ 40 x/1’ 30 x/1’ 32 x/1’ 28 x/1’ 28 x/1’ 26 x/1’ 30 x/1’
t 37,40c 37,70c 36,70c 36,80c 36,70c 36,30c 36,70c 37,00c
Balance Cairan Diuresis / 8 jam
28 Januari 2012 29 Januari 2012
s/d 06.00 14.00 22.00 06.00
Makan - - - -
Minum 500 400 600 100
Infus 250 300 300 -
BAK 275 500 400 200
BAB 90 10 20 50
IWL 62,5 62,5 62,5 62,5
BC +122,5 +107,5 +17,5 +12,5
D 7,3 8,3 6,67 3,33
Status Hidrasi Selama Rehidrasi
PENILAIAN 28 Januari 201201.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07.00 08.00
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM
UUB cekung - - - - - - - -
Mata cekung +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Air mata +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Mukosa basah + + + + + + + +
Turgor Agaklambat
Agaklambat
Agaklambat
Agaklambat
Agaklambat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
CRT < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2”
ADP Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
BAB / BAK Pampers Pampers Pampers Pampers Pampers Pampers Pampers Pampers
PENILAIAN 28 Januari 201209.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CMUUB cekung - - - - - - - -
Mata cekung +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Air mata +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Mukosa basah + + + + + + + +
Turgor Agaklambat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
CRT < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2”
ADP Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
BAB / BAK Pampers +/+ +/+ -/+ -/+ +/+ -/+ +/+
PENILAIAN 28 Januari 201217.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 00.00
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CMUUB cekung - - - - - - - -
Mata cekung +/+ -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-
Air mata +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Mukosa basah + + + + + + + +
Turgor Agaklambat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
CRT < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2”
ADP Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
BAB / BAK -/+ -/+ -/+ -/+ -/+ -/+ -/+ -/+
PENILAIAN 29 Januari 201201.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00
Kesadaran CM CM CM CM CM CMUUB cekung - - - - - -
Mata cekung -/- -/- -/- -/- -/- -/-
Air mata +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Mukosa basah + + + + + +
Turgor Agaklambat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
Kembali cepat
CRT < 2” < 2” < 2” < 2” < 2” < 2”
ADP Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
Teraba kuat
BAB / BAK -/+ -/+ +/+ +/+ -/+ -/+
28 Januari 2012 29 Januari 2012Subyektif BAB (-) muntah (+) panas (+),
batuk pilek (-), nafsu makan menurun (+)
BAB (+) 2x lembek, darah (-) lendir (-) muntah (+) setelah minum, panas (-), batuk pilek (-), nafsu makan menurun (-)
obyektif KU: tampak sakit sedang, CM, Gizi kesan cukupVS : HR: 142x/mnt RR: 40x/mnt T : 37,7\0CKepala: mesocephal, UUB cekung (-)Mata: CA (-/-) mata cekung (+/+), air mata (+/+)Mulut : MB (+/+), sianosis (-/-)Pulmo : I : Pengembangan dada kanan= dada kiriP : Fremitus raba kanan =kiriP : sonor/sonorA: SDV (+/+) ST (-/-)Cor :I : ictus cordis tdk tampakP : IC tidak kuat angkatP : Batas jantung kesan normalA : BJ I-II intens normal bising (-)Abdomen : I : dinding dada//ddng perutA : BU (+) meningkatP : tymphani.P : supel, NT (-) H/L tdk teraba, turgor kembali cepatExtremitas :
