34
LAPORAN KASUS DIARE AKUT Pembimbing : Dr. Roito Hermina , SpA Di susun oleh : M. Fajri 2008730021

Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapakas ddb

Citation preview

Page 1: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

LAPORAN KASUS

DIARE AKUT

Pembimbing :

Dr. Roito Hermina , SpA

Di susun oleh :

M. Fajri

2008730021

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta2014

Page 2: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

STATUS PASIEN

IDENTITAS

No RM : 748177

Tgl. Masuk RS: 11-12-2014

Nama Pasien : An. Sesilya Alison

Umur : 1 Tahun 2 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : pondok ungu RT 007/05,

Medan satria. Bekasi

I. ANAMNESIS ( alloanamnesis ↦ ibu pasien )

KELUHAN UTAMA:

Buang air besar cair >5x sejak sehari sebelum masuk rumah sakit.

KELUHAN TAMBAHAN:

Mual, Muntah, tidak mau makan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Menurut ibu OS, OS buang air besar >5x sejak sehari sebelum masuk rumah sakit.

Konsistensi bab cair tidak berampas, warna kuning kecoklatan, tidak berlendir,

dan tidak ada darah. Os mual dan muntah namun tidak sering. Tidak ada demam.

dan Os tidak mau makan dan jadi malas untuk minum. Pasien terlihat sangat

lemas. Bak OS normal

RIWAYAT PENYAKIT PADA KELUARGA:

-

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Dahulu pasien pernah mengalami penyakit seperti ini

Riwayat kejang → Disangkal

FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Page 3: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Riwayaat alergi → Disangkal

RIWAYAT PENGOBATAN:

Selama sakit ini OS mengkonsumsi obat untuk diare dan muntah

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter. Persalinan di bantu

secara Normal di Rumah Sakit. Tidak ada keluhan selama kehamilan.

Bayi cukup bulan, langsung menangis dan tidak terdapat cacat bawaan

dengan berat lahir 2900g, panjang badan 45 cm.

Riwayat Makanan

ASI ekslusif diberikan hingga usia 6 bulan. Setelah itu anak mendapat

PASI berupa susu formula (3x/hari) dan bubur susu (1x/hari), pada

umur 1 tahun anak mengkonsumsi nasi tim (3x/hari).

RIWAYAT ALERGI:

Sampai saat ini pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan apapun.

Riwayat asma ; di sangkal

RIWAYAT PERKEMBANGAN:

- Motorik Kasar: saat ini pasien sudah dapat mengangkat kepalanya sendiri dan

mencoba belajar berjalan. Pasien sudah bisa duduk sendiri.

- Motorik Halus: pasien sudah dapat mengenali ibunya dengan tersenyum jika

ibunya ingin mendekatinya.

- Bahasa/komunikasi: dapat mengucapkan kata maa.. paa.. pada umur 6 bulan

Kesan: Perkembangan dalam batas normal

RIWAYAT IMUNISASI

Jenis Imunisasi Jumlah Usia

BCG 1x 0 bln dengan skar 4 mm

DPT 2x 2 bln/ 4 bln/

Page 4: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Polio 4x 0bln/ 2 bln/ 4 bln/ 6 bln

Hepatitis B 3x 0bln/ 1bln/ 6bln

Campak 1x 9bln

Kesan: Imunisasi lengkap

II. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran: compos mentis

TANDA VITAL

Suhu: 36,90 C Pernapasan : 24 x/menit

Nadi: 110 x/menit Tekanan darah: tidak dilakukan

STATUS GIZI

Berat Badan: 9,4 kg

Panjang badan: 76 cm

BB/U : 9,4/9 X 100% 104 %

PB/U: 75/76 X 100%98 %

BB/PB: 9,4/9,2 X 100% 102 %

Kesan: gizi baik

Status Generalis

Kulit : petekie (-), purpura (-). Turgor kulit kembali lambat (+)

Kepala

Normochepal (LK= 45,4 cm)

Ubun-ubun besar : sudah menutup

Mata:

Refleks cahaya +/+ isokor

Konjungtiva anemis -/-

Sklera ikterik -/-

Page 5: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Kelopak mata cekung +/+

Hidung:

Bentuk normal

Tidak ada deviasi

Pernapasan cuping hidung -/-

Telinga:

Bentuk normal

Serumen -/-

Mulut :

Kebiruan (-)

faring hiperemis (-)

Leher :

Pembesaran kelenjar getah bening (-)

PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Thorax: Bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostal(+)

o Jantung:

Inspeksi: iktus kordis terlihat

Palpasi: iktus kordis teraba pada ICS 5

Perkusi: redup

Auskultasi: BJ 1 dan 2 murni reguler, gallop(-), murmur(-)

o Paru-paru:

Inspeksi: simetris +/+

Palpasi: krepitasi -/-

Perkusi: redup +/+

Auskultasi: BVS ka=ki, Rhonki basah halus +/+, Wheezing -/-

Abdomen:

Inspeksi: datar dan lembut, retraksi epigastric (+)

Aukulltasi: bising usus (+) N

Palpasi: hati dan limpa tidak teraba pembesaran

Perkusi: timpani

Ekstremitas : akral hangat, RCT<2”

Page 6: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Tungkai

kanan

Tungkai kiri Lengan kanan Lengan kiri

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Tonus Kuat(skor 5) Kuat(skor

5)

Kuat(skor 5) Kuat(skor 5)

Trofi _ _ _ _

Klonus _ _ _ _

Refleks

fisiologis

+ + + +

Refleks

patologis

_ _ _ _

Meningeal sign _ _ _ _

Sensibilitas + + + +

Meningeal Sign: Kaku kuduk (-), Brudzinki I (-), Brudzinki II (-), Kernig Sign (-),

Lasegue sign (-)

Genitalia : Perempuan, kelainan genital (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium:

Pemeriksaan darah rutin :Hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit

(H2TL) :

Hb: 13,6 mg/dl

Leukosit: 12,4 x 103 /µL

Hematokrit: 38 %

Trombosit: 327 x 10 3/µL

Pemeriksaan elektrolit : (Kimia : pH, elektrolit (Na, K, HCO3)

Pemeriksaan feses :

Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

1. Terapi Non-medikamentosa:

- Banyak minum air putih

Page 7: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

- Berikan gizi seimbang (menu makan bervariasi)

2. Kebutuhan kalori usia 1 th-2bln= 100 kkal, BBI= 11kg

= 100x 11= 1100 kkal/hari makanan biasa

Karbohidrat= 60% x 1100= 660 kkal/hari= 165 g/hari

Protein= 25%x 1100= 275 kkal/hari= 69 g/hari

Lemak= 15%x 1100= 171 kkal/hari= 18 g/hari

KOMUNIKASI DAN EDUKASI

Langkah promotif/preventif:

1. ASI tetap diberikan

2. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan

3. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban

4. Imunisasi campak

5. Memberikan makanan penyapihan yang benar

6. Penyediaan air minum yang bersih

RESUME

Anak perempuan umur 1 tahun 2 bulan datang dengan keluhan BAB cair 5x sejak

sehari sebelum masuk rumah sakit. OS juga mengalami mual dan muntah (+).

Demam (-). Di dalam pemeriksaan fisik terlihat mata cekung (+) dan ubun – ubun

cekung (+), Dan OS tidak mau makan. BAK OS normal. OS terlihat lemas dan

lesu

IV. DIAGNOSA KERJA

Diare di sertai dengan dehidrasi berat

V. TERAPI

Infus KaEN 3B :

282 ml/30 menit

658ml/ 2 ½ jam.

Page 8: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

2350ml/ hari 33 ttpm/hari

Zinc syr : 20 mg (1cth) dalam 10 hari

Oralit : 190 ml tiap kali BAB

VI. PROGNOSIS

Ad Vitam : ad bonam

Ad Fungsionam : ad bonam

Ad Sanactionam : ad bonam

CATATAN PERKEMBANGAN

PENYAKIT

No RM : 748177

Nama Pasien : By.S

12 Desember 2014 13 Desember 2014

Subjective:

BAB cair 6x (+), mual (+), muntah (+),

nafsu makan (-), lemas (+)

Objective:

Tanda vital :

T: 37,40 C,

HR: 112 x/menit

RR: 23 x/menit

PF=> ubun-ubun cekung, mata cekung,

turgor kulit kembali lambat(+).