KU: baik, CM, KU lemah, Gizi kesan cukupVS : HR: 112x/mnt RR: 30x/mnt T : 37,00CKepala: mesocephal, UUB cekung (-)Mata: CA (-/-) mata cekung (-/-), air mata (+/+)Mulut : MB (+/+), sianosis (-/-)Pulmo : I : Pengembangan dada kanan= dada kiriP : Fremitus raba kanan =kiriP : sonor/sonorA: SDV (+/+) ST (-/-)Cor :I : ictus cordis tdk tampakP : IC tidak kuat angkatP : Batas jantung kesan normalA : BJ I-II intens normal bising (-)Abdomen : I : dinding dada//ddng perutA : BU (+) meningkatP : tymphani.P : supel, NT (-) H/L tdk teraba, turgor kulit kembali lambat.Extremitas :
Akral dingin
Sianosis
CRT < 2’’ADP teraba kuat
Akral dingin
Sianosis
CRT < 2’’ ADP teraba kuat
Assessment Diare akut dehidrasi sedang Diare akut dehidrasi sedang
(Terrehidrasi)
Terapi : 1. Diet bubur 750 kkal/ hari + ASI/ASB on demand
2. IVFD RL 200 cc/kgBB = 1500cc /hari = 16 tpm
3. Probiotik 2 x 1sachet p.o4. Zinckid 1x 20mg p.o5. Oralit 75cc bila diare, 40 cc bila
muntah
1. Diet bubur 750 kkal/ hari + ASI/ASB on demand
2. Probiotik 2 x 1sachet p.o3. Zinckid 1x 20mg p.o4. Oralit 75cc bila diare, 40 cc bila
muntah
Planing : DL 2Urine rutin
Monitoring KU/VS tiap 4jamBCD/8 jamSt.dehidrasi/ jam
KU/VS tiap 4jamBCD/8 jamSt.dehidrasi/8 jam
Edukasi Banyak minumJaga kebersihanCara pemberian oralit yang benarASI dilanjutkan
Banyak minumJaga kebersihanCara pemberian oralit yang benarASI dilanjutkan
21.00 infus di aff dikarenakan sudah tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi
Laboratorium tanggal 28 Januari 2012
Darah Lengkap Feses28/1 Satuan Makroskopis Mikroskopis
Hb 11,3 g/dl Warna : kuning Sel epitel : +HCT 32 % Konsistensi : cair Eritrosit : -AL 9,0 106 /μL Pus : - Lekosit : +AT 341 103 /μL Darah : - Protozoa: -AE 4,64 103 /μL Lendir : - Telur cacing:-MCV 69,8 /mm Lain-lain: -MCH 24,3 pg Sisa lemak : -MCHC 34,8 g/dl Kuman : ++RDW 16,1 %
- ---
- ---
- ---
- ---
HDW 3,4 g/dl
MPV 5,4 fl
PDW 4,6 %
Eosinofil 0,2 %
Basofil 1,2 %
Neutrofil 23,60 %
Limfosit 67,30 %
Monosit 7,80 %
LUC 14,10 %
Na 137 mmol/L
K 2,9 mmol/L
Cl 112 mmol/L
KEPUSTAKAAN
A. DEFINISI
Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada bayi
atau anak yang sebelumnya sehat (Ditjen PPM & PLP, 1999). Ada juga yang
memberi batasan diare akut pada anak yaitu buang air besar lebih dari 3 kali
dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu
(IDAI, 2004).
B. EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak-anak di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia. Terdapat 60
juta episode diare akut setiap tahunnya di Indonesia dimana 1-5 %
daripadanya akan menjadi diare kronik dan bila sampai terjadi dehidrasi berat
yang tidak segera ditolong, 50-60% diantaranya dapat meninggal dunia (Ditjen
PPM & PLP, 1999).
Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :
Faktor lingkungan
Gizi
Kependudukan
Pendidikan
Keadaan sosial ekonomi
Perilaku masyarakat
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan
perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol dan dot susu,
maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu dan makanan.
Faktor gizi misalnya adalah tidak diberikannya makanan tambahan meskipun
anak telah berusia 4-6 bulan. Faktor pendidikan yang utama adalah
pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan. Faktor kependudukan
menunjukkan bahwa insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang
padat dan miskin atau kumuh. Sedangkan faktor perilaku orangtua dan
masyarakat misalnya adalah kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan, setelah buang air besar atau membuang tinja anak.
Kesemua faktor di atas terkait erat dengan faktor ekonomi masing-masing
keluarga (Irwanto, dkk, 2002).