Assesment:

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI

BERAT

Planning:

Domperidon syr

Infus KaEN 3B :

2350ml/ hari 33 ttpm/hari

Zinc syr : 20 mg (1cth) dalam 10 hari

Oralit : 190 ml tiap kali BAB

Subjective:

BAB cair 3x (+), mual (+), muntah (+),

nafsu makan (-), lemas (+)

Objective:

Tanda vital :

T: 36,9 0C,

HR: 111 x/menit

RR: 20 x/menit

PF=> ubun-ubun cekung, mata cekung,

turgor kulit kembali lambat(+).

Assesment:

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI

RINGAN - SEDANG

Planning:

Domperidon syr

Infus KaEN 3B :

2350ml/ hari 33 ttpm/hari

Zinc syr : 20 mg (1cth) dalam 10 hari

Oralit : 190 ml tiap kali BAB

Page 9: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

14 Desember 2014

Subjective:

BAB cair(-), mual (-), muntah (-), nafsu

makan (+), pasien sudah

mengkonsumsi susu, lemas (-)

Objective:

Tanda vital :

T: 36,50 C,

HR: 110 x/menit

RR: 24 x/menit

PF=> ubun-ubun cekung, mata cekung,

turgor kulit kembali lambat(-).

Assesment:

DIARE TANPA DEHIDRASI

Planning:

ORALIT 100 – 200 ml setiap BAB

Page 10: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan

I. DEFINISI

Definisi diare adalah buang air besar lebih tiga kali sehari dengan

konsistensi lembek atau cair. Sedangkan American Academy of Pediatrics

(AAP) mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi

dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda

seperti mual, muntah, demam, atau sakit perut yang berlangsung selama 3-7

hari. WHO/UNICEF mendefinisikan diare akut sebagai kejadian akut dari

diare yang biasanya berlangsung selama 3-7 hari tetapi dapat pula berlangsung

sampai 14 hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24

jam dengan konsistensi cair dan berlangsung dari 1 minggu.Riskesdas 2007:

diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia

1-4 tahun. 1,2

II. EPIDEMIOLOGI

Diare merupakan salah satu penyebab angka morbiditas dan mortalitas

yang tinggi pada anak dibawah umur lima tahun di seluruh dunia, yaitu

mencapai 1 milyar kesakitan dan 3 juta kematian per tahun. 2,3

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara

berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab

kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Di

dunia terdapat 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian

besar kejadian tersebut terjadi di Negara berkembang. Dari 17% kematian

anak di Indonesia, dari hasil Riskesdas 2007 didapatkan bahwa diare masih

merupakan penyebab kematian bayi terbanyak untuk golongan 1-4 tahun yaitu

25,2% dibanding pneumonia 15,5%.2,3

III. ETIOLOGI

Page 11: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Bakteri Virus Parasit

Aeromonas Astrovirus Balantidium coli

Bacillus cereus Calcivirus Blastocystis homonis

Campylobacter jejuni Enteric adenovirus Cryptosporidium parvum

Clostridium perfringens Coronavirus* Entamoeba histolytica

Clostridium defficille Rotavirus Giarda lambia

Escherichia coli Norwalk virus Isospora belli

Plesiomonas shigeloides Herpes simplex virus* Strongyloides stercoralis

Salmonella Cytomegalovirus Trichuris trichiura

Shigella

Staphylococcus aureus

Vibrio cholera

Yersinia enterocolitica

*umumnya berhubungan dengan diare hanya pada penderita

imunocompromised

Sumber : (Nelson Textbook of Pediatric dan Subagyo B. dan Nurtjahjo BS,

2010)

IV. CARA PENULARAN DAN FAKTOR RISIKO

Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui

makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak

langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar

tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. (melalui 4 F : finger, flies,

fluid, field). 3

Faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara

lain: tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan

bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja,

kurangnya sarana kebersihan (MCK), kebersihan lingkungan dan pribadi yang

buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara

penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal tersebut, beberapa faktor pada

penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk dijangkiti diare antara

Page 12: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

lain : gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung,

menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan

faktor genetic. 3

V. PATOFISIOLOGI

Diare merupakan kondisi terbalik dari fungsi normal penyerapan

(absorpsi) dan pembuangan (sekresi) dari elektrolit dan air. Perubahan ini

dapat disebabkan oleh gangguan tekanan osmotic pada lumen usus yang

menyebabkan air dari dalam sel keluar, dan masuk ke dalam usus. Proses ini

paling sering menyebabkan diare, yang terjadi akibat konsumsi bahan-bahan

yang tidak dapat diserap (laktulosa). Pada diare jenis ini kotoran akan

mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dapat diserap, sifat diare biasanya tidak

hebat. Diare akan berkurang dengan tidak mengonsumsi bahan-bahan tersebut. 3

Pada diare sekresi, sel-sel usus merubah sistem transport menjadi aktif

sekresi. Penyebab yang paling sering adalah infeksi bakteri pada usus.

Beberapa kondisi yang memungkinkan adalah, setelah bakteri berkembang

dalam usus, bakteri akan menginvasi sel-sel epitel dan menghasilkan racun

(entero, cytotoxin). Bakteri juga dapat merangsang untuk dikeluarkannya zat-

zat perantara untuk terjadinya peradangan pada usus. Kedua mekanisme

tersebut pada akhirnya akan menyebabkan sel menjadi aktif untuk mensekresi

cairan kedalam lumen usus. Gambaran diare sekresi yaitu diare yang hebat,

tidak berubah dengan puasa, tidak terdapat gangguan ion dalam kotoran

(menandakan bahwa nutrisi tetap di penyerapan dengan baik). 3

VI. MANIFESTASI KLINIS

Gejala khas diare akut oleh berbagai penyebab : 3

Gejala

klinikRotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam

Panas + ++ ++ - ++ -

Mual

muntahSering Jarang Sering + - Sering

Nryeri perut Tenesmus Temesmus Tenesmus - Temesmus Kramp

Page 13: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

kramp kolik kramp

Nyeri kepala - + + - - -

Lamanya

sakit5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari

Sifat tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terusmenerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - Sering Kadang - + -

Bau Langu ±Kadang

busuk+ tidak Amis Khas

Warna Kuning-

hijau

Merah-

hijauKehijauan

Tak

berwarna

Merah-

hijau

Seperti air

cucian beras

Leukosit - + + - - -

Lain-lain Anorexia Kejang ± Sepsis ± Meteorismus Infeksi

sistemik±

VII. DIAGNOSIS

1. Anamnesis 1,3,4

Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut :

- Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsentrasi

tinja, lendir dan/darah dalam tinja.

- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil

terakhir, demam, sesak, kejang, kembung.

- Jumlah cairan yang masuk selama diare, Jenis makanan dan minuman

yang diminum selama diare, Penderita diare di sekitarnya dan sumber air

minum.

- Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti : batuk, pilek,

otitis media, campak.

2. Pemeriksaan Fisik 1,3,4

- Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma,

rasa haus, turgor kulit abdomen menurun, Tanda tambahan: ubun-ubun

besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah, Tanda

gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat dan

Page 14: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

dalam (asidosis metabolic), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau

hipernatremia)

- Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan criteria berikut :

Penilaian A B C

Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum seperti biasa *Haus, ingin minum banyak*Malas minum, tidak bisa

minum

Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat

Hasil

pemeriksaanTanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan-sedang

Bila ada 1 tanda *

Ditambah 1 atau lebih tanda

lain

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda *

Ditambah 1 atau lebih tanda

lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C

Bila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih tanda lain

3. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium 1,3

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak

diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya

penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare

akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh : pemeriksaan

darah lengkap, kultur urin dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih.

Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut

:

- Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah,

kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.

- Urin : urin lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.

- Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut kecuali apabila

ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis

- Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja:

Page 15: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

Kimia : pH, elektrolit (Na, K, HCO3)

Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut

- Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya

gangguan keseimbangan asam basa elektrolit.

VIII. TATALAKSANA

Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi

semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat maupun sedang

dirawat di Rumah Sakit, yaitu :

1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

3. ASI dan makanan tetap diteruskan

4. Antibiotic selektif

5. Nasihat kepada orang tua

Rehidrasi dengan oralit baru, dapat mengurangi rasa mual dan

muntah 1,3,4

Berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.

Osmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga

kurang menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia.Keamanan oralit ini

sama dengan oralit yang digunakan selama ini digunakan, namun

efektivitasnya lebih baik daripada oralit formula lama. Oralit baru juga

menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu mengurangi

pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi kejadian muntah hingga

30%. Selain itu, oralit baru ini juga telah direkomendasikan oleh WHO

dan UNICEF untuk diare akut non-kolera pada anak.