C. ETIOLOGI
Penyebab diare akut antara lain yaitu virus, bakteri, parasit, alergi susu
sapi, laktose defisiensi primer dan obat-obatan tertentu . Penyebab utama oleh
virus adalah Rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya yaitu virus Norwalk,
Astrovirus, Calcivirus, Coronavirus, Minirotavirus dan virus bulat kecil.
Bakter-bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas
hydrophyla, Escherichia coli enteroaggregatife, E. coli enteroinvansife, E. coli
halemortagik, Plesiomonas shigelloides, Vibrio cholerae non-01, V.
Parahemolyticus, Yersina enterocolotica.
Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Giardia lamblia, Entamoeba
histolytica, Isospora belli, Balantidium coli, Cryptosporodium, Capillaria
philipinensis, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides
strecoralis, dan Trichuris trichiura (Irwanto, dkk, 2002).
D. PATOGENESIS
Virus
Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili
usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili.
Hilangnya sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan
penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum
matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elekrolit. Kerusakan vili
dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase terutama
laktase. Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel
vilinya menjadi matang.
Bakteri
Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus
pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari
penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut
getar, disebut pili atau fimbria yang melekat pada reseptor di permukaan
usus. Hal ini terjadi misalnya pada E. coli enterotoksigenik dan V. Cholera
01. Pada beberapa keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan dengan
perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas
penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan (misalnya infeksi E. coli
enteropatogenik atau enteroaggrerasi).
Toksin yang menyebabkan sekresi. E. coli enterotoksigenik, V. cholerae 01
dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi
sel epitel. Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan
mungkin meningkatkan sekresi chlorida dari kripta, yang menyebabkan
sekresi air dan elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti
dengan sel yang sehat setelah 2-4 hari.
Invasi mukosa. Shigella, C. Jejuni, E. coli enteroinvasife dan Salmonella
dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel
mukosa. Ini terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum. Invasi
mungkin diikuti dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial
yang menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah putih atau
terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh kuman ini
menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan
elektrolit dari mukosa (Ditjen PPM & PLP, 1999).
Parasit
Penempelan mukosa. G. Lamblia dan Cryptosporodium menempel
pada epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili yang
kemungkinan menyebabkan diare.
Invasi mukosa. E. histolytica menyebabkan diare dengan cara
menginvasi epitel mukosa di kolon atau ileum yang menyebabkan
mikroabses dan ulkus. Namun hal ini baru terjadi bila strainnya sangat
ganas.
Obat-obatan
Beberapa macam obat terutama antibiotika dapat juga menjadi
penyebab diare. Antibiotika agaknya membunuh flora normal usus sehigga
organisme yang tidak biasa atau yang kebal terhadap antibiotik itu sendiri
akan berkembang bebas. Disamping itu sifat farmakokinetika dari
antibiotika itu sendiri juga memegang peran penting. Sebagai contoh
ampisilin dan klindamisin adalah antibiotik yang dikeluarkan di dalam
empedu yang merubah flora flora tinja secara intesif walaupun diberikan
secara parental. Antibiotik juga bisa menyebabkan malabsorbsi, misalnya
tetrasiklin, kanamisin, basitrasi, polmiksi, dan neomisin (Irwanto, dkk,
2002).
E. PATOFISIOLOGI
Ada 2 prinsip mekanisme terjadinya diare yaitu sekretorik dan osmotik.
Diare sekretorik
Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus
halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi
chlorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah
sekresi cairan yang menebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh
sebagai tinja cair yang dapat menyebabkan dehidrasi. Pada diare infeksi
perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toksin
bakteri seperti toksin E.coli dan V. cholerae 01 atau virus (Rotavirus).
Diare osmotik
Diare osmotik terjadi bila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan sulit
diserap. Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonik, air dan bahan yang
larut di dalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila
substansi yang diabsorbsi dengan jelek berupa larutan hiprtonik, air dan
beberapa elektrolit akan pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus
sampai osmolaritas dari isi usus sama dengan cairan eksreaseluler dan darah.
Hal in meningkatkan volume tinja dan menyebabkan dehidrasi karena
kehilangan cairan tubuh (Ditjen PPM & PLP, 1999).
Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan
asam basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan kusmaull,
hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi (Aswitha, dkk, 2000).
F. MANIFESTASI KLINIS
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat
terjadi sebelum dan/ sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadilah dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar
cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir bibir dan mulut
kering (Aswitha, dkk, 2000).
Cara praktis penatalaksanaan diare yaitu berdasarkan tipe klinis diare itu
sendiri. Terdapat 4 macam tipe klinis diare, dimana tiap macam
menggambarkan kelainan yang mendasari dan perubahan fisiologi yang
berbeda-beda :
Diare cair akut (termasuk kolera) yang berlangsung beberapa jam
sampai dengan beberapa hari. Pada diare ini perlu diwaspadai bahaya
terjadinya dehidrasi, juga dapat terjadi penurunan berat badan apabila
intake makanan kurang.
Diare akut dengan pendarahan (disentri) , dimana pada diare ini bahaya
utamanya adalah kerusakan usus, sepsis, dan malnutrisi serta dehidrasi.
Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih), dimana
bahaya utamanya adalah malnutrisi dan infeksi non intestinal berat
serta dehidrasi.
Diare dengan malnutisi berat (marasmus atau kwashiorkor) dengan
bahaya utamanya antara lain infeksi sistemik berat, dehidrasi, gagal
jantung, dan defisiensi mineral dan vitamin (WHO, 2004).
G. PENCEGAHAN
Diare dapat dicegah dengan memperbaiki usaha multisektoral antara lain
sebagai berikut :
- Meningkatkan sarana air besih dan sanitasi umum
- Promosi pendidikan higiene
- Pemberian ASI eksklusif
- Meningkatkan ketrampilan mengasuh anak
- Imunisasi pada anak : khususnya untuk membasmi campak
- Menggunakan jamban /wc
- Menjaga kebersihan makanan dan minuman
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan
- Mencuci peralatan makan (WHO, 2004).
H. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
a. Riwayat diare sekarang :
- Sudah berapa lama diare berlangsung
- Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan
jumlah tinja
- Keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir atau darah
tidak)
- Muntah (frekuensi dan jumlah)
- Demam
- Buang air kecil terakhir
- Anak lemah, rewel, rasa haus, kesadaran menurun
- Jumlah cairan yang masuk selama diare
- Tindakan yang telah diambil (diberi cairan, ASI, makanan, obat,
oralit)
- Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya (IDAI, 2004).
- Riwayat bepergian ke daerah yang sedang terkena wabah diare
- Kontak dengan orang yang sakit
- Penggunaan antibiotik (Randy P Prescilla,2006)
b. Riwayat diare sebelumnya : kapan, berapa lama
c. Riwayat penyakit penyerta saat ini
d. Riwayat imunisasi : lengkap atau tidak.
e. Riwayat makanan sebelum diare : ASI, susu formula, makan makanan
yang tidak biasa (Subagyo, 2004).
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama yaitu,
kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda
tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau
tidak, ada atau tidaknya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir
dan lidah. Jangan lupa menimbang berat badan. Perhatikan pula ada
tidaknya pernafasan cuping hidung, retraksi interkostal, akral dingin,
perfusi jaringan serta derajat dehidrasinya.
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :
a. Tanpa dehidrasi (kehilangan caiaran < 5% berat badan)
- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
- Keadaan umum baik baik dan sadar
- Tanda vital dalam batas normal
- Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,
mukosa mulut dan bibir basah
- Turgor abdomen baik, bising usus normal
- Akral hangat
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare yang frekuen).
b. Dehidarasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
- Apabila di dapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih
tanda tambahan
- Keadaan umum gelisah dan cengeng
- Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata
kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering
- Turgor kurang
- Akral hangat
- Pasien harus rawat inap.
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
- Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda
tambahan
- Keadaan umum lemah, letargi tau koma
- Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata
tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering
- Turgor buruk
- Akral dingin
- Pasien harus rawat inap (IDAI, 2004).