Komposisi oralit baru :

Oralit baru osmolaritas rendah Mmol/liter

Natrium 75

Klorida 65

Glucose, anhydrous 75

Page 16: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Kalium 20

Sitrat 10

Total Osmolaritas 245

Ketentuan pemberian oralit baru:

a. Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru

b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk

persediaan 24 jam.

c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali

BAB

Untuk anak 2 tahun lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB

d. Jika dalam 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa

larutan harus dibuang.

Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut 1,3,4

Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi

buang air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko

terjadinya dehidrasi pada anak. Seng (Zink) elemental diberikan selama

10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis:

Umur di bawah 6 bulan : 10 mg/hari (½ tablet) per hari

Umur di atas 6 bulan : 20 mg/hari (1 tablet) per hari

Nutrisi 1,3,4

ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai

umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai

pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan

menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan

diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6x sehari), rendah serat,

buah-buahan diberikan terutama pisang.

Page 17: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Medikamentosa 1,3,4

Antibiotik

Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare

berdarah atau kolera. Pemberian antibiotic yang tidak rasional justru

akan memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu

keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile yang akan tumbuh

dan menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian

antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman

terhadap antibiotik. Pada penelitian multiple ditemukan bahwa telah

terjadi peningkatan resistensi yang sering dipakai seperti ampisillin,

tetrasiklin, kloramfenikol dan trimetroprim sulfametoksazole dalam 15

tahun ini. Resistensi terjadi karena : inaktivasi obat melalui degradasi

enzimatik oleh bakteri, dan perubahan struktur membrane terhadap

antibiotic.

- Tanpa dehidrasi 1,3,4

Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan New Oralit diberikan 5-10

ml/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun

sebanyak 50-100 ml. umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 ml, dan umur di

atas 5-12 tahun adalah 200-300 ml dan dewasa adalah 300-400 ml setiap

BAB. Dapat diberikan cairan rumah tangga seperti air tajin, larutan garam

gula, kuah sayur-sayuran dsb, ASI harus terus diberikan.

Untuk anak dibawah 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan

cara 1 sendok tiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh

dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari cangkir atau

gelas dengan tegukan yang sering. Bila terjadi muntah hentikan dulu

selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan, misalnya 1 sendok

tiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai diare berhenti.

Page 18: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 kali sehari)

serta rendah serat.

Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain

(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)

- Dehidrasi ringan-sedang 1,3,4

Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 ml/kgBB

dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan

sebanyak 5-10 ml/kgBB setiap diare cair.

Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi

minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau

melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah Ringer

Laktat atau Kaen 3B atau NaCl dengan jumlah cairan yang dihitung

berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.

Berat badan 3-10 kg 200 ml/kgBB/hari

Berat badan 10-15 kg 175 ml/kgBB/hari

Berat badan > 15 kg 135 ml/kgBB/hari

Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak bisa diberikan per-

oral, oralit dapat diberikan melalui nasogastrik dengan volume yang sama

dengan kecepatan 20ml/kg/jam. Setelah 3 jam keadaan pasien dievaluasi,

apakah membaik, tetap atau memburuk. Bila keadaan penderita membaik

dan dehidrasi teratasi pengobatan dapat dilanjutkan dirumah dengan

memberikan oralit dan makanan dengan cara seperti pada pengobatan

diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk dan penderita jatuh dalam keadaan

dehidrasi berat, penderita tetap dirawat di sarana kesehatan dan

pengobatan terbaik adalah pemberian secara parenteral.

- Dehidrasi Berat

Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan Ringer Laktat atau Ringer

Asetat 100 ml/kgBB dengan cara pemberian:

Page 19: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Umur kurang dari 12 bulan: 30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama,

dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 5 jam berikutnya

Umur di atas 12 bulan: 30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan

70 ml/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya

Lakukan evaluasi tiap jam. Bila dehidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat

dipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar,

lakukan evaluasi. Pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu:

pengobatan diare tanpa dehidrasi atau pengobatan diare dengan dehidrasi

ringan-sedang. 1,3

Masukkan cairan per oral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat

minum, dimulai dengan 5 ml/kgBB selama proses rehidrasi. 1,3

<2 tahun :

Kategori Ringan Sedang Berat

PWL 50 ml/kgBB 75ml/kgbb 125ml/kgbb

NWL 100 ml/kgBB 100ml/kgbb 100ml/kgbb

CWL 25 ml /KgBB 25ml/kgbb 25ml/kgbb

Total 175,ml/kgbb 200ml/kgbb 250ml/kgbb

2-5 tahun :

Page 20: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

Kategori Ringan Sedang Berat

PWL 30ml/kgbb 50ml/kgbb 80ml/kgbb

NWL 65ml/kgbb 80ml/kgbb 80ml/kgbb

CWL 25ml/kgbb 25ml/kgbb 25ml/kgbb

Total 135ml/kgbb 155ml/kgbb 185ml/kgbb

Nasihat pada ibu atau pengasuh 1,3,4

Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan

Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah,

makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum

membaik daam 3 hari. Orang tua pengasuh diajarkan cara menyiapkan

oralit secara benar.

Langkah promotif/preventif:

7. ASI tetap diberikan

8. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan

9. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban

10. Imunisasi campak

11. Memberikan makanan penyapihan yang benar

12. Penyediaan air minum yang bersih

13. Selalu memasak makanan

IX. KOMPLIKASI

Beberapa masalah mungkin terjadi selama pengobatan rehidrasi. Beberapa

diantaranya membutuhkan pengobatan khusus.

a. Gangguan Elektrolit 1,3,4

- Hipernatermi, Hiponatremi, Hiperkalemi, Hipokalemi

Page 21: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

b. Kegagalan upaya rehidrasi oral 1,3,4

Kegagalan upaya rehidrasi oral dapat terjadi pada keadaan tertentu

misalnya pengeluaran tinja cair yang sering dengan volume yang banyak,

muntah yang menetap, tidak dapat minum, kembung dan ileus paralitik,

serta malabsorbsi glukosa. Pada keadaan-keadaan tersebut mungkin

penderita harus diberikan cairan intravena.

c. Kejang 1,3,4

Pada anak yang mengalami dehidrasi, walaupun tidak selalu dapat terjadi

kejang sebelum atau selama pengobatan rehidrasi, kejang tersebut dapat

disebabkan oleh karena hipoglikemi, kebanyakan terjadi pada bayi atau

anak yang gizinya buruk, hiperpireksia, kejang terjadi bila panas tinggi,

melebihi 400C, hipernatremi dan hiponatremi.

X. PENCEGAHAN

Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:

a. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare1,3

Kuman-kuman patogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-

oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada

cara berikut ini.

Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:

1. Pemberian ASI yang benar

2. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI

3. Penggunaan air bersih yang cukup

4. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis

buang air besar dan sebelum makan

5. Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota

6. Membuang tinja bayi yang benar

b. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu (host) 1,3

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh

anak dan dapat mengurangi risiko diare antara lain:

1. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun

Page 22: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

2. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberikan

makan dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak

3. Imunisasi campak

Akhir-akhir ini banyak diteliti tentang peranan probiotik, prebiotik dan

seng dalam pencegahan diare

Page 23: Lapkas Diare Dehidrasi Berat Fajri

DAFTAR PUSTAKA

1. Antonius H. Pudjiadi, Badriul Hegar, Setyo Handryastuti, Nikmah

Salamia Idris, Ellen P. Gandaputra, Eva Devita Harmoniati,

penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis – Ikatan

Dokter Anak Indonesia. Jakarta: jilid I. IDAI; 2010: 58-61.

2. Antonius H. Pudjiadi, Badriul Hegar, Setyo Handryastuti, Nikmah

Salamia Idris, Ellen P. Gandaputra, Eva Devita Harmoniati,

penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis – Ikatan

Dokter Anak Indonesia. Jakarta: jilid II. IDAI; 2011: 53.

3. Mohammad Juffrie, Sri Supar Yati Soenarto, Hanifah Oswari,

Sjamsul Arif, Ina Rosalina, Nenny Sri Mulyani. Diare Akut. Buku

Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta. Jilid I. Cetakan ketiga.

Badan Penerbit IDAI; 2012: 87-118.

4. Diare akut dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di

Rumah Sakit. Jakarta. Cetakan pertama. WHO; 2009: 133-145

5. Sastroasmoro, sugido. Panduan pelayanan medis departemen ilmu

kesehatan anak. RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo.

RSCM. Jakarta : 2007