Penilaian dehidrasi menurut MTBS
Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini : Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas
minum Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
Dehidrasi berat
Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut ini: Gelisah, rewel Mata cekung Haus, minum dengan lahap Cubitan kulit perut kembalinya
lambat
Dehidrasi ringan/sedang
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan dehidrasi berat atau ringan/sedang
Tanpa dehidrasi
(Ditjen PPM & PLP, 1999)
1. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaaan tinja
- Makroskopis : bau, warna, lendir, darah , konsistensi
- Mikroskopis: eritrosit, lekosit, bakteri, parasit
- Kimia : PH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
- Biakan dan uji sensitivitas
b. Pemeriksaan darah : Darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare
yang disertai kejang), kadar uerum dan kreatinin
darah.
c. Pemeriksaan urin : urin rutin (Aswitha, dkk, 2001)
I. PENATALAKSANAAN
1. Atasi dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit
diberikan sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah
dengan dosis:
- < 1 tahun: 50-100 cc
- 1-5 tahun : 100-200 cc
- 5 tahun : semaunya.
Dehidrasi ringan sedang
Rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama
dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang
berlangsung sesuai umur seperti di atas setiap kali buang air
besar.
Dehidrasi berat
Rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat
100 cc/kgBB. Cara pemberian :
- < 1 tahun 30cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70
cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.
- 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama dilanjutkan 70
cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.
Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB
selama proses rehidrasi.
2. Pemakaian antibiotik
Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik
sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah
kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.\
3. Diet
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit
tapi sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.
4. Jangan mengunakan spasmolitika
5. Koreksi elektrolit : koreksi bila terjadi hipernatremia, hiponatremia,
hiperkalemia atau hipokalemia.
6. Vitamin A
- 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU
- >1 tahun : 200.000 IU
7. Pendidikan orangtua : penyuluhan tentang penanganan diare dan cara-cara
pencegahan diare (IDAI, 2004).
Indikasi rawat inap :
Diare akut dengan dehidrasi berat
Diare akut dehidrasi ringan sedang dengan komplikasi
Usia < 6 bulan (usia yang mempunyai resiko tinggi mengalami
dehidrasi), buang air besar cair > dari 8 kali dalam 24 jam dan muntah
> dari 4 kali sehari (Armon, 2001).
J. PEMANTAUAN
1) Terapi
Setelah pemberian caiaran rehidrasi harus dinilai ulang derajat
dehidrasi, berat badan, gejala dan tanda dehidrasi. Jika masuh dehidrasi
maka dilakukan rehidrasi ulang sesuai dengan derajat dehidrasinya.Jika
setelah 3 hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak ada
perubahan maka dipikirkan penggantian antibiotik sesuai hasil uji
sensitivitas.
2) Tumbuh kembang
3) Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, 2 minggu setelah
sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami
gizi buruk maka dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk
Penderita dapat dipulangkan bila penderita tidak dehidrasi, keadaaan umum
dan tanda vital baik, sudah bisa makan dan minum (IDAI, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
1. Armon, 2001. An evidence and consensus based guideline for acute diarrhoea
management. [email protected]
2. Aswitha, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran; Gastroenterologi Anak. Media
Aesculapius. Jakarta, hal : 470 –471.
3. Ditjen PPM & PLP, 1999. Buku Ajar Diare. Jakarta, hal : 8-10.
4. IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, hal : 49-52.
5. Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba
Medika. Jakarta, hal : 73 – 79.
6. Randy P Prescilla, MD, FAAP, 2006. Gastroenteritis. www.emedicinehealth.com
7. Subagyo, 2004. Standar Pelayanan Medis Kelompok Staf Medis Fungsional Anak
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta, hal : 58-63.
8. WHO, 2004. Diarrhoea : Water, Sanitation and Hygiene Links to
Health .www.wikipedia.com.
Tugas Kepaniteraan Klinik
Diare Akut Dehidrasi Sedang
Oleh :Fadly G0005092/A-20-2012Suryo Wahyu G0007229/A-16-2012
Pembimbing :
Pudjiastuti, dr., Sp.A(K)
KEPANITERAAN KLINIK LAB / UPF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2